Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Organisasi

Siswa Intra Sekolah dalam Membentuk Karakter Siswa Ma Al-ishlah sukadamai,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peranan OSIS dalam membentuk karakter siswa ma al- ishlah sukadamai

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: OSIS memiliki peranan sebagai

wadah bagi siswa untuk belajar berorganisasi. Sebagai penggerak yaitu OSIS

menjalankan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga sekolah

melalui pembina dan pengurusnya. Peranan yang bersifat preventif dapat

diketahui bahwa dengan mengikuti kegiatan OSIS siswa menjadi lebih terarah

dalam berkegiatan sehingga ancaman-ancaman negatif dapat dihindari.

Pembina OSIS juga memiliki peranan dalam pembentukan karakter siswa

melalui kegiatan OSIS yaitu dengan melakukan pembiasaan penanaman nilai-

nilai karakter melalui kegiatan yang dilakukan. Penanaman nilai karakter

melalui kegiatan-kegiatan OSIS terbukti efektif membentuk karakter siswa,

misalnya karakter kepemimpinan terbentuk saat siswa dilatih untuk menjadi

pemimpin rapat secara bergantian saat mengadakan rapat OSIS. Sikap

bertanggung jawab juga terbentuk pada saat pengurus OSIS menjalankan

peranannya sesuai dengan jabatan yang dipegangnya. Selain itu karakter yang

bisa terbentuk melalui kegiatan OSIS ini adalah percaya diri, kreatif dan

92
inovatif, mandiri, bertanggung jawab, menepati janji, berinisiatif, disiplin,

visioner, pengabdian/dedikatif, bersemangat dan demokratis.

2. Hambatan dalam penanaman nilai-nilai karakter berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan sebagai berikut adanya beberapa anggota pengurus OSIS

yang membolos saat diadakan pembinaan dan rapat rutin sehingga perlu

diberikan teguran dan sanksi agar memberikan efek jera. Munculnya

pelanggaran yang dilakukan oleh pengurus OSIS sangat wajar terjadi

mengingat karakter tiap siswa berbeda. Hambatan yang lain muncul saat ada

beberapa siswa yang mengeluh karena tertinggal materi pelajaran di kelas

karena mengikuti kegiatan OSIS, namun hal ini bisa diatasi dengan cara

memanajemen waktu dengan baik dan benar untuk mengejar ketertinggalan

materi pelajaran.

B. Saran

1. Kepada Pihak Sekolah

a. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan formal diharapkan mampu

menciptakan budaya positif agar mampu membantu mengintegrasikan

pendidikan karakter melalui pembiasaan nilai-nilai karakter terpuji dalam

setiap kegiatan yang diadakan oleh sekolah.

b. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan formal diharapkan selalu

mendukung penyelenggaraan kegiatan OSIS dalam upaya kegiatan

pembinaan kesiswaan.
c. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan formal diharapkan dapat terus

menanamkan nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler setelah

mendapatkan pendidikan karakter di dalam kelas.

2. Kepada Pembina OSIS

a. Pembina OSIS dalam menyelenggarakan kegiatan OSIS yang berdimensi

pendidikan karakter diharapkan bisa menyajikan kegiatan yang ringan dan

menarik untuk membentuk karakter siswa.

b. Pembina OSIS dalam menyelenggarakan kegiatan OSIS diharapkan bisa

menjadi teladan dan contoh yang baik bagi pengurus OSIS pada khususnya

dan bagi seluruh siswa pada umumnya.

3. Kepada Pengurus OSIS

a. Pengurus OSIS sebagai siswa terpilih diharapkan mampu menjadi contoh

bagi seluruh siswa lainnya.

b. Pengurus OSIS sebagai wakil dari seluruh siswa diharapkan mampu menjadi

penyalur aspirasi siswa kepada sekolah.

c. Pengurus OSIS diharapkan mampu menjadi jembatan antara siswa dengan

pihak sekolah.

d. Pengurus OSIS diharapkan terus meningkatkan kekompakan agar semua

kegiatan dapat terlaksana secara maksimal.

4. Kepada Siswa Bukan Pengurus OSIS

a. Siswa diharapkan terus mendukung semua kegiatan yang diadakan oleh

OSIS.
b. Siswa diharapkan mampu bekerja sama dengan pengurus OSIS dalam semua

kegiatan yang diadakan.


DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Wahab. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Bohar Soeharto. 1989. Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah


(Skripsi-Thesis). Bandung: Tarsito.

Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat


Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

E.Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran


2010. Jakarta.

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Penduan Lengkap Mendidik Siswa


Menjadi Pintar dan Baik. (Alih Bahasa: Lita S.). Bandung: Nusa Media.

Mamat Supriatna. 2010. Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler. Bandung:


file.upi.edu/.../25._PENDIDIKAN_KARAKTER_VIA_EKSTRA.pdf -
Cached. Diakses pada hari Minggu, 02 Juni 2013 pukul 14.20 WIB.

Masitoh. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PEN
DIDIKAN/194806261980112MASITOH/Kurikulum_Tingkat_Satuan_P
endidikan_%28KTSP%29_SMP-Dra._Masitoh,_M.Pd..pdf. Diakses pada
hari Senin, 09 September 2013 pukul 13.45 WIB.

Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

OSIS SMK Tamtama Prembun. 2009. Sejarah Terbentuknya OSIS di Indonesia.


http://m.facebook.com/note.php?note_id=126827178756&p=0. Diakses
pada hari Senin, 09 September 2013 pukul 13.00 EIB.

Pemda Kabupaten Magelang. 2010. Kondisi Geografis Kabupaten Magelang.


(magelangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=ar
ticle&id=618:geografis-mgl&catid=209:berita-lainnya) diakses pada
tanggal 03 September 2013 pukul 07.15 WIB.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun


2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.

Pusat Kajian dan Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman


Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Balitbang.

Redaksi MOS. 2013. MOS Media Pelajaran Edisi 371/Tahun XXXI/Juli/2013.


Yayasan Purnama: Semarang.

SMP N 1 Mungkid. 2007. Sejarah Berdirinya SMP N 1 Mungkid.


http://smpn1mungkid.blogspot.com/2007/11/sejarah-singkat.html?m=1,
diakses pada tanggal 03 September 2013 pukul 07.00 WIB.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku


Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai