Anda di halaman 1dari 12

Produktivitas SDM dalam Bisnis Syari’ah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Syariah


Dosen Mata Kuliah :
Ibu Rara Genta Munggarani Basri, M.E

Disusun Oleh :
Qolbu Dzakirilah 221105070864
M Faiz Alvinanto 221105071337

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2022/20
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah, Puji serta syukur atas kehadirat Allah ‫ ﷻ‬rabb semesta alam yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Produktivitas SDM dalam Bisnis Syari’ah” tepat pada waktunya.
Shalawat beriringkan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda kita nabi
Muhammad ‫ﷺ‬, kepada para keluarga, sahabat, tabi’in, hingga kepada kita selaku ummatnya yg
Insya Allah senantiasa istiqomah dalam melanjutkan estafet dakwah-Nya hingga akhir hayat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rara Genta Munggarani Basri, M.E selaku
Dosen mata kulliah Pengantar Bisnis Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami juga menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk terus
meningkatkan perbaikan demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Terimakasih
Wassalamu’alaikum wr wb

Bogor, 15 Desember 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................iii
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................iii
C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)......................................................1
B. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM PERSPEKTIF ISLAM
................................................................................................................................................1
C. KONSEP FASTABIQUL KHAIRAT (BISNIS BAGIAN DARI IBADAH)..................4
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS SDM...............4
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan
perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai
pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya harus memperhatikan
beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini
akan menjadikan sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat
vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya.
Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan,
namun tanpa sumber daya manusia yan profesional semuanya menjadi tidak bermakna. Eksistensi
sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh
karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan
itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi,
tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya. Oleh sebab itu makalah ini berusaha
memaparkan tentang peran dan fungsi sumberdaya manusia dalam organisasi bisnis, agar pencapain
visi, misi, tujuan dan sasaran organisasasi dapat tercapai lebih optimal dan memberikan gambaran
kepada semua pelaku organisasi bisnis tentang peran dan fungsi-fungsi sumber daya manusia
dalam organisasi bisnis. Dan juga pemaparan tentang tugas, beserta wewenangnya terutama bagi
seorang pemimpin.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian Sumber Daya Manusia secara luas?
2. Bagaimana pengertian Sumber Daya Manusia dalam perspektif Islam?
3. Bagaimana konsep Fastabiqul Khairat (Bisnis bagian dari ibadah)?
4. Apa saja Faktor-faktor yg mempengaruhi produktivitas SDM

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Sumber Daya Manusia secara luas.
2. Untuk memahami pengertian Sumber Daya Manusia dalam perspektif Islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep Fastabiqul Khairat (Bisnis bagian dari ibadah).
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yg mempengaruhi produktivitas SDM.
5.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Secara harfiah Sumber Daya Manusia mengandung tiga unsur, yaitu adanya tujuan yang
menggerakkan manusia, adanya sekelompok orang, dan adanya pemimpin yang mengarahkan
dan memberikan pengaruh kepada manusia. Dalam pengertian sumber daya manusia ini tercakup
semua unsur yang dimiliki sumber daya manusia tersebut. Termasuk energi, bakat, keterampilan,
kondisi fisik dan mental. Sumber daya manusia dapat juga dikatakan sebagai daya yang berasal
dari manusia termasuk tenaga dan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut. Sumber Daya
Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi
sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi, yang dapat diwujudkan menjadi
potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Dalam pengertian lainnya, Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di
lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan). Karena
sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi, maka
pengalaman dan hasil penelitian bidang SDM dikumpulkan secara sistematis selanjutnya disebut
dengan manajemen sumber daya manusia. Dari definisi-definisi yang telah disebutkan di atas,
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan ilmu, seni dan
proses dalam aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan,
dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja sehingga tercapai tujuan organisasi.

B. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM PERSPEKTIF


ISLAM

Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan seluruh resources
yang ada dimuka bumi ini, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada dimuka bumi
ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia. Bekerja adalah fitrah,
sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman
(tauhid), bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat
dirinya sebagai “Abd Allah (hamba Allah)”, yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari
cara dirinya mensyukuri nikmat dari Allah Rabbal ‘Alamin. 1 Hal ini sangat jelas telah ditegaskan
oleh Allah dalam Al-Quran surah Al-Jatsiyah : 13

‫َو َس َّخ َر َلـُك ْم َّم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْل ْر ِض َجِم ْيًعا ِّم ْنُهۗ  ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬
"Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir."

1 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm. 2.

1
Pengayaan kualitas SDM merupakan suatu keharusan dalam islam, sebagaimana yang telah
disampailan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬bahwa menuntut ilmu adalah wajib dari mulai lahir hingga
wafat. Oleh karena itu mempelajari semua ilmu, baik umum maupun keagamaan merupakan
suatu keharusan. Yang harus digaris bawahi ialah kemana ilmu itu akan digunakan. Kalau kita
menilik akar masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, maka jelaslah kebanyakan
manusia tidak mengetahui eksistensi ia ada dimuka bumi ini atau dengan kata lain manusia hidup
hanya untuk sekedar hidup tanpa memikirkan tentang hari kesudahan. Dengan demikian maka
tatanan yang ada dalam masyarakat hanyalah berputar pada masalah yang sifatnya pragmatis.
SDM dalam perspektif islam adalah semua sumber daya yang dimanfaatkan untuk ibadah
kepada Allah, bukan untuk yang lainnya. Dengan adanya rasa menerima amanah dari Allah
maka kemampuan yang dimiliki akan ditingkatkan dan dilakukan dalam rangka menjalankan
amanah yang diemban. Sifat yang akan tercermin dari sumber daya manusia islami yang baik
yaitu:

1. Shiddiq (Kejujuran)
Adalah lawan dari dusta dan ia memiliki arti kecocokan sesuatu sebagaimana dengan fakta.
Di antaranya yaitu kata “rajulun shaduq (sangat jujur)”, yang lebih mendalam maknanya
daripada shadiq (jujur). Al-mushaddiq yakni orang yang membenarkan setiap ucapanmu, sedang
ash-shiddiq ialah orang yang terus menerus membenar-kan ucapan orang, dan bisa juga orang
yang selalu membuktikan ucapannya dengan perbuatan. Di dalam al-Qur’an disebutkan (tentang
ibu Nabi Isa), “Dan ibunya adalah seorang “shiddiqah” (Al-Maidah: 75). Maksudnya ialah orang
yang selalu berbuat jujur.
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin. Masyarakat akan menaruh
respek kepada pemimpin apabila dia diketahui dan juga terbukti memiliki kwalitas kejujuran
yang tinggi. Seorang pemimpin yang sidiq atau bahasa lainnya honest akan mudah diterima di
hati masyarakat, sebaliknya pemimpin yang tidak jujur atau khianat akan dibenci oleh rakyatnya.
Kejujuran seorang pemimpin dinilai dari perkaataan dan sikapnya. Sikap pemimpin yang jujur
adalah manifestasi dari perkaatannya, dan perkatannya merupakan cerminan dari hatinya.

2. Amanah (Terpercaya)
Amanah merupakan kwalitas wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan memiliki
sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan
di atas pundaknya. Kepercayaan masyarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada
pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama.
Amanah erat kaitanya dengan tanggung jawab. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin
yang bertangggung jawab. Dalam perspektif Islam pemimpin bukanlah raja yang harus selalu
dilayani dan diikuti segala macam keinginannya, akan tetapi pemimpin adalah khadim.
Sebagaimana pepatah Arab mengatakan “sayyidulqaumi khodimuhum”, pemimpin sebuah
masyarakat adalah pelayan mereka.

