Laporan SKDR Minggu 28
Laporan SKDR Minggu 28
I Pendahuluan
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden).
Penyakit infeksi dan menular masih memerlukan perhatian besar dan sementara itu telah terjadi
peningkatan penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit karena perilaku tidak sehat serta
penyakit degeneratif. Kemajuan transportasi dan komunikasi, membuat penyakit dapat
berpindah dari satu daerah atau negara ke negara lain dalam waktu yang relatif singkat serta
tidak mengenal batas wilayah administrasi. Selanjutnya berbagai penyakit baru (new emerging
diseases) ditemukan, serta kecenderungan meningkatnya kembali beberapa penyakit yang
selama ini sudah berhasil dikendalikan (re-emerging diseases).
Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi Indonesia sehat dan tercapainya tujuan nasional
pembangunan kesehatan serta terwujudnya tujuan pembangunan kesehatan daerah yang
spesifik dan lokal yang memerlukan penerapan konsep pengambilan keputusan berdasarkan
fakta, maka diselenggarakan sistem surveilans epidemiologi kesehatan yang handal, sehingga
para manajer kesehatan dapat mengambil keputusan program yang berhasil guna (efektif) serta
berdaya guna (efisien) sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara
sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisienmelalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan
prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit
penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat
kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi
antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat. Berdasarkan hal tersebut dibangunlah Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan upaya pemantauan secara terus menerus
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang membutuhkan respon cepat. SKDR mengamati
23 penyakit berpotensi KLB melalui portal online yang sewaktu-waktu dapat memberikan sinyal
KLB jika melebihi nilai ambang batas pada masing-masing penyakit.
II Tujuan
Sebagai bahan respon kesiapsiagaan kasus penyakit potensial PHEIC
e. Polio
Kenya melaporkan 1 kasus pertama polio cVDPV2 di tahun 2023 setelah beberapa tahun
tidak melaporkan kasus konfirmasi. Kasus konfirmasi tersebut diketahui memiliki
keterkaitan gen dengan kasus konfirmasi di somalia. Selain itu, terdapat penambahan
pelaporan kasus polio pada minggu ke-28 tahun 2023 di Benin (+2 kasus cVDPV2), Rep.
Afrika Tengah (+3 kasus cVDPV2) dan Niger (+1 cVDPV2). Sehingga total kasus Polio di
tahun 2022-2023 sebanyak 1.048 kasus (36 WPV1, 233 cVDPV1, 778 cVDPV2, dan 1
cVDPV3). Selain itu, pada minggu ke-28 tahun 2023 dilaporkan temuan poliovirus pada
sampel lingkungan tipe WPV1 di Pakistan dan tipe cVDPV2 di Rep. Afrika Tengah dan
Madagaskar..
f. Demam Kuning
Tidak ada penambahan kasus pada minggu 28 2023 sejak pelaporan 1 kasus konfirmasi
pertama Demam Kuning di Senegal pada 7 Juni 2023. Total kasus Demam Kuning yang
dilaporkan dari 16 negara di WHO Regional Afrika dan 3 negara di WHO Regional
Amerika pada tahun 2021-2023 sebanyak 281 kasus konfirmasi dengan 40 kematian
(CFR: 14,23%).
g. Demam Lassa
Terdapat penambahan laporan 108 kasus Demam Lassa di Nigeria pada minggu ke 27.
Jumlah total kasus konfirmasi Demam Lassa pada tahun 2023 di Nigeria sebanyak 6.364
kasus suspek, 9 kasus probable, 990 kasus konfirmasi dengan 170 kematian (CFR dari
kasus konfirmasi: 17,17%).
h. MERS
Terdapat penambahan laporan 1 kasus konfirmasi di Uni Emirat Arab pada minggu ini.
Total kasus konfirmasi MERS-CoV di dunia sejak April 2012 hingga pada Juli 2023
sebanyak 2.605 kasus konfirmasi dengan 936 kematian (CFR: 36%). Sebagian besar kasus
dilaporkan dari Arab Saudi sebanyak 2.196 kasus konfirmasi dengan 855 kematian (CFR:
39%
i. Meningitis
Pada minggu ke-27 tahun 2023, Amerika Serikat melaporkan tambahan 3 kasus. Selain
itu, Australia juga melaporkan tambahan 5 kasus pada minggu ke-28 tahun 2023. Total
kasus meningitis meningokokus yang dilaporkan pada tahun 2023 sebanyak 3.783 kasus
yang meliputi 383 konfirmasi dan 284 kematian (CFR dari total kasus: 7,51%)
j. Marbug
Wabah Penyakit Virus Marburg di Tanzania (per 2 Juni 2023) dan Guinea Ekuatorial (per
8 Juni 2023) sudah dinyatakan berakhir setelah 42 hari tanpa ada penambahan kasus
konfirmasi. Total kasus Penyakit Virus Marburg yang dilaporkan di Guinea Ekuatorial dan
Tanzania pada tahun 2023 sebanyak 25 kasus konfirmasi dan 24 kasus probable dengan
41 kematian (CFR dari total kasus: 83,7%).
k. Crimean-Congo Haemorrhagic Fever (CCHF
Pada minggu ke-28 tahun 2023, Afghanistan melaporkan total kasus tahun 2023
sebanyak 668 kasus suspek dengan 223 kasus konfirmasi dan 67 kematian (CFR: 9,51%).
Selain itu,
Senegal juga melaporkan 1 kasus konfirmasi di Dakar.
l. Guillain Barre Syndrome (GBS)
Pada 26 Juni 2023, Peru melaporkan adanya kenaikan kasus GBS. Total kasus GBS tahun
2023 hingga minggu ke-28 sebanyak 211 kasus dilaporkan dengan 88 kasus konfirmasi
termasuk 4 kematian. Dari 22 sampel yang diperiksa, 14 sampel (64%) positif
Campylobacter jejuni yang merupakan salah satu faktor risiko yang banyak
menyebabkan GBS.
m. Echovirus 11
Penambahan laporan kasus infeksi Echovirus 11 kembali dilaporkan oleh WHO di
beberapa negara di Regional Eropa. Per 26 Juni 2023, jumlah kasus di Perancis sebanyak
9 kasus, Kroasia sebanyak 1 kasus, Italia sebanyak 7 kasus, Spanyol sebanyak 2 kasus,
Swedia sebanyak 4 kasus, dan Inggris Raya sebanyak 2 kasus. Beberapa kasus terjadi
pada bayi kembar (4 pasang di Perancis dan masing-masing 1 pasang di Spanyol dan
Inggris Raya), lahir pada persalinan preterm (Perancis dan Spanyol), dan masuk
perawatan NICU
(Italia dan Spanyol).
2. Situasi Nasional
a. Polio
Tidak ada penambahan kasus pada minggu 28 sejak terakhir dilaporkan satu kasus
tambahan polio (tipe cVDPV2) pada 14 Maret 2023 melalui surveilans AFP di Kab.
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Ini merupakan kasus polio pertama yang dilaporkan
Provinsi Jawa Barat sehingga total kasus Polio di Indonesia sebanyak 4 kasus Polio tipe
cVDPV2 dengan tiga kasus polio sebelumnya di laporkan dari Provinsi Aceh (1 kasus di
Pidie, 1 kasus di Aceh Utara, dan 1 kasus di Bireuen) serta ditemukan cVDPV2 yang
terkait secara genetik dari hasil pemeriksaan tinja pada 4 anak sehat (tidak bergejala)
yang berasal dari komunitas yang sama dengan kasus di Pidie namun bukan kontak erat
dengan kasus.
b. MERS
Terdapat 576 kasus suspek MERS di Indonesia pada tahun 2013-2023. Sebanyak 569
kasus dengan hasil laboratorium negatif dan 7 kasus tidak dapat diambispesimennya.
Pada 2023, dilaporkan 1 suspek MERS dengan hasil negatif sehingga sampai saat ini, tidak
ada kasus konfirmasi MERS-CoV di Indonesia.
c. Avian Influenza A (H5N1)
Indonesia pernah melaporkan kasus A(H5N1) pada tahun 2005-2017 sebanyak 200 kasus
dengan 168 kematian (CFR84%). Sejak tahun 2018 hingga minggu 20 tahun 2023 belum
ada pelaporan kasus baru.
d. Covid-19
Pada tanggal 22 Juni 2023, Indonesia telah menetapkan berakhirnya status pandemi
COVID-19 di Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023. Total kasus
COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 Juli 2023 sebanyak 6.812.657 kasus konfirmasi
dengan 161.895 kematian (CFR: 2,38%) dan 6.645.350 sembuh yang tersebar di 514
kab/kota di 34 provinsi. Lima provinsi yang melaporkan rata-rata kasus konfirmasi harian
terbanyak pada minggu ke-28 tahun 2023 di antaranya adalah Jawa Timur, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Utara.
Jumlah Kasus
117110
Jumlah Alert
Tabel 4. Distribui Jenis Alert dan Jumlah Kasus Berdasarkan Jenis Alert
Di Kab/Kota Propinsi Sulawesi Selatan Minggu 28 Tahun 2023
No Penyakit Jumah Alert % Jumlah Kasus %
1 Suspek Covid-19 1 0.72 28 4.14
2 Malaria Konfirmasi 11 7.97 12 1.77
3 Suspek Demam Typhoid 12 8.70 66 9.75
4 Suspek Campak 19 13.77 23 3.40
5 GHPR 75 54.35 114 16.84
6 ILI 5 3.62 58 8.57
7 Suspek HFMD 2 1.45 4 0.59
8 Diare Akut 11 7.97 363 53.62
9 AFP 1 0.72 1 0.15
10 Pnemonia 1 0.72 8 1.18
Jumlah 138 100 677 100
Sumber : Data SKDR Tahun 2023
Distribui Jenis Alert dan Jumlah Kasus Berdasarkan Jenis Alert
Di Kab/Kota Propinsi Sulawesi Selatan Minggu 28 Tahun 2023
400
350
300 Jmlh Kasus
250
Jmlh Alert
Jumlah Kasus
200
363
150 114
100 58
66 75
50 28 12 12
11 19 23 5 24 11 8
0 1 1 1
Berdasarkan data alert yang terjadi diketahui terdapat 10 kasus penyakit potensial KLB dan
alert tertinggi yang dilaporkan yakni Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sebanyak 75
(54,35 %) dari keseluruhan alert yang terjadi yakni 138 alert yang dilaporkan dengan jumlah
kasus GHPR sebanyak 114 kasus GHPR (16,84 % ).
Terdapat beberapa penyakit potensial PHEIC yang dilaporkan melalui SKDR seperti :
20 19 19 18 18 19 18
15 16 15 16
15 13 13 14 13 14 14
11 12
10
5
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Minggu
2. Kasus Pnemonia
90
80 77
Jumlah Kasus
70 67 66
56 58 55 56 55 56 56 57 55 54
60 54 53 52
50 49 51 50
46
51
50 45
41 38 39
40 36
30
18
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Minggu
500 434
400 355
388 381400354352 371 355
386
341 325 337 329334
299 287 286315291268 290
300 274 261 238
200 177
126
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Minggu
35
30
30
24
25 22
19
20 16
13 13 12 14 14
15 12 11 12
9 9 10 11 11
9
10 8 8 8 8
5
5 2 2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Minggu
5. Kasus GHPR
151
150 133
123 128 124
103 112 110 102
100
97 93 85 94 90 99 87 84 91 90 88 87
71 80 72
70
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Minggu
6. Kasus ILI
Kasus ILI Minggu 1 s/d 28 Tahun 2023 Provinsi Sulawesi Selatan
700 655
596601
600
423406
393
419 415425 414 398
381 370361366 390 379 384 381377
400 346 344 352
327
300 246
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Minggu
7. Kasus Covid-19
Kasus Suspek Covid-19 Minggu 1 s/d 28 Tahun 2023
Provinsi Sulawesi Selatan
50 47
45
40
40
35
Jumlah Kasus
33 34
35 32 31 31
30 30 30 29
30 28
25 26 25 26 26
25 22 23 22
18 19
20 17
15 15
15
9
10
5 1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Minggu
8. Kasus HFMD
Kasus Suspek HFMD Minggu 1 s/d 28 Tahun 2023
Provinsi Sulawesi Selatan
18
16
16
14
14 13
Jumlah Kasus
12
10 9
8
8 7 7
6 6 6
6 5
4 4 4 4
4 3 3 3 3 3
2 1 1 1 1 1 1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Minggu
Dari beberapa penyakit potensial PHEIC yang dilaporkan pada minggu 1 hingga 28 terdapat
penyakit yang mengalami tren peningkatan walaupun tidak signifikan peningkatannya yakni
kasus suspek campak, kasus GHPR dan Suspek HFMD, sedangkan penyakit lainnya mengalami
tren penurunan.
Selama periode minggu 28 tahun 2023 tidak dilaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) oleh
Kab/Kota.
b. Saran / Rekomendasi
1. Peningkatan kinerja surveilans Kab / Kota dengan melakukan pemantauan secara
intensif alert yang terjadi secara berkala
2. Diharapkan untuk mewaspadai kejadian / kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di
beberapa daerah yang terjadi dengan melakukan koordinasi lintas sektor seperti Dinas
Peternakan di Kab / Kota guna memantau tingkat kepadatan binatang seperti anjing
dan monyet.
3. Guna meningkatkan dan mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 perlu
ditingkatkan trancing dan upaya promotif lebih ditingkatkan dengan lebih
menitikberatkan pada penerapan protocol kesehatan.
4. Meningkatkan koordinasi Lintas Sektor dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan KLB seperti kasus Gigitan Hewan Penular Rabies ( GHPR ) dan penyakit
Suspek Demam Typhoid yang mempunyai kecenderungan meningkat setiap
minggunya.