Anda di halaman 1dari 46

RIWAYAT HIDUP

Ari Setiawan lahir pada tanggal 10 April 2001 di Bontang. Merupakan

anak dari pasangan Bapak Sabari dan Ibu Sumiyati.

Pendidikan diawali pada tahun 2007 di Sekolah Dasar Negri 002 Bontang

selama 7 tahun dan lulus pada tahun 2014. Melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 2 Bontang selama 3 tahun dan lulus pada tahun 2017.

Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negri 3 Bontang dan

lulus pada tahun 2020. Kemudian pada tahun 2020n peneliti melanjutkan

pendidikan di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Program Studi Manajemen (S1).

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat, nikmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan proposal ini dengan baik. Adapun judul dari penelitian ini adalah

“Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas

Merek Indomie Di Kota Samarinda” adapun penyusunan proposal ini penulis

menyusun dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajamen

Pemasaran Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :

1. Orang tua, Bapak Sabari dan Ibu Sumiyati, yang telah memberikan bantuan

moril maupun material, atas semuah kasih sayang, untaian doa yang senantiasa

terlantun serta dukungannya yang tidak berhenti kepada penulis.

2. Ibu Dr. Eka Yudhyani, S,E., M. Si sebagai dosen yang telah membimbing dan

membantu dalam penyelesaian proposal ini.

3. Bapak Dr. Marjoni Rachman,M.Si, Selaku Rektor Universitas 17 Agustus 1945

Samarinda.

4. Bapak Dr. Imam Nazaruddin Latif, S.E.,M.Si.,Akt.,Ca, Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

5. Ibu Nurfitrian, S.E.,M.M, Selaku Ketua Program Studi Manajamen Universitas

17 Agustus 1945 Samarinda.

ii
6. Bapa dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus

1945 Samarinda serta para staf karyawan yang telah mengajarkan dan

memberikan pelayanan dan motivasi selama menempuh pendidikan.

7. Teman – teman seperjuangan yang telah memberikan support satu sama lain

dan saling peduli terhadap teman sendiri, sekali lagi terimakasih.

Dalam penyusunan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan

proposal ini jauh dari sempurna dan masih banyak kelemahan baik mengenaik isi,

maupun bahasanya, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan. Semoga Allah

SWT memberikan limpah rahmat dan hidayah-Nya Kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuannya selama pembuatan hingga terselesainya penulisan

proposal ini.

Proposal ini tidak terlepas dari kekurangan dan keliruan karena

keterbatasan penulis maka dengan rendah hati menerima koreksi dan saran dari

para penguji.

Akhir kata penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi

yang membutuhkannya.

Samarinda, 28 November 2023

iii
Ari Setiawan

DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP.................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................7
1.5 Sistematika Penulisan..........................................................................................7
BAB II DASAR TEORI.........................................................................................9
2.1 Manajamen Pemasaran........................................................................................9
2.1.1 Pengertian Pemasaran..................................................................................9
2.1.2 Fungsi Pemasaran......................................................................................10
2.1.3 Tujuan Pemasaran......................................................................................10
2.2 Citra Merek........................................................................................................11
2.1.1 Indikator Citra Merek.................................................................................11
2.2.2 Faktor Terbentuknya Citra Merek..............................................................12
2.3 Kepercayaan Merek...........................................................................................12
2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Merek......................................13
2.3.2 Indikator Kepercayaan Merek...........................................................................14
2.4 Loyalitas Merek.................................................................................................14
2.4.1 Indikator Loyalitas Merek..........................................................................15
2.4.2 Tingkatan Loyalitas Merek........................................................................16
2.5 Penelitian Terdahulu..........................................................................................20
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................20
2.6 Definisi Konsepsional........................................................................................27
2.7 Kerangka Konsep...............................................................................................28
2.8 Hipotesis.............................................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................29
3.1 Definisi Operasional..........................................................................................29
3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan..................................................................31
3.2.1 Jenis Penelitian...........................................................................................31

iv
3.2.2 Rincian Data yang Diperlukan...................................................................31
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................31
3.2.4 Populasi dan Sampel..................................................................................32
3.2.5 Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis.......................................................34
3.2.5.1 Alat Analisis...........................................................................................34
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis................................................................................35
3.3 Jangkauan Penelitian..........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu.............................................................................26

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Top Brand Awards..............................................................................3

Gambar 2. 1 Piramida Loyalitas Merek.................................................................16

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep..............................................................................28

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi pemasaran produk yang sangat dinamis, membuat para pelaku

pasar dan produsen berlomba untuk memenangkan kompetisi yang sangat ketat

ini, saat ini melalui media televisi, radio, koran, majalah maupun internet, kita

melihat peluncuran produk baru yang seolah tidak pernah berhenti. Produk-

produk yang ditawarkan begitu beragam dengan merek yang juga sangat

bervariasi. Begitu banyak hal yang ditawarkan pada konsumen, hal ini tentu

membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam menentukan pilihannya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin

meningkat Disisi lain, kesibukan kesibukan dalam berbagai aktivitas seperti

pekerjaan sering kali membuat kita menomor duakan kebutuhan kebutuhan

pokok, seperti makanan.

Persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi

yang ada pada pikiran konsumen. Hubungan citra merek dan loyalitas

merek merupakan bisa dilihat dari sikap dan presepsi konsumen terhadap

merek tertentu. Apabila presepsi atau sikap konsumen baik terhadap merek

tertentu akan ada indikasi bahwa konsumen loyal terhadap merek tersebut.

