Bab - 5
Bab - 5
PROSES PEMBELAJARAN
Pencontohan
2
Disamping melalui pembentukan, banyak dari apa yang telah kita pelajari
merupakan hasil dari mengamati orang lain dan mencontoh perilaku mereka. Bila
proses belajar coba-coba tersebut itu biasanya lambat, mencontoh dapat
menghasilkan perubahan perilaku yang komplek dengan sangat cepat.Contoh,
kebanyakan dari kita, pada suatu waktu, ketika kita mengalami masalah disekolah
atau pada mata pelajaran tertentu, akan melihat ke sekitar untuk menemukan
seseoang yang kelihatannya menguasai sistem. Kemudian kita amati orang tersebut
untuk melihat perbedaan apa yang sedang ia lakukan dengan pendekatan kita. Jika
kita menemukan beberapa perbedaan kita memadukannya sebagai bagian dari
perilaku kita. Jika prestasi kita meningkat (konsekuensi yang menyenangkan), kita
mungkin akan melakukan perubahan permanen dalam perilaku kita yang
mencerminkan apa yang telah kita lihat dari keberhasilan orang lain. Proses tersebut
terjadi baik ditempat kerja maupun di sekolah. Seorang karyawan baru yang ingin
sukses dalam pekerjaannya mungkin akan mencari seseorang yang dihormati dan
sukses dalam organisasi, kemudian mencoba meniru perilaku orang tersebut.
2) Usaha
Penghargaan terhadap suatu usaha merupakan contoh klasik cara pemberian
penghargaan
dan bukan sekedar akhir dari usaha. Didalam organisasi yang secara umum
memiliki kinerja yang rendah, penghargaan atas sebuah usaha hanyalah
semata-mata sebagai kriteria pembeda penghargaan. Sebagai contoh, sebuah
universitas dikawasan timur menggalakkan usaha riset mereka dan dirancang
untuk memperoleh dana riset yayasan, yang mana hasil dari riset ini akan
dijadikan sebagai sebuah tanda penting terhadap tujuan. Begitu tujuan
dipilih, seluruh anggota fakultas diberitahu bahwa penghargaan untuk tahun
yang akan datang akan diberikan berdasarkan kepada kinerja dalam
memperoleh dana untuk yayasan tersebut.
3). Senioritas
Di Amerika Serikat, senioritas, hak kerja, dan masa jabatan
mendominasi kebanyakan sistem kepegawaian publik. Ketiga hal tersebut
tidak memainkan peranan penting seperti yang berlaku di perusahaan-
perusahaan, tetapi rentang waktu pekerjaan masih merupakan faktor utama
dalam menentukan alokasi penghargaan. Sebagai contoh kita bisa saja tidak
sependapat apakah kemampuan kinerja Smith lebih tinggi atau lebih rendah
dari John, akan tetapi kita tidak akan berlama-lama memperdebatkan siapa
yang lebih lama berada di perusahaan. Jadi, senioritas menunjukkan
penilaian yang mudah sebagai pengganti kinerja.
2. Jenis-Jenis Penghargaan
Robbins and Judge (2015), menyatakan bahwa jenis penghargaan yang dapat
diberikan oleh organisasi lebih rumit dari apa yang secara umum dibayangkan.
Yang pasti harus ada kompensasi langsung. Namun demikian ada juga kompensasi
tidak langsung dan penghargaan yang besifat non finansial. Penghargaan ini dapat
diberikan pada perorangan, kelompok, atau basis jaringan organisasi. Secara garis
besar penghargaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
5
b). Penghargaan Ekstrinsik
Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi langsung, kompensasi tidak
langsung, dan penghargaan nonfinansial. Masing masing komponen tersebut
terdiri dari hal-hal sebagai berikut. (1) Kompensasi langsung terdiri dari.
1. gaji pokok upah dasar,
2. premi lembur dan cuti, c. bonus kerja,
3. pembagian keuntungan, dan
4. pilihanpembeliansaham.
(c) Kompensasi tidak langsung terdiri dari.
1. program proteksi,
2. pembayaran untuk waktu tidak bekerja, dan
3. pelayanan dan penghasilan tambahan.
(d) Penghargaannonfinansialterdiridari.
1. perlengkapan alat-alat kantor yang diperlukan,
2. tempat parkir yang disediakan,
3. jabatan yang menarik,
4. jam makan siang yang dipilih,
5. penugasan kerja yang dipilih, dan
6. sekretaris pribadi.
2. Keperibadian (Personality)
Pemahaman seorang manajer akan perbedaan keperibadian mungkin terletak
dalam penyeleksian.Anda mungkin memiliki karyawan dengan kinerja yang lebih
tinggi dan lebih puas jika anda memperhatikan kecocokan antara jenis
keperibadian dengan jenis pekerjaan. Disamping itu mungkin terdapat manfaat
lain. Contohnya, para manajer dapat berharap bahwa individu-individu yang lebih
dipengaruhi oleh faktor eksternal mungkin kurang puas dengan pekerjaannya
daripada individu yang dipengaruhi oleh paktor internal,dan mereka mungkinjuga
kurang bersedia menerima tanggung jawab atas tindakan mereka.
3. Persepsi (Perception)
Manajer perlu mengetahui bahwa karyawan mereka bereaksi terhadap
persepsi, bukan terhadap kenyataan. Jadi, apakah penghargaan manajer terhadap
seorang karyawan sesungguhnya obyektif dan tidak bias atau apakah tingkatan
upah organisasi satu diantara yang tertinggi didalam industri dianggap kurang
relevan dengan apa yang dirasakan karyawan. Individu yang berpendapat bahwa
penilaian kinerja adalah bias, atau tingkat upah dianggap rendah akan
berperilaku seolah- olah kondisi-kondisi tersebut benar-benar ada. Karyawan
secara alamiah mengorganisasikan dan menginterpretasikan apa yang mereka
lihat, termasuk dalam proses ini adalah potensi terjadinya distorsi persepsi.
Pesan untuk para manajer tentu saja, mereka harus benar-benar memperhatikan,
bagaimana Karyawan mempersepsikan pekerjaan mereka maupun praktek-praktek
manajemen. Ingat karyawan yang cakap yang keluar karena suatu alasan yang
tidak valid adalah sama seperti “berlalunya” karyawan yang tidak cukup karena
alasan yang valid.
4. Pembelajaran (Learning)
7
Isunya bukan terletak pada apakah karyawan belajar secara terus-menerus
dalam pekerjaan atau tidak. Mereka belajar! Isunya terletak pada apakah para
manajer akan membiarkan karyawan belajarsecara tidak teratur atau apakah
mereka akan mengelola pembelajaran melalui penghargaan yang mereka
alokasikan dan contoh yang mereka buat. Jika karyawan yang berkecukupan
diberikan penghargaan dengan kenaikan gaji dan promosi, mereka akan memiliki
alasan yang kecil untuk merubah perilaku mereka. Jika manajer menginginkan
perilakuA, tetapi memberi penghargaan untuk perilaku B, tidaklah mengherankan
jika mereka menemukan karyawan belajar untuk melakukan perilaku B. Sama
halnya manajer harus memperhatikan bahwa karyawan akan melihat mereka
sebagai model. Para manajer yang terus-menerus terlambat ke tempat kerja atau
menghabiskan waktu duaj am untuk makans iang, atau mengambil peralatan
perkantoran perusahaan untuk keperluan pribadi, harus memperkirakan
bagaimana karyawan membaca pesan yang mereka kirim dan akan meniru
perilaku mereka seperti yang dilakukan.
5.5. Rangkuman
Proses belajar seseorang tidak dapat diamati secara langsung namun dapat
dilihat perubahan perilakunya sebagai hasil dari proses pembelajaran tersebut. Ada
tiga teori pembelajaran yaitu; classical conditioning (pengkondisian klasik), operant
conditioning (pengkondisian operan), dan social learning (pembelajaran sosial).
Kita harus mempertimbangkan penghargaan sebagai kekuatan penting yang
mempengaruhi perilaku setiap pekerja. Kenyataannya kinerja hanyalah salah satu
dari banyak kriteria lain, dari penghargaan yang diberikan organisasi seperti usaha,
senioritas, keterampilan, kerumitan pekerjaan, dan kebebasan memilih waktu.
Penghargaan ini dapat diberikan pada perorangan, kelompok, atau basis
jaringan organisasi. Secara garis besar penghargaan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik.
Adapun variable kunci yang mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi
adalah;
(i) sikap (Attitudes.), para manajer harus memperhatikan minat terhadap sikap
karyawan mereka karena sikap mempengaruhi perilaku, dan mereka harus
melakukan hal tersebut yang akan menghasilkan sikap kerja yang positif.
(ii) keperibadian (personality), pemahaman seorang manajer akan perbedaan
keperibadian mungkin terletak dalam penyeleksian.Anda mungkin memiliki
8
karyawan dengan kinerja yang lebih tinggi dan lebih puas jika anda
memperhatikan kecocokan antara jenis kepribadian dengan jenis pekerjaan.
(iii) persepsi (perception), manajer perlu mengetahui bahwa karyawan mereka
bereaksi terhadap persepsi, bukan terhadap kenyataan.
(iv) pembelajaran (learning), isunya bukan terletak pada apakah karyawan belajar
secara terus-menerus dalam pekerjaan atau tidak. Mereka belajar! Isunya
terletak pada apakah para manajer akan membiarkan karyawan belajar secara
tidak teratur atau apakah mereka akan mengelola pembelajaran melalui
penghargaan yang mereka alokasikan