Anda di halaman 1dari 5

1.

Saat pengkajian perawat menemukan prevalensi kasus hipertensi pada lansia yang tinggi
di sebuah desa. Hasil pengkajian didapatkan kebiasaan lansia merokok di setiap pertemuan
warga. Perawat melakukan intervensi menurunkan perilaku merokok pada lansia dengan
cara membuat komitmen untuk tidak merokok di tempat umum dengan melibatkan aparat
desa dan tokoh masyarakat.
Apakah bentuk strategi intervensi yang dilakukan perawat pada kasus?
a. Kemitraan
b. Pemberdayaan

c. Proses kelompok
d. Promosi kesehatan
e. Pendidikan kesehatan

2. Perawat menemukan masalah masih tingginya perilaku masyarakat membuang sampah di


sungai di sebuah desa, hasil wawancara didapatkan masyarakat mengeluh tidak adanya
tempat pembuangan sampah sehingganya mereka terpaksa membuang sampah di sungai.
Perawat bekerjasama dengan Dinas kebersihan di Kecamatan untuk membantu mengatasi
masalah ini.
Apakah bentuk strategi intervensi yang dilakukan perawat pada kasus?
a. Kemitraan
b. Proses kelompok
c. Pemberdayaan
d. Promosi kesehatan
e. Pendidikan kesehatan

3. Hasil pengkajian di sekolah, perawat menemukan 30% siswa sudah merokok, 70%
diantaranya mengatakan alasan merokok karena ikut teman. Sebagian besar mereka sudah
tahu bahaya rokok tapi bingung cara menghentikannya dan takut bertanya pada guru atau
orangtuanya. Perawat membentuk kader kesehatan remaja sebagai peer counselor untuk
mengurangi perilaku merokok pada siswa
Apakah bentuk strategi intervensi yang dilakukan perawat pada kasus?
a. Kemitraan
b. Proses kelompok
c. Pemberdayaan
d. Promosi kesehatan
e. Pendidikan kesehatan

4. Saat pengkajian rumah warga ditemukan 50% bak mandi terdapat jentik nyamuk, 40%
tempat penyimpanan air tidak ditutup dan 20% pekarangan warga ditemukan ban dan
kaleng bekas serta tempat minum burung yang memiliki jentik didalamnya. Perawat
merencanakan memberikan penyuluhan dan demonstrasi pencegahan penyakit demam
berdarah
Apakah bentuk strategi intervensi yang dilakukan perawat pada kasus?
a. Kemitraan
b. Proses kelompok
c. Pemberdayaan
d. Promosi kesehatan
e. Pendidikan kesehatan

5. Hasil wawancara perawat didapatkan lansia mengeluh posyandu lansia tidak rutin
diadakan karena kadernya tidak aktif, mereka juga menyampaikan bahwa kader tidak
dapat memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga mereka bosan ke Posyandu lansia.
Perawat berencana mengadakan rekrutmen dan pelatihan kader baru.
Apakah bentuk strategi intervensi yang dilakukan perawat pada kasus?
a. Kemitraan
b. Proses kelompok
c. Pemberdayaan
d. Promosi kesehatan
e. Pendidikan kesehatan

6. Ditemukan hasil pendataan di desa, mayoritas penduduknya melakukan kegiatan Mandi


Cuci Kakus di Sungai. Petugas kesehatan telah memberikan penyuluhan kesehatan tentang
PHBS, namun kondisi ekonomi yang kurang mengakibatkan masyarakat tidak mampu
dalam penyediaan sumber air bersih dan jamban sehat.
Apakah strategi intervensi keperawatan komunitas yang tepat pada kasus ?
a. Kemitraan
b. Proses kelompok
c. Pemberdayaan
d. Promosi kesehatan
e. Pendidikan kesehatan

7. Berdasarkan data di Puskesmas menunjukkan terjadinya peningkatan angka kejadian


campak di Suatu Desa. Hasil wawancara dengan sejumlah kader di wilayah Desa tersebut
didapatkan data bahwa Banyak ibu yang tidak mau mengimunisasikan anaknya terutama
campak karena takut jika anaknya panas setelah imunisasi dan anak sulit makan
Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan oleh perawat?
a. Melakukan kolaborasi pemberian vaksin campak
b. Melakukan skrining kejadian campak pada balita
c. Meningkatkan gizi balita
d. Membuat poster tentang pentingnya imunisasi campak
e. Penyuluhan kesehatan pada ibu balita tentang imunisasi

8. Dari pengkajian di sebuah desa didapatkan data 74% bayi tidak diberikan ASI ekslusif.
Ibu-ibu mengatakan bahwa mereka merasa kasihan kepada anaknya kalau tidak diberikan
makanan tambahan karena mereka beranggapan kalau hanya diberikan ASI saja anak akan
kurus
Apakah diagnosis keperawatan dalam kasus tersebut ?
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
c. Defisit pengetahuan tentang ASI eksklusif
d. Ketidakefektifan koping komunitas
e. Resiko kurang gizi pada anak