Produk yang telah memiliki citra merek yang kuat akan sulit ditiru karena telah

tertanam dalam benak konsumen. Lain halnya dengan produk yang bisa dengan

mudah ditiru karena presepsi konsumen atas nilai suatu merek tertentu itu tidak

akan mudah diciptakan. Citra merek (brand image) yang kuat akan membuat
2

konsumen memiliki presepsi untuk mendapat nilai tambah dari suatu produk yang

tak akan didapatkan dari produk-produk lain. Tanpa citra yang kuat dan positif,

sangatlah sulit bagi perusahaan utnuk menarik pelanggan baru dan

mempertahankan pelanggan yang sudah ada agar tetap loyal. Disinilah peran

loyalitas merek sangat penting dalam suatu produk. Karena dengan loyalitas

merek yang tinggi memungkinkan konsumen yang sudah ada tidak akan bepindah

ke produk lain karena sudah percaya dan komit dengan merek yang sudah di

konsumsi. Dan dengan loyalitas merek yang tinggi juga memungkinkan

perusahaan untuk memainkan harga agar memperoleh laba yang makasimal.

Penelitian yang dilakukan oleh SB.Handayani,(2015) tentang Pengaruh Brand

Image terhadap Brand Loyality, Brand Trust sebagai varibel mediasi. Menunjukan

bahwa variabel Brand Trust berpengaruh signifikan terhadap Brand Loyality

Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Syafri Doni, (2014) tentang Analisis

Pengaruh Harga,Citra Merek, Kepercayaan Merek, dan Ekuitas Merek terhadap

Loyalitas Konsumen Helm di Kota Padang. Menunjukan hasil bahwa variabel

Kepercayaan Merek tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

merek.

Pola konsumsi masyarakat kini telah banyak dipengaruhi oleh perubahan

gaya hidup. Tidak hanya masyarakat di perkotaan, tetapi juga di pedesaan

mengalami pergeseran pola konsumsi. Makanan - makanan cepat saji atau instan

kian digemari. Salah satu dari makanan cepat saji itu adalah mie instan. Tidak

dapat dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola

konsumsi rumah tangga. Produk ini bahkan kian menjadi pilihan sebagai
3

pengganti bahan makanan pokok.Peran mie memang luwes, tidak hanya sebagai

pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk- pauk, sehingga sering

dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng atau mie kuah. Hal

tersebut rupanya disadari oleh berbagai pengelola badan usaha sebagai peluang

untuk mencari keuntungan Semakin hari badan usaha berlomba - lomba untuk

memproduksi bahan makanan salah satunya makanan cepat saji berupa mie

instan. Konsumsi mie instan terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama di

Asia. Menurut Asosiasi mie instan dunia World Instant Noodles

Association(WINA), 10 dari 15 negara penikmat mie terbanyak dunia, berasal

dari Asia. Warga 10 Negara ini melahap 80% konsumsi mie instan dunia.

Saat ini persaingan produk-produk di Indonesia semakin ketat yang

salah satunya ditunjukkan oleh produk Indofood dengan produk Wingfood

terutama bidang mie instan dengan memanfaatkan ketergantungan

masyarakat Indonesia terhadap makanan cepat saji. Berkembangnya industri

penyediaan pangan di Indonesia memberikan dampak positif bagi peningkatan

kesempatan kerja, tetapi perkembangan ini menimbulkan semakin ketatnya

persaingan dalam merebut pasar konsumen. Berdasarkan data Top Brand

Awards,berikut adalah market share mie instan dalam kemasan bag pada tahun

2016 -2020 yang disajikan pada Gambar dibawah ini.


4

Sumber : ex kompas.com (2023)

Gambar 1. 1 Top Brand Awards

Berdasarkan data pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa Indomie

menduduki posisi pertama dari tahun ke tahun dalam market share mie instan.

Pada tahun 2016 market share Indomie sebesar 78,7% dan pada tahun 2017

mengalami peningkatan sebesar 1,3% yakni menjadi 80,0%. Pada tahun 2018,

2019, dan 2020 selalu mengalami penurunan menjadi 77,8% dan 71,1%, dan

70,5%, selanjutnya diikuti dengan mie sedap, sarimi, dan supermi. Disinilah peran

loyalitas merek sangat penting dalam suatu produk. Karena dengan loyalitas

merek yang tinggi memungkinkan konsumen yang sudah ada tidak akan bepindah

ke produk lain karena sudah percaya dan komit dengan merek yang sudah di

konsumsi.konsumen bersedia membayar lebih tinggi suatu produk dengan merek

tertentu karena di dalam produk merekat merek yang merupakan jaminan

konsistensi kualitas dan nilai tertentu yang diyakini di dalamnya.

Produk Indomie merupakan merek mie instan yang banyak digemari dan

popular di Indonesia. Indomie memiliki tagline unik yaitu “Indomie Seleraku”.

Pada Slogan tersebut merupakan salah satu slogan yang paling diingat masyarakat

Indonesia. Slogannya yang singkat dan memiliki daya sugesti yang cukup kuat

kepada para konsumen. Walaupun banyak persaingan dengan produk yang sama,

perkembangan produksi Indomie selalu memperlihatkan suatu peningkatan yang

positif. Secara kuantitas produk Indomie dari tahun ke tahun mengalami kenaikan

dengan trend yang positif. Dengan perkembangan pesat Indomie didalam pasar

lokal, Indofood berusaha untuk mengembangkan pasarnya ke manca negara


5

sehingga pada tahun 1992 pertama kalinya Indomie mengekspor produknya.

