Anda di halaman 1dari 2

Tatalaksana

Medikamentosa

Berikan obat-obatan, namun harus diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-
obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin antagonis,
serotonin antagonis, dan kortikosteroid.

1. Vitamin : vitamin B1 dan B6 (pyridoxine) untuk mengatasi mual muntah


2. Antihistamin : doxylamine dan dipendyramine untuk menurunkan rangsangan di pusat
muntah
3. Dopamine antagonis : prochlorperazine, promethazine, dan metocloperamide
4. Serotine antagonis: Odansetron
5. Kortikosteroid masih kontroversial karena dikatakan pemberian pada kehamilan
trimester pertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan

Terapi nutrisi

Bisa dengan pemberian makanan yang mengandung nutrisi yang baik (peroral). Namun bila peroral
menemui hambatan dicoba untuk 9 menggunakan nasogastric tube (NGT).

Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki peredaran udara yang baik.
Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang diperbolehkan untuk keluar masuk kamar tersebut.
Lalu Catat cairan yang keluar dan masuk. Pasien tidak diberikan makan ataupun minum selama 24
jam atau berpuasa . Biasanya dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
Pengobatan.

Terapi psikologik

Yakinkan pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
dan persalinan karena itu merupakan proses fisiologis, kurangi pekerjaan. Jelaskan juga bahwa mual
dan muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang setelah
usia kehamilan 4 bulan.

Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin,
terutama vitamin B kompleks dan vitamin C, dapat diberikan pula asam amino secara intravena
apabila terjadi kekurangan protein

Edukasi

Edukasi pasien untuk menghindari pemicu mual dan muntah, misalnya bebauan yang tajam, ruangan
pengap, keributan, dan cahaya silau. Minta pula pasien untuk istirahat yang cukup.

Modifikasi Diet : Sampaikan bahwa hidrasi dan nutrisi perlu tetap dijaga. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah yang kecil tetapi frekuensi lebih sering.
Pasien perlu menghindari makanan yang pedas dan berlemak, serta makanan yang berbau tajam
dan dapat merangsang mual. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung jahe mungkin
bermanfaat.
Potensi Risiko : Sampaikan pada pasien bahwa hiperemesis gravidarum dapat hilang sendiri setelah
kehamilan lebih lanjut. Komplikasi yang berat jarang terjadi, namun pasien perlu diedukasi mengenai
potensi dan tanda bahaya komplikasi. Hiperemesis gravidarum yang berat dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan elektrolit, malnutrisi, hingga ensefalopati Wernicke.

Sampaikan pada pasien bahwa kejadian efek samping jangka panjang dan efek samping pada fetal
jarang terjadi. Yakinkan pasien bahwa kondisi yang dialaminya bukan merupakan salah pasien,
melainkan merupakan keluhan yang umum terjadi selama kehamilan.

Sampaikan pada pasien bahwa penggantian suplemen prenatal dari multivitamin menjadi
pemberian asam folat tunggal dapat membantu mengurangi gejala. Jelaskan bahwa pilihan tata
laksana awal adalah nonfarmakologi dengan istirahat, modifikasi diet, menghindari pemicu, dan
konsumsi makanan atau minuman yang meringankan seperti jahe.

Jelaskan juga tanda dehidrasi dan kemungkinan keperluan rawat inap untuk rehidrasi dan pemberian
obat intravena

Anda mungkin juga menyukai