TINJAUAN PUSTAKA
TB Paru (TB) adalah penyakit yang menular yang diakibatkan oleh bakteri
jaringan, sifanya menahun dan dapat menular terhadap orang lain, (Santa, 2009).
TBC ini merupakan jenis bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengobati penyakit TBC ini.Secara umum, bakteri
jenis penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi perhatian seluruh
orang lain akan masuk sampai berada diantara terminal alveoli paru. Organisme
kemudian akan tumbuh dan berkembang biak dalam waktu 2-12 minggu sampai
6
7
basil tahan asam ini untuk survive dan berproliferasi dalam sel-sel makrofag paru,
limpa, ginjal, tulang dan otak. Penyebaran ini biasanya melalui rute hematogenus
(Jahja, 2017).
Dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel
infeksi ini dapat hidup dalam udara bebas selama kurang lebih 1-2 jam, tergantung
berbulan-bulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka ia akan menempel
pada jalan nafas atau paru-paru, Partikel dapat masuk ke dalam alveolar, bila
ukuran partikel kurang dari 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi terlebih dulu oleh
neutropil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan
oleh makrofag keluar dari cabang trakea bronkhial bersama gerakan sillia dengan
sekretnya, Bila kuman menetap di jaringan paru maka ia akan tumbuh dan
organ tubuh lainnya, kuman yang bersarang ke jaringan paru akan berbentuk
sarang Tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau efek primer
atau sarang ghon (fokus). Sarang primer ini dapat terjadi pada semua jaringan
orofaring, dan kulit. Kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar
8
keseluruh organ, seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke dalam arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran keseluruh bagian paru dan menjadi TB milier.
(limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran getah bening hilus (limfangitis regional).
a. Gejala utama : batuk terus menerus dan berdahak selama tiga minggu atau
lebih.
- Batuk darah
suspek tuberkulosis paru atau tersangka penderita tuberkulosis paru, dan perlu
Widiastuti,2009)
9
2.1.4 Patoginesis
a. Tuberkulosis Primer
dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap di udara bebas
selama 1 sampai 2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi
yang buruk dan kelembapan. Dalam suasana gelap dan lembab kuman bias
oleh orang sehat dia akan menempel pada saluran pernapasan atau jaringan
paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5 mm. kuman akan
partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan
makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang
disebut sarang primer atau efek primer atau sarang Ghon. Sarang primer ini
dapat terjadi disetiap bagian jaringan paru bila menjalar ke pleura maka
bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak,
ginjal dan tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka akan menjalar ke
seluruh bagian paru yang menjadi TB millier. (Zulkifli Amin dan Asril
Bahar,2009)
10
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus (limfangitis local) dan juga diikuti pembesaran kelnjar getah bening hilus
b. Tuberkulosis Sekunder
diabetes, AIDS, gagal ginjal. TB sekunder dimulai dengan sarang dini yang
minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel
histiosit dan sel datia langhans dikelilingi oleh sel limfosit dan berbagi jaringan
TB sekunder juga dapat berasal dari infeksi oksogen dari usia umur muda
menjadi TB usia tua tergantung dari jumlah kuman, virulensinya dan imunitas
pasien.
jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras dan menjadi
batukkan keluar akan terjadilah kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis,
adalah karena hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang
perkejuan lain yang jarang adalah cryptic disseminate TB yang terjadi pada
Di sini lesi sangat kecil tetapi berisi bakteri sangat banyak. Kavitas dapat :
Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. Bila isi kavitas
ini masuk dalam peredaran darah arteri maka akan terjadi TB millier.
Dapat juga masuk ke patu sebelahnya atau tertelan masuk lambung dan
ini dapat mengapur dan menyembuh atau dapat aktif lagi menjadi cair dan jadi
kavitas lagi. Komplikasi kronik kavitas adalah kolonisasi oleh fungus seperti
aspergillus dan kemudian menjadi mycetoma disebut open healed cavity. Dapat
bintang disebut stellate shaped. (Zulkifli Amin dan Asril Bahar, 2009)
(BTA positif dan MTB positif) yang ditemikan pada seluruh terduga yang di
periksa dahaknya. Angka ini menunjukan mutu dari proses menunjukan proses
tahun 1999 sampai pada tahun 2003 dari 7% menjadi 13%. Indikator ini
cenderung menurun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun
dan di catat di antara 100.000 penduduk diwilayah dan priode waktu tertantu.
Angka notifikasi BTA positif semua khasus menunjukan pola yang tidak
jauh berbeda. CNR TB untuk kedua tipe cenderung menurun dalam 4 tahu
terakhir. Penurunan yang signifikan terjadi pada CNR TB semua kasus, dari
13
138 dari 100.000 pada tahun 2012 menjadi 125 per 100.000 penduduk pada
2.2.1 Definisi
Dalam konsep sehat sakit dikenal dalam dua jenis faktor resiko. Yakni
peripitasi adalah faktor pencetus yang akhirnya membuat seseorang sakit (Hilma
tuberkulosis paru adalah daya tahan tubuh yang rendah (imunospresi), penyakit
penyerta HIV, diabetes mellitus, kontak langsung dengan penderita TB paru, gizi
yang buruk (malnutrisi), bahan kimia (alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang)
menular pada mereka yang tinggal dengan di perumahan yang padat, kurang sinar
matahari dan sirkulasi udaranya buruk/ pengap, namun jika ada cukup banyak
udara dan sirkulasi, maka kuman TB hanya bisa bertahan selama 1-2 jam.
1. Merokok
terus meningkat dan beban peningkatan ini ditanggung oleh masyarakat miskin.
Angka kerugian akibat rokok setiap tahun mencapai US $ 200 juta dolar,
rokok terbesar didunia setelah cina dan india. Peningkatan komsumsi rokok
berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambanya
angka kematian akibat rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok
didunia akan mencapai 10 juta jiwa, dan 70% di antaranya berasal dari Negara
berkembang. Bila kecendrungan ini berlanjut, sekitar 650 juta orang akan terbunuh
oleh rokok, yang setengahnya usia produktif dan akan kehilangan umur hidup (lost
adalah gaya hidup (lifestyle), pada penelitian Sarwani dan Nurleila (2012)
merokok dan TB paru menunjukan ada hubungan yang signifikan antara merokok
dan TB paru, dan di temukan bahwa separuh dari kematian karena TB paru pada
laki-laki di sebabkan merokok dan 3,2 dari perokok berkembang menjadi penderita
dan Nurleila, 2011). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Liauw dan Chen (1998),
tentang TB paru adalah 4 dari pada kelompok merokok dibanding yang tidak
kematian secara umum dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Pada
2. Lingkungan
namun kekebalan tubuh dan faktor lingkungan menjadi salah satu faktor penentu
15
yang sangat pasti. Berikut ini adalah faktor-faktor pendukung lingkungan yang
a. Keadaan Rumah
Keadaan rumah bakal jadi salah satu aspek dampak penularan penyakit
penumpukan debu, maka bakal dijadikan jaga sebagai fasilitas yang baik bagi
oksigen serta apabila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi,
minimum 3 m2/orang. Jarak antara pinggir ruang tidur yang satu dengan yang
lain minimum 90cm. kamar tidur sebaiknya tak ditempati lebih dari dua orang,
kecuali buat suami istri dan anak dibawah dua tahun. Buat menjamin volume
meter.
c. Ventilasi
yang signifikan dengan kejadian Tuberkolosis Paru, orang yang tinggal dirumah
dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat memiliki resiko 6,43 kalih lebih
3. Pendidikan
dibedakan menjadi kelompok tidak sekolah, tamat sekolah dasar, tamat sekolah
lanjutan tingkat pertama, tamat sekolah lanjutan tingkat atas dan tamat pendidikan
Keterangan :
2.3.1 : Gambar krangka konsep faktor-faktor yang mempengaruhi tuberkolosis paru di wilayah
kerja Puskesmas Girian Weru