Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan manusia akan menghasilkan kemajuan dalam teknologi dan
sebaliknya, kemajuan teknologi juga akan menciptakan kebutuhan baru. Sebagai contoh,
pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat mendorong perluasan area parkir.
Meskipun demikian, luasnya area parkir dapat menimbulkan tantangan terkait dengan antrian,
keamanan, dan kenyamanan. Oleh karena itu, peningkatan keamanan menjadi salah satu aspek
yang penting dalam merancang sistem manajemen parkir. Definisi parkir sendiri merujuk pada
kondisi dimana kendaraan tidak bergerak secara sementara karena ditinggalkan oleh
pengemudinya.

Seiring dengan pertambahan jumlah jurusan dan program studi di FMIPA UNIMED, tentu
saja akan diikuti dengan bertambahnya jumlah anggota akademis. Berdasarkan pengamatan,
sebagian besar anggota akademis tersebut menggunakan kendaraan pribadi, baik berupa mobil
maupun sepeda motor sebagai sarana transportasi. Situasi ini mengakibatkan meningkatnya
penggunaan kendaraan pribadi di sekitar FMIPA. Peningkatan yang paling mencolok terlihat
pada penggunaan sepeda motor, sementara penggunaan mobil pribadi tidak mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Kenaikan jumlah mahasiswa baru setiap tahunnya akan membawa
konsekuensi berupa peningkatan kepemilikan kendaraan yang pada gilirannya meningkatkan
permintaan tempat parkir (Hendro, 2000).

Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi seharusnya diiringi dengan peningkatan fasilitas


prasarana transportasi. Namun, dalam pelaksanaan pembangunan fisik kampus FMIPA
UNIMED, perhatian terhadap penyediaan fasilitas parkir tampak kurang serius. Terlihat bahwa
penyediaan lahan parkir tidak sesuai dengan jumlah pengguna fasilitas tersebut. Pertumbuhan
yang signifikan dalam jumlah kendaraan bermotor tanpa diimbangi dengan penyediaan prasarana
jalan dan parkir yang memadai dapat menimbulkan hambatan dalam kelancaran lalu lintas,
kesulitan dalam mencari tempat parkir, perilaku parkir sembarangan, yang pada gilirannya dapat
menciptakan suasana yang tidak aman dan tidak nyaman. Dampak ini tentu saja dapat
menghambat kelancaran aktivitas civitas akademika.
Permasalahan parkir merupakan suatu masalah penting di seluruh dunia. Masih banyak
pengguna parkir yang kesulitan mencari tempat parkir yang kosong. Banyak nilai efisien yang
terbuang mulai dari waktu sampai energi yang terbuang bahkan dapat mengurungkan niat
konsumen untuk berkunjung ke pusat keramian karena sulitnya mendapat parkir. Dengan
menggunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parkir
Parkir adalah kondisi di mana kendaraan berhenti tanpa bergerak, dan dapat merujuk pada
kendaraan yang tidak bersifat sementara, sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun
1993. Menurut Warpani (1990: 157), parkir juga dapat didefinisikan sebagai kondisi ketika
kendaraan berhenti untuk sementara waktu, mungkin untuk menurunkan muatan atau berhenti
cukup lama. Parkir sendiri merupakan area khusus yang diperuntukkan bagi kendaraan untuk
berhenti, terutama untuk kepentingan keselamatan (Ofyar, 2003).

Cara dan jenis parkir dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain:

1. Menurut Penempatan
 Parkir di luar jalan (off-street parking)
 Parkir di badan jalan (on-street parking)
2. Menurut Pengelolaan
 Parkir umum
 Parkir khusus
 Parkir darurat
 Parkir taman
 Parkir gedung

3. Menurut Jenis Kendaraan


 Parkir kendaraan roda dua tanpa motor
 Parkir kendaraan roda dua bermotor
 Parkir kendaraan roda empat atau lebih bermotor

4. Menurut Tujuan
 Parkir penumpang
 Parkir barang

5. Penyelenggaraan Parkir

Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kepemilikan kendaraan,


permintaan akan ruas jalan untuk lalu lintas meningkat. Fasilitas parkir umum juga dapat
berfungsi sebagai alat pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan ini, beberapa kawasan
dapat menyediakan parkir umum sebagai kegiatan usaha mandiri dengan menarik biaya.

6. Sasaran Penyelenggaraan Parkir


 Mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk ke suatu kawasan
 Meningkatkan pendapatan daerah melalui retribusi parkir
 Meningkatkan fungsi jalan sesuai perannya
 Meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas
 Mendukung tindakan pembatasan lalu lintas lainnya.

2.1 Konsep Pemodelan Matematika


Model adalah representasi yang disederhanakan dari realitas yang kompleks, umumnya
dibuat untuk memahami realitas tersebut. Model memiliki fitur yang mirip dengan objek yang
direpresentasikannya ketika melakukan tugas atau menyelesaikan masalah. Model dapat
dianggap sebagai gambaran umum yang mewakili berbagai bentuk atau representasi masalah
dalam bentuk yang lebih sederhana dan dapat diolah dengan mudah.

Dalam konteks matematika, teori model merupakan ilmu yang menyajikan konsep-konsep
matematis melalui himpunan atau ilmu tentang model-model yang mendukung suatu sistem
matematis. Teori model dimulai dengan asumsi keberadaan objek matematika, seperti
keberadaan semua bilangan, dan kemudian mencari serta menganalisis operasi, relasi, atau
aksioma yang terkait dengan objek tersebut. Dua hukum matematis yang terkenal, yaitu Aksioma
Pilihan dan Hipotesis Kontinum dari aksioma-aksioma teori himpunan (yang dibuktikan oleh
Paul Cohen dan Kurt Godel), merupakan hasil dari teori model.
Dalam penyelesaian masalah matematika, model matematika yang dihasilkan dari suatu
masalah dipecahkan dengan menggunakan aturan-aturan yang ada. Penyelesaian tersebut perlu
diuji untuk memastikan kevalidan, yang akan menjawab dengan tepat model matematikanya, dan
disebut sebagai solusi matematika. Jika penyelesaian tidak valid atau tidak memenuhi model
matematika, maka solusi masalah belum ditemukan, dan perlu dilakukan revisi pada model
matematikanya.

Jenis-jenis model dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelas berbeda:

1. Kelas I, pengelompokan berdasarkan fungsi:


a) Model deskriptif: hanya memberikan gambaran tentang situasi suatu sistem tanpa
memberikan rekomendasi atau peramalan.

Contoh: peta organisasi.

b) Model prediktif: model ini menunjukkan perkiraan tentang apa yang akan terjadi
jika suatu kejadian tertentu terjadi.
c) Model normatif: model yang memberikan solusi terbaik untuk suatu
permasalahan. Model ini memberikan rekomendasi tindakan yang sebaiknya
diambil.

Contoh: model budget iklan, model ekonomi, model pemasaran.

2. Kelas II, pengelompokan berdasarkan struktur.


a. Model Ikonik: merupakan model yang meniru sistem aslinya dengan
proporsi tertentu.

Contoh: model pesawat.

b. Model Analog: adalah model yang meniru sistem aslinya dengan hanya
mengambil beberapa karakteristik utama dan menggambarkannya dengan
menggunakan benda atau sistem lain secara analog.
Contoh : aliran lalu lintas di jalan dianalogkan dengan aliran air dalam
sistem pipa.
c. Model Simbolis: merupakan suatu representasi sistem yang dianalisis
menggunakan simbol-simbol, biasanya menggunakan simbol-simbol
matematika. Dalam hal ini, variabel-variabel yang mewakili karakteristik
sistem yang sedang dianalisis digambarkan dengan simbol-simbol tertentu.

3. Kelas III, klasifikasi berdasarkan referensi waktu.


a. Statis: model statis tidak memperhitungkan faktor waktu dalam
pembentukannya.
b. Dinamis: melibatkan unsur waktu dalam formulasi modelnya.

4. Kelas IV, klasifikasi berdasarkan tingkat kepastian.


a. Deterministik: dalam model ini, setiap set nilai input menghasilkan satu
output yang unik, memberikan solusi yang pasti dari model.
b. Probabilistik: model probabilistik berkaitan dengan distribusi probabilitas
dari input atau proses, menghasilkan serangkaian nilai untuk setidaknya
satu variabel output dengan probabilitas yang terkait.
c. Game: teori permainan yang mengembangkan solusi-solusi optimum
dalam menghadapi situasi yang tidak pasti.
5. Kelas V, klasifikasi berdasarkan tingkat generalitas.
a. Umum
b. Khusus

Dalam penelitian ini, model yang akan dikembangkan termasuk dalam kategori Model
Simbolis, yang menggambarkan sistem yang sedang dianalisis menggunakan simbol-simbol,
terutama simbol-simbol matematika. Dalam konteks ini, variabel-variabel yang mencerminkan
karakteristik sistem tersebut diwakili oleh simbol-simbol tertentu.

Pemodelan dapat dianggap sebagai deskripsi menyeluruh tentang suatu sistem dari sudut
pandang tertentu atau sebagai bentuk penyederhanaan dari elemen dan komponen yang
kompleks, tujuannya adalah mempermudah pemahaman informasi yang dibutuhkan.
Proses pemodelan matematika melibatkan usaha untuk memahami matematika melalui
konteks dunia nyata. Dalam pemodelan matematika, masalah nyata yang seringkali dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari perlu diwakili dalam bentuk model matematika agar solusinya dapat
dicari dengan lebih mudah. Proses pembentukan model matematika melibatkan tahapan abstraksi
dan idealisasi, di mana prinsip-prinsip matematika yang relevan diterapkan untuk menghasilkan
model matematika yang diinginkan.

Beberapa hal yang kritis agar model yang dibuat sesuai dengan konsep masalah antara lain
memahami karakteristik masalah dengan baik, menyusun formulasi model, melakukan validasi
model dengan cermat, menginterpretasikan solusi model yang diperoleh, dan menguji kebenaran
hasilnya. Metodologi dasar dalam proses penentuan model matematika, atau yang sering disebut
sebagai pemodelan matematika, melibatkan beberapa tahapan seperti tahap masalah,
karakterisasi masalah, formulasi model matematika, analisis, validasi, perubahan, dan
pengembangan model yang memadai.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Model Metode Simpleks Program Linear Optimalisasi Penggunaan Lahan Parkir

a) Penentuan Variabel Keputusan

Variabel keputusan merupakan output yang akan dioptimalkan sehingga memenuhi

kriteria sasaran dan kendala. Berdasarkan data yang telah di peroleh, maka variabel
keputusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

X1 = Jumlah tempat parkir untuk mobil

X2 = Jumlah tempat parkir untuk sepeda motor

b) Fungsi Tujuan
Maximize Z = C1X1 + C2 X2
Dengan ci (i=1,2) adalah 1 kendaraan roda dua dan 1 kendaraan roda empat yang
parkir
c) Fungsi Kendala
a 11 x 1 +a 12 x 2 ≤ b1
a 21 x 1 ≥ b2
a 31 x 2 ≥ b3
Dengan
a 1i=luas parkiran yang disediakan satu kendaraan roda dua , dan rodaempat
a 2i =Jenis kendaraan rodadua
a 3i =Jenis kendaraan rodaempat
b 1=Jumlah luas area parkir untuk kendaraan rodadua danroda empat
b 2=minimum jumlah kendaraan parkir kendaraan roda dua
b 3=minimum jumlah kendaraan parkir kendaraan roda empat
x1 , x2 ≥ 0

4.2 Model Metode Simpleks Program Linear Optimalisasi Penggunaan Lahan Parkir
Fungsi tujuan Z=2 x 1 +5 x 2
a. Permasalahan pertama dilahan parkir didepan gedung Matematika dengan kendala
2 x1 +5 x 2 ≤ 60
x1≥ 0
x2≥0
x1 , x2 ≥ 0

Permasalahan dilahan parkir basement gedung matematika dengan kendala

2 x1 +9 x 2 ≤ 372
x1≥ 0
x2≥9
x1 , x2 ≥ 0

4.3 Tabel Simpleks


a) Permasalahan pertama

Pilih Variabel Masukan (Entering Variable):

Temukan koefisien variabel dalam fungsi tujuan yang memiliki nilai paling negatif.
Variabel ini akan menjadi variabel masukan pada iterasi berikutnya.

Pilih Variabel Keluar (Leaving Variable):

Tentukan variabel keluar dengan menggunakan aturan minimum rasio. Hitung rasio antara nilai
pada kolom solusi (b) dan nilai pada kolom variabel masukan yang sesuai. Pilih variabel dengan
rasio minimum sebagai variabel keluar.

Update Tabel Simpleks:

Lakukan operasi baris elemen untuk membuat 1 di pivot dan 0 di kolom lainnya.

Perbarui baris fungsi tujuan dengan mengurangkan atau menambahkan baris yang dikalikan
dengan koefisien yang sesuai.

