Anda di halaman 1dari 18

ISLAM DI KAWASAN ASIA TENGGARA

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah

“Sejarah Peradaban Islam”

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Yanti Mulia Roza, SS, MA.

Oleh Kelompok 11:

RADEN M.HAFIZ AL KAUTSAR (2330201070)

MUSLIM (2330201040)

PRODI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH (B)


FAKULTAS SYARI'AH
UINEVRSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
1445 H/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi kita semua rahmat dan
karunianya, dengan izin ALLAH kami kelompok 11 dapat menyelesaikan makalah “Islam
di Kawasan Asia Tenggara” yang disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Mata
Kuliah Sejarah Peradaban Islam. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Hj.Yanti
Mulia Roza,SS,MA. Selaku dosen mata kuliah Sejarah Peraban Islam.
Dalam pembuatan makalah ini,terdapat banyak kekurangan serta penulis yang fakir
ilmu,besar harapan penulis kepada pembaca untuk memberikan masukan,agar dapat menjadi
rujukan bagi penulisan untuk selanjutnya.

Batusangkar, 01 Desember 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I...................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1

C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BABB II.................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3

A. Daerah-Daerah di asia tanggera yang penduduknya mayoritas muslim dan


minoritas muslim ........................................................................................................ 3

B. Perkembangan islam di Nusantara dan pengaruh ajaran islam terhadap


kebudayaan di Nusantara. ...................................................................................... 5

C. Mengurai Sejarah kerajaan islam di wilayah Nusantara. .................................... 7

D. Peran kerajaan samudra pasai dalam penyebaran islam pada periode awal
diwilayah Nusantara. ................................................................................................. 8

E. Mengemukakan peninggalan sejarah dari kerajaan indonesia dan ulama ulama


awal di Nusantara. ..................................................................................................... 9

F. Peran ulama dalam penyebaran islam di Nusantara............................................ 11

G. Keteladanan dari ulama awal dalam pengembangan islam di Nusantara. ........11

H. Perkembangan pemikiran keagamaan di Nusantara,Terutama Dalam Bidang


Fiqih dan Tasauf. ..................................................................................................... 12
BAB III.................................................................................................................................13

PENUTUP............................................................................................................................13

ii
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13

B. Saran...................................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Senjak awal diciptakan manusia, allah telah memberi sesuatu yang istimewa
kepada mahluknya, allah memberikan manusia akal untuk berfikir. Dan ini hanya
diberikan pada manusia membuat manusia menjadi mahluk yang paling smepurna.
Akal yang diberikan oleh allah kepada membuat manusia selalu inin tahu,
berkembang dan membuat manusia bisa mencapai kejayaan.
Dalam perjalanan hidup umuat manusia selamanya ditampilkan pada
pengalam-pengalaman alamiah. Pengalaman-pengalaman lahir ini merupakan sejarah
seumur hidup yan mengesan kemudian menghidupkan pengalaman-pengalaman
bathin. Pengalaman bathin sebagai alat doronng untuk mengadakan pereubahan-
perubahan bagi kepentingan kehidupan.
Perkembangan seumur hidup tidak terlepas dari proses permbentukan
kepribadian yang diwariskan berkesenambungan dari genarsi sebelumnya ke generasi
berikutnya, dari sekolompok manusia dan dari zaman yang berbeda. Agar dapat
mewarisi kepribadian yang mulia maka kita perlu mempelajari perkembangannya
sehingga kita bisa memilah yang baik dan yang buruk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Daerah-Daerah di asia tanggera yang penduduknya mayoritas muslim dan
minoritas muslim?
2. Bagaimana Proses Perkembangan islam di Nusantara dan pengaruh ajaran islam
terhadap kebudayaan di Nusantara?
3. Bagaimana Sejarah kerajaan islam di wilayah Nusantara?

