Manajement Isu - Futriana - Kelas A
Manajement Isu - Futriana - Kelas A
Oleh :
NAMA : FUTRIANA
N.I.M : 213103700058 KELAS A
PENDAHULUAN
(Prayudi, SIP, MA, Ph.D “Manajeme Isu dan Krisis”,2016) Istilah “manajemen
isu” dipopulerkan oleh W. Howard Chase pada bulan April 1976. Masuknya
manajemen isu menjadi kajian public relations tidak terlepas dari peran Chase, yang
sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an dalam perannya sebagai praktisi public relations
dari America Can Company, tertarik pada meningkatnya pengaruh faktor eksternal
terhadap perusahaan. Untuk merespon tekanan eksternal, pihak manajemen seringkali
meminta advis dari Chase dan praktisi public relations lainnya.
Manajemen isu, atau dikenal juga sebagai manajemen masalah atau manajemen
isu publik, adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh organisasi, perusahaan, atau
individu untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola isu-isu yang dapat
memengaruhi reputasi, operasi, atau tujuan mereka. Manajemen isu adalah bagian
integral dari strategi komunikasi dan manajemen risiko. Manajemen isu adalah aspek
yang sangat penting dalam dunia bisnis, politik, pemerintahan, dan sektor lainnya.
Dengan efektif mengelola isu-isu yang timbul, organisasi dapat menjaga reputasi
2|
mereka dan menghindari potensi dampak negatif yang dapat timbul dari
ketidakpedulian terhadap isu-isu tersebut. Isu pada prinsipnya bisa dan dapat terjadi
pada beragam perusahaan apapun bentuknya. Krisis yang terjadi dalam sebuah
perusahaan sesungguhnya adalah isu yang tadinya dianggap tidak penting oleh pihak
manajemen; meski ada krisis yang terjadi tapi tidak didahului dengan isu, misalnya
bencana alam. Dengan demikian, perusahaan yang menerapkan sistem manajemen
terbuka dimana informasi mengalir tidak hanya dari pihak manajemen perusahaan
kepada beragam publik, tapi juga sebaliknya akan lebih sadar dan cepat mengambil
kebijakan ketika isu muncul dan mencegahnya berkembang menjadi krisis yang dapat
mengancam perusahaan.
Menurut Astrid Soesanto dalam Tabroni, opini publik adalah sifat umum yang
diselidiki oleh ilmu komunikasi, yang merupakan bentuk kelompok (sosial) yang
kolektif dan tidak permanen. Kata publik melukiskan kelompok manusia yang
berkumpul secara spontan (Tabroni, 2012:79). Menurut Anwar Arifin, opini publik
adalah pendapat yang sama dan dinyatakan oleh banyak orang, yang diperoleh melalui
diskusi intensif sebagai jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang menyangkut
kepentingan umum. Permasalahan itu tersebar luas melalui media massa. Opini publik
pada dasarnya adalah pendapat rata-rata individu dalam masyarakat sebagai hasil
diskusi yang telah disebutkan tadi, untuk memecahkan sebuah persoalan, terutama yang
beredar di media massa. Oleh sebab itu, opini publik hanya akan terbentuk jika ada isu
yang dikembangkan oleh media massa (Arifin, 2011:193).
3|
sikap, atau sebaliknya, di dalam diri manusia dalam menghadapi suatu masalah atau
situasi tertentu (Tabroni, 2012:85).
4|
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.1
5|
Founder Holycow Steakhouse, Afit Dwi Putranto mengaku bahwa Holycow
Steakhouse berdiri di mulai sejak tahun 2009. Awalnya membuka gerai pun dengan
dana terbatas, atas dasar memberanikan diri untuk membuka gerai Holycow
Steakhouse. Pada saat buka hanya dipinjamkan tempat pada malam hari saja. Berawal
dari kaki lima wilayah di salah satu gerai di wilayah Jakarta Selatan. "Alhamdulillah
sekarang kita mempunyai gerai ke-30 di seluruh Indonesia. Dan gerai di Kalimantan
timur merupakan yang ke-30. Yang mana hari ini di lakukan grand opening dengan
diskon buy one get one," unggap Afit Dwi Putranto.
