Anda di halaman 1dari 27

Penerapan Metode Dakwah Mujadalah

Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

PENERAPAN METODE DAKWAH MUJADALAH


DALAM MEMBENDUNG RADIKALISME DI
INDONESIA
Agung Teguh P
STID Al-Hadid, Surabaya agung_atp@yahoo.co.id

Abstrak: Gerakan Islam radikal masih menjadi masalah di Indonesia. Terdapat


berbagai varian gerakan Islam radikal, mulai dari yang bersifat terorisme,
transnasionalisme, sampai dengan wahabisme. Secara keseluruhan kelompok Islam
radikal memiliki metode dakwah yang khas, yaitu indoktrinasi, cenderung kaku dan
tekstual dalam memahami Al-Qur’an dan hadis, kekerasan dan pemaksaan dalam
pelaksanaan ajarannya, menganggap kelompoknya yang benar, dan tidak jarang
memprovokasi. Saat dipraktekkan di Indonesia seringkali mengalami benturan
dengan negara dan masyarakat, baik dengan sesama muslim dan juga nonmuslim.
Studi ini mendeskripsikan penerapan metode dakwah mujadalah dalam rangka
membendung dakwah radikalisme di Indonesia. Metode studi adalah kualitatif
pustaka. Hasil studi menunjukkan bahwa metode mujadalah memiliki keunggulan
bersifat dialektika dan bisa membongkar pemikiran Islam radikal yang bersumber
dari kekeliruan memahami ayat-ayat Allah. Dalam penerapannya, metode
mujadalah dapat menyasar kepada para pelaku radikalis maupun umat Islam yang
terpengaruh dengan pemikiran radikal. Teknisnya dengan mencoba
mempertanyakan kembali (dialektika) dan menggunakan logika-logika dasar serta
pengetahuan ilmiah dalam membongkar kesalahan berpikir pemahaman radikal,
khususnya terkait ayat-ayat jihad dan perang, penegakan syariat Islam, dan
sebagainya. Aspek yang juga perlu diperhatikan adalah etika dalam komunikasi
dakwah, agar dakwah dengan metode mujadalah dapat berhasil.
Kata Kunci: metode dakwah mujadalah, Islam radikal, radikalisme di Indonesia

The Implementation of Da’wah Method of Mujadalah in Stemming


Radicalism in Indonesia. Abstract: The radical Islamic movement remains a
problem in Indonesia. There are various radical Islamic movements, from terrorism,
trans-nationalism to wahhabism. As a whole, radical Islamic groups have typical
methods of da’wah: indoctrination, tendency of being rigid, being textual in
interpreting Al Qur’an and hadist, violence and coercion in the performance of its
teachings, believing their groups are the most righteous, and frequently provoking.
While being practised in Indonesia, it frequently clashes with government and
society, both with Moslems and non-Moslems. This study describes the
implementation of Mujadalah as da’wah method in stemming radicalism in
Indonesia. It applies qualitative library research. It results that this method has
excellencies in dialectical form and exposing radical Islamic thinking which
misunderstanding God’s verses. In its implementation, this method can target to
radicalists and Moslems affected by radical thoughts. Its technique is by dialectically
re-questioning and using basic logic thinking and scientific knowledge in exposing
their misunderstanding, especially related to the verses of jihad, warfare,
enforcement of Sharia and so forth. An aspect concerned in this method is the ethic
of da’wah communication, so that da’wah with mujadalah can be successfully
conducted.
Key words: Mujadalah da’wah method, radical Islamic thinking, radical Islamic
movement in Indonesia

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 305


Agung Teguh P

Pendahuluan Indonesia telah mengalami


Rentetan peristiwa teror dan bom perubahan arah, kalau sebelum
yang ada di Indonesia kembali tahun 2010 arah teror adalah orang
memunculkan isu radikalisme atau asing dan fasilitas-fasilitas asing yang
Islam radikal. Peristiwa pengeboman dianggap musuh Islam, tetapi sejak
tiga gereja yang terjadi di Surabaya, tahun
pelakunya adalah satu keluarga yang
melibatkan ayah, ibu, dan dua anak 2010 mereka beralih kepada
usia sekolah dasar. Disusul aparat-aparat kepolisian yang
pengeboman di depan markas dianggap sebagai figur
kepolisian resor kota (Mapolresta) penghalang perjuangan
4
Surabaya yang pelakunya adalah mereka.
suami istri dan membawa anak kecil.1
Selain itu penangkapan terduga Di samping model gerakan
terorisme oleh pihak kepolisian juga radikalisme berupa teror,
terjadi di beberapa daerah, seperti di muncul juga gerakan-gerakan
Sumedang dan Bandung Jawa Barat yang mengatasnamakan
di mana detasemen khusus (Densus) pemurnian ajaran Islam dan
dan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa semangat kembali ke Al-Qur’an
Barat menangkap beberapa anggota dan As-Sunnah. Mereka
Jamaah melakukan kampanye secara
Ansharut Daulah (JAD) yang diduga masif bahwa umat Islam kalau
terlibat dalam aksi teror bom panci di ingin kembali jaya harus
Kampung Melayu, Jakarta Timur.2 menggunakan sistem khilafah
Peristiwa terbaru adalah penusukan seperti masa kejayaan khilafah
Menteri Koordinator Politik, Hukum, Turki Ustmani. Kehancuran dan
dan Keamanan (Menkopolhukam) keterpurukan umat Islam di
Wiranto, yaitu saat melakukan segala bidang saat ini karena
kunjungan kerja di Pandeglang meninggalkan sistem khilafah.
Banten. Penusukan tersebut Mereka mengatakan sistem
dilakukan oleh khilafah yang diterapkan mulai
Abu Rara dan zaman Nabi sampai zaman
mengakibatkan Turki Ustmani terbukti mampu
Menkopolhukam harus dioperasi di membuat Islam jaya dan
Rumah Sakit Gatot Subroto. Pelaku menjadi kekuatan yang ditakuti
dalam melakukan aksinya tidak oleh umat non-Islam. Selain itu
sendirian tetapi juga melibatkan muncul pula kelompok Islam
istrinya, bahkan anak dari pelaku juga yang sangat puritan-pemurnian
didoktrin untuk berbuat yang sama.2 dengan nuansa ideologis yang
Gerakan radikalisme terorisme di kuat berdasarkan kelompok

1 “Serangan bom di tiga gereja Surabaya: Pelaku bom bunuh diri ‘perempuan yang membawa
anak’,” BBC News Indonesia, diakses 8 Februari 2020 https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
44097913 2 Sindo News.com, diakses 8 Februari 2020 https://index.sindonews.com/index/9/30?
t=2018-08-
12
2 Devina Halim, “Polri: Penusuk Wiranto Menyuruh Anaknya Melakukan Serangan ke Polisi,”
Kompas.com,

306 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

ideologis Ikhwanul Muslim yang bukan kelompoknya adalah


didirikan Hasan al-Banna dan sesat.
diteruskan oleh Sayyid Qutub,
sekalipun belakangan Melihat gejala tersebut
mengalami beberapa pemerintah Indonesia akhirnya
modifikasi. Hal ini tampak pada tahun 2017
terlihat dari banyaknya varian mengeluarkan sikap dengan
Islam neofundamentalis-salafi menerbitkan Peraturan
radikal di Indonesia yang lebih Pemerintah Pengganti
bersifat antikekerasan UndangUndang (Perppu)
ketimbang pro pada jalan Nomor 2 tahun 2017 yang
kekerasan dan revolusioner ala mengubah UU Nomor 17
Hasan Al-Banna.3 Ada juga yang Tahun 2013 tentang Organisasi
menawarkan bahwa pola hidup Kemasyarakatan. Dampak dari
yang islami ala Rasulullah, Perppu tersebut beberapa
sehingga harus memakai ormas Islam yang
pakaian seperti Nabi bagi yang mengindikasikan menyebarkan
lelaki dan berjenggot, paham kebencian terhadap
sementara yang perempuan keutuhan NKRI dan Pancasila,
dengan citacita pendirian
diakses 25 Desember khilafah islamiah atau
https://www.kompas.com/nasional/
read/2019/2019/
pendirian negara Islam,
10/17/18091901/polri-penusuk- dipaksa untuk membubarkan
wiranto-menyuruhanaknya- diri. Gerakan radikal itu
melakukan-serangan-ke-polisi. 4 Tim
Kompas, “Satu Dekade Polisi Jadi
merupakan kelompok yang
Sasaran Teror,” Koran Kompas, edisi ingin mengganti dasar dan
Kamis, 14 November 2019. ideologi negara dengan
memakai cadar, mereka yang melawan aturan. Menurut
tidak melaksanakan sunnah Mahfud MD., gerakan tersebut
rasul dianggap sesat dan bukan berupaya merusak cara
dari golongan mereka.4 berpikir generasi baru.
Kelompok-kelompok ini Gerakan itu menyebabkan
memang tidak seekstrem anak-anak muda menganggap
kelompok garis keras yang bernegara dan kontitusi yang
melakukan teror tetapi diterapkan salah, “Bahwa
kelompok ini menyerang kebetulan ada Islam karena
pemahaman atau pemikiran radikalnya, bukan Islamnya.”5
sesama muslim dan terkadang Juga disampaikan oleh
mereka menganggap yang

3 Greg Fealy, Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia (Bandung: Mizan,
2005), 12.
4 Mila, “5 Sunnah Rasulullah Dalam Berpakaian,”
Islampos, diakses 21 November 2019.
www.islampos.com/75509-75509/amp/
5 “Mahfud MD Sebut Radikalisme tak identik dengan agama tertentu” CNN Indonesia,
diakses 31 Desember 2019. https://m.cnnindonesia.com/nasional/201910312004 09-20-
444673/mahfud-md-sebut-radikalisme-takidentik-dengan-agama-tertentu

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 307


Agung Teguh P

Karyono Wibowo direktur kepada seluruh anggotanya tentang


Indonesia Publik bahayanya gerakan Islam
Transnasionalisme. Muhammadiyah
melalui SKPP Muhammadiyah
Institut (IPI) sebetulnya gerakan
Nomor: 149/Kep/I.0/B/2006 untuk
radikalisme tidak hanya ada pada
menyelamatkan perserikatan dari
Islam tetapi juga ada di agama-agama
infiltrasi partai politik.8
selain Islam sehingga perlakuan
Bagi Muhamadiyah kelompok
terhadap penindakan
Islam Transnasional tidak nampak
gerakangerakan radikal selain Islam
juga ditindak dan diperlakukan yang tetapi efeknya sangat luar biasa.
sama dengan gerakan Islam radikal, Kader-kader
misal di berbagai daerah juga ada Muhamadiyah yang tidak kuat pola
radikal Kristen atau radikal Nasrani.6 pikir dan pemahamannya akan
Sejatinya Islam tidak pernah dibuat ragu dan diajak keluar dari
mengajarkan terorisme. Apa yang Muhamadiyah, dan yang lebih parah
ditangkap masyarakat dunia adalah aset-aset Muhamadiyah banyak
apa yang didefinisikan dalam media- yang diambil alih ke kelompok
media terutama yang dari Barat tersebut tanpa disadari oleh
terkait gerakan kelompok radikal dan Muhamadiyah.9 Begitu pula NU
teroris yang diidentikkan dengan mengeluarkan fatwa bahwa Khilafah
Islam. Sementara jika menyebut Islamiyah tidak mempunyai rujukan
gerakan radikal fundamentalis dan teologis baik di dalam Al-Qur’an
penggunaan kekerasan (terorisme) maupun hadis. Pengurus Besar NU
sebenarnya tidak hanya dilakukan mengingatkan bahwa ideologi
oleh kelompok yang mengaku transnasional berpotensi memecah
beragama Islam, tetapi juga dilakukan belah bangsa Indonesia dan
oleh kelompok agama lain atau etnis merusak amaliyah diniyah umat
tertentu, seperti gerakan Tamil di Islam.10 Sebenarnya ada kesamaan
Srilangka, militan Hindu di India, IRA makna yang dimaksud oleh
(kelompok bersenjata Irlandia Utara), pemerintah dan dua ormas besar
militan Yahudi sayap kanan, sekte tersebut, bahwa gerakan terorisme
kebatinan di Jepang, dan sebagainya.7 di
Indonesia dan gerakan Islam
transnasionalisme adalah gerakan
Sebelumnya dua organisasi besar di
Islam radikal. Istilah Islam
Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama
transnasionalisme mengacu pada
(NU) dan Muhammadiyah
istilah ideologi transnasional, yang
mengeluarkan seruan yang sama
merujuk pada ideologi keagamaan

6 Karyono Wibowo, “Selain di Islam Kelompok Radikal Juga Ada di Agama Lain,” merdeka.com,
diakses 19
Februari
https://m.merdeka.com/peristiwa/selain-di-islamkelompok-radikal-juga-ada-di-agama-lain.html
7 Sun Choirol Ummah, “Akar Radikalisme Islam di Indonesia,” Humanika, Vol. 12 No. 1 (2012), 112-
124. https://doi/org/10.21831/hum.v12i1.3657
8 “SKPP Muhammadiyah No. 149/Kep/I.0./2006 tentang Kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
9 Zuly Qodir, Syariah Demokratik: Pemberlakuan Syariah Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004) 56.
10 Amsar A Dulmanan, “Pendidikan Karakter: Menjadi NU, Menjadi Indonesia,” NU.or.id,

308 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

lintas negara yang sengaja diimpor orang lain. Mereka dengan


dari luar dan dikembangkan di dalih “berdakwah”
Indonesia.13 Dengan doktrin sebagai menggunakan pemaksaan
gerakan dakwah Islam amar makruf dengan menganggap selain
nahi mungkar dan mengamalkan kelompoknya adalah kafir,
syariat Islam maka banyak warga sesat dan tidak islami, hanya
Muhammadiyah dan NU yang kelompoknya saja yang islami
terkecoh dengan gerakan Islam dan sesuai dengan ajaran
transnasional, yang membawa Rasulullah Muhammad saw.
pemikiran Islam radikal. Menurut Ada juga gerakan Islam radikal
Zuli Qodir mulai saat ini, yang menggunakan kekerasan
Muhammadiyah dan NU harus dan perampasan hak-hak
benarbenar menyadari, sebab orang lain, melakukan teror,
Gerakan Islam transnasional yang dikarenakan orang lain atau
salah satunya berwujud kelompok lain yang tak sejalan
dengan ajarannya dianggap
Mengenai Konsolidasi Organisasi dan Amal telah keluar dari Islam dan
Usaha hukumnya adalah kafir,
Muhammadiyah.” Muhammadiyah.or.id
sehingga harus diperangi,
www.muhammadiyah.or.id/id/download-
peraturan- bahkan harta dan jiwanya
7.html dihalalkan untuk dirampas.
gerakan tarbiyah adalah Mereka dengan dalih
gerakan politik praktis yang “berjihad” melawan para
berkedok dakwah adalah kaum kafir yang awalnya
sangat berbahaya, karena adalah bangsa Barat seperti
bukan tidak mungkin akan Amerika dan sekutunya
melakukan pengambil-alihan mereka musuhi tetapi
atas amal berkembang sesama umat
usaha milik organisasi.11 Islam sendiri atau bangsa
sendiri mereka juga
Jadi secara garis besar gerakan
Islam radikal ada yang www.nu.or.id/post/read/94817/pendidikan
karaktermenjadi-nu-menjadi-indonesia
menjurus pada perilaku 13
Ibid.
terorisme ada yang tidak. Ada
perangi dengan dalih
gerakan Islam radikal yang
membantu kaum kafir.
mencoba menerapkan syariat-
syariat Islam secara tekstual,
Dari berbagai kasus radikalisme
kaku, keras, dan menekankan
baik yang terjadi di Indonesia
simbol-simbol Islam dibanding
maupun negara lain
dengan pelaksanaan Islam
motivasinya tidaklah tunggal.
yang secara substansi tetapi
Terdapat faktor ideologi,
dalam pelaksanaannya
politik, ekonomi, hukum,
mereka tidak melakukan teror
mungkin juga budaya yang
dan perampasan hak-hak

11 Zuly Qodir, “Gerakan Salafi Radikal dalam Konteks Islam Indonesia: Tinjauan Sejarah,”
Jurnal Islamica, Vol. 3, No. 1, (2008): 10-12.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 309


Agung Teguh P

menjadi motif. Namun secara jika disampaikan dengan cara


umum ada kesamaan yaitu, yang keliru maka pesan
pertama, terkait literalisme tersebut tidak akan dapat
dalam memahami ajaran Islam. diterima oleh penerima.
Yusuf al-Qaradawi Apalagi dalam dakwah, tidak
menyebutnya sebagai hanya pesannya harus benar
persoalan kurangnya
pemahaman yang benar dan
mendalam atas esensi ajaran sesuai ajaran Islam yang bisa
agama Islam itu sendiri sebagai dipertanggungjawabkan, tetapi juga
akibat dari metode literal atas disampaikan dengan metode dakwah
teks-teks agama.12 Kedua, yang bisa dipertanggungjawabkan
persoalan metode dakwah pula.
yang mereka gunakan, yang
cenderung menggunakan Salah satu metode yang dapat
pemaksaaan dan kekerasan dijadikan alternatif untuk
dalam menyebarkan membendung dakwah radikalisme
pemikirannya. Metode dakwah adalah metode mujadalah, karena
kekerasan dilakukan dalam metode tersebut bisa membongkar
aspek doktrin, kultur, dan kesalahan berpikir suatu
sosial. Kekerasan secara pemahaman. Kelompok Islam radikal
doktrin berarti mendakwahkan salah satu sebabnya adalah karena
pemikiran Islam literal yang keliru memahami dan mengartikan
tertutup atas teks-teks ayat-ayat tentang jihad, keliru dalam
keagamaan, dan klaim memandang penggunaan
kebenaran secara tunggal. hukumhukum atau syariat Islam
Kekerasan kultural terkait tanpa memandang sejarah, kultur,
penggunaan hujatan dan vonis dan budaya yang ada di Indonesia
sebagai orang musyrik, dengan menyamakan sejarah, kultur,
murtad, bahkan kafir yang itu dan budaya Indonesia sama dengan
juga dilabelkan kepada umat budaya Arab, khususnya pada masa
Islam lain. Kekerasan sosial abad keenam Masehi. Tulisan ini
terkait penggunaan aksiaksi memfokuskan pada bagaimana
anarkis dan destruktif metode dakwah mujadalah untuk
terhadap pihakpihak yang membongkar kelemahan-kelemahan
dituduh musyrik, murtad, dan dakwah Islam radikal di Indonesia.
kafir tersebut, sehingga dapat Metode mujadalah adalah dakwah
menyebabkan instabilitas dan dengan metode debat atau
kegelisahan sosial.13 Metode mempertanyakan kembali ideide
dakwah sangatlah penting atau gagasan yang ada, mengkritisi
untuk keberhasilan dakwah. dengan pendekatan dialektika, logika
Pesan yang benar sekalipun dasar serta tetap berlandaskan pada

12 Yusuf al-Qaradawi, Menuju Pemahaman Islam Yang Kaffah; Analisis Komprehensif


tentang Pilar, Karakteristik, Tujuan, dan Sumber-Sumber Acuan Islam, (Jakarta: Insan
Cemerlang, 2003), 392.
13 Abdurrahman Wahid (Ed.), Ilusi Negera Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia,
(Jakarta: The Wahid Institute, 2009), 88-89.