Awalnya, Indofood membentuk Direktorat Ekspor dengan tugas fokus

mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara. Tim ini aktif mempelajari

semua izin impor di setiap negara. Lalu tahap selanjutnya adalah menetapkan

target negara. Pada saat itu, sasaran utamanya adalah negara dengan tenaga kerja

Indonesia paling banyak, yaitu Hong Kong, Taiwan, Arab Saudi, dan negara

lainnya. Selain menargetkan pada negara dengan tenaga kerja Indonesia, Indofood

juga menargetkan negara yang menjadi tujuan pelajar Indonesia melanjutkan

pendidikannya diluar negeri, seperti Amerika Serikat dan Australia, sampai saat

ini Indomie sudah dipasarkan dan berkembang di lebih dari 80 negara.

Hal ini menunjukan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie

instan pada masa yang akan datang. Mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis

perencanaan yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Jaya Tbk di

karenakan keinginan dan kebutuhan konsumen harus selalu diperhatikan oleh

produsen karena kebutuhan konsumen yang senantiasa berubah. Perkembangan

produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan

sebagai makanan pokok menyebabkan tingkat persaingan pada produk mie instan

semakin tinggi. Melihat perkembangan Indomie sejak tahun 1969 tentu tidak

mudah untuk mencapai keberhasilannya sampai sekarang ini. Perkembangan dari

pasar lokal hingga mencapai pasar global dan berhasil mencuri perhatian

konsumen dalam negeri dan luar negeri adalah bukti jerih payah PT Indofood

Sukses Makmur Jaya Tbk untuk mencapai kesuksesan. Dengan kepopulerannya

sekarang ini di pasar global dapat diyakini bahwa Indomie akan terus berkembang
6

ke negara-negara lainnya. Indomie adalah salah satu perusahaan milik Indonesia

yang bisa dijadikan cerminan serta panutan bagi perusahaan lokal Indonesia

lainnya untuk berani menempus pasar global dan menjadi salah satu produk

kebanggaan Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Citra Merek Dan

Kepercayaan Terhadap Loyalitas Merek Indomie Di Kota Samarinda”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah citra merek berpengaruh terhadap loyalitas merek indomie di

Samarinda?

2. Apakah kepercayaan merek berpengaruh terhadap loyalitas merek indomie di

Samarinda?

3. Apakah citra merek dan kepercayaan secara bersama - sama berpengaruh

terhadap loyalitas merek indomie di Samarinda?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap loyalitas

merek indomie di Samarinda.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepercayaan merek terhadap

loyalitas merek indomie di Samarinda.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek dan kepercayaan

secara bersama – sama terhadap loyalitas merek indomie di Samarinda.


7

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembaca

dalam bidang ilmu manajamen pemasaran, sehingga dapat menjadi bahan

penunjang referensi bagi mahasiswa dan peneliti berikutnya.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu landasan manajemen

pemasaran perusahaan sebagai salah satu referensi untuk membuat sebuah

strategi pemasaran.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis, serta dapat

menerapkan ilmu pengetahuan atau teori yang selama ini penulis peroleh

dibangku perkuliahan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disajikan dalam 1 bab ke 6 bab tersebut terdiri dari

beberapa hal, sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN :

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang permasalahan dimana

permasalahan dalam penelitian ini berasal dari citra dan kepercayaan terhadap

loyalitas merek indomie dikota Samarinda yang di bingkai melalui rumusan

masalah dan uraian pada tujuan penelitian, serta sistematika penulisan.


8

BAB II DASAR TEORI :

Bab ini menguraikan tentang beberapa teori mengenai variabel - variabel yang

diteliti seperti pengertian permasalahan, pengertian manajemen pemasaran, hasil

penelitian sebelumnya, pengertian citra merek, pengertian kepercayaan merek,

pengertian loyalitas merek, kerangka pikiran, dan definisi konsepsional.

BAB III METODE PENELITIAN :

Bab ini menguraikan variable-variabel penelitian beserta definisi oprasional,

jangkauan penelitian, Teknik pengumpulan data, populasi, sampel dan penujuan

hipotesis yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN :

Bab ini terdiri dari gambaran umum dari perusahaan indomie, responden

penelitian dan skor variabel penelitian.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN :

Bab ini dilakukan analisi dari hasil penelitian serta membahas hasil analisi data

yang diperoleh.

BAB VI PENUTUP :

Bab ini berisi kesimpulan dan hasil pembahasan dan saran-saran kepada pihak-

pihak terkait dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


BAB II

DASAR TEORI

2.1 Manajamen Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Secara umum pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang

didalamnya terdapat individu atau kelompok yang berupaya menawarkan produk

miliknya kepada konsumen. Dalam fungsi manajemen pemasaran terdapat

kegiatan menganalisis yaitu, analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan

lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh informasi tentang seberapa

besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus

dihadapi.

Pengertian pemasaran, menurut Kotler dan Keller (2016):

Pemasaran merupakan proses menawarkan produk yang bernilai


kepada pihak lain, atau dapat dikatakan pemasaran merupakan
segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa
kepada konsumen. Manajemen pemasaran adalah usaha untuk
merencanakan, mengimplementasikan, serta mengawasi atau
mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar
tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.

Pengertian pemasaran, menurut Kotler dan Armstrong (2015: 29):

Manajemen Pemasaran adalah serangkaian proses yang dilakukan


oleh perusahaan untuk menciptakan suatu nilai bagi para pelanggan
dan membangun hubungan yang kuat dengan mereka agar tercipta
suatu nilai dari para pelanggan tersebut. Lebih lanjut lagi,
manajealah penganalisaan, pelaksanaan, dan pengawasan, program
- program yang ditujukan utuk mengadakan pertukaran dengan
pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi.

Pengertian pemasaran, Suparyanto & Rosad (2015: 1) :


10

Proses menganalisis, merencanakan, mengatur, dan mengelola


programprogram yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga,
promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang
dirancang utnuk menciptakan dan memelihara pertukarn yang
menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan manajemen

pemasaran adalah seni dan ilmu dalam melakukan aktivitas perencanaan, penetapa

harga, dan pendistribusian produk kepada pasar untuk mencapai kepuasan

pelanggan yang merupakan tujuan organisasi. Pemasaran sangat berperan penting

dalam kelangsungan bisnis, seperti menentukan target pasar yang tepat,

menentukan harga produk yang sesuai, dan dapat dijangkau oleh target pasar,

hingga menentukan cara mengemas produk atau jasa agar lebih mudah diterima

oleh masyarakat.

2.1.2 Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran, menurut Sudaryono (2016:50):

1. Fungsi pertukaran yaitu dengan ada pemasaran, maka pembeli


dapat membeli produk yang dijual oleh produsen. Cara yang
digunakan melalui pertukaran dengan uang maupun menukar
produk dengan produk (barter) bertujuan dipakai sendiri maupun
di jual kembali.
2. Fungsi distribusi fisik suatu produk dilaksanakan dengan
menyalurkan serta menyimpan barang. Produk disalurkan dari
produsen untuk konsumen melalui air, udara dan darat.
Penyimpanan produk berfokus pada upaya menjaga pasokan
produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
3. Fungsi perantara untuk menyampaikan produk dari produsen
kepada konsumen dapat dilakukan melalui pemasaran yang
menggunakan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik

2.1.3 Tujuan Pemasaran


11

Tujuan pemasaran, menurut Sunyoto (2013:11) “Tujuan pemasaran ialah

agar penjual berlebih-lebihan mengetahui serta memahami konsumen yang baik

sehingga produk atau pelayanan yang cocok dengan konsumen tersebut dan laku

dengan sendirinya”.

2.2 Citra Merek

Pengertian Citra Merek, menurut Gunarto (2016): “Terdapat tiga hal

penting dalam citra, yaitu: kesan obyek, proses terbentuknya citra, dan sumber

terpercaya”.

Pengertian Citra Merek, menurut Kotler & Keller (2016): “Mendefinisikan

citra merek sebagai persepsi konsumen mengenai suatu merek sebagai refleksi

dari asosiasi yang ada pada pikiran konsumen”.

Pengertian Citra Merek, menurut Nandya Ayu Putri, Zainul Arifin (2016)

Citra merek merupakan bagian dari merek yang dapat dikenali.


Citra merek mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu
perusahaan untuk membedakan suatu produk atau jasa dengan
perusahaan yang lain. Produk yang telah memiliki citra merek yang
kuat akan sulit ditiru karena telah tertanam dalam benak konsumen.
Lain halnya dengan produk yang bisa dengan mudah ditiru karena
presepsi konsumen atas nilai suatu merek tertentu itu tidak akan
mudah diciptakan. Citra merek (brand image) yang kuat akan
membuat konsumen memiliki presepsi untuk mendapat nilai
tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-
produk lain.

2.1.1 Indikator Citra Merek

Citra merek (brand image) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek

sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen.

Indikator citra merek, Menurut Asri dan Rozy (2018: 273):

1. Produk memiliki kualitas yang baik.


12

2. Produk memiliki karakteristik yang lebih baik dibanding


pesaing.
3. Merek yang baik.
4. Salah satu merek yang terbaik di industrinya.

2.2.2 Faktor Terbentuknya Citra Merek

Faktor yang membentuk Citra Merek menurut, Kotler dan Keller (2016:

81)

1. Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk


citra merek, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan.
Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri
khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya
tarik tersendiri bagi konsumen. Favorability of brand
association adalah asosiasi merek dimana konsumen percaya
bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek akan
dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka sehingga mereka membentuk sikap positif terhadap
merek.
2. Kekuatan merek merupakan asosiasi merek tergantung pada
bagaimana informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan
bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek.
Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah
pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding.
Ketika seorang konsumen secara aktif menguraikan arti
informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi
yang semakin kuat pada ingatan konsumen. Pentingnya asosiasi
merek pada ingatan konsumen tergantung pada bagaimana suatu
merek tersebut dipertimbangkan.
3. Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak
mau harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu,
harus diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan
alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.
Dengan memposisikan merek lebih mengarah kepada
pengalaman atau keuntungan diri dari image produk tersebut.
Dari perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil,
dan saluran yang diharapkan memberikan perbedaan dari
pesaingnya, yang dapat memberikan keuntungan bagi produsen
dan konsumen.
13

2.3 Kepercayaan Merek

Kepercayaan Merek menurut, Suci Fauziah (2016:3) : “Kepercayaan

merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek”.

Kepercayaan Merek menurut, Lau dan Lee (2016:4) : “Kepercayaan merek

didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek

dengan resiko-resiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan

menyebabkan hasil yang positif”

Kepercayaan merek, Menurut Fatih Geçti & Hayrettin Zengin (2013:112)

Menyatakan bahwa kepercayaan merek adalah sebuah faktor

mediator penting pada perilaku pelanggan sebelum dan sesudah

pembelian produk dan itu menyebabkan loyalitas jangka panjang

dan memperkuat hubungan antara dua pihak, dengan kepercayaan

konsumen terhadap suatu merek dikarenakan adanya nilai positif

yang terkandung dalam suatu merek, maka akan dapat

mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu.

2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Merek

Menurut Lau dan Lee dalam Fatih Geçti & Hayrettin Zengin (2013:12)

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Brand characteristics mempunyai perasn yang sangat penting

dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk

mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen

melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek


14

yang berkait dengan kepercayaan merek memliputi dapat

diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten.

2. Company characteristics yang ada dibalik suatu merek juga

dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap

merek tersebut. Pengetahuan konsumen tentang perusahaan

yang ada dibalik merek suatu 19 produk. Karakteristik ini

meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang

diinginkan, dan integritas suuatu perusahaan.

3. Consumer – Brand Characteristic merupakan dua kelompok

yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu karakteristik

konsumen – merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap

merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep

emosional dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek,

dan pengalaman terhadap merek.

2.3.2 Indikator Kepercayaan Merek

Menurut Kustini (2011: 23) kepercayaan merek dapat diukur melalui

dimensiviabilitas (dimension of viability) dan dimensi intensionalitas (dimension

ofintentionality).

1. Dimension of Viability

Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat

memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini

dapat diukur melalui indikator kepuasan dan nilai (value).

2. Dimension of Intentionality
15

Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang individu

terhadap suatu merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator

security dan trust.

2.4 Loyalitas Merek

Pengertian Loyalitas Merek, menurut Asri dan Rozy (2018:207) :

Loyalitas merek adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada

sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang

mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang

ditawarkan oleh pesaing, terutama jika pada merek tersebut

didapati adanya perubahan, baik menyangkut kemasan, harga

ataupun atribut lainnya.

Pengertian Loyalitas Merek, menurut Gima dan Emmanuel

(2017:2)“Brand loyalty yaitu ukuran menyangkut seberapa kuat konsumen

memiliki keterikatan dengan merek tertentu, ukuran ini sekaligus merefleksikan

permintaan relatif terhadap sebuah brand”.

2.4.1 Indikator Loyalitas Merek

Indikator yang digunakan untuk mengukur brand loyalty diadaptasi dari

studi yang dilakukan oleh Dhurup et al dalam Gima dan Emmanuel (2017: 3),

yaitu sebagai berikut :

1. Prilaku atau Kebiasaan (Habit)

Loyalitas merek terbentuk karena suatu pola pembelian

konsumen yang sudah menjadi kebiasaan.


16

2. Liking the brand

Konsumen loyal dengan suatu merek karena menyukai merek

tersebut dan merasa nyaman dengan merek tersebut

3. Kepuasan (Satisfaction)

Loyalitas terhadap merek terjadi karena konsumen puas dengan

merek tersebut

4. Komitmen (Commitment)

Artinya konsumen enggan beralih ke merek pesaing karena

sudah memiliki ikatan batin dan tertanam komitmen dengan

merek yang dikonsumsinya.

2.4.2 Tingkatan Loyalitas Merek

Loyalitas merek (brand loyalty) terbentuk ketika konsumen merasa merek

yang diketahuinya memberikan nilai tambah (value added) dan semua ekspektasi

terhadap merek tersebut sesuai dengan harapannya. Loyalitas merek memiliki

beberapa level brand loyalty, yaitu sebagai berikut.

Gambar 2. 1 Piramida Loyalitas Merek

Sumber : Aaker dalam Asri dan Rozy (2018: 271)


17

Berdasarkan piramida loyalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa:

1. Pembeli yang berpindah-pindah (Swicher/ Price buyer)

Swicher/ Price buyer merupakan tingkat loyalitas yang paling

dasar, yaitu pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik

pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian,

merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian.

Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka berpindah-

pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price

buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam

melakukan pembelian). Semakin sering pembelian konsumen

berpindah dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasi

bahwa mereka tidak loyal, semua merek dianggap memadai.

Dalam hal ini merek memegangperanan yang kecil dalam

keputusan pembelian. Ciri paling jelas dalam kategori ini adalah

merek membeli suatu merek karena banyak konsumen lain

membeli merek tersebut karena harganya murah.

2. Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual buyer). Habitual

buyer merupakan tingkat kedua dari piramida loyalitas merek,

yaitu para pembeli merasa puas dengan produk yang digunakan,


18

atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya,

tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai

untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian

ke merek lain memerlukan tambahan biaya, dengan kata lain

pembeli ini membeli suatu merek karena alasan kebiasaan.

3. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer).

Satisfied buyer ini merupakan tingkat ketiga dari piramida

loyalitas merek, yaitu berisi orang-orang yang puas, namun

mereka memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam

waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk

melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya

disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu

pengorbanan apabila ia melakukan penggantian ke merek lain.

4. Menyukai Merek (Liked the brand). Tingkat keempat dari

piramida loyalitas merek adalah konsumen benar-benar

menyukai merek tersebut. Pilihan konsumen terhadap suatu

merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol. Rangkaian

pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang

tinggi. Para oembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek,

karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.

5. Pembeli yang berkomitmen (Commited buyer) Tingkat teratas

adalah para pelanggan yang setia, yaitu mereka yang

mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi

pengguna satu merek. Merek tersebut sangat penting bagi


19

mereka baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi

mengenai siapa mereka sebenarnya.

Ciri yang tampak pada kategori ini adalah tindakan pembeli

untuk merekomendasikan merek yang ia gunakan kepada orang

lain.
2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Metode Hasil Persamaan Perbedaan

Peneliti Analisis Data Penelitian

1. Arin Anjani Pengaruh Brand Variabel Bebas: Analisis Secara Parsial Sama – sama Peneliti tidak

(2017) Image, Brand Trust 1.Brand Image Regresi linear dan Simultan menggunakan menggunakan

terhadap Brand 2.Brand Trust Berganda Variabel variabel Brand objek Lipstik

Loyalty Lipstik Revlon Brand Image Image, Brand Revlon.

Variabel Brand Trust Trust dan

Terikat: berpengaruh Brand Loyalty

1.Brand Loyalty Signifikan

terhadap

Brand Loyalty
20
4.

2 Ervin Pengaruh Brand Variabel Bebas: Analisis Secara Parsial Sama – sama Peneliti tidak
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Metode Hasil Persamaan Perbedaan

Peneliti Analisis Data Penelitian

Lukman Image, Brand Trust Regresi linear Tidak menggunakan menggunakan

(2018) terhadap Brand 1.Brand Image Berganda Terdapat variabel Brand objek Helm

Loyalty pada 2.Brand Trust Pengaruh Image, Brand Merek INK

Pengguna Helm Merek Brand Image Trust dan

INK Variabel Terhadap Brand Loyalty

Terikat: Brand
1.Brand Loyalty Loyalty,

terdapat

Pengaruh

Brand Trust

terhadap

Brand

21
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Metode Hasil Persamaan Perbedaan

Peneliti Analisis Data Penelitian

Loyalty,

secara

Simultan

terdapat

pengaruh

Brand Image

dan Brand

Trust terhadap

Brand Loyalty

3 Nur M Agus Pengaruh Citra Merek Variable Bebas: Analisis Secara Parsial Sama – sama Objek lokasi

Salim dan Kepercayaan 1.Citra Merek Regresi linear dan Simultan menggunakan Peneliti

(2017) Merek terhadap 2.Kepercayaan Berganda Variabel Citra variabel Brand terdahulu

22
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Metode Hasil Persamaan Perbedaan

Peneliti Analisis Data Penelitian

Loyalitas Merek Mie Merek Merek Imagev, Brand berbeda

Instan Indomie Studi Kepercayaan Trust dan dengan

pada Mahasiswa SI Variabel Merek Brand Loyalty Peneliti

IAIN Surakarta Terikat: berpengaruh

1.Loyalitas Signifikan

Merek terhadap

Loyalitas

Merek

4 Sallyna Pengaruh Citra Merek, Variabel Bebas: Analisis Secara Parsial Sama – sama Peneliti tidak

(2022) Kepercayaan Merek, 1.Citra Merek Regresi linear dan Simultan menggunakan menggunakan

dan Kesadaraan Merek 2.Kepercayaan Berganda Variabel Citra variabel Citra variabel

terhadap Loyalitas Merek Merek Merek, Kesadaran

23
Konsumen Produk 3.Kesadaran Kepercayaan Kepercayaan
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Metode Hasil Persamaan Perbedaan

Peneliti Analisis Data Penelitian

Sosro Kota Batam Merek Merek Merek, dan Merek

Kesadaran Loyalitas

Variabel Merek Merek

Terikat: berpengaruh

1.Loyalitas Signifikan

Merek terhadap

Loyalitas

Merek

5 Ardhiansyah Analisis Pengaruh Variable Bebas: Analisis Secara Parsial Sama – sama

(2014) Citra Merek dan 1.Citra Merek Regresi linear dan Simultan menggunakan

Kepercayaan Merek 2.Kepercayaan Berganda Variabel Citra variabel Citra

terhadap Loyalitas Merek Merek Merek,

24
Pelanggan Mobil Kepercayaan Kepercayaan
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Metode Hasil Persamaan Perbedaan

Peneliti Analisis Data Penelitian

Merek Toyota Merek Merek dan

Variabel berpengaruh Loyalitas

Terikat: Signifikan Merek

1.Loyalitas terhadap

Merek Loyalitas

Merek

Tabel 2. 1

Sumber : Arin Anjani (2017), Ervin Lukman (2018), Nur M Agus Salim (2017), Sallyna (2022), Ardhiansyah (2014)

25
2.6 Definisi Konsepsional

Berdasarkan dasar teori sebelumya, maka berikut ini akan diuraikan

definisi konsepsional yang berperan penting dalam analisis penelitian ini, sebagai

berikut :

Pengertian Citra Merek, menurut Nandya Ayu Putri, Zainul Arifin (2016): ”Citra

merek merupakan bagian dari merek yang dapat dikenali Citra merek mempunyai

peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk membedakan suatu

produk atau jasa dengan perusahaan yang lain”.

Pengertian Kepercayaan Merek, menurut Fatih Geçti & Hayrettin Zengin

(2013:112) :

Menyatakan bahwa kepercayaan merek adalah sebuah faktor


mediator penting pada perilaku pelanggan sebelum dan sesudah
pembelian produk dan itu menyebabkan loyalitas jangka panjang
dan memperkuat hubungan antara dua pihak, dengan kepercayaan
konsumen terhadap suatu merek dikarenakan adanya nilai positif
yang terkandung dalam suatu merek, maka akan dapat
mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu.

Pengertian Loyalitas Merek Menurut Aaker dalam Asri dan Rozy, 2018: 270) :

Loyalitas merek adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada


Sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang
mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang
ditawarkan oleh pesaing, terutama jika pada merek tersebut
didapati adanya perubahan, baik menyangkut kemasan, harga
ataupun atribut
lainnya.
27

2.7 Kerangka Konsep

Citra Merek (X1)


H1

Loyalitas Merek
(Y)
H2

Kepercayaan
Merek (X2)

H3

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep


Sumber : Data Diolah (2023)

2.8 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian

dan landasan teori diatas, maka dinyatakan rumusan hipotesis untuk penelitian

sebagai berikut :

1. Citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas Merek Indomie di kota

Samarinda.

2. Kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas Merek Indomie

di kota Samarinda.

3. Adanya pengaruh signifikan antara citra merek dan kepercayaan merek

terhadap loyalitas merek indomie di kota Samarinda.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah citra merek (X1) dan

kepercayaan merek (X2) sedangkan variabel terikat adalah loyalitas merek.

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Citra merek (X1) merupakan persepsi konsumen mengenai mie instan Indomie

sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada pikiran konsumen.

Indikator dari citra merek adalah sebagai berikut :

a. Produk memiliki kualitas yang baik;

b. Produk memiliki karakteristik yang lebih baik dibanding pesaing;

c. Merek yang baik;

d. Salah satu merek yang terbaik di industrinya.

2. Kepercayaan merek (X2) merupakan sebuah faktor mediator penting pada

perilaku pelanggan sebelum dan sesudah pembelian mie instan indomie dan itu

menyebabkan loyalitas jangka panjang dan memperkuat hubungan antara dua

pihak, dengan kepercayaan konsumen terhadap mie instan indomie

dikarenakan adanya nilai positif yang terkandung dalam mie instan indomie

maka akan dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap mie instan

indomie.
29

Indikator kepercayaan merek adalah sebagai berikut :

a. Dimension of Viability :

Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat memenuhi

dan memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini dapat diukur

melalui indikator kepuasan dan nilai (value).

b. Dimension of Intentionality :

Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang individu terhadap

suatu merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator security dan trust.

3. Loyalitas merek (Y) merupakan ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah

produk mie instan indomie.

Indikator loyalitas merek adalah sebagai berikut :

a. Prilaku atau Kebiasaan (Habit) :

Loyalitas merek terbentuk karena suatu pola pembelian konsumen yang

sudah menjadi kebiasaan.

b. Liking the brand :

Konsumen loyal dengan suatu merek karena menyukai merek tersebut dan

merasa nyaman dengan merek tersebut

c. Kepuasan (Satisfaction) :

Loyalitas terhadap merek terjadi karena konsumen puas dengan merek

tersebut.

d. Komitmen (Commitment) :
30

Artinya konsumen enggan beralih ke merek pesaing karena sudah memiliki

ikatan batin dan tertanam komitmen dengan merek yang dikonsumsinya.

3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan

3.2.1 Jenis Penelitian

Pengertian Penelitian Kuantitatif, menurut Sugiyono (2019:17) : Penelitian

kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotetsis yang telah

ditetapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

survei, dimana penulis membagikan kuesioner untuk pengumpulan data.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif.

3.2.2 Rincian Data yang Diperlukan

Proses penelitian ini berlandasan sumber data yang diperlukan. maka data

yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sebegai berikut :

a. Gambaran Umum Indomie.

b. Deskripsi Responden.

c. Jawaban Responden terhadap Kuesioner Penelitian.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam Penelitian ini dihimpun dengan mengunakan

data primer dan data sekunder :

1. Penelitian Lapangan (Field work Research)


31

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan

respons atas dasar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan yang diberikan pada

masyarakat kota Samarinda dengan maksud orang tersebut bersedia memberikan

respon sesuai dengan permintaan peneliti. Kuisioner peneliti berupa data

pertanyaan yang disebarkan kepada responden.

2. Kepustakaan (Library Research)

Metode ini digunakan untuk memperoleh landasan teori yang memadai

dan dipergunakan untuk menentukan variabel-variabel yang diukur dan

menganalisis hasil-hasil penelitian sebelumnya (review) dengan membaca

literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang memiliki hubungan dengan

penelitian yang dilakukan.

3.2.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi kumpulan objek mengenai sesuatu persoalan secara keseluruhan.

Setiap anggota populasi disebut sampling unit. Adapun populasi dalam penelitian

ini adalah masyarakat kota Samarinda yang mengkonsumsi mie instan indomie

maka yang jadi populasi berdasarkan data badan statistik jumlah penduduk kota

Samarinda berjumlah 835.000 jiwa.

2. Sampel

Sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam

penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi.


32

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah teknik Non

Probability Sampling adalah teknik ini ukuran sampel tidak

diperhitungkan, artinya penentuan sampel tidak dilakukan dengan

hitungan pasti (eksak), tetapi hanya secara hipotesis, ukuran besarnya

sampel hanya perkiraan saja, karena populasinya sering kali tidak

diketahui secara pasti. Tepatnya dengan Purporsive Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Karakteristik

responden dalam penelitian ini adalah :

a. Masyarakat Kota Samarinda

b. Konsumsi Indomie

Penelitian ini menggunakan rumus slovin untuk menghitung

jumlah besarnya sampel keyakinan 835.000 jiwa dengan Batas toleransi

kesalahan persentase 10%, berdasarkan rumus slovin sebagai berikut :

N
n= 2
1+ N (e)

Keterangan :

n = ukuran besarnya sampel

N = jumlah populasi

e = persentase kelonggaran karena ketida telitian pengambilan sampel yang masih

dapat ditolerir

Maka :

N
n= 2
1+ N (e)

835.000
n= 2
1+835.000 (0 , 1)
33

𝑛 = 99,9880 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 menjadi 100 responden)

Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang

3.2.5 Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Alat Analisis

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linear berganda, sebelum melakukan uji regresi

linear beganda terlebih dahulu dilakukan pengujian sebagai berikut :

1. Uji Instrumen Data

a. Uji Validitas

Menurut (Sugiyono, 2019), uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan suatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2017: 130) menyatakan bahwa uji reliabilitas

adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
34

Menurut Priyatno (2014:69) Uji Normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah data telah terdistribusi secara merata, sehingga data

dari hasil penelitian dapat dikatakan mewakili seluruh populasi yang ada.

b. Uji Linearitas

Menurut Priyatno, (2017:95): uji linearitas digunakan untuk

mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak.

c. Uji Multikoliaritas

Menurut Ghozali (2018; 71) pengujian multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen).

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2016:134) uji heteroskedastisitas digunakan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah model regresi memiliki nilai

residual yang heterogen atau homogen, dimana model regresi yang baik

menunjukkan nilai residual yang homogen.

e. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2018:111) Uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya).

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis


35

1. Hipotesis diterima jika citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas

merek dikota Samarinda, sebaliknya hipotesis ditolak jika citra merek

berpengaruh tidak signifikan terhdap loyalitas merek dikota Samarinda.

2. Hipotesis diterima jika kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas merek dikota Samarinda, sebaliknya hipotesis ditolak jika

kepercayaan merek berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas merek

dikota Samarinda.

3. Hipotesis diterima jika citra merek dan kepercayaan merek berpangaruh

signifikan terhadap loyalitas merek dikota Samarinda, sebaliknya Hipotesis

ditolak jika citra merek dan kepercayaan merek berpangaruh tidak signifikan

terhadap loyalitas merek indomie dikota Samarinda.

3.3 Jangkauan Penelitian

Penelitian ini memerlukan batasan – batasan masalah untuk menghindari

meluasnya pembahasan dengan tujuan memperjelas pembahasan peneliti sehingga

terdapat variabel citra merek, kepercayaan merek dan loyalitas merek. peneliti ini

hanya dilakukan pada konsumen indomie dikota samarinda. penelitian ini

dilakukan sejak november sampai dengan desember 2023.


36

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, Arin. 2017. Pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Brand

Loyalty Lipstik Revlon (Studi Kasus Konsumen Lipstik Revlon di

Yogyakarta). Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Ardiansyah, Muhammad. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Leverage Dan

Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba . Jurnal Akuntansi. Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Asri Oktiani dan Rozy Khadafi. 2018. Pengaruh Brand Awareness Dan Brand

Image Serta Word Of Mouth Terhadap Brand Trust Dan Pembentukan

Brand Loyalty Pada Pelanggan C’bezt Friedchiken Kecamatan Genteng

Banyuwangi. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING).

Volume 1 Nomor 2. e-ISSN : 2597-5234. Pp. 269- 282.

Ervin, Lukman. dkk. 2019. Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap

Brand Loyalty Pada Pengguna Helm Merek Ink (Studi Kasus Pada
37

Mahasiswa Stie Widya Gama Lumajang). Jurnal Riset Manajemen Vol. 2

No. 1. Malhotra. 2007. Marketing Research

Gecti, F dan Zengin, H. 2013. The Relationship between Brand Trust, Brand

Affect, Attitudinal Loyalty and Behavioral Loyalty: A Field Study towards

Sports Shoe Consumers in Turkey. International Journal of Marketing

Studies; Vol. 5, No. 2, 111-119.

Ghozali. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

25. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gima Sugiama dan Emmanuel Febiano. 2017. Pengaruh Kemasan, Kewajaran

Harga Dan Brand Awareness Terhadap Brand Loyalty (Studi Kasus Pada

Wisatawan Nusantara di Kartika Sari Bandung). Jurnal Manajemen

Maranatha. Volume 17, Nomor 1. Pp 1-14.

Ika, Nuruni dan Kustini. 2011. Experiental Marketing, Emotional Branding, and

Brand Trust and their Effect on Loyalty on Honda Motorcycle Product.

Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura, Vol. 14, No.

1, April 2011, pp. 19-28.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 13

Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2014. Principle Of Marketing 15th Edition.

New Jersey : Pearson Pretice Hall.


38

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2015. Marketing an Introducing Prentice

Hall twelfth Edition England. England : Pearcon Education Inc.

Kustini, N. I. 2011. Experiential Marketing, Emotional Branding, And Brand

Trust And Their Effect On Loyalty. Journal of Economics, Business and

Accountancy Ventura Accreditation No. 110/DIKTI/Kep/2009, 19-28.

Lau, G. T dan Lee, S. H. 1999. Consumers’ Trust in a Brand and the Link to

Brand Loyalty. Journal of Market Focused Management, 4:341-370.

Philip, Kotler. et,al. 2016. Marketing Managemen 15th Edition. England : Pearson

Education Inc.

Putri, Ayu Nandya. dkk. 2016. Pengaruh Citra Merek, Kepercayaan dan

Switching barriers terhadap kepuasan pelanggan dan dampaknya pada

Loyalitneuas Pelanggan (Survei pada Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

tahun 2014/2015 Pengguna Smartphone Samsung). Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB)|Vol. 32 No. 1 Maret 2016.

Priyatno, Dwi. 2014. Mandiri Belajar Analisis Data dengan Spss. Yogyakarta:

Mediakom.

Suci Fauziah. 2016. Pengaruh Brand Trust Dan Brand Equality Terhadap

Loyalitas Konsumen Pada Produk Wardah Kosmetik (Survei Konsumen

Paragon Tecnology And Innovation Cabang Pekan Baru). JOM FISIP

Vol. 3 No. 2

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori Dan Implementasi. Yogyakarta :

ANDI.
39

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono. 2019. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Suparyanto dan Rosad. 2015. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : In Media.

Anda mungkin juga menyukai