Anda di halaman 1dari 119

PENGARUH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)

DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PADA PT. ANUGRAH ANALISIS SEMPURNA

SKRIPSI

Oleh :

NAMA : INDIRA MEILITA


NIM : 3013181087
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA
2020
PENGARUH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT. ANUGRAH ANALISIS SEMPURNA

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi : Manajemen

Oleh :

NAMA : INDIRA MEILITA


NIM : 3013181087
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA
2020
i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : INDIRA MEILITA

NIM : 3013181087

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PENGARUH


KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ANUGRAH ANALISIS
SEMPURNA adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip
maupun di rujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Jakarta, Juni 2020

Tanda Tangan

Indira Meilita

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


ii

HALAMAN PERSETUJUAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MH. THAMRIN

TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI :
PENGARUH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ANUGRAH ANALISIS
SEMPURNA

DISUSUN OLEH :
NAMA : INDIRA MEILITA
NIM : 3013181087
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Telah di periksa dan di setujui untuk di ajukan dan di pertahankan


dalam Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH Thamrin
Jakarta, 22 Juni 2020

Dosen Pembimbing

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

(Hasan Basri, SE, MM) (Drs. Abdul Rahim Diar, M.M)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas MH. Thamrin

(Helena Louise P, SE.,M.M)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


iii

HALAMAN PENGESAHAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MH. THAMRIN

TANDA PENGESAHAN TIM PENGUJI

Pada hari ini Rabu, 8 Juli 2020 telah di laksanakan ujian skripsi untuk memenuhi
persyaratan menyelesaikan studi jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1) Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH Thamrin
NAMA : INDIRA MEILITA
NIM : 3013181087
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI :

PENGARUH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN


KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ANUGRAH ANALISIS
SEMPURNA

Telah dinyatakan LULUS Ujian Skripsi


Jakarta, 8 Juli 2020
Tim Penguji :
Ketua : ( …………………………..)

Anggota : ( …………………………..)

Anggota : ( …………………………..)

Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas MH Thamrin

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


iv

(Mansur Sapparang, SE, MM)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sukses bukanlah tentang berapa uang yang bisa kamu hasilkan, tetapi
seberapa besar perubahan yang bisa kamu buat dalam kehidupan orang lain”
(Michelle Obama)

“Kupersembahkan skripsi ini kepada :


Papa dan Mama ku tercinta
Saudara – saudara tersayang
Para pendidik ku yang sangat ku hormati
Teman-teman dan almamater.”

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini tepat pada waktunya.

Sebagaimana ketentuan yang berlaku di Universitas MH Thamrin Jakarta,

bahwa mahasiswa tingkat akhir diharuskan menyusun dan memaparkan Proposal

sebagai salah satu persyaratan penyelesaian pendidikan Universitas MH Thamrin

Program S1.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan

penyusunan pelaporan Proposal, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, SKM, M.Comm Health, Selaku Rektor

Universitas Mohammad Husni Thamrin

2. Mansur Sapparang, S.E., M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Mohammad Husni Thamrin

3. Drs. Abdul Rahim Diar, M.M, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Mohammad Husni Thamrin

4. Helena Louise P, S.E., M.M, selaku Kepala Program Studi Manajemen

Universitas Mohammad Husni Thamrin

5. Hasan Basri S.E, M.M, selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Universitas Mohammad Husni Thamrin

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


vii

6. Herni Pujiati, SE., M.M, selaku dosen pembimbing teknis yang menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan

skripsi ini dari aspek teknis.

7. Kepada seluruh dosen Universitas Mohammad Husni Thamrin yang telah

mengajarkan penulis banyak ilmu pengetahuan.

8. Kepada Karyawan PT. Anugrah Analisis Sempurna

9. Kepada Karyawan PT. Anugrah Global Superintending

10. Kepada kedua Orang Tuaku tercinta.

11. Kepada seluruh teman-teman mahasiswa/i Universitas Mohammad Husni

Thamrin

12. Kepada sahabat-sahabatku tercinta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Skripsi ini masih banyak

kekurangan, baik isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak demi perkembangan positif

bagi penulis.

Demikian Proposal Skripsi ini penulis susun, semoga dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih.

Jakarta, Juni 2020

Indira Meilita
Penulis

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH. Thamrin,
saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Indira Meilita
NIM : 3013181087
Program Studi : Manajemen
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MH. Thamrin Hak Bebas Royalti Non-
Ekslisif
(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENGARUH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.
ANUGRAH ANALISIS SEMPURNA”, beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas MH. Thamrin berhak menyimpan, mengalihmedia / format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat : Jakarta

Pada tanggal : 8 Juli 2020

Yang menyatakan

(Indira Meilita)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


ix

ABSTRAK

Indira Meilita (3013181087)


Pengaruh Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Anugrah Analisis Sempurna Depok
xiv + 96 hlmn + lampiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesehatan keselamatan


kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Anugrah Analisis
Sempurna, Depok. Adapun jumlah responden yaitu 86 karyawan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan software
SPSS (Statistical Packages For The Social Sciences) 23.0 for Windows. Teknik
analisis menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat
terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik serta uji F untuk menguji
koefisien regresi secara parsial dan simultan, uji validitas, uji reliabilitas, serta uji
asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi
dan uji heterokedastisitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
antara variabel kesehatan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan. Hal
tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil (uji t) dengan nilai
t-hitung > t-tabel yaitu sebesar 3,664 > 1,663 dan tingkat signifikansi < 0.05 yaitu
0,000 < 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Kemudian terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara variabel lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil (uji t)
dengan nilai t-hitung > t-tabel yaitu sebesar 8,160 > 1,663 dan tingkat signifikansi
< 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Dan
secara bersama-sama terdapat pengaruh antara kesehatan keselamatan kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dalam dilihat
berdasarkan hasil uji F dengan nilai F-hitung > F-tabel yaitu sebesar 88,025 >
3,11 dan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,000 < 0,05.

Kata Kunci : Kesehatan Keselamtan Kerja, Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan

Jakarta, Juni 2020

Indira Meilita

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


x

ABSTRACT

Indira Meilita (3013181087)


The Impact of Occupational Safety Health and The Work Environment To
Employees Performance in PT. Anugrah Analisis Sempurna Depok
xiv + 96 pages + attachment

The purposes of this research is to know the impact of Occupational Safety


Health and The Work Environment To Employees Performance in PT. Anugrah
Analisis Sempurna Depok. The respondent is 86 employess in PT. Anugrah
Analisis Sempurna Depok.
The analysis used in this research is using SPSS (Statistical Packages For
The Social Sciences) 23.0 for Windows. The analysis technique uses multiple
regression analysis with the least squares equation and hypothesis testing using t-
statistics and F test to test the regression coefficients partially and
simultaneously, validity, reliability and classic assumption tests which include
normality test, multicolonierity test, autocorrelation test and heteroscedasticity
test.
The results showed that there was a positive and significant influence
between occupational safety health variables against employee performance. It
can be seen based on the results (Test T) with the value t-calculate > t-table is
3,664 > 1,663 and the significance rate of < 0,05 is 0,000 < 0,05 which means
that Ha is accepted and H0 is rejected. Then there is a positive and significant
influence between the working environment variables affecting the employee's
performance. It can be seen based on the results (Test T) with t-count value of >
t-table which is 8,160 > 1,663 and the significance rate of < 0,05 is 0,000 < 0,05
which means that Ha accepted and H0 rejected. And together there is an influence
between occupational health safety and occupational environment to employee
performance. It is in view based on the test result F with the value F-Calculate >
F-table which is 88,025 > 3,11 and significance level is 0,000 < 0,05.

Keywords : Occupational Safety Health, Working Environment, Employee


Performance

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


xi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS....................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Perumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................5
D. Manfaat Penelitian................................................................................5
E. Sistematika Penulisan............................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................8


A. Tinjauan Pustaka...................................................................................8
B. Penelitian Terdahulu...........................................................................44
C. Kerangka Pemikiran............................................................................50
D. Hipotesis..............................................................................................51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................52


A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................52
B. Metode Penelitian................................................................................52

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


xii

C. Populasi dan Sampel...........................................................................53


D. Variabel Penelitian..............................................................................55
E. Pengumpulan Instrumen Penelitian.....................................................55
F. Definisi Operasional Variabel.............................................................56
G. Teknik Pengumpulan Data..................................................................59
H. Teknik Analisis Data...........................................................................61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................71


A. Deskripsi Obyek Penelitian.................................................................71
B. Analisis Data dan Pembahasan...........................................................77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................96


A. Kesimpulan.........................................................................................96
B. Saran-saran..........................................................................................97

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................99
LAMPIRAN........................................................................................................101

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu....................................................................45

Tabel II.2 Penelitian Terdahulu....................................................................46

Tabel II.3 Penelitian Terdahulu....................................................................47

Tabel II.4 Penelitian Terdahulu....................................................................48

Tabel II.5 Penelitian Terdahulu....................................................................49

Tabel III.1 Skala Likert..................................................................................56

Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel.....................................................56

Tabel IV.1 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin................................78

Tabel IV.2 Jumlah Responden Menurut Umur..............................................78

Tabel IV.3 Jumlah Responden Menurut Pendidikan.....................................79

Tabel IV.4 Jumlah Responden Menurut Lama / Masa Kerja........................80

Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas.......................................................................81

Tabel IV.6 Hasil Uji Reliabilitas...................................................................83

Tabel IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas...........................................................85

Tabel IV.8 Hasil Uji Autokorelasi.................................................................86

Tabel IV.9 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda...........................................87

Tabel IV.10 Hasil Uji Parsial (Uji t)..............................................................89

Tabel IV.11 Hasil Uji Simultan (Uji F)...........................................................92

Tabel IV.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi.................................................94

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran...................................................................50

Gambar IV.1 Struktur Organisasi....................................................................77

Gambar IV.2 Hasil Uji Normalitas..................................................................84

Gambar IV.3 Hasil Uji Heterokedastisitas......................................................85

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


xv

DAFTAR LAMPIRAN

A. Kuesioner Penelitian

B. Hasil Kuesioner Variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (X1)

C. Hasil Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja (X2)

D. Hasil Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan (Y)

E. Hasil Uji Validitas Variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (X1)

F. Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X2)

G. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan (Y)

H. Hasil Uji Reliabilitas

I. Hasil Uji Normalitas

J. Hasil Uji Heterokedastisitas

K. Hasil Uji Multikolinieritas

L. Hasil Uji Autokorelasi

M. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

N. Hasil Uji Koefisien Determinasi

O. Tabel R

P. Tabel t

Q. Tabel DW

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan suatu bisnis, perusahaan akan berupaya dan

berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi

dengan meningkatnya pendapatan, sejalan pula dengan meningkatnya

kesejahteraan para karyawan. Sumber daya manusia merupakan salah satu

faktor paling penting yang sangat berperan dalam menghasilkan suatu

barang atau jasa yang berkualitas. Pengelolaan sumber daya manusia

merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Salah satu

faktor penting dalam menopang eksistensi perusahaan dalam memajukan

kualitas dan manajemen kinerja adalah penguasaan kompetensi yang

dimiliki oleh sumber daya manusia. Untuk dapat memberikan tenaga yang

profesional, kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh

perusahaan tersebut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja

tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat

sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global.

Manajemen sumber daya manusia adalah aktifitas yang dilakukan

untuk merangsang, mengembangkan, memotivasi dan memelihara kinerja

yang tinggi dalam organisasi. Karyawan tidak lepas dari masalah yang

berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja sewaktu bekerja, dengan

menjamin kesehatan dan keselamatan kerja dapat menumbuhkan kinerja

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


2

pada karyawan. Perusahaan berupaya untuk meningkatkan kinerja seluruh

karyawannya agar mampu bersaing dengan perusahaan lain karena dapat

menghasilkan suatu barang atau jasa dengan cara yang lebih efisiensi.

Kinerja merupakan tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

secara periode tertentu di dalam melaksanakan tugas. Hal ini dapat tercapai

apabila perusahaan selalu memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan

kerja (K3) karena hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan. Terjadinya

kecelakaan atau penyakit kerja dapat berakibat kematian, atau karyawan

bisa mengalami cacat atau sakit sementara dan tidak bisa bekerja, maka

karyawan yang bersangkutan tidak mampu lagi bekerja dengan baik atau

tingakt produktivitas kerjanya akan mengalami penurunan dibanding waktu

sehat. Oleh sebab itu, perlu sistem pemberian kompensasi akibat kecelakaan

dan penyakit kerja karena itu akan menumbuhkan semangat kerja dan

meningkatkan kinerja karyawan.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan Hak Asasi Manusia

(HAM). Untuk itu kesadaran mengenai pentingnya kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) harus selalu digugah, diingatkan, serta

dibudidayakan dikalangan para pekerja. Pemahaman dan pelaksanaan K3

diperusahaan sangat diperlukan, terutama dalam perbaikan syarat-syarat

kerja. Hal ini berkaitan dengan masalah perlindungan tenaga kerja terhadap

kecelakaan kerja, guna meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan

kerja, perlu pemahaman dan pelaksanaan kesehatan keselamatan kerja (K3)

secara baik dan benar. Sekarang ini, masalah kesehatan dan keselamatan

kerja di Indonesia masih sering diabaikan, hal ini dapat dilihat dari masih

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


3

tingginya angka kecelakaan kerja. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan,

dari Januari hingga Agustus 2017, angka kecelakaan kerja mencapai 80.392

kasus. Di tahun 2016, angka kecelakaan kerja mencapai 105.182 kasus yang

mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya mencapai 110.285

kasus. Meski angka kecelakaan kerja mengalami penurunan, namun perlu

perhatian serius untuk peningkatanK3. Kesehatan keselamatan kerja yang

baik dan lingkungan kerja yang aman serta menciptakan kepuasan kerja

karyawan di dalam organisasi dengan harapan yaitu untuk meningkatkan

kinerja karyawan adalah menjadi suatu faktor pendukung berjalannya

sebuah organisasi.