Dikatakan pria yang akrab disapa chef Afit itu, tidak butuh lama untuk di kenal
Holycow Steakhouse dikalangan pencinta steak. Cukup waktu enam bulan, dirinya
mulai banyak pengunjung yang datang untuk menikmati steak. Setelah itu pihaknya
mendirikan outlet permanen pertama ada di Senopati area wilayah Jakarta Selatan.
Gambar 1.2
Pada tahun 2010, di Jakarta berdiri restauran steak yaitu Holycow Steak yang
sekarang ini menjadi salah satu tempat makan steak favorit dan terbaik di Jakarta.
Awalnya restoran ini didirikan oleh pasangan suami istri yaitu Afit Dwi Purwanto-Lucy
bersama dengan rekannya, Wanda Winda. Tempat pertama restauran ini beralamatkan
di Radio Dalam dan Senopati, Jakarta Selatan. Holycow merupakan salah satu restauran
steak yang mempunyai differensiasi produk yaitu menghadirkan menu wagyu, yang
mana menjadi menu andalan. Chef Afit sebelumnya bekerja untuk sebuah stasiun TV
terkenal. Suatu hari setelah menikmati sepiring wagyu steak di restoran yang sangat
6|
mewah, ia memiliki sebuah pencerahan. Lebih banyak orang harus bisa menikmati
sepotong daging dengan harga yang sangat terjangkau.
Tetapi pada awal tahun 2012 mereka pecah kongsi atau sudah tidak bekerja
sama lagi. Pasangan Afit-Lucy memutuskan untuk mengganti brand Holycow menjadi
“Holycow! Steakhouse by Chef Afit” yang sekarang telah memilihi beberapa outlet
yakni di daerah Alam Sutera, Serpong, Bekasi, Senopati, Kelapa Gading, Tendean,
Kalimalang, 6 Cilandak, Pantai Indah Kapuk, Batu Tulis dan Kebon Jeruk. Pergantian
brand tersebut tentunya memiliki banyak tantangan bagi “Holycow! Steakhouse by
Chef Afit” untuk terus meningkatkan food quality dan store atmosphere yang akan
berdampak pada repurchase intention melalui consumer satisfaction.
Awal mula perjalanan kasus ini adalah dari sebuah postingan di Path yang
menyebar luas. Isinya mengenai cicak di dalam tiramisu yang dijual di Holycow
Steakhouse by Chef Afit postingan itu di unggah @lamia. Di postingan tersebut
berbunyi.” Astagfirulllahhhhh!!! makan tiramisu di holycow ada cicak matinya. Segede
giniiii, gw gigit2 kepalanya gw kirain chocolate flakes ternyata mayat cicak". Unggap
Lamia yang membeli itu di Holycow Kalimalang. Produk bermerek MISU itu memang
bukan produk di Holycow tetapi titipan salah satu vendor.
Postingan yang ramai sejak kamis, 19 mei 2016 sangat ramai di bicarakan baik
di media social atau media massa. Tak lama, pihak Steakhouse by Chef Afit merespons
dengan mengeluarkan pernyataan resmi lewat akun mereka. Tak hanya menuliskan
7|
kata-kata, Lumia juga mengunggah foto bangkai cicak yang telah masuk ke mulutnya.
Terlihat cicak itu berlumur tiramisu dalam keadaan terlentang. Diketahui bangkai cicak
tersebut ditemukan pada tiramisu bermerek MISU yang merupakan pemasok kue atau
vendor di restoran Holycow! STEAKHOUSE by Chef Afit.
Sejak 19 Mei, Holycow Chef Afit menarik semua produk Misu. Tak hanya itu
saja, mereka juga mengaku sudah menghubungi konsumen yang mendapati kejadian
tersebut dan menyampaikan tanggung jawab. “Ini adalah kejadian yang tidak bisa
ditolerir. Karena itu kami telah memutus kontrak permanen dengan MISU”. Unggap
Steakhouse by Chef Afit.
