Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG

DAGANG DAN PENJUALAN BARANG DAGANG PADA SISTEM


PENGENDALIAN INTERNAL PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK

SKRIPSI

OLEH

NAMA : AMELIA PRADIPTA


NIM : 3022191025
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
2023
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGIRIMAN BARANG
DAGANG DAN PENJUALAN BARANG DAGANG PADA SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi : Manajemen/Akuntansi

OLEH

NAMA : AMELIA PRADIPTA


NIM : 3022191025
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
2023
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : AMELIA PRADIPTA

NIM : 3022191025

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG DAN

PENJUALAN BARANG DAGANG PADA SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Jakarta, 12 November 2023

(AMELIA PRADIPTA)

3022191025
FAKULTAS EOKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MH. THAMRIN

TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PERSEDIAAN BARANG DAGANG DAN PENJUALAN BARANG
DAGANG PADA SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT SUMBER
ALFARIA TRIJAYA TBK

DISUSUN OLEH :
NAMA : AMELIA PRADIPTA
NIM : 3022191025
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan


dipertahankan dalam Sidang Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH. Thamrin

Jakarta, 12 November 2023

Dosen Pembimbing

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

(.………………….) (…………………)

Mengetahui :

Ketua Program Studi Manajemen/Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas MH. Thamrin

(.……………………..)
FAKULTAS EOKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MH. THAMRIN

TANDA PENGESAHAN TIM PENGUJI

Pada hari ini… tanggal… telah dilaksanakan sidang skripsi untuk memenuhi
persyaratan menyelesaikan studi jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH. Thamrin

NAMA : AMELIA PRADIPTA


NIM : 3022191025
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PERSEDIAAN BARANG DAGANG DAN PENJUALAN BARANG
DAGANG PADA SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT SUMBER
ALFARIA TRIJAYA TBK

Telah dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS Sidang Skripsi

Jakarta,

Tim Penguji :

Ketua : ……………. ( tanda tangan …………. )


Anggota : ……………. ( tanda tangan …………. )
Anggota : ……………. ( tanda tangan …………. )

Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas MH. Thamrin

(.…………………….)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya


bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya
kepada Tuhanmulah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah: 6-8)

PERSEMBAHAN :

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk orang tua, keluarga, guru, sahabat,
teman, dan semua pihak yang bertanya : “KAPAN SIDANG?”, “KAPAN
WISUDA?”, “KAPAN NYUSUL?”, “KAPAN NIKAH?” dan lain sejenisnya.

DAN SECARA KHUSUS SAYA PERSEMBAHKAN JUGA UNTUK


PENDAMPING HIDUP SAYA, KELAK.

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Prodi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH
Thamrin.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan Skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih
kepada :
1. dr. Daeng Mohammad Faqih, SH., MH selaku Rektor Universitas MH.
Thamrin
2. Dr. Mansur, SE., MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas MH. Thamrin
3. Lily Nabilah SE.,M.Ak selaku Ketua Program Sarjana (S1) Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH. Thamrin
4. Putu Tirtasari Ningsih, SE.,MM selaku dosen Pembimbing Materi, yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan Skripsi
5. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan semangat, bantuan, dan
dukungannya baik secara material dan moral
6. Seluruh dosen-dosen yang terlibat dalam proses penyusunan Skripsi
7. Teman - teman satu perjuangan angkatan 13 terutama akuntansi 13b yang
telah sama sama melewati masa kuliah bersama sama
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai ajang evaluasi bagi diri
penulis sendiri dan demi kesempurnaan untuk penelitian-penelitian yang
berikutnya
Jakarta, 11 November 2023

(Amelia Pradipta)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH.


Thamrin, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Amelia Pradipta
NIM : 3022191025
Program Studi : Akuntansi
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH. Thamrin Hak Bebas
Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah
saya yang berjudul :

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN


BARANG DAGANG DAN PENJUALAN BARANG DAGANG PADA
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT SUMBER ALFARIA
TRIJAYA TBK

Beserta persngkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH. Thamrin berhak
menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat, dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 19 November 2023

(Amelia Pradipta)
ABSTRAK

Nama : Amelia Pradipta


NIM : 3022191025
Judul : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERSEDIAAN BARANG DAGANG DAN PENJUALAN BARANG


