Anda di halaman 1dari 14

PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH Kata Kunci : Penyelesaian ,Sengketa, Jual ,Beli,

YANG DISEBABKAN PEMBELI TIDAK MEMBAYAR Tanah , ingkar , Janji


LUNAS HARGA TANAH YANG DIPERJANJIKAN 1
Oleh : Muhammad D.P. Syahruddin2 PENDAHULUAN
Meiske Sondakh3 A. Latar Belakang
Josina Emilia Londa4 Salah satu cara untuk mendapatkan atau
memiliki tanah adalah dengan cara jual beli
ABSTRAK tanah, artinya pihak yang ingin memiliki tanah
Dalam penyelesaian sengketa jual beli tanah tersebut harus membeli dari orang yang menjual.
seperti ini jika penyelesaiannya memilih lewat Dengan adanya praktek jual beli tanah akan
pengadilan maka pengajuan gugatan penggugat mempermudah seseorang untuk memiliki dan
dalam hal ini adalah penjual harus hati-hati dalam menguasai tanah yang selanjutnya dibuktikan
mengemukakan alasan gugatannya, karena salah dengan akta kepemilikan hak atas tanah tersebut.
dalam menentukan alasan akan berakibat tidak Praktek jual beli biasanya dibuatkan suatu
diterima atau ditolaknya gugatan tersebut. Dalam perjanjian atau akta jual beli yang dibuat
gugatan perdata hanya dikenal 2 (dua) alasan dihadapan notaris atau pejabat yang berwenang.
gugatan yaitu Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Perikatan jual beli merupakan suatu bentuk
dan wanprestasi. Sering dalam gugatan yang perjanjian yang muncul dari kebutuhan hukum
diajukan dengan dalil perbuatan melawan hukum yang berkembang dalam masyarakat. Pengikatan
karena disertai adanya unsur “penipuan”, dengan jual beli tanah merupakan perjanjian tidak
maksud sebagai dalil pamungkas untuk bernama, karena tidak ditemukan dalam bentuk-
membatalkan akta jual beli. Akan tetapi, di dalam bentuk khusus perjanjian yang diatur dalam
praktiknya beracara di pengadilan dalil ini justru Undang- Undang.5
menjadi senjata makan tuan bagi penggugat, Dalam perjanjian jual beli tanah yang
karena majelis hakim pada Pengadilan Negeri dibuat dihadapan pejabat yang berwenang
menjadi mudah saja dalam menjatuhkan putusan biasanya menerapkan asas kebebasan berkontrak
yang pada pokoknya menyatakan gugatan tidak yang mana para pihak yang melakukan perjanjian
dapat diterima, dengan pertimbangan hukum dengan bebas mengemukakan apa yang menjadi
bahwa penipuan tidak dapat dipersangkakan, maksud dan tujuan dari isi perjanjian tersebut.
namun harus dibuktikan terlebih dahulu dalam Perjanjian jual beli tanah sering ditemukan dalam
putusan perkara pidana penipuan terhadap yang praktek sehari-hari di masyarakat maupun di
dilakukan oleh tergugat yang berkekuatan hukum kantor-kantor notaris. Perjanjian ini merupakan
tetap, sehingga gugatan a quo bersifat gugatan suatu perjanjian yang mendahului perjanjian jual
yang prematur. Rumusan masalah yan dikaji (a) beli tanahnya, yang harus dilakukan dihadapan
Bagaimana pengaturan penyelesaian sengketa PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah).
jual beli tanah yang disebabkan pembeli tidak Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
membayar lunas harga tanah yang diperjanjikan? Pokok Agraria yang lebih dikenal dengan UUPA
(b) Bagaimana penyelesaian sengketa perdata yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 dan
formil dan materil jual beli tanah yang Peraturan Pemerintah Nomor. 24 Tahun 1997
disebabkan pembeli tidak membayar lunas harga Tentang Pendaftaran Tanah, maka jual beli tanah
tanah yang diperjanjikan? Penelitian ini harus dilakukan dengan suatu akta yang dibuat
menggunakan Metode penelitian Normatif.

1
Artikel Skripsi.
2
Mahasiswa Fakultas Hukum UNSRAT, NIM 18071101501 5
Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum
3
Fakultas Hukum UNSRAT, Magister Ilmu Hukum Perjanjian dan Penerapannya dibidang Kenotariatan, Citra
4 Aditya Bakti, Bandung, 2011, hlm. 36.
Fakultas Hukum UNSRAT, Magister Ilmu Hukum
oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah pembayarannya akan tetapi sudah dikapling-
(PPAT).6 kapling dan dijual kembali kepada konsumen atau
Dengan demikian maka menurut pihak lain.
ketentuan tersebut diatas dalam Pasal 37 ayat (1) Ada juga pihak lain memilih jual beli
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tanah menurut hukum adat, dimana jual beli
Tentang Pendaftaran Tanah, dapat diketahui tanah tersebut merupakan suatu perbuatan
bahwa untuk peralihan hak atas tanah diperlukan pemindahan hak atas tanah yang bersifat terang
suatu akta otentik yang dibuat oleh seorang dan tunai. Terang berarti perbuatan pemindahan
pejabat umum yang disebut dengan Pejabat hak tersebut harus dilakukan di hadapan kepala
Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang diangkat oleh adat, yang berperan sebagai pejabat yang
pemerintah. Sehingga peralihan hak atas tanah menanggung keteraturan dan sahnya perbuatan
tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa pemindahan hak tersebut sehingga perbuatan
memenuhi peraturan perundang-undangan yang tersebut diketahui oleh umum. Tunai maksudnya,
berlaku.7 bahwa perbuatan pemindahan hak dan
Maksud dan tujuan ketentuan tersebut pembayaran harganya dilakukan serentak. Oleh
diatas adalah untuk menjamin kepastian dan karena itu, maka tunai berarti harga tanah
ketertiban hukum dalam jual beli tanah tersebut, dibayar secara kontan, atau baru dibayar
maka proses jual beli hanya dilakukan diatas sebagian (dianggap tunai). Dalam hal pembeli
tanah yang dimiliki berdasarkan hak-hak atas tidak membayar sisanya, maka penjual tidak
tanah, artinya obyek tanah yang telah disahkan dapat menuntut atas dasar terjadinya jual beli
atau dibuktikan dengan bukti kepemilikan hak tanah, akan tetapi atas dasar hukum utang
atas tanah yang diterbitkan oleh instansi yang piutang.8
berwenang, dalam hal ini adalah Badan Berbeda dengan jual beli tanah yang
Pertanahan Nasional. Dengan demikian dapat dilakukan dihadapan Notaris/ PPAT yang pada
diketahui, bahwa penjual adalah sebagai orang kenyataan prakteknya, pembeli yang belum bisa
atau pihak yang berhak dan sah menurut hukum melunasi sisa harganya kepada penjual, pihak
untuk menjual tanah tersebut kepada pembeli. Notaris/PPAT tidak berani menindak lanjuti
Dalam praktik jual beli tanah yang terjadi dengan proses balik nama sertifikat hak milik dari
ditengah masyarakat bermacam macam kejadian, penjual tersebut kepada pembeli. Sertifikat hak
antara lain jual beli tanah dengan cara milik penjual tetap dipegang (disimpan)
mengangsur sehingga seringkali terjadi sengketa Notaris/PPAT, untuk selanjutnya menunggu
jual beli tanah disebabkan belum lunas pelunasan yang dilakukan pembeli terhadap
pembayarannya. Dengan adanya praktik jual beli penjual. Setelah pelunasan dilakukan pembeli
yang belum lunas pembayarannya, maka bisa kepada penjual baru Notaris/PPAT yang ditunjuk
menimbulkan masalah dikemudian hari apabila tersebut melanjutkan proses balik nama sertifikat
pihak pembeli tidak bisa membayar atau tidak kepada pembeli.9
melunasi (wanprestasi). Seperti yang sering Pemahaman masyarakat akan hukum
terjadi ada pembeli belum menyelesaikan perjanjian jual beli tanah masih rendah sehingga
kewajibannya (belum lunas pembayarannya), kasus-kasus sengketa jual beli tanah masih
akan tetapi sudah menjual kembali tanah banyak terjadi dan penyelesaiannya pun sangat
tersebut kepada pihak lain, atau sama halnya bervariasi mengikuti pengetahuan masyarakat
yang terjadi pada pengembang bisnis properti, tentang jual beli tanah yang sesuai dengan aturan
tanah yang dibeli namun belum dilunasi

8
Soerjono Soekanto, Hukum adat Indonesia,
6
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1983, hlm. 211.
Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi 9
Soetomo, Pedoman Jual Beli Tanah, Peralihan
dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 205. Hak dan Sertipikat, Universitas Brawijaya, Malang, 1981, hlm
7
Ibid. 11.
hukum pertanahan/ hukum agraria. Di dalam praktiknya beracara di pengadilan dalil ini justru
kasus yang sering terjadi, dengan pembayaran menjadi senjata makan tuan bagi penggugat,
yang belum lunas tetapi sudah dibuat AJB bahkan karena majelis hakim pada Pengadilan Negeri
telah terjadi perpindahan hak milik atas menjadi mudah saja dalam menjatuhkan putusan
tanah/rumah, sehingga pihak penjual atau pihak yang pada pokoknya menyatakan gugatan tidak
pemilik sebelumnya menyatakan dirinya adalah dapat diterima, dengan pertimbangan hukum
masih sebagai pemilik yang sah atas objek jual bahwa penipuan tidak dapat dipersangkakan,
beli, sebaliknya pembeli juga menyatakan dirinya namun harus dibuktikan terlebih dahulu dalam
sebagai merupakan objek jual beli telah putusan perkara pidana penipuan terhadap yang
didaftarkan ke BPN untuk dibuat perubahan dilakukan oleh tergugat yang berkekuatan hukum
kepemilikan apabila tanah tersebut telah tetap, sehingga gugatan a quo bersifat gugatan
bersertifikat, atau dibuatkan sertifikat apabila yang prematur. Sebaliknya gugatan perdata
merupakan pendaftaran yang pertama kali. Kasus sengketa jual beli tanah dapat diajukan
sengketa tanah semacam ini banyak terjadi dan berdasarkan wanprestasi sebagaimana diatur
bahkan sebelum dibuatnya AJB (Akta Jual Beli) dalam Sesuai dengan Pasal 1266 KUH Perdata11
pada umumnya kedua belah pihak telah yang mengatur “Syarat batal dianggap selalu
menyepakati harga dan tata cara dicantumkan dalam persetujuan yang timbal
pembayarannya, pada umumnya sebelum AJB balik, andai kata salah satu pihak tidak memenuhi
terbit antara penjual dan pembeli telah membuat kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan
perjanjian baik secara lisan maupun dengan akta tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus
dibawah tangan, atau bahkan membuat akta dimintakan kepada pengadilan”
autentik untuk perikatan jual beli tersebut yang Berdasarkan uraian tersebut diambil
sering dinamakan Akta Perjanjian Pengikatan Jual judul “Penyelesaian Sengketa Jual Beli Tanah
Beli (PPJB) yang dibuat oleh Pejabat yang Yang Disebabkan Pembeli Tidak Membayar
berwenang untuk itu (notaris), yang pada Lunas Harga Tanah Yang Diperjanjikan”.
pokoknya berisi tentang hak dan kewajiban
antara penjual dan pembeli, harga yang telah B. Rumusan Masalah.
disepakati serta cara mengangsur bersama jatuh 1. Bagaimana pengaturan penyelesaian
temponya. sengketa jual beli tanah yang disebabkan
Dalam penyelesaian sengketa jual beli pembeli tidak membayar lunas harga tanah
tanah seperti ini jika penyelesaiannya memilih yang diperjanjikan?
lewat pengadilan maka pengajuan gugatan 2. Bagaimana penyelesaian sengketa perdata
penggugat dalam hal ini adalah penjual harus formil dan materil jual beli tanah yang
hati-hati dalam mengemukakan alasan disebabkan pembeli tidak membayar lunas
gugatannya, karena salah dalam menentukan harga tanah yang diperjanjikan?
alasan akan berakibat tidak diterima atau
ditolaknya gugatan tersebut. Dalam gugatan C. Metode Penelitian
perdata hanya dikenal 2 (dua) alasan gugatan Penelitian hukum adalah suatu proses
yaitu Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dan untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip
wanprestasi.10 Sering dalam gugatan yang hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
diajukan dengan dalil perbuatan melawan hukum menjawab isu hukum yang dihadapi. Dalam
karena disertai adanya unsur “penipuan”, dengan pembahasan masalah, penulis sangat
maksud sebagai dalil pamungkas untuk memerlukan data dan keterangan dalam
membatalkan akta jual beli. Akan tetapi, di dalam penelitian ini.

10
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum:
Pendekatan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2002, hlm. 3.
PEMBAHASAN perjanjian. Perikatan yang ditimbulkan karena
A. Pengaturan Penyelesaian Sengketa Jual Beli Undang-Undang lazim disebut perikatan dari
Tanah Yang Disebabkan Pembeli Tidak Undang-Undang. Adanya hak dan kewajiban
Membayar Lunas Harga Tanah Yang
timbul diluar kehendak subjek hukumnya.
Diperjanjikan
Perikatan ini dapat disebabkan oleh tindakan
Pasal 1233 KUHPerdata menyatakan
tidak melawan hukum dan tindakan melawan
“perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau
hukum. Sedangkan perikatan yang ditimbulkan
karena Undang-Undang. Sehubungan dengan
karena perjanjian lazim disebut “perjanjian”, hak
uraian Pasal 1233 KUHPerdata mengatur bahwa
dan kewajiban yang timbul dikehendaki oleh
tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena
subjek-subjek hukum.13
perjanjian atau karena undang-undang. Itulah
sebabnya ada perikatan yang lahir dari perjanjian Dalam hukum perjanjian “Semua
dan ada perikatan yang lahir dari undang-undang. perjanjian yang dibuat secara sah yaitu
Terkait dengan Pasal 1231 perikatan yang lahir berdasarkan syarat sahnya perjanjian, berlaku
sebagai Undang-Undang bagi mereka yang
karena undang-undang dan perikatan yang lahir
membuatnya”. Maksudnya, semua perjanjian
karena perjanjian, maka berakhirnya perikatan
mengikat mereka yang tersangkut bagi yang
juga demikian, ada perikatan yang berakhir
membuatnya, mempunyai hak yang oleh
karena perjanjian seperti pembayaran, novasi,
perjanjian itu diberikan kepadanya dan
kompensasi, percampuran utang, pembebasan
berkewajiban melakukan hal-hal yang ditentukan
utang, pembatalan dan berlakunya suatu syarat
dalam perjanjian.14
batal.11
Pengertian perjanjian yang disebutkan
Berbagai bentuk jual beli tumbuh dan
dalam Pasal 1313 KUHPerdata juga mempunyai
berkembang di dalam masyarakat sesuai dengan
arti yang luas dan umum sekali, tanpa
kebutuhan dari para pihak dalam perbuatan
menyebutkan untuk tujuan apa suatu perjanjian
hukum jual beli. Salah satu bentuk jual beli
dibuat. Hanya menyebutkan tentang pihak yang
adalah jual beli tanah dengan pembayaran
satu atau lebih, mengikatkan dirinya pada pihak
angsuran. Jual beli semacam ini merupakan
lainnya. Karena itu suatu perjanjian akan lebih
variasi dari bentuk jual beli dengan syarat.12
tegas artinya, jika pengertian perjanjian diartikan
Bentuk jual beli semacam ini tidak dilakukan
sebagai suatu persetujuan dimana dua orang
seperti jual beli pada umumnya, karena cara
atau lebih saling mengikatkan diri untuk
pembayarannya tidak dilakukan secara tunai. Jual
melaksanakan suatu hal dalam bidang harta
beli dengan pembayaran angsuran tidak dikenal
kekayaan.
dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
Setiap orang dapat mengadakan
akan tetapi munculnya lembaga ini disebabkan
perjanjian, asalkan memenuhi syarat yang
karena adanya kebutuhan dalam praktek. Oleh
ditetapkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
karena itu, dasar hukum dari jual beli secara
Mengatur tentang sahnya sebuah perjanjian
cicilan adalah ketentuan-ketentuan hukum
yaitu: adanya kata sepakat, kecakapan, suatu hal
perikatan (Verbintenissen Rechts).
tertentu dan sebab yang halal.
Hukum Perikatan ialah ketentuan-
Jadi, para pihak yang melakukan
ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban
perbuatan hukum jual beli tanah pun harus
subjek hukum dalam tindakan hukum kekayaan.
tunduk pada pasal 1320 KUHPerdata ini sekalipun
Hukum perdata Eropa mengenal adanya
jual beli tanah tersebut dilakukan dengan
perikatan yang ditimbulkan karena Undang-
Undang dan perikatan yang ditimbulkan karena
13
Miriam Darus Badrulzaman, Komplikasi Hukum
Perikatan (Dalam Rangka Memperingati Memasuki Masa
11
Suharmoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Purna Bakti Usia 70 Tahun), PT. Citra Adytia, Bandung,
Analisa 2001, hlm 1.
14
Kasus, Kencana Pranada Media Group, Jakarta, 2009, hlm. 4. Ibid
12
Ibid.
pembayaran cicilan. Tujuan dibuatnya perjanjian penjual kepada pembeli di kantor pertanahan, itu
tersebut adalah untuk mengatur hak-hak dan hanya bersifat administrasi saja. Dan bukan
kewajiban yang harus dilakukan oleh masing- berarti bahwa ia belum menjadi pemiliknya yang
masing pihak, serta guna menghindari baru.
kesalahpahaman. Perjanjian seperti ini dapat Perbuatan hukum jual beli dan peralihan
dibuat secara tertulis atau lisan. Tapi, guna hak atas tanah sudah terjadi pada saat jual beli
keperluan pembuktian, sebaiknya apa yang dilakukan, tepatnya pada saat ditandatanganinya
diperjanjikan oleh para pihak ditulis dalam suatu akta jual beli.15 Pendaftaran hak atas tanah
akta perjanjian. Perjanjian jual beli cicilan ini tersebut dimaksudkan untuk kepentingan
termasuk dalam perjanjian tidak bernama (In pembeli terhadap pihak ketiga serta memperluas
Nominat) karena perjanjian jual beli cicilan tidak dan memperkuat pembuktian. Jual beli hak atas
diatur dalam KUHPerdata, tetapi karena didasari tanah menurut hukum adat berbeda dengan
atas adanya asas kebebasan berkontrak yang konsep jual beli menurut hukum perdata.
mana setiap orang boleh membuat perjanjian Pengertian jual beli hak atas tanah barat (tanah
dalam berbagai bentuknya baik yang sudah diatur hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal, dll)
dalam KUHPerdata maupun yang belum ada menurut pengertian hukum barat, sebagaimana
aturannya dalam KUHPerdata asalkan tidak diatur dalam Pasal 1457 Kitab Undang-undang
bertentangan dengan Undang-Undang ketertiban Hukum Perdata, yaitu sebagai berikut: Jual beli
umum dan kesusilaan. Sedangkan tunai adalah suatu perjanjian dengan mana penjual
maksudnya adalah perbuatan hukum mengikatkan dirinya (artinya berjanji) untuk
pemindahan hak atas tanah yang pembayaran menyerahkan hak atas tanah yang bersangkutan
harganya dilakukan secara tunai pada saat yang kepada pembeli, dan pembeli mengikatkan
bersamaan dengan penyerahan objek jual beli. dirinya untuk membayar kepada penjual harga
Sekiranya harga tanah menurut kenyataan belum yang telah disetujui.16 Jual beli dalam pengertian
dibayar penuh, menurut hukum dapat dianggap ini baru menciptakan perikatan berupa
sudah dibayar lunas. Apa yang pada kewajiban-kewajiban tertentu yang harus
kenyataannya belum dibayar dianggap sebagai dilakukan. Maka dikatakan bahwa jual beli
hutang pembeli kepada penjual yang menurut menurut hukum barat bersifat obligator, artinya
hukum tidak ada hubungannya dengan jual beli dengan selesai dilakukannya jual beli, hak atas
yang dilakukan itu. Artinya jika kemudian harga tanah tersebut belum berpindah kepada pembeli.
tanahnya tidak dibayar sesuai dengan apa yang Hal ini nampak jelas dalam Pasal 1459 Kitab
diperjanjikan tidak dijadikan alasan untuk Undang-undang Hukum Perdata. Jadi
membatalkan jual beli tanah tersebut. Jual beli pembayaran harga tidak mempunyai peranan
tersebut menurut hukum telah selesai dan dalam memindahkan hak milik, biarpun pembeli
pembelinya sudah menjadi pemegang hak atas sudah membayar harga, kalau barangnya belum
tanah yang baru, sekalipun pada kenyataannya diserahkan ia tidak akan menjadi pemilik.
tanah yang bersangkutan masih tetap dikuasai Sebaliknya kalau barang sudah diserahkan
oleh penjual. Penyerahan tanahnya secara fisik walaupun harga belum dibayar, pembeli sudah
dari penjual kepada pembeli bukan merupakan menjadi pemilik dan ia hanya mempunyai utang
unsur perbuatan jual beli hak atas tanah. Maka saja kepada penjual. Jual beli dianggap telah
dengan penyerahan tanahnya kepada pembeli terjadi dengan dicapainya kata sepakat antara
dan pembayaran harganya kepada penjual pada penjual dan pembeli walaupun haknya belum
saat jual beli dilakukan, perbuatan jual beli itu diserahkan dan harganya belum dibayar lunas.
selesai. Artinya pembeli telah menjadi pemegang
hak atas tanah yang baru. Apabila kemudian
pemilik tanah yang baru itu meminta pendaftaran 15
Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
perubahan pemegang hak pada sertipikat dari 1961
16
Pasal 1457 KUHPerdata
Jual beli mempunyai sifat konsensual peralihan haknya di Kantor Pertanahan,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1458 Kitab sebagaimana ditegaskan di dalam Pasal 37 ayat 1
Undang-undang Hukum Perdata. Hak atas tanah PP No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran
yang dijual itu baru berpindah kepada pembeli Tanah. Menurut hukum adat, demikian pula
dengan dilakukannya perbuatan hukum lain yang tentunya menurut hukum tanah kita, pengertian
disebut “penyerahan yuridis” (juridische jual-beli merupakan perbuatan hukum
levering). Ketentuan mengenai penyerahan pemindahan hak atas tanah untuk selama-
yuridis diatur dalam Pasal 1459 Kitab Undang- lamanya oleh pemilik tanah selaku penjual
undang Hukum Perdata. Ketentuan sebagaimana kepada pembeli, yang dilakukan bersamaan
diuraikan diatas, menurut hukum adat khusus dengan pembayaran harganya oleh pembeli
untuk hak atas tanah tidak dapat diterima, sebab kepada penjual yang bersifat tunai. Sehingga asas
hukum tanah nasional yang berdasarkan hukum yang berlaku dalam hal jual beli tanah ialah
adat menganut asas terang dan tunai. Pengertian bersifat terang, tunai dan riil.
jual beli tanah dalam hukum yang berlaku setelah Berdasarkan pengertian tersebut maka
Undang-Undang Pokok Agraria adalah suatu dapat kita lihat bahwa di dalam jual-beli tanah
perbuatan hukum yang berupa penyerahan hak terdapat 2 (dua) perbuatan hukum yang
milik oleh penjual kepada pembeli yang pada saat dilakukan pada saat yang bersamaan, yaitu:
itu juga menyerahkan harganya kepada penjual. 1. Perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah
Pengertian ini yang diambil sebagai hakikat jual dari penjual kepada pembeli;
beli yang berlaku sekarang ini. Jual beli hak atas 2. Perbuatan hukum pembayaran harga jual-beli
tanah termasuk salah satu bentuk pemindahan oleh Pembeli kepada Penjual;
hak, harus dibuktikan dalam perjanjian yang Dengan dilakukannya 2 (dua) perbuatan
dibuat dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah. 17 hukum tersebut maka dipenuhilah syarat “tunai”
Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 19 dari jual-beli tanah, sehingga dengan demikian
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 jual-beli tanah tersebut telah selesai. Dengan
yang berbunyi sebagai berikut : Setiap perjanjian selesainya jual-beli, seketika itu juga hak atas
yang dimaksud memindahkan hak atas tanah, tanah yang bersangkutan telah berpindah dari
memberikan sesuatu hak baru atas tanah, penjual kepada pembeli.
menggadaikan tanah atau meminjam uang Dalam jual beli hak atas tanah menurut
dengan hak atas tanah sebagai tanggungan, harus pengertian hukum tanah nasional, tidak dikenal
dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh lagi istilah balik nama. Karena dengan dilakukan
dan dihadapan pejabat yang ditunjuk oleh jual beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah,
Menteri Agraria. Akta tersebut bentuknya hak atas tanahnya telah beralih dari penjual
ditetapkan oleh Menteri Agraria. kepada pembeli dan dilanjutkan dengan
Bahwa hukum tanah nasional kita sebagai pendaftaran pada kantor pertanahan sebagai
mana ditegaskan di dalam UUPA adalah syarat administrasi. Dengan dilakukannya jual
berdasarkan atau bersumber pada hukum adat, beli, hak atas tanahnya telah berpindah kepada
khususnya hukum adat tentang tanah. Oleh pembeli dan untuk keperluan pembuktian
karena itu sifat hakekat jual-beli di dalam hukum diperlukan pendaftaran tanah. Jadi, dapat
tanah kita sekarang ini adalah sama dengan sifat disimpulkan bahwa jual beli hak atas tanah telah
hakekat jual-beli yang ada dalam hukum adat, terjadi setelah perjanjian jual beli yang
akan tetapi telah dimodernisir. Misalnya jual-beli dituangkan dalam akta jual beli ditandatangani
tanah saat ini harus dilakukan dihadapan PPAT. oleh para pihak, dua orang saksi dan Pejabat
Khususnya bagi tanah yang telah bersertifikat hal Pembuat Akta Tanah yang bersangkutan. Dan
tersebut merupakan syarat bagi pencatatan apabila pihak penjual akan menuntut haknya
dalam hal ini penjual dapat menggugat pembeli
17
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 dengan “wanprestasi”.
Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau Sulit untuk menentukan saat debitur
lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dikatakan tidak memenuhi perikatan, karena
ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara sering kali ketika mengadakan perjanjian pihak-
kreditur dengan debitur.18 Wanprestasi atau tidak pihak tidak menentukan waktu untuk
dipenuhinnya janji dapat terjadi baik karena melaksanakan perjanjian tersebut. Bahkan di
disengaja maupun tidak disengaja. Pihak yang dalam perikatan dimana waktu untuk
tidak sengaja wanpretasi ini dapat terjadi karena melaksanakan prestasi itupun ditentukan, cidera
memang tidak mampu untuk memenuhi prestasi janji tidak terjadi dengan sendirinya. Yang mudah
tersebut atau juga karena terpaksa untuk tidak untuk menentukan saat debitur tidak memenuhi
melakukan prestasi tersebut.19 Wanprestasi perikatan ialah pada perikatan untuk tidak
terdapat dalam Pasal 1243 KUH Perdata, yang berbuat sesuatu. Seseorang yang melakukan
menyatakan bahwa: “penggantian biaya, rugi dan perbuatan perbuatan yang dilarang dalam suatu
bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan maka ia tidak memenuhi perikatan.
perjanjian.20 Wanprestasi barulah mulai Akibat yang sangat penting dari tidak
diwajibkan, apabila si berutang, setelah dipenuhinya perikatan ialah bahwa kreditur
dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap dapat minta ganti rugi atas ongkos, rugi dan
melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus bunga yang dideritanya. Untuk adanya kewajiban
diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan ganti rugi bagi debitur, maka undang-undang
atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau menentukan bahwa debitur harus terlebih dahulu
dibuat dalam tenggang waktu yang telah dinyatakan berada dalam keadaan lalai
dilampaukannya”.21 Kata lain wanprestasi juga (ingebrekestelling). Apabila debitur keliru
dapat diartikan suatu perbuatan ingkar janji yang melakukan prestasi dan kelirunya itu adalah
dilakukan oleh salah satu pihak yang tidak dengan itikad baik, maka pernyataan lalai
melaksanakan isi perjanjian, isi ataupun diperlukan, tetapi kalau kelirunya itu terjadi
melaksanakan tetapi terlambat atau melakukan dengan itikad jahat, maka di sini tidak perlu lagi
apa yang sesungguhnya tidak boleh dilakukannya. pernyataan lalai. Apabila peringatan diadakan
Dengan demikian wanprestasi memiliki unsur- untuk jangka waktu tertentu, oleh karena dengan
unsur sebagai berikut:22 dilampauinya waktu itu, maka berarti debitur
a. Sama sekali tidak memenuhi prestasi; telah tidak memenuhi perikatan.
b. Prestasi yang dilakukan tidak sempurna; Peringatan/pernyataan lalai diperlukan perlu
c. Terlambat memenuhi prestasi; untuk perikatan yang tidak dipenuhi pada
d. Melakukan apa yang dalam perjanjian dilarang waktunya, karena di sini debitur sebenarnya,
untuk dilakukan. masih bersedia memenuhi prestasi, hanya saja
Wujud dari tidak memenuhi perikatan itu terlambat. Dengan lembaga itu, debitur masih
ada 3 (tiga) macam, yaitu: diberikan kesempatan untuk memenuhi
a. Debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan. Apabila debitur tidak memenuhi
perikatan; perikatannya (wanprestasi) ataupun pada
b. Debitur terlambat memenuhi perikatan; perikatan-perikatan di mana pernyataan lalai
c. Debitur keliru atau tidak pantas memenuhi tidak disampaikan kepada debitur, tetapi tidak
perikatan.23 diindahkannya, maka debitur dikatakan tidak
memenuhi perikatan. Hak-hak kreditur adalah
18 sebagai berikut:
Pasal 1243 KUHPerdata
19
Penjelasan pasal 1243 KUHPerdata a. Hak menuntut pemenuhan perikatan;
20
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan b. Hak menuntut pemutusan perikatan
Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta, 2007, hlm. 74.
21
Ibid. atau apabila perikatan itu bersifat
22
23
Ibid. timbal balik, menuntut pembatalan
Mariam Darus Badrulzaman, et.al. Op.Cit., hlm.
19. perikatan ;
c. Hak menuntut ganti rugi; menyebutkan bahwa wujud prestasi meliputi 3
d. Hak menuntut pemenuhan perikatan (tiga) hal, yaitu:
dengan ganti rugi; a. Memberikan sesuatu. Perikatan dengan
e. Hak menuntut pemutusan atau prestasi untuk memberikan sesuatu apabila
pembatalan perikatan dengan ganti prestasi tersebut berwujud menyerahkan
rugi.24 suatu barang atau memberikan kenikmatan
atas suatu benda;
Akibat hukum bagi pembeli yang telah b. Berbuat sesuatu. Setiap prestasi untuk
melakukan wanprestasi adalah hukuman atau melakukan sesuatu yang bukan menyerahkan
sanksi berikut ini: suatu barang atau memberikan kenikmatan
a. Pembeli diharuskan membayar ganti atas suatu benda;
kerugian yang telah diderita oleh c. Tidak berbuat sesuatu. Setiap prestasi untuk
penjual (Pasal 1243 Kitab Undang- tidak melakukan sesuatu perbuatan tertentu.
Undang Hukum Perdata). Ketentuan Perbuatan-perbuatan hukum yang
ini berlaku untuk semua perikatan; dilakukan oleh para subjek hukum dimungkinkan
b. Perjanjian timbal balik, Wanprestasi akan menimbulkan suatu sengketa jika tidak
dari satu pihak memberikan hak dibatasi dengan suatu konsep hukum. Tapi
kepada pihak lainnya untuk sengketa yang mungkin akan ada dikemudian hari
membatalkan atau memutuskan akan dapat diminimalisir keberadaannya dengan
perjanjian lewat hakim (pasal 1266 membuat suatu perjanjian diantara para pihak
Kitab Undang-Undang Hukum dan hak dari pihak-pihak yang ada akan
Perdata); terlindungi. Seperti halnya dalam kasus jual beli
c. Resiko beralih kepada pembeli sejak tanah, perjanjian pengikatan jual beli dilakukan
saat terjadinya Wanprestasi (Pasal apabila pembayaran belum lunas dilakukan oleh
1237 ayat (2) Kitab Undang-Undang pihak pembeli kepada pihak penjual dan
Hukum Perdata). Ketentuan ini hanya dikemudian hari apabila ada pihak yang
berlaku bagi perikatan untuk wanprestasi maka dengan adanya perjanjian
memberikan sesuatu; pengikatan jual beli pihak yang merasa dirugikan
d. Membayar biaya perkara apabila dapat menuntut keadilan.
diperkarakan dimuka hakim pasal 181 Persoalan yang sering terjadi dalam
ayat 1 (HIR) Herziene Inland praktek jual beli tanah yang pembayaran
Reglement. Pembeli yang terbukti dilakukan secara angsuran dan dengan dibuatnya
melakukan Wanprestasi tentu perjanjian akan jual beli (perjanjian pengikatan
dikalahkan dalam perkara. Ketentuan jual beli) maka masalah ini dapat diselesaikan
ini berlaku untuk semua perikatan; walaupun kemungkinan karena adanya
e. Memenuhi perjanjian jika masih dapat kelemahan pada klausula-klausula dalam
dilakukan, atau pembatalan perjanjian perjanjian tersebut sehingga penyelesaiannya
disertai dengan pembayaran ganti sampai ke pengadilan. Jual beli hak atas tanah
kerugian (pasal 1267 Kitab Undang- dengan pembayaran cicilan, akan sangat
Undang Hukum Perdata). Ini berlaku bijaksana bila para pihak membuat perjanjian
untuk semua perikatan.25 pengikatan jual beli yang berisi kesepakatan para
pihak sebelum membuat dan menandatangani
Dalam hal prestasi yang menjadi pokok akta jual beli dihadapan Notaris dengan sejelas-
perjanjian jual beli, Pasal 1234 KUHPerdata sejelasnya, misalnya hak dan kewajiban atau
prestasi yang harus dilakukan masing-masing
pihak, begitu juga untuk jangka waktu
24
Ibid.
25
Ibid.
pembayaran dan jatuh tempo pembayaran serta
langkah apa yang dapat diambil jika salah satu atau mengagunkannya kepada pihak lain. Hal ini
pihak wanprestasi. Begitu juga untuk subyek dan tidak akan terjadi apabila surat-surat asli yang
objek, harus diperhatikan apakah yang datang ada disimpan oleh pihak Notaris. Jadi dengan
sebagai pihak penjual berkompeten untuk demikian sengketa jual beli tanah yang
melakukan perjanjian tersebut dan objek yang disebabkan belum ada pelunasan pembayaran
diperjanjikan apakah masih milik pihak penjual dari pihak pembeli tidak akan menghapus jual
atau diagunkan kepada pihak lain. Sengketa jual beli tanah itu akan tetapi dapat dituntut sebagai
beli tanah terlalu sering terjadi dan berbagai hutang piutang berdasarkan wanprestasi
macam cara yang ditempuh baik melalui gugatan
wanprestasi ataupun tuntutan hutang atas belum B. Penyelesaian Sengketa Perdata Formil Dan
lunasnya pembayaran harga tanah. Untuk itu Materil Jual Beli Tanah Yang Disebabkan
agar sengketa dapat dicegah dan diminamalisir Pembeli Tidak Membayar Lunas Harga Tanah
terjadinya sengketa yang akan merugikan para Yang Diperjanjikan
pihak, perlu dicantumkan secara tegas dalam isi Sengketa tanah menurut Prof. Boedi
perjanjian itu. Sehingga sengketa tidak akan Harsono, adalah sengketa yang diakibatkan oleh
terjadi, karena dalam perjanjian pengikatan jual dilakukannya perbuatan hukum atau terjadinya
beli akan dinyatakan secara jelas hak-hak dan peristiwa hukum mengenai suatu bidang tanah
kewajiban para pihak serta klausul klausul tertentu. Agar tidak terjadi sengketa dalam
tambahan yang telah disepakati bersama. melakukan suatu perbuatan hukum atau
Perjanjian pengikatan jual beli dapat menerima akibat hukum dari suatu peristiwa
dibuat baik secara notariil maupun di bawah hukum maka seseorang pertama-tama harus
tangan. Perjanjian yang dibuat harus berisikan memahami apa yang disebut “tanah” dan
hal-hal yang sebenarnya dikehendaki oleh para ketentuan-ketentuan yang mengaturnya.26
pihak. Para pihak harus berani mengutarakan Menurut Peraturan Menteri
kehendaknya pada pihak lain untuk mencegah Agraria/Kepala BPN Nomor 1 Tahun 1999 tentang
konflik yang timbul dikemudian hari. Pembuatan Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan,
perjanjian pengikatan jual beli dibawah tangan Pasal 1 butir 1 : Sengketa Pertanahan adalah
harus disaksikan oleh dua orang saksi dan perbedaan pendapat mengenai, keabsahan suatu
sebaiknya dilegalisasi oleh notaris atau minimal hak, pemberian hak atas tanah, dan pendaftaran
diketahui oleh lurah dimana bidang tanah itu hak atas tanah termasuk peralihannya serta
berada. Sehingga bila terjadi sesuatu hal, notaris penerbitan bukti haknya, antara pihak yang
atau lurah tersebut dapat membantu berkepentingan maupun antara pihak-pihak yang
menyelesaikannya dengan baik serta tidak berkepentingan dengan instansi di lingkungan
memihak Penyelesaian yang diambil oleh Notaris Badan Pertanahan Nasional.27
setelah adanya kesepakatan diantara kedua Penyelesaian sengketa tanah dapat
belah pihak, dimana penjual merelakan harga diselesaikan dalam dua bentuk yakni:
tanah diangsur oleh pembeli, maka Notaris akan Penyelesaian secara litigasi dan non litigasi.
membuatkan akta notariil, yaitu akta perjanjian 1. Penyelesaian sengketa tanah secara litigasi.
pengikatan jual beli. Surat-surat asli atas tanah Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria
yang diperjanjikan sebaiknya disimpan di Notaris. dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Apabila ada jangka waktu jatuh tempo dan pihak Nasional Nomor 21 Tahun 2020 tentang
pembeli tetap tidak melakukan kewajibannya, Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan
maka sesuai dengan kesepakatan yang dibuat
perjanjian pengikatan jual beli akan batal demi
26
hukum dan surat-surat asli bisa dikembalikan Boedi Harsono, Sengketa-Sengketa Tanah serta
Penanggulangannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm .18.
kepada pihak penjual, dan selama perjanjian 27
Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN Nomor 1
berlangsung pihak penjual tidak boleh menjual Tahun 1999 tentang Tata Cara Penanganan Sengketa
Pertanahan.
(Permen ATR/ Kepala BPN 21/ 2020) 7. Menghadiri Sidang sesuai dengan
membedakan kasus pertanahan sbb: jadwal yang telah ditentukan.31
1. Sengketa pertanahan, yakni perselisihan tanah Penyelesaian sengketa melalui jalur
antara orang perseorangan, badan hukum, litigasi sebagai penyelesaian sengketa diantara
atau lembaga yang tidak berdampak luas.28 para pihak yang dilakukan melalui pemeriksaan di
2. Konflik pertanahan, yakni perselisihan tanah hadapan hakim dalam sebuah lembaga peradilan.
antara orang perseorangan, kelompok, Seiring berjalannya waktu dan perkembangan
golongan, organisasi, badan hukum, atau zaman, kebutuhan masyarakat akan keadilan dan
lembaga yang mempunyai kecenderungan kesejahteraan semakin besar, maka penyelesaian
atau sudah berdampak luas.29 sengketa melalui litigasi lambat-laun dirasakan
3. Perkara pertanahan, yakni perselisihan tanah kurang efektif lagi. Penyelesaian sengketa melalui
yang penanganan dan penyelesaiannya litigasi dirasakan terlalu lama dan memakan biaya
melalui lembaga peradilan.30 yang cukup besar. Kondisi demikian
Dalam Penyelesaian sengketa melalui menyebabkan pencari keadilan mencari alternatif
jalur litigasi atau peradilan di mulai dengan lain yaitu penyelesaian sengketa diluar proses