3. Fatonah (Cerdas)
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehinga
memiliki kepercayaan diri. Kecerdasan pemimpin akan membantu dia dalam memecahkan
segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat. Pemimpin yang cerdas tidak mudah frustasi
menghadapai problem, karena dengan kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi. Pemimpin

2
yang cerdas tidak akan membiarkan masalah berlangsung lama, karena dia selalu tertantang
untuk menyelesaikan masalah tepat waktu.
4. Tablig (Komunikatif)
Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas keempat yang harus dimiliki oleh pemimpin
sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda mati yang bisa digerakkan dan dipindah-
pindah sesuai dengan kemauannya sendiri, tetapi pemimpin berhadapan dengan rakyat manusia
yang memiliki beragam kecenderungan. Oleh karena itu komunikasi merupakan kunci terjadinya
hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyat.
Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan
kebenaran meskipun konsekwensinya berat. Dalam istilah Arab dikenal ungkapan, “kul al-haq
walau kaana murran”, katakanlah atau sampaikanlah kebenaran meskipun pahit rasanya. Tablig
juga dapat diartikan sebagai akuntabel, atau terbuka untuk dinilai. Akuntabilitas berkaitan
dengan sikap keterbukaan (transparansi) dalam kaitannya dengan cara kita
mempertanggungjawabkan sesuatu di hadapan orang lain. Sehingga, akuntabilitas merupakan
bagian melekat dari kredibilitas. Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita miliki,
bertambah besar tabungan kredibilitas sebagai hasil dari setoran kepercayaan orang-orang
kepada kita.2
Keempat sifat ini adalah tolak ukur yang riil untuk mengukur keunggulan sumber daya
manusia islami. Semua sifat dan keadaan yang ideal tersebut tentunya tidak akan ada dengan
sendirinya melainkan harus dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kesabaran yang luar biasa,
sebagaimana firmanNya dalam surah Ar-Raad ayat 11:

... ۗ ‫ ۗ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح ّٰت ى ُيَغ ِّيُرْو ا َم ا ِبَا ْنُفِس ِهْم‬...
"... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri. ..."

Kerja keras dan kerja cerdas adalah yang utama, untuk itu tidaklah heran juga dalam etos
kerja tidaklah jauh beda antara etos kerja orang islam dengan etos kerja nonislam, yang
membedakannya hanyalah pada ontology dan aksologinya. Bahkan semangat kerja orang
nonmuslim ada yang melebihi orang islam, oleh karena itulah iman seorang muslim penting
untuk dijadikan acuannya. Pada intinya SDM islam tetap mengacu pada pencapaian
kesejahteraan yang diridhoi oleh Allah, tuhan semesta alam, bagaimanapun caranya.

Sumber Daya Manusia (SDM) Muslim juga harus memperoleh pembinaan. Pembinaan
yang dimaksud bertumpu pada tiga aspek yaitu :3

a. Syakhshiyah Islamiyah atau kepribadian Muslim.


Yaitu perpaduan antara Aqliyah Islamiyah (cara berpikir islami) dan Nafsiyah Islamiyah (sikap
jiwa islami). Aqliyah Islamiyah adalah berfikir dengan asas islam atau berfikir dengan
menjadikan islam sebagai satu-satunya standar umum (miqyas ‘am) bagi segala pemikiran
tentang kehidupan. Adapun Nafsiyah Islamiyah adalah sikap jiwa yang menjadikan segala

2 Toto Tasmara, Spiritual, hal. 19


3 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Loc. Cit., hlm. 212

3
kecenderungan (muyul) berpedoman pada asas islam, atau sikap jiwa dengan menjadikan islam
sebagai satu-satunya standar umum (miqyas ‘am) bagi segala pemuasan kebutuhan manusia.
b. Skill atau keahlian dan keterampilannya.
Pembinaan keahlian dan keterampilan dilaksanakan sebagai proses yang berkelanjutan
melalui pendidikan dan pelatihan.
c. Pembinaan kepemimpinan.4