"Kami telah menarik semua produk dari vendor tersebut," tulis Steakhouse
Holycow, yang dikutip detikcom, Jumat (20/5/2016). Permintaan maaf disampaikan
melalui akun Twitter milik mereka @weMISU.
8|
BAB III
Awal mula perjalanan kasus ini adalah dari sebuah postingan di Path yang
menyebar luas. Isinya mengenai cicak di dalam tiramisu yang dijual di Holycow
Steakhouse by Chef Afit postingan itu di unggah @lamia. Di postingan tersebut
berbunyi.” Astagfirulllahhhhh!!! makan tiramisu di holycow ada cicak matinya. Segede
giniiii, gw gigit2 kepalanya gw kirain chocolate flakes ternyata mayat cicak". Unggap
Lamia yang membeli itu di Holycow Kalimalang. Produk bermerek MISU itu memang
bukan produk di Holycow tetapi titipan salah satu vendor.
9|
Beberapa lama setelah kejadian itu lamia memposting kembali dan
mengkonfirmasi bahwa dia di kontak oleh Holycow. Lamia mengapresiasi Holycow
Steakhouse bahwa tindakan mereka memutuskan kontrak MISU.
10 |
Ini membuktikan bahwa perjalanan Holycow! Steakhouse By Chef Afit
termasuk singkat karena pihak restoran langsung menanggapi dan bertindak lebih lanjut
terkait kasus tersebut. Sehingga pihak yang dirugikan tidak terlalu menyebarluaskan
lebih lanjut terkait kekecewaan dia dalam pelayanan dan produk yang dijual oleh
Holycow! Steakhouse By Chef Afit.
11 |
BAB IV
Dalam kasus cicak tiramisu di Holycow! Steakhouse By Chef Afit isu ini cepat
dan mudah sekali terselesaikan akibat alat komunikasi yang memiliki system dan
kecanggihannya. Yang pada awal mula perjalanan kasus ini adalah dari sebuah
postingan di Path yang menyebar luas. Isinya mengenai cicak di dalam tiramisu yang
dijual di Holycow Steakhouse by Chef Afit postingan itu di unggah @lamia. lalu
langsung tersebar luas dan direspon oleh berbagai netizen yang memiliki akun Path.
Lalu dari pihak Holycow Steakhouse by Chef Afit melalui akun Twitter milik
mereka @weMISU. Langsung klarifikasi dan segera memohon maaf terkait kejadian
tidak menyenangkan tersebut Saat ini pihak Holycow! Steakhouse by Chef Afit
telah mengakhiri kontrak dengan kami secara permanen. Akibat kesalahan fatal
yang tidak bisa ditolerir ini, maka MISU memutuskan untuk menutup kegiatan
operasional kami.
Stakeholder dalam kasus ini pemegang saham yaitu Chef Afit dan rekan-
rekan sudah sangat baikdan cepat tanggap dalam penanganan kasus yang
menimpa mereka, walaupun dalam segi produk dan kualitas yang disajikan oleh
Holycow Steakhouse by Chef Afit sering kali mengalami kesalahan yang fatal dan
yang akan mengancam reputasi turun untuk restoran tersebut.
12 |
BAB V
KESIMPULAN
Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa cicak tiramisu di Holycow! Steakhouse
By Chef Afit telah melewati banyak perjalanan dan kritikan dari berbagai jenis dan
media social sangat mempengaruhi reputasi terhadap restoran atau bisnis yang sedang
dikembangkan. Oleh karena itu, ketika kita berniat untuk memulai bisnis kita harus
memahami dan menghasilkan prosuk yang akan dijual dengan baik dan tidak
mengecewakan konsumen yang datang ke Holycow! Steakhouse By Chef Afit.
Setelah kasus yang menimpa Holycow! Steakhouse By Chef Afit terjadi dan
hamper menghancurkan restoran. Maka dalam keceptana penuh pihak Holycow! Cepat
menanggapi dan meminta maaf kepada konsumen dan memutuskan kontrak dengan
vendor MISU tersebut.
13 |