Laporan SKDR Minggu 32
Laporan SKDR Minggu 32
I Pendahuluan
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden).
Penyakit infeksi dan menular masih memerlukan perhatian besar dan sementara itu telah terjadi
peningkatan penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit karena perilaku tidak sehat serta
penyakit degeneratif. Kemajuan transportasi dan komunikasi, membuat penyakit dapat
berpindah dari satu daerah atau negara ke negara lain dalam waktu yang relatif singkat serta
tidak mengenal batas wilayah administrasi. Selanjutnya berbagai penyakit baru (new emerging
diseases) ditemukan, serta kecenderungan meningkatnya kembali beberapa penyakit yang
selama ini sudah berhasil dikendalikan (re-emerging diseases).
Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi Indonesia sehat dan tercapainya tujuan nasional
pembangunan kesehatan serta terwujudnya tujuan pembangunan kesehatan daerah yang
spesifik dan lokal yang memerlukan penerapan konsep pengambilan keputusan berdasarkan
fakta, maka diselenggarakan sistem surveilans epidemiologi kesehatan yang handal, sehingga
para manajer kesehatan dapat mengambil keputusan program yang berhasil guna (efektif) serta
berdaya guna (efisien) sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara
sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisienmelalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan
prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit
penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat
kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi
antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat. Berdasarkan hal tersebut dibangunlah Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan upaya pemantauan secara terus menerus
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang membutuhkan respon cepat. SKDR mengamati
23 penyakit berpotensi KLB melalui portal online yang sewaktu-waktu dapat memberikan sinyal
KLB jika melebihi nilai ambang batas pada masing-masing penyakit.
II Tujuan
Sebagai bahan respon kesiapsiagaan kasus penyakit potensial PHEIC
c. Covid-19
Pada tanggal 5 Mei 2023, WHO telah mencabut status COVID-19 sebagai PHEIC. Total
kasus konfirmasi COVID-19 di dunia sejak 31 Desember 2019 sampai 12 Agustus 2023
adalah 769.482.752 kasus konfirmasi dengan 6.954.908 kematian (CFR: 0,90%). Lima
negara yang melaporkan rata-rata kasus konfirmasi harian terbanyak pada minggu ke-32
tahun 2023, yaitu Korea Selatan, Italia, Australia, Yunani, dan Selandia Baru.
d. Avian Influenza
- Tidak terdapat penambahan kasus pada minggu ke 32
e. Polio
Terdapat penambahan pelaporan kasus polio pada minggu ke-31 tahun 2023 di RD
Kongo (+4 kasus cVDPV2 dan +10 kasus cVDPV1) dan Nigeria (+1 kasus cVDPV2).
Sehingga total kasus Polio di tahun 2023 sebanyak 192 kasus (6 WPV1, 62 cVDPV1, dan
124 cVDPV2). Selain itu, pada minggu ke 32 tahun 2023 dilaporkan temuan poliovirus
pada sampel lingkungan tipe tipe cVDPV2 di RD Kongo dan Chad, tipe cVDPV1 di
Madagaskar dan tipe
WPV1 di Pakistan,
f. Demam Kuning
Tidak ada penambahan kasus pada minggu 32 tahun 2023 sejak pelaporan 1 kasus
konfirmasi pertama Demam Kuning di Senegal pada 7 Juni 2023. Total kasus Demam
Kuning yang dilaporkan dari 16 negara di WHO Regional Afrika dan 3 negara di WHO
Regional Amerika pada tahun 2021-2023 sebanyak 281 kasus konfirmasi dengan 40
kematian (CFR: 14,23%).
