Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah : Manajemen Produksi

Dosen Pengampu : Dr. Yolla Sukma Handayani, M.Si.

ANALISIS MANAJEMEN PRODUKSI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI


BIAYA DAN TINGKAT LABA PABRIK AIR MINUM PT. GRAHA MAS INTIRTA
KUNINGAN
Sutopo, S.Kom., MM

Ringkasan
oleh Maulana Ainul Yakin
21012100010

Manajemen Produksi merupakan suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh sekelompok
manusia yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan
cara yang efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. PT Graha Mas Intirta adalah badan
usaha yang bergerak dibidang manufaktur, tangki air, hotel dan restauran. Adapun usaha
manufaktur yang dijalankan berupa pabrik air mineral kemasan dengan merk dagang BAG.
PT Graha Mas Intirta sendiri memulai usahanya dari tangki air dan merambah ke air munim
kemasan. Pabrik air minum kemasan mulai beroprasi pada tahun 2016 sampai sekarang dari
modal perseorangan. Namun peneliti disini ingin meneliti salah satu dari kegiatan usaha PT
Graha Mas Intirta yaitu pabrik air minum kemasan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan manajemen
produksi yang terjadi di PT Graha Mas Intirta apakah sudah mencapai efisiensi biaya dan
tingkat laba maksimal, menganalisis penyebab masalah-masalah yang terjadi dan
memberikan saran metode mana yang paling cocok digunakan. Metode yang digunakan yaitu
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Manajemen produksi yang menjadi fokus
penelitian. Metode deskriptif merupakan pengumpulan data dengan menggolongkan,
menganalilis dan menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat
tentang manajemen produksi yang terjadi dalam perusahaan. Dengan diperoleh hasil
penelitian bahwa manajemen produksi akan lebih efisien menggunakan biaya standar.
Mengukur efisiensi biaya produksi dilakukan dengan menentukan standar biaya
produksi dan analisis selisih baiya yang dikeluarkan. Dengan mengukur efisiensi biaya
produksi perusahaan dapat mengetahui apakah efisiensi biaya produksi sudah dilakukan
dengan tepat dan benar sehingga dapat meminimalkan biaya produksi. Mengukur efisiensi
biaya produksi perusahaan dapat mengetahui apakah efisiensi biaya menghasilkan
keuntungan atau kerugian. Pengendalian akan semakin baik apabila selisish biaya antara
biaya standar dengan biaya aktual yang terjadi semakin kecil atau mendekati nol, akan tetapi
sebaliknya, pengendalian biaya dapat dikatakan tidak efisien apabila selisih yang terjadi
semakian besar antara biaya standar dan biaya aktual. Berdasarkan data yang peneliti olah
langsung dari PT. Graha Mas Intirta, peneliti mendapatkan selisih anggaran dengan biaya
aktual yang terjadi pada tahun 2018-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Anggaran, Biaya Aktual dan Biaya Standar Produksi PT. Graha Mas Intirta
Keterangan 2018 2019
Biaya
Anggaran Aktual Standar Anggaran Aktual Standar
Produksi

Biaya Rp1.998.982.00
Rp1.994.250.000 Rp2.001.929.220 Rp2.548.000.000 Rp2.578.740.000 Rp2.578.494.167
Bahan Baku 0

Tenaga
Kerja Rp90.000.000 Rp90.000.000 Rp88.832.500 Rp90.000.000 Rp90.000.000 Rp88.832.500
Langsung
Biaya
Overhead Rp663.750.000 Rp665.001.000 Rp655.939.180 Rp746.000.000 Rp730.678.625 Rp721.916.171
Pabrik
Rp2.753.983.00
Jumlah Rp2.748.000.000 Rp2.746.700.000 Rp3.384.000.000 Rp3.399.418.625 Rp3.384.242.838
0
Selisih Rp5.983.000 Rp7.282.100 Rp15.418.625 Rp15.175.787

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat besaran selisih biaya operasi yang terdapat selisih
tidak menguntungkan karena biaya aktual lebih besar dari anggarannya. Pada tahun 2018
mengalami kekurangan 0,2% atau Rp.5.983.000 sedangkan tahun 2019 mengalami
kekurangan anggaran sebesar 0,45% atau Rp.15.418.625. Ini merupakan angka kekurangan
yang cukup tinggi. Ini terjadi karena ditahun 2019 banyak terjadi kerusakan mesin yang
sebelumnya tidak dianggarkan dengan jumlah yang banyak.
Penggunaan metode standar pada tahun 2018 pada perusahaan dapat mengefisiensikan
biaya secara keseluruhan hingga 0,4% atau Rp7.282.100 tetapi untuk salah satu faktor
produksi yaitu biaya bahan baku, dimana biaya aktual pada bahan baku lebih efisien 0,15%
atau Rp2.947.220 ini disebabkan karena adanya potongan pembelian dan diskon pembelian
pada tahun 2018 tetapi jika digabungkan secara keseluruhan biaya standar lebih efisien dari
pada biaya aktual. Untuk tahun 2019 perusahaan dapat mengefisiensikan biaya secara
keseluruhan dengan biaya standar sebesar 0,4% atau Rp15.175.787. Sementara untuk tahun
2020 perusahaan dapat mengefisiensikan biaya dengan biaya standar sebesar 0,12% atau
Rp4.501.120.
Perhitungan biaya yang berbeda akan memunculkan laba yang berbeda juga. Dimana
biaya adalah salah satu komopen pembentuk laba. Untuk tahun 2018, dengan penggunaan
biaya standar, dapat meningkatkan laba sebesar 2,4%. Tahun 2019 juga memiliki selisih
antara laba biaya standar dan biaya aktual. Dengan menggunakan biaya standar, pabrik dapat
meningkatkan keuntungan sebesar 4,2%. Dan untuk tahun 2020 walauapun pabrik mengalami
penurunan laba hingga 48%, tetapi pabrik dapat meningkatkat laba dengan penggunaan
metode biaya standar sebesar 6,1%.

Anda mungkin juga menyukai