Selain kesehatan dan keselamatan kerja (K3) faktor lain yang

mempengaruhi kinerja karyawanyaitu lingkungan kerja. Untuk

meningkatkan kinerja karyawan agar dapat berkualitas dan bekerja dengan

baik salah satu faktor terpenting yaitu lingkungan kerja tempat karyawan

tersebut bekerja. Lingkungan kerja adalah kondisi-kondisi material dan

psikologis yang ada dalam organisasi. Maka dari itu perusahaan harus

menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik (tata

ruang yang nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik,

warna, penerangan yang cukup), serta lingkungan non fisik (suasana kerja

karyawan, kesejahteraan karyawan, hubungan antar sesama karyawan,

hubungan antar karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah).

Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga

karyawan memiliki semangat bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan.

Lingkungan kerja yang berada di sekitar karyawan perlu diperhatikan agar

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


4

membawa dampak yang baik bagi kinerja seseorang. Lingkungan kerja yang

aman dan sehat akan membawa dampak yang positif bagi orang-orang yang

berada di dalamnya. Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat akan

meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja

yang lebih berkomitmen, menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi,

fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan, serta rasio seleksi tenaga

kerja yang lebih baik karena naiknya citra perusahaan.

Dalam studi awal penulis menyadari betapa pentingnya pengaruh dari

kinerja karyawan yaitu kesehatan keselamatan kerja (K3) dan lingkungan

kerja, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada karyawan

PT. Anugrah Analisis Sempurna dengan judul “Pengaruh Kesehatan

Kesalamatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Anugrah Analisis Sempurna”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kesehatan keselamatan kerja (K3) berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT. Anugrah Analisis Sempurna ?

2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

PT. Anugrah Analisis Sempurna ?

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


5

3. Apakah kesehatan keselamatan kerja (K3) dan lingkungan kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Anugrah Analisis

Sempurna?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan keselamatan kerja (K3) terhadap

kinerja karyawan pada PT. Anugrah Analisis Sempurna

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan pada PT. Anugrah Analisis Sempurna

3. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan keselamatan kerja (K3) dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Anugrah Analisis

Sempurna

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak antara lain :

1. Bagi Penulis

Sarana untuk memperluas wawasan yang lebih mendalam dan

menganalisis masalah-masalah aktual yang terjadi khususnya yang

berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


6

2. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi dan masukan kepada PT. Anugrah Analisis

Sempurna bahwa terdapat pengaruh kesehatan keselamatan kerja (K3)

dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

3. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai dokumen ilmiah pada permasalahan yang

sama atau sebagai sumbangan referensi yang memperkaya ilmu

pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya manajemen sumber

daya manusia

E. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan dan penganalisaannya

diklasifikasikan secara sistematis ke dalam 3 (tiga) Bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis secara singkat mengemukakan tentang

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis mengemukakan berbagai referensi teori

yang mendukung pembuatan proposal ini, yaitu mengenai :

Pengertian Manajemen, Unsur-unsur Manajemen, Pengertian

Manajemen Sumber Daya Manusia, Fungsi Manajemen

Sumber Daya Manusia, Tujuan Manajemen Sumber Daya

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


7

Manusia, Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), Tujuan

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), Indikator

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), Lingkungan Kerja,

Indikator Lingkungan Kerja, Etika di Lingkungan Kerja,

Manfaat Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan, Faktor Kinerja

Karyawan, Indikator Kinerja Karyawan, Pelaksanaan Kinerja

Karyawan, Penilaian Kinerja Karyawan, Manfaat Penilaian

Kinerja Karyawan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang metodologi penelitian yang

dilakukan oleh penulis, yaitu Tempat Dan Waktu Penelitian,

Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian,

Pengumpulan Instrumen Penelitian, Defisini Operasional

Variabel, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan

pembahasan yang dilakukan oleh penulis, yaitu Deskripsi

Obyek Penelitian dan Analisis Data dan Pembahasan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang semua kegiatan yang

dilakukan dalam penelitian dijelaskan secara ringkas

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Menurut Haiman dalam R. Soepomo menyatakan manajemen

adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang

lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan

bersama. (2018:1).

Menurut George R. Terry dalam R. Soepomo menyetakan

manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri atas tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya. (2018:3)

Menurut Malayu Hasibuan dalam R. Soepomo menyatakan

bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (2018:2)

b. Unsur-unsur Manajemen
9

Menurut R. Soepomo unsur-unsur manajemen terdiri dari :

1) Man

Tenaga kerja (sumber daya manusia) baik tenaga kerja di level

pimpinan maupun tenaga kerja di level operasional/pelaksana

2) Money

Uang yang dibutuhkan untuk operasional organisasi untuk

mencapai suatu tujuan yang diinginkan

3) Methods

Cara-cara yang dipergunakan dalam menjalankan organisasi

untuk mencapai suatu tujuan

4) Materials

Bahan-bahan yang diperlukan pada organisasi untuk mencapai

suatu tujuan

5) Machines

Mesin-mesin / alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan pada

organisasi tertentu untuk mencapai tujuan

6) Market

Pasar untuk menjual barang / jasa yang dihasilkan oleh

organisasi

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


10

Menurut Eka Widia Faida (2019:2) mengemukakan bahwa

manajemen sumber daya manusia (human resourcesmanagement)

adalah rangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan untuk

menarik, mengembangkan dan mempertahankan tenaga kerja yang

efektif.

Menurut Kasmir (2019:6) mengemukakan bahwa manajemen

sumber daya manusia adalah proses pengolahan manusia melalui

perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan,

pemberian kompensasi, karier, keselamatan dan kesehatan serta

menjaga hubungan industrial sampai pemutusan hubungan kerja

guna mencapai tujuan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan

stakeholder.

Menurut Simamora dalam Edy Sutrisno (2019:5) manajemen

sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan,

penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota

organisasi atau kelompok pekerja.

Menurut A.F Stoner dalam Lijan Poltak Simambela (2018:8)

mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah

suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok

suatu organisasi atau organisasi dengan orang-orang yang tepat

untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat

organisasi memerlukannya.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


11

Menurut Sihotang dalam Lijan Poltak Simambela (2018:8)

mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah

keseluruhan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan terhadap kegiatan pengadaan seleksi, pelatihan,

penempatan, pemberian kompensasi, pengembangan,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM untuk

tercapainya berbagai tujuan individu, masyarakat, pelanggan,

pemerintah dan organisasi yang bersangkutan.

Menurut Raymond Noe, John Hollenbeck, Barry Gerhart ,

Patrick Wright (2015:42) mengemukakan bahwa Manajemen

Sumber Daya Manusia adalah kebijakan, praktik dan sistem yang

mempengaruhi sikap dan kinerja perilaku karyawan.

b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Kasmir (2019:14) fungsi manajemen sumber daya

manusia terdiri dari :

1) Analisis jabatan (Job Analysis)

2) Perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Planning)

3) Penarikan pegawai (Recruitment)

4) Seleksi (Selection)

5) Pelatihan dan pengembangan (Training and Development)

6) Evaluasi kinerja (Performance Evaluation)

7) Kompensasi (Compensation)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


12

8) Jenjang karir (Career Path)

9) Keselamatan dan kesehatan (Safety and Health)

10) Hubungan industrial (Industrial Relation)

11) Pemutusan hubungan kerja (Separation)

Menurut Edy Sutrisno (2019:9) fungsi manajemen sumber

daya manusia adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan

Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan

tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara

efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai

dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi,

wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bentuk bagan

organisasi.

3) Pengarahan dan Pengadaan

Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada pegawai,

agar mau kerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam

membantu tercapainya tujuan organisasi.

4) Pengendalian

Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar

menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan

rencana.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


13

5) Pengembangan

Pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan

teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai melalui

pendidikan dan pelatihan.

6) Kompensasi

Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa

uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang

diberikan kepada organisasi.

7) Pengintegrasian

Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai, agar tercipta

kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan

8) Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas, agar mereka

tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

9) Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk

menaati peraturan organisasi dan norma sosial.

10) Pemberhentian

Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang

pegawai dari suatu organisasi.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


14

c. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Cushway dalam Edy Sutrisno (2019:7) tujuan

manajemen sumber daya manusia meliputi :

1) Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan

sumber daya manusia untuk memastikan bahwa organisasi

memiliki pekerja yang bermotivasi dan berkinerja yang tinggi,

memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi perubahan dan

memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal

2) Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan

prosedur sumber daya manusia yang memungkinkan organisasi

mampu mencapai tujuannya

3) Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi

dan strategi khususnya yang berkaitan dengan implikasi

sumber daya manusia

4) Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer

lini mencapai tujuannya

5) Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan

antar pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka tidak

menghambat organisasi dalam mencapai tujuan

6) Menyediakan media komunikasi antar pekerja dan manajemen

organisasi

7) Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai

tambah manajemen sumber daya manusia

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


15

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan kerja menurut Suma’mur dalam Eka Wilda Faida

(2019:4) adalah spesialis dalam ilmu kesehatan / kedokteran beserta

prakteknya, agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan

setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-

usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit / gangguan-

gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan

lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Kesehatan kerja menurut Harrington and Gill dalam Eka Wilda

Faida (2019:155) adalah Kesehatan kerja merupakan promosi dan

pemeliharan kesejahteraan fisik, mental dan sosial pekerja pada jabatan

apapun dengan sebaik-baiknya. Kesehatan kerja adalah ilmu yang

mempelajari hubungan antara pekerjaan dan kesehatan. Hubungan itu

dapat terjadi dua arah. Arah pertama adalah bagaimana pekerjaan

mempengaruhi kesehatan, sedangkan arah kedua adalah bagaimana

kesehatan mempengaruhi pekerjaan.

Kesehatan kerja menurut Lijan Poltak Simambela (2018:364)

adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial kesejahteraan pegawai

dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dan di

tempat kerjanya yang di indikasikan oleh ketiadaan penyakit atau

kelemahan.

Keselamatan kerja menurut Mondy dalam Eka Wilda Faida

(2019:156) adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


16

disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Risiko

keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan kebakaran, ketakutan listrik, terpotong, luka memar,

keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan

pendengaran.

Keselamatan kerja menurut Simanjuntak dalam Eka Wilda Faida

(2019:156) adalah kondisi keselamatan yang bebas dari risiko

kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang

kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan dan kondisi

pekerja.

Keselamatan kerja menurut Lijan Poltak Simambela (2018:362)

adalah situasi dan kondisi yang dapat menjamin pencegahan setiap

ketidaknyamanan dalam melaksanakan pekerjaan sehingga pegawai

dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan nyaman.

Menurut Mangkunegara dalam Lijan Poltak Simambela

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) (2018:365) adalah suatu pemikiran

dan upaya menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah

maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan

makmur.

Sedangkan menurut Lijan Poltak Simambela Kesehatan

Keselamatan Kerja (K3) (2018:366) adalah suatu kondisi dalam

pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, maupun

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


17

bagi masyarakat dan lingkungan sekitar organisasi atau tempat kerja

tersebut, sehingga pegawai dapat melakukan pekerjaannya dengan

tenang dan motivasi yang tinggi

OHSAS 18001 menyatakan bahwa (2015:10) kesehatan dan

keselamatan kerja adalah kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang

berdampak atau dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan

karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja kontrak dan personel

kontraktor atau orang lain) di tempat kerja.

a. Tujuan Kesehatan Keselamatan Kerja

Setiap kegiatan perusahaan memiliki tujuan tertentu untuk

meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh.

Dengan begitu, perusahaan harus menjunjung tinggi kesehatan

keselamatan kerja karyawan.

Menurut Eka Wilda Faida (2019:157) tujuan kesehatan kerja

adalah :

1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan

kecelakaan-kecelakaan akibat kerja

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja

3) Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga

kerja

4) Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan

serta kenikmatan kerja

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


18

5) Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar

terhindar dan bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan

oleh perusahaan tersebut

6) Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang

mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan

Menurut Sudjan Manulang dalam Eka Wilda Faida (2019:158)

tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

1) Menjaga keselamatan para karyawan agar bisa tetap bekerja

demi kesejahteraan hidup dan meningkatkan perekonomian

nasional

2) Menjamin keselamatan orang yang memasuki atau berada di

lingkungan tempat kerja

3) Memelihara sumber produksi (seperti mesin produksi, dsb)

agar digunakan secara aman dan seefektif mungkin

Menurut Mangkunegara dalam Lijan Poltak Simambela

(2018:368) tujuan kesehatan keselamatan kerja (K3) adalah :

1) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis

2) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan

sebaik-baiknya dan seselektif mungkin

3) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


19

4) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan gizi pegawai

5) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan

partisipasi kerja

6) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja

7) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam

bekerja

Menurut Kasmir (2019:269) tujuan kesehatan keselamatan

kerja (K3) adalah :

1) Membuat karyawan merasa aman

2) Memperlancar proses kerja

3) Agar karyawan berhati-hati dalam bekerja

4) Mematuhi aturan dan rambu-rambu kerja

5) Tidak mengganggu proses kerja

6) Menekan biaya

7) Menghindari kecelakaan kerja

8) Menghindari tuntutan dari pihak-pihak tertentu

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kesehatan Keselamatan

Kerja (K3)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


20

Kesehatan kerja karyawan dapat dipengaruhi beberapa faktor.