C. KONSEP FASTABIQUL KHAIRAT (BISNIS BAGIAN DARI IBADAH)


Manfaat fastabiqul khairat bagi pemasar bermakna ganda, selain meningkatkan penghasilan
karena umumnya sistem penggajian tenaga pemasar adalah variable coşt atau sistem bonus,
Dengan demikian, semakin tinggi produksi semakin tinggi pula penghasilan. Dan, manfaat yang
lain bagi pemasar yang bekerja di lembaga syariah dan menjadikan pekerjaannya sebagai bagian
dari ibadah, adalah bahwa semakin beşar kontribusinya dalam lembaga syariah semakin beşar
pula pahala yang ia peroleh, Insya Allah.
Oleh karena itu, Al-Qur'an sangat menentang tindakan malas dan menyianyiakan waktu, baik
dengan cara berpangku tangan dan tinggal diam atau melakukan hal-hal yang tidak produktif.
AI-Qur'an selalu menyeru manusia untuk mempergunakan waktu ('ashr) dengan
menginvestasikannya dalam hal-hal yang akan menguntungkan dengan selalu menggunakannya
dalam tindakan dan kerja yang baik. Orang yang tidak menggunakan waktunya secara baik,
dicela dan dimasukkan kepada golongan orang-orang yang merugi.
Allah berfirman :
‫ ِااَّل اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َو َتَو ا‬2 ‫ ِاَّن اِاْل ْنَس ا َن َلِفْي ُخ ْس ٍر‬1 ‫َو ا ْلَع ْص ِر‬
3 ‫َص ْو ا ِبا ْلَح ِّقۙ  َو َتَو ا َص ْو ا ِبا لَّصْبِر‬
"Demi masa, sesungguhnya manusia itü benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (al-Ashr. 1-3)
Abdullah Yusuf Ali menafsirkan ayat ini,
"Jika hidup ini dimetaforakan sebagai bargaining bisnis, maka manusia yang hanya hadir
dalam sisi materinya saja, jelas akan merugi. Jika dia mengadakan perhitungan bisnisnya disore
hari, maka akan terlihat bahwa dia telah rugi. Bisnis yang dia lakukan akan menampakkan
untung jika dia memiliki iman yang mendorongnya untuk berbuat baik, dan memberikan
konstribusi pada kesejahteraan sosial dengan memberikan arahan dan dorongan pada orang lain
untuk berjalan di jalan yg lurus secara terus menerus.”5

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS SDM

4 Icha Kus_Kus: FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) SYARIAH (ichamikha.blogspot.com)


5 Abdullah Yusuf Ali, The Holley Qur’an: Text, Transiation and commentary. Daar at-Tibaa’ah wa an-
Nashr wa at-Tawzii, Beirut, 1968, hlm. 1783.

4
Produktivitas kerja merupakan penampilan hasil karya seseorang dalam bentuk kualitas
maupun kuantitas dalam suatu organisasi. Produktivitas kerja dapat merupakan penampilan
individu maupun kelompok kerja pegawai. Masalah produktivitas kerja dalam suatu organisasi
merupakan faktor yang penting, terutama bila di hubungkan dengan masalah penggunaan sumber
daya input. Oleh karena itu, diperlukan analisis terhadap faktor yang ikut memberikan pengaruh
atau andil di dalam membentuk produktivitas kerja.
Dalam analisis manajemen sumber daya manusia produktivitas kerja pegawai/karyawan
merupakan variabel tergantung atau dipengaruhi Oleh banyak faktor. Banyak hasil penelitian
yang memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. Menurut
Muchdarsyah (2003: 56) secara umum produktivitas suatu organisasi dipengaruhi Oleh manusia,
modal, metode (proses), produksi, umpan balik, lingkungan internal organisasi, dan lingkungan
eksternal (baik lokal, regional, nasional maupun internasional).
Ravianto (1998: 4) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja pegawai meliputi: "pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gaji,
kesehatan, teknologi, manajemen, dan kesempatan berprestasi". Pendapat tersebut sejalan dengan
Bernadin dan Russel (1993: 40) yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya produktivitas, adalah: Knowledge, Skill, Abilities, Attitude, dan Behaviors.
Faktor-faktor tersebut, lebih lanjut dijelaskan Oleh Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah (2009:
248-249), sebagai berikut:

1) Pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan (Skill) sesungguhnya yang mendasari


produktivitas. Ada perbedaan substansi antara pengetahuan dan keterampilan. Konsep
pengetahuan lebih berorientasi pada intelegensi, daya pikir dan penguasaan ilmu serta
Iuas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Dengan berorientasi pada intelegensi,
daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang.
Dengan demikian pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang
diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang
di dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan
pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang pegawai
diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

2) Keterampilan (Skill) adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai


bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar
dan berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
atau menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat teknis, seperti keterampilan komputer,
keterampilan bengkel, dan lain-lain. Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai
diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif. Keterampilan merupakan
variable yang bersifat utama dalam membentuk produktivitas. Dengan kata lain, jika
seorang pegawai memiliki keterampilan yang baik maka akan semakin produktif
diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif. Keterampilan merupakan
variabel yang bersifat utama dalam membentuk produktivitas. Dengan kata Iain, jika
seorang pegawai memiliki keterampilan yang baik maka akan semakin produktif.

5
3) Kemampuan (Abilities) terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang
pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah kompetensi.
Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan
demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi,
diharapkan memiliki ability yang tinggi pula. Melalui kemampuan yang memadai, maka
seseorang dapat melaksanakan aktivitas dengan tanpa ada permasalahan teknis.

4) Sangat erat hubungan antara kebiasaan (Attitide) dan perilaku (Behaviors). Attitude
merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut
memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka
akan menguntungkan. Artinya, apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka
hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dengan demikian perilaku
pegawai juga ditentukan Oleh kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dalam diri
pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi
pegawai tersebut, maka produktivitas kerja yang tinggi dapat dipastikan dapat terwujud.
Balai Pengembangan Produktivitas Daerah, sebagaimana dikutip Oleh Mulyasa (2010:77)
mengemukakan enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu:
a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat
menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu team.
b. Tingkat keterampilan, yang di tentukan oleh Pendidikan, Latihan dalam manajemen
dan suvervisi serta keterampilan dalam Teknik industry.
c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam satu
usaha meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (quality
control circles).
d. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem
kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.
e. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
f. Kewirausahaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko kreativitas dalam
berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam berusaha.6

6 DARMADI, Manajemen Sumber Daya Manusia Kekepalasekolahan. (Yogyakarta: Grup Penerbitan CV


BUDI UTAMA. 2018) hlm. 262-266

6
BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan ilmu, seni dan proses dalam aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan
tenaga kerja sehingga tercapai tujuan organisasi. Sedangkan, pengertian SDM dalam perspektif
islam adalah semua sumber daya yang dimanfaatkan untuk ibadah kepada Allah, bukan untuk
yang lainnya. Kepemimpinan selalu terikat erat dengan tanggung jawab.

Sifat yang tercermin dari sumber daya manusia islami yang baik yaitu:
1. Shiddiq
2. Amanah
3. Fathonah
4. Tabligh

Sumber Daya Manusia (SDM) Muslim juga harus memperoleh pembinaan. Pembinaan
yang dimaksud bertumpu pada tiga aspek yaitu :
1. Syakhshiyah Islamiyah atau kepribadian Muslim.
2. Skill atau keahlian dan keterampilannya.
3. Pembinaan Kepemimpinan.

Bisnis yang dia lakukan akan menampakkan untung jika dia memiliki iman yang
mendorongnya untuk berbuat baik, dan memberikan konstribusi pada kesejahteraan sosial
dengan memberikan arahan dan dorongan pada orang lain untuk berjalan di jalan yg lurus
secara terus menerus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas SDM
1. Pengetahuan (Knowledge).
2. Keterampilan (Skill).
3. Kemampuan (Abilities).
4. Sangat erat hubungan antara kebiasaan (Attitide) dan perilaku (Behaviors).

7
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995),
hlm. 2.

Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Loc. Cit., hlm. 212

Icha Kus_Kus: FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) SYARIAH


(ichamikha.blogspot.com)

Abdullah Yusuf Ali, The Holley Qur’an: Text, Transiation and commentary. Daar at-
Tibaa’ah wa an-Nashr wa at-Tawzii, Beirut, 1968, hlm. 1783.

DARMADI, Manajemen Sumber Daya Manusia Kekepalasekolahan. (Yogyakarta: Grup


Penerbitan CV BUDI UTAMA. 2018) hlm. 262-266

Anda mungkin juga menyukai