g. Demam Lassa
Tidak ada penambahan kasus pada minggu 32 sejak penambahan 114 kasus suspek dan 9
kasus konfirmasi Demam Lassa di Nigeria pada minggu ke29 tahun 2023. Jumlah total
kasus konfirmasi Demam Lassa pada tahun 2023 di Nigeria sebanyak 6.597 kasus suspek,
9 kasus probable, 1.009 kasus konfirmasi dengan 171 kematian (CFR dari kasus
konfirmasi: 16,95%). Selain Nigeria, Demam Lassa juga dilaporkan pada tahun 2023 di
Liberia (71 kasus konfirmasi dengan 19 kematian), Ghana (27 kasus konfirmasi dengan 1
kematian), dan Guinea (1 kasus konfirmasi dengan 1 kematian)
h. MERS
Tidak ada penambahan kasus minggu 32 sejak penambahan laporan 1 kasus konfirmasi
di Uni Emirat Arab pada minggu 28. Total kasus konfirmasi MERS-CoV di dunia sejak April
2012 hingga pada Juli 2023 sebanyak 2.605 kasus konfirmasi dengan 936 kematian (CFR:
36%). Sebagian besar kasus dilaporkan dari Arab Saudi sebanyak 2.196 kasus konfirmasi
dengan 855 kematian (CFR: 39%).
i. Meningitis
Terdapat beberapa negara yang melaporkan tambahan kasus. Pada minggu ke-31,
Amerika Serikat melaporkan penambahan 10 kasus. Pada minggu ke-32, Hongkong
melaporkan penambahan 1 kasus, Singapura melaporkan penambahan 1 kasus, dan
Norwegia melaporkan penambahan 1 kasus dan 1 kematian Total kasus meningitis
meningokokus yang dilaporkan pada tahun 2023 sebanyak 6.355 kasus yang meliputi 554
kasus konfirmasi dan 414 kematian (CFR dari total kasus: 6,51%)
j. Marbug
Wabah Penyakit Virus Marburg di Tanzania (per 2 Juni 2023) dan Guinea Ekuatorial (per
8 Juni 2023) sudah dinyatakan berakhir setelah 42 hari tanpa ada penambahan kasus
konfirmasi. Total kasus Penyakit Virus Marburg yang dilaporkan di Guinea Ekuatorial dan
Tanzania pada tahun 2023 sebanyak 25 kasus konfirmasi dan 24 kasus probable dengan
41 kematian (CFR dari total kasus: 83,7%).
k. Crimean-Congo Haemorrhagic Fever (CCHF
Pada minggu ke-32 tahun 2023 Makedonia Utara melaporkan kembali 1 kasus konfirmasi
pada tenaga kesehatan yang merawat kasus indeks CCHF, sehingga total kasus di
Makedonia Utara yaitu 2 kasus konfirmasi dengan 1 kematian (CFR 50%).
l. Echovirus 11
ada minggu ke-31 tahun 2023, Perancis melaporkan tambahan 1 kasus konfirmasi
Echovirus11 dengan kejadian di Juli 2023. Sejak 1 Januari 2022 hingga 31 Juli 2023, total
ada 12 kasus konfirmasi, 10 kasus probable, dan 9 suspek Echovirus-11, termasuk 8
kematian yang dilaporkan dari beberapa negara seperti Perancis, Italia, Kroasia, Spanyol,
dan Swedia.
m. Legionellesis
Pada minggu ke-32 tahun 2023, terdapat beberapa negara yang melaporkan tambahan kasus Legionellosis,
yaitu Taiwan (+9 kasus), Hongkong (+2 kasus), dan Australia (+7 kasus). Selain itu, Amerika Serikat
melaporkan penambahan 278 kasus pada minggu ke-31.
n. West Nile Virus
Pada minggu ke-32, dilaporkan penambahan 57 kasus West Nile Virus dengan 2
kematian yang dilaporkan di Italia (+30 kasus dan +1 kematian), Yunani (+11 kasus dan
+1 kematian), Romania (+5 kasus), Hungaria (+2 kasus, dan Serbia (+9 kasus). Selain itu,
pada minggu ke-31 tahun 2023, terdapat penambahan 10 kasus di Amerika Serikat.
Sehingga total kasus West Nile Virus yang dilaporkan di tahun 2023 ialah sebanyak 222
kasus yang dilaporkan dari 6 negara (Italia, Yunani, Romania, Hungaria, Serbia, dan
Amerika Serikat). Selain itu juga dilaporkan 26 outbreaks pada burung di Italia, 5
outbreak pada burung di Jerman, dan 1 outbreak pada burung di Bulgaria. Serta 4
outbreak pada kuda di Spanyol.
2. Situasi Nasional
a. Polio
Tidak ada penambahan kasus pada minggu 32 sejak terakhir dilaporkan satu kasus
tambahan polio (tipe cVDPV2) pada 14 Maret 2023 melalui surveilans AFP di Kab.
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Ini merupakan kasus polio pertama yang dilaporkan
Provinsi Jawa Barat sehingga total kasus Polio di Indonesia sebanyak 4 kasus Polio tipe
cVDPV2 dengan tiga kasus polio sebelumnya di laporkan dari Provinsi Aceh (1 kasus di
Pidie, 1 kasus di Aceh Utara, dan 1 kasus di Bireuen) serta ditemukan cVDPV2 yang
terkait secara genetik dari hasil pemeriksaan tinja pada 4 anak sehat (tidak bergejala)
yang berasal dari komunitas yang sama dengan kasus di Pidie namun bukan kontak erat
dengan kasus.
b. MERS
Terdapat 576 kasus suspek MERS di Indonesia pada tahun 2013-2023. Sebanyak 569
kasus dengan hasil laboratorium negatif dan 7 kasus tidak dapat diambispesimennya.
Pada 2023, dilaporkan 1 suspek MERS dengan hasil negatif sehingga sampai saat ini, tidak
ada kasus konfirmasi MERS-CoV di Indonesia.
c. Avian Influenza A (H5N1)
Indonesia pernah melaporkan kasus A(H5N1) pada tahun 2005-2017 sebanyak 200 kasus
dengan 168 kematian (CFR84%). Sejak tahun 2018 hingga minggu 29 tahun 2023 belum
ada pelaporan kasus baru.
d. Covid-19
Pada tanggal 22 Juni 2023, Indonesia telah menetapkan berakhirnya status pandemi
COVID-19 di Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023. sampai
dengan 12 Agustus 2023 sebanyak 6.813.162 kasus konfirmasi dengan 161.917 kematian
(CFR: 2,38%) dan 6.646.439 sembuh yang tersebar di 514 kab/kota di 34 provinsi. Lima
provinsi yang melaporkan rata-rata kasus konfirmasi harian terbanyak pada minggu ke-
32 tahun 2023 di antaranya adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, dan
Jawa Barat.
Tabel 3.
Distribui Jumlah Alert dan Jumlah Kasus Di Kab/Kota Propinsi Sulawesi Selatan
Minggu 1 sd 32 Tahun 2023
Minggu Jumlah Alert % Jumlah kasus %
1 74 1.90 118 0.68
2 122 3.13 422 2.45
3 113 2.90 1709 9.91
4 122 3.13 465 2.70
5 120 3.08 373 2.16
6 109 2.79 937 5.43
7 98 2.51 246 1.43
8 133 3.41 465 2.70
9 115 2.95 477 2.77
10 121 3.10 371 2.15
11 114 2.92 308 1.79
12 115 2.95 257 1.49
13 126 3.23 500 2.90
14 117 3.00 426 2.47
15 110 2.82 410 2.38
16 50 1.28 92 0.53
17 105 2.69 427 2.48
18 133 3.41 591 3.43
19 153 3.92 945 5.48
20 150 3.84 715 4.14
21 164 4.20 888 5.15
22 108 2.77 439 2.54
23 145 3.72 708 4.10
24 135 3.46 492 2.85
25 165 4.23 591 3.43
26 121 3.10 587 3.40
27 164 4.20 1295 7.51
28 138 3.54 677 3.92
29 158 4.05 672 3.90
30 155 3.97 144 0.83
31 149 3.82 504 2.92
32 160 674
Jumlah 3902 100 17251 100
Sumber : Data SKDR Tahun 2023
Jumlah Kasus
937109 945 888
Jumlah Alert
108 1050
100 105
98 715 708 677672 674 800
80 74 591 591587 556504
465 465477 500 439 492
422 373 371308 426410 50 427 550
60
246 257
40 118 300
92
20 50
0 -200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Tabel 4. Distribui Jenis Alert dan Jumlah Kasus Berdasarkan Jenis Alert
Di Kab/Kota Propinsi Sulawesi Selatan Minggu 32 Tahun 2023
300
250
200 Jmlh Kasus
Jmlh Alert
Jumlah Kasus
140
150
109 90 250
100 86
50 19 40
10 13 22
0 1 12 6 13 11 11
1
Suspek Malaria Suspek Suspek GHPR ILI Suspek Diare Akut Suspek
Covid-19 Konfirmasi Demam Campak HFMD Dengue
Typhoid
Berdasarkan data alert yang terjadi diketahui terdapat 9 kasus penyakit potensial KLB dan
alert tertinggi yang dilaporkan yakni Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sebanyak 86
(54,09 %) dari keseluruhan alert yang terjadi yakni 159 alert yang dilaporkan dengan jumlah
kasus GHPR sebanyak 140 kasus GHPR (21,02 % ).