Ulangi Langkah-langkah:

Ulangi langkah-langkah di atas sampai tidak ada koefisien negatif di baris fungsi tujuan.
Mari terapkan aturan ini pada tabel simpleks awal yang telah kita buat:

Iterasi X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
0 2 5 0 0 0 z
1 2 5 1 0 0 60
2 -2 -5 0 1 0 0
3 0 0 0 0 1 0
Tabel 4.1 Tabel Simpleks

Dalam kasus ini ,mari asumsikan bahwa variabel x1 memiliki koefisien paling negatif pada baris
fungsi tujuan.Oleh karena itu ,x1 akan menjadi variabel masukan.Selanjutnya,kita perlu memilih
variabel keluar menggunakan aturan minimum rasio.

Kolom Solusi
Rasio=
KolomVariabel masukan

Jadi,rasio untuk setiap baris:

60
1.Rasio untuk baris 1: =30
2

2.Rasio untuk baris 2: Tidak berlaku karena koefisien variabel masukan (x1) adalah 0

Langkah selanjutnya update tabel simpleks

 Lakukan operasi baris elemen pada baris 2 untuk membuat 1 di pivot dan 0 di kolom
lainnya. Operasi tersebut melibatkan pembagian setiap elemen baris 2 dengan elemen
pada kolom variabel keluar (yaitu, 2).

 Perbarui baris lainnya dengan mengurangkan atau menambahkan baris 1 yang dikalikan
dengan koefisien yang sesuai.

Setelah melakukan operasi tersebut, tabel simpleks baru akan terlihat seperti ini:

Iterasi X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
0 0 5 15 0 0 Z
1 1 2,5 0,5 0 0 30
2 0 -2,5 -1,5 1 0 -60
3 0 0 1 0 1 30
Tabel 4.2 iterasi 0

Selanjutnya, kita bisa melihat bahwa tidak ada koefisien negatif pada baris fungsi tujuan. Oleh
karena itu, kita telah mencapai solusi optimal. Fungsi tujuan maksimum z dapat dibaca dari
kolom Solusi pada baris fungsi tujuan:

z=0+ 5(30)=150

Jadi,solusi optimalnya adalah x 1=30 , x2 =0,dengan nilai maksimum Z=90.

b) Permasalahan dilahan parkir basement gedung matematika dengan kendala

Fungsi tujuan :

z=c 1 x1 +c 2 x2

Karena prioritas diberikan pada mobil,kita asumsikan c 1=1 dan c 2=2 untuk
memberikan bobot lebih tinggi pada kendaraan roda empat

Fungsi Kendala:

2 x1 +9 x 2 ≤ 372
x1≥ 0
x2≥9
Batasan non negatif
x1 , x2 ≥ 0

Iterasi X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
0 1 2 0 0 0 z
1 2 9 1 0 0 372
2 1 0 0 1 0 0
3 0 1 0 0 1 9

Setelah itu lanjutkan iterasi berikutnya

Pilih Variabel Masukan (Entering Variable):

 Variabel masukan akan dipilih berdasarkan koefisien yang paling negatif pada baris
fungsi tujuan. Dalam tabel simpleks yang telah diperbarui, variabel masukan berikutnya
adalah x1.

Pilih variabel keluar (Leaving Variable):

 Hitung rasio untuk setiap baris


372
1. Rasio untuk baris 1: =186
2
2. Rasio untuk baris 2:∞ (karena koefisien variabel masukan x 1 adalah 0
9
3. Rasio untuk baris 3: =9
1
 Variabel keluar adalah yang memiliki rasio minimum, yaitu x1 pada baris 3 sebagai
variabel keluar.

Update tabel simpleks

 Lakukan operasi baris elemen pada baris 3 untuk membuat 1 di pivot dan 0 di kolom
lainnya. Operasi tersebut melibatkan pembagian setiap elemen baris 3 dengan elemen
pada kolom variabel keluar (yaitu,1).
 Perbarui baris lainnya dengan mengurangkan atau menambahkan baris 3 yang dikalikan
dengan koefisien yang sesuai.

Iterasi X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
0 1 2 0 0 0 z
1 2 9 1 0 0 372
2 1 0 0 1 0 0
3 0 1 0 0 1 9
Setelah itu lanjutkan iterasi berikutnya

Pilih Variabel Masukan (Entering Variable):

 Variabel masukan akan dipilih berdasarkan koefisien yang paling negatif pada baris
fungsi tujuan. Dalam tabel simpleks yang telah diperbarui, variabel masukan berikutnya
adalah x1.

