Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL CITY ONE

Disusun oleh:

Ahmad Choiry Fajar (20210110118)

Bambang Syahdilaga (20210110120)

Allan Irnanda Wijaksono (20210110085)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
Nya, sehingga penulis dpaat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Bangunan Komersial”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Manajemen Konstruksi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang konstruksi Bangunan Beton bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, penulis
mendapatkan bimbingan dan petunjuk. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Bagus Soebandono, S.T., M.Eng.. selaku Dosen Teori
Manajemen Konstruksi. Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini banyak kekurangan, baik dari segi tata Bahasa, susunan
kalimat, maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
menerima segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
penulis.

Wassalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I LINGKUP PROYEK...................................................................................1
2.1 Deskripsi Proyek.......................................................................................1
2.1 Deskripsi Bangunan..................................................................................2
2.1 Lokasi Proyek............................................................................................4
2.1 Data Umum Proyek...................................................................................4
2.1 Data Teknis Proyek....................................................................................5
2.1 Project Chartered.......................................................................................7
BAB II....................................................................................................................10
LINGKUP PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN STRUKTUR ORGANISASI...10
2.1 Work Breakdown Structure (WBS).........................................................10
2.2 Deskripsi Work Breakdown Structure (WBS)........................................12
2.3 KURVA S Pekerjaan................................................................................32
2.4 Organization Breakdown Structure (OBS)..............................................33
2.5 Job Description........................................................................................35

iii
BAB I
LINGKUP PROYEK

2.1 Deskripsi Proyek


Bangunan komersial adalah bangunan yang
dirancang untuk digunakan untuk tujuan bisnis, seperti
menjual barang, memberikan jasa, atau melakukan
kegiatan ekonomi lainnya. Bangunan ini terdiri dari
struktur buatan yang terdiri dari komponen yang saling
mendukung, seperti dinding, atap, dan pondasi.

Beton semen Portland, yang terdiri dari agregat


mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen, dan air,
adalah jenis beton yang paling umum untuk digunakan
dalam konstruksi. Beton dapat dibentuk dengan mudah
sesuai dengan persyaratan konstruksi, memiliki kekuatan
yang cukup, tahan terhadap suhu tinggi, dan tidak mahal
untuk dirawat. Konstruksi beton adalah yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia. Konstruksi beton
dapat dibuat dengan berbagai jenis beton, termasuk beton
bertulang, beton pracetak, dan beton polimer, tetapi
proyek ini menggunakan beton bertulang.

Konstruksi yang terbuat dari beton bertulang


menggabungkan material beton dengan tulangan yang
dapat memberikan kekuatan tarik. Karena beton memiliki
sifat yang kuat terhadap tekan tetapi lemah terhadap
tarik, tulangan digunakan di bagian dalam struktur untuk
memberikan kekuatan tarik. Beton biasa digunakan untuk
proyek dengan beban ringan hingga sedang, seperti
perumahan, toko, perkantoran, dan gedung pabrik
lainnya. Beton umum terbuat dari agregat alam yang

1
dipecah atau tidak dipecah dengan berat 2200–2500
kg/m3.

Gambar 1.1 Pemodelan 3D Bangunan

2
3

2.1 Deskripsi Bangunan


Perencanaan Bangunan merupakan tahap terpenting dalam mendesain
struktur bangunan sehingga memiliki ketepatan dalam pelaksaanaan maupun
memenuhi kriteria fungsional dan ekonomis. Dalam meningkatkan mobilitas
orang - orang yang datang ke kota Semarang maka Hotel City One dan juga
memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara yang berfungsi untuk hunian
sementara bagi pendatang sekaligus pariwisata (Yasin, 2015).

Hotel adalah bangunan komersial yang bertujuan untuk menarik


pengunjung sebanyak-banyaknya. Atas dasar status tersebut, maka hotel
berfungsi sebagai tempat menginap yang memberikan pelayanan sebaik-
baiknya pada tamu dan menggunakan beberapa fasilitas yang memenuhi
syarat kenyamanan, kesehatan dan bertujuan komersial. Bangunan komersial
merupakan bangunan yang direncanakan dan dirancang untuk mendatangkan
keuntungan bagi pemilik maupun penggunan

Gambar 1.2 Denah Lantai Basement Gambar 1.3 Denah Lantai bawah
4

Gambar 1.4 Denah Lantai Dasar Gambar 1.5 Denah Lantai Satu

Gambar 1.6 Denah Lantai Enam Gambar 1.7 Denah Lantai Tujuh
5

2.1 Lokasi Proyek


Proyek Pembangunan Pembangunan Gedung Hotel City One terletak di
semarang, Jawa Tengah, Jalan Veteran ini secara geografis letak bangunannya
dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara : Jalan Veteran
b. Sebelah Timur : Kantor Radar Semarang
c. Sebelah Barat : Indomaret Veteran
d. Sebelah Selatan :-
Untuk lebih jelasnya mengenai Proyek Pembangunan Gedung Hotel City One
Semarang bisa dilihat pada gambar

Gambar 1.8 Peta Lokasi Pembangunan Gedung Hotel City One Semarang

2.1 Data Umum Proyek


Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Hotel City One
Semarang
Lokasi Proyek : Jalan Veteran
Luas Bangunan : ± 417,6 m2
Pemilik proyek : CITY ONE
Konsultan Perencana
Arsitektur : PT. CITY ONE
Struktur : PT. CITY ONE
Mekanikal Elektrikal : TEAM (service and industrial consultant)
6

Kontraktor Pelaksana
Pondasi : PT. NIKIPENI ABADI
Struktur : PT. NIKIPENI ABADI
Konsultan MK : PT. CITY ONE
Sumber Dana : PT. CITY ONE
Mulai Pelaksanaan :1 Agustus 2014 (pekerjaan struktur)
Akhir Pelaksanaan : 25 April 2015 (pekerjaan finishing)

2.1 Data Teknis Proyek


Data teknis mengenai Proyek Pembangunan Gedung Hotel City One
Semarang sebagai berikut
1. Luas Lahan : 543,75 m2
2. Luas Bangunan : 417,6 m2
Luas Bangunan Terbagi dari
a) Lantai basement : 371,2 m2
Fungsi : lift, office, staff kitchen, staff meal, tangga, toilet.
b) Lantai lower ground : 371,2 m2
Fungsi : lift, parker motor/mobil, tangga
c) Lantai 1 : 417,6 m2
Fungsi : kitchen, lift, lobby, reception, restaurant, tangga
d) Lantai 2 : 417,6m2
Fungsi : kamar hotel, kamar mandi, lift, tangga, toilet
e) Lantai 3 : 417,6m2
Fungsi : kamar hotel, kamar mandi, lift, tangga, toilet
f) Lantai 4 : 417,6m2
Fungsi : kamar hotel, kamar mandi, lift, tangga, toilet
g) Lantai 5 : 417,6m2
Fungsi : kamar hotel, kamar mandi, lift, tangga, toilet
h) Lantai 6 : 417,6m2
Fungsi : kamar hotel, kamar mandi, lift, tangga, toilet
i) Lantai 7 : 417,6m2
Fungsi : kamar hotel, kamar mandi, lift, tangga, toilet
7

j) Atap : 417,6m2
Fungsi : Sebagai dak beton
3. Jumlah Lantai : 8 Lantai
4. Elevasi Lantai Bangunan
Lantai basement : -6,40 m
Lantai basement : - 3,20 m
Lantai 1 : ± 0,00 m
Lantai 2 : +5,00 m
Lantai 3 : +8,12 m
Lantai 4 : +11,24 m
Lantai 5 : +14,36 m
Lantai 6 : +17,48 m
Lantai 7 : +20,60 m
Lantai 8 : +27,20 m
5. Jenis Pondasi : Bore Pile
6. Struktur Beton : Beton Bertulang
7. Mutu Beton :
a) Bor Pile : K300
b) Pile Cap : K350
c) Tie Beam : K350
d) Kolom Lt 1-7 : K350
e) Balok dan Plat : K350
8

2.1 Project Chartered

Date 27/08/2014 Project No. 05/S2/2014 Project Name Gedung Hotel City One

Project Manager SUBIYANTO S.T., M.T Customer CITY ONE

Schedule 1 September 2014 – 25 April 2015 Budget Rp. 24.500.000.000.

Business Needs
Gedung Hotel City One direncanakan di daerah Semarang, Jawa Tengah. Lokasi dibangunnya Banguanan ini merupakan lokasi
ditengah perkotaan Semarang. Gedung Hotel City One dibangun sebagai perhotelan yang dikembangkan oleh CITY ONE
Pembangunan Hotel City One juga memiliki fungsi yang lain, yaitu :
1) Fungsi Ekonomi
Pembangunan Hotel City One berfungsi sebagai penginapan dan daya tarik pariwisataan sebagai tempat penginapan sementara
2) Fungsi Lapangan Kerja
Pembangunan Hotel City One memberikan peluang yang luas bagi masyarakat sekitar semarang untuk membuka lapangan kerja
Proyek ini Merupakan bagian dari proyek pembangunan Hotel City One wilayah Kota Semarang. Sumber dana untuk pembangunan
Hotel City One tersebut berasal dari Dana Perusahaan CITY ONE
9

Project Scope
1. Pekerjaan pembagian penulangan D13 dan D16
2. Pekerjaan Bor Pile K500
3. Pekerjaan pondasi pile cap K350
4. Pekerjaan kolom, balok dan plat lantai K350
5. Pekerjaan atap sebagai dak beton K350
6. Pekerjaan pemasangan shear wall
7. Pekerjaan pembersihan lahan konstruksi

Project Manager’s Authority


1. Menentukan kebijakan pelaksanaan jasa manajemen proyek konstruksi
2. Memimpin, mengkoordinir, dan melaporkan kepada konsultan pengawas terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek
3. Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan
4. Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional pelaksanaan proyek
5. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan, permintaan, pembelian, pemakaian, dan pembayaran
untuk kebutuhan proyek konstruksi
6. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar yang berkaitan dengan kebutuhan proyek Menandaangani laporan
bulanan terkait dengan pelaksaan proyek konstruksi
10

Project Manager’s Responsibility


1. Terlaksananya proses konstruksi
2. Ketersediaan fasilitas yang digunakan dalam proyek
3. Ketepatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
4. Pendistribusian informasi proyek terkait tugas, kemajuan dan hambatan dalam bentuk laporan
5. Penyusunan laporan akhir proyek
6. Penyelesaian administrasi dan keuangan

Unit Head
Nama GH atau Direktur
Subiyanto S.T., M.T Business Sponsor CITY ONE
Ir. Bagus Nugroho, S.T

Tabel 1.1 Tabel Project Charted Pembangunan Hotel CITY ONE


11

BAB II
LINGKUP PEKERJAAN KONSTRUKSI
DAN STRUKTUR ORGANISASI

2.1 Work Breakdown Structure (WBS)


Work Breakdown Structure (WBS) merupakan dalah suatu metode
pengorganisasian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis. WBS
digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses
pekerjaan menjadi lebih detail.hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan
proyek memiliki tingkat yang lebih baik. Struktur dalam WBS mendefinisikan
tugas-tugas yang dapat diselesaikan secara terpisah dari tugas-tugas lain,
memudahkan alokasi sumber daya, penyerahan tanggung jawab, pengukuran
dan pengendalian proyek. WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran
seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan
spesifikasi proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan
mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang
cukup terperinci, yang disebut sebagai Work Breakdown Structure. Menurut
Maddeppungeng, A., & Suryani, I. (2015) Work Breakdown Structure adalah
suatu metode pendekatan untuk membagi suatu kegiatan proyek menjadi
komponen-komponennya. Pendekatan ini akan digunakan untuk menjabarkan,
memecah, menguraikan dan membagi proyek yang utuh dan sistematis
menjadi proyek-proyek kecil atau bagian kecil yang dapat dikendalikandalam
bentuk diagram pohon atau tree chart.
WBS Pembangunan Hotel CITY ONE
PEMBANGUNAN HOTEL KONTRUKSI BETON

PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH PEKERJAAN STRUKTUR ATAS PEKERJAAN MEP PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAWAH

PERENCANAAN SITE PENYELIDIKAN PELAKSANAAN PEMASANGAN PEKERJAAN PEKERJAAN ATAP &


PLAN TANAH SECANT PILE SCAFFOLDING ELEKRIKAL PLAFOND

KEBUTUHAN SUMBER PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN


DAYA BOWPLANK BORE PILE PEMBESIAN SANITASI PIPA LANTAI

PEMBERSIHAN PEKERJAAN CAPPING PEMBUATAN BETON PEKERJAAN PEKERJAAN


LAHAN GALIAN TANAH BEAM DECKING SANITARY DINDING
BASEMENT

MOBILISASI PERALATAN PEKERJAAN PERENCANAAN PEKERJAAN PINTU


& MATERIAL DEWATERING KOLOM & JENDELA

PEKERJAAN PERENCANAAN
SRUTTING BAJA BALOK

PEKERJAAN PERENCANAAN PELAT


PILE CAP LANTAI

PEKERJAAN
PEKERJAAN SHEAR WALL
PELATFORM BAJA

PEKERJAAN STRUKTUR PEKERJAAN RETAINING


BASEMENT WALL

PEMBONGKARAN
PEKERJAAN TANGGA
STRUTTING

PERENCANAAN &
PELAKSANAAN PENGECORAN

Gambar 2.1 Bagan WBS Pembangunan Hotel City One Semarang


13

2.2 Deskripsi Work Breakdown Structure (WBS)


1. Pekerjaan Persiapan
a. Perencanaan Site Plan
Site plan adalah hal dasar dan utama di dalam proyek sebelum
memulai pekerjaan. Karena site plan mengatur tentang manajemen lalu
lintas proyek, manajemen tata letak bagian-bagian pendukung proyek.
Adapun pekeIjaan implementasi dari perencanaan Site Plan meliputi :
a) Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek dilaksanakan untuk memberikan batas
area lahan proyek yang akan dikerjakan. Terbuat dari seng yang
disangga oleh tiang kayu agar lebih kuat, lalu dicat dan diberi logo.
b) Direksi Keet
Direksi keet atau kantor proyek digunakan sebagai tempat bekeIja
bagi pemilik proyek, kontraktor, konsultan pengawas. Direksi keet
pada proyek Hotel City One terdiri dari satu buah kontainer.
Direksi Keet dilengkapi dengan ruang rap at, ruang kontraktor.
c) Jalan Kerja
Jalan kerja digunakan untuk mengatur arus lalu lintas keluar masuk
kendaraan proyek. Sehingga tidak mengganggu pekerjaan yang
berada di sekitar jalan kerja.
d) Gudang Peralatan dan Material
Gudang peratalan dan material dibuat untuk menyimpan peralatan
dan material kayu, semen, triplek, seng untuk menghindari cuaca
buruk dan mencegah agar tidak terjadi kehilangan.
e) Los Kerja Besi dan Kayu
Los kerja besi digunakan untuk membuat dan memotong tulangan
besi sesuai dengan yang ada dalam gambar kerja. Serta los kerja
kayu digunakan untuk memotong dan mencetak kayu untuk
bekisting sesuai dengan gambar kerja.
14

f) Barak Pekerja
Barak pekerja dibuat untuk tempat istirahat pekerja, juga untuk
tempat tidur pekerja. Dalam proyek Pembangunan Hotel City
terdapat 2 barak pekerja yang berbentuk rumah kayu.

b. Kebutuhan Sumber Daya


Proyek Pembangunan Gedung Hotel City One dibutuhkan dua
kebutuhan utama, yaitu sumber daya air dan listrik.
a) Kebutuhan Sumber Daya Air
Sumber daya air dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Dntuk
pekeIjaan perawatan beton, pengisian air kamar mandi, pembuatan
cor beton (readymix) sumber daya air proyek Pembangunan Hotel
City One ini melalui sumur bor dihasilkan dari lingkungan Hotel
City One.
b) Kebutuhan Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik lmtuk pemenuhan kebutuhan pengoperasian
alat-alat keIja, lampu penerangan, direksi keet Proyek
Pembangunan Hotel City One menggunakan sistem pulsa PLN
untuk memenuhi kebutuhan listrik.

c. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan di badan jalan dilakukan agar terhindar dari semak
– semak, akar – akar pohon yang melintang pada badan jalan.

d. Mobilisasi Peralatan dan Material


Mobilisasi adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan untuk
membuat sarana yang menunjang kelancaran proyek menyangkut
mobilisasi peralatan, material, dan tenaga kerja. Adapun kegiatan
mobilisasi yang dikerjakan oleh kontraktor selaku pelaksana proyek
adalah antara lain sebagai berikut.
a) Ketentuan Mobilisasi
15

1) Penyewaan sebidang lahan yang diperlukan untuk direksi kit


kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.
2) Mobilisasi Kepala Pelaksana yang memenuhi jaminan
kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaanya
(peningkatan jalan atau pemeliharaan berkala).
3) Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan
dalam penyelesaian pelaksanaan pekerjaan.
4) Penyediaan dan pemeliharaan direksi kit kontraktor, jika perlu
termasuk kantor
5) lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
b) Mobilisasi Kantor Lapangan dan fasilitasnya untuk Direksi
Pekerjaan.
Dalam pengerjaan sebuah gedung tidak terlepas oleh adanya keperluan
suatu alat dan material, yang sangat berfungsi untuk membantu
pengerjaan di lapangan. Oleh karena itu dalam pengerjaan suatu
proyek alat, dan material sangat dibutuhkan.
1) Kebutuhan alat
 Concrete Pump : Memompa beton dari Mixer Truck ke lokasi
pengecoran. Dengan kekuatan pompa 10 m 3 /jam. Biaya
untuk menyewa alat ini cukup mahal.
 Mixer Truck: Tempat pencampuran beton ( batching plan)
sekaligus sebagai pengangkut adukan beton dari batching plant
hingga ke lokasi yang akan melakukan.
 Vibrator: Untuk memadatkan beton yang telah dituangkan ke
dalam begisting, dan mengeluarkan udara dari adukan beton.
 Alat Las : Las di sini untuk membuat bekisting dengan
memotong terlebih dahulu besi lalu digabungkan dengan Alat
Las.
 Bar Cutter: Merupakan alat untuk memotong besi tulangan.
 Theodolit: Menentukan as bangunan, ketinggian bangunan dari
muka tanah, melevelkan ketinggian lantai, dan menentukan
posisi bangunan dari bangunan lain.
16

 Scafolding: Tiang penyangga untuk cetakan beton.


 Pompa Air: Memompa air dari satu tempat ke tempat lain
 Peralatan Pendukung : Peralatan sederhana tetapi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam setiap pekerjaan proyek

2) Kebutuhan Material
 Pasir: Sebagai bahan campuran untuk membuat mortar dan
beton
 PC (Portland Cement) MU-380 : Sebagai bahan pengikat untuk
membuat pasta, mortar dan beton.
 Truck Beton Readymix : Membuat beton bagian struktur
 Air: Sebagai pengemulsi untuk campuran pasta, mortar dan
beton .
 Kayu dan multipleks : Untuk membuat bowplank,rangka
direksi keet, aeuan dan perancah, dll.
 Bata Merah dan Bata Ringan : untuk bahan adonan yang terdiri
dari pasir, semen, kapur, gypsum,air, dan aluminium pasta
sebagai bahan pengembang. Batu Bata memiliki ukuran:
panjang 17 - 23 cm, lebar 7 - 11 cm, tebal 3 - 5 cm. (tergantung
merek dan daerah asal pembuatannya), Berat rata-rata 3
kg/biji. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau
1:3 (artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir
yang sudah diayak).
 Besi Tulangan : Bahan dasar untuk beton bertulang.
 Kawat Pengikat (Bendrat) : Untuk mengikat besi tulangan.

2. Pekerjaan Tanah
a. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah di lapangan diperlukan untuk data perancangan
pondasi bangunan kontruksi seperti Gedung, dinding penahan tanah,
bedungan, jalan, dermaga dan bangunan kontruksi lainnya. Dari data
penyelidikan tanah diperoleh sifat-sifat Teknik dari tanah dan
kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisa
kapasitas dukung dan penurunan.
17

Dalam proyek pembangunan hotel city one, metode penyelidikan tanah


dilapangan dilakukan 2 cara, yaitu:
1) Sondir/ cone penetration test (CPT)
Sondir/ CPT adalah pengujian tanah yang sering digunakan untuk
jenis tanah di Indonesia. Uji sondir dilakukan untuk mengetahui
tahanan ujung (qc) di suatu titik dan tahanan friksi (fs) sepanjang
lubang setelah dilewati konus. Dari data ini dapat diperkirakan
jenis tanah dan mampu memperhitungkan daya dukung tiang
pancang.

2) Standard Penetration Test (SPT)


Uji SPT dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah
sampai menyentuh lapisan tanah keras serta mengetahui sifat dan
klasifikasi tanah pada kedalaman tertentu. Dalam uji SPT didapat
nilai N-SPT.

b. Pekerjaan Bowplank
Penentuan dan pengukuran titik STA dan membuat patok – patok
dengan memberi tanda merah dan jarak antara patok dengan patok
lainnya 50 m, hal ini untuk memudahkan opname pekerjaan.

c. Pekerjaan Galian Tanah Basement


Galian merupakan pekerjaan pengambilan, pengerukan dan
pembuangan tanah oleh tenaga manusia maupun alat berat dengan
maksud memindahkan tanah tersebut untuk mendukung pekerjaan
struktur bawah (basement, pile cap, capping beam, dan lain-lain). Pada
proyek pembangunan Hotel city one, perencanaan pelaksanaan
pekerjaan galian dilaksanakan setelah pekerjaan dewatering
dilaksanakan.

3. Pekerjaan Struktur Bawah


a. Dinding Penahan Tanah menggunakan Secant pile
18

Dinding Penahan Tanah adalah suatu struktur konstruksi yang


dibangun untuk menahan tanah dengan elevasi yang berbeda dan
memberikan kekangan lateral untuk salah satu sisi tanah disekitarnya.
Proyek Hotel City One menggunakan secant pile sebagai dinding
penahan tanah .Secant pile adalah bore pile yang saling berpotongan
satu sama lain sehingga terdapat interlock antar bore pile satu dengan
lainnya sehingga bore pile diberi tulangan secara berseling. Jenis
secant pile ini terdiri atas secondary piles dan primary piles. Secondary
pile dapat menggunakan tulangan besi yang berfungsi untuk kuat
lentur dalam secant pile. Untuk primary pile tidak menggunakan
tulangan besi yang bertujuan untuk menutup galian.

b. Pondasi bore pile


Pondasi bore pile adalah suatu jenis pondasi dalam yang berbentuk
seperti tabung yang terdiri dari campuran beton dan besi bertulang
yang menggunakan metode pengeboran di lapangan. Panjang bore pile
harus mengenai tanah keras atau sesuai dengan rencana kedalaman
awal perencanaan yang diisyaratkan untuk konstruksi bangunan.
Pemasangan awal pada bore pile di lapangan diawali dengan
pengeboran dengan menggunakan mesin bore pile. Pelubangan pada
pondasi bore pile sebelumnya sudah dihitung mengikuti data sondir
yang dilakukan oleh laboratorium tanah dengan penyidikan daya
dukung tanah sebelum pelaksanan bore pile berlangsung.

c. Capping beam
Capping beam adalah balok penutup pada konstruksi bangunan bawah
tanah (seperti secant pile). Fungsi lain dari capping beam yaitu sebagai
pengunci pada konstruksi secant pile yang terdapat di Proyek Hotel
City One. Capping beam lama pengerjaan 60 hari kalender. Capping
beam ini mengelilingi seluruh secant pile yang sudah tertanam di
bawah tanah. Capping beam seperti balok yang terdapat di bagian
19

struktur bangunan terdiri dari tulangan besi yang sesuai dengan


perencanaan dan kemudian dicor.

d. Pekerjaan Dewatering
Dewatering adalah suatu pekerjaan yang berfungsi untuk meniadakan
air pada proses pembuatan basement ataupun pekerjaan lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan bawah tanah. Dalam proses pekerjaan
bawah tanah pengaruh air tanah sangatlah dipertimbangkan karena
dapat mengakibatkan permasalahan yang besar. Dalam pelaksanaan
Proyek ini sering ditemui bahwa masalah air tanah yang tidak
diharapkan pada awal pelaksanan proyek berlangsung dapat
mengakibatkan terlambatnya proyek atau dapat mengakibatkan
perubahan yang besar.
Pada dasarnya 2 hal yang perlu diketahui mengenai air tanah yaitu:
a) Bagaimana air dapat bergerak di dalam tanah
b) Bagaimana pengaruh air tanah terhadap lingkungan sekitar.
Jadi tujuan utama dari dewatering yaitu untuk meniadakan air tanah
agar tidak menggangu berjalannya Proyek.

e. Strutting Baja
Pekerjaan Strutting Baja adalah pekerjaan perkuatan dinding penahan
tanah pada Proyek ini menggunakan secant pile sebagai dinding
penahan tanahnya agar tidak runtuh dalam pekerjaan penggalian tanah.
Pada Proyek ini pemasangan strutting berada di elevasi ˗4,1 meter,
˗7,1 meter, 10,1 meter, dan ˗13,1 meter. Pada Proyek strutting yang
digunakan adalah baja H – Beam dengan ukuran 400.400.13.21 sesuai
dengan standarisasi dari konsultan perencana. Pada strutting ini akan
ditopang oleh king post yang berdiameter 88 cm.

f. Pekerjaan Pile Cap


Pekerjaan pile cap yaitu merupakan suatu konstruksi bawah tanah yang
bertujuan untuk menyebarkan beban dari kolom ke bore pile yang
20

sudah tertanam pada awal pelaksanaan proyek. Pada Proyek hotel city
one pekerjaan pile cap dikerjakan setelah pekerjaan galian dan sudah
terpasangnya strutting.

g. Pekerjaan Pelatform Baja


Pada proyek hotel city one pekerjaan pelatform baja ini bertujuan
untuk mempermudah masuknya alat berat seperti excavator, dump
truck dapat bekerja maksimal dalam proses penggalian bawah tanah.

h. Pekerjaan Struktur Basement


Pada saat galian dilakukan, mata bucket tidak mampu menembus
lapisan tanah pada area dekat dengan dinding penahan tanah akibat
adanya penggelembungan secant pile. Sehingga harus dilakukan
penggalian secara manual oleh beberapa pekerja dan akhirnya secant
pile yang mengalami penggelembungan harus dibobok oleh para
pekerja. Berikut penggelembungan secant pile yang terlihat pada saat
pekerjaan galian basement.

i. Pembongkaran Strutting
Untuk pemasangan strutting yang terdapat di proyek ini hanyalah
bersifat sementara. Strutting yang sudah tidak digunakan perlahan
dibongkar dan menyesuaikan area, akan tetapi tidak semua nya di
bongkar karena peran penting strutting adalah untuk menyangga beton
yang sudah ter cor serta juga menopang pondasi agar tanah tidak turun
karena terlepasnya strutting.

4. Pekerjaan Struktur Atas


a. Pemasangan Scaffolding
Scaffolding merupakan rangka dari besi yang digunakan untuk
menyangga bekisting, terbuat dari pipa besi dengan putaran yang dapat
diatur tinggi rendahnya. Scaffolding digunakan pada saat pemasangan
bekisting, penulangan pelat dan balok sampai pelaksanaan pengecoran.
21

Pemasangan scaffolding juga dimaksudkan sebagai tumpuan pada saat


dilaksanakan pengecoran sampai saat struktur cukup kuat untuk
menahan beban sendiri, setelah itu scaffolding dapat dilepas.
Pernasangan scqffolding tiap 0,9 m dan tiap 1,80 diberi silang
pengikat. Fungsi dari scaffolding adalah sebagai berikut:
1) Sebagai penyangga bekisting agar balok dan pelat lantai yang ada
diatasnya tetap pada posisi dan tidak melendut. Sebagai perancah
pada balok dan pelat lantai pada waktu pengecoran.
2) Menahan berat sendiri balok dan pelat lantai serta beban sementara
pada waktu pengecoran.

b. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian adalah pembuatan rangka baja tulangan pada
suatu konstruksi beton bertulang. Perhitungan pekerjaan ini dilakukan
dengan cermat dan teliti selia diusahakan pemakaian bahan yang
seefisien mungkin. Mengenai jumlah, panjang dan diameter tulangan
harus benar-benar diperhatikan karena bila terjadi kesalahan akan sulit
memperbaikinya.
Untuk semua pelaksanaan pembesian harus disesuaikan dengan
spesifikasi yang telah ditentukan baik jenis, mutu maupun dimensi
tulangannya. Dalam pekerjaan pembesian diatur sedemikian rupa
sehingga tebal selimut yang diperlukan serta jarak bersih antar
tulangan dalam beton sesuai dengan perencanaan. Peralatan yang
digunakan untuk pekerjaan pembesian yaitu :
1) Alat pemotong tulangan ( Bar cutter),
2) alat pembengkok tulangan (Bar bender),
3) Alat pendukung lain.

c. Pembuatan Beton Decking


Beton decking mempunyai fungsi agar jarak antara tulangan dengan
acuan tetap yang nantinya setelah beton jadi merupakan selimut beton.
Beton decking dibuat dari campuran yang terdiri dari satu bagian
22

semen dan tiga bagian pasir serta air (campuran 1:3). Campuran ini
dituangkan yang tiap bagiannya berukuran kurang lebih diameter 8 em
dan tebal disesuaikan dengan tinggi selimut yaitu 2,5 em. Pada tiap
bagian ini dimasukkan kawat baja lunak yang dibengkokkan keatas
yang fungsinya untuk mengikat beton decking pada tulangan.
Pemasangan beton decking ini dilakukan setelah selesai pembesian dan
sebelum dilakukan pengeeoran.

d. Perencanaan Kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi
untuk memikul beban vertikal, beban horizontal, maupun beban
momen, baik yang berasal dari beban atap maupun beban sementara.
a) Pekerjaan Bekisting Kolom
Bekisting adalah suatu eetakan yang dibuat untuk membentuk
beton agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bekisting
digunakan sebagai eetakan agar struktur beton sesuai dimensi,
bentuk rupa ataupun posisi. Bekisting harus mampu berfungsi
sebagai struktur sementara yang bias memikul berat sendiri, beton
basah selama beton itu belum kuat menahan berat sendiri, beban
hidup dan beban peralatan keIja selama pekerjaan pengeeoran
berlangsung. Pereneanaan dan pembuatan bekisting harus
mempertimbangkan kemudahan pemasangan dan pembongkaran,
kekuatan dan kekokohan, tidak mudah berubah bentuk, dan
memenuhi persyaratan pennukaan serta tidak bocor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting antara
lain:
 Struktur bekisting dibuat memenuhi syarat kekuatan dengan
material minimal,
 Rencana penggunaan ulang yang maksimal, makin banyak
pemakaian ulang tersebut maka biaya bekisting tersebut akan
semakin rendah
 Struktur bekisting yang ekonomis tetapi memenuhi syarat
23

 Jadwal pengecoran
 Jadwal pemasangan dan pembongkaran bekisting
 Kapasitas peralatan yang dipakai dalam pemasangan dan
pembongkaran bekisting
 Jumlah danjenis bahan bekisting sejenis yang tersedia
Dimensi kolom diraneang bervariasi menurut beban yang diterimanya.
1) Kolom Lantai Basement:
KI berbentuk persegi panjang dengan ukuran 50 x 20 cm, SK D10-
100
K2 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 80 x 50 cm, SK D
10-100
2) Kolom Lantai Lower Ground:
KI berbentuk persegi panjang dengan ukuran 50 x 20 cm, SK D10-
I00
K2 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 50 x 80 cm, SK
D10-100
3) Lantai Satu:
K3 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 40 x 70 em, SK
D10-100
4) Lantai Dua:
K3 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 40 x 70 em, SK
D10-100
5) Lantai Tiga:
K3 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 40 x 70 em, SK D1
0-100
6) Lantai Empat: K3 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 40 x
70 em, SKD 10-100
7) Lantai Lima: K3 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 40 x
70 em, SKD10-100.
8) Lantai Enam: K3 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 40 x
70 em, SK D10-100
9) Lantai Tujuh (Atap):
24

K3_A berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 40 x 70 em, SK


D10-100
K4 berbentuk persegi panjang bersudut, ukuran 30 x 30 em, SK
D10-100

10) Perencanaan Balok


Balok berfungsi memikul beban yang diterima oleh plat, dan
meneruskannya ke kolom. Balok anak membagi plat menjadi segmen-
segmen, sehingga plat menahan beban dari luas yang lebih kecil.
a) Bekisting Balok
Balok merupakan konstruksi pemikul utama yang menyalurkan
beban-beban struktur ke kolom balok atau balok-balok lainnya.
Sebelum pemasangan untuk bekisting untuk balok, dilakukan
pengukuran ketinggian papan dasar bekisting dengan
menggunakan auto level sehingga mempunyai elevasi yang sama.
Langkah-langkah pekerjaan bekisting balok adalah sebagai
berikut :
1) Multipleks dipotong sesuai ukuran balok dan panjang balok,
2) balok kayu pengaku dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan
untuk ukuran masing-masing balok,
3) Multipleks yang telah dipotong dirakit sesuai dengan ukuran
balok, lalu dipaku pada kayu pengaku yang terletak diatas
scaffolding,
4) Multipleks yang berfungsi sebagai behsting pada sisi balok
yang tegak harus diberi penyangga untuk menahan gaya
horizontal dari berat beton basah.
b) Pemasangan Tulangan Balok
Semua pelaksanaan pemasangan dan perakitan tulangan balok
pada prinsipnya sama dengan pelaksanaan pemasangan dan
perakitan pada tulangan kolom, hanya saja perakitan tulangan
balok dapat dilakukan sebelum bekisting balok terpasang.
25

Tulangan pokok yang dipakai berupa tulangan ulir dengan


diameter yang bervariasi sesuai dengan shop drawing nya.
Sedangkan tulangan sengkangnya menggunakan tulangan polos.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tulangan
balok adalah sebagai berikut :
1) Pemasangan tulangan utama secara terus menerus sesuai
dengan shop drawing
2) Untuk tulangan yang disambung maka penyambungan harus
sesuai dengan syarat sambungan lewatan yang tertera pada
PBBI 1971
3) Panjang penyaluran tegangan harus sesuai dengan syarat
penyaluran tegangan yang tertera pada PBBI 1971
4) Pemasangan tulangan sengkang hams sesuai ishop drawing
5) Pemasangan beton decking (beton tahu) untuk memenuhi
syarat tebal selimut beton.

11) Perencanaan Pelat Lantai


Pelat merupakan struktur bangunan yang berfungsi untuk memikul
beban seperti beban mati dan hidup, yang telah direncanakan
keamanannya terlebih dahulu.
a) Bekisting Plat lantai
Bekisting plat lantai diletakkan diatas balok kayu yang menumpu
pada scaffolding (horfy beam). Untuk memeriksa apakah bekisting
sudah benar-benar horizontal, dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan alat auto level. Langkah-langkah pekerjaan bekisting
plat lantai adalah sebagai berikut :
1) Scaffolding diatur sesuai Jebar atau panjang bentang yang
dibutuhkan, seteJah itu dipasang horfybeam sebagai penyangga
multiplek,
2) Multiplek dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan,
26

3) Balok kayu diltekkan diatas scaffolding sebagai penumpu


bekisting, kemudian multipleks dipakukan pada balok kayu
tersebut,
Setelah pelaksanaan bekisting dilaksanakan, kemudian bekisting
diberi minyak sica form oil agar pada saat pekerjaan
pembongkaran bekisting, papan bekisting tidak menempel pada
beton sehingga memudahkan pembongkaran bekisting.
Fungsi plat lantai dalarn konstruksi antara lain :
1) Mernisahkan ruangan dalarn bangunan secara Horizontal,
2) menahan beban diatasnya, seperti dinding dan sekat, dan beban
hidup,
3) menyalurkan beban kebalok dibawahnya.

b) Pemasangan Tulangan Plat


Pemasangan tulangan plat ini dilakukan setelah bekisting plat
lantai selesai dikerjakan, untuk penulangan plat dipakai tulangan
pokok Ø10. Cara perakitan tulangannya sarna dengan cara
perakitan tulangan balok. Untuk rnenghindari terjadinya Iendutan
tulangan bagian atas maIm perlu dipasang tulangan cakar ayarn.
Pemasangan tulangan cakar ayam ini juga berfungsi untuk
rnernenuhi jarak antara tulangan bagian atas dan bawah sesuai
dengan shop drawing nya. Setelah pemasangan dan perakitan
tulangan plat ini selesai, rnaka pada tulangan plat bagian bawah
perlu dipasang beton decking untuk memenuhi ketebalan selirnut
beton yang direncanakan. Pekerjaan ini sesuai dengan shop
drawing yang telah dibuat oleh pelaksana.

12) Pekerjaan Shear Wall


Shear Wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan
geser, gaya lateral Pada Lift yang nantinya akan dipasang. Dinding
geser adalah elemen - elemen vertikal sebagai sistem penahan gay
horizontal. Proyek Hotel City One ini memiliki jenis Shear Wall, untuk
27

menahan gaya nonnal (gaya vertikal), struktur inipun berprilaku


sebagai balok lentur cantilever oleh karen a itu struktur ini selain
menahan gaya geser dapat juga menahan gaya lentur.
Pekerjaan shear wall melibatkan beberapa kegiatan antara lain
adalah Penentuan titik-titik as shear wall diperoleh dari hasil pekerjaan
tim survey yang melakukan pengukuran dan pematokan, yaitu marking
berupa titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan
letak bekisting dan tulangan kolom. Penentuan as kolom dilakukan
dengan menggunakan alat theodolite.
Penulangan shear wall dikerjakan pada los pekerjaan pembesian,
yang dekat dengan lapangan. Karena kondisi lapangan tidak
memungkinkan memasang Tower Crance, maka pemasangan tulangan
dilakukan di lapangan, tulangan dirangkai di lapangan. Dibutuhkan
tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan dan penyambungan
pada shear wall agar benar-benar tegak lurus seperti dalam lembar
kerja. Bentuk dan ukuran shear wall pada proyek ini adalah tipikal
(sarna), bahan bekisting shear wall terbuat dari kayu Tripleks yang
agak tebal. Dalam Pengeeoran Shear Wall pada proyek Hotel City One
ini, dilakukan belakangan setelah 2 lantai di atasnya telah dieor.
Menurut kontraktor PT.NIKIPENI, akan terjadi ketidak seimbangan
pengeeoran jika dilakukan periantai bersamaan dengan shear wall.

13) Pekerjaan Retaining Wall


Retaining wall adalah struktur yang memegang kembali tanah atau
batu dari sebuah bangunan, struktur atau area. Dinding penahan
gerakan, meneegah erosi dan menyediakan dukungan untuk vertikal
atau hampir vertikal. Dinding penahan umumnya terbuat dari batu,
bauI, bata, beton, vinyl, baja atau kayu. ertimbangan dan pemilihan
jenis dinding didorong oleh beberapa faktor. Faktorfaktor ini tennasuk:
a) Biaya
b) Elevasi tempat o Kemudahan dan kecepatan konstruksi
c) Kondisi air tanah dan karakteristik tanah.
28

Langkah awal pengerjaan Retaining wall di proyek ini adalah


meratakan sisi bagian kemiringan tanah. Setelah Perataan, dilakukan
pemasangan tulangan pada sisi yang telah diratakan, Pemasangan
Bekisting pada Retaining wall ini, haruslah diawasi oleh kontraktor,
karena jika terjadi kesalahan, maka akan berakibat rusaknya bekisting
jika tidak dipasang dengan benar. Pengecoran akan dilakukan pada
rnalam hari bersarnaan dengan elevasi gedung yang dikerjakan.

14) Pekerjaan Tangga


Tangga merupakan struktur bangunan atau gedung yang dapat
dikerjakan belakangan setelah struktur utama seperti balok, kolorn,
plat, shear wall telah selesai.
a) Pernasangan Bekisting Pada peketjaan tangga, bekisting dikerjakan
terlebih dahulu sebelurn pernbesian. Adapun teknis pelaksanaanya
adalah sebagai berikut.
 Menyiapkan penyangga utama berupa Sca/olding yang sudah
dipasang yang telah ditentukan dan dicek ketegakannya.
 Memasang penahan sarnping berupa kayu dengan jarak yang
telah diperhitungkan. Memasang cetakan untuk anak tangga
dan diberi penahan denganjarak yang sarna dengan penahan
cetakan sarnping.
b) Pembesian.
Pembesian yang digunakan pada reneana proyek ini, yaitu tulangan
melintang Dl3 dan memanjang D16. Adapun teknis pelaksanaanya
adalah sebagai berikut.
 Memotong, membengkokkan tulangan utama untuk pelat
tangga, dan tulangan untuk anak tangga.
 Memasang tulangan sedemikian rupa sesuai gambar keIja.
 Mengikat tulangan yang telah dipasang dengan kawat bendrat.
c) Pengecoran.
Adapun teknis pelaksanaanya adalah sebagai berikut.
 Mengecek bekisting benar-benar kuat dan presisi.
29

 Membersihkan kotoran yang ada dalam cetakan.


 Pengawas melakukan cek dan menyetujui untuk dilakukan
pengecoran.
 Menggunakan bantuan pipa agar adonan bisa mencapai
bekesting.
 Menuangkan adukan beton mix concrete secara perlahan mulai
dari bawah ke atas, tahap demi tahap.
 Dilakukan penusukan dengan vibrator.
Bila pengecoran sudah selesai, beton dibiarkan hingga mengeras
agar kekuatannya sesuai yang diharapkan.

15) Pelaksanaan Pengecoran


Pekerjaan beton dilakukan setelah pekerjaan pembesian benar-
benar selesai dilaksanakan dan lokasi pengeeoran benar-benar telah
bersih dari kotoran-kotoran yang dapat mengurangi kekuatan beton
seperti pemotongan kawat, kayu dan lainlain. Pada proyek ini adukan
beton yang digunakan adalah beton readymix. Beton ini digunakan
untuk pekerjaan struktur.
Rencana campuran beton adalah pekerjaan pencampurani
pengadukan bahanbahan penyuslill beton. Dalam proyek ini pekerjaan
beton dilakukan oleh PT. Jatim Readymix Beton dan PT. Jati Kencana
Beton. Untuk menjamin kualitas beton agar sesuai dengan mutu beton
yang diinginkan, maka pelaksanaan pencampuran ini harus benar-
benar diperhitungkan baik kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan mix
design yang telah dibuat. Untuk proses pekerjaan beton kolom, balok,
dan plat lantai, hampir semua menggunakan readymix.
Berikut Mutu Beton yang dipakai sesuai dengan rencana:
 Bor pile : K300
 Pile cap : K350
 Tie Beam : K350
 Kolom 11.1-7 : K350
 Balok dan plat lantai : K350
30

Setelah kualitas bahan diperiksa dan kuantitas ( berat volume) masing-


masing bahan penyusun diukur, maka pencampuran dimulai dengan
memasukkan bahan- bahan kedalam mixer. Selanjutnya pelaksanaan
pengecoran dilakukan dengan alat mobil Concrete Pump.

Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, harus dilakukan


pemeriksaan terlebih dahulu terhadap pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan
pengecoran benar-benar telah siap dilakukan atau tidak. Pekerjaan
inspeksi yang dilakukan sebelum pelaksanaan pengecoran meliputi
hal-hal dibawah ini.
a) Inspeksi Sebelum Pengecoran
1) Pemeriksaan Bekisting Letak kedudukan bekisting harus dicek
kembali apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus cukup kokoh dan terpasang dengan baik
sehingga tidak akan bergeser posisi karena getaran-getaran dan
tekanan-tekanan dari adukan beton selama pengecoran. Letak
bekisting harus lurus sesuai dengan asnya serta mempunyai
permukaan yang tegak, lurus dan tidak bocor. Pemeriksaan
bekisting dimaksudkan untuk menjamin ketepatan ukuran-
ukuran, sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai
spesifikasi dan juga untuk keamanan. Pemeriksaan ini
mernpakan hal yang sangat penting sehingga tidak boleh
ditunda sampai waktu mendekati pengeeoran. Pemeriksaan ini
berkaitan dengan :
 Ketentuan ukuran (lebar, tinggi), - Kemungkinan elevasi
yang tidak tepat,
 Kemungkinan tidak tegak lurns terhadap bidang horizontal
maupun vertikal.
31

2) Pemeriksaan pembesian
Sebelum pengeeoran semua pekerjaan pembesian pada lokasi
yang akan dilaksanakan pengeeoran harus sudah selesai dan
diperiksa. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan
untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan,
sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai
spesifikasi. Pemeriksaan ini berkaitan dengan :
 Pemeriksaanjumlah dan ukuran tulang utama,
 Pemeriksaan jwnlah sengkang dan posisinya,
 Pemeriksaan tulangan sambungan lewatan (overlap),
 Pemeriksaan panjang penyaluran tulangan,
 Pemasangan tulangan tangga yang menyambung pada
lantai,
 Pemeriksaan kekuatan ikatan bendrat.

3) Pembersian lokasi
Tempat-tempat yang akan diisi dengan adukan beton (yang
akan dieor) beserta tulangan yang terpasang harns dibersihkan
dulu dari potongan kawat, serbuk gergajian, potongan-
potongan kayu dan bahan-bahan lainnya yang tidak terpakai.
Cara pembersihan dengan menggunakan semprotan udara yang
berasal dari kompresor dan menggunakan tongkat yang
ujungnya diberi magnet. Bidang bidang beton lama yang akan
berhubungan dengan beton baru harus dikasarkan dan disiram
terlebih dahulu dengan air semen sebagai perekat beton baru,
sebelum beton baru dicor.

5. Pekerjaan MEP
a. Pekerjaan Elektrikal
Pekerjaan elektrikal merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan
instalasi listrik, seperti:
1) Pekerjaan titik-titik instalasi listrik
32

2) Pekerjaan lampu saklar dan stop kontak


3) Pekerjaan proteksi bangunan/penangkal petir
4) Pekerjaan grounding dan bak control

b. Pekerjaan Sanitasi Pipa


Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha
ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

c. Pekerjaan Sanitary
berhubungan dengan kebersihan serta kesehatan. Seperti yang
disinggung sebelumnya, keberadaan dari alat alat ini akan membantu
anda menjaga kebersihan di lingkungan rumah dari limbah rumah
tangga. Contohnya seperti, pekerjaan closet duduk, pekerjaan wall
shower, pekerjaan urinior, pekerjaan wastafel dan lain sebagainya.

6. Pekerjaan Arsitektur
a. Pekerjaan Atap dan Plafond
Plafond atau plafon atau langit – langit atap adalah adalah bagian dari
konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap sebuah
bangunan. Pada dasarnya fungsi utama plafon adalah untuk mencegah
cuaca panas atau cuaca dingin agar tidak langsung masuk ke dalam
rumah setelah menembus atap. Contohnya seperti :
1) Pekerjaan rangka atap
2) Pekerjaan papan plafond
3) Pekerjaan list plafond

b. Pekerjaan Lantai
Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi
dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan
fungsi bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan
33

ruangan-ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai


elemen structural maupun elemennon structural dari suatu bangunan.
Pekerjaan lantai meliputi:
1) Pekerjaan kramik
2) Pekerjaan plint lantai
3) Pekerjaan floor hardener

c. Pekerjaan dinding
Pekerjaan dinding memainkan peran penting dalam konstruksi dan
pemeliharaan bangunan, baik dari segi estetika maupun fungsi.
Pekerjaan dinding meliputi :
1) Pekerjaan dinding batu ringan
2) Pekerjaan plasteran
3) Pekerjaan pengecetan
4) Pekerjaan kramik dinding

d. Pekerjaan Pintu dan Jendela


Pekerja pintu dan jendela harus memahami berbagai jenis bahan dan
teknologi yang digunakan dalam pembuatan pintu dan jendela,
termasuk bahan-bahan seperti kayu, aluminium, PVC, atau logam
lainnya. Mereka juga perlu memahami standar keselamatan dan
peraturan bangunan setempat yang berlaku. Profesional ini dapat
bekerja secara independen atau sebagai bagian dari tim konstruksi
yang lebih besar. Pekerja pintu dan jendela meliputi :
1) Pekerjaan pintu
2) Pekerjaan jendela
3) Pekerjaan pintu darurat
4) Pekerjaan pintu kaca shower
5) Pekerjaan jendela kaca frameless
6) Pekerjaan curtain wall
7) Pekerjaan folding door
34

2.3 Bill of Quantity (BoQ)


VOLUME
NO URAIAN PEKERJAAN QTY SATUAN
Panjang Lebar Tinggi Titik/Unit
Div. 1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Perencanaan Site Plan - - - - 1 Ls
Kebutuhan Sumber Daya - - - - 1 Ls
Pembersihan lahan - - - - 1 Ls
Mobilisasi peralatan dan material - - - - 1 Ls
Div. 2 PEKERJAAN TANAH
Peenyelidikan Tanah - - - - 12 Titik
Pekerjaan Bowplank - - - - 1 Ls
Pekerjaan Galian Tanah Basement 11.2 37.29 - - 418 m2
Div. 3 PEKERJAAN SRUKTUR BAWAH
Pekerjaan Secan Pile - - 20 60 1200 m
Pekerjaan Bore Pile - - 25 24 600 m
Pekerjaan Capping Beam 10 6 - - 60 m2
Pekerjaan Dewatering - - - - 1 Ls
Pekerjaan Strutting Baja - - - - 1 Ls
Pekerjaan Pile Cap 2 5 3 - 360 m2
Pekerjaan Platform Baja 11.2 37.29 - - 418 m2
Pekerjaan Struktur Basement 11.2 37.29 - - 418 m2
Pembongkaran Strutting - - - - 1 Ls
Div. 4 PEKERJAAN SRUKTUR ATAS
Pemasangan Scaffolding - - - - 200 Unit
Pekerjaan Pembesian - - - - 1 Ls
Pembuatan Beton Decking 5 5 3 - 600 m2
Pekerjaan Kolom 0.6 0.6 27 24 233 m2
Pekerjaan Balok 5 5 - - 200 m
Pekerjaan Pelat Lantai 11.2 37.29 - - 3341 m2
Pekerjaan Shear Wall 12 5 - - 60 m
Pekerjaan Retaining Wall 4 10 - 3 40 m
Pekerjaan Tangga 3 2 5 10 240 m
Perencanaan dan pelaksanaan pengecoran 11.2 37.29 - - 3341 m2
Div. 5 PEKERJAAN MEP
Pekerjaan Elektrikal 262 - - - 2096 m
Pekerjaan Sanitasi Pipa 189 - - - 1512 m
Pekerjaan Sanitary 140 - - - 1120 m
Div. 6 PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan Atap & Plafond - - - - 1 Ls
Pekerjaaan Lantai - - - - 1 Ls
Pekerjaan Dinding - - - - 1 Ls
PekerjaanPintu & Jendela - - - - 1 Ls

Tabel 2.1 Uraian Bill of Quatity


35

2.4 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


DURASI
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA (Rp)
(minggu)
Div. 1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Perencanaan Site Plan 1 Ls 3 Rp 178.723.122.0 Rp 178.723.122.0
Kebutuhan Sumber Daya 1 Ls 2 Rp 89.541.000.0 Rp 89.541.000.0
Pembersihan lahan 1 Ls 2 Rp 64.500.000.0 Rp 64.500.000.0
Mobilisasi peralatan dan material 1 Ls 36 Rp 4.856.378.821.0 Rp 4.856.378.821.0
Div. 2 PEKERJAAN TANAH
Peenyelidikan Tanah 12 Titik 1 Rp 320.000.0 Rp 3.840.000.0
Pekerjaan Bowplank 1 Ls 4 Rp 10.301.539.0 Rp 10.301.539.0
Pekerjaan Galian Tanah Basement 418 m2 1 Rp 115.800.0 Rp 48.363.638.4
Div. 3 PEKERJAAN SRUKTUR BAWAH
Pekerjaan Secan Pile 1200 m 10 Rp 1.527.461.0 Rp 1.832.953.200.0
Pekerjaan Bore Pile 600 m 3 Rp 408.355.9 Rp 245.013.534.0
Pekerjaan Capping Beam 60 m2 2 Rp 2.500.000.0 Rp 150.000.000.0
Pekerjaan Dewatering 1 Ls 2 Rp 78.540.000.0 Rp 78.540.000.0
Pekerjaan Strutting Baja 1 Ls 2 Rp 64.500.000.0 Rp 64.500.000.0
Pekerjaan Pile Cap 360 m2 2 Rp 1.846.050.0 Rp 664.578.000.0
Pekerjaan Platform Baja 418 m2 2 Rp 93.560.4 Rp 39.075.326.5
Pekerjaan Struktur Basement 418 m2 3 Rp 147.890.0 Rp 61.765.962.7
Pembongkaran Strutting 1 Ls 3 Rp 22.400.000.0 Rp 22.400.000.0
Div. 4 PEKERJAAN SRUKTUR ATAS
Pemasangan Scaffolding 200 Unit 2 Rp 425.000.0 Rp 85.000.000.0
Pekerjaan Pembesian 1 Ls 4 Rp 135.000.000.0 Rp 135.000.000.0
Pembuatan Beton Decking 600 m2 5 Rp 2.500.000.0 Rp 1.500.000.000.0
Perencanaan Kolom 233 m2 2 Rp 4.438.450.0 Rp 1.035.401.616.0
Perencanaan Balok 200 m 2 Rp 4.872.300.0 Rp 974.460.000.0
Perencanaan Pelat Lantai 3341 m2 3 Rp 380.000.0 Rp 1.269.649.920.0
Pekerjaan Shear Wall 60 m 1 Rp 3.876.562.0 Rp 232.593.720.0
Pekerjaan Retaining Wall 40 m 2 Rp 4.500.000.0 Rp 180.000.000.0
Pekerjaan Tangga 240 m 3 Rp 3.746.100.0 Rp 899.064.000.0
Perencanaan dan pelaksanaan pengecoran 3341 m2 10 Rp 2.313.473.0 Rp 7.729.738.972.0
Div. 5 PEKERJAAN MEP
Pekerjaan Elektrikal 2096 m 2 Rp 245.213.0 Rp 513.966.448.0
Pekerjaan Sanitasi Pipa 1512 m 1 Rp 275.289.9 Rp 416.238.298.6
Pekerjaan Sanitary 1120 m 1 Rp 351.466.0 Rp 393.641.920.0
Div. 6 PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan Atap & Plafond 1 Ls 2 Rp 147.325.000.0 Rp 147.325.000.0
Pekerjaaan Lantai 1 Ls 3 Rp 154.200.000.0 Rp 154.200.000.0
Pekerjaan Dinding 1 Ls 4 Rp 86.250.000.0 Rp 86.250.000.0
Pekerjaan Pintu & Jendela 1 Ls 3 Rp 138.642.000.0 Rp 138.642.000.0
JUMLAH HARGA PEKERJA, MATERIAL DAN PERALATAN Rp 24.301.646.038

Tabel 2.2 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


36
37

2.5 Kurva S Pekerjaan

TAHUN 2014 - 2015


BOBOT DURASI SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA (Rp)
(%) (minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Div. 1 PEKERJAAN PERSIAPAN


Perencanaan Site Plan Rp 178.723.122.0 0.735 3 0.245 0.245 0.245
Kebutuhan Sumber Daya Rp 89.541.000.0 0.368 2 0.184 0.184
Pembersihan lahan Rp 64.500.000.0 0.265 2 0.133 0.133
Mobilisasi peralatan dan material Rp 4.856.378.821.0 19.984 35 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571
Div. 2 PEKERJAAN TANAH
Peenyelidikan Tanah Rp 3.840.000.0 0.016 1 0.016
Pekerjaan Bowplank Rp 10.301.539.0 0.042 4 0.011 0.011 0.011 0.011
Pekerjaan Galian Tanah Basement Rp 48.363.638.4 0.199 2 0.100 0.100
Div. 3 PEKERJAAN SRUKTUR BAWAH
Pekerjaan Secan Pile Rp 1.832.953.200.0 7.543 10 0.754 0.754 0.754 0.754 0.754 0.754 0.754 0.754 0.754 0.754
Pekerjaan Bore Pile Rp 245.013.534.0 1.008 3 0.336 0.336 0.336
Pekerjaan Capping Beam Rp 150.000.000.0 0.617 2 0.309 0.309
Pekerjaan Dewatering Rp 78.540.000.0 0.323 2 0.162 0.162
Pekerjaan Strutting Baja Rp 64.500.000.0 0.265 2 0.133 0.133
Pekerjaan Pile Cap Rp 664.578.000.0 2.735 2 1.367 1.367
Pekerjaan Platform Baja Rp 39.075.326.5 0.161 2 0.080 0.080
Pekerjaan Struktur Basement Rp 61.765.962.7 0.254 3 0.085 0.085 0.085
Pembongkaran Strutting Rp 22.400.000.0 0.092 3 0.031 0.031 0.031
Div. 4 PEKERJAAN SRUKTUR ATAS
Pemasangan Scaffolding Rp 85.000.000.0 0.350 2 0.175 0.175
Pekerjaan Pembesian Rp 135.000.000.0 0.556 4 0.139 0.139 0.139 0.139
Pembuatan Beton Decking Rp 1.500.000.000.0 6.172 5 1.234 1.234 1.234 1.234 1.234
Perencanaan Kolom Rp 1.035.401.616.0 4.261 2 2.130 2.130
Perencanaan Balok Rp 974.460.000.0 4.010 2 2.005 2.005
Perencanaan Pelat Lantai Rp 1.269.649.920.0 5.225 3 1.742 1.742 1.742
Pekerjaan Shear Wall Rp 232.593.720.0 0.957 2 0.479 0.479
Pekerjaan Retaining Wall Rp 180.000.000.0 0.741 2 0.370 0.370
Pekerjaan Tangga Rp 899.064.000.0 3.700 3 1.233 1.233 1.233
Perencanaan dan pelaksanaan pengecoran Rp 7.729.738.972.0 31.807 10 3.181 3.181 3.181 3.181 3.181 3.181 3.181 3.181 3.181 3.181
Div. 5 PEKERJAAN MEP
Pekerjaan Elektrikal Rp 513.966.448.0 2.115 2 1.057 1.057
Pekerjaan Sanitasi Pipa Rp 416.238.298.6 1.713 1 1.713
Pekerjaan Sanitary Rp 393.641.920.0 1.620 1 1.620
Div. 6 PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan Atap & Plafond Rp 147.325.000.0 0.606 2 0.303 0.303
Pekerjaaan Lantai Rp 154.200.000.0 0.635 3 0.212 0.212 0.212
Pekerjaan Dinding Rp 86.250.000.0 0.355 4 0.089 0.089 0.089 0.089
Pekerjaan Pintu & Jendela Rp 138.642.000.0 0.571 3 0.190 0.190 0.190
Total Rp 24.301.646.038.2 99.4
Progres rencana 0.816 0.816 1.000 0.888 0.704 0.571 0.571 0.587 0.582 1.336 1.336 1.435 1.425 1.823 2.130 5.044 4.432 5.995 8.040 8.997 5.632 7.868 7.839 5.463 4.985 3.752 4.809 3.341 2.494 0.874 0.871 0.871 1.061 0.850 0.761
Total kumulatif progres rencana 0.816 1.632 2.633 3.520 4.224 4.795 5.366 5.953 6.534 7.870 9.206 10.641 12.066 13.889 16.019 21.064 25.495 31.490 39.531 48.527 54.160 62.028 69.867 75.330 80.315 84.067 88.876 92.217 94.711 95.585 96.456 97.328 98.389 99.239 100

Tabel 2.3 Pehitungan Kurva S


38

2.6 Organization Breakdown Structure (OBS)


OBS adalah bagan yang menunjukkan pihak atau individu yang
bertanggung jawab atas suatu pekerjaan dan dapat melibatkan pihak atau
individu dari luar (Rizki Ridlotillah & Susanto, 2021) . Setiap departemen
dalam OBS memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam suatu tugas
pekerjaan WBS. OBS adalah bagan yang menunjukkan pihak atau individu
yang bertanggung jawab atas suatu pekerjaan dan dapat melibatkan pihak atau
individu dari luar.

Untuk efisiensi pelaksanaan pekerjaan proyek, disusun suatu struktur


organisasi pelaksanaan yang disebut Struktur Organisasi Pelaksanaan
Pekerjaan. Ini memungkinkan manajemen proyek dapat melacak dan
memonitoring progres dan kemajuan proyek secara terpisah di setiap
departemen atau tim sesuai denga tugas yang telah dibagi berdasarkan OBS.
39

Organization Breakdown Structure (OBS)

PROJECT
MANAGER

TENAGA AHLI SITE MANAGER QC & QS

ADMIN & LOGISTIC & SAFETY, HEALTH &


PLANNING ENGINEERING OPERASI SURVEYOR
BENDAHARA PERALATAN ENVIRONTMENT (SHE)

ARCHITECTURAL
CIVIL WORK PEKERJAAN MEP
WORK

Gambar 1.10 Bagan OBS Pembangunan Hotel City One Semarang


40

2.7 Job Description


1. Project Manager (PM)
 Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek
konstruksi
 Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan
pengawas terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek
 Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan
 Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional
pelaksanaan proyek
 Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat
usulan, permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk
kebutuhan proyek konstruksi
 Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang
berkaitan dengan kebutuhan proyek
 Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek
konstruksi
 Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau
kurang/contract change order (CCO) kepada owner jika diperlukan

2. Site Manager
 Mengimplementasikan hasil perencanaan proyek di lapangan
 Merencanakan pelaksanaan proyek agar proyek dapat selesai tepat
waktu
 Mengontrol semua pekerjaan proyek hingga selesai dan menjaga
serta mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana
 Melakukan inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak
terduga
 Membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik
dalamstruktur horizontal maupun vertical
 Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani
41

 Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan


untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain
termasuk data pendukung yang diperlukan
 Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan
dipenuhidengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
major serta pemeliharaan jalan.
 Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major
tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing
paket kontrak dalam menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari
jenis-jenis pekerjaan yangsecara khusus disebutkan dalam dokumen
kontrak.

3. Quality Control (QC)


 Menyaksikan pelaksanaan dan menganalisis hasil pengujian
(material, pekerjaan)
 Melaksanakan inspeksi material, alat dan pekerjaan
 Memeriksa dokumen sertifikat material, alat dan tenaga kerja
 Memahami perencaan mutu dalam proyek yang dikerjakan
 Mencegah penyimpangan atau penurunan mutu dari proyek yang
dikerjakan
 Membuat dan menyiapkan bahan laporan tentang kontrol dan
pengendalian mutu
 Menyelaraskan metode kerja, efisiensi waktu, serta spesifikasi teknis
agar proyek berjalan baik

4. Quality Surveyor (QS)


 Memahami hal terkait volume, harga satuan, dan tata cara
pembayaran yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau dokumen
kontrak.
 Melakukan survey lapangan awal sebelum dilakukan pekerjaan
42

 Membuat bill of guantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik


lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan
proyek konstruksi tersebut
 Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan di
lapangan seperti, bahan, alat dan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan
 Mengevaluasi jadwalkan pekerjaan agar tidak terjadi keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan agar proyek selesai sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
 Menghitung jumlah volume, bahan, serta tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan di lapangan
 Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil pekerjaan
 Memeriksa dan menghitung hasil pekerjaan sub kontraktor
 Melakukan survey akhir terhadap pekerjaan ketika pekerjaan telah
selesai dikerjakan
 Memberikan penjelasan dan saran terkait permasalah yang timbul di
lapangan.
 Memberikan saran dan data yang dibutuhkan kepada site manager

5. Administrasi dan Keuangan


 Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan
dan Umum
 Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan
dan Umum.
 Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktifitas karyawan di
proyek
 Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi
keuangan di proyek
 Mencatat dan menata semua karyawan yang di proyek
43

 Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi keuangan di


proyek.
 Membantu Kepala Proyek untuk mencatat dan menyimpan surat
keluar dan masuk di proyek.
 Memberikan masukan kepada, Kepala Proyek tentang kondisi
keuangan di proyek

6. Planning & Engineering


 Menerima dan memutuskan rencana proyek kedepan
 Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan
dilaksanakan.
 Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
 Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
 Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing
 Membuat rencana pelaksanaan di lapangan
 Membuat jadwal (Schedule) kerja harian dan mingguan. Hal ini
berhubungan dengan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja
yangdibutuhkan untuk membuat jadwal (Schedule) antara lain
membuat jadwal kerja harian, membuat jadwal kebutuhan tenaga
kerja harian, membuat jadwal kebutuhan material dan peralatan
harian, membuat jadwal kerja mingguan.
 Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown aktivitas
bulanan dan mingguan
 Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material
dari owner
 Mengkoordinir pembuatan shop drawing
 Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE)
 Mengkoordinir pembuatan laporan progress pelaksanaan proyek
secara periodic

7. Surveyor
44

 Membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran


topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran
data-data lapangan
 Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya
 Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili
kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran
terakhir
 Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar
dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi
lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain
 Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek

8. Logistic
 Melakukan schedule material yang dibuat oleh manager proyek dan
mengawasinya agar tidak terjadi penumpukan material dilapangan
 Mengawasi material yang akan masuk ke lapangan agar sesuai
dengan jumlah dan spesifikasi yang diminta
 Mengatur penggunaan alat sebagai operasional produksi perusahaan
 Mengatur penggunaan alat sebagai operasional harian perusahaan
 Mempertanggungjawabkan kondisi seluruh peralatan perusahaan

9. Safety, Health & Environtment (SHE)


 Melakukan identifikasi serta pemetaan dari potensi bahaya yang
berpeluang terjadi pada lingkungan kerja
 Membuat dan memelihara dokumen K3
 Membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan program K3
 Melakukan evaluasi kemungkinan atau peluang insiden kecelakaan
yang dapat terjadi
45

 Menjadi penghubung antara regulasi pemerintah dan kebijakan


Perusahaan

10. Civil Work


 Melakukan studi teknis dan kelayakan dan pemeriksaan lokasi
 Mengkaji potensi risiko
 Melakukan manajemen risiko
 Mengawasi prosedur tender dan mengumpulkan proposal
 Mengelola, mengawasi dan mengunjungi kontraktor di lokasi dan
memberikan saran pada Masalah teknik sipil
 Berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif dengan arsitek,
subkontraktor, kontraktor insinyur sipil, konsultan, rekan kerja dan
klien
 Mengelola anggaran dan sumber daya lainnya
 Memeriksa dan menyetujui laporan
 Meninjau dan menyetujui gambar proyek
 Membuat jadwal pembelian bahan dan pengiriman
 Memastikan bahwa proyek berjalan lancar dan bahwa struktur selesai
tepat waktu dan sesuai anggaran

11. Architectural Work


 Membuat Konsep Rancangan Bangunan
 Menyusun Pola Dan Bentuk Arsitektur
 Mengembangkan Rancangan
 Menerjemahkan Konsep Rancangan
 Melakukan Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
 Melakukan Peninjauan Dan Pengawasan

12. Pekerjaan MEP


 Mempelajari dokumen teknis kontrak pelaksanaan proyek sesuai
bidangnya
46

 Melakukan proses gambar kerja (shop drawing)


 Memberi masukan untuk membuat rencana pelaksanaan pekerjaan
 Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan
 Mengatur pelaksanaan pekerjaan
 Mengawasi memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub
kontraktor.
 Koordinasi dengan bidang terkait (struktur dan arsitektur
 Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan
efisien dan efektif
47
DAFTAR PUSTAKA

Fajri, H. H., Intan, S. K., & Reza, M. (2022). Rencana Biaya Dan Waktu Pelaksanaan
Menggunakan Aplikasi Microsoft Project Pada Pekerjaan Peningkatan Jalan Sp.
Teritit–Totor Lah. Jurnal Sipil Sains Terapan, Volume 05, 1–80.
Maddeppungeng, A., Suryani, I., & Iskandar, M. (2015). Analisis Pengendalian
Penjadwalan Pembangunan Gedung Administrasi Universitas Pendidikan
Indonesia (Upi) Kampus Serang Menggunakan Metode Work Breakdown
Structure (Wbs) Dan Kurva-S. Jurnal Fondasi, 88-98
Rizki Ridlotillah, F., & Susanto, R. (2021). Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya
Manusia Proyek Di Pt. Dataquest Laverage Indonesia Project Human Resource
Management Information Systems In Pt. Dataquest Laverage Indonesia. In
JUPITER : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Dan Ilmu Komputer (Vol. 1,
Issue 1).
Yasin, R. A. (2015). Lembar Pengesahan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Gedung
Hotel City One.

iv

Anda mungkin juga menyukai