310 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

hukumhukum Islam yang universal. bahwa sebenarnya ajaran Islam


Jadi fokus studi ini adalah bagaimana adalah ajaran yang membawa
menerapkan metode dakwah kesejukan dan kedamaian serta jauh
mujadalah dalam membendung dari pemaksaan dan perampasan
radikalisme Islam di Indonesia. hak-hak individu baik nonmuslim dan
Tujuan dari penelitian ini adalah lebih-lebih sesama muslim. Dalam
untuk mendeskripsikan penerapan menggunakan metode mujadalah
metode dakwah mujadalah dalam tetap berpegangan ketuhanan,
membendung radikalisme Islam di konsep kenabian, dan kitab suci Al-
Indonesia. Manfaat studi ini adalah Qur’an, sehingga harus memosisikan
makin memperkaya penerapan jalan dakwah merekalah yang salah
metode dakwah yang ada pada bukan konsep keimanan mereka.
metode dakwah Islam. Metodologi Beberapa ayat dalam AlQur’an telah
yang digunakan adalah metode membahas tentang metode dakwah
deskriptif kualitatif dengan mujadalah, di antaranya: “Dan
pendekatan studi pustaka. Data-data sesungguhnya Kami telah mengulang-
dikumpulkan melalui dokumentasi, ulangi bagi manusia dalam Al-Qur'an
baik yang berasal dari media atau ini bermacammacam perumpamaan.
buku. Adapun kerangka teoretis yang Dan manusia adalah makhluk yang
digunakan adalah dialektika dakwah paling banyak membantah.” 19 (Q.S.
atau dalam bahasa Al-Qur’an disebut Al-Kahfi ayat 54); “Mereka
dengan metode dakwah mujadalah. membantahmu tentang kebenaran
sesudah nyata (bahwa mereka pasti
menang), seolaholah mereka dihalau
kepada kematian, sedang mereka
Metode Dakwah
melihat (sebab-sebab kematian
Mujadalah 20
itu).” (Q.S. Al-Anfal ayat 6); “Dan
Metode mujadalah secara bahasa, janganlah engkau berdebat dengan
kata mujadalah terambil dari kata Ahli Kitab, melainkan dengan cara
“jadala” yang berarti memintal, yang paling baik, kecuali dengan
menjalin, menganyam dan ketika orang-orang yang zalim di antara
mengikuti wazan faa’ala maka mereka, dan katakanlah: “kami telah
menjadi jaa dala yang berarti beriman kepada (kitab-kitab) yang
berdebat, berbantah.17 Sedangkan telah diturunkan kepada kami dan
secara istilah mujadalah menurut Ali yang diturunkan kepadamu; Tuhan
al-Jarisyah dalam upaya tukar kami dan Tuhan kamu adalah satu;
pendapat yang dilakukan oleh dua dan kami hanya kepada-Nya berserah
pihak secara sinergis, tanpa adanya diri.”21 (Q.S. AlAnkabut ayat 46);
suasana yang mengharuskan lahirnya “Serulah (manusia) kepada jalan
permusuhan di antara keduanya.18 Tuhanmu dengan hikmah dan
Dengan metode dakwah mujadalah pelajaran yang baik dan bantahlah
maka membongkar kesalahan dalam mereka dengan cara yang baik...”
pola pikir mereka dalam memahami (Q.S. An-Nahl ayat
ajaran Islam terutama pada ayat-ayat 125).22
tentang jihad yang ada dalam Al-
Qur’an serta bisa menunjukkan

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 311


Agung Teguh P

Metode mujadalah adalah metode


debat dengan proses dialektika,23 di
bahwa objek dakwah yang kita ini berfungsi untuk membongkar
doktrin-
mana metode
hadapi adalah umat muslim juga yang memberikan kepada orang itu
juga sudah tahu nilai-nilai Islam, pemerintahan (kekuasaan). Ketika
bukan umat non- Ibrahim mengatakan: ‘Tuhanku ialah
Islam yang belum tahu akan Yang menghidupkan dan mematikan,’
konsep orang itu berkata: ‘Saya dapat
menghidupkan dan mematikan.’
Ibrahim berkata: ‘Sesungguhnya Allah
17
menerbitkan matahari dari timur,
A.W. Munawir, Kamus Al Munawir Arab
Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka maka terbitkanlah ia dari barat,’ lalu
Progressif, 1997), 175. 18 Wahidin Saputra, heran terdiamlah orang kafir itu; dan
Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Raja
Allah tidak memberi petunjuk kepada
Grafindo Persada, 2012), 242.
19
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan orang-orang yang zalim.”14
Terjemahnya
doktrin yang sudah ditanamkan Juga peristiwa perdebatan antara
dalam otak para mad’uw pengikut Nabi Ibrahim dengan para
Islam radikal. Sasaran dari teknik ini penyembah berhala. Di mana Nabi
adalah rasional dan perasaan Ibrahim menghancurkan seluruh
berhala-berhala kecil dan menaruh
20
Ibid., 338. kapak yang digunakan untuk
21
Ibid., 793. menghancurkan berhala tersebut
22
Ibid., 536.
23
pada berhala yang paling besar,
Cecep Sumarna, Filsafat Pengetahuan,
(Bandung: sambil berkata "Sebenarnya (patung)

dengan Translasi Arab-Latin, (Semarang: Karya Toha


Putra Semarang, 1998), 573.
Rosda Karya 2006), 132. yang besar itu yang melakukannya,
dari objek dakwah, metode ini pernah maka tanyakanlah kepada mereka,
digunakan oleh para nabi dalam jika mereka dapat berbicara."25
menjalankan misi dakwahnya, seperti Selanjutnya jawaban orang-orang
debatnya Nabi Ibrahim dengan Raja kafir tersebut pada Nabi Ibrahim,
Namruz tentang siapa sebenarnya “Maka mereka kembali kepada
yang menjadi Tuhan Yang Mahakuasa kesadaran mereka dan berkata,
yang bisa mematikan dan "Sesungguhnya kamulah yang
menghidupkan makhluk hidup. menzalimi (diri sendiri), kemudian
Perdebatan tersebut mereka jadi menundukkan kepala
didokumentasikan dalam Q.S. Al- (lalu berkata), "Engkau
Baqarah :258 “Apakah kamu tidak
memperhatikan orang yang
mendebat Ibrahim tentang Tuhannya
(Allah), karena Allah telah
25
14 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya dengan Translasi Arab-Latin, 79-80. Ibid.,
634.

312 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

(Ibrahim) pasti tahu bahwa


(berhala- Dari ketiga kisah yang diabadikan
berhala) itu tidak dapat berbicara."15 dalam Al-
Qur’an menunjukkan metode dakwah
Dalam Al-Qur’an juga dikisahkan mujadalah cara bekerjanya dengan
peristiwa perdebatan antara Nabi membongkar paradigma berpikir
Musa dengan Firaun tentang yang keliru, dengan pendekatan
menghidupkan dan mematikan logika-logika berpikir. Dalam
manusia, “Dia (Fir'aun) berkata, penyampaian argumenargumennya,
"Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Al-Qur’an menggunakan beberapa
Musa? Dia (Musa) menjawab, "Tuhan metode di antaranya pertama,
kami ialah (Tuhan) yang telah menggunakan kata tanya penetapan.
memberikan bentuk kejadian kepada Maksud dari kata tanya ini adalah
segala sesuatu, kemudian menjadikan lawan bicara mengakui
memberinya petunjuk.” Dia dan menyatakan dengan pasti akan
(Fir'aun) berkata, "Jadi adanya sesuatu atau tidak adanya
bagaimana keadaan umat- sesuatu tersebut, seperti “Dan
bukankah (Allah) yang menciptakan
umat yang dahulu?" Dia
langit dan bumi, mampu menciptakan
(Musa) menjawab, "Pengetahuan
kembali yang serupa itu (jasad
tentang itu ada pada
mereka yang sudah hancur itu)?
Tuhanku, di dalam sebuah kitab (Lauh
Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha
Mahfuz), Tuhanku tidak akan salah
Mengetahui.”18 Kata tanya tersebut
ataupun lupa; (Tuhan) yang telah
penting untuk pembuka debat karena
menjadikan bumi sebagai hamparan
untuk menunjukkan kepastian
bagimu, dan menjadikan jalan-ja]an di
persoalan yang mau diperdebatkan.
atasnya bagimu, dan yang
menurunkan air (hujan) dari
Kedua, analogi asosiasi atau qiyas,
langit. Kemudian Kami tumbuhkan
yang dimaksud dengan qiyas adalah
dengannya (air hujan itu) berjenis-
penyamaan sesuatu dengan sesuatu
jenis aneka macam tumbuh- yang lain. Proses penyamaan itu
tumbuhan. Makanlah dan dilakukan dengan menyamakan
gembalakanlah hewan-hewanmu. sesuatu dengan sesuatu yang lain
Sungguh, pada yang demikian itu, yang sama-sama diakui oleh lawan
terdapat tandatanda (kebesaran bicara, seperti “Sesungguhnya
Allah) bagi orang yang berakal.16 perumpamaan (penciptaan) Isa bagi
Juga diceritakan dialog Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia
perdebatan antara Nabi Muhammad menciptakannya dari tanah,
dengan pendeta Nasrani dari Najran kemudian Dia berkata kepadanya,
tentang Isa putra Maryam “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu”19
yang didokumentasikan dalam Al- Ayat tersebut untuk membantah
Qur’an.17 pendeta Nasrani yang menganggap