Perusahaan juga harus mengelola faktor-faktor penyebab tersebut,

sehingga kesehatan karyawan tetap terjaga. Menurut Kasmir

(2019:277) berikut ini faktor-faktor yang sering mempengaruhi

kesehatan kerja karyawan yaitu :

1) Udara

Maksudnya adalah kondisi udara di ruangan tempat bekerja

harus membuat karyawan tenang dan nyaman. Misalnya di

dalam ruangan tertutup tentu perlu diberikan pendingin

ruangan yang cukup. Demikian pula di ruangan yang terbuka

seperti pabrik juga kualitas udara harus dikelola secara baik.

Kualitas udara di ruangan sangat mempengaruhi kesehatan

karyawan seperti panas atau berdebu. Solusi yang perlu

diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup mulut

untuk kondisi udara yang berdebu. Demikian pula untuk udara

yang terlalu panas harus diberikan pendingin yang cukup.

Dengan kualitas udara yang baik maka karyawan akan selalu

sehat, demikian pula sebaliknya jika kualitas udara kurang baik

akan mengakibatkan kesehatan karyawan menjadi terganggu.

2) Cahaya

Kualitas cahaya di ruangan juga akan sangat mempengaruhi

kesehatan karyawan. Pada ruangan yang terlalu gelap atau

cahayanya kurang tentu akan merusak kesehatan karyawan,

terutama kesehatan mata. Demikian pula jika terlalu banyak

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


21

cahaya (membuat silau) yang membahayakan kesehatan harus

segera diatasi. Oleh karena faktor pencahayaan perlu

diperhatikan agar kesehatan karyawan juga terjamin, terutama

mata.

3) Kebisingan

Artinya suara yang ada di dalam suatu ruangan atau lokasi

bekerja. Ruangan yang terlalu berisik atau bising tentu akan

mempengaruhi kualitas pendengaran. Untuk itu perlu

dibuatkan ruangan yang kedap suara atau disediakan penutup

telinga sehingga pendengaran karyawan tidak terganggu.

4) Aroma berbau

Maksudnya untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang

sedap maka kesehatan akan sangat terganggu. Aroma yang

dikeluarkan dari zat-zat tertentu yang membahayakan,

misalnya zat kimia akan mempengaruhi kesehatan karyawan.

Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker agar terhindar dari

bau yang kurang sedap atau membahayakan tersebut

5) Layout ruangan

Tata letak ruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan,

misalnya tata letak kursi, meja serta peralatan lainnya. Oleh

karena itu, agar karyawan tetap sehat faktor layout ruangan

perlu diperhatikan misalnya penempatan tempat pembuangan

limbah atau sampah.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


22

Menurut Kasmir (2019:274) berikut ini akan diuraikan

faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja karyawan

yaitu :

1) Kelengkapan peralatan kerja

Maksudnya adalah bahwa peralatan keselamatan kerja yang

lengkap sangat diperlukan. Artinya makin lengkap peralatan

keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja

makin baik. Demikian pula sebaliknya jika perlengkapan

keselamatan kerja tidak lengkap atau kurang, maka

keselamatan kerja juga ikut tidak terjamin.

2) Kualitas peralatan kerja

Artinya disamping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga

harus diperhatikan kualitas dari perlengkapan keselamatan

kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan kerja akan

mempengaruhi keselamatan kerja itu sendiri. Makin tidak

berkualitas perlengkapan keselamatan kerja, maka keselamatan

kerja karyawan makin tidak terjamin. Guna meningkatkan

kualitas perlengkapan kerja, maka diperlukan pemeliharaan

perlengkapan secara terus-menerus.

3) Kedisiplinan karyawan

Maksudnya hal yang berkaitan dengan perilaku karyawannya

dalam menggunakan peralatan keselamatan kerja. Karyawan

yang kurang disiplin dalam menggunakan perlengkapan

keselamatan kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


23

terjamin. Artinya timbul risiko kecelakaan makin besar dan

sering terjadi. Demikian pula sebaliknya bagi karyawan yang

disiplin, akan keselamatan kerjanya makin terjamin.

Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya dilakukan

pengawasan untuk menghindari lupa dan kelalaian karyawan.

4) Ketegasan pemimpin

Maksudnya dalam hal ini ketegasan pimpinan dalam

menerapkan aturan penggunaan peralatan keselamatan kerja.

Makin tidak disiplinnya pimpinan untuk mengawasi dan

menindak anak buahnya yang melanggar ketentuan

digunakannya perlengkapan kerja maka akan berpengaruh

terhadap keselamatan kerja karyawan. Karena pimpinan yang

tegas akan mempengaruhi karyawan untuk menggunakan

perlengkapan keselamatan kerja, demikian pula sebaliknya jika

pimpinannya tidak tegas maka karyawan banyak yang

bertindak masa bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya

menjadi tidak terjamin

5) Semangat kerja

Artinya dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik

dan sempurna maka akan memberikan semangat kerja yang

tinggi. Hal ini disebabkan karyawan merasa nyaman dan aman

dalam bekerja. Demikian pula sebaliknya jika peralatan

keselamatan kerja yang tidak lengkap, tidak baik dan tidak

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


24

sempurna maka semangat kerja karyawannya juga akan

menurun

6) Motivasi kerja

Maksudnya sama dengan semangat kerja, motivasi karyawan

untuk bekerja juga akan kuat jika peralatan keselamatan kerja

yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula sebaliknya

jika peralatan keselamatan kerja yang tidak lengkap, tidak baik

dan tidak sempurna maka motivasi kerja karyawan juga akan

lemah.

7) Pengawasan

Artinya setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan

peralatan keselamatan kerja. Jika tidak diawasi banyak

karyawan yang melanggar. Hal ini tentu akan mempengaruhi

keselamatan kerjanya, terutama bagi mereka yang tidak

terawasi dengan baik. Pengawasan dapat dilakukan oleh

pimpinan atau menggunakan peralatan seperti CCTV di

tempat-tempat tertentu.

8) Umur alat kerja

Maksudnya umur dari peralatan kerja juga akan mempengaruhi

keselamatan kerja karyawan. Peralatan kerja yang sudah

melewati umur ekonomisnya maka akan membahayakan

keselamatan kerja karyawan, demikian pula sebaliknya. Oleh

karena itu, sebaiknya peralatan yang sudah lewat umur

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


25

ekonomisnya harus diganti dengan yang baru sekalipun masih

kelihatan baik.

Keberhasilan pelaksanaan kesehatan keselamatan kerja dapat

dipengaruhi dari berbagai faktor. Menurut Sedarmayanti (2013),

faktor yang mempengaruhi Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

adalah :

1) Kebersihan

Kebersihan merpakan syarat utama bagi pegawai agar tetap

sehat, dan pelaksanaannya tidak memerluakan banyak biaya.

Untuk menjaga kesehatan, semua ruangan hendaknya tetap

dalam keadaan bersih. Penumpukan abu dan kotoran tidak

boleh terjadi dan karenanya semua ruang kerja, gang dan

tangga harus dibersihkan tiap hari. Perlu disediakan tempat

sampah dalam jumlah yang cukup, bersih dan bebas hama,

tidak bocor dan dapat dibersihkan dengan mudah. Bahan

buangan dan sisa diupayakan disingkirkan di luar jam kerja

untuk menghindari resiko terhadap kesehatan.

2) Air minum dan kesehatan

Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur

hendaknya diperiksa dan harus disediakan secara cuma-cuma

dekat tempat kerja.

3) Urusan ruang kerja

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


26

Kerapihan dalam ruang kerja membantu pencapaian

produktivitas dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. Jika

jalan sempit dan tidakbebas dari tumpukan bahan dan

hambatan lain, maka waktu akan terbuang untuk menggeser

hambatan tersebut sewaktu bahan dibawa ke dan dari tempat

kerja atau mesin. Tempat penyimpanan harus diberi tanda dan

bahan disusun dalam tempat tertentu, serta diberi tanda

pengenal seperlunya.

4) Ventilasi, pemanas dan pendingin

Ventilasi yang menyeluruh perlu untuk kesehatan dan rasa

keserasian para pegawai, oleh karenanya merupakan faktor

yang mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh udara panas dan

akibatnya dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena

pegawai tiap kali harus pergi ke luar akibat “keadaan kerja

yang tidak tertahan”.

5) Tempat kerja, ruang kerja dan tempat duduk

Seorang pegawai tak mungkin bekerja jika baginya tidak

tersedia cukup tempat untuk bergerak tanpa mendapat

gangguan dari teman sekerjanya, gangguan dari mesin ataupun

dari tumpukan bahan. Dalam keadaan tertentu kepadatan

tempat kerja dapat berakibat buruk bagi kesehatan pegawai,

tetapi pada umumnya kepadatan termaksud menyangkut

masalah efisiensi kerja. Bekerja dengan berdiri terus-menerus

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


27

merupakan salah satu sebab merasa letih yang pada umumnya

dapat dihindari.

6) Pencegahan kecelakaan

Pencegahan kecelakaan harus diusahakan dengan meniadakan

penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab teknis atau

sebab yang datang dari manusia. Upaya ke arah itu terlampau

beraneka ragam untuk dibahas, yakni mencakup upaya

memenuhi peraturan dan standar teknis, antara lain meliputi

pengawasan dan pemeliharaan tingkat tinggi.

7) Pencegahan kebakaran

Kebakaran yang tidak terduga, kemungkinan terjadi di daerah

beriklim panas dan kering serta lingkungan industri tertentu.

Pencegahan kebakaran merupakan salah satu masalah untuk

semua yang bersangkutan dan perlu dilaksanakan dengan cepat

menurut peraturan pencegahan kebakaran, seperti larangan

merokok di tempat yang mudah timbul kebakaran dan lain-

lain. Pencegahan senatiasa lebih baik daripada memadamkan

kebakaran, tetapi harus ditekankan pentingnya peralatan dan

perlengkapan lainnya untuk pemadaman kebakaran, yang

harus dipelihara dalam keadaan baik. Manajemen dan

pengawas hendaknya diberitahu tentang apa yang seharusnya

dilakukan pegawai jika timbul kebakaran.

8) Gizi

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


28

Pembahasan lingkungan kerja tidak dapat lepas tanpa

menyinggung tentang masalah jumlah dan nilai gizi makanan

para pegawai. Di beberapa negara jumlah makanan pegawai

tiap hari hanya sedikit melebihi yang diperlukan badannya,

jadi hanya cukup untuk hidup dan sama sekali kurang untuk

dapat mengimbangi pengeluaran tenaga selama menjalankan

pekerjaan yang berat. Dalam keadaaan yang demikian tidak

dapat diharapkan bahwa pegawai akan sanggup menghasilkan

keluaran yang memerlukan energy berat, yang biasanyadapat

dihasilkan oleh pegawai yang sehat, cukup makan, lepas dari

kesulitan akibat iklim yang harus dihadapi.

9) Penerangan / cahaya, warna dan suara bising di tempat kerja

Pemanfaatan penerangan/cahaya dan warna di tempat kerja

dengan setepat-tepatnya mempunyai arti penting dalam

menunjang kesehatan dan keselamatan kerja. Kebisingan di

tempat kerja merupakan faktor yang perlu dicegah atau

dihilangkan karena dapat mengakibatkan kerusakan.

c. Indikator Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Menurut Jakson, et al. dalam Devi Nurmalita Sari (2017:83)

terdapat dimensi dan indikator pada keselamatan dan kesehatan

kerja yaitu :

1) Mengawasi tingkat keselamatan dan kesehatan kerja

a) Mendata semua kecelakaan yang terjadi

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


29

b) Mengkoordinasikan tim investigasi kecelakaan

c) Menganalisa hasil investigasi

d) Membuat laporan kecelakaan kerja atas hasil investigasi

2) Pencegahan kecelakaan

a) Merancang pekerjaan

b) Meninjau peralatan

c) Menerapkan prinsip-prinsip ergonomis

d) Mengembangkan dan mengimplementasikan keselamatan

kerja

3) Pencegahan penyakit

a) Terdapat sarana kesehatan yang memadai di tempat kerja

b) Memberikan jaminan kesehatan kepada setiap karyawan

c) Mengkomunikasikan kesehatan kerja kepada setiap

karyawan

4) Manajemen tekanan

a) Mengadakan pelatihan pengenalan lingkungan perusahaan

untuk setiap para karyawan

b) Mengadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap

karyawan

c) Mengadakan seminar atau talkshow tentang kesehatan

dengan mengundang pakar kesehatan sebagai pembicara

d) Mengelola kejenuhan

5) Program kesehatan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


30

a) Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk

meningkatkan program kebugaran fisik

b) Menyediakan asuransi kesehatan

Menurut Kasmir (2019:281) indikator kesehatan keselamatan

kerja (K3) adalah :

1) Kondisi udara di ruangan

Kondisi udara haruslah disesuaikan dengan kondisi yang

seharusnya. Misalnya panas atau dingin yang dibutuhkan untuk

suatu ruangan. Kondisi udara juga berkaitan dengan

keberadaan debu baik yang terlihat maupun tidak terlihat. Hal

ini penting untuk menjaga kesehatan karyawan, baik suhu

badan, hidung, mata atau lainnya. Kondisi udara ruangan yang

tidak sesuai akan mengakibatkan karyawan jatuh sakit.

2) Ventilasi ruangan

Adanya alat untuk menjaga sirkulasi udara di dalam, suatu

ruangan. Ventilasi bisa berbentuk lubang, jendela atau perlatan

penyedot udara yang dapat membuat udara berganti dan

menjadi segar. Ruangan yang tidak memiliki ventilasi udara

akan menyebabkan pengap dan menimbulkan berbagai

penyakit

3) Kebisingan

Ruangan tertentu yang menggunakan mesin yang memiliki

suara keras dan menyebabkan kebisingan maka diperlukan alat

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


31

peredam suara untuk mengatasinya. Peredam suara dapat

dilakukan untuk ruangan atau peralatan yang digunakan

karyawan. Kebisingan akan mengakibatkan telinga atau cahaya

akan mengganggu kesehatan karyawan.

4) Tersedianya peralatan kerja yang memadai

Perusahaan menyediakan peralatan kerja yang disesuaikan

dengan jenis pekerjaan. Misalnya tersedianya masker, helm,

sarung tangan, baju kerja, kaca mata, sepatu, penutup telinga

dan peralatan kerja lainnya. Perusahaan juga menyediakan

perlatan pemadam kebakaran untiuk menjaga jika terjadi

kebakan disetiap lokasi tertentu.

5) Perawatan peralatan secara terus-menerus

Peralatan harus dipelihara agar dapat digunakan setiap saat.

Jangan sampai saat hendak digunakan terjadi kemacetan

sehingga membahayakan perlatan lainnya. Perawatan ini perlu

dilakukan secara berkala untuk menjaga ketepatan peralatan

kerja.

4. Lingkungan Kerja

Nitisemito dalam Eka Wilda Faida (2019:108) mengemukakan

bahwa lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekitar para pekerja

dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


32

Sedarmayanti dalam Eka Wilda Faida (2019:108) mengemukakan

bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan

yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja,

metode kerja nya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan

maupun sebagai kelompok.

Dikutip dari https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-

jenis-manfaat-lingkungan-kerja.html pada 16 November 2018

lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi dan fisik dalam

perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan

tugasnya.

a. Indikator Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2013) indikator lingkungan kerja

terbagi menjadi 2 (dua) antara lain :

1) Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar

tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara

langsung maupun tidak langsung. Indikator lingkungan kerja

fisik adalah sebagai berikut :

a) Sirkulasi udara

Oksigen merupakan gas yang diperlukan oleh makhluk

hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk

proses metabolisme. Apabila udara disekitar tempat kerja

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


33

kotor, kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang

dan tercampur dengan gas dan baubauan yang berbahaya

bagi kesehatan tubuh. Sumber adanya udara segar adalah

adanya tanaman disekitar tempat kerja.

b) Pencahayaan di ruang kerja

Pencahayaan yang cukup tetapi tidak menyilaukan akan

membantu menciptakan kinerja pegawainya.

c) Kebisingan

Kebisingan mengganggu konsentrasi, siapapun tidak

senang mendengaran suara bising, oleh karena itu

kebisingan merupakan gangguan terhadap seseorang

d) Penggunaan Warna

Warna dapat berpengaruh terhadap jiwa manusia,

sebenarnya bukan warna saja yang diperhatikan tetapi

komposisi warna pun harus diperhatikan juga.

e) Kelembaban udara

Banyaknya air yang terandung alam udara, biasanya

dinyatakan dalam presentase, kelembaban ini berhubungan

atau dipengaruhi oleh temperatur udara.

f) Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu penunjang untuk karyawan

dalam menjalankan aktivitas dalam bekerja.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


34

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2011) lingkungan kerja non fisik

adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan

hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama

rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.

a) Hubungan antar pegawai

Hubungan kerja antar pegawai sangat diperlukan dalam

melakukan pekerjaan, terutama bagi pegawai yang bekerja

secara berkelompok, apabila terjadi konflik yang timbul

dapat memperkeruh suasana kerja dan akan menurunkan

semangat kerja pegawai. Hubungan kerja yang baik antara

yang satu dengan yang lain dapat meningkatkan semangat

kerja bagi pegawai, di mana mereka saling bekerja sama

atau saling membantu dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan.

b) Hubungan kerja antar pegawai dengan pimpinan

Sikap atasan terhadap bawahan memberikan pengaruh

bagi pegawai dalam melaksanakan aktivitas. Sikap yang

bersahabat, saling menghormati perlu dalam hubungan

antar atasan dengan bawahan untuk kerjasama dalam

mencapai tujuan perusahaan. Sikap bersahabat yang

diciptakan atasan akan menjadikan pegawai lebih betah

untuk bekerja dan dapat menimbulkan semangat kerja bagi

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


35

pegawai. Pada perusahaan sikap pemimpin antara

pegawainya saling menghormati agar dapat memajukan

perusahaan.

b. Etika di Lingkungan Kerja

Menurut Sudaryono (2017:60) Lingkungan kerja adalah

lingkungan yang terkait dengan adanya karyawan, organisasi dan

agen ekonomi lainnya sebagai berikut :

1) Etika terhadap Karyawan

Etika terhadap karyawan meliputi perilaku dalam proses

persekutuan, pemecahan, upah, kondisi kerja, privasi dan

respek.

2) Etika terhadap Organisasi

Baik karyawan maupun manajer dalam suatu perusahaan harus

menjaga etika organisasi dengan perilaku jujur, tidak

menyalahgunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi,

tidak menjerumuskan perusahaan pada usaha-usaha yang

beresiko, menghindari konflik kepentingan dan menjaga

rahasia perusahaan.

3) Etika terhadap Agen-Agen Ekonomi

Agen ekonomi, meliputi pemegang saham, pemasok,

penyakur, pelanggan, pesaing dan serikat buruh.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


36

c. Manfaat Lingkungan Kerja

Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jacson (Ririn

Prihatin, 2016:27), menyatakan bahwa jika perusahaan dapat

menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja,

penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu

meningkatkan kualitas kehidupan para pekerjanya, perusahaan

akan semakin efektif. Peningkatan-peningkatan terhadap ini akan

menghasilkan :

1) Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari

yang hilang;

2) Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih

berkomitmen;

3) Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi;

4) Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang

lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim;

5) Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat

dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan;

6) Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena

meningkatnya citra perusahaan yang kemudian perusahaan

dapat meningkatkan keuntungannya secara subtansial.

5. Kinerja Karyawan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


37

Kinerja berasal dari job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang).

Pengertian kinerja (prestasi) adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas

dan ketepatan waktu yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan

dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. (Marwansyah,

2016:229). Menurut Widodo (2015:131) Kinerja adalah tingkat

pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Menurut Siswanto

dalam Muhammad Sandi (2015), kinerja ialah prestasi yang dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan

kepadanya.

Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang atau

kelompok seperti standar hasil kerja, target yang ditentukan selama

periode tertentu yang berpedoman pada norma, standar operasional

prosedur, kriteria dan fungsi yang telah ditetapkan atau yang berlaku

dalam perusahaan. (Torang, 2013:74)

a. Faktor Kinerja Karyawan

Menurut Widodo (2009:6) berpendapat bahwa terdapat dua

faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yaitu :

1) Kemampuan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


38

Manusia pada dasarnya memiliki dua kemampuan yaitu

kemampuan potensi dan kemampuan reality. Kemampuan

reality merupakan penggabungan antara pengetahuan

(knowledge) dan keterampilan (skill). Dalam dunia kerja, untuk

dapat mencapai kinerja yang baik, pegawai, karyawan atau

pekerja harus memiliki kemampuan yang sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukannya.

2) Motivasi

Setiap pegawai atau karyawan memiliki motivasi di dalam

dirinya, untuk bekerja dalam mencapai tujuannya. Motivasi

merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan kerja.

b. Indikator Kinerja Karyawan

Indikator kinerja karyawan menurut Mathis dan Jackson

dalam Maykel (2016:107), yaitu :

1) Kuantitas dari hasil

a) Kuantitas hasil melebihi target

b) Kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan

2) Kualitas dari hasil

a) Ketelitian dalam menyelesaikan tugas

b) Kerapian dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

c) Meminimalkan kesalahan dalam pekerjaan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


39

d) Mampu melaksanakan inovasi dalam pekerjaan

3) Ketepatan waktu dari hasil

a) Ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan

b) Kecepatan dalam bertindak

c) Keefektifan dan keefisienan dalam menggunakan waktu

4) Kehadiran

a) Ketepatan dalam hadir di tempat kerja

b) Kedisiplinan jam kerja

5) Kemampuan bekerja sama

a) Kemampuan bekerja dalam tim

b) Kemampuan tanpa pengawasan dari pimpinan

c) Tidak memaksakan pendapat

c. Pelaksanaan Kinerja Karyawan

Menurut Wirawan (2015:103), menyatakan bahwa

“pelaksanaan kinerja adalah proses sepanjang tahun di mana

pegawai melaksanakan tugas atau pekerjaannya dan berupaya

mencapai kinerjanya dengan menggunakan kompetensi kerjanya”.

Karyawan dan para manajer dalam pelaksanaan kinerja masing-

masing mempunyai tugas yang harus dipenuhi agar kinerja dari

suatu perusahaan tersebut bisa dikatakan tinggi, karena tingkat

kinerja perusahaan tidak lepas dari kinerja para karyawan yang ada

dibawahnya. Sebagai seorang karyawan dalam upaya mencapai

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


40

kinerjanya menurut Wirawan (2015: 103), mempunyai tanggung

jawab sebagai berikut:

Berkomitmen dalam hal pencapaian tujuan bersama yang

telah ditetapkan secara bersama-sama oleh para manager dan

karyawan

1) Karyawan harus meminta kepada para manager untuk

mendapatkan balikan dan pelatihan karena fungsinya sangat

penting yaitu sebagai alat untuk mengembangkan kinerjanya

2) Berkomunikasi secara aktif dan berkelanjutan dengan para

manager ketika melaksanakan tugasnya

3) Mencatat berbagai informasi seputar kemajuan atau seberapa

besar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dan

mengkomunikasikannya kepada managernya

4) Mempersiapkan diri dan data-data yang diperlukan pada saat

manager akan menelaah kinerjanya. Misalnya karyawan

mempersiapkan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif

Di samping karyawan yang mempunyai tanggung jawab

dalam upaya mencapai kinerjanya, para manajer juga mempunyai

kewajiban sebagai berikut :

1) Mampu menciptakan iklim kerja yang baik serta mampu

menyediakan berbagai fasilitas yang dapat memajukan kinerja

para karyawan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


41

2) Memonitor kinerja para karyawan dan mencatatnya kedalam

buku kerja

3) Merevisi tujuan serta menyesuaikan standar kinerja dan

kompetensi pekerjaan para karyawan dari tahun ke tahun

karena lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang

selalu berubah-ubah

4) Memberi balikan dan pelatihan kepada karyawan dengan

maksud untuk membantu karyawan membuat koreksi atas apa

yang sedang dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan

pencapaian tujuannya dan kritik terhadap karyawan

5) Menyediakan program pengembangan agar para karyawan

berkembang dalam hal komptensi dan pengalamannya dengan

tentunya dengan maksud agar kinerja para karyawan

meningkat

6) Memberikan kompensasi atau imbalan agar tetap

dipertahankan kepada para karyawan yang telah mempunyai

perilaku yang efektif, efisien dan mempunyai kemajuan dalam

hal pencapaian tujuan.

d. Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut R. Wayne Mondy (2008: 257), penilaian kinerja

adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas

individu atau tim, sejalan dengan pendapat tersebut Tb. Sjafri

Mangkuprawira (2003: 223), menjelaskan penilaian kinerja yaitu

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


42

proses yang dilakukan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan

seseorang. Sedangkan menurut Wirawan (2015: 11), menerangkan

bahwa evaluasi kinerja sebagai proses penilai – pejabat yang

melakukan penilaian – (appraiser) mengumpulkan informasi

mengenai kinerja ternilai – pegawai yang dinilai – (apraise) yang

didokumentasikan seca ra formal untuk menilai kinerja ternilai

dengan membandingkannya dengan standar kinerjanya secara

periodik untuk membantu pengambilan keputusan manajemen

SDM. Secara umum penilain kinerja bertujuan sangat baik yaitu

agar kinerja para karyawan bertambah baik. Menurut Suryadi

(2014: 229), “dengan bertambah baiknya kinerja masing masing

karyawan diharapkan agar mendorong peningkatan kinerja

organisasi secara keseluruhan”.

e. Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Tb. Sjafri Mangkuprawira (2003: 224), manfaat

penilaian kinerja antara lain sebagai berikut :

1) Perbaikan kinerja, umpan balik kinerja bermanfaat bagi

karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam bentuk

kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja.

2) Penyesuaian kompensasi, penilaian kinerja membantu

pengambilan keputusan menetukan siapa yang seharusnya

menerima peningkatan pembayaran dalam bentuk upah dan

bonus yang didasarkan pada sistem merit

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


43

3) Keputusan penempatan. Promosi, transfer, dan penurunan

jabatan biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu dan

antisipatif; misalnya dalam banyak penghargaan

4) Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, kinerja buruk

mengidentifikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan

pelatihan kembali. Setiap karyawan hendaknya selalu mampu

mengembangkan diri

5) Perencanaan dan pengembangan karir, umpan balik kinerja

membantu proses pengambilan keputusan tentang karir

spesifik karyawan

6) Defisiensi proses penempatan staf, baik buruknya kinerja

berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan dalam

prosedur penempatan staf di departemen SDM

7) Ketidakakuratan informasi, kinerja buruk dapat

mengindikasikan kesalahan dalam informasi analisis

pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dari sistem manajemen

personal. Hal demikian akan mengarah pada ketidaktepatan

dalam keputusan menyewa karyawan, pelatihan, dan keputusan

konseling.