9. Hasil pengkajian perawat pada sebuah desa didapatkan kejadian demam berdarah
berulang hampir tiap tahun. Warga merasa khawatir dan meminta kepala desa agar
berkoordinasi dengan puskesmas mengupayakan dilakukan pengasapan (fogging). Hasil
observasi, tampak lingkungan yang kotor, perumahan kumuh, terdapat banyak genangan
air di sekitar tempat tinggal
Apakah tindakan perawat yang paling tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut?
a. Membentuk petugas jentik nyamuk
b. Melaporkan masalah ke Dinas Kesehatan
c. Pendidikan kesehatan tentang demam berdarah
a.Mendorong masyarakat melakukan gotong royong
b.Mendesak pihak puskesmas melakukan pengasapan
10. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan rata-rata 5 % anak mengalami diare
setiap bulannya, hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki perilaku jajan
sembarangan di pinggir jalan. Di sekolah sudah memiliki kantin sekolah dan tempat cuci
tangan , anak-anak juga sering dihimbau mencuci tangan sebelum makan

Apakah masalah keperawatan utama kasus tersebut?


a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
b. Defisiensi kesehatan komunitas
c. Defisit pengetahuan
d. Managemen kesehatan tidak efektif
e. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

11. Hasil pengkajian pada populasi remaja di suatu kota adalah 20% . 32% diantara
remaja tersebut pernah berhubungan seks dan 9% remaja yang melakukan seks pra nikah
mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan 70% remaja lebih percaya pada
teman dibandingkan orangtua untuk bercerita masalah pribadinya
Apakah data tambahan yang diperlukan untuk melakukan intervensi pada masalah
tersebut?
a. Pola asuh orangtua
b. Gaya hidup
c. Pengaruh sebaya
d. Pendidikan remaja
e. Pengetahuan reproduksi

12. Hasil pengkajian di wilayah lokalisasi dekat pelabuhan didapatkan: 50% masyarakat
pernah mengalami penyakit menular seksual. Puskesmas secara rutin melakukan
penyuluhan namun komunitas kurang responsif dan sulit untuk diajak komunikasi ketika
petugas datang ke rumah dan menganggap penyakit adalah resiko pekerjaan
Apakah diagnosa keperawatan yang paling tepat pada komunitas adalah?
a. Perilaku cenderung beresiko
b. Defisit pengetahuan
c. Defisiensi kesehatan komunitas
d. Managemen kesehatan tidak efektif
e. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

13. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu kelurahan terdapat 250
balita, 5% dari balita pernah mengalami diare. Masyarakat memiliki kebiasaan buang
sampah ke kali, banyak lalat bertebaran di wilayah tersebut, masyarakat belum
mengetahui tentang diare dan 80% tidak tamat SD. Perawat merencanakan memberikan
penyuluhan kesehatan tentang diare pada masyarakat
Apakah evaluasi hasil dari tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
a. Masyarakat memahami tentang penyakit diare
b. Tidak ada lagi balita yang menderita penyakit diare
c. Masyarakat tidak ada yang membuang sampah ke kali
d. Masyarakat dapat membuat larutan gula dan garam
e.Masyarakat mengetahui cara mengusir lalat di wilayah

14. Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan pusing, mual, muntah, sklera ikterik dan
tampak pucat. Dari hasil pemeriksaan klien didiagnosa hepatitis. Pasien mengatakan urin
dan feses berwarna kuning cerah. Beberapa tetangga mengeluh dengan gejala yang sama.
Pasien tinggal di komplek, bertetangga. Penghuni komplek biasa berkumpul dan makan
bersama
Apakah tindakan preventif primer yang dapat dilakukan pada komunitas?
a. Memberikan penyuluhan pencegahan penyakit hepatitis
b. Memberikan penyuluhan kebersihan dan pengolahan makanan
c. Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT
d. Menganjurkan komunitas untuk divaksinasi di puskesmas
e. Melakukan kolaborasi pemberian obat hepatitis

15. Data pengkajian perawat komunitas di sebuah desa ditemukan bahwa kasus baru TB paru
sebanyak 30 kasus dan sudah mendapat pengobatan, tapi 70 % penderita sulit
meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan karena bekerja dan merasa sudah
sembuh akibatnya kebanyakan masih mengalami batuk dan tidak nafsu makan.
Apakah diagnosa keperawatan yang tepat untuk data di atas?
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
b. Defisiensi kesehatan komunitas
c. Perilaku cenderung beresiko
d. Defisit pengetahuan
e. Managemen kesehatan tidak efektif

16. Pengkajian pada sebuah desa didapatkan data dari 150 KK, 80 KK merokok dirumah, 50
KK batuk satu bulan terakhir, 5 KK didiagnosa TB Paru. Penerapan PHBS rendah karena
masyarakat kurang memperhatikan pentingnya PHBS. Masyarakat hanya mau
mendengarkan Lurah dan tokoh masyarakat, tapi kurang mendukung penerapan PHBS di
Tatanan Rumah Tangga
Apakah Strategi intervensi yang tepat dilakukan oleh perawat komunitas?
a. Kolaborasi kemitraan dengan masyarakat dan aparat kelurahan
b. Melakukan pendidikan kesehatan dengan masyarakat
c. Melakukan advokasi prinsip kerja sama dengan tokoh masyarakat dan lurah
d. Mengadakan pendekatan proses kelompok
e. Pembentukan kader PHBS

Anda mungkin juga menyukai