Pilih variabel keluar (Leaving Variable):

 Hitung rasio untuk setiap baris


1. Rasio untuk baris 1: ∞ (karena koefisien variabel masukan x 1 adalah 0)
2
2. Rasio untuk baris 2: =2
1
3. Rasio untuk baris 3:∞ (karena koefisien variabel masukan x 1 adalah 0)
 Variabel keluar adalah yang memiliki rasio minimum, yaitu x2 pada baris 2 sebagai
variabel keluar.

Update tabel simpleks

 Lakukan operasi baris elemen pada baris 2 untuk membuat 1 di pivot dan 0 di kolom
lainnya. Operasi tersebut melibatkan pembagian setiap elemen baris 2 dengan elemen
pada kolom variabel keluar (yaitu,9).
 Perbarui baris lainnya dengan mengurangkan atau menambahkan baris 3 yang dikalikan
dengan koefisien yang sesuai.

Iterasi X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
0 1 2 0 0 0 z
1 0 1 1 0 0 4
9
2 1 0 −2 1 0 0
9
3 0 1 2 0 1 1
9
Setelah itu lanjutkan iterasi berikutnya

Pilih Variabel Masukan (Entering Variable):

 Variabel masukan akan dipilih berdasarkan koefisien yang paling negatif pada baris
fungsi tujuan. Dalam tabel simpleks yang telah diperbarui, variabel masukan berikutnya
adalah x1.

Pilih variabel keluar (Leaving Variable):

 Hitung rasio dari setiap baris


1
1. Rasio untuk baris 1:
2
2. Rasio untuk baris 2: : ∞ (karena koefisien variabel masukan x 1 adalah 0)
1
3. Rasio untuk baris 3:
2
 Variabel keluar adalah yang memiliki rasio minimum, yaitu x2 pada baris 1 sebagai
variabel keluar.

Update tabel simpleks

 Lakukan operasi baris elemen pada baris 1 untuk membuat 1 di pivot dan 0 di kolom
lainnya. Operasi tersebut melibatkan pembagian setiap elemen baris 1 dengan elemen
pada kolom variabel keluar (yaitu,2).
 Perbarui baris lainnya dengan mengurangkan atau menambahkan baris 1 yang dikalikan
dengan koefisien yang sesuai.

Iterasi X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
0 1 2 0 0 0 z
1 0 1 1 0 0 4
9
2 1 0 −2 1 0 0
9
3 0 1 2 0 1 1
9
Tabel iterasi 2

Selanjutnya, kita bisa melihat bahwa tidak ada koefisien negatif pada baris fungsi tujuan. Oleh
karena itu, kita telah mencapai solusi optimal. Fungsi tujuan maksimum z dapat dibaca dari
kolom Solusi pada baris fungsi tujuan:

z=x 1 +2 x 2=0+2(1)=2

Jadi,solusi optimalnya adalah x 1=0 , x 2=1,dengan nilai maksimum Z=2.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Mari kita simpulkan solusi optimal dari kedua permasalahan parkir dan permasalahan mobil di
basement gedung matematika:

Permasalahan Parkir di Unimed FMIPA Samping Gedung matematika:

Solusi optimal dari permasalahan parkir adalah ( x 1=30) (jumlah kendaraan roda dua) dan ( x 2=0
) (jumlah kendaraan roda empat), dengan nilai maksimum ( z=90 ). Hal ini menunjukkan bahwa
untuk memaksimalkan jumlah kendaraan yang diparkir dengan memberikan prioritas lebih tinggi
pada kendaraan roda dua, solusi optimalnya adalah tidak memarkirkan kendaraan roda empat.

Permasalahan Mobil di Basement Gedung Matematika:

Solusi optimal dari permasalahan mobil di basement gedung matematika adalah ( x 2=0) dan (
x 2=1), dengan nilai maksimum ( z=2). Hal ini menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan
jumlah kendaraan yang diparkir dengan memberikan prioritas lebih tinggi pada kendaraan roda
empat, solusi optimalnya adalah memarkirkan satu kendaraan roda empat dan tidak memarkirkan
kendaraan roda dua.

Dengan demikian, dalam konteks parkir di Unimed FMIPA, solusi optimal memberikan prioritas
pada kendaraan roda dua, sedangkan dalam konteks parkir di basement gedung matematika,
solusi optimal memberikan prioritas pada kendaraan roda empat.

5.2 SARAN
Penelitian ini menggunakan cara manual belum menggunakan software seperti QM,Matlab,dan
software lainnya yang bisa mengoptimalkan tujuan penelitian ini untuk mengurangi kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai