55-Article Text-56-1-10-20200228
55-Article Text-56-1-10-20200228
1 “Serangan bom di tiga gereja Surabaya: Pelaku bom bunuh diri ‘perempuan yang membawa
anak’,” BBC News Indonesia, diakses 8 Februari 2020 https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
44097913 2 Sindo News.com, diakses 8 Februari 2020 https://index.sindonews.com/index/9/30?
t=2018-08-
12
2 Devina Halim, “Polri: Penusuk Wiranto Menyuruh Anaknya Melakukan Serangan ke Polisi,”
Kompas.com,
3 Greg Fealy, Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia (Bandung: Mizan,
2005), 12.
4 Mila, “5 Sunnah Rasulullah Dalam Berpakaian,”
Islampos, diakses 21 November 2019.
www.islampos.com/75509-75509/amp/
5 “Mahfud MD Sebut Radikalisme tak identik dengan agama tertentu” CNN Indonesia,
diakses 31 Desember 2019. https://m.cnnindonesia.com/nasional/201910312004 09-20-
444673/mahfud-md-sebut-radikalisme-takidentik-dengan-agama-tertentu
6 Karyono Wibowo, “Selain di Islam Kelompok Radikal Juga Ada di Agama Lain,” merdeka.com,
diakses 19
Februari
https://m.merdeka.com/peristiwa/selain-di-islamkelompok-radikal-juga-ada-di-agama-lain.html
7 Sun Choirol Ummah, “Akar Radikalisme Islam di Indonesia,” Humanika, Vol. 12 No. 1 (2012), 112-
124. https://doi/org/10.21831/hum.v12i1.3657
8 “SKPP Muhammadiyah No. 149/Kep/I.0./2006 tentang Kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
9 Zuly Qodir, Syariah Demokratik: Pemberlakuan Syariah Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004) 56.
10 Amsar A Dulmanan, “Pendidikan Karakter: Menjadi NU, Menjadi Indonesia,” NU.or.id,
11 Zuly Qodir, “Gerakan Salafi Radikal dalam Konteks Islam Indonesia: Tinjauan Sejarah,”
Jurnal Islamica, Vol. 3, No. 1, (2008): 10-12.
15 Ibid.
16 Ibid., 607.
17 Ibid., 105-106.
18 Ibid., 883.
bahwa Isa adalah anak Tuhan yang Metode ini relevan dan realistis
dilahirkan tanpa ayah hanya ibu saja. sesuai dengan tantangan dan
Al-Qu’ran menunjukkan justru Nabi kebutuhan, dengan memikirkan kadar
Adam lahir tanpa ayah dan ibu. Maka kemampuan akal dan suasana
dengan Nabi Muhammad psikologis serta sosio-kultural
20
menunjukkan hukum-hukum yang mad’uw.
ada dalam Al-Qur'an tersebut maka
pendeta Nasrani tidak bisa Metode dakwah mujadalah adalah
membantahnya. dengan cara melakukan perdebatan
dengan menggunakan pendasaran-
Ketiga, teori penukaran dalil, yang pendasaran logika, tetapi dalam
dimaksud dengan teori ini adalah menggunakan mujadalah tersebut
penukaran dalil dengan dalil lain yang tetap ada prinsip-prinsip komunikasi
sepadan atau dari satu dakwah yang sudah diatur dalam Al-
Qur’an. Ada beberapa prinsip dalam
AlQur’an yang dapat digunakan
contoh ke contoh yang lain. Hal itu dalam setiap aktivitas dakwah melalui
dikarenakan lawan bicara tidak dakwah mujadalah ini yaitu,21
paham dengan dalil atau contoh yang pertama, prinsip qaulan syadidan
pertama, atau ia hanya berpura-pura “...Hendaklah mereka bertakwa
tidak paham dengan maksud kepada Allah dan hendaklah mereka
membuat pengaburan atau mengucapkan perkataan yang
memutarbalikkan fakta. Teori benar”22 yaitu sesuai dengan fakta
penukaran dalil ini telah dibuktikan yang didukung data. Dalam prinsip
Nabi Ibrahim ketika menghadapi Raja qoulan syadidan dakwah dengan
Namruz yang mendebatnya. Kisah metode mujadalah memberikan data-
perdebatannya telah diabadikan Allah data kebenaran yang sesuai dengan
dalam Al-Qur’an. Namruz dengan fakta, tidak melakukan manipulasi
kekuasaannya bisa mengampuni dan data atau menyembunyikan fakta dan
menghukum mati seseorang maka dia data-data. Kedua, prinsip qaulan
mengatakan bahwa dia bisa balighan, “Katakanlah kepada mereka
menghidupkan dan mematikan, perkataan yang membekas pada
tetapi dengan argumentasi Ibrahim jiwa mereka,”23 karena apa yang
bahwa Allah bisa menerbitkan disampaikan bertemu dalam satu
matahari dari barat dan menantang medan pengalaman, field experience
Namruz menerbitkannya dari timur antara mad’uw dan dai. Kalau dalam
maka dia terdiam. qaulan sadida banyak menguji
tentang data dan fakta di mana
Jadi metode mujadalah ini adalah penekanan metode ini adalah
metode komunikasi dakwah yang argumentasi data-data yang logis
efektif untuk membongkar atau menyentuh pada tataran kognisi
pemahaman Islam radikal yang keliru. lawan bicara, tetapi untuk metode
19 Ibid., 105.
20 Muhyidin, Asep, Dakwah Dalam Perspektif AlQur’an, (Bandung: Pustaka Setia 2002),164.
21 Syamhudi, M. Hasyim, Filsafat Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2014), 47.
22 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya dengan Translasi Arab-Latin, 79-80.
23 Ibid., 163.
24 Ibid., 543.
25 Ibid., 606.
26 Ibid., 542.
27 Ibid., 142-143.
berdiri sendiri tetapi berada di atas Jawa Tengah yang dipimpin oleh
landasan misi hikmah jelas akan Kartosoewiryo dan Ibnu Hajar mereka
menciptakan suasana harmonis dan menuntut penegakan negara Islam
sejuk dan ini akan memudahkan Indonesia. DI/TII Aceh di bawah
diterimanya pesan-pesan dakwah komando Teungku Daud Beureueh
sebagai landasan pengondisian mereka menuntut janji Soekarno
rahmatan li alalamin dalam tataran akan pemberlakukan syariat Islam di
kehidupan sehari-hari serta daerah Aceh. Sedangkan DI/TII
keselamatan di akhirat.28 Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh
Kahar
Muzakkar menuntut pemerataan
pembagian kekuasaan di daerah
Dakwah Kelompok Islam
Sulawesi salah satunya adalah
Radikal di Indonesia pengakuan pasukan perang. Gerakan
1. Sejarah Islam Radikal di DI/TII ini berhenti setelah semua
Indonesia pimpinannya terbunuh pada awal
Radikalisme agama yang dilakukan 1960-an. Sungguhpun demikian,
oleh gerakan Islam garis keras dapat bukan berarti gerakan semacam ini
ditelusuri lebih jauh ke belakang. lenyap dari Indonesia. Pada awal
Gerakan ini telah muncul pada masa tahun 1970-an dan 1980-an gerakan
kemerdekaan Indonesia, bahkan Islam garis keras muncul kembali,
dapat dikatakan sebagai akar gerakan seperti Komando Jihad, pembajakan
Islam garis keras era reformasi. pesawat Garuda oleh kelompok
Gerakan dimaksud adalah DI/TII Imron, kasus Talangsari oleh Warsidi
(Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) dan
dan Negara Islam Indonesia (NII) yang Teror Warman di Lampung untuk
muncul era 1950an (tepatnya 1949). mendirikan negara Islam, dan
Darul Islam atau NII mulanya di Jawa semacamnya, semua kasus-kasus
Barat, Aceh, dan Makassar. Gerakan tersebut selalu terhubung kepada NII
ini disatukan oleh visi dan misi untuk dan sempalansempalannya.29
menjadikan syariat sebagai dasar
negara Indonesia. Gerakan DI/TII Pada awalnya, alasan utama dari
adalah gerakan berbagai kepentingan radikalisme agama atau gerakan-
yang menjadi satu, antara gerakan Islam garis keras tersebut
kepentingan penegakan syariat Islam adalah dilatarbelakangi oleh politik
dan juga kekecewaan kepada lokal seperti ketidakpuasan politik,
pemerintahan Soekarno karena keterpinggiran politik, dan
dianggap semacamnya. Namun setelah
terbentuknya gerakan tersebut,
agama meskipun pada awalnya bukan
tidak adil dan sentralisistis dalam
sebagai pemicunya, kemudian
pembagian kekuasaan, seperti DI/TII
menjadi faktor legitimasi maupun
di Jawa Barat dan
perekat yang sangat penting bagi
31 Tim Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,
2008), 1151
32 Kementerian Agama Republik Indonesia, Radikalisme Agama dan Tantangan Kebangsaan,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI, 2014), 3.
33 M. Imdadun Rahmat. Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke
Indonesia, (Jakarta: Erlangga 2005), 153. 46 Ibid.
34 Anzar Abdullah, “Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif Historis,” ADDIN, Vol. 10 No. 1
(2016).
Islam yang berkarakter ideologis. sistem dan ideologi dari luar Islam,
Dalam gerakannya Islam radikal seperti halnya sistem sekuler, liberal,
mempunyai beberapa karakteristik barat, dan yang dikategorikan sebagai
sebagai berikut: (1) isu utama yang anti-Islam serta menjadikan jihad
diangkat adalah penegakan syariat sebagai konsep perang adalah pilar
Islam (tathbiq al-Syari’at) dengan yang penting dalam perjuangan
tujuan formalisasi penerapan syariat menegakkan syariat Islam.52
Islam dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat;49 (2) penegakan Selain itu gerakan Islam radikal juga
Islam kafah, dalam artian mengajak terjadi dalam bentuk perlawanan
kembali pada ajaran dan praktik Islam terhadap Barat. Reaksi yang
seperti yang dicontohkan oleh Nabi ditunjukkan berupa perlawanan
Mumammad dan diikuti oleh dengan kekerasan terhadap
sahabatnya selanjutnya diteruskan kepentingan atau perusahaan
oleh para tabiin dan juga para tabiin- multinasional Barat. Kantor
tabiin, yang secara umum dianggap kedutaan dan perusahan Amerika
sebagai praktik salaf saleh; (3) Serikat (AS) sering menjadi sasaran
mengembangkan paham kekerasan yang diilhami oleh
pembentukan kepemimpinan Islam pemahaman kaum radikal sebagai
baik imamah maupun kekhilafahan perjuangan agama. Selain itu juga
Islam sebagai konsep seruan boikot terhadap produk-
tunggal/monolitik dengan merujuk produk Barat terutama Amerika,
pada masa Nabi dan dengan memberi label produk-
36
khulafaurasyidin; (4) bercita-cita produk tersebut haram dan
memperjuangkan berdirinya negara keuntungan dari produk tersebut
Islam ataukah khilafah Islamiah, digunakan untuk pembiayaan
dengan syariat Islam sebagai praktik programprogram penindasan
hukum di masyarakat;51 (5) membagi terhadap umat Islam.
wilayahwilayah ke dalam tiga Maka jihad menjadi simbol
kategori, Dar al salam atau negara perlawanan
Islam dan Dar al harb atau negara
konflik/perang, serta mewajibkan
efektif untuk menggerakkan perang
umat Islam menjalankan syariat Islam
melawan Barat. Kondisi ini
secara menyeluruh, dan untuk Dar al
menyebabkan permusuhan yang
Salam penduduknya dikenakan pajak,
berlanjut antara Islam dan Barat.
tetapi kalau Dar al Harb dikenakan
Bahkan, kalangan Islam radikal
fa’i dan apabila melawan, harta
melihat Barat berada dalam
bendanya bisa dirampas (ganimah);
pertarungan abadi melawan Islam.
(6) menentang berbagai bentuk
35 Said Aqil, “Bibit Radikalisme Telah Ada Sejak Zaman Rasulullah,” NU Online, diakses 12
Desember 2019. www.nu.or.id/post/read/37266/said-aqil-bibitradikalisme-telah-ada-sejak-zaman-
rasulullah 49 Khamami, Zada, Islam Radikal: Pergulatan Ormasormas Islam Garis Keras di Indonesia,
(Jakarta:Penerbit Teraju, 2002), 133.
36 Haedar Nashir, Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia, (Bandung:
Mizan, ,2013),108. 51 Jamhari Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004),185. 52 Nashir, Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia,
109.
37 Endang Saifudin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945. (Bandung: Gema Insani Press, 1997), 52.
38 Yudi Latif, Inteligensia Muslim dan Kuasa, (Jakarta: Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi
Indonesia, 2012), 94.
39 Ahmad Syafii Ma’rif, Islam dan Politik: Teori Belah Bambu, Masa Demokrasi Terpimpin (1959-
1965). (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 112.
40 Budi Darmawan, “Sejarah Berdirinya Muamalat,
Bank Syariah Pertama di Indonesia,” EkonomiIslam.com, diakses 29 Oktober 2018
https://ekonomiislam.com/sejarah-berdirinya-muamalat-banksyariah-pertama-di-indonesia/
ayat 38, “Laki-laki yang mencuri dan Maka jika ayat di atas dipahami
perempuan yang mencuri, potonglah secara literal dan tekstual atau kaku
tangan keduanya (sebagai) tanpa melihat konteks sejarah dan
pembalasan bagi apa yang mereka peraturan perundangundangan di
kerjakan dan sebagai siksaan dari Indonesia akan menumbuhkan sikap
Allah. Dan Allah Mahaperkasa lagi intoleransi pada pemeluknya yang
Mahabijaksana.”47 Juga ayat yang berujung pada tindak kekerasan.
mengatur tentang hukuman bagi Praktik semacam itu pernah terjadi
manusia yang melakukan pada salah satu kelompok yang
perampasan hak (perampokan) dalam diidentifikasi radikal di Indonesia.
surah Al-Maidah ayat 33, Saat mereka membantu umat Islam
”Sesungguhnya pembalasan terhadap yang konflik di Ambon, salah seorang
orang-orang yang memerangi Allah anggotanya mengaku telah
dan Rasul-Nya dan membuat melakukan perzinaan dengan
kerusakan di muka bumi, hanyalah penduduk setempat. Sesuai dengan
mereka dibunuh atau disalib, atau ayat di atas, maka akhirnya anggota
dipotong tangan dan kaki mereka laskar tersebut dihukum rajam,
dengan bertimbal balik, atau dibuang dengan dilempari batu sampai
dari negeri (tempat kediamannya). meninggal, padahal Indonesia tidak
Yang demikian itu (sebagai) suatu menerapkan hukum rajam.49 Respon
penghinaan untuk mereka di dunia, para ulama saat itu juga tidak
dan di akhirat mereka beroleh siksaan sependapat dengan cara-cara yang
yang besar,”48 atau ayat tentang dilakukan kelompok tersebut. Di
hukuman qisas, dalam surah Al- antaranya sebagaimana diberitakan
Baqarah ayat 178, “Hai Gatra, K.H. Umar Shihab dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyatakan
bahwa pemberlakuan hukum Islam
orang-orang yang beriman diwajibkan
itu harus mengikuti satu mekanisme
atas kamu qishash berkenaan dengan
undang-undang yang disahkan negara
orangorang yang dibunuh; orang
karena yang diperintahkan
merdeka dengan orang merdeka,
menegakkan hukum adalah
hamba dengan hamba, dan wanita
pemerintah sebagai pemegang
dengan wanita. Maka barangsiapa 70
kekuasaan.
mendapat suatu pemaafan dari
saudaranya, hendaklah (yang
Kedua, provokasi. Provokasi adalah
memaafkan) mengikuti dengan cara
sebuah sikap untuk menghasut,
yang baik, dan hendaklah (yang diberi
memengaruhi dan membangkitkan
maaf) membayar (diat) kepada yang
amarah seseorang atau kelompok
memberi maaf dengan cara yang baik
dan melakukan tindakan tertentu dari
(pula)..."68
yang menghasut. Biasanya kelompok
radikal ini akan membenturkan
kebijakankebijakan pemerintah yang
47 Ibid., 212.
48 Ibid., 211. 68 Ibid., 52.
49 Mujib Rahman dan Herry Muhammad, “Eksekusi Rajam Untuk Pezina Ambon,” Gatra Nomor 24
Beredar Senin 30 April 2001, 24. 70 Ibid.
50 Amirullah, “JK Minta Masyarakat Tak Emosional Serukan Boikot Produk Amerika,” Tempo.Co,
diakses
10 Februari 2020.
https://nasional.tempo.co/read/1043592/jk-minta-
51 M. Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke
Indonesia, 53.
52 Abdul Munir Mulkhan, dan Bilveer Singh, Demokrasi di bawah bayangan mimpi N-11, 110.
53 Zuly Qadir, Syariah Demokratik, Pemberlakuan Syariah Islam di Indonesia, 20.
Munawir, A.W. Kamus Al Munawir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Muhyidin, Asep. Dakwah Dalam Perspektif al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Mulkhan, Abdul Munir dan Bilveer Singh. Demokrasi di Bawah Bayangan Mimpi N-11: Dilema Politik
Islam Dalam Peradaban. Jakarta: Kompas, 2011.
Nashir, Haedar. Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia. Bandung: Mizan,,2013.
Qodir, Zuly. Syariah Demokratik: Pemberlakuan Syariah Islam di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004.
. “Gerakan Salafi Radikal dalam Konteks Islam Indonesia: Tinjauan Sejarah.” Jurnal Islamica,
Vol. 3, No. 1, (2008): 10-12.
Rahmat, M. Imdadun. Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke
Indonesia. Jakarta: Erlangga 2005.
Reno, Muhammad. ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global. Bandung: Penerbit Noura Books, 2014.
Rahman, Mujib dan Herry Muhammad. “Eksekusi Rajam Untuk Pezina Ambon.” Gatra, Nomor 24
(Senin 30 April 2001).
“Serangan Bom di Tiga Gereja Surabaya: Pelaku Bom Bunuh Diri ‘Perempuan yang Membawa Anak’,” BBC
News Indonesia. 8 Februari 2020 https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44097913 “SKPP
Muhammadiyah No. 149/Kep/I.0./2006 tentang Kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Mengenai
Konsolidasi Organisasi dan Amal Usaha Muhammadiyah.” Muhammadiyah.or.id.
www.muhammadiyah.or.id/id/download-peraturan-7.html
Syamhudi, M. Hasyim. Filsafat Dakwah. Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2014.
Taufiq Siddiq. “Daerah dengan Perda Syariah dan Injil dari Aceh hingga Papua” Tempo.co.
https://nasional.tempo.co/read/1147430/daerah-dengan-perda-syariah-dan-injil-dari-acehhingga-
papua
Tim Kompas. “Satu Dekade Polisi Jadi Sasaran Teror.” Koran Kompas. Kamis, 14 November 2019.
Ummah, Sun Choirol. “Akar Radikalisme Islam Di Indonesia.” Humanika, Vol. 12 No. 1 (2012): 112124.
https://doi/org/10.21831/hum.v12i1.3657
Wahid, Abdurrahman (Editor). Ilusi Negera Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia,
Jakarta: The Wahid Institute, 2009
Zada, Khamami. Islam Radikal. Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis Keras di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Teraju, 2002.