DAGANG PADA SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT SUMBER

ALFARIA TRIJAYA TBK

Tujuan penelitian ini adalah: Penelitian ini untuk mengetahui apakah

penerapan pengendalian internal atas penerimaan barang pada PT Sumber

Alfaria Trijaya Tbk sudah sesuai dengan standar


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di perkembangan dunia saat ini, penggunaan sistem informasi akuntansi
sudah menjadi bagian penting dalam aktivitas manusia, baik perorangan
maupun perusahaan selalu membutuhkan informasi dari proses akuntansi.
Terkadang masih terdapat kurangnya ketelitian dalam membuat dan mecatatat
setiap proses keluar masuknya barang dan mecatat persediaan barang yang ada
dalam gudang sehingga mengakibatkan laporan keuangan, laporan persediaan
barang dagangan dan laporan penjualan yang tidak sesuai dengan pengiriman
orderan dalam perusahaan. Informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi
dapat membantu melakukan perencanaan pada perusahaan di masa depan dan
memberikan informasi bagi suatu entitas yang terkait, sehingga perusahaan akan
dapat bersaing dengan kompetitornya.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan
berupaya untuk memenuhi permintaan konsumen berarti harus menyiapkan
barang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Persediaan barang atau jasa apabila
ditinjau dari metode penilaian persediaan barang adalah untuk mengetahui
jumlah barang. Persediaan barang adalah nilai barang yang dilaporkan dalam
pencatatan persediaan barang pada perusahaan dan merupakan kekayaan
perusahaan.
Persediaan merupakan bagian utama dari aktiva lancar serta seringkali
memiliki nilai yang cukup besar dan material bagi perusahaan dagang, maka
persediaan harus menjadi perhatian utama bagi manajemen perusahaan.
Pengendalian terhadap persediaan harus dilakukan dengan baik oleh
manajemen, karena persediaan yang menumpuk akan menimbulkan biaya.
Penyimpanan tambahan, resiko kerusakan barang karena terlalu lama di gudang,
sedangkan persediaan barang yang tidak tersedia jenis, kualitas, dan jumlah
akan mengganggu operasional perusahaan.
Perusahaan dagang jenis retail harus memberi perhatian terhadap
persediaan. Menurut Jusup Al Haryono (2005: 184)', persediaan barang
dagangan adalah merupakan elemen aktiva yang sangat aktif dalam operasi
perusahaan dagang. Persediaan juga memiliki banyak potensi resiko seperti
kendala ketersediaan stock dari supplier, adanya selisih harga dan diskon, rawan
kecurian, rawan rusak karena bencana, penyalah gunaan persediaan barang
dagang, dsb. Kelancaran dari aktivitas operasional Perusahaan ini tergantung
pada semua pihak perusahaan, terutama semua pihak yang berada di fungsi
operasional perusahaan. Oleh karena hal itu, maka manajemen harus memiliki
pengendalian internal yang memadai.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang retail di Indonesia dan memiliki cabang di Parung yang memiliki
lebih dari 500 outlet yang tersebar di kota Jakarta, Depok dan Bogor. Jumlah
toko ritel Alfamart cabang Parung terupdate dapat dilihat dalam Tabel 1.1:
Tabel 1.1 Jumlah toko ritel Alfamart cabang Parung terupdate
STRUKTUR AREA CABANG PARUNG UPDATE 04 DESEMBER 2023
AM AC JML TOKO
HERI SUPRIADI AGUS SURYA 15
FERY SULISTYORINI 13
NAWAN SETIAWAN 16
NUR ALI YUSUP 15
PURNOMO AJI 14
RAMDAN AFFANDI 16
TUJIYONO 17
HERI SUPRIADI Total 106
IMRON ROSADI ADE SUPARDI 17
ADHI LHAKSONO PUDJIANTO 15
ANGGIT EDISISWANTO 17
ARMAN ABDUROHIM 15
LUKMAN HAKIM 16
RIKI DWI CANDRA 16
SUTRINI 16
IMRON ROSADI Total 112
ULWAN AL HADAD AGUS BUDI SANTOSO 17
AMIN MUZERI 12
CANDRA SUTRIANSYAH 16
HADI NURMAN 15
MASLURI M.S 16
MUSTARUDIN A. WAHAB 16
SAEFULLOH 15
ULWAN AL HADAD Total 107
YAKUP PURWANTO DODI ALAMSYAH 16
EDI JUNAEDI 15
JAINUL ARIFINANTO 16
KOMARUDIN 17
MARDJITO 14
OKTOFERRY 11
YAKUP PURWANTO Total 89
YUDI SUTRISNO ARI CAHYADI 16
BAMBANG HARYANTO 16
EKO SURONO 14
NANA SUTISNA 16
NOVRIYANSYAH ADE SAPUTRA 18
SUPRIYADI 16
YUDI SUTRISNO Total 96
ZAENAL ARIFIN ADE KUSNADI 16
ASEP YOGA 15
HARYANA 17
ROY FAUZI 13
SUKARMAN 15
ZAENAL ARIFIN Total 76
Grand Total 586

(Sumber: Aya Hayati, Admin Area)


Perusahaan tersebut menyediakan berbagai barang keperluan sehari-hari,
sehingga setiap harinya bagian distribution center(DC) cabang Parung harus
mengirimkan barang ke setiap outlet mereka dengan jumlah yang besar dan
jenis yang beragam. Masalah terjadi ketika outlet mendapatkan pengiriman
barang dari DC dengan jumlah yang dikirim terkadang tidak sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan toko. Ketidakcocokan pengiriman barang tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan dan kelebihan stock persediaan
dalam gudang outlet. Kekurangan stok yang terjadi dapat mengakibatkan
ketersediaan barang di outlet tidak dapat memenuhi permintaan konsumen.
Namun jumlah persediaan yang tinggi dapat menghambat kegiatan perusahaan
karena sebagian besar dana tertanam pada persediaan sehingga tidak dapat
melakukan perputaran modal. Perusahaan harus dapat memperhitungkan jumlah
persediaan yang dimiliki dalam jumlah yang optimum, tidak terlalu banyak dan
juga tidak terlalu sedikit karena akan mempengaruhi tingkat keuntungan
perusahaan. Sehingga disinilah peran distribution center(DC) diperlukan untuk
memastikan bahwa sistem pengendalian internal dioutlet sudah berjalan sesuai
dengan Standard Operational Procedure(SOP) yang diterapkan. Dan walaupun
sudah berjalan dengan baik di satu outlet, tidak menutup kemungkinan akan
berjalan secara merata di seluruh Alfamart yang ada di Indonesia.
Dari uraian tersebut maka perlu adanya analisis pengendalian internal
atas persediaan dan penjualan barang dagang dan dibandingkan dengan
pengendalian internal. Oleh sebab itu, penulis mengambil judul "ANALISIS
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG
DAN PENJUALAN BARANG DAGANG PADA SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di bahas di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan pengendalian internal atas persediaan barang dagang di
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk sudah sesuai dengan SOP?
2. Apakah penerapan pengendalian internal atas penjualan barang dagang di
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk sudah sesuai dengan SOP?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian penerapan pengendalian internal atas
penerimaan barang dagang dan penjualan barang dagang di PT. Sumber Alfaria
Trijaya Tbk.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi
perusahaan mengenai pengendalian internal penerimaan barang dagang dan
penjualan barang dagang yang telah dilakukan perusahaan dan dapat menjadi
bahan evaluasi dan masukan perbaikan terhadap pengendalian internal
penerimaan barang dagang dan penjualan barang dagang pada PT. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat dijadikan koleksi referensi kepustakaaan di


perpustakaan Universitas MH. Thamrin, dalam bidang pengendalian Internal
atas persediaan dan penjualan barang dagang.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menjadi sarana penulis dalam menerapkan ilmu
yang diperoleh selama masa perkuliahan terutama dalam bidang pengendalian
internal dan penulis dapat menambah pengetahuan baru tentang pengendalian
internal secara nyata.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran
yang lebih jelas dan mudah bagi para pembaca dalam memahami penulisan
ini. Dari masing-masing bab secara garis besar dapat diuraikan sebagai
berikut:

BAB I LATAR BELAKANG


Merupakan bab yang menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kerangka pikir serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab dua mengambarkan teori-teori yang menjadi dasar dari penelitian dan
pengembangan hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisi populasi dan sampel penelitian, sumber dan jenis data yang
akan digunakan, definisi dan pengukuran variabel yang diperlukan dalam
penelitian ini, metode analisis data dan uji hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini berisi tinjauan tentang gambaran umum objek penelitian,
karasteristik responden, analisis data, dan pembahasan data yang telah
diolah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bagian ini berisi kesimpulan dan saran yang disampaikan oleh penulis.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Akuntansi
Secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang
digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi
keuangan.
Proses atau siklus akuntansi meliputi kegiatan :
a. Mengidentifikasi, yaitu kegiatan meneliti dengan seksama transaksi-
transaksi yang bisa dicatat, karena sebuah transaksi apabila tidak memiliki
bukti transaksi seperti nota, faktur, dll itu tidak bisa dicatat dan dilaporkan
ke dalam laporan keuangan.
b. Mencatat transaksi ke jurnal, yaitu setelah transaksi di identifikasi,
selanjutnya transaksi dicatat ke dalam jurnal. Jurnal berisi transaksi-
transaksi yang terjadi dalam periode akuntansi.
c. Posting buku besar, yaitu setelah transaksi dicatat di dalam jurnal
selanjutnya diposting ke dalam buku besar, secara singkatnya yaitu
meringkas transaksi-transaksi yang ada pada jurnal umum dan jurnal
khusus.
d. Penyusunan neraca saldo, yaitu yang bersisi uraian akun lengkap dengan
data saldo periode akuntansi. Untuk mengecek apakan debit dan kredit
sudah sesuai dengan yang ada di jurnal dan buku besar.
e. Penyusunan jurnal penyesuaian, yaitu untuk mengakui pendapatan pada
periode tertentu, pada saat pendapatan telah sah menjadi milik perusahaan,
dan juga untuk mencatat beban biaya.
f. Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian, yaitu penyusunan neraca
saldo kedua dengan memindahkan saldo yang telah disesuaikan di dalam
buku besar ke dalam neraca saldo yang baru.

2. Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi menurut Romney & Steinbart (2018,
hlm. 36) adalah suatu sistem yang melakukan pengumpulan, pencatatan,
penyimpanan, dan pemrosesan data akuntansi atau data lainnya dalam
menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan. Kemudian, Mulyadi (2016, hlm. 3) menjelaskan bahwa sistem
akuntansi adalah suatu organisasi dari formulir, catatan, dan laporan yang
disusun dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi
keuangan yang dapat memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem
informasi akuntansi memegang peranan penting dalam proses bisnis
perusahaan, karena dengan adanya sistem informasi akuntansi dapat
membantu memberikan informasi yang berguna kepada mereka yang
membutuhkan, karena sistem ini dapat melakukan identifikasi,
pengukuran, dan pencatatan proses bisnis tersebut dalam suatu model yang
sedemikian rupa (Amanda et al., 2015).

3. Sistem Pengendalian Internal


Romney & Steinbart (2018, hlm. 224) menjelaskan bahwa
pengendalian internal merupakan suatu proses yang dilakukan
sepenuhnya dalam memastikan bahwa tujuan dari pengendalian dapat
tercapai yaitu melindungi keamanan aset, menjaga catatan yang dimiliki
secara rinci, menyediakan keakurata informasi dan andal, serta lain
sebagainya. Suatu sistem pengendalian internal yang terintegrasi dengan
infrastruktur dan termasuk kedalam bagian penting dari perusahaan, maka
pengendalian internal akan sangat efektif. Perusahaan harus melaksanakan
pengendalian internal seefektif mungkin agar dapat mencegah terjadinya
kecurangan, kesalahan, penyelewengan ataupun pencurian (Kalendesang
et al., 2017; Tamodia, 2013). Sehingga, kesimpulannya adalah sistem
pengendalian internal sangat penting sebagai alat pengendali yang
memastikan bahwa tujuan-tujuan pengendalian dapat tercapai serta
mencegah kemungkinan-kemungkinan yang timbul yang dapat merugikan
perusahaan.
4. Persediaan Barang
a. Pengertian Persediaan
Menurut PSAK 14 (2015 : 14.2) di definisikan sebagai berikut:
“Persediaan adalah aset :
1) Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha biasa.
2) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk di gunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.”

Pengertian lain dalam PSAK 14 (2015: 14.2) “ persediaan meliputi


barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali termaksud, sebagai
contoh barang dagangan yang dibeli dari pengencer untuk dijual kembali,
atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk di jual kembali.
Persediaan juga meliputi barang 14 jadi yang diproduksi,atau barang
dalam penyelesaian yang sedang diproduksi,oleh entitas serta termasuk
bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam poses produksi.”
Menurut Stice dan Skousen (2009:571), ”persediaan adalah istilah
yang di berikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal
perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak
langsung kedalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual.”
b. Jenis-Jenis Persediaan
Menurut Martini (2012:246) jenis-jenis persediaan antara lain:
1) Persediaan bahan baku (raw material inventory) adalah bahan atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Bahan
baku diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui
beberapa proses diharapkan menjadi barang jadi.
2) Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) yang
merupakan barang setengah jadi yang akan diproses menjadi
produk jadi.
3) Persediaan barang jadi (finished goods inventory) yaitu barang
yang telah selesai diproses atau diolah dan merupakan bahan siap
untuk dijual kepada pelanggan.
c. Pengertian Persediaan Barang Dagang
Menurut Syakur (2009:125) mengemukakan bahwa persediaan
meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok dari
aktivitas perusahaan yang tersedia untuk diolah dalam produksi atau
dijual.
Libby (2008:336) mengemukakan bahwa pengertian
persediaan barang dagang adalah “aset berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan untuk dijual dalam operasi normal bisnis atau digunakan
untuk menghasilkan produk atau jasa yang akan dijual.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah suatu aktiva yang penting untuk perusahaan yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha tertentu.

d. Tujuan Persediaan
Secara umum tujuan persediaan yaitu sebagai berikut:
1) Menghilangkan pengaruh ketidakpastian
2) Mempersiapkan stok apabila ada keperluan mendadak
3) Mengantisipasi perubahan harga pada pasar produksi
4) Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
5) Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran
Tujuan persediaan menurut Sukrisno Agoes (2012:229) adalah
untuk meyakinkan bahwa :
a) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang
cukup baik atas persediaan.
b) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang
cukup baik atas persediaan.
c) Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di
neraca betulbetul ada dan dimilki oleh perusahaan pada
tanggal neraca.
d) Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan
(valuation) sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
e) Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan
sesuai dengan standar keuangan di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).
f) Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang
rusak (detective), bergerak lambat (slow moving) dan
ketinggalan mode (absolenscence) sudah dibuatkan
allowance yang cukup.
g) Untuk mengetahui apakah persediaan yang dijadikan
jaminan kredit.
h) Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan
dengan nilai pertanggungan yang cukup.
i) Untuk mengetahui apakah ada perjanjian
pembelian/penjualan persediaan (purchase/sales
commitment) yang mempunyai pengaruh yang besar
terhadap laporan keuangan.
j) Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam
laporan keuangan sudah sesuai dengan standar keuangan di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
e. Manfaat Persediaan
Beberapa manfaat dari persediaan diantaranya sebagai berikut:
1) Perusahaan tidak kehilangan kesempatan memndapatkan
keuntungan dengan terpenuhinya persedian barang. Jika saja ada
permintaan lebih dari konsumen, perusahaan tidak perlu khawatir
karena persediaan yang ada dapat menutupi permintaan konsumen
tersebut. Hal ini sangat baik untuk menjaga agar kepiasan
konsumen terhadap perusahaan.
2) Pengelolaan persediaan barang disesuaikan dengan prediksi
permintaan pasar. Hal ini memudahkan perputaran barang
sehingga tidak terjadi penumpukan barang. Selain itu pengelolaan
jumlah persediaan barang juga meminimalkan tingkat kerugian
diakibatkan rusaknya barang karena lama penyimpanan.
3) Bermanfaat menjaga kestabilan operasional perusahaan.
Kebutuhan konsumen terjamin dan turut menjaga fluktuatif harga
pasar.
Dari tujuan dan manfaat yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa persediaan diharapkan tersedia dalam jumlah yang
optimal, sehingga memperkecil biaya persediaan yang di timbulkan akibat
kelebihan atau kekurangan stok.

5. Sistem Pengendalian Internal atas Persediaan Barang Dagang


Sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang
merupakan suatu metode guna memberikan jaminan terkait keamanan
persediaan, baik dari mulai proses pemesanan, penerimaan, penyimpanan,
dan pengiriman serta dalam penentuan dan pengendalian jumlah
persediaan barang dagang (Kawatu et al., 2020). Dalam pengendalian
internal persediaan barang dagang terdapat dua tujuan utama yaitu sebagai
tindakan antisipasi atau menjaga aset dari tindakan-tindakan yang dapat
merugikan perusahaan serta untuk memberikan kepastian atas validitas
dari penyajian persediaan barang dagang dalam laporan keuangan
(Makikui et al., 2017). Oleh karena itu, adanya sistem pengendalian
internal atas persediaan barang dagang dapat memudahkan manajemen
dalam melakukan kontrol atas persediaan barang dagang yang dijalankan
perusahaan terutama dalam pengambilan keputusan (Widasta et al., 2015).
Laporan penerimaan barang yang bernomor tercetak, seharusnya
disiapkan oleh bagian penerimaan untuk menetapkan tanggung jawab awal
atas persediaan. Untuk memastikan bahwa barang yang diterima sudah
sesuai dengan apa yang dipesan, setiap laporan penerimaan barang harus
dicocokkan dengan formulir pesanan pembelian yang asli. Pengendalian
internal atas persediaan juga seringkali melibatkan bantuan alat pengaman,
seperti kaca dua arah, kamera, sensor magnetik, kartu akses gudang,
pengatur suhu ruangan, petugas keamanan dan sebagainya.

6. Penerimaan Barang Dagang


Dalam perusahaan dagang, barang dagangan yang diterima berasal
dari transaksi pembelian. Transaksi pembelian dilakukan oleh bagian
pembelian berdasarkan surat permintaan pembelian. Artinya, tidak ada
transaksi pembelian barang tanpa permintaan pembelian dari bagian yang
membutuhkan barang yang bersangkutan. Permintaan pembelian barang
dagang dibuat oleh bagian penjualan atau bagian gudang. Dalam
perusahaan dagang, bagian gudang berada di bawah pengawasan bagian
penjualan. Barang yang dikirimkan oleh pemasok (suplier) sesuai dengan
surat order pembelian dan diterima oleh bagian penerimaan barang.
Dalam melakukan penerimaan barang dagang yang akan masuk ke
dalam gudang perlu adanya dokumen-dokumen yang di sampaikan dan di
cocokkan dengan jumlah barang yang diterima untuk dijadikan internal
kontrol bagi perusahaan.
Adapun beberapa dokumen yang dibutuhkan untuk proses
penerimaan barang menurut Sahar (2006:74) sebagai berikut:
a. Data barang
Barang dagang yang dibeli oleh perusahaan harus masuk ke dalam
gudang masuk untuk dicatat. Data-data barang yang dicatat adalah
nama barang, jenis barang, spesifikasi barang, kualitas barang yang
dipesan, ukuran barang, berat barang dan jumlah barang, keadaan
barang cacat atau tidaknya barang yang diterima.
b. Dokumen administrasi penerimaan barang
Dokumen yang terlibat dalam administrasi penerimaan barang adalah
sebagai berikut:
1. Surat jalan (SJ)
Dokumen ini diteriman dari penjual yang berisikan informasi
jumlah kuantitas, spesifikasi dan mutu barang yang dikirim oleh
penjual.
2. Order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok
atau supplier. Dengan surat order ini,perusahaan memulai proses
pengadaan barang dagang. Bagian gudang akan menerima barang,
jika telah menerima tembusan surat order pembelian dari 21 bagian
pembelian. Tidakada barang yang diterima oleh bagian gudang
tanpa didahului dengan keluarnya surat order pembelian.
3. Laporan penerimaan barang (LPB)
Laporan penerimaan barang merupakan laporan yang menunjukan
bahwa barang yang diterima dari pemasok sesuai dengan yang
tertera dalam surat order pembelian dan surat jalan. Informasi yang
tercantum dalam laporan penerimaan barang adalah kode barang,
nama barang dan jumlah unit barang.

Kegiatan yang dilakukan bagian penerimaan dalam aktifitas


penerimaan barang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan terhadap kecocokan data pengirim, artinya apa surat
pengantar barang yang dikeluarkan oleh pemasok dengan alamat yang
sesuai dengan alamat yang tercantum dalam surat order pembelian.
b. Pemeriksaan terhadap fisik barang, meliputi spesifikasi barang (nama,
jenis, tipe, ukuran) penghitungan kuantitas, pemeriksaan kualitas dan
kondisi barang.
c. Membuat laporan penerimaan barang yang memuat informasi hasil
pemeriksaan yang benar-benar dilakukan. Bagian penerimaan
menyerahkan laporan penerimaan barang kepada bagian pembelian,
sebagai informasi bahwa barang sudah diterima dan untuk diperiksa
kecocokannya dengan order pembelian. Sementara tembusan laporan
penerimaan barang beserta barang yang bersangkutan diserahkan
kepada bagian gudang.

7. Penjualan Barang Dagang


Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan dagang biasanya
hanya disebut “penjualan” begitu saja. Jumlah transaksi penjualan yang
terjadi biasanya cukup besar di banding dengan jenis transaksi lainnya.
Beberapa perusahaan hanya menjual barangnya secara tunai, perusahaan
yang lain hanya menjualnya secra kredit dan yang lain lagi menjual
barangnya dengan kedua syarat jual-beli tersebut. Penjualan barang
dagang secara tunai dicatat sebagai debit pada akun kas kredit pada akun
penjualan. Dalam praktik, biasanya penjualan secara tunai ini dicatat
dalam buku penerimaan kas. Transaksi ini dicatat dalam buku penjualan.
Potongan tunai (cash discount) adalah potongan harga yang diberikan
apabila pembayaran dilakuakan lebih cepat dari jangka waktu kredit. Dari
sudut penjual, potongan ini disebut potongan penjualan (sales discount),
sedangkan dari segi pembeli disebut potongan pembelian (purchase
discount).(Soemarso S.R, 2004)

8. Industri Retail
a. Pengertian Retail
Menurut Levy dan Weitz (2004: 6)3, retailing merupakan
serangkaian kegiatan usaha yang menambah nilai untuk produk dan jasa
yang dijual ke konsumen untuk penggunaan pribadi. Retailing tidak
hanyapenjualan produk akan tetapi juga mencakup penjualan jasa seperti
praktek dokter, penyewaan DVD,dsb.
Retailing merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa
secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi
danrumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis (Tjiptono, 2008:
191)4.Jadi Retailing merupakan kegiatan penjualan barang dan jasa secara
langsung ke konsumen tanpa melalui perantara untuk digunakan pribadi
bukan untuk dijual kembali.

b. Fungsi Retail
Fungsi dari Ritel bagi produsen adalah meningkatkan nilai tambah
dari barang atau jasa yang diproduksi oleh produsen tersebut serta retail
memberikan fasilitas distribusi barang atau jasa dari pabrik ke konsumen.
Beberapa fungsi dari ritail menurut Levy dan Weitz (2004) adalah
sebagai berikut:
1) Menyediakan Berbagai Macam Produk dan Jasa (Providing
Assortment)
Perusahaan retail mengambil barang dari berbagai jenis
perusahaan sehingga perusahaan retail akan menyediakan produk
dan jasa yang bervariasi dan beragam. Hal tersebut yang dapat
meningkatkan keinginan konsumen untuk berbelanja di toko retail
karena dapat memilih barang atau jasa yang sesuai kebutuhan dan
keinginan konsumen.
2) Memecah (Breaking Bulk)
Memecah berarti membagi beberapa produk menjadi lebih
kecil. Perusahaan produsen akan mengirim produk ke perusahaan
retail dalam jumlah yang besar kemudian perusahaan retail akan
membagiproduk tersebut dalam jumlah yang lebih sedikit dan akan
dijual kepada konsumen. Hal tersebut akan menguntungkan bagi
pihak produsen dan konsumen. Keuntungan bagi perusahaan
produsenadalah perusahaan produsen dapat mengefisiensikan biaya
untuk menjual produknya ke konsumen dalam jumlah kuantitas
yang sedikit. Sedangkan keuntungan bagi konsumen adalah
konsumen dapat membeli produk dalam jumlah yang lebih sedikit.
3) Mengadakan Inventory (Holding Inventory)
Fungsi dari ritel adalah menyimpan persediaan dengan
jumah yang cukup sehingga konsumen dapat membelinya ketika
dibutuhkan.Konsumen akan membeli produk ke toko retail dengan
jumlah yang sedikit karena konsumen tau jika toko retail akan
menyediakan yang mereka butuhkan sehingga konsumen dapat
mengurangi penyimpanan barang yang berlebih.
4) Memberikan Jasa atau Layanan (Providing Service)
Konsumen mendapat kemudahan dalam mengkonsumsi
produk yang dihasilkan produsen lewat retail. Retail memberikan
memberikan pelayanan yang membuat konsumen mudah membeli
dan menggunakan produk tersebut.
5) Meningkatkan Nilai Produk dan Jasa
Tidak semua barang dijual secara lengkap maka konsumen
membutuhkan toko ritail. Pembelian produk di toko retail
akanmeningkatkan nilai produk tersebut karena dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.
c. Jenis-Jenis Retailer
Menurut Kotler (2003:216)5, jenis-jenis retail utama adalah
sebagai berikut:
1) Toko Barang Khusus (Specialty Store)
Lini produk yang sempit dengan keragaman yang dalam.
Toko pakaian adalah toko lini tunggal; toko pakaian pria adalah
toko lini terbatas; toko kemeja pesanan pria adalah toko yang
sangat khusus.Contoh: Athlete's Foot, Tall man, The Limited,The
Body Shop.
2) Toko Serba Ada (Department Store)
Beberapa lini produk, biasanya pakaian, perlengkapan
rumah dan barang kebutuhan keluarga dengan masing-masing lini
yang ditempatkan
sebagai bagian tersendiri yang dikelola pembeli khusus atau
pedagang
khusus. Contoh: Sears, JCPenney, Nordstrom, Bloomingdale's.
3) Pasar Swalayan (Supermarket)
Usaha yang relatif besar, berbiaya rendah,bermarjin
rendah,bervolume tinggi, swalayan yang dirancang untuk melayani
semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan produk-
produk keluarga.Contoh: Kronger, Safeway, Jewel.
4) Toko Kenyamanan (Convenience Store)
Toko yang relatifkecil dan terletak dekat daerah
pemukiman,menjual lini terbatas produk-produk kenyamanan
dengan tingkat perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih
tinggi.
5) Toko Diskon (Discount Store)
Barang dagangan standar yang dijual dengan harga yang
lebih murah, dengan marjin yang lebih rendah dan volume yang
lebih tinggi.
6) Pengecer Potongan Harga(Off-Price Retailer)
Barang dagangan yang dibeli dibawah harga pedagang
bersar biasa dan dijual dibawah harga eceran.
7) Gerai Pabrik (Factory Outlet)
Dimiliki dan dijalankan produsen dan biasanya menjual
barang-barangyang berlebihan, tidak diproduksi lagi, atau tidak
biasa.
8) Pengecer Potongan Harga Independen(Independent Off-Price
Retailer)
Dimiliki dan dijalankan pengusaha atau divisi Perusahaan
eceran yang lebih besar.
9) Klub Gudang atau Klub Pedagang Besar (Warehouse Clubs
atau Wholesale Clubs)
Menjual pilihan terbatas jenis produk kebutuhan
pokok,perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerk dan berbagai
jenis barang lain dengan diskon yang sangat besar bagi anggota-
anggota yang membayar iurankeanggotaan tahunan.
10) Toko Besar (Superstore)
Ruang penjualan sekitar 35.000 kaki persegi yang ditujukan
untuk memenuhi seluruh kebutuhan konsumen untuk jenis produk
makanan dan non-makanan yang dibeli rutin.
11) Toko Kombinasi (Combination Store)
Toko gabungan makanan dan obat yang memiliki ruang
penjualan rata-rata 55.000 kaki persegi.

9. Penetapan Kuantitas Maksimum Pada Persediaan di Alfamart


PKM (Penentuan Kuantitas Maksimum) Alfamart adalah sebuah
metode dalam manajemen persediaan yang digunakan oleh Alfamart untuk
menentukan jumlah maksimum barang yang harus dipesan per item-
itemnya, dengan mempertimbangkan kondisi lead time, safety stock,
minimum order dari DC, serta batas tertinggi jumlah stok yang dapat
ditampung di toko tanpa mengabaikan kelipatan pengiriman barang dan
kelengkapan tampilan produk di rak. Dengan menggunakan PKM secara
efektif, Alfamart dapat mengoptimalkan stok barang di toko-toko mereka
dan memastikan ketersediaan barang yang memadai bagi pelanggan,
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan juga efisiensi
operasional Alfamart.

a. Manfaat dan Keuntungan dengan adanya PKM Alfamart:


Adanya PKM (Penentuan Kuantitas Maksimum) di Alfamart
memiliki manfaat dan keuntungan yang signifikan, antara lain:
1. Memastikan ketersediaan stok
Dengan menggunakan PKM, Alfamart dapat
memastikan bahwa setiap toko memiliki jumlah stok yang
cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan. Dengan begitu,
pelanggan tidak perlu kecewa karena barang yang dicari tidak
tersedia.
2. Mengurangi biaya persediaan
Dengan menggunakan PKM, Alfamart dapat
mengurangi biaya persediaan dengan mengoptimalkan jumlah
stok yang ada di toko dan memperhitungkan waktu pemesanan
barang ke gudang pusat. Dengan begitu, Alfamart dapat
menghindari terjadinya stockout atau overstock.
3. Mempercepat proses pengisian stok
Dengan PKM, Alfamart dapat mempercepat proses
pengisian stok karena sudah ada perhitungan kuantitas yang
jelas. Hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga dalam proses
pengisian stok.
4. Meningkatkan efisiensi
Dengan PKM, Alfamart dapat meningkatkan efisiensi
dalam manajemen persediaan dan pengisian stok, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas bisnis.
5. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Dengan adanya stok yang cukup dan selalu tersedia di
setiap toko Alfamart, pelanggan akan merasa lebih puas dengan
pelayanan dan produk yang disediakan. Dengan begitu,
loyalitas pelanggan terhadap Alfamart akan meningkat.
6. Memudahkan pengambilan keputusan
Dengan PKM, Alfamart dapat melakukan perencanaan
persediaan yang lebih baik, sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan dalam hal pengisian stok dan
pengaturan harga produk.

b. Rumus PKM Alfamart


PKM (Penentuan Kuantitas Maksimum) suatu toko di Alfamart
ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti Lead
Time, Safety Stock, Minor (Minimum Order), dan faktor-faktor lain
yang terkait dengan ketersediaan dan permintaan barang di toko.
Adapun rumus PKM Alfamart adalah sebagai berikut :

Rumus PKM : AVG Sales Qty / Day (Lead Time + Safety Stock ) +
Minor
AVG
Sales adalah rata-rata penjualan perharinya yaitu total penjualan:jumlah hari kerja.
Contoh: total penjualan item a dari tanggal 1-10 adalah 100 berarti 100:10=10pcs
c. Arti Dalam Faktor-Faktor Penentu PKM
1) Lead Time: Merupakan waktu yang dibutuhkan dari saat memesan
suatu barang hingga barang tersebut diterima. Lead time dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jarak antara supplier dan
toko, waktu pengiriman, serta proses penerimaan dan penyimpanan
barang. Dalam PKM Alfamart, lead time digunakan untuk
menghitung kuantitas maksimum barang yang perlu dipesan agar
stok barang di toko tetap mencukupi.

2) Safety Stock: Merupakan jumlah stok tambahan yang disimpan di


toko sebagai cadangan untuk mengantisipasi permintaan yang tidak
terduga atau ketidakpastian dalam proses pengiriman barang dari
supplier. Jumlah safety stock biasanya ditentukan berdasarkan
analisis permintaan historis dan tingkat ketidakpastian dalam
proses pengiriman barang.

3) Minor (Minimum Order): Merupakan jumlah minimum pesanan


yang dapat diterima oleh supplier. Dalam PKM Alfamart, minor
digunakan sebagai salah satu faktor dalam menghitung kuantitas
maksimum barang yang perlu dipesan agar stok barang di toko
tetap mencukupi. Jumlah minor dapat bervariasi tergantung pada
supplier dan jenis barang yang dipesan.

Dengan memperhitungkan faktor-faktor di atas secara tepat,


Alfamart dapat meminimalkan risiko kekurangan stok dan kelebihan stok
di toko, sehingga dapat memaksimalkan efisiensi dan keuntungan dalam
operasional bisnisnya.

B. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah lampiran tabel penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai acuan dan referensi penulis untuk menghindari duplikasi dan
penelitian yang sama yang dibuat oleh peneliti sebelumnya.
No. Peneliti dan tahun Judul Hasil penelitian
1. Didi Nur Budi ANALISIS Alfamart SAT. Kaligangsa
PENGENDALIAN
Yanto, tahun 2020 INTERNAL ATAS Kulon Brebes selalu
PERSEDIAAN melakukan pencatatan pada
BARANG DAGANG
BERDASARKAN persediaan dan terdapat
COSO SMALL dokumen atau kartu stok,
BUSINESS PADA
ALFAMART karena Alfamart Kaligangsa
SAT.KALIGANGHS
A KULON BREBES. Kulon Brebes adalah toko
dari Perusahaan PT Sumber
Alfaria yang sudah
dilengkapi dengan system
yang cukup baik berdasarkan
COSO Framework,akan
tetapi dalam pelaksanaannya
pada Alfamart SAT.
Kaligangsa Kulon Brebes
kurang efektif. Sehingga
setelah dilakukan SO atau
pengecekan kembali banyak
persediaan tidak ditemukan
fisiknya atau hilang.
2. Lisa Erlia Ningsih, PENGARUH SISTEM Berdasarkan hasil penelitian
tahun 2018 PENGENDALIAN yang dilakukan di tiga outlet
INTERNAL alfamart tentang pengaruh
TERHADAP SPI terhadap persediaan,
PERSEDIAAN udari uji hipotesis
BARANG DAGANG menunjukkan besaran
DI PT.SUMBER pengaruh signifikan yang
ALFARIA berbeda di setiap
TRIJAYA,TBK outletnya,yakni : 1. Outlet
(STUDI KASUS Masjid raya perbatasan
PADA TIGA Makassar – Gowa, besar
OUTLET DI pengaruh yang dihasilkan
MAKASSAR) yakni 93,4%. 2. Outlet
Bolevard besar pengaruh SPI
terhadap persediaan adalah
75,2 %. 3. Outlet Phinisi DC,
besar pengaruh yang
dihasilkan adalah 28,5 %.
3. ROSYANA, tahun ANALISIS SISTEM Berdasarkan hasil penelitian
2017 DAN PROSEDUR dan pembahasan mengenai
PERSEDIAAN analisis sistem dan prosedur
BARANG DAGANG persediaan barang dagang
PADA CAHAYA serta melakukan analisi data
LIMBUNG MART dengan dilandasi teori yang
KABUPATEN relevan dengan masalah yang
GOWA diteliti pada Cahaya
Limbung Mart , penulis
dapat mengambil suatu
kesimpulan sebagai berikut :
Pelaksanaan pengendalian
internal yang diterapkan
pada Cahaya Limbung Mart
telah efektif, kesimpulan ini
didukung oleh: a.
Lingkungan pengendalian
dinilai memadai karena
adanyanilai integritas dan
etika dan kejujuran karyawan
dalam bekerja. Struktur
organisasi dan uraian tugas
yang jelas,pelimpahan
wewenang dan tanggung
jawab yang sesuai dengan
setiap unit kerja perusahaan,
serta adanya kebijakan dan
praktik sumber daya
manusia. b. Penilaian risiko
yang memadai, hal ini dilihat
dari adanya antisipasi dari
pihak perusahaan dalam
menghadapi lingkungan
operasi dengan melakukan
perubahan secra struktural,
sistem informasi secra
komputerisasi menghasilkan
data-data yang lengkap,
akurat, dan tepat waktu, serta
pembinaan hubungan yang
baik dengan pelanggan dan
supplier untuk tetap
mencapai pertumbuhan
usaha. c. Aktivitas
pengendalian dilakukan
secara memadai yaitu
ditandai dengan adanya
pengawasan langsung dan
terdapatnya pemisahan 69
tugas yang cukup dalam
kegiatan pengelolaan
persediaan barang dagangan,
penetuan fungsi yang
memberikan otorisasi pada
setiap transaksi yang terjadi,
dokumen dan catatan yang
memadai dibuat untuk
menyediakan data yang
dapat diandalkan,
terdapatnya pengendalian
fisik atas aktiva dan catatan,
serta adanya evaluasi kinerja
untuk menguji apakah
transaksi yang berkaitan
dengan persediaan barang
dagangan sudah memadai. d.
Informasi dan komunikasi
dinilai memadai, karena
adanya laporanlaporan
mengenai aktivitas
pengelolaan persediaan
barang dagangan yang
diperliukan oleh pimpinan
disajikan untuk
mengindentifikasi tindakan
yang harus
dilakukan.kendala-kendala
yang dihadapi harus
dikomunikasikan untuk
mencapai penyelesaian yang
baik. e. Pemantauan
dilaksanakan melalui
pengawasan yang dilakukan
oleh masing-masing bagian
dan supervisor dibidangnya
masing-masing selalu
dilaporkan pada pimpinan
masing-masing.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat pada Alfamart cabang Parung yang
beralamat di Jl. Serpong Parung No.57, Waru, Kecamatan Gn. Sindur,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16340. Dimana penelitian ini dilaksanakan
mulai pada 5 Oktober 2023 hingga 5 Maret 2024.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Data Kualitatif
Data kualitatif, dalam hal ini data yang diperoleh penulis dalam
penelitian yaitu Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek alamiah,dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono,
2005)
2. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau Data yang
diangkakan (scoring). Jadi data Kuantitatif merupakan data yang
memiliki kecenderungan dapat dianalisis dengan cara atau teknik
statistik (Sugiyono,2015)

Anda mungkin juga menyukai