Tahapan sebagai berikut. peradilan formal,32 yang biasa dikenal dengan
1. Penggugat atau melalui Kuasa penyelesaian sengketa non litigasi.
Hukumnya mengajukan gugatan yang 2. Penyelesaian Sengketa Tanah Secara Non
ditujukan kepada Ketua Pengadilan Litigasi
Negeri pada Pengadilan Negeri Jakarta Penyelesaian sengketa non litigasi
Pusat di Meja 1 bagian Perdata, merupakan mekanisme penyelesaian sengketa
dengan beberapa kelengkapan/ syarat diluar pengadilan dan tidak menggunakan
yang harus dipenuhi : pendekatan hukum formal. Penyelesaian
a. Surat Permohonan/Gugatan ; sengketa non litigasi juga dikenal dengan istilah
b. Kuasa yang sudah dilegalisir ADR (Alternative Dispute Resolution).33
(apabila menggunakan Advokat); Penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau
2. Gugatan dan Surat Kuasa Asli harus yang lebih dikenal dengan Alternative Dispute
mendapat persetujuan dari Ketua Resolution (ADR) dapat ditempuh dengan
Pengadilan Negeri Setempat; berbagai cara. ADR tersebut dapat berupa : 34
3. Setelah mendapat persetujuan, maka a. Arbitrase;
Penggugat / Kuasanya membayar b. Mediasi;
biaya gugatan / SKUM di Kasir; c. Konsiliasi;
4. Memberikan SKUM yang telah dibayar d. Minitrial;
ke Meja 2 dan menyimpan bukti asli e. Summary jury trial;
untuk arsip. f. Seetlement conference;
5. Menerima tanda bukti penerimaan g. Serta bentuk lainnya. Salah satu
Surat Gugatan dari Meja 2.(dua). bentuk ADR (Alternative Dispute
6. Menunggu Surat Panggilan sidang dari Resolution) adalah mediasi, dalam
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
disampaikan oleh Juru Sita Pengganti. mediasi diberi arti sebagai proses

31
Sarjita, Teknik dan Strategi Penyelesaian
28
Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Agraria dan Sengketa Pertanahan, Tugu Jogja Pustaka, Yogyakarta, 2005,
Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 hlm 17.
Tahun 2020 tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus 32
Frans Hendra Winata, Hukum Penyelesaian
Pertanahan (Permen ATR/ Kepala BPN 21/ 2020). Sengketa, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 25.
29
Pasal 1 angka 3 Permen ATR/Kepala BPN 33
Ibid
21/2020. 34
Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai
30
Pasal 1 angka 4 Permen ATR/ Kepala BPN NO 21/ Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, Citra Aditya
2020. Bakti, Bandung, 1997, hlm. 186.
pengikutsertaan pihak ketiga dalam pihak dianggap tidak efektif dan tidak lagi
penyelesaian suatu perselisihan menjadi pilihan utama para pihak dalam
sebagai penasihat. Penjelasan mediasi menyelesaikan sengketa, hal tersebut tergambar
dari sisi kebahasaan (etimologi) lebih dari kritikan yang paling umum dilontarkan
menekankan pada keberadaan pihak kepada pengadilan, yakni :
ketiga yang menjembatani para pihak a. Pengadilan mengalami beban yang
bersengketa untuk menyelesaikan terlampau padat (overloaded);
perselisihannya.35 b. Penyelesaian sengketa melalui
Mediasi pada hakekatnya bertujuan pengadilan lamban dan buang waktu
untuk mempercepat dan lebih menyederhanakan (waste of time);
proses penyelesaian sengketa yang terjadi c. Berperkara memerlukan biaya yang
diantara para pihak yang bersengketa. Lahirnya mahal (very expensive);
mediasi merupakan suatu alternatif penyelesaian d. Pengadilan pada umumnya kurang
sengketa melalui lembaga lain selain lembaga tanggap (unresponsive) terhadap
peradilan. Pada akhir- akhir ini sering terdengar kepentingan umum.
kritikan-kritikan terhadap kinerja badan peradilan e. Pengadilan dianggap terlampau
di Indonesia. Proses penyelesaian sengketa formalistik (formalistic) dan terlampau
melalui pengadilan dianggap sangat lambat, teknis (technically). 38
membuang waktu dan mahal dan berbelit-belit. Dari tujuh bentuk penyelesaian non
Semakin lama para pencari keadilan semakin litigasi yang diajukan diatas, maka bentuk mediasi
tidak percaya kepada kinerja pengadilan.36 adalah yang paling cocok untuk menyelesaikan
Kenyataan atas kritik yang menganggap bahwa persoalan sengketa tanah sebab mediasi memiliki
mahalnya biaya berperkara ikut mempengaruhi ciri khas yaitu menyelesaikan persengketaan
kehidupan perekonomian bukan hanya di negara- tanah dengan menggunakan lembaga lain
negara maju, akan tetapi juga dinegara-negara misalnya Badan Pertanahan Nasional dan
yang sedang berkembang, termasuk Indonesia.37 diselesaikan secara damai.
Penyelesaian sengketa yang lambat akan Mediasi adalah alternatif penyelesaian
menimbulkan biaya tinggi. Beranjak dari hal sengketa tanah di luar pengadilan yang
tersebut di atas maka timbul pemikiran dan mengutamakan cara-cara musyawarah untuk
upaya untuk memperbaiki sistem peradilan. mencapai mufakat serta mempunyai ciri waktu
Munculnya alternatif-alternatif penyelesaian penyelesaian sengketa yang disengketakan,
sengketa seperti mediasi ini di latar belakangi terstruktur, berorientasi kepada tugas dan
oleh dianggap buruknya peran dan fungsi merupakan cara intervensi yang melibatkan
lembaga peradilan sebagai tempat untuk peran serta para pihak secara aktif dengan
menyelesaikan sengketa atau permasalahan. menunjuk pihak ketiga sebagai mediator yang
Memang, pada masa akhir-akhir ini, semakin membantu tercapainya hal-hal yang telah
banyak suara-suara yang dilontarkan, berupa disepakati bersama.39 Peran mediator pada saat
kritik yang ditujukan terhadap keberadaan, fungsi mediasi yaitu: memimpin diskusi, memelihara
dan peran peradilan. Peran dan fungsi peradilan atau menjaga aturan-aturan perundangan,
dalam menyelesaikan sengketa diantara para mendorong para pihak untuk menyampaikan
masalah dan kepentinganya secara terbuka,
35
Syahrizal Abbas, Mediasi (Dalam Hukum
mendorong para pihak agar menyadari bahwa
Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional), Cet. Ke-2,
Jakarta, Kencana, 2011, hlm. 3.
36
Puslitbang Hukum dan Peradilan, Naskah
38
Akademis Mediasi, Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Robert N. Corley-O Lee Red dalam M Yahya
Agung RI, Jakarta, 2007, hlm. 1. Harahap, Op. Cit, hlm. 2.
39
37
Rahmadi. T, Mediasi Penyelesaian Sengketa Abdurrasyid dan Priyatna, Arbitrase dan
Melalui Pendekatan Mufakat, Cet. Ke-2, Rajawali Pers, Alternatif Penyelesaian Sengketa, Fikahati Aneska,
Jakarta, 2011, hlm. 21. Jakarta,
2002.
sengketa bukan pertarungan yang harus (4) Apabila para pihak tersebut dalam
dimenangkan tetapi diselesaikan, mendengar, waktu 14 hari dengan bantuan
mencatat dan mengajukan pertanyaan, seorang atau mediator tidak berhasil
membantu para pihak mencapai titik temu. mencapai kesepakatan atau
Setelah mediasi selesai dilaksanakan, mediator tidak berhasil
maka apabila mediasi itu terjadi perdamaian mempertemukan kedua belah pihak
diantara para pihak yang dituangkan dalam berita dapat menghubungi lembaga
acara perdamaian, maka dapat dijadikan sebagai alternatif penyelesaian sengketa
alat bukti untuk penyelesaian lebih lanjut untuk menunjuk seorang mediator.
terhadap langkah-langkah yang dilakukan. Karena 40

pada dasarnya wujud kesepakatan kedua belah Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa
pihak merupakan perjanjian antar mereka dibuat peran BPN dalam memediasi penyelesaian
secara sah dan menjadi undang-undang bagi yang sengketa tanah pada dasarnya bertitik tolak dari
membuatnya. Apabila dalam pelaksanaan dua hal yaitu:
mediasi tidak dapat terjadi perdamaian, maka a. Kebenaran-kebenaran formal dari fakta-fakta
tetap dibuatkan berita acara pertemuan, dan yang mendasari permasalahan yang
dianjurkan untuk menempuh jalur hukum. Dari bersangkutan;
pelaksanaan tersebut, maka baik mediasi itu hasil b. Keinginan yang bebas dari para pihak yang
akhirnya berdamai atau tidak maka penanganan bersengketa terhadap objek yang
atas sengketa dan konflik pertanahan dianggap disengketakan.
selesai ditangani oleh Badan Pertanahan Sebagai mediator, BPN mempunyai peran
Nasional, dan permasalahan tersebut dicoret dari membantu para pihak dalam memahami
buku register pengaduan. pandangan masing-masing dan membantu
Pasal 6 Undang-Undang No.30 Tahun mencari hal-hal yang dianggap penting bagi
1999 tentang arbitrase dan alternatif mereka. Mediator mempermudah pertukaran
penyelesaian sengketa, yaitu: informasi, mendorong diskusi mengenai
(1) Sengketa atau beda pendapat perdata perbedaan-perbedaan kepentingan, persepsi,
dapat diselesaikan oleh para pihak penafsiran terhadap situasi dan persoalan-
melalui alternatif penyelesaian persoalan dan mengatur pengungkapan emosi.
sengketa yang didasarkan pada Hal ini sesuai dengan peran mediator membantu
etikat baik dengan para pihak memprioritaskan persoalan-persoalan
mengesampingkan penyelesaian dan menitikberatkan pembahasan mengenai
secara legitasi di pengadilan; tujuan dan kepentingan umum.
(2) Penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui alternatif PENUTUP
penyelesaian sengkata sebagaimana A. Kesimpulan
dimaksud pada point (1) diselesaikan 1. Bahwa hukum tanah nasional kita sebagai
dalam pertemuan langsung oleh mana ditegaskan di dalam UUPA adalah
para pihak dalam waktu paling lama berdasarkan atau bersumber pada hukum
14 hari dan hasilnya dituangkan adat, khususnya hukum adat tentang tanah.
dalam suatu kesepakatan tertulis; Oleh karena itu sifat hakekat jual-beli di dalam
(3) Dalam hal sengketa sebagaimana hukum tanah kita sekarang ini adalah sama
dimaksud pada point (2) tidak dapat dengan sifat hakekat jual-beli yang ada dalam
diselesaikan, maka atas kesepakatan hukum adat, akan tetapi telah dimodernisir.
tertulis para pihak sengketa
diselesaikan melalui bantuan
40
seorang atau seorang mediator. Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang
arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, pasal 6.
2. Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa jual beli Frans Hendra Winata, Hukum Penyelesaian
tanah yang disebabkan pembeli tidak Sengketa, Sinar Grafika, Jakarta, 2012
membayar lunas harga tanah yang Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian
diperjanjikan dapat dilakukan dengan cara dan Penerapannya dibidang
litigasi dan non litigasi. Litigasi adalah Kenotariatan, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2011
penyelesaian melalui pengadilan yaitu
Miriam Darus Badrulzaman, Komplikasi Hukum
mengajukan gugatan wanprestasi di Perikatan (Dalam Rangka Memperingati
Pengadilan Negeri Setempat dengan Memasuki Masa Purna Bakti Usia 70
mengikuti acara sebagaimana diatur dalam Tahun), PT. Citra Adytia, Bandung, 2001
Hukum Acara Perdata. Sedangkan Non Litigasi Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum:
dapat dilakukan penyelesaian diluar Pendekatan Kontemporer, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2002
pengadilan dalam bentuk mediasi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961
Undang-Undang No.30 Tahun 1999 tentang Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN Nomor 1
arbitrase dan alternatif penyelesaian Tahun 1999 tentang Tata Cara
sengketa, yang dalam prakteknya dapat Penanganan Sengketa Pertanahan.
dilakukan dihadapan Badan Pertanahan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Nasional selaku pihak mediator berdasarkan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Penanganan dan Penyelesaian Kasus
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21
Pertanahan (Permen ATR/ Kepala BPN
Tahun 2020 tentang Penanganan dan 21/ 2020).
Penyelesaian Kasus Pertanahan (Permen ATR/ Rahmadi. T, Mediasi Penyelesaian Sengketa
Kepala BPN 21/ 2020). Melalui Pendekatan Mufakat, Cet. Ke-2,
, B. Saran Rajawali Pers, Jakarta, 2011
1. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Robert N. Corley-O Lee Red dalam M Yahya
Harahap
tentang aturan penyelesaian sengketa jual beli
Permen ATR/Kepala BPN 21/2020.
tanah menurut hukum nasional yakni hukum Sarjita, Teknik dan Strategi Penyelesaian
pertanahan di Indonesia. Sengketa Pertanahan, Tugu Jogja
2. Proses mediasi dalam penyelesaian sengketa Pustaka, Yogyakarta, 2005
tanah secara non litigasi yang diatur dalam Soerjono Soekanto, Hukum adat Indonesia,
Undang-Undang nomor 30 tahun 1999 perlu Rajawali, Jakarta, 1983
Soetomo, Pedoman Jual Beli Tanah, Peralihan
ditindak lanjuti dengan peraturan daerah
Hak dan Sertipikat, Universitas
bahkan peraturan desa untuk mempermudah
Brawijaya, Malang, 1981
masyarakat pedesaan dalam menyelesaikan Suharmoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa
sengketa tanah. Kasus, Kencana Pranada Media Group,
Jakarta, 2009
DAFTAR PUSTAKA Syahrizal Abbas, Mediasi (Dalam Hukum Syariah,
Abdurrasyid dan Priyatna, Arbitrase dan Hukum Adat dan Hukum Nasional), Cet.
Alternatif Penyelesaian Sengketa, Ke-2, Jakarta, Kencana, 2011
Fikahati Aneska, Jakarta, 2002. Puslitbang Hukum dan Peradilan, Naskah
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Akademis Mediasi, Badan Litbang Diklat
Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta, 2007 Kumdil Mahkamah Agung RI, Jakarta,
Boedi Harsono, Sengketa-Sengketa Tanah serta 2007
Penanggulangannya, Djambatan, KUHPerdata
Jakarta, 2005 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah arbitrase dan alternatif penyelesaian
Pembentukan Undang-Undang Pokok sengketa
Agraria Isi dan Pelaksanaannya, UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 205. Usaha Negara.
Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai
Sistem Peradilan dan Penyelesaian
Sengketa, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1997

Anda mungkin juga menyukai