Terdapat beberapa penyakit potensial PHEIC yang dilaporkan melalui SKDR seperti :
30 27 28
25
Jumlah Kasus
25 22 22 22 2322 23
20 19 19 18 18 19 18
15 16 15 16 15 14 15
15 13 13 14 13 14
11 12 11
10
5 6
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Minggu
2. Kasus Pnemonia
Kasus Pnemonia Minggu 1 s/d 32 Tahun 2023 Provinsi Sulawesi Selatan
90 81
80 77
72
Jumlah Kasus
70 67 66
58 55 57
60 56 50 54 56 55 53 56 56 52 55 54
49 51 50
46
51
46
51
50 45
41 38 39
40 36
30
18
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Minggu
800 723
700
Jumlah Kasus
600
500 434
400
400 355 388341 325381 354352 371337 355386329334 342349333
274 261
299 287 286315291268 290320
300 238
200 177
126
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Minggu
70
59
Jumlah Kasus
60
50 48
43 41
40 37
30
30 24 26
22
19
20 14 14 16
13 13 12 12 11 12 10 11 11
9 9 8 8 8 8 9
10 5
2 2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Minggu
5. Kasus GHPR
Kasus GHPR Minggu 1 s/d 32 Tahun 2023 Provinsi Sulawesi Selatan
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Minggu
6. Kasus ILI
700 655
596601
Jumlah Kasus
600
500 446419436 465
423406 425
381 370361366393344 390415 379414384398381377 407 387
400 346 327 352367 361
300 246
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Minggu
7. Kasus Covid-19
50 47
45 40
Jumlah Kasus
40 35
33 34
35 30 30 32 30 31 29 31 28
30 25 26 25 26 26
25 22 23 22
18 17 19 17
20 15 15
15 12 10
9 7
10
5 1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Minggu
8. Kasus HFMD
18 16
16
Jumlah Kasus
14
14 13
12
10 9
8
8 7 7
6 6 6
6 5 5
4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3
2 1 1 1 1 1 1 1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Minggu
Dari beberapa penyakit potensial PHEIC yang dilaporkan pada minggu 1 hingga 32 terdapat
penyakit yang mengalami tren peningkatan walaupun tidak signifikan peningkatannya yakni
kasus suspek campak, kasus GHPR dan Suspek HFMD, sedangkan penyakit lainnya mengalami
tren penurunan.
Selama periode minggu 32 tahun 2023 tidak dilaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) oleh
Kab/Kota
b. Saran / Rekomendasi
1. Peningkatan kinerja surveilans Kab / Kota dengan melakukan pemantauan secara
intensif alert yang terjadi secara berkala
2. Diharapkan untuk mewaspadai kejadian / kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di
beberapa daerah yang terjadi dengan melakukan koordinasi lintas sektor seperti Dinas
Peternakan di Kab / Kota guna memantau tingkat kepadatan binatang seperti anjing
dan monyet.
3. Guna meningkatkan dan mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 perlu
ditingkatkan trancing dan upaya promotif lebih ditingkatkan dengan lebih
menitikberatkan pada penerapan protocol kesehatan.
4. Meningkatkan koordinasi Lintas Sektor dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan KLB seperti kasus Gigitan Hewan Penular Rabies ( GHPR ) dan penyakit
Suspek Demam Typhoid yang mempunyai kecenderungan meningkat setiap
minggunya.