8) Kesalahan rancangan pekerjaan, kinerja buruk mungkin

sebagai sebuah gejala dari rancangan pekerjaan yang keliru.

Melalui penilaian dapat didiagnosis kesalahan-kesalahan

tersebut

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


44

9) Kesempatan kerja yang sama, penilaian kinerja yang akurat

secara aktual menghitung kaitannya dengan kinerja dapat

menjamin bahwa keputusan penempatan internal bukanlah

sesuatu yang bersifat diskriminasi

10) Tantangan-tantangan eksternal, kadang-kadang kinerja

dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan pekerjaan, seperti

keluarga, finansial,kesehatan, atau masalah-masalah lainnya.

Jika masalah-masalah tersebut tidak diatasi melalui penilaian,

departemen SDM mungkin mampu menyediakan bantuannya.

11) Umpan balik pada SDM, kinerja yang baik dan buruk

diseluruh organisasi mengindikasikan bagaimana baiknya

fungsi departemen SDM ditetapkan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang

telah dilakukan oleh peneliti terdahulu sekaligus sebagai perbandingan dan

gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian selanjutnya. Berikut

beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


45

TABEL II.1
Penelitian Manda Dwipayani Bhastary dan Kusri Suwardi (2018)

Nama Peneliti Manda Dwipayani Bhastary dan Kusri Suwardi


Tahun dan Judul 2018 “Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Penelitian Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawandi PT.Samudera Perdana”
Metode Peneliti Analisis data menggunakan analisis Kuantitatif
Kerangka Keselamatan
Pemikiran Kesehatan Kerja

Kinerja
Karyawan

Lingkungan
Kerja
Temuan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
Kesimpulan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Secara simultan variabel bebas keselamatan
Kesehatan kerja (K3) (X1) dan lingkunga kerja (X2)
secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat kinerja karyawan pada PT. Samudera
Perdana sebesar 68.4% dan sisanya sebesar 31,6%
merupakan variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Sumber bagi Keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja
peneliti ini dan kinerja karyawan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


46

TABEL II.2
Penelitian Julius Simbolon (2017)

Nama Peneliti Julius Simbolon


Tahun dan Judul 2017 “Pengaruh K3 dan Lingkungan Kerja terhadap
Penelitian Kinerja Karyawan PT. Dwi Lestari Nusantara”
Metode Peneliti Analisis data menggunakan analisis Kuantitatif
Kerangka Keselamatan
Pemikiran Kesehatan Kerja

Kinerja
Karyawan

Lingkungan
Kerja

Temuan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan


Kesimpulan variabel bebas keselamatan Kesehatan kerja (K3) (X1)
dan lingkungan kerja (X2) secara serempak
berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel
terikat kinerja karyawan pada PT. Dwi Lestari
Sumber bagi Keselamatan kesehatan kerja, lingkungan kerja dan
peneliti ini kinerja karyawan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


47

TABEL II.3
Penelitian Kristin Pangesti (2017)

Nama Peneliti Kristin Pangesti


Tahun dan Judul 2017 “Pengaruh Lingkungan Kerja, Keselamatan
Penelitian Kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
Konveksi Bagas Jaya Kabupaten Tulungagung”
Metode Analisis data menggunakan analisis Kuantitatif
Penelitian
Kerangka
Lingkungan
Pemikiran Kerja

Keselamatan
Kinerja
Kerja
Karyawan

Temuan dan Kompensasi


Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan
Kesimpulan kerja, keselamatan kerja dan kompensasi berpengaruh
signifikan dan secara simultan terhadap peningkatan
kinerja karyawan pada konveksi “Bagas Jaya”
Kabupaten Tulungagung
Sumber bagi Lingkungan kerja, keselataman kerja, dan kinerja
peneliti ini karyawan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


48

TABEL II.4
Penelitian Prasetyo Harvy Budihardjo, Victor P.K. Lengkong, Lucky
O.H Dotulong (2017)

Nama Peneliti Prasetyo Harvy Budihardjo, Victor P.K. Lengkong,


Lucky O.H Dotulong
Tahun dan Judul 2017 “Pengaruh Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja
Penelitian dan Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas
Karyawan pada PT. Air Manado”
Metode Peneliti Analisis data menggunakan analisis Kuantitatif
Kerangka Keselamatan
Pemikiran Kerja

Kesehatan Kerja Produktivitas


Karyawan

Temuan dan Lingkungan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
Kerja
Kesimpulan ditunjukkan bahwa variabel independent keselamatan
kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produktivitas karyawan pada PT. Air Manado. Secara
parsial ditunjukkan bahwa variabel kesehatan kerja
dan lingkungan kerja berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap variabel produktivitas karyawan
pada PT. Air Manado. Untuk variabel keselamatan
kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel
produktivitas karyawan pada PT. Air Manado.
Berdasarkan Adjusted r Square adalah 0,475 atau
47,5% berarti variabel dependen Produktivitas
karyawan dapat dijelaskan oleh keselamatan kerja,
Kesehatan kerja, dan lingkungan kerja karyawan
sebesar 47,5% sedangkan sisanya sebesar 52,5%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dalam
penelitian. Secara umum produktivitas karyawan pada

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


49

PT. Air Manado tergolong baik yang artinya karyawan


mempunyai produktivitas yang tinggi
Sumber bagi Keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan
peneliti ini kerja

TABEL II.5
Penelitian Eka Ristiani (2015)

Nama Peneliti Eka Ristiani


Tahun dan Judul 2015 “Pengaruh Program Kesehatan dan Keselamatan
Penelitian Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Produksi pada PT. Surya Bratasena
Plantation Pelalawan”
Metode Peneliti Analisis data menggunakan analisis Kuantitatif
Kerangka Kesehatan
Pemikiran Keselamatan
Kerja

Kinerja
Karyawan

Lingkungan
Kerja
Temuan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan dan
Kesimpulan keselamatan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi
pada PT. Surya Bratasena Plantation Pelalawan.
Besarnya pengaruh Kesehatan dan keselamatan kerja
dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
adalah sebesar 52,4%.
Sumber bagi Kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan kerja
peneliti ini
C. Kerangka Pemikiran

Menurut Sekaran dan Bougie dalam Devi Nurmelita Sari (2018:90)

kerangka teoritis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian di

dasarkan. Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun,

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


50

dijelaskan dan dielaborasi secara logis antar variable yang dianggap relevan

dengan situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara,

pengamatan dan tinjauan literatur. Berdasarkan uraian diatas, maka

pengaruh kesehatan keselamatan kerja (K3) dan lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan dapat diperjelas melalui variabel secara sistematis dan

digambarkan sebagai berikut :

GAMBAR II.1
Kerangka Pemikiran

KESEHATAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
( X1 ) H1
KINERJA KARYAWAN

(Y)

LINGKUNGAN KERJA
H2
( X2 )

H3

D. Hipotesis

Menurut Sekaran dan Bougie dalam Devi Nurmelita Sari (2018:92)

Hipotesis (hypothesis) dapat di definisikan sebagai pernyataaan sementara

namun dapat diuji, yang memprediksi apa yang ingin ditemukan dalam data

empiris. Berdasarkan kerangka pemikiran yang digambarkan diatas, maka

variable dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan sedangkan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


51

variable independen ialah kesehatan keselamatan kerja (K3) dan lingkungan

kerja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Kesehatan keselamatan kerja (K3) berpengaruh terhadap kinerja

karyawan

H2 : Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

H3 : Kesehatan keselamatan kerja (K3) dan lingkungan kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan ini, penelitian dilakukan di PT. Anugrah Analisis

Sempurna yang berlokasi di Graha AAS, Jl. Raya Jakarta Bogor KM 37

Sukamaju, Cilodong, Depok – Jawa Barat. Perusahaan ini bergerak di

bidang Laboratorium Analisa Farmasi, Industri dan Lingkungan. Penelitian

ini dilakukan dalam waktu 3 (tiga) bulan dari bulan Desember 2019 sampai

dengan Maret 2020.

B. Metode Penelitian

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri

oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya

(Sudaryono, 2014:13). Data primer dalam penelitian ini adalah

tanggapan responden terhadap kuesioner variabel kesehatan

keselamatan kerja (K3), lingkungan kerja dan kinerja karyawan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan

telah diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi

(Sudaryono, 2014:13). Data sekunder dalam penelitian ini adalah

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


53

karyawan, lokasi dan struktur organisasi serta tugas-tugas karyawan

pada PT. Anugrah Analisis Sempurna.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya (Kurniawan dalam Sudaryono, 2014:110).

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah karyawan

PT. Anugrah Analisis Sempurna selama 3 bulan yaitu mulai dari bulan

Maret sampai Juni dengan total 110 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah suatu factor penting yang perlu

diperhatikan dalam penelitian yang kita lakukan. Sampel penelitian

mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut

bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian. Sampel merupakan

suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang

dipilih dari populasi. Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi

merupakan sampel (Sugiyono dalam Sudaryono, 2014:112) .

Perhitungan jumlah sampel yang akan penulis ambil berdasarkan rumus

Slovin adalah sebagai berikut :

n= N

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


54

Ne2 + 1
Keterangan :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidaktelitian yaitu sebesar 5 %

Berdasarkan rumus tersebut, kemudian dilakukan perhitungan sebagai

berikut :

N
n=
Ne2 + 1

110
n=
110 (0,052) + 1

110
n=
0,275 + 1

110
n=
1,275

n = 86,27 = 86

Berdasarkan rumus tersebut, peneliti mendapatkan hasil sampel yang

harus diteliti sebanyak 86 orang.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel

dependen dan variabel independen sebagai berikut :

1. Variabel Dependen

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


55

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi

pusat perhatian peneliti (Augusty Ferdinand, 2006). Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel dependen adalah Kinerja Karyawan (Y).

2. Variabel Independen

Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah

variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang

pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Augusty

Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independen adalah :

a. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) (X1)

b. Lingkungan Kerja (X2)

E. Pengumpulan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala

likert. Sudaryono (2014:93) menyatakan bahwa skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial. Adapun penilaian jawaban responden dengan

menggunakan rentang skala likert 1-5 poin untuk setiap pernyataan, sebagai

berikut :

TABEL III.1
Skala Likert

Skor Interval Kategori


1 STS (Sangat Tidak Setuju)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


56

2 TS (Tidak Setuju)
3 N (Netral)
4 S (Setuju)
5 SS (Sangat Setuju)

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah pengertian secara operasional berbentuk

ungkapan yang akan diukur atau penerapan dari yang di definisikan

(Kasmadi dan Sunariah, 2013:82). Definisi operasional masing-masing

variabel sebagai berikut :

TABEL III.2
Definisi Operasional Variabel

Skala
Variabel Definisi Indikator Sub Indikator
(1 - 5)
Kesehatan Kesehatan Mengawasi 1. Investigasi Likert
Keselamatan Keselamatan Kerja tingkat kecelakaan kerja
Kerja (X1) (K3) adalah suatu keselamatan 2. Laporan
kondisi dalam dan kesehatan kecelakaan kerja
pekerjaan yang sehat kerja
3. Memahami dan
dan aman baik itu
mentaati K3
bagi pekerjaannya,
maupun bagi Pencegahan 1. Meningkatkan
masyarakat dan kecelakaan keselamatan kerja
lingkungan sekitar 2. Mencegah
organisasi atau kecelakaan kerja
tempat kerja
3. Tanda peringatan
tersebut, sehingga
bahaya kebakaran
pegawai dapat
melakukan 4. Membuat fasilitas
pekerjaannya dengan kerja
tenang dan motivasi 5. Memberikan
yang tinggi. keleluasan ruang
(Menurut Lijan gerak
Poltak Simambela 6. Menyediakan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


57

2018:366) obat-obatan
Pencegahan 1. Memberikan
Penyakit jaminan kesehatan
2. Memberikan
arahan
3. Pembuangan
sampah dan
limbah industri
Manajemen 1. Memberikan Likert
Tekanan pelatihan K3
2. Mengadakan
Seminar /
Workshop /
Sosialisasi
3. Mengadakan
acara
Program 1. Memberikan
Kesehatan asuransi
kesehatan
2. Mengadakan
kegiatan olahraga
Lingkungan Lingkungan kerja Sirkulasi 1. Sirkulasi udara Likert
Kerja (X2) adalah keseluruhan Udara memadai
alat perkakas dan 2. Ventilasi yang
bahan yang dihadapi, berfungsi baik
lingkungan
Pencahayaan 1. Intensitas cahaya
sekitarnya dimana
di ruang kerja 2. Sumber cahaya
seseorang bekerja,
metode kerja nya, Kebisingan 1. Tidak ada suara
serta pengaturan mengganggu
kerjanya baik
2. Tingkat
sebagai
kebisingan
perseorangan
maupun sebagai 3. Kebisingan dan
kelompok. (Menurut getaran
Sedarmayanti dalam Penggunaan 1. Warna dinding
Eka Wilda Faida warna 2. Warna benda-
2019:108) benda
Kelembaban 1. AC berfungsi baik Likert

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


58

udara 2. Tingkat suhu


Fasilitas 1. Fasilitas ruang
kerja
2. Fasilitas
penunjang
3. Peralatan kerja
4. Ketersediaan air
bersih
5. Ketersediaan
sabun cuci
Hubungan 1. Komunikasi dan
antar pegawai koordinasi
Hubungan 1. Komunikasi dan
kerja antar koordinasi
pegawai
dengan
pimpinan
Kinerja Kinerja adalah hasil Kuantitas dari 1. Menyelesaikan Likert
Karyawan (Y) pekerjaan yang hasil pekerjaan
dicapai seseorang 2. Bekerja sesuai
atau kelompok prosedur
seperti standar hasil
Kualitas dari 1. Menyelesaikan
kerja, target yang
hasil tugas
ditentukan selama
periode tertentu yang 2. Disiplin dalam
berpedoman pada bekerja
norma, standar 3. Mentaati prosedur
operasional
4. Memiliki inovasi
prosedur, kriteria
dan fungsi yang 5. Mematuhi
telah ditetapkan atau peraturan
yang berlaku dalam Ketepatan 1. Bekerja konsisten
perusahaan. waktu dari 2. Bekerja dengan
Indikator yang hasil cepat dan tepat
digunakan untuk
3. Bekerja dengan
mengukur kinerja
efektif dan efisien
karyawan. (Menurut
Mathis dan Jackson Kehadiran 1. Datang tepat
waktu

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


59

dalam Maykel 2. Dikantor setiap


2016:107) jam kerja
3. Pulang tepat
waktu
Kemampuan 1. Mengerjakan
bekerja sama tugas dengan
bekerjasama
2. Bekerja tanpa
pengawasan
3. Tidak
memaksakan
pendapat

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut :

1. Kuesioner (Angket)

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner secara personal. Metode ini memberikan

tanggapan atas pernyataan kuesioner. Dalam penelitian ini kuesioner

dibagikan langsung pada responden dan peneliti dapat memberikan

penjelasan mengenai tujuan survei dan pertanyaan yang kurang

dipahami oleh responden serta tanggapan atas kuesioner dapat langsung

dikumpulkan oleh peneliti setelah diisi oleh responden. Kuesioner

merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak

langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden)

(Sudaryono, 2014:45)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


60

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah

disediakan jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari

alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya

(Supardi, 2005:133). Sedangkan pertanyaan tertutup tersebut

menerangkan tanggapan responden terhadap variabel kesehatan

keselamatan kerja (K3), lingkungan kerja dan kinerja karyawan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung

dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

peraturan , laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang

relevan penelitian (Sudaryono, 2014:61).

Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengetahui

jumlah karyawan, laporan produksi dan distribusi, rekap jumlah

karyawan, hasil survey kinerja karyawan, struktur organisasi dan

sejarah berdirinya PT. Anugrah Analisis Sempurna.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh

dari buku-buku, jurnal-jurnal penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan penelitian. Dalam penelitian ini, studi kepustakaan yang

diperoleh digunakan sebagai teori dasar serta pembelajaran tentang

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


61

kesehatan keselamatan kerja (K3), lingkungan kerja dan kinerja

karyawan.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono dalam Ce Gunawan (2020:88) Valid

berarti instrument penelitian tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur disebut valid

apabila instrument yang dimaksud untuk mengukur tersebut

memang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur secara tepat.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan

dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi

suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan

akan menghasilkan data yang sama (Ce Gunawan, 2020:103).

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


62

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila datanya benar-

benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil,

tetap akan sama. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan

(dapat dipercaya)

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya

masing-masing variabel independent dan terhadap variabel dependen,

pengujian asumsi klasik yaitu melalui uji normalitas, uji

heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Menurut Ce Gunawan (2020:109) Uji normalitas residual

pada model regresi asumsi klasik digunakan untuk mengetahui

apakah nilai residual yang dihasilkan berdistribusi normal atau

tidak. Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak adalah

dengan melihat grafik normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus

diagonal dan ploting data akan dengan garis diagonal. Jika

distribusi adalah normal maka garis yang menggambarkan data

yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Disamping

analisis itu dalam pengujian ini juga menggunakan analisis

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


63

kolmogrov smirnov dengan membandingkan nilai signifikasi

kolmogrov smirnov dengan signifikasi alfa pada 0,05. Apabila nilai

signifikasi kolmogrov smirnov > dari 0,05 maka data distribusi

normal.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi atau terdapat ketidaksamaan varians

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. (Ce

Gunawan, 2020:218). Uji ini untuk mengetahui keadaan dimana

seluruh faktor pengguna tidak memiliki varians yang sama untuk

seluruh pengamatan atas seluruh independen. Heterokedastisitas

berarti penyebaran titik data populasi pada bidang regresi tidak

konstan. Gejala ini ditimbulkan dari perubahan situasi yang tidak

tergambarkan dalam model regresi.

Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dengan cara

melihat grafik scatterplot antara prediksi variabel terikat (ZPRED)

dengan residualnya (SRESID). Apabila tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu

Y maka tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk dapat membuktikan

bahwa model regresi benar-benar tidak memiliki gejala

heterokedastisitas, maka diperlukan uji statistik yang lebih dapat

menjamin keakuratan hasil. Maka dari itu dilakukan pengujian

dengan menggunakan uji glesjser. Jika nilai probabilitas signifikasi

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


64

diatas tingkat kepercayaan 5% / 0,05, maka dapat disimpulkan

model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terdapat atau terjadi korelasi, maka terdapat

masalah multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. (Ce

Gunawan, 2020:119).

Cara untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah

dengan melihat besarnya Tolerance Value dan Variant Inflation

Factor (dari output komputer program SPSS ver.23.0). Pedoman

regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah mempunyai nilai

VIF < 10 dan mempunyai angka Tolerance diatas 0,1.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ce Gunawan (2020:125), uji autokorelasi

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian

ini dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


65

Autokorelasi ini dipakai apabila jenis data merupakan data time

series atau data panel.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen

kuesioner serta dinyatakan valid dan reliabel, maka dapat dilanjutan

dengan analisis regresi sederhana untuk mengetahui bagaimana

hubungan secara parsial antara dua variabel bebas dengan satu variabel

terikat. Selanjutnya dilakukan analisa regresi berganda untuk

mengetahui bagaimana pengaruh dua variabel bebas secara simultan

dengan satu variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2014:192), Analisis regresi linear berganda

digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai

variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan /

diturunkan. Bentuk persamaan dari regresi linear berganda ini yaitu :

Y = α + β1X1+ β2X2+ e

Dimana :

Y : Kinerja Karyawan

α : Konstanta

β1 dan β2 : Koefisien Regresi

X1 : Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

X2 : Lingkungan Kerja

e : Error

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


66

4. Pengujian Hipotesis

Sebelum hasil dari semua analisa tersebut diatas, baik analisa

regresi sederhana maupun analisa regresi berganda ditetapkan sebagai

hasil akhir hipotesis, maka harus dilakukan uji t dan uji F, yaitu uji

kelinearan atau uji keberartian untuk mengetahui apakah hasil dari

masing-masing analisa tersebut benar-benar dapat diaplikasikan atau

ditetapkan sebagai hasil akhir hipotesis.

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t bersumber pada output one-sample test. Uji t digunakan

untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan uji hipotesis

secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang

didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS

Statistik Parametrik. Tujuan uji parsial adalah untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh dari variabel independen (X) terhadap

variabel dependen (Y) secara parsial. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji statistik t dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menentukan hipotesis antara variabel bebas (independen

kesehatan keselamatan kerja (K3) terhadap variabel terikat

(dependen) kinerja karyawan. Hipotesis statistik dari

penelitian ini adalah :

H0 : β1 = 0 : Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) tidak

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


67

berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap Kinerja Karyawan

Hα : β1 ≠ 0 : Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap Kinerja Karyawan

2) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas

(independen) lingkungan kerja terhadap variabel terikat

(dependen) kinerja karyawan. Hipotesis dari penelitian ini

adalah :

H0 : β2 = 0 : Lingkungan Kerja tidak berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap

Kinerja Karyawan

H1 : β2 ≠ 0 : Lingkungan Kerja berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap

Kinerja Karyawan

3) Menentukan tingkat signifikan. Ditentukan dengan 5% dari

derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel sebagai

batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat

signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai

cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti

dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan

dalam suatu penelitian.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


68

4) Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel

koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

n−k−1 n−k −1
t 1=r 1 y √ dan t 2=r 2 y √
(1−r 1 y 2) (1−r 2 y 2)

Dimana :

R : Korelasi parsial yang ditentukan

n : Jumlah sampel

t : thitung

n-k-1 : Derajat bebas

5) Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan thitung

dengan ttabel:

a) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan berarti

Hα diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada

hubungannya.

b) Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan berarti

Hα ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak

ada hubungannya.

6) Menentukan kesimpulan berdasarkan probabilitas dengan

menggunakan nilai probabilitas, Hα akan diterima jika

probabilitas kurang dari 0,05

b. Uji Simultan (Uji F)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


69

Menurut Ghozali (2016:96) Uji F disini bertujuan untuk

mengetahui apakah variabel bebas (independen) secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen). Prosedur

yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

1) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan

derajat bebas (n – k ), dimana n : jumlah pengamatan dan k :

jumlah variabel

2) Kriteria keputusan :

a) Uji kecocokan model ditolak jika α > 0,05

b) Uji kecocokan model diterima jika α < 0,05

5. Koefisien Korelasi

Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen

(Ghozali, 2016:95). Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016:95).

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Profil Perusahaan

PT. Anugrah Analisis Sempurna atau AAS Laboratory merupakan

laboratorium independen yang mempunyai fokus utama dalam bidang

jasa analisis untuk parameter-parameter : keamanan pangan (food

safety), validasi metode pengembangan produk farmasi atau sejenisnya,

lingkungan, dan kesehatan lingkungan kerja (Industrial Hygiene) serta

Biomonitoring. Berdiri sejak tahun 2009, AAS Lab mengikuti standar

internasional, lolos uji profisiensi yang diselenggarakan oleh FAPAS di

Inggris, dan juga telah terakreditasi ISO/SNI 17025:2008 untuk sistem

mutu laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan

nomor LP-565-IDN.

Dengan demikian hasil analisis AAS Lab mempunyai ketelusuran

yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain didukung oleh

Sumber Daya Manusia yang kompeten dan sangat berpengalaman di

bidangnya, AAS Lab juga memiliki dukungan peralatan/ instrumentasi

laboratorium canggih, guna menjawab tantangan akan kebutuhan Jasa

Analisis Laboratorium di Indonesia. AAS Lab juga membangun

jejaring dengan sesama laboratorium sejenis di dalam negeri, baik yang

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


71

dikelola oleh swasta nasional / internasional, maupun laboratorium riset

lembaga penelitian dan perguruan tinggi.

Di samping itu, AAS Lab juga membangun jejaring dengan

Gabungan Asosiasi Perusahaan Makanan & Minuman Indonesia

(GAPMMI), Gabungan Perusahaan Farmasi (GPF), dan Asosiasi

Laboratorium Penguji Indonesia (ALPI) serta beberapa asosiasi terkait.

Hal tersebut di atas menjadikan AAS Lab sebagai One Line Laboratory

Services yang terintegrasi dalam satu pintu pelayanan dan sebagai salah

satu laboratorium yang dikenal dengan kredibilitas meyakinkan serta

sungguh-sungguh berorientasi memenuhi kebutuhan dan kepuasan

pelanggan. Harapan ke depan adalah AAS Lab dapat menjalankan

kompetensinya dengan baik dan mampu menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak dari berbagai latar yang beragam, guna membantu

penyelesaian permasalahan yang ada sesuai dengan kompetensi dari

AAS Laboratory.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi “Integrated Enviro-Food-Pharmacy Laboratory

Services” yang Independen, Intregritas dan KredibilItas Tinggi serta

Profesional.

b. Misi

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


72

Menjadi salah satu perusahaan penyedia Jasa Analisis

Laboratorium rujukan yang diakui secara Nasional dan

International. Dan memberikan nilai lebih kepada mitra AAS Lab

melalui hasil jasa analisis yang berkualitas dan sumber daya

manusia yang berkompeten di bidangnya

3. Pelayanan

a. Jasa Lingkungan (Environment)

1) Pemantauan Udara Ambient (SO2, NO2, CO, O3, NH3, H2S,

Hidrokarbon, Debu Total, Debu PM10, Debu PM2.5, Dust Fall,

Logam Pb

2) Pemantauan Udara Ambient Metode Passive Sampler

3) Pemantauan Udara Emisi Sumber Bergerak

4) Pemantauan Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak (Metode

Isokinetik/Non-Isokinetik)

5) Pemantauan Air Limbah (Limbah Industri, Domestik dan

lainnya)

6) Pemantauan Air Bersih dan Air Minum

7) Pemantauan Air Permukaan (Sungai, Danau dan Laut)

8) Pemantauan Kebisingan Lingkungan

9) Biota Air (Plankton dan Bentos)

10) Uji TOC, PAH, TPH, Furan, PCB, TBT, Pestisida

11) Uji Toksisitas B3 (Uji Karakteristik, TCLP, LC 50, LD 50,

SubKronis, Kronis, Akut)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


73

b. Jasa Higiene Industri dan Biomonitoring (Industrial Hygiene

and Biomonitoring)

1) Udara Lingkungan Kerja (Organik dan an-Organik)

2) Paparan Kimia Area dan Personel

3) Pemantauan Debu Lingkungan Kerja dan Personel (Inhalable

dan Respirable)

4) Pemantauan Mikrobiologi Lingkungan Kerja

5) Bakteri, Jamur Kapang

6) Legionella dan lainnya

7) Pemantauan Paparan Fisika

8) Heat Stress, Area dan Personal

9) Vibration (Hand Arm & Whole Body)

10) Noise Dose, Kebisingan Area, Noise Mapping

11) Ilumination

12) Non Ionic Radiation

13) Ergonomic

14) Health Risk Assessment (HRA)