15 Ibid.
16 Ibid., 607.
17 Ibid., 105-106.
18 Ibid., 883.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 313


Agung Teguh P

bahwa Isa adalah anak Tuhan yang Metode ini relevan dan realistis
dilahirkan tanpa ayah hanya ibu saja. sesuai dengan tantangan dan
Al-Qu’ran menunjukkan justru Nabi kebutuhan, dengan memikirkan kadar
Adam lahir tanpa ayah dan ibu. Maka kemampuan akal dan suasana
dengan Nabi Muhammad psikologis serta sosio-kultural
20
menunjukkan hukum-hukum yang mad’uw.
ada dalam Al-Qur'an tersebut maka
pendeta Nasrani tidak bisa Metode dakwah mujadalah adalah
membantahnya. dengan cara melakukan perdebatan
dengan menggunakan pendasaran-
Ketiga, teori penukaran dalil, yang pendasaran logika, tetapi dalam
dimaksud dengan teori ini adalah menggunakan mujadalah tersebut
penukaran dalil dengan dalil lain yang tetap ada prinsip-prinsip komunikasi
sepadan atau dari satu dakwah yang sudah diatur dalam Al-
Qur’an. Ada beberapa prinsip dalam
AlQur’an yang dapat digunakan
contoh ke contoh yang lain. Hal itu dalam setiap aktivitas dakwah melalui
dikarenakan lawan bicara tidak dakwah mujadalah ini yaitu,21
paham dengan dalil atau contoh yang pertama, prinsip qaulan syadidan
pertama, atau ia hanya berpura-pura “...Hendaklah mereka bertakwa
tidak paham dengan maksud kepada Allah dan hendaklah mereka
membuat pengaburan atau mengucapkan perkataan yang
memutarbalikkan fakta. Teori benar”22 yaitu sesuai dengan fakta
penukaran dalil ini telah dibuktikan yang didukung data. Dalam prinsip
Nabi Ibrahim ketika menghadapi Raja qoulan syadidan dakwah dengan
Namruz yang mendebatnya. Kisah metode mujadalah memberikan data-
perdebatannya telah diabadikan Allah data kebenaran yang sesuai dengan
dalam Al-Qur’an. Namruz dengan fakta, tidak melakukan manipulasi
kekuasaannya bisa mengampuni dan data atau menyembunyikan fakta dan
menghukum mati seseorang maka dia data-data. Kedua, prinsip qaulan
mengatakan bahwa dia bisa balighan, “Katakanlah kepada mereka
menghidupkan dan mematikan, perkataan yang membekas pada
tetapi dengan argumentasi Ibrahim jiwa mereka,”23 karena apa yang
bahwa Allah bisa menerbitkan disampaikan bertemu dalam satu
matahari dari barat dan menantang medan pengalaman, field experience
Namruz menerbitkannya dari timur antara mad’uw dan dai. Kalau dalam
maka dia terdiam. qaulan sadida banyak menguji
tentang data dan fakta di mana
Jadi metode mujadalah ini adalah penekanan metode ini adalah
metode komunikasi dakwah yang argumentasi data-data yang logis
efektif untuk membongkar atau menyentuh pada tataran kognisi
pemahaman Islam radikal yang keliru. lawan bicara, tetapi untuk metode
19 Ibid., 105.
20 Muhyidin, Asep, Dakwah Dalam Perspektif AlQur’an, (Bandung: Pustaka Setia 2002),164.
21 Syamhudi, M. Hasyim, Filsafat Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2014), 47.
22 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya dengan Translasi Arab-Latin, 79-80.
23 Ibid., 163.

314 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

qaulan balighan perkataanperkataan banyak dilihat orang, maka lawan


kita tentang fakta dan data tersebut debat akan resistan terhadap
harus disertai penekananpenekanan kebenaran yang dibawa lawan
terutama pada persoalanpersoalan bicaranya, apalagi jika
yang berbeda, dengan adanya penyampaiannya kasar dan
intonasi, diksi, dan tempo yang kita mendiskreditkannya, meskipun yang
atur saat debat maka secara disampaikan data-data kebenaran.
psikologis lawan bicara akan Kelima, prinsip qaulan kariman. Dan
terpengaruh, dalam artian bisa ucapkanlah kepada mereka (kedua
menyentuh afeksi lawan bicara. orang tua) dengan perkataan mulia
(pilihan kata yang tidak menghinakan
Ketiga, prinsip qaulan maysuro, dan tidak mematikan karakter
“...maka katakanlah kepada mereka mad’uw).26 Secara prinsip qaulan
ucapan yang pantas”.24 Fungsi karima dengan qaulan layyinan
prinsip qaulan maysuro dalam adalah sama yaitu menghargai lawan
metode mujadalah adalah, supaya debat kita, dan memosisikan bahwa
saat proses debat membahas suatu mereka adalah saudara sesama
tema tidak melebar ke tema-tema muslim, dan tujuan berdebat adalah
yang selainnya dan tidak untuk mencari kebenaran bukan
mendiskreditkan lawan debat dengan menambah lawan. Keenam, prinsip
cara merendahkan atau mengungkit qaulan ma’rufan. Dan ucapkanlah
kekurangan fisik atau sejarah yang kepada mereka kata-kata yang baik
jelek dari lawan bicara, padahal tema (penggunaan kata-kata yang tidak
debat yang dibahas bukan itu. jorok, membosankan serta
Sehingga saat kita fokus mempertimbangkan aspek
moralitas.27 Prinsip qaulan ma’rufan
adalah penggunaan kata-kata yang
membahas masalah dan tidak baik, pemilihan diksi yang tepat dan
membahas kejelekan lawan bicara, tidak menggunakan kata-kata kotor,
mereka akan bisa menerima kasar, bahkan mengumpat lawan
kebenaran meski dari pihak di luar bicaranya, sehingga membuat lawan
dirinya, dan tidak tertutupi oleh bicara tersinggung atau juga audiens
dendam dan iri hati. Keempat, prinsip yang melihat debat tersebut juga
qaulan layyinan. “Maka berbicaralah menjadi tidak simpatik. Meskipun
kamu berdua kepadanya dengan yang disampaikan kebenaran tapi
kata-kata yang lemah lembut, kalau pemilihan-pemilihan diksi salah
mudah-mudahan ia ingat atau maka kebenaran yang dibawa juga
takut”.25 Dengan perkataan qaulan sulit untuk diterima.
layyinan maka lawan debat tidak
merasa dibuat malu atau harga Pesan dakwah yang terangkum dalam
dirinya direndahkan apalagi kalau visi dakwah dan disampaikan melalui
debat dilakukan di depan publik yang formulasi misi mujadalah yang tidak

24 Ibid., 543.
25 Ibid., 606.
26 Ibid., 542.
27 Ibid., 142-143.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 315


Agung Teguh P

berdiri sendiri tetapi berada di atas Jawa Tengah yang dipimpin oleh
landasan misi hikmah jelas akan Kartosoewiryo dan Ibnu Hajar mereka
menciptakan suasana harmonis dan menuntut penegakan negara Islam
sejuk dan ini akan memudahkan Indonesia. DI/TII Aceh di bawah
diterimanya pesan-pesan dakwah komando Teungku Daud Beureueh
sebagai landasan pengondisian mereka menuntut janji Soekarno
rahmatan li alalamin dalam tataran akan pemberlakukan syariat Islam di
kehidupan sehari-hari serta daerah Aceh. Sedangkan DI/TII
keselamatan di akhirat.28 Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh
Kahar
Muzakkar menuntut pemerataan
pembagian kekuasaan di daerah
Dakwah Kelompok Islam
Sulawesi salah satunya adalah
Radikal di Indonesia pengakuan pasukan perang. Gerakan
1. Sejarah Islam Radikal di DI/TII ini berhenti setelah semua
Indonesia pimpinannya terbunuh pada awal
Radikalisme agama yang dilakukan 1960-an. Sungguhpun demikian,
oleh gerakan Islam garis keras dapat bukan berarti gerakan semacam ini
ditelusuri lebih jauh ke belakang. lenyap dari Indonesia. Pada awal
Gerakan ini telah muncul pada masa tahun 1970-an dan 1980-an gerakan
kemerdekaan Indonesia, bahkan Islam garis keras muncul kembali,
dapat dikatakan sebagai akar gerakan seperti Komando Jihad, pembajakan
Islam garis keras era reformasi. pesawat Garuda oleh kelompok
Gerakan dimaksud adalah DI/TII Imron, kasus Talangsari oleh Warsidi
(Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) dan
dan Negara Islam Indonesia (NII) yang Teror Warman di Lampung untuk
muncul era 1950an (tepatnya 1949). mendirikan negara Islam, dan
Darul Islam atau NII mulanya di Jawa semacamnya, semua kasus-kasus
Barat, Aceh, dan Makassar. Gerakan tersebut selalu terhubung kepada NII
ini disatukan oleh visi dan misi untuk dan sempalansempalannya.29
menjadikan syariat sebagai dasar
negara Indonesia. Gerakan DI/TII Pada awalnya, alasan utama dari
adalah gerakan berbagai kepentingan radikalisme agama atau gerakan-
yang menjadi satu, antara gerakan Islam garis keras tersebut
kepentingan penegakan syariat Islam adalah dilatarbelakangi oleh politik
dan juga kekecewaan kepada lokal seperti ketidakpuasan politik,
pemerintahan Soekarno karena keterpinggiran politik, dan
dianggap semacamnya. Namun setelah
terbentuknya gerakan tersebut,
agama meskipun pada awalnya bukan
tidak adil dan sentralisistis dalam
sebagai pemicunya, kemudian
pembagian kekuasaan, seperti DI/TII
menjadi faktor legitimasi maupun
di Jawa Barat dan
perekat yang sangat penting bagi

28 Syamhudi. Filsafat Dakwah. 49.


29 Muhammad Reno, ISIS: Kebiadaban Konspirasi
Global, (Bandung: Penerbit Noura Books, 2014), 80-82

316 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

gerakan Islam garis keras. kategori gerakan Islam transnasional


Sungguhpun begitu, radikalisme dan kaki tangannya yang ada di
agama yang dilakukan oleh Indonesia antara lain: Ikhwanul
sekelompok muslim tidak dapat Muslimin di Mesir, Hizbut Tahrir di
dijadikan alasan untuk menjadikan Lebanon, Wahabiyah di Arab Saudi,
Islam sebagai sumber radikalisme. Jama’ah Islamiyah di Pakistan,
Gerakan Salafi Jihadis di Irak dan
Radikalisme berpotensi menjadi Afganistan, serta Syiah yang berpusat
bahaya besar bagi masa depan di Iran. Gerakan Islam transnasional
peradaban manusia. Gerakan telah membawa pengaruh
radikalisme ini awalnya muncul
sebagai bentuk perlawanan terhadap yang cukup kuat di Indonesia sampai
komunisme di Indonesia. Selain itu, saat ini. Apalagi keberhasilan
perlawanan mereka terhadap beberapa pergerakan umat Islam
penerapan dalam melawan rezim penguasa
Pancasila sebagai asas tunggal dalam dianggap sebagai masa keemasan
politik. Bagi kaum radikalis agama Islam yang muncul kembali, jatuhnya
sistem demokrasi pancasila itu rezim Syah Pahlevi oleh gerakan
dianggap haram hukumnya dan rakyat Iran yang dimotori oleh Imam
pemerintah di dalamnya adalah kafir Khomeini pada tahun 1979 membawa
tagut, begitu pula masyarakat sipil awal perubahan perlawanan umat
yang bukan termasuk golongan Islam di dunia dan terus berlanjut
mereka. Oleh sebab itu, bersama pada perlawanan pejuang Afganistan
kelompoknya kaum ini yang melawan Soviet, perjuangan
menggaungkan formalisasi syariat umat Islam di Bosnia, Khasmir,
sebagai solusi dalam kehidupan Palestina, dan Moro menjadi motivasi
bernegara.30 tersendiri bagi munculnya gerakan
radikalisme Islam di Indonesia.42
Selain gerakan radikalisme Islam yang
memang berakar dari sejarah 2. Karakteristik Islam Radikal
perjuangan umat Islam di Indonesia. dalam Berdakwah
Pada tahun 1980-an sampai dengan
Istilah radikalisme berasal dari bahasa
tahun 1990-an muncul gerakan-
Latin “radix” yang artinya akar,
gerakan Islam yang berasal dari Timur
pangkal, bagian bawah, atau bisa juga
Tengah, seperti Mesir, Yaman, dan
berarti menyeluruh, habis-habisan
Iran, gerakan-gerakan Islam ini
dan amat keras untuk menuntut
dikenal dengan gerakan Islam
perubahan. Menurut KBBI
transnasionalisme. Gerakan ini
radikalisme berarti: (1) paham atau
didominasi oleh corak pemikiran
aliran yang radikal dalam politik; (2)
normatif, skripturalis, dan
paham atau aliran yang menginginkan
fundamentalis yang terkadang secara
perubahan atau pembaharuan sosial
parsial mengadaptasi gagasan dan
dan politik dengan cara kekerasan
instrumen modern. Beberapa
atau drastis; (3) sikap ekstrem dalam
organisasi Islam yang termasuk dalam

30 Ibid., 85. 42 Ibid., 64.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 317


Agung Teguh P

aliran politik.31 Pengertian lain Namun mereka, sungguhpun


mengungkapkan bahwa yang antisekulerisme, namun tetap
dimaksud dengan radikal atau menjadi pengguna alat-alat hasil
radikalisme itu adalah prinsip-prinsip teknologi seperti komputer, internet,
atau praktik-praktik yang dilakukan pesawat, alat-alat perang modern,
secara radikal. Suatu pilihan tindakan dan lain-lain; (2) meyakini bahwa
yang umumnya dilihat dengan kitab suci itu tidak bisa dan tidak akan
mempertentangkan secara tajam pernah salah termasuk penafsiran
antara nilai-nilai yang diperjuangkan mereka sendiri akan teks-teks suci itu.
oleh kelompok (aliran) agama Dengan kata lain mereka hanya
tertentu dengan tatanan nilai yang menerima penafsiran kelompoknya
berlaku atau dipandang mapan pada sajalah yang benar sementara yang
saat itu.32 Istilah radikalisme Islam lain salah; (3) hanya meyakini
menunjuk pada munculnya berbagai kelompoknya saja yang benar dan
gerakan Islam yang menggunakan selamat; (4) cenderung bersikap
berbagai bentuk kekerasan dalam tertutup alias eksklusif terhadap
rangka perjuangan untuk mendirikan kelompok lain, namun
“Negara Islam.”33 Kesan karakter
gerakan yang keras tersebut bisa sangat kuat ikatan persaudaraan
terlihat dari nama dan terminologi sesama anggota; (5) kaum
yang mereka gunakan sebagai nama fundamentalis cenderung bersikap
kelompok mereka yang berkonotasi reaktif, defensif, dan selektif serta tak
kekerasan dan militeristik, seperti segan-segan menggunakan jalan
laskar, tentara (jundul), hizbul kekerasan untuk merealisasikan
(partai), front pembela, dan tujuannya.34
sebagainya.46
Sedangkan pengertian Islam radikal
Martin E. Marty and R. Scott Appelby, adalah orang Islam yang mempunyai
memberikan ciri-ciri kelompok radikal pikiran yang kaku dan sempit dalam
sebagai berikut: (1) menentang memahami Islam, serta bersifat
modernisme termasuk di dalamnya eksklusif dalam memandang agama-
otonomi individual, hegemoni nalar agama lainnya. Kelompok radikal ini
dan ideologi kemajuan, termasuk di akan ada di dalam setiap agama
dalamya paham empirisme, scientism apapun, termasuk di dalam agama
dan meritokrasi. Kaum fundamentalis Islam sekalipun.35 Biasanya dalam
tidak punya kepentingan dengan kelompok Islam dinamakan
demokrasi, pluralisme, toleransi “Harakah” sehingga gerakan Islam
agama, kebebasan berbicara, dan dikenal dengan “al Harakah al
lain-lain. Islamiyah,” lebihlebih dalam gerakan

31 Tim Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,
2008), 1151
32 Kementerian Agama Republik Indonesia, Radikalisme Agama dan Tantangan Kebangsaan,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI, 2014), 3.
33 M. Imdadun Rahmat. Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke
Indonesia, (Jakarta: Erlangga 2005), 153. 46 Ibid.
34 Anzar Abdullah, “Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif Historis,” ADDIN, Vol. 10 No. 1
(2016).

318 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

Islam yang berkarakter ideologis. sistem dan ideologi dari luar Islam,
Dalam gerakannya Islam radikal seperti halnya sistem sekuler, liberal,
mempunyai beberapa karakteristik barat, dan yang dikategorikan sebagai
sebagai berikut: (1) isu utama yang anti-Islam serta menjadikan jihad
diangkat adalah penegakan syariat sebagai konsep perang adalah pilar
Islam (tathbiq al-Syari’at) dengan yang penting dalam perjuangan
tujuan formalisasi penerapan syariat menegakkan syariat Islam.52
Islam dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat;49 (2) penegakan Selain itu gerakan Islam radikal juga
Islam kafah, dalam artian mengajak terjadi dalam bentuk perlawanan
kembali pada ajaran dan praktik Islam terhadap Barat. Reaksi yang
seperti yang dicontohkan oleh Nabi ditunjukkan berupa perlawanan
Mumammad dan diikuti oleh dengan kekerasan terhadap
sahabatnya selanjutnya diteruskan kepentingan atau perusahaan
oleh para tabiin dan juga para tabiin- multinasional Barat. Kantor
tabiin, yang secara umum dianggap kedutaan dan perusahan Amerika
sebagai praktik salaf saleh; (3) Serikat (AS) sering menjadi sasaran
mengembangkan paham kekerasan yang diilhami oleh
pembentukan kepemimpinan Islam pemahaman kaum radikal sebagai
baik imamah maupun kekhilafahan perjuangan agama. Selain itu juga
Islam sebagai konsep seruan boikot terhadap produk-
tunggal/monolitik dengan merujuk produk Barat terutama Amerika,
pada masa Nabi dan dengan memberi label produk-
36
khulafaurasyidin; (4) bercita-cita produk tersebut haram dan
memperjuangkan berdirinya negara keuntungan dari produk tersebut
Islam ataukah khilafah Islamiah, digunakan untuk pembiayaan
dengan syariat Islam sebagai praktik programprogram penindasan
hukum di masyarakat;51 (5) membagi terhadap umat Islam.
wilayahwilayah ke dalam tiga Maka jihad menjadi simbol
kategori, Dar al salam atau negara perlawanan
Islam dan Dar al harb atau negara
konflik/perang, serta mewajibkan
efektif untuk menggerakkan perang
umat Islam menjalankan syariat Islam
melawan Barat. Kondisi ini
secara menyeluruh, dan untuk Dar al
menyebabkan permusuhan yang
Salam penduduknya dikenakan pajak,
berlanjut antara Islam dan Barat.
tetapi kalau Dar al Harb dikenakan
Bahkan, kalangan Islam radikal
fa’i dan apabila melawan, harta
melihat Barat berada dalam
bendanya bisa dirampas (ganimah);
pertarungan abadi melawan Islam.
(6) menentang berbagai bentuk

35 Said Aqil, “Bibit Radikalisme Telah Ada Sejak Zaman Rasulullah,” NU Online, diakses 12
Desember 2019. www.nu.or.id/post/read/37266/said-aqil-bibitradikalisme-telah-ada-sejak-zaman-
rasulullah 49 Khamami, Zada, Islam Radikal: Pergulatan Ormasormas Islam Garis Keras di Indonesia,
(Jakarta:Penerbit Teraju, 2002), 133.
36 Haedar Nashir, Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia, (Bandung:
Mizan, ,2013),108. 51 Jamhari Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004),185. 52 Nashir, Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia,
109.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 319


Agung Teguh P

Karakteristik kelompok Islam radikal orang Indonesia asli dan beragama


adalah penekanan pada Islam simbol Islam” menjadi “Presiden ialah orang
daripada Islam substansi. Indonesia asli.”39
Pertentangan perlunya simbolsimbol
Islam yang harus dilegalkan bahkan Gagalnya Piagam Jakarta adalah
dijadikan sebagai peraturan peristiwa gagalnya perjuangan umat
sebenarnya sudah lama terjadi pada Islam dalam memasukkan syariat
umat Islam di Indonesia.37 Peristiwa Islam pada peraturan perundang-
penegakan syariat Islam lewat undangan di Indonesia dimaknai
pemberlakuan Piagam Jakarta yang gagalnya perjuangan umat Islam
telah dihasilkan oleh Badan sehingga memunculkan reaksi. Bagi
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kelompok Islam garis keras atau Islam
Kemerdekaan radikal, maka memunculkan bahwa
Indonesia (BPUPKI), pada tanggal 18 harus ada perlawanan dengan
Agustus 1945 sehari setelah membentuk negara tandingan dan
Indonesia merdeka dibatalkan oleh dimunculkanlah Negara Islam
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau NII yang dipimpin oleh
Indonesia (PPKI), dimana beberapa Kartosoewirjo. Peristiwa itu adalah
pasal yang ada pada Piagam awal bahwa ajaran Islam harus
Jakarta dihapus dan ada yang diganti ditegakkan lewat simbol-simbol
baru, di antaranya: (1) pada sila kenegaraan atau perundang-
pertama Pancasila yang tertulis dalam undangan. Saat masa orde baru di
Piagam Jakarta adalah Ketuhanan awal tahun 90-an juga muncul
dengan Kewajiban Menjalankan perlunya ekonomi Islam yang mandiri
Syariat Islam bagi Pemeluknya, maka dan terbebas dari riba, umat Islam
diputuskan untuk menghapus tujuh menuntut adanya regulasi sendiri
kata “Dengan Kewajiban Menjalankan yang mengatur tentang perbankan
Syariat Islam Bagi Pemeluknya, ” dan yang berdasarkan syariah.40 Akhirnya
diganti dengan Ketuhanan Yang Maha pemerintah merespon dengan
Esa;38 (2) istilah Muqaddimah dalam memunculkan bank Muamalat dan
Undang-Undang Dasar 45 diubah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR
menjadi Pembukaan Undang-Undang Syariah) serta berlanjut pada bank-
Dasar 45, karena dianggap kata bank konvensional yang juga
mukadimah adalah kata Arab bukan mendirikan bank syariah. Saat masa
Bahasa Indonesia; (3) kemudian orde reformasi muncul tuntutan
mencoret kalimat “beragama Islam” perda-perda syariat Islam dan juga
dalam Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 dari daerah otonomi khusus yang
semula berbunyi: “Presiden ialah menjalankan syariat Islam.41 Dari
paparan di atas menunjukkan bahwa

37 Endang Saifudin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945. (Bandung: Gema Insani Press, 1997), 52.
38 Yudi Latif, Inteligensia Muslim dan Kuasa, (Jakarta: Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi
Indonesia, 2012), 94.
39 Ahmad Syafii Ma’rif, Islam dan Politik: Teori Belah Bambu, Masa Demokrasi Terpimpin (1959-
1965). (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 112.
40 Budi Darmawan, “Sejarah Berdirinya Muamalat,
Bank Syariah Pertama di Indonesia,” EkonomiIslam.com, diakses 29 Oktober 2018
https://ekonomiislam.com/sejarah-berdirinya-muamalat-banksyariah-pertama-di-indonesia/

320 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

meskipun Piagam Jakarta dianggap berhasil menguasai darul kufur,


gagal tetapi harus tetap ada dengan merombak sistemnya
perjuangan umat mengganti dengan darul Islam, dan
puncaknya adalah berdirinya negara
Madinah.59 Padahal keberhasilan
Islam yang diwujudkan dalam simbol-
sebuah metode itu juga disesuaikan
simbol Islam dan perda-perda yang
dengan kondisi real mad’uw. Apabila
mengatur tentang hukum Islam.
memaksakan metode tanpa melihat
Sehingga minimal jika dalam Undang-
konteks dari mad’uw dan sosio-kultur
Undang gagal, harus dapat
yang ada, maka hanya akan
dimunculkan pada level yang lebih
menjumpai kegagalan dalam
kecil lagi yaitu daerah, maka desakan
berdakwah.
perda-perda syariat Islam masih perlu
untuk ditegakkan.
Metode pada dasarnya adalah sebuah
cara, sedangkan pengertian metode
3. Metode Dakwah Islam Radikal secara istilah metode adalah jalan
Dalam pengembangan metode yang dilalui untuk mencapai tujuan.
dakwahnya, kelompok Islam radikal Untuk mencapai tujuannya Islam
tidak jarang melakukan rasionalisasi radikal mempunyai metode dakwah
metode dakwah. Istilah rasionalisasi sendiri, yang di luar dari kebiasaan
adalah mekanisme pertahanan yang metode dakwah yang diterapkan para
dianggap sebagai perilaku yang dai pada umumnya. Dalam teori
kontroversial atau perasaan yang dakwah definisi dari metode dakwah
dijelaskan secara rasional atau logis adalah cara-cara tertentu yang
untuk menghindari penjelasan yang dilakukan oleh seseorang dai
benar.42 Sehingga yang dimaksud (komunikator) kepada mad’uw yang
dalam rasionalisasi metode dakwah mencapai suatu tujuan atas dasar
adalah mencari alasan pembenaran hikmah dan kasih sayang. Hal ini
dari metode yang dilakukannya, mengandung arti bahwa pendekatan
semisal kelompok N11, mereka dakwah harus bertumpu pada suatu
membagi wilayah Indonesia sama pandangan human oriented
seperti zaman Nabi ada darul Islam menempatkan penghargaan yang
dan darul harb, sehingga hukum yang mulia atas diri manusia.43 Sedangkan
berlaku adalah hukum Makkah dan bagi kelompok Islam radikal metode
hukum Madinah, atau seperti HTI dakwah yang diterapkan pada
yang menganggap cara dakwah mad’uw, baik yang sifatnya
mereka sama dengan cara Nabi dan individu/dakwah fardiyah atau ke
menyamakan kondisi masyarakat saat masyarakat/dakwah ummah, secara
ini juga sama dengan masyarakat pra-
Nabi Muhammad SAW, bahwa Nabi
41 Taufiq Siddiq, “Daerah dengan Perda Syariah dan Injil dari Aceh hingga Papua,” Tempo.co,
diakses 10 Februari 2020 https://nasional.tempo.co/read/1147430/daerahdengan-perda-syariah-
dan-injil-dari-aceh-hinggapapua
42 Brian P. McLaughlin and Amelie Rorty, Perspectives on self-deception, (London: University of
California Press, 1988), 45. 59 Nashir, 104.
43 Abdul Munir Mulkhan dan Bilveer Singh, Demokrasi di Bawah Bayangan Mimpi N-11: Dilema
Politik Islam dalam Peradaban, (Jakarta:Kompas, 2011), 109. 61 Departemen Agama RI, Al-Qur’an
dan Terjemahnya dengan Translasi Arab-Latin, 56.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 321


Agung Teguh P

umum mereka menggunakan cara Semua ayat-ayat Al-Qur’an yang


indoktrinasi dan provokasi. bermakna jihad, dimaknai tunggal
oleh kelompok mereka yaitu jihad
Pertama, indoktrinasi. Indoktrinasi fisik atau perang, seperti kelompok
adalah sebuah proses yang dilakukan Negara Islam Indonesia atau dikenal
berdasarkan satu sistem nilai untuk NII atau N11, mereka berpemahaman
menanamkan gagasan, sikap, sistem bahwa ada tiga daerah dalam
berpikir, perilaku, dan kepercayaan Indonesia, yaitu (a) darul kufur,
tertentu. Dengan cara ini mereka daerah di mana ditempati oleh
mencoba mendoktrin bahwa pemerintahan yang batil, bagi mereka
pemahaman masyarakat tentang saat zaman orde lama, Presiden
Islam selama ini adalah keliru, dengan Soekarno dianggap kafir dan tagut
menggunakan dalil-dalil ayat Al- maka daerah kekuasaannya
Qur’an, terutama ayat-ayat tentang merupakan darul kufur; (b) darul
jihad seperti harb, daerah ini adalah daerah
perang di mana sering terjadi konflik
pada surah Al-Baqarah ayat 190 “Dan perang di daerah tersebut, antara
perangilah di jalan Allah orang-orang tantara DI/TII dengan TNI atau rakyat
yang memerangi kamu . . .” 61 yang mendukung Presiden Soekarno;
kemudian tentang perang pada surah (c) darul Islam, daerah ini adalah
Al-Hajj ayat 39 “Telah diizinkan daerah kekuasaan Kartosoewirjo
(berperang) bagi orang-orang yang bersama DI/TII maka di daerah ini
diperangi . . .”44 dan tentang perilaku yang berlaku adalah hukum Islam
orangorang kafir dan nonmuslim atau qanun asasi, bukan hukum yang
pada surah AlBaqarah ayat 120 berlaku di
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani Indonesia.
tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama Selain ayat-ayat jihad, mereka juga
mereka . . .”63 semisal doktrin amar memaknai ayat-ayat hukum, semisal
makruf nahi mungkar ini tidak dipakai hukuman bagi pezina dalam surah
oleh kaum muslim untuk An-Nur ayat 2 “Perempuan yang
membenarkan perilaku intoleran dan berzina dan laki-laki yang berzina,
bahkan tindak kekerasan kepada maka deralah tiap-tiap seorang dari
orang lain. Firman Allah dalam surah keduanya seratus kali dera, dan
Ali Imran ayat 104 menyebutkan janganlah belas kasihan kepada
“Dan hendaklah ada di antara kamu keduanya mencegah kamu untuk
segolongan umat yang menyeru (menjalankan) agama Allah, jika kamu
kepada kebajikan, menyuruh kepada beriman kepada Allah, dan hari
yang makruf dan mencegah dari yang akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
mungkar; merekalah orang-orang hukuman mereka disaksikan oleh
yang beruntung.”45 sekumpulan dari orang-orang yang
beriman”46 atau hukuman bagi pelaku
pencurian dalam surah Al-Maidah

44 Ibid., 654. 63 Ibid., 36.


45 Ibid., 116.
46 Ibid., 683.

322 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

ayat 38, “Laki-laki yang mencuri dan Maka jika ayat di atas dipahami
perempuan yang mencuri, potonglah secara literal dan tekstual atau kaku
tangan keduanya (sebagai) tanpa melihat konteks sejarah dan
pembalasan bagi apa yang mereka peraturan perundangundangan di
kerjakan dan sebagai siksaan dari Indonesia akan menumbuhkan sikap
Allah. Dan Allah Mahaperkasa lagi intoleransi pada pemeluknya yang
Mahabijaksana.”47 Juga ayat yang berujung pada tindak kekerasan.
mengatur tentang hukuman bagi Praktik semacam itu pernah terjadi
manusia yang melakukan pada salah satu kelompok yang
perampasan hak (perampokan) dalam diidentifikasi radikal di Indonesia.
surah Al-Maidah ayat 33, Saat mereka membantu umat Islam
”Sesungguhnya pembalasan terhadap yang konflik di Ambon, salah seorang
orang-orang yang memerangi Allah anggotanya mengaku telah
dan Rasul-Nya dan membuat melakukan perzinaan dengan
kerusakan di muka bumi, hanyalah penduduk setempat. Sesuai dengan
mereka dibunuh atau disalib, atau ayat di atas, maka akhirnya anggota
dipotong tangan dan kaki mereka laskar tersebut dihukum rajam,
dengan bertimbal balik, atau dibuang dengan dilempari batu sampai
dari negeri (tempat kediamannya). meninggal, padahal Indonesia tidak
Yang demikian itu (sebagai) suatu menerapkan hukum rajam.49 Respon
penghinaan untuk mereka di dunia, para ulama saat itu juga tidak
dan di akhirat mereka beroleh siksaan sependapat dengan cara-cara yang
yang besar,”48 atau ayat tentang dilakukan kelompok tersebut. Di
hukuman qisas, dalam surah Al- antaranya sebagaimana diberitakan
Baqarah ayat 178, “Hai Gatra, K.H. Umar Shihab dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyatakan
bahwa pemberlakuan hukum Islam
orang-orang yang beriman diwajibkan
itu harus mengikuti satu mekanisme
atas kamu qishash berkenaan dengan
undang-undang yang disahkan negara
orangorang yang dibunuh; orang
karena yang diperintahkan
merdeka dengan orang merdeka,
menegakkan hukum adalah
hamba dengan hamba, dan wanita
pemerintah sebagai pemegang
dengan wanita. Maka barangsiapa 70
kekuasaan.
mendapat suatu pemaafan dari
saudaranya, hendaklah (yang
Kedua, provokasi. Provokasi adalah
memaafkan) mengikuti dengan cara
sebuah sikap untuk menghasut,
yang baik, dan hendaklah (yang diberi
memengaruhi dan membangkitkan
maaf) membayar (diat) kepada yang
amarah seseorang atau kelompok
memberi maaf dengan cara yang baik
dan melakukan tindakan tertentu dari
(pula)..."68
yang menghasut. Biasanya kelompok
radikal ini akan membenturkan
kebijakankebijakan pemerintah yang

47 Ibid., 212.
48 Ibid., 211. 68 Ibid., 52.
49 Mujib Rahman dan Herry Muhammad, “Eksekusi Rajam Untuk Pezina Ambon,” Gatra Nomor 24
Beredar Senin 30 April 2001, 24. 70 Ibid.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 323


Agung Teguh P

dianggap tidak sejalan dengan lain-lain.50


kepentingan kelompoknya,
"Kelompok radikal berusaha
meyakinkan masyarakat bahwa
kondisi hari ini adalah akibat dari
Penerapan Metode
sebuah kesalahan fatal karena Dakwah Mujadalah
masyarakat masih menganut ideologi Dalam penerapan metode
dan sumber hukum yang salah, dakwah mujadalah ada dua sasaran
Pancasila dan UUD 1945," dianggap objek dakwah, yaitu pelaku
tidak bersumber dari hukum Allah radikalisme Islam dan orangorang
SWT. Menganggap itu adalah produk yang terpengaruh oleh pemikiran para
penjajah Belanda, jadi tidak akan pelaku radikalisme Islam, untuk
pernah pro dengan masyarakat, pelaku radikalisme Islam maka
hanya pro terhadap penguasa saja," metode dakwah mujadalah
lanjutnya. Kelompok radikal dengan berfungsi sebagai terapi
isu ini berharap bisa memprovokasi penyembuhan, tetapi untuk yang
masyarakat agar sejalan dengan sekadar terpengaruh maka
pemikirannya. Dengan harapan, metode dakwah mujadalah
revolusi dengan mengganti Pancasila berfungsi sebagai pencegahan. Objek
dan UUD 1945 dengan konsep dakwah yang pertama adalah orang
khilafah. Kelompok radikal juga selalu Islam yang mempunyai pikiran yang
mambandingkan proses pelaksanaan kaku, sempit, dan tekstual dalam
aturan di negara RI banyak yang memahami Islam, slogan
malawan hukum Allah. Ia pemurnian ajaran Islam dengan
mencontohkan dalam Al-Qur’an tidak kembali kepada Al-Qur’an dan sunah
boleh minum minuman keras, Nabi dimaknai secara tekstual dan
berjudi, berzina dan lain-lain. juga harus sesuai dengan abad
Sehingga dengan alasan tersebut
keenam Masehi tanpa melihat
mereka mencoba untuk mengajak
kondisi sosial budaya dan
pemboikotan terhadap produkproduk
permasalahan saat itu (konteks)
yang dianggap tidak islami, juga
peristiwa yang ada, serta bersifat
merembet pada pemboikotan
eksklusif dalam memandang
produkproduk bikinan luar negeri
agama-agama lainnya.
yang dianggap merugikan umat Islam,
Sedangkan perilaku radikalisme Islam
misal: ajakan untuk menolak atau
yang lain adalah gerakan
boikot produk-produk Barat karena
Islam yang menggunakan berbagai
dianggap mewakili produkproduknya
bentuk kekerasan dalam rangka
orang-orang kafir, seperti:
perjuangan untuk mendirikan ‘Negara
Islam’.51 Dari kelompok
Starbucks, Coca-cola, KFC, Mc
Donalds, dan yang mencita-citakan negara Islam

50 Amirullah, “JK Minta Masyarakat Tak Emosional Serukan Boikot Produk Amerika,” Tempo.Co,
diakses
10 Februari 2020.
https://nasional.tempo.co/read/1043592/jk-minta-
51 M. Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke
Indonesia, 53.

324 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

atau khilafah islamiah tersebut ada keseluruhan parpol Islam.52 Sehingga


yang memandang pemerintah kalau dalam dakwah lebih
dianggap sebatas tidak berpihak pada menekankan simbol-simbol Islam,
Islam dan harus didakwahi tetapi ada seperti pakaian/perda-perda syariat
yang berpemahaman pemerintah Islam, dan praktik-praktik hukum
sudah kafir dan harus diubah dengan Islam seperti berzina harus dirajam
negara Islam. atau didera, mencuri harus dipotong
tangannya, maka ajaran Islam akan
ditakuti oleh umat Islam itu sendiri,
masyarakat-tak-emosional-serukan-boikot-
produkamerika aktivitas dakwah hendaknya
Kelompok-kelompok inilah yang lebih menekankan pada sisi
menjadi objek dari metode dakwah substansial ketimbang
mujadalah.

Umat Islam di Indonesia meskipun


mayoritas beragama Islam tetapi
tidak sama dengan memiliki
kemauan dalam menjalankan
syariat-syariat Islam dalam praktik
kehidupan sehari-hari. Dari 88 %
jumlah umat Islam di Indonesia
hanya 16 % yang bersedia memilih

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 325


Agung Teguh P

mendahulukan simbol/baju Contoh pertama, penerapan metode


53
agama, yaitu dengan dakwah mujadalah dalam memaknai
mengutamakan sistem penanaman ayatayat jihad dalam Al-Qur’an. Ayat-
“nilai-nilai Islam” ke dalam jiwa ayat tentang jihad, tentang perang,
manusia. Tidak perlu mendahulukan dan tentang perilaku orang-orang
“simbol dan jargon keislaman” kafir dan nonmuslim seperti
dalam berdakwah. Dari pendasaran disinggung sebelumnya, maka para
data di atas sangatlah jelas bahwa kelompok Islam radikal memaknai
meskipun mayoritas bangsa ayat-ayat itu secara tekstual bahwa
Indonesia memeluk agama Islam perintah jihad berarti perintah untuk
tetapi tidak sama dengan secara mengangkat senjata dan berperang
mayoritas setuju kalau Indonesia melawan kaum yang memusuhi
berdasarkan syariat Islam atau Islam, dan penafsiran mereka tentang
bahkan menjadi negara Islam, ayat-ayat tersebut adalah tunggal
apalagi Islam yang ditampilkan tidak dimaknai yang selainnya.
adalah Islam yang keras, kaku, dan Metode mujadalah mencoba untuk
saling menghujat, serta berperilaku mempertanyakan kembali makna
intoleran terhadap yang berbeda ayat-ayat jihad tersebut, dengan
aliran. Maka ini sebenarnya pendekatan logika dan data-data
berpotensi gerakan Islam radikal sejarah serta ilmu pengetahuan yang
makin membuat umat Islam pada selainnya, sehingga diharapkan
umumnya menjadi islamofobia. mereka mau untuk kembali
memikirkan/meragukan kebenaran
Untuk gambaran materi dakwah pemahamannya dan dapat diberikan
dalam metode dakwah mujadalah, pemahaman-pemahaman baru, yang
sebenarnya ada dalam cerita-cerita lebih relevan dengan kondisi saat ini
yang ada di Al-Qur’an, dan universal dalam memaknai ayat-
ayat jihad tersebut.
bagaimana kisah perdebatan Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Contoh kedua, penerapan metode
Muhammad sudah menunjukkan dakwah mujadalah dalam memaknai
bagaimana metode mujadalah itu pemahaman tentang riba yang
bekerja, namun memang objeknya menyamakan dengan bunga bank.
adalah para penguasa yang belum Peristiwa-peristiwa riba yang terjadi
memercayai nilai-nilai ketauhidan, pada zaman Rasul mereka samakan
tetapi secara substansi bagaimana dengan bank-bank yang konvensional
metode mujadalah itu bekerja adalah memberikan bunga, dan mereka
sama, yaitu mencoba berpendapat harusnya menggunakan
mempertanyakan kembali bank syariah, maka metode
(dialektika) dan menggunakan logika- mujadalah mencoba
logika dasar serta pengetahuan ilmiah mempertanyakan kembali konsep
dalam membongkar kesalahan tersebut dengan pendekatan logika,
berpikir mereka. sejarah, serta ilmu-ilmu ekonomi
yang berhubungan dengan cara kerja

52 Abdul Munir Mulkhan, dan Bilveer Singh, Demokrasi di bawah bayangan mimpi N-11, 110.
53 Zuly Qadir, Syariah Demokratik, Pemberlakuan Syariah Islam di Indonesia, 20.

326 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

bank konvensional, sampai mereka menemukan suatu titik kebenaran


merasa ragu-ragu dengan konsepnya. yang sama.

Contoh ketiga, penerapan metode


dakwah mujadalah dalm memahami
Kesimpulan
syariat Islam dan negara Islam.
Islam radikal di Indonesia tidak hanya
Dengan dalil bahwa negara Indonesia
sebuah gerakan dakwah tetapi
mayoritas beragama Islam, maka
mereka juga gerakan ideologis,
selayaknya Indonesia menganut
dengan jalan dakwah yang kaku,
ideologi Islam atau negara Islam,
keras, dan cenderung menghalalkan
seperti yang pernah diproklamasikan
segala cara dengan anggapan bahwa
Kartosuwiryo pada tahun 1946
selain kelompoknya dan yang tidak
dengan mendirikan negara Islam
mau menerima pendapatnya adalah
Indonesia, maka dengan pemahaman
sesat. Mereka lebih mengutamakan
seperti itu dapat dipertanyakan
simbolsimbol Islam dan
konteks sejarah saat NII didirikan
berpandangan secara tekstual atau
dengan konteks sekarang apakah
literal dalam menjalankan nilai-nilai
sama dan masih relevan, kemudian
Islam daripada nilai-nilai yang
sejarah pendirian negara Indonesia
universal yang ada pada ajaran Islam
yang merupakan kesepakatan para
itu sendiri, seperti berlaku adil,
pendiri bangsa yang beraneka ragam
bersikap jujur, menghormati hak
keyakinan, dengan data-data sejarah,
orang lain, dan menjaga kehormatan
dan logika yang digunakan maka
sesama muslim. Pemahaman Islam
mereka akan menjadi
radikal di Indonesia tidaklah mungkin
memikirkan/ragu-ragu dengan
diselesaikan dengan jalan kekerasan
keyakinannya yang radikal.
atau bermain dengan peraturan-
peraturan saja, karena ada persoalan
Masih banyak tema-tema yang bisa
yang bersumber dari pemahaman
digunakan dalam membongkar
yang salah dan sudah menjadi
pemahaman mereka, dengan
gerakan ideologis, sehingga dengan
membuat mereka ragu-ragu akan
kekerasan tidak akan mungkin
pemahamannya karena dibenturkan
mencapai titik temu. Metode
data-data dengan sumber rujukan
mujadalah adalah metode debat
yang bisa dipertanggungjawabkan.
dengan membongkar paradigma
Paling tidak mereka akan memikirkan
berpikir yang keliru. Sebagaimana
kembali bahwa data atau
telah dicontohkan dalam AlQur’an
pemahaman mereka itu benar atau
saat metode itu digunakan dalam
salah, baru setelah itu bisa diberikan
membongkar kesesatan kaum kafir,
data-data pembanding. Hal lain yang
dengan mujadalah yang benar dan
terpenting adalah etika dakwah
persiapan yang matang selama
dalam memperlakukan mereka
orientasi debat tersebut adalah
sebagai bagian dari sesama muslim.
mencari kebenaran, maka metode
Orientasi mujadalah adalah untuk
mujadalah ini akan berhasil
mencari kebenaran serta pemecahan
membongkar doktrin-doktrin pada
masalah umat Islam yang ada,
pemahaman Islam radikal. Dan yang
sehingga dengan itu akan

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 327


Agung Teguh P

terpenting dalam metode mujadalah


ini bahwa subjek dakwah tidak boleh Bibliografi
menghina atau merendahkan lawan menutup diri dari kebenaran,
diskusinya, agar mereka tidak resistan sehingga perlu cara-cara yang bil
atau hikmah dan mau’idzah hasanah
dalam bermujadalah.

Abdullah, Anzar. “Gerakan Radikalisme dalam Islam: Perspektif Historis.” ADDIN,


Vol. 10 No. 1
(2016): 1-28.
Al-Qaradawi, Yusuf. Menuju Pemahaman Islam Yang Kaffah; Analisis
Komprehensif tentang Pilar, Karakteristik, Tujuan, dan Sumber-Sumber
Acuan Islam. Jakarta: Insan Cemerlang, 2003.
Amirullah. “JK Minta Masyarakat Tak Emosional Serukan Boikot Produk Amerika.”
Tempo.Co.
https://nasional.tempo.co/read/1043592/jk-minta-masyarakat-tak-emosional-
serukanboikot-produk-amerika
Darmawan, Budi. “Sejarah Berdirinya Muamalat, Bank Syariah pertama di Indonesia.”
EkonomiIslam.com. https://ekonomi-islam.com/sejarah-berdirinya-muamalat-
bank-syariah-pertamadi-indonesia/
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya dengan Translasi Arab-Latin.
Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1998.
Fealy, Greg. Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia.
Bandung: Mizan, 2005.
Halim, Devina. “Polri: Penusuk Wiranto Menyuruh Anaknya Melakukan Serangan ke
Polisi.”
Kompas.com. Desember 25,
https://www.kompas.com/nasional/read/2019/2019/10/17/18091901/polri-
penusukwiranto-menyuruh-anaknya-melakukan-serangan-ke-polisi.
Jahroni, Jamhari Jajang. Gerakan Salafi Radikal di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004.
Karyono Wibowo. “Selain di Islam Kelompok Radikal Juga Ada di Agama Lain.”
merdeka.com. Februari 19, 2018. https://m.merdeka.com/peristiwa/selain-di-
islam-kelompok-radikal-juga-ada-diagama-lain.html
Latif, Yudi. Inteligensia Muslim dan Kuasa. Jakarta: Democracy Project, Yayasan
Abad Demokrasi Indonesia, 2012.
Ma’rif, Ahmad Syafii. Islam dan Politik: Teori Belah Bambu, Masa Demokrasi
Terpimpin (19591965). Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
“Mahfud MD Sebut Radikalisme tak identik dengan agama tertentu.” CNN Indonesia,
31 Desember 2019. https://m.cnnindonesia.com/nasional/20191031200409-
20-444673/mahfud-mdsebut-radikalisme-tak-identik-dengan-agama-tertentu
McLaughlin, Brian P. and Amelie Rorty. Perspectives on Self-Deception. London:
University of California Press, 1988.
Mila. “5 Sunnah Rasulullah Dalam Berpakaian.” Islampos. November
21, 2019.
www.islampos.com/75509-75509/amp/

328 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

Munawir, A.W. Kamus Al Munawir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Muhyidin, Asep. Dakwah Dalam Perspektif al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Mulkhan, Abdul Munir dan Bilveer Singh. Demokrasi di Bawah Bayangan Mimpi N-11: Dilema Politik
Islam Dalam Peradaban. Jakarta: Kompas, 2011.
Nashir, Haedar. Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia. Bandung: Mizan,,2013.
Qodir, Zuly. Syariah Demokratik: Pemberlakuan Syariah Islam di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004.
. “Gerakan Salafi Radikal dalam Konteks Islam Indonesia: Tinjauan Sejarah.” Jurnal Islamica,
Vol. 3, No. 1, (2008): 10-12.
Rahmat, M. Imdadun. Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke
Indonesia. Jakarta: Erlangga 2005.
Reno, Muhammad. ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global. Bandung: Penerbit Noura Books, 2014.
Rahman, Mujib dan Herry Muhammad. “Eksekusi Rajam Untuk Pezina Ambon.” Gatra, Nomor 24
(Senin 30 April 2001).
“Serangan Bom di Tiga Gereja Surabaya: Pelaku Bom Bunuh Diri ‘Perempuan yang Membawa Anak’,” BBC
News Indonesia. 8 Februari 2020 https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44097913 “SKPP
Muhammadiyah No. 149/Kep/I.0./2006 tentang Kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Mengenai
Konsolidasi Organisasi dan Amal Usaha Muhammadiyah.” Muhammadiyah.or.id.
www.muhammadiyah.or.id/id/download-peraturan-7.html
Syamhudi, M. Hasyim. Filsafat Dakwah. Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2014.
Taufiq Siddiq. “Daerah dengan Perda Syariah dan Injil dari Aceh hingga Papua” Tempo.co.
https://nasional.tempo.co/read/1147430/daerah-dengan-perda-syariah-dan-injil-dari-acehhingga-
papua
Tim Kompas. “Satu Dekade Polisi Jadi Sasaran Teror.” Koran Kompas. Kamis, 14 November 2019.
Ummah, Sun Choirol. “Akar Radikalisme Islam Di Indonesia.” Humanika, Vol. 12 No. 1 (2012): 112124.
https://doi/org/10.21831/hum.v12i1.3657
Wahid, Abdurrahman (Editor). Ilusi Negera Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia,
Jakarta: The Wahid Institute, 2009
Zada, Khamami. Islam Radikal. Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis Keras di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Teraju, 2002.

Volume 01 - No. 02 Januari 2020 325


Agung Teguh P
Penerapan Metode Dakwah Mujadalah
Dalam Membendung Radikalisme di Indonesia

326 INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah

Anda mungkin juga menyukai