1
4. Apa saja Peran kerajaan samudra pasai dalam penyebaran islam pada periode awal
diwilayah Nusantara?
5. Apa Saja peninggalan sejarah dari kerajaan indonesia dan ulama ulama awal di
Nusantara?
6. Bagaimana Peran ulama dalam penyebaran islam di Nusantara?
7. Apa Saja Keteladanan dari ulama awal dalam pengembangan islam di Nusantara?
8. Bagaimana Perkembangan pemikiran keagamaan di Nusantara,Terutama Dalam
Bidang Fiqih dan Tasauf?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan Daerah-Daerah di asia tanggera yang penduduknya mayoritas
muslim dan minoritas muslim
2. Dapat menjelaskan Proses Perkembangan islam di Nusantara dan pengaruh ajaran
islam terhadap kebudayaan di Nusantara
3. Dapat menjelaskan Sejarah kerajaan islam di wilayah Nusantara.
4. Dapat menjelaskan Peran kerajaan samudra pasai dalam penyebaran islam pada
periode awal diwilayah Nusantara
5. Dapat menjelaskan peninggalan sejarah dari kerajaan indonesia dan ulama ulama awal
di Nusantara
6. Dapat menjelaskan Peran ulama dalam penyebaran islam di Nusantara
7. Dapat menjelaskan Perkembangan pemikiran keagamaan di Nusantara,Terutama Dalam
Bidang Fiqih dan Tasauf

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Daerah-Daerah di asia tanggera yang penduduknya mayoritas muslim dan minoritas


muslim
a. Mayoritas Muslim di Asia Tenggara
Menurut data Statista, pada tahun 2020 diperkirakan 87 persen penduduk
Indonesia beragama Islam. Indonesia memiliki jumlah umat Islam terbesar di Asia
Tenggara, diikuti oleh Brunei dan Malaysia. Indonesia juga memiliki populasi Muslim
terbesar di dunia, dengan perkiraan 229,6 juta Muslim. Berikut rincian data negara di
kawasan Asia Tenggara yang penduduknya mayoritas beragama Islam yaitu:
1. Indonesia
Negara di kawasan Asia Tenggara yang penduduknya mayoritas
beragama Islam terbesar yaitu Indonesia. Menurut data Statista, perkiraan
populasi Muslim di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 87% dari total
populasi.Sementara itu, berdasarkan Data Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat
Statistik (BPS) Republik Indonesia, pemeluk agama Islam di Indonesia
mencapai 87,18% yakni 207.176.162 jiwa.

2. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar
kedua di Asia Tenggara. Penduduk muslim di negara Petro Dollar ini
3
mencapai 75% dari populasi, berdasarkan perkiraan Statista.Sementara itu,
International Religious Freedom Report for 2020, Departemen Luar Negeri
Amerika Serikat melaporkan, berdasarkan sensus terbaru, tahun 2011,
sebanyak 78,8% penduduk Brunei Darussalam adalah Muslim, 8,7% Kristen,
dan 7,8% Buddha, sedangkan sisanya 4,7% terdiri dari agama lain, termasuk
kepercayaan asli.

3. Malaysia
Negara kawasan Asia Tenggara dengan penduduk mayoritas beragama
Islam selanjutnya adalah Malaysia. Pada tahun 2020, Statista memperkirakan
pemeluk Islam di Malaysia mencapai 66% dari populasi yang ada.Jadi, negara
di kawasan Asia Tenggara yang penduduknya mayoritas beragama Islam
yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia

b. Minoritas Muslim di Asia Tenggara


Beberapa tahun yang lalu, di IAIN Sunan Ampel diselenggarakan round table
discussion yang melibatkan kerjasama antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) dengan IAIN Sunan Ampel untuk mendiskusikan tentang Minoritas Islam di
Asia Tenggara. Saya masih ingat yang menjadi narasumber dari IAIN adalah Imam
Mawardi, Masdar Hilmy dan Nadhir Salahuddin. Ketiganya adalah dosen muda IAIN
Sunan Ampel. Kemudian yang dari LIPI adalah Nuryanti, Erni Budiwanti dan kawan-
kawan. Acara ini memang dijadikan sebagai medium untuk mengumpulkan data
tentang bagaimana keadaan Islam minoritas di beberapa Negara Asia Tenggara.
Semenjak pemerintahan Ferdinand Marcos, maka minoritas Muslim Filipina
juga berada di dalam nuansa permusuhan dengan pemerintah. Melalui organisasi Front
Pembebasan Muslim Filipina, maka terjadilah berbagai kontak senjata dengan
pemerintah Filipina. Bahkan juga ketika pemerintahan dipegang oleh Cory Aquino,
maka mereka juga menjadi kelompok separatis. Hingga sekarang keadaan tersebut
tidaklah berubah.
Bahkan di Filipina Selatanlah dikenal Camp Hudaibiyah yang dijadikan markas
oleh Islam garis keras untuk melancarkan agitasi dan perlawanannya terhadap
pemerintah. Melalui Camp Hudaibiyah inilah beberapa orang yang kemudian dikenal
sebagai teroris dididik dan dilatih. Mereka memiliki kemampuan merakit bom,
menggunakan senjata otomatis, menyerang musuh dan melakukan tindakan bom bunuh
diri.
Pasca peperangan di Afghanistan, maka kaum Mujahidin yang tergabung di
dalam Jamaah Islamiyah –meskipun terdapat banyak faksi—maka Filipina dijadikan
sebagai tempat untuk melatih para pejuang militant Islam. Hampir semua yang terlibat
di dalam gerakan terorisme di berbagai wilayah di Indonesia memiliki relevansi dengan
perang Afghanistan dan kemudian Camp Hudaibiyah di Filipina Selatan.
Secara de facto, hingga sekarang relasi antara pemerintah Filipina dengan kaum
4
militant Islam di Filipina Selatan masih bercorak antagonistic-conflictual. Hal ini tentu
saja disebabkan oleh radikalisme minoritas muslim tersebut di dalam relasinya dengan
negara. Dengan demikian, jika kelompok ini masih terus berpegang kepada konsep
perjuangannya yang vis a vis negara, maka keadaan relasi tersebut masih akan terus
berlangsung.
Mereka adalah kaum silent minority yang tidak secara atraktif melakukan
pembangkangan kepada pemerintah. Mereka menerima kebijakan pemerintah melalui
otonomi yang diperluas. Kebijakan pemerintah memang belumlah menyentuh terhadap
apa yang sesungguhnya mereka inginkan, misalnya tentang agama dan pendidikan.
Namun demikian secara umum bahwa mereka telah menjadi “bagian” dari sistem
pemerintahan parlementer yang berlangsung di sini.

B. Perkembangan islam di Nusantara dan pengaruh ajaran islam terhadap kebudayaan


di Nusantara
a. Perkembangan Islam Di Nusantara
Perkembangan Islam di Indonesia memunculkan beberapa teori antara lain teori
gujarat, Mekah, dan Persia. Namun, ada juga teori lain tentang perkembangan awal
Islam di Indonesia.Secara umum, perkembangan Islam di Indonesia, baik dalam agama
maupun tradisi, terjadi setelah bangsa Indonesia bergaul dengan berbagai bangsa yang
ditandai dengan terjalinnya hubungan dagang antara kawasan Nusantara dan
tetangganya, baik di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun negeri Arab.
Menurut buku "Sejarah Indonesia Periode Islam" oleh Ricu Sidiq dan kawan-
kawan, sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan
China sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia.Meski terdapat
beberapa teori mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli percaya
bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita China zaman
Dinasti Tang.Berita tersebut mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman
pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.
Sementara sejarah masuknya Islam pada abad ke-13 Masehi, lebih menunjuk pada
perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia.
Bukti yang turut memperkuat pendapat ini adalah ditemukannya nisan makam
Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al Saleh yang berangka tahun 1297.Jika diurutkan
dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini
menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut
perdagangan internasional dari barat ke timur.
Islam di Jawa masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475
Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik.Kemudian di
Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab
bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di

5
Ketapang, Kalimantan Barat, ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang
tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M).
Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh
dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan
Haji Tunggang Parangan.
Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan
oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti
kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan
angka tahun 1434 M.
Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal
masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut,
raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang
memeluk Islam pada tahun 1603. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh
keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh
Yakub pada abad ke-8.

b. Pengaruh Ajaran Islam terhadap Kebudayaan di Nusantara


Pengaruh Islam di Nusantara mulai terlihat sejak abad ke VII Masehi di mana
pedagang-pedagang Arab selain bermaksud untuk berdagang selebihnya adalah
menyebarkan agama Islam. Salah satu bukti yang menguatkannya adalah adanya
pemukiman Islam di Barus, Sumatera pada tahun 674 Masehi. Sumber lain yang juga
menguatkan pengaruh ini menurut para ahli dari barat menegaskan bahwa Islam masuk
ke Nusantara melalui India di mana orang-orang Arab bermazhab Syafi’i berlayar dan
bermigrasi kemudian tinggal di India lalu menuju Nusantara. Teori ini disebut Teori
Gujarat. Proses dapat diartikan sebagai runtunan perubahan atau peristiwa mengaju pada
perkembangan atau boleh dikatakan suatu hal yang dilakukan secara terus menerus.
Salah satu bagian yang paling terpenting pada peradaban Nusantara adalah proses
penyebaran Islam. Para pedagang muslim yang telah menetap pada sebagian wilayah
Nusantara namun di lingkungan masyarakat lokal yang masih menganut ajaran yang
telah ada sebelum Islam masuk dan menyentuh sendi-sendi kehidupan mereka.
Harfiahnya ada dua proses di mana proses pertama penduduk lokal telah mengalami
interaksi dengan para pedagang muslim lalu menetap dan kemudian terjadi proses kedua
yakni pernikahan antara pedagang tersebut dengan penduduk lokal.
Pada masa kedatangan dan menyebarnya agama Islam Nusantara masih bercorak
Hindu-Buddha dengan dua kerajaan termasyur kala itu sebut saja kerajaan Sriwijaya,
Melayu dan Majapahit. Di Indonesia bagian tengah terdapat kerajaan besar bernama
Kerajaan Kutai yang kemudian seiring berjalannya waktu kerajaan ini menjelma
menjadi Kerajaan Islam akibat pengaruh Islam yang ditimbulkan. Proses dan masuknya
ajaran agama Islam ini mendapat sambutan yang baik pada kalangan masyarakat lokal.
Agama ini dipandang lebih baik oleh kalangan pribumi bagian bawah karena cenderung
tidak mengenal kasta dan tanpa adanya perbedaan golongan antar sesama manusia.
6
Proses Islamisasi pun terjadi dan berjalan dengan baik tanpa adanya penaklukan yang
diakibatkan oleh dukungan dari banyak pihak. Pedagang maupun orang-orang muslim
yang berdatangan mengajarkan Agama Islam dan masyarakat di masa itu menerima.
Pengaruh lainnya yang diakibatkan oleh masuknya Islam di Nusantara terlihat
pada bidang politik dan ekonomi. Misalnya pada bidang politik sebelum masuknya
Islam masih menganut konsep dinasti dengan kuasa seorang raja memiliki sebuah
keagungan bahkan dikaitkan dengan titisan para dewa atau dikenal dengan konsep
Devaraja. Berbeda dengan konsep politik pada masa Islam di Nusantara di mana
mengubah tatanan sistem Devaraja. Islam tidak mengajarkan bahwa Tuhan itu
menyerupai atau titisan para dewa melainkan Tuhan Menciptakan manusia sebagai
pemimpin atau khalifah di bumi yang telah Ia ciptakan pula. Pemimpin tersebut
bertanggung jawab terhadap keselarasan dan keteraturan dunia.

C. Mengurai Sejarah kerajaan islam di wilayah Nusantara


Menurut berbagai sumber sejarah, agama Islam masuk pertama kalinya ke
nusantara sekitar abad ke 6 Masehi. Saat kerajaan-kerajaan Islam masuk ke tanah air
pada abad ke 13, berbagai kerajaan Hindu Budha juga telah mengakhiri masa
kejayaannya.
Kerajaan Islam di Indonesia yang berkembang saat itu turut menjadi bagian
terbentuknya berbagai kebudayaan di Indonesia. Kemudian, salah satu faktor yang
menjadikan kerajaan-kerajaan Islam makin berjaya beberapa abad yang lalu ialah karena
dipengaruhi oleh adanya jalur perdagangan yang berasal dari Timur Tengah, India, dan
negara lainnya.
Semakin berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sekitar abad ke 13
juga didukung oleh faktor lalu lintas perdagangan laut nusantara saat itu. Banyak
pedagang-pedagang Islam dari berbagai penjuru dunia seperti dari Arab, Persia, India
hingga Tiongkok masuk ke nusantara.
Para pedagang-pedagang Islam ini pun akhirnya berbaur dengan masyarakat
Indonesia. Semakin tersebarnya agama Islam di tanah air melalui perdagangan ini pun
turut membawa banyak perubahan dari sisi budaya hingga sisi pemerintahan nusantara
saat itu.
Munculnya berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang tersebar di nusantara
menjadi pertanda awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan dan budaya di
Indonesia. Keterlibatan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia juga turut berperan dalam
tersebarnya agama Islam hingga ke seluruh penjuru tanah air.
Dalam memahami sejarah dari kerajaan Islam yang ada di Nusantara, kamu dapat
membaca buku Mengenal Kerajaan Islam Nusantara yang ada di bawah ini, karena berisi
pengenalan tentang berbagai kerajaan Islam di Nusantara pada zamannya.

7
Islam seperti diketahui menjadi agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat
Indonesia saat ini. Sekitar 87,2 persen penduduk Indonesia diketahui beragama islam.
Persentase tersebut tak lepas dari sejarah yang ada di wilayah Indonesia atau Nusantara.
Seperti diketahui ada beberapa kerajaan islam besar tersebar di Indonesia. Kerajaan-
kerajaan itu lantas mempengaruhi penyebaran agama islam di Indonesia.

Berikut ini, adalah 10 kerajaan islam yang pernah ada di Indonesia.


1) Kerajaan Perlak atau Kesultanan Peureulak (840-1292)
2) Kerajaan Ternate (1257)
3) Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521)
4) Kerajaan Gowa (1300-1945)
5) Kesultanan Malaka (1405-1511)
6) Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)
7) Kerajaan Demak (1478-1554)
8) Kerajaan Islam Banten (1526-1813)
9) Kerajaan Pajang (1568-1586)
10) Kerajaan Mataram Islam (1588-1680)

D. Peran kerajaan samudra pasai dalam penyebaran islam pada periode awal diwilayah
Nusantara
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam
pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.
Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-
raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat
reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan
Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja -raja
tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh
adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam
pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297 -1326 M). Kerajaan
Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja
pertama Malik al-Saleh.
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di
kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina,
India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar
perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang
disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping
sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan
agama Islam.

8
E. Mengemukakan peninggalan sejarah dari kerajaan indonesia dan ulama ulama awal
di Nusantara
a) Peninggalan Sejarah Dari Kerajaan Indonesia
• Kerajaan Perlak atau Kesultanan Peureulak (840-1292)
Peninggalan nya:
• makam dari salah satu raja bagian Kerajaan Perlak, yaitu Benoa yang
diketahui berada di Sungai Trenggulon.

• Kerajaan Ternate (1257)


Peninggala Nya:
• Makam Sultan Baabullah
• Masjid Sultan Ternate
• Keraton Kesultanan Ternate
• serta Benteng Tolukko

• Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521)


Peninggalan Nya:
• makam raja-raja di Kampung Geudong, Aceh Utara,
• Dirham, Cakra Donya,
• Naskah Surat Sultan Zainal Abidin

• Kerajaan Gowa (1300-1945)


Peninggalan Nya:
• Istana Tamalate,
• Masjid Tua Katangka,
• Museum Balla Lompoa,
• Benteng Somba Opu,
• Benteng Fort Rotterdam.

• Kesultanan Malaka (1405-1511)


Peninggal Nya:
• Masjid Baiturrahman Aceh
• Masjid Agung Deli

• Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)


Peninggal Nya:
• Keraton Kasepuhan Cirebon,
• Keraton Keprabon,
• Bangunan Mande,
• Kereta Singa Barong,

9
• Patung Harimau Putih.

• Kerajaan Demak (1478-1554)


Peninggal Nya:
• Masjid Agung Demak,
• Makam Sunan Kalijaga,
• Lawang Bledek,
• Dampar Kencana,
• Soko Guru,
• Surya Majapahit.

• Kerajaan Islam Banten (1526-1813)


Peninggal Nya:
• Masjid Agung Banten,
• Benteng Speelwijk,
• juga Keraton Surosowan.

• Kerajaan Pajang (1568-1586)


Peninggal Nya:
• Pasar Laweyan,
• Makam Jaka Tingkir,
• kompleks makam para pejabat Pajang.

• Kerajaan Mataram Islam (1588-1680)


Peninggal Nya:
• Masjid Kotagede,
• Masjid Agung Gedhe Kauman,
• Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning,
• Masjid Agung Surakarta,
• Masjid Al Fatih Kepatihan Solo.

b) Ulama Awal Indonesia


Ulama adalah sebutan bagi para mubaligh yang pekerjaannya lebih khususu
mengajarkan agama Islam dan benar-benar menguasai dan memahami mengenai
seluk beluk agam dan ajaran Islam. Dengan adanya para ulama ini tentu akan lebih
mudah dalam proses Islamisasi dan memperdalam tentang agama Islam. Ada dua
cara yang dilakukan oleh para ulama untuk menyebarkan agama dan ajaran Islam,
yakni
1. Membentuk kader-kader ulama, yaitu dengan menyelenggarakan pengajaran
dan pendidikan Islam melalui Pendidikan pesantren-pesantren di Jawa, dayah
di Aceh, dan surau Minangkabau yang akan bertugas sebagai mubaligh ke
10
daerah-daerah.
2. Melalui karya-karya yang tersebar dan dibasa di berbagai tempat yang jauh.
Karya-karya tersebut menggambarkan perkembangan pemikiran dan ilmu-
illmu keagamaan di Indonesia pada masa itu.

Berikut adalah nama-nama ulama awal di Indonesia:


1. Hamzah Fansuri
2. Syeikh Abdul Qadir Al Fathani
3. Syeikh Muhammad Mukhtar (Tuan Mukhtar Bogor)
4. Syeikh Abdul Hamid
5. Syamsudin al Sumatrani
6. Nuruddin al Raniri
7. Syeikh Kuala (Abdurauf)
8. Syeikh Yusuf Makasar
9. Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari (1710-1812 M)
10. Haji Ahmad Rifangi (1786-1875 M)
11. Syeikh Nawawi

F. Peran ulama dalam penyebaran islam di Nusantara


Peran ulama dalam penyebaran Islam di Indonesia Tak hanya sebagai penasihat raja,
para ulama juga menjadi penerjemah Islam ke dalam sistem budaya Indonesia. “Dalam tugas
itu, ulama berkontribusi dalam memberi legitimasi pada budaya politik Melayu berorientasi
kerajaan,” jelas Jajat. Karya intelektual para ulama menjadi sumber legitimasi bagi kerajaan.

G. Keteladanan dari ulama awal dalam pengembangan islam di Nusantara


Keteladanan Para Ulama Penyebar Ajaran Islam di Indonesia .Banyak nilai-nilai
keteladanan dari para tokoh penyebar Islam di Indonesia.
Di antara nilai keteladanan tersebut adalah:
1. Hidup sederhana
2. Gigih dalam berjuang
3. Menguasai ilmu agama secara luas dan mendalam
4. Produktif berkarya
5. Sabar
6. Menghargai perbedaan
7. Berdakwah secara damai

H. Perkembangan pemikiran keagamaan di Nusantara,Terutama Dalam Bidang Fiqih


dan Tasauf
11
Tasawuf sendiri muncul sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Sebagian
pendapat kemudian mengatakan bahwa paham tasawuf sebagai paham yang telah
berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Hal ini kemudian berasal dari
orang-orang daerah Irak dan Iran yang baru masuk Islam (sekitar abad ke-8 M).

hadis mulai berkembang pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang dimana
pada masanya hadis di buku kan, di telusuri ke shahihanya, serta penerapan hadis dalam
masyarakat. tafsir mengalami perkembangan dari masa ke masa dengan bahasa yang khas
yang mudah pada zaman itu ' masih pemuda

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara melalui proses dengan
berbagai saluran dalam penyebarannya, seperti melalui saluran perdagangan,
perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian juga saluran politik. Islam adalah agama
yang didalamnya terdapat ajaran mulia berpedoman pada Al Qur’an sehingga mudah
diterima masyarakat setempat. keseluruhan perjalanan sejarah umat Islam di Asia
Tenggara telah menyebabkan terjadinya percampuran kebudayaan lokal dengan ajaran
Islam sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis dan dapat diterimanya Islam
secara damai di Asia Tenggara.

Selain itu telah didirikan berbagai lembaga atau organisasi di berbagai Negara
di Asia Tenggara yang menunjukkan bahwa kebangkitan Islam di Asia Tenggara telah
mengalami perkembangan yang merupakan periode kejayaan Islam dimana kaum
muslim mendominasi bidang perdagangan, pelayaran, mempunyai pengaruh politik
dan kekuasaan yang besar, datang dengan semangat serta misi keagamaan.Mereka
adalah orang-orang yang berbudaya,terpelajar sehingga di Asia Tenggara Islam
berkembang cukup pesat.

B. Saran

Demikian uraian makalah ini tentang Islam di Asia Tenggara yang dapat kami
sampaikan, semoga dapat diambil manfaatnya. Kami sangat menyadari tentunya masih
banyak kekurangan dari kami pribadi, kami mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah kami ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,Syamruddin. 2019. “Sejarah Peradaban Islam”. Depok : Raja Wali Press.
Pulungan,Suyuthi. 2018. “Sejarah Peradapan Islam”. Jakarta : Sinar Grafika Offset
Fatmawati. 2010. “Sejarah Peradaban Islam Jilid 1” . Batusangkar : STAIN Batusangkar
Press
Taswiyah. 2011. “Sejarah Peradaban Islam”. Jakarta : Diadit Media

Anda mungkin juga menyukai