15) Biomonitoring

16) Parameter An-Organik (Logam dalam Darah Maupun Urine)

17) Parameter Organik

c. Jasa Keamanan Pangan dan Farmasi (Food Safety and

Pharmacy)

1) Proksimat (Kadar Air, Abu, Lemak, Protein, Serat Kasar dan

Karbohidrat)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


74

2) Cemaran Logam (Pb, Hd, Hg, As, Zn, Sn, Cu dan lainnya)

3) Aflatoksin

4) Pemanis dan Pengawet Makanan

5) Uji lain yang berkaitan seperti Asam Lemak, Asam Amino,

Vitamin, Antioksidan dan Informasi Nilai Gizi

6) Cemaran Bakteri dan Jamur / Kapang berdasarkan acuan ISO,

BAM maupun SNI

7) Pengujian Foodborn Pathogen

8) Pengujian semua jenis Kapang, Khamir dan Jamur

9) Pengujian rutin (TPC/ALT, Coliform dan E.Coli) dan pengujian

berdasarkan permintaan tertentu

d. Residu dan Formulasi Pestisida (Pesticide)

1) Golongan Organofosfat

2) Golongan Organoklorin

3) Piretroid dan Karbamat

4) Gilfosfat, Parquat dan jenis pestisida lainnya

e. Jasa Proses Validasi R&D (Method Validation)

AAS Lab menerima jasa validasi metode, khususnya dari R&D

Farmasi dan Industri Makanan dan Minuman. Jenis metode validasi

dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

f. Pelatihan (Training)

1) Health Risk Assessment (HRA)

2) Hearing Conservation Program

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


75

3) Respiratory Protection Program

4) Asbestos Assessment

5) Chemical Assessment

6) InHouse Training dan lainnya

g. Minyak Pelumas dan BBM (Lube Oil and Fuel)

Uji minyak Pelumas, Transformer, Oil Mesin, Bahan Bakar Minyak

dll

h. Jasa Kalibrasi (Calibration)

1) Gas Detektor (O2, H2S, LEL, CO)

2) Massa (Analytical Balance, 0.5 mg – 250 gr, Timbangan Lab 1

Kg – 50 Kg)

3) Volume (Gelas Ukur, Labu Ukur, Pipet Volume, Pipet Ukur,

Buret)

4) Suhu (Oven, Inkubator, Furnish, Autoclave, Tanur,

Termometer, Oil Bath, Water Bath)

5) Kelistrikan (DMM, Tang Meter, Insulation, Grounding, Process

Control)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


76

4. Struktur Organisasi

GAMBAR IV.1
Struktur Organisasi

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Penyajian Data

Data jumlah responden yang dianalisis dalam penelitian ini

berjumlah 86 orang. Secara praktis pengumpulan data dilakukan dengan

mendistribusikan lebih dari 86 buah kuesioner. Hal ini didasarkan pada

kenyataannya cukup banyak kuesioner yang memiliki respon yang tidak

lengkap. Penentuan sampel dilakukan dengan terlebih dahulu

memastikan bahwa responden sudah mengenal K3 dan lingkungan kerja

di PT. Anugrah Analisis Sempurna.

Penyajian data mengenai identitas responden disini, yaitu untuk

memberikan gambaran tentang keadaan diri responden. Adapun

gambaran tentang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


77

diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, jabatan /

posisi dan lama / masa kerja. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi

dan masing-masing klasifikasi demografi responden tersebut.

a. Responden Menurut Jenis Kelamin

TABEL IV.1
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase


Laki-laki 45 52,3 %
Perempuan 41 47,7 %
Total 86 100 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan table IV.1 dapat diketahui bahwa responden

terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 45 orang (52,3%),

sedangkan responden perempuan sebanyak 41 orang (47,7%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan

PT. Anugrah Analisis Sempurna adalah laki-laki.

b. Responden Menurut Umur

TABEL IV.2
Jumlah Responden Menurut Umur

Umur Jumlah Responden Presentase


< 30 tahun 43 50 %
30 – 40 tahun 5 5,8 %
40 – 50 tahun 34 39,5 %
50 tahun 4 4,7 %
Total 86 100 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


78

Berdasarkan table IV.2 dapat diketahui bahwa untuk umur

responden terbanyak adalah berumur kurang dari 30 tahun yaitu

sebanyak 43 orang (50%), diikuti dengan umur diantara 40 – 50

tahun yaitu sebanyak 34 orang (39,5%), lalu dengan umur 30 – 40

tahun yaitu sebanyak 5 orang (5,8%) dan usia 50 tahun sebanyak 4

orang (4,7%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan

PT. Anugrah Analisis Sempurna berumur kurang dari 30 tahun.

c. Responden Menurut Pendidikan

TABEL IV.3
Jumlah Responden Menurut Pendidikan

Pendidikan Jumlah Responden Presentase


SMA Sederajat 9 10,5 %
Diploma / Akademi 24 27,9 %
Sarjana Strata 1 46 53,5 %
Sarjana Strata 2 7 8,1 %
Total 86 100 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan table IV.3 dapat diketahui bahwa Pendidikan

responden terbanyak adalah sarjana strata 1 yaitu sebanyak 46 orang

(53,5%), diikuti oleh responden dengan pendidikan diploma /

akademi yaitu sebanyak 24 orang (27,9%), lalu diikuti oleh

responden dengan pendidikan SMA sederajat yaitu sebanyak 9

orang (10,5%) dan responden dengan pendidikan sarjana strata 2

yaitu sebanyak 7 orang (8,1%).

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


79

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendidikan

karyawan PT. Anugrah Analisis Sempurna adalah sarjana strata 1.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


80

d. Responden Menurut Lama / Masa Kerja

TABEL IV.4
Jumlah Responden Menurut Lama / Masa Kerja

Lama / Masa Kerja Jumlah Responden Presentase


< 3 tahun 41 47,7 %
3 – 5 tahun 30 34,9 %
5– 8 tahun 13 15,1 %
> 8 tahun 2 2,3 %
Total 86 100 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan table IV.4 dapat diketahui bahwa responden

yang mempunyai lama / masa kerja terbanyak adalah kurang dari 3

tahun yaitu sebanyak 41 orang (47,7%), diikuti oleh responden yang

mempunyai lama / masa kerja 3 – 5 tahun yaitu sebanyak 31 orang

(34,9%), lalu diikuti oleh responden yang mempunyai lama / masa

kerja 5 – 8 tahun yaitu sebanyak 13 orang (15,1%) dan responden

yang mempunyai lama / masa kerja > 8 tahun yaitu sebanyak 2

orang (2,3%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas lama / masa

kerja karyawan PT. Anugrah Analisis Sempurna adalah kurang dari

3 tahun.

2. Hasil Analisis Data

a. Uji Validitas

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


81

Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

kuesioner mampu mengungkapkan sesuai yang diukur oleh

kuesioner tersebut. Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu

mengukur dan mengungkapkan data dari validitas yang teliti secara

tepat. Untuk melakukan uji validitas, yaitu dengan cara melihat nilai

Corrected Item-Total Correlation (CITC). Jika nilai CITC lebih

besar dari r-tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid dan

sebaliknya (Imam Ghozali, 2013)

TABEL IV.5
Hasil Uji Validitas

Variabel r-hitung r-tabel Keterangan


Kesehatan Keselamatan Kerja (X1)
Indikator 1 0,529 0,2120 Valid
Indikator 2 0,661 0,2120 Valid
Indikator 3 0,481 0,2120 Valid
Indikator 4 0,598 0,212 Valid
Indikator 5 0,550 0,212 Valid
Indikator 6 0,571 0,212 Valid
Indikator 7 0,533 0,212 Valid
Indikator 8 0,541 0,212 Valid
Indikator 9 0,501 0,212 Valid
Indikator 10 0,699 0,212 Valid
Indikator 11 0,666 0,212 Valid
Indikator 12 0,544 0,212 Valid
Indikator 13 0,583 0,212 Valid
Indikator 14 0,408 0,212 Valid

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


82

Variabel r-hitung r-tabel Keterangan


Indikator 15 0,400 0,212 Valid
Indikator 16 0,630 0,212 Valid
Indikator 17 0,620 0,212 Valid
Lingkungan Kerja (X2)
Indikator 1 0,545 0,212 Valid
Indikator 2 0,655 0,212 Valid
Indikator 3 0,581 0,212 Valid
Indikator 4 0,529 0,212 Valid
Indikator 5 0,586 0,212 Valid
Indikator 6 0,602 0,212 Valid
Indikator 7 0,633 0,212 Valid
Indikator 8 0,656 0,212 Valid
Indikator 9 0,707 0,212 Valid
Indikator 10 0,377 0,212 Valid
Indikator 11 0,342 0,212 Valid
Indikator 12 0,649 0,212 Valid
Indikator 13 0,341 0,212 Valid
Indikator 14 0,518 0,212 Valid
Indikator 15 0,382 0,212 Valid
Indikator 16 0,311 0,212 Valid
Indikator 17 0,569 0,212 Valid
Indikator 18 0,638 0,212 Valid
Kinerja Karyawan (Y1)
Indikator 1 0,546 0,212 Valid
Indikator 2 0,670 0,212 Valid
Indikator 3 0,537 0,212 Valid
Indikator 4 0,593 0,212 Valid
Indikator 5 0,599 0,212 Valid
Indikator 6 0,383 0,212 Valid

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


83

Variabel r-hitung r-tabel Keterangan


Indikator 7 0,514 0,212 Valid
Indikator 8 0,485 0,212 Valid
Indikator 9 0,653 0,212 Valid
Indikator 10 0,623 0,212 Valid
Indikator 11 0,600 0,212 Valid
Indikator 12 0,589 0,212 Valid
Indikator 13 0,572 0,212 Valid
Indikator 14 0,490 0,212 Valid
Indikator 15 0,497 0,212 Valid
Indikator 16 0,388 0,212 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Hasil uji validitas dari table IV.5 diatas menunjukkan bahwa

semua pernyataan yang digunakan untuk mengukur variable-variabel

yang dalam penelitian ini mempunya nilai korelasi yang lebih besar

dari r-tabel (0,212). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua

pernyataan tersebut adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan reliabilitas item

pernyataan kuesioner dalam kehandalannya mengukur variable pada

penelitian. Uji reliabilitas hanya dilakukan pada item-item

pernyataan kuesioner yang telah valid dan dibuat menggunakan

Teknik Cronbach Alpha.

TABEL IV.6
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Keterangan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


84

Alpha
Kesehatan Keselamatan Kerja (X1) 0,861 Reliabel
Lingkungan Kerja (X2) 0,845 Reliabel
Kinerja Karyawan 0,841 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Dari keterangan table IV.6 diatas dapat diketahui bahwa

masing-masing variable memiliki nilai koefisien alpha lebih besar

dari 0,60, sehingga dapat diambil keputusan bahwa instrument

tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan

data.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


85

c. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

GAMBAR IV.2
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan grafik normal plot pada gambar di atas

menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam

penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi

normalitas.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


86

2) Uji Heterokedastisitas

GAMBAR IV.3
Hasil Uji Heterokedastisitas

Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak

membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah heterokedastisitas dalam model regresi.

3) Uji Multikolonieritas

TABEL IV.7
Hasil Uji Multikolonieritas

Model Tolerance VIF


Constant
Kesehatan Keselamatan Kerja (X1) 0,654 1,529
Lingkungan Kerja (X2) 0,654 1,529
Sumber : Data primer diolah 2020

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


87

Berdasarkan hasil tabel IV.7 diatas, dapat dilihat hasil

Tolerance 0,654 > 0,10. Dan VIF < 1,529, yang berarti bahwa

tidak terjadi gejala Multikolonieritas diantara kedua variabel

bebas diatas.

4) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

sebelumnya. Dengan melihat Durbin-Watson dengan ketentuan

du < dw < 4 – du jika nilai DW terletak antara du dan 4 – du

berarti bebas dari autokorelasi.

TABEL IV.8
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Std. Error
R Adjusted Durbin-
Model R of The
Square R Square Watson
Estimate
1 .824 .680 .672 3.6273 1.841
a. Predictors (Constant), Lingkungan Kerja, K3
b. Dependent Variable, Kinerja Karyawan
Sumber : Data primer diolah 2020

Berdasarkan tabel IV.8 nilai DW hitung > du yaitu

sebesar 1,841 > 1,697 dan DW hitung < 4 – du yaitu sebesar

1,841 < (4 – 1,697) = 2,303 atau dapat disimpulkan bahwa du <

DW < 4 – du yaitu sebesar 1,697 < 1,841 < 2,303 sehingga model

regresi yang digunakan sudah bebas dari masalah autokorelasi.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


88

d. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk

menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh variable independent

terhadap variable dependen. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS 23.

TABEL IV.9
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Standardize
Unstandardize Collinearity
d
d Coefficients Statistics
Model Coefficients T Sig.
Std. Toleranc
B Beta VIF
Error e
1 1.70 .
(Constant) 8.113 4.758
5 092
Kesehatan .280 .076 .281 3.66 . .654 1.52
Keselamata 4 000 9
n Kerja
Lingkungan .511 .063 .627 8.16 . .654 1.52
Kerja 0 000 9
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Full Model Regresion diperoleh persamaan regresi linier

berganda adalah sebagai berikut :

Y = 8,113 + 0,280 X1 + 0,511 X2

Adapun hasil persamaan regresi linier berganda tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Nilai konstanta (α) = 8,113 artinya, apabila variable kesehatan

keselamatan kerja (K3) dan lingkungan kerja nilainya 0 (nol)

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


89

atau variabel-variabel tersebut diabaikan, maka kinerja

karyawan yang diperoleh adalah sebesar 8,113.

2) Koefisien regresi kesehatan keselamatan kerja (K3) (X1) =

0,280 artinya apabila nilai dari variabel kesehatan keselamatan

kerja (K3) (X1) dinaikkan sebesar 1% maka tingkat kinerja

karyawan akan meningkat sebesar 0,280.

3) Koefisien regresi lingkungan kerja (X2) = 0,511 artinya, apabila

nilai dari variabel lingkungan kerja (X2) dinaikkan sebesar 1%,

maka tingkat kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,511.

e. Uji Hipotesis

1) Uji Parsial (Uji t)

Uji t (uji koefisien regresi secara parsial) digunakan

untuk mengetahui secara parsial pengaruh kesehatan

keselamatan kerja (K3) dan lingkungan kerja signifikan atau

tidak terhadap kinerja karyawan. Pengujian menggunakan

signifikasi 0,05.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


90

TABEL IV.10
Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Unstandardize Standardized Collinearity
d Coefficients Coefficients Statistics
Model T Sig.
Std. Toleranc
B Beta VIF
Error e
1 .
(Constant) 8.113 4.758 1.705
092
Kesehatan .280 .076 .281 3.664 . .654 1.529
Keselamata 000
n Kerja
Lingkungan .511 .063 .627 8.160 . .654 1.529
Kerja 000
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

dari variabel independent (kesehatan keselamatan kerja dan

lingkungan kerja) terhadap variabel dependen (kinerja

karyawan), selain dengan menggunakan nilai signifikan juga

dapat dilakukan melalui uji hipotesis dengan membandingkan t-

hitung dan t-tabel. Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel maka

dapat dikatakan bahwa masing-masing dari setiap variabel

independent berpengaruh terhadap variabel dependen.

Untuk menentukan t-tabel dapat dilihat pada tabel

statistic pada signifikan 0,05 dengan dua sisi (0,025) dengan

degree of freedom sebagai berikut :

Degree of freedom (df) yaitu N – k – 1 dimana n : jumlah

pengamatan dan k : jumlah variabel bebas. Jadi

86 – 2 – 1 = 83

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


91

Maka, hasil t-tabel sebesar 1,66342 (dilihat pada baris ke 83

dengan tingkat signifikansi 0,05 dan uji dua arah).

a) Uji t Variabel Kesehatan Keselamatan Kerja terhadap

Kinerja Karyawan

Hipotesis penelitian pertama yang diajukan adalah :

H01 : Secara parsial variabel kesehatan keselamatan kerja

tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan

Ha1 : Secara parsial variabel ksehatan keselamatan kerja

berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan

Berdasarkan t-tabel :

- Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika t-hitung > t-tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi :

- Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak

Dari hasil yang didapat pada tabel IV.9 dapat diketahui

t-hitung > t-tabel yaitu 3,664 > 1,663 dan nilai signifikansinya

< nilai alpha nya (0,000 < 5%). Maka dapat disimpulkan H a

diterima dan H0 ditolak yang berarti secara parsial kesehatan

keselamatan kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan di PT. Anugrah Analisis Sempurna.

b) Uji t Variabel Lingkungan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


92

Hipotesis penelitian kedua yang diajukan adalah :

H02 : Secara parsial variabel lingkungan kerja tidak

berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan

Ha2 : Secara parsial variabel lingkungan kerja berpengaruh

terhadap variabel kinerja karyawan

Berdasarkan t-tabel :

- Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika t-hitung > t-tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi :

- Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak

Dari hasil yang didapat pada tabel IV.10 dapat diketahui

t-hitung > t-tabel yaitu 8,160 > 1,663 dan nilai signifikansinya

< nilai alpha nya (0,000 < 5%). Maka dapat disimpulkan H a

diterima dan H0 ditolak yang berarti secara parsial lingkungan

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan di PT. Anugrah Analisis Sempurna.

2) Uji Simultan (Uji F)

Perhitungan F digunakan untuk melihat signifikan atau

tidaknya regresi berganda yang dilakukan. Syarat untuk uji

regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan angka F hitung.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


93

TABEL IV.11
Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANNOVA a
Model Sum of Df Mean Square F Sig
Squares
1 Regression 2316.295 2 1158.148 88.025 .000
Residual 1092.030 83 13.157
Total 3408.326 85
a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan
b. Predictors : (Constant), Kesehatan Keselamatan Kerja, Lingkungan Kerja
Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Hipotesis :

H0 : Kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan kerja

secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y)

Ha : Kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan kerja

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan (Y)

Dari hasil yang didapat pada tabel IV.11 dapat diketahui

F-hitung yaitu sebesar 88,025 dengan nilai signifikan sebesar

0,000. Untuk menentukan F-tabel dapat dilihat pada tabel

statistic pada signifikan 0,05 dengan dua sisi (0,025) dengan

degree of freedom sebagai berikut :

a) Degree of freedom 1 (df 1) yaitu jumlah variabel bebas = 2

b) Degree of freedom 2 (df 2) yaitu N – (k + 1) dimana n :

jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel bebas. Jadi

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


94

86 – (2 + 1) = 86 – 3 = 83

Maka, F-tabel sebesar 3,11 (dilihat pada F-tabel dengan df 1 = 2,

dan df 2 = 83).

Berdasarkan F-tabel :

- Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika F-hitung > F-tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi :

- Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak

Dari hasil yang didapat pada tabel IV.10 dapat diketahui

F-hitung > F-tabel yaitu 88,025 > 3,11 dan nilai signifikansinya

< nilai alpha nya (0,000 < 0,05). Maka dapat disimpulkan H a

diterima dan H0 ditolak yang berarti Kesehatan Keselamatan

Kerja dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

3. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

besarnya kontribusi atau pengaruh variabel independent (Kesehatan

Keselamatan Kerja dan Lingkungan Kerja) terhadap variabel dependen

(Kinerja Karyawan) yaitu dengan mengkuadradkan koefisien korelasi.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


95

TABEL IV.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square


1 0,824 0,680 0,672
Sumber : Data primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel IV.12 dapat dilihat bahwa koefisien

determinasi (Adjusted R2) yang diperoleh yaitu sebesar 0,672. Hal ini

berarti, variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (X1) dan Lingkungan

Kerja (X2) mampu menjelaskan variabel Kinerja Karyawan (Y) sebesar

67,2%. Sedangkan, sisa sebesar 32,8% dijelaskan oleh variabel lain

diluar dari variabel penelitian ini.

4. Pembahasan

a. Ada Pengaruh yang Positif dan Signifikan antara Variabel

Kesehatan Keselamatan Kerja (X1) terhadap Variabel Kinerja

Karyawan (Y) pada PT. Anugrah Analisis Sempurna

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

t-hitung > t-tabel yaitu 3,664 > 1,663 dan nilai signifikansinya

< nilai alpha nya (0,000 < 5%). Maka secara parsial kesehatan

keselamatan kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan di PT. Anugrah Analisis Sempurna.

b. Ada Pengaruh yang Positif dan Signifikan antara Variabel

Lingkungan Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja Karyawan

(Y) pada PT. Anugrah Analisis Sempurna

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


96

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

t-hitung > t-tabel yaitu 8,160 > 1,663 dan nilai signifikansinya

< nilai alpha nya (0,000 < 5%). Maka secara parsial lingkungan

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

di PT. Anugrah Analisis Sempurna.

c. Ada Pengaruh yang Positif dan Signifikan antara Variabel

Kesehatan Keselamatan Kerja (X1) dan Variabel Lingkungan

Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) pada PT.

Anugrah Analisis Sempurna

Demikian juga dengan uji F, pengaruh kedua variabel bebas

tersebut secara bersama-sama terhadap variabel kinerja karyawan

(Y) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Hal ini

terbukti dari F-hitung > F-tabel (tabel IV.10) sebesar 88,025 > 3,11

dan nilai signifikansinya < nilai alpha nya (0,000 < 0,05). Oleh

karena itu kedua variabel tersebut layak untuk dijadikan hasil akhir

atau rujukan untuk penelitian selanjutnya.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Ada pengaruh antara Kesehatan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan, hal ini dibuktikan oleh nilai t-hitung (3,664) lebih besar dari

t-tabel (1,663) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (sig < 0,05).

2. Ada pengaruh antara Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan, hal

ini dibuktikan oleh nilai t-hitung (8,160) lebih besar dari t-tabel (1,663)

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (sig < 0,05).

3. Ada pengaruh Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan, hal ini dibuktikan oleh nilai F-hitung

(88,025) lebih besar dari F-tabel (3,11) dengan nilai signifikansi sebesar

0,000 (sig < 0,05).

4. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai R Square

sebesar 0,672, yang artinya bahwa variabel Kesehatan Keselamatan

Kerja (X1) dan variabel Lingkungan Kerja (X2) memiliki pengaruh

terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) sebesar 67,2%, sedangkan

sisanya sebesar 32,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


98

B. Saran-saran

Setelah menguraikan kesimpulan, maka penulis mencoba

memberikan saran-saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi

manajemen dan diharapkan dapat bermanfaat untuk masa sekarang maupun

untuk masa yang akan datang. Adapun saran tersebut adalah :

1. Kesehatan keselamatan kerja memberikan pengaruh besar terhadap

kinerja karyawan di PT. Anugrah Analisis Sempurna dalam

menumbuhkan tingkat kesejahteraan karyawan. proses untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan melalui perlindungan atas Kesehatan dan

keselamatan kerja karyawan dalam menjalankan pekerjaannya adalah

dengan melakukan pengawasan terhadap karyawan agar tetap

mengutamakan keselamatan dalam bekerja untuk mengurangi angka

kecelakaan kerja. Adapun usaha lainnya dalam menciptakan kesehatan

keselamatan kerja yaitu dengan memberikan kontribusi agar tercipta

lingkungan yang sehat dan aman untuk menekan resiko kecelakan kerja

dan penyakit akibat kerja yang berdampak terhadap kinerja karyawan.

2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja

merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kinerja

karyawan. Oleh karena itu PT. Anugrah Analisis Sempurna sebaiknya

perlu meningkatkan ketersediaan fasilitas, meningkatkan kebersihan,

mengawasi infrastruktur dengan pengecekan bangunan atau mesin-

mesin dan membangun koordinasi dan komunikasi yang baik dengan

sesama rekan kerja maupun pimpinan. Hal-hal ini berdampak positif

untuk melindungi lingkungan dengan mencegah atau mengurangi

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


99

dampak lingkungan yang merugikan, dan mengurangi efek negative dari

kondisi lingkungan di perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya memperbaiki instrument penelitian dengan

cara menambahkan jumlah indicator item pernyataan dan menambahkan

jumlah variabel seperti kompensasi dan disiplin kerja yang dirasa belum

digunakan dalam penelitian sekarang.

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Jaenudin. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lentera


Ilmu Cendekia

Faida, Eka Wilda. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ergonomi Unit
Kerja Rekam Medis. Jakarta : Indomedia Pustaka

Gunawan, Ce. 2020. Mahir Menguasai SPSS Panduan Praktis Mengolah Data.
Yogyakarta : Deepublish

Jackson, Susan E, Randall S.Schuler, Steve Werner, 2011. Pengelolaan Sumber


Daya Manusia, Edisi Kesepuluh, (B Prihartanto, Penerj), Jakarta: Salemba
Empat

Kasmir. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Cetakan ke
5. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada (Rajawali Pers)

Jack Matatula. 2015. Occupational Health and Safety Management Systems –


Requirements. Jakarta : BSN

Larasati, Sri. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : CV. Budi
Utama

Mathis, RL & Jackson, JH. 2006, Human Resource Management, 10th edn, (D.
Angelica, Penerjemah), Jakarta,Salemba Empat.

Maykel, Dareho., Paulus, Kindangen., Christoffel, K.2017.Pengaruh Pendidikan,


Pelatihan dan Loyalitas terhadap Kinerja Karyawan PT Delisa Minahasa
Manado.Jurnal EMBA, Vol.5, No.3.

Raymond Noe, John Hollenbeck, Barry Gerhart , Patrick Wright. 2015


Fundamentals of Human Resources Management. Sixth Edition. United
States of America :Mc Graw Hill Education

Rivai,V., Mansyur, R., Thoby M., Willy,A. 2015. Manajemen Kinerja Untuk
Perusahaan Dan Organisasi. Yogyakarta: BFFE
Sari, Devi Nurmalita. 2017. Pengaruh Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja
sebagai Variabel Intervening pada PT. Kusuma Nanda Putra. Yogyakarta

Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan


Manajemen Pegawai Negeri Sipil. (cetakan kelima). PT Refika Aditama.
Bandung

Sedarmayanti. 2013. Manajemen dan komponen Terkait Lainnya. Bandung :


PT. Rafika Aditama

Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refuja


Aditama
Sentono, Suyadi Prawiro . 2014. Manajemen Strategik dan Pengambilan
Keputusan Korporasi. Jakarta :BumiAksara

Simambela, Lijan Poltak. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke 8.


Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sudaryono, 2014. Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Jakarta : Lentera Ilmu


Cendekia

Sudaryono, 2017. Pengantar Manajemen : Teori dan Kasus. Jakarta : PT. Buku
Seru

Soepomo. 2018. Pengantar Manajemen. Jakarta : Yrama Widya

Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, Edy. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke 10. Jakarta :
Prenadamedia Group.

Wirawan.2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Website :
https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-jenis-manfaat-lingkungan-
kerja.html 16 November 2018

FEB UNIVERSITAS MH THAMRIN


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai