OLEH
I KADEK SUANDANA
NIM 1917041135
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Manajemen
OLEH
I KADEK SUANDANA
NIM 1917041135
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wayan Cipta, M.M Ni Made Dwi Ariani Mayasari, S.E., M.M.
NIP. 195912311986031019 NIP. 198505042015042001
ii
iii
Oleh :
I Kadek Suandana , NIM. 1917041135
Jururusan Manajemen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Kompensasi dan
Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Badan Kepegawain
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Buleleng. Rancangan
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif kasual. Dalam
penelitian ini subjek yang digunakan adalah ASN di Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Buleleng. Jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 51 responden. Instrumen dalam pengumpulan data
adalah metode kuesioner dan Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Kompensasi secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pegawai BKPSDM
Kabupaten Buleleng. (2) Kemampuan kerja secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pegawai BKPSDM Kabupaten Buleleng. (3)
Kompensasi dan kemampuan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pegawai Badan Kepegawaian dan BKPSDM Kabupaten
Buleleng.
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ........................................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB V PENUTUP
5.1 Rangkuman ............................................................................................. 57
5.2 Simpulan ................................................................................................ 58
5.3 Saran ................................................................................................ 59
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Data Nilai Aktivitas Pegawai BKPSDM ............................................. 4
Tabel 2.1 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 20
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 30
Tabel 3.2 Indikator, Skala Pengukuran, dan Skala Pengukuran .......................... 31
Tabel 3.3 Pengujian Validitas Variabel Kompensasi ........................................... 33
Tabel 3.4 Pengujian Validitas Variabel Kemampuan kerja ................................. 34
Tabel 3.5 Pengujian Validitas Variabel Kemampuan Pegawai ........................... 34
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Keseluruhan ....................................................... 35
Table 4.1 Deskripsi Data ...................................................................................... 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolineritas .................................................................... 44
Tabel 4.3 Detail Hasil Uji Analisis regresi .......................................................... 45
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Pengaruh Kompensasi dan Kemampuan
Kerja terhadap Kepuasan Kerja ....................................................... 16
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 44
ix
LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 01. Kuesioner Penelitian ....................................................................... 61
Lampiran 02. Tabulasi Data Penelitian ................................................................ 67
Lampiran 03. Hasil Uji Validitas ......................................................................... 73
Lampiran 04. Hasil Uji Reabilitas ........................................................................ 75
Lampiran 05. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 77
Lampiran 06. Hasil Uji Regresi ........................................................................... 78
Lampiran 07. Peraturan Bupati Buleleng Nomer 13 Tahun 2020 ....................... 80
BAB 1
PENDAHULUAN
mencapai pemerintahan yang baik atau sering disebut Good Governance. Agar
serta bisa diterima oleh seluruh masyarakat (Anggara, 2012). Prinsip tersebut
dapat dijalankan dengan baik apabila Pemerintah memiliki sistem kerja yang baik
dan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, sehingga apa yang telah
direncanakan mampu dijalankan dengan baik oleh Aparatur Sipil Negara (ASN),
dalam arti lain tidak terjadi degradasi dalam kekuasaan yang diakibatkan oleh
pekerjaannya dengan baik maka harus dilakukan pemenuhan dalam hal kepuasan
1
2
Serta Tata Kerja Badan Daerah, Tugas Pokok Badan Kepegawaian dan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu cara paling mudah
berpatokan pada seberapa efektif kenaikan tersebut agar kas yang dikeluarkan
diberikan oleh pegawainya, sedangkan dari sisi pegawai ada kepuasan tersendiri
karena dapat mencapai tujuanya dan mendapat imbalan lebih. Salah satu program
TPP kepada pegawai negeri sipil yang dapat memacu kepuasan dalam
dapat meningkat. Di BKPSDM telah diterapkan TPP sejak Bulan Maret 2020,
dimana pemberian TPP kepada ASN Kabupaten Buleleng didasarkan beban kerja,
yang bersumber dari APBD selain gaji, sebagai penghargaan atas capaian kinerja,
sebagai pengganti kontribusi jasa yang telah mereka berikan kepada perusahaan.
namun TPP sifatnya tambahan atau bonus bukan gaji. Hubungan TPP dengan
kepuasan kerja sangat erat, menurut Sunyoto, (2012: 67) kompensasi yang
diterima pegawai sesuai atau bahkan melebihi apa yang dipersepsikannya akan
menimbulkan rasa puas pada diri pegawai, sehingga pegawai akan meningkatkan
kinerja yang telah dicapainya saat ini. Teori tersebut memiliki arti, semakin besar
kompensasi yang berwujud TPP tersebut, maka semakin puas pegawai. Teori ini
didukung oleh hasil penelitian. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang telah
dilakukan oleh Idiawaty (2021) dan Anwar (2022) dimana TPP berpengaruh
Fitriany dkk (2021) memperoleh hasil TPP tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja. Karena terjadi perbedaan hasil dalam penelitian maka dilakukan
observasi awal untuk mengetahui sekilas mengenai keefektivan TPP yang sudah
dijalankan maka dapat dilihat dari data aktivitas pegawai di BKPSDM, dimana
data dikumpulkan sebanyak sepuluh ASN dan diambil secara acak dari bulan Juli
4
2022 hingga Oktober 2022. Berikut data tentang nilai aktivitas pegawai BKPSDM
Juli 2022 hingga Oktober 2022 yang disampaikan pada Tabel A.1.
Tabel 1.1
Data Nilai Aktivitas Pegawai BKPSDM
Juli 2022 hingga Oktober 2022
Nama Bulan Rata-Rata
Jul Ags Sep Okt
Arry 71 75 107 104 89.25
Mandala 80 77 71 69 74.25
Cindy 84 89 102 95 92.5
Cipta Dewi 100 92 94 98 96
Sutrisni 97 90 100 95 95.5
Novita 70 107 78 82 84.25
Suryawan 106 106 94 100 101.5
Agus Jully 104 101 100 100 101.25
Teni 100 102 101 100 100.75
Made Suardana 89 100 85 94 92
dalam rentang 74 sampai dengan 100.5. Data awal ini menunujukan bahwa
beberapa pegawai tidak dapat melampui angka 100 pada nilai rata-ratanya hal ini
disebabkan oleh nilai aktivitas yang kurang dari 100 setiap bulanya namun ada
juga pegawai yang tidak konsisten dimana terkadang dapat mencapai nilai 100
kadang tidak. Diduga rata-rata TPP di bawah nilai 100 menunjukan adanya
ketidakpuasan pegawai dan hal ini perlu diuji kembali pengaruhnya. Dengan
demikian TPP yang didapatkan tidak makasimal dan menjadikan TPP sesuatu
yang tidak dirasakan langsung oleh pegawai, padahal TPP memiliki banyak
manfaat bagi pegawai karena sistem tambahan ini akan membantu perekonomian
kepuasan seorang pegawai. Oleh sebab itu agar ASN dapat menjalankan tugasnya
5
tingkat kinerja dan kepuasan pegawai melalui kecocokan antara pekerjaan dengan
kerja tidak signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai, hal ini mengindikasikan
untuk digali padahal lulusan yang sesuai bidang akan lebih mempermudah
manajemen untuk menempatkan ASN pada bidang yang tepat dan tentunya akan
menganalisisnya.
permasalahan di TPP dan kemampuan yang terlihat pada data awal, maka perlu
6
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti sejauh mana keefektivan variabel-
banyak variabel lainya seperti kinerja dan kedisiplinan. Manajemen harus mampu
menaikkan nilai kepuasan kerja setiap pegawainya, menurut Wibowo (2010: 517-
518) bahwa kepuasan pegawai dapat ditingkatkan dengan (1) membuat pekerjaan
menyenangkan, (2) pegawai dibayar dengan jujur, (3) pegawai bekerja sesuai
Teori tersebut sangat relevan dengan TPP dan kemampuan kerja, terutama di poin
satu dan tiga. Kedua poin tersebut sangat mewakili variabel TPP dan kemampuan
kerja, yang berarti semakin besar atau di tingkatkan lebih baik nilai TPP dan
kemampuan kerja maka semakin besar juga nilai kepuasan pegawai. Hal ini di
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Windayanti (2018) yang
Indikasi awal ini perlu diteliti lebih lanjut agar pihak manajemen
manajemen bisa memaksimalkan sistem TPP yang yang telah ditetapkan dan juga
pegawai yang ada dapat dijalankan dengan baik. Walaupun bukan satu-satunya
kajian penting, namun penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian penting
dalam kajian manajemen BKPSDM. Maka dapat diajukan penelitian dengan judul
Kabupaten Buleleng”.
7
kompensasi, kemampuan kerja dan juga kepuasan kerja. Penelitian ini tidak akan
membahas variabel diluar tiga variabel yang telah disebutkan. Ketiga variabel
tersebut akan menjadi objek penelitian, sedangkan subjek yang digunakan adalah
sering disingkat BKPSDM saja dan tidak akan membahas lebih dalam mengenai
maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
8
Kabupaten Buleleng?
Kabupaten Buleleng?
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini
Kabupaten Buleleng.
dan praktis.
9
informasi dalam pengembangan teori lebih lanjut. Penelitian ini juga dapat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak Badan
KAJIAN TEORI
Hamali (2016) bahwa kepuasan kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja
Robbins dan Judge (2011) memberikan definisi kepuasan kerja sebagai perasaan
keterikatan pegawai pada organisasinya, namun jika kepuasan kerja tidak terjaga,
besar kemungkinan berakibat pada tingginya tingkat keluar dan masuk (turnover)
pekerjaan, dan rendahnya komitmen pada organisasi, oleh sebab itu kepuasan
10
11
kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Menurut
Gomes (2010) kepuasan kerja itu sendiri dapat diartikan sebagai hasil kesimpulan
yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh
dan dipikirkan sebagai hal yang pantas atau berhak baginya. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan puas atau
menerima hasil dari apa yang dikerjakan sesuai dengan apa yang diharapkannya,
a) Sistem gaji, balas jasa yang diterima pegawai yang telah bekerja,
Pendapat dari para ahli mengenai kepuasan kerja hakekatnya sama yang
mengacu pada discrepancy theory yaitu kepuasan kerja seseorang diukur dengan
menghitung selisih antara apa yang seharusnya diinginkan dengan kenyataan yang
dirasakan. Sopiah (2014: 171) berpendapat ada lima aspek yang berpengaruh
terhadap kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI) yaitu:
(1) Upah (2) Pekerjaan, (3) Promosi, (4) Atasan, dan (5) Rekan kerja. Luthans
(2012) memandang dimensi kepuasan kerja meliputi (1) pekerjaan itu sendiri, (2)
gaji, (3) kesempatan promosi, (4) pengawasan, dan (5) rekan kerja. Robbins dan
Judge (2007) mengukur kepuasan dengan menggunakan tiga faktor yaitu: (1)
pekerjaan yang menantang secara mental, (2) imbalan yang adil dan promosi, (3)
indikator kepuasan kerja meliputi: (1) pekerjaan itu sendiri (Work It Self), (2)
yang dikemukakan oleh Kaswan (2012: 284). Indikator kepuasan kerja dalam
(2) Gaji
sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang diberikan oleh sebuah
bentuk kenaikan jabatan. Promosi ini salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kinerja.
2.1.2 Kompensasi
penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi
yang mereka berikan kepada organisasi. Kompensasi adalah balas jasa yang
14
diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja, karena tenaga kerja memberikan
sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan, guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
kompensasi merupakan kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga dan jasa yang
lebih diberikan oleh tenaga kerja. Sedangkan pengertian insentif itu sendiri
diartikan oleh Dessler (2012: 440) ialah hadiah atau bonus finansial yang
yang telah ditentukan oleh organisasi. Insentif kerja bisa berarti suatu
penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi
kepada pegawai agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi
demikian kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada
pegawai mereka dalam bentuk uang karena telah melakukan pekerjaan serta
sebagai berikut.
(1) Kompensasi finansial terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk gaji,
diantaranya:
(1) Gaji, yaitu kompensasi atau balas jasa yang diberikan secara periodik
upah adalah kompensasi atau balas jasa yang dibayarkan kepada karyawan
(2) Insentif adalah kompensasi atau balas jasa yang diberikan kepada
(3) Tunjangan, contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan
Sistem isentif yang berlaku yaitu tambahan penghasilan pegawai atau TPP,
perbaikan penghasilan kepada ASN yang bersumber dari APBD selain gaji,
sebagai penghargaan atas capaian kinerja, disiplin dan tanggung jawab terhadap
16
memberikan penghargaan atas capaian kerja yang telah dilakukan oleh pegawai.
Merujuk Peraturan Bupati Buleleng Nomor 13 Tahun 2020, TPP bagi ASN
(1) ASN yang dalam melaksanakan tugas melampaui beban keria normal atau
berdasarkan beban kerja sebesar 40% (empat puluh persen) dari besaran
basik TPP.
(2) TPP berdasarkan prestasi kerja diberikan kepada ASN yang memiliki
(3) TPP berdasarkan tempat bertugas diberikan kepada ASN yang dalam
10% (sepuluh persen) dari basik TPP ASN Kabupaten apabila Indeks TPP
(1) TPP berdasarkan kondisi kerja, sebagaimana diberikan kepada ASN yang
bertugas pada:
Pembuat Komitmen.
mengelola anggaran.
adalah 75% (tujuh puluh lima persen) dari basik TPP ASN Daerah.
Peraturan Perundang-undangan.
18
(2) TPP yang diterima per masing-masing kelas jabatan ASN ditentukan
b) Penilaian disiplin kerja sebesar 40% (empat puluh persen) dari TPP
(5) Formula perhitungan TPP yang diberikan setiap bulan dihitung dengan
ketidakhadiran.
dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki oleh seseorang untuk
Menurut Robbins (1998) kemampuan kerja adalah suatu kapasitas individu untuk
potensi yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu sehingga
yang diberikan, dimana baik buruknya nilai kemampuan akan terlihat jelas dari
Hostager dkk (1998: 13) kemampuan individu dibentuk dari beberapa hal,
diantarnya:
pekerjaanya.
baik
maupun individu
pengalaman.
20
(2002) Indikator kemampuan ada tiga yaitu, (1) Kemampuan (Skill) mampu
tempat kerja tinggi. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan ialah indikator
Robbins (2006: 88) yang diantaranya (1) pengetahuan (knowledge), (2) pelatihan
kerja
dan acuan dalam pembuatan penelitian ini sehingga dapat memperbanyak teori
Tabel 2.1
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan pada Tabel 2.1 terdapat perbedaan penelitian ini adalah pada
(a) Penelitian ini berbeda dalam penggunaan variabel, dimana penelitian ini
kepuasan kerja.
(b) Lokasi penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini
Kabupaten Buleleng.
(c) Penelitian ini berbeda dalam periode waktu yang digunakan. Penelitian ini
Kerja
dengan jujur, (3) pegawai bekerja sesuai minat dan keahlianya, (4) menghindari
TPP dan kemampuan kerja, terutama di poin satu dan tiga. Kedua poin tersebut
25
sangat mewakili variabel TPP dan kemampuan kerja, yang berarti semakin besar
atau ditingkatkan lebih baik nilai TPP dan kemampuan kerja maka semakin besar
juga nilai kepuasan pegawai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
mereka pada perusahaan (Rivai, 2005) namun TPP sifatnya tambahan atau bonus
bukan gaji. Hubungan TPP dengan kepuasan kerja sangat erat, menurut Sunyoto
(2012: 67) kompensasi yang diterima pegawai sesuai atau bahkan melebihi apa
yang dipersepsikannya akan menimbulkan rasa puas pada diri pegawai, sehingga
pegawai akan meningkatkan kinerja yang telah dicapainya saat ini. Teori tersebut
memiliki arti, semakin besar kompensasi yang berwujud TPP tersebut, maka
semakin puas pegawai. Teori ini didukung oleh hasil yang telah dilakukan oleh
Idiawaty (2021) dan Anwar (2022) dimana TPP berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja.
tingkat kinerja dan kepuasan pegawai melalui kecocokan antara pekerjaan dengan
akan semakin puas pegawai tersebut dengan pekerjaanya. Teori ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Simanjorang (2020) dan Wakhyuni dan Rindi
maka akan semakin puas dengan pekerjaannya. Namun hasil beberbeda diperoleh
Berdasarkan pada rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan
Kompensasi (X1)
(1) Gaji
(2) Insentuf
(3) Tunjangan Kepuasan kerja (Y)
(4) Bonus H2
(1) Pekerjaan itu sendiri
(5) Penghargaan
(2) Gaji
Kemampuan kerja (X2) (3) Promosi
(4) Rekan Kerja
(1) Pengetahuan (knowledge)
(2) Pelatihan (training) H3
(3) Pengalaman (experience)
(4) Ketrampilan (skill)
(5) Kesanggupan kerja
H1
Gambar 2. 1
Paradigma Penelitian Pengaruh Kompensasi Dan
Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
27
atas, maka dirumuskanlah hipotesis penelitian ini sebagai jawaban sementara atas
sebagai berikut:
Buleleng.
H3: Ada pengaruh signifikan antara kemampuan kerja terhadap kepuasan kerja
Kabupaten Buleleng.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, dimana dua variabel bebas
yaitu kompensasi (X1), kemampuan kerja (X2) sedangkan variabel terikat yaitu
2004). Tahapan dalam desain penelitian kuantitatif kausal terdiri dari: (1)
sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan
yang dimasalahkan. Subjek memiliki peran yang sangat strategis karena pada
28
29
subjek penelitian itulah data tentang variabel penelitian yang akan diamati. Dalam
penelitian ini subjek yang digunakan adalah ASN di Badan Kepegawaian dan
Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian, dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal
lain yang dianggap perlu (Umar, 2004: 303). Objek penelitian ini adalah tambahan
berpendapat populasi merupakan wilayah yang generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan
(X2) sebagai variabel bebas sedangkan kepuasan kerja (Y) sebagai variabel terikat.
Tabel 3 1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Kepuasan kerja (Y) Kepuasan kerja merupakan (1) Pekerjaan itu sendiri
sikap (positif) tenaga kerja (2) Gaji
terhadap pekerjaannya, (3) Promosi
yang timbul berdasarkan (4) Rekan Kerja
penilaian terhadap situasi
kerja (Hamali 2016).
kerja (X2) bersumber dari Robbins (1998) sedangkan indikator bersumber dari
Winardi (2002). Dan yang terakhir definisi kepuasan kerja (Y) bersumber dari
responden dalam penelitian ini. Secara rinci indikator dan skala pengukuran yang
Tabel 3.2
Indikator, Skala Pengukuran, dan Skala Pengukuran
Konsep Skala
Dimensi Indikator Satuan Ukur
Variabel Ukur
Gaji yang diberikan
Kesesuaian Ordinal
sudah sesuai
Isentif yang berupa Kesesuaian
Ordinal
TPP sudah sesuai
Finansial Tunjangan yang Kesesuaian
Kompensasi diberikan sudah Ordinal
(X1) sesuai
Bonus yang diberikan Kesesuaian
Ordinal
sudah sesuai
Penghargaan yang
Non
diberikan sudah Kesesuaian Ordinal
Finansial
sesuai
Mampu
menginplementasikan
Pengetahuan pengetahuan yang Kemampuan Ordinal
(Knowledge) dimiliki dalam
pekerjaan
Mampu
menginplementasikan
pelatihan yang Kemampuan Ordinal
diberikan dengan
Kemampuan Pengalaman
baik
kerja (X2) (Experience)
Mampu menyalurkan
pengalaman yang
Kemampuan Ordinal
dimiliki dalam
pekerjaan
Mampu menyalurkan
Keterampilan keterampilan yang
dimiliki dalam Kemampuan Ordinal
(Skill)
pekerjaan
Mampu
Kreativitas
memunculkan sikap Kemampuan Ordinal
(Creativity)
kesanggupan kerja
Kepuasan
akan Puas dengan
Kepuasan Ordinal
pekerjaan pekerjaan saat ini
Kepuasan
kerja (Y) Kepuasan Puas dengan gaji
Kepuasan Ordinal
akan adanya yang didapat saat ini
sistem Puas dengan sistem
Kepuasan Ordinal
penghargaan promosi jabatan yang
32
pengukuran yang digunakan yaitu kuesioner. Kuesioner harus tepat, artinya dapat
mengukur apa yang harusnya diukur. Untuk menentukan skor pilihan jawaban
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Kriteria pemberian skor untuk
(5) Untuk jawaban sangat tidak setuju (sts) responden diberi skor 1
sebuah pernyataan dan kemudian diminta jawaban dari lima pilihan jawaban,
dimana nilai jawaban memiliki nilai jawaban yang berbeda. Dalam penelitian ini
sehingga memiliki sistem kompensasi dan kemampuan kerja yang mirip dengan
responden tersebut terdiri atas ASN Dinas Perizinan, dan berikut adalah hasil dari
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2009). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang
sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas
dapat diketahui dengan melihat sig. apabila sig. ≤ 0,05 = valid dan sig. > 0,05 =
tidak valid (Ghozali, 2009: 51). Berikut ini merupakan hasil-hasil uji validitas
setiap variabel yang ada dalam kuesioner uji coba, yang pertama yaitu variabel
Tabel 3.3
Pengujian Validitas Variabel Kompensasi
Item Sig. Alpha Keputusan
1 0,000 0,05 Valid
2 0,000 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,000 0,05 Valid
5 0,000 0,05 Valid
Sumber Data: Lampiran 03
34
Pada Tabel 3.3 uji validitas variabel kompensasi menunjukan bahwa item
1 sampai 5 memiliki nilai koefisien kolerasi atau sig. merata 0,000 dan seluruh
nilai sig. tersebut lebih besar dari Alpha (0,050), maka seluruh item dapat
dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel kemampuan kerja nampak pada Tabel
3.4
Tabel 3.4
Pengujian Validitas Variabel Kemampuan Kerja
Item Sig. Alpha Keputusan
1 0,000 0,05 Valid
2 0,001 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,000 0,05 Valid
5 0,000 0,05 Valid
Sumber Data: Lampiran 03
Pada Tabel 3.4 uji validitas variabel kemampuan kerja menunjukan bahwa
item 1 sampai 5 memiliki nilai koefisien kolerasi atau sig. antara 0,000 sampai
0,001 ini berarti seluruh nilai sig. tersebut lebih besar dari Alpha (0,050), maka
Tabel 3.5
Pengujian Validitas Variabel Kepuasan Pegawai
Item Sig. Alpha Keputusan
1 0,000 0,05 Valid
2 0,000 0,05 Valid
3 0,000 0,05 Valid
4 0,000 0,05 Valid
Sumber Data: Lampiran 03
Pada Tabel 3.5 uji validitas variabel kepuasan pegawai menunjukan bahwa
item 1 sampai 4 memiliki nilai koefisien kolerasi atau sig. merata 0,000 dan
seluruh nilai sig. tersebut lebih besar dari Alpha (0,050), maka seluruh item dapat
dikatakan valid.
35
konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan
hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk
apabila (Ghozali, 2009: 49): Hasil α > 0,60 = reliabel dan Hasil α < 0,60 = tidak
reliabel. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Keseluruhan
Variabel Parameter Corelation Reliabilitas Keputusan
Kompensasi X1 0,794 0,60 Reliabel
Kemampuan Kerja X2 0,763 0,60 Reliabel
Kepuasan Pegawai Y 0,688 0,60 Reliabel
Kriteria = (ri)>0,60
Sumber Data: lampiran 04
Dari hasil-hasil uji validitas dan realibilitas tersebut maka artinya semua
item yang diujikan dapat digunakan sebagai item dalam instrumen penelitian yang
Dalam penelitian ini, metode dan teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah
langsung atau tidak langsung dari kompensasi (X1) dan kemampuan kerja (X2)
regresi linier berganda adalah melakukan uji asumsi klasik, karena syarat untuk
Keterangan:
Y = Kepuasan kerja.
X1 = Kompensasi.
X2 = Kemampuan kerja.
α = Konstanta.
β1 = Koefisien regresi variabel Kepuasan pegawai.
ε = error.
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda
maka dilakukan asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
variabel-variabel yang diteliti. Menurut Gujarati (2006) agar model regresi tidak
bias dalam kata lain model regresi Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) maka
perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, asumsi klasik tersebut
diantaranya:
37
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang akan digunakan
Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui
b) Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi uji asumsi
normalitas.
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama
variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
95):
media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
Heteroskedastisitas.
analisis yang dilakukan pada satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel
bebas. Regresi linier berganda ini digunakan untuk memproyeksikan dan mencari
pengaruh serta hubungan kompensasi (X1) dan kemampuan kerja (X2) terhadap
variabel terikat baik secara parsial maupun simultan, maka dalam penggunaan
nilai alpha, dimana besaran nilai alpha yang digunakan yaitu 5% atau
sebagai berikut:
secara simultan.
simultan.
a) Menolak Ho jika p-value < 0,05, yang berarti ada pengaruh antara
b) Menolak Ho jika p-value > 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh
a) Pyx1 = 0, tidak ada pengaruh dari variabel (X1) secara parsial terhadap
(Y).
Pyx1≠ 0, ada pengaruh dari variabel (X1) secara parsial terhadap (Y).
b) Pyx2= 0, tidak ada pengaruh dari variabel (X2) secara parsial terhadap
(Y).
yx2 ≠ 0, ada pengaruh yang dari variabel (X2) secara parsial terhadap
(Y).
Kriteria pengujian:
a) Jika p-value > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti
b) Jika p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
41
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
terbaik menggunakan nilai Adjusted R2, karena nilai Adjusted R2 dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambah kedalam model (Ghozali, 2011:
97).
BAB IV
ini adalah seluruh ASN di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
dilakuakn uji asumsi klasik yang meliputi: (1) uji normalitas, (2) uji
skor rata-rata dari kuesioner yang telah disebarkan ke 51 responden, dapat dilihat
Tabel 4.1
Deskripsi Data
No Variabel Skor Kategori
1 Kompensasi 754 Sedang
2 Kemampuan kerja 766 Sedang
3 Kepuasan pegawai 596 Sedang
Sumber Data: Lampiran 02
yaitu variabel kompensasi, kemampuan kerja dan kepuasan kerja tergolong dalam
kategori skor sedang. Artinya rata-rata menjawab tiga point atau ragu, dimana ini
42
43
secara keseluruhan poin yang diperoleh minimal tinggi, sehingga pelayanan yang
diberikan maksimal.
Hasil uji asumsi klasik yang meliputi: (1) uji normalitas, (2) uji
Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1
Grafik Normal P-P Plots of Regression Standardized Residual dan Histogram
Plot, terlihat bahwa titik data menyebar disekitar garis diagonal serta mengikuti
arah dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah memenuhi
Hasil pengujian multikolinieritas model regresi dapat dilihat pada Tabel 4.2
44
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Nilai tolerance VIF Kesimpulan
bahwa tidak terjadi hubungan antara variabel bebas atau multikolonieritas pada
data yang digunakan dalam penelitian ini, karena data mempunyai angka
Tolerance diatas (>) 0,1 yaitu 0,330 dan juga mempunyai nilai VIF di di bawah
(<) 10 lebih tepatnya 3,031. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat di lihat pada Gambar 4.2
45
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari uji yang telah dilakukan terlihat tidak ada pola yang jelas, selain itu
titik-titik menyebar merata diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, dengan
data penelitian ini sehingga data dapat digunakan dalam uji regresi.
dari variabel bebas yaitu kompensasi dan kemampuan kerja terhadap variabel
aplikasi komputer (SPSS) 26.0 for Windows. Berikut adalah detail dari hasil uji
Tabel 4.3
Detail Hasil Uji Analisis Regresi
pegawai
Besar sumbangan
pengaruh secara parsial
P2yx1 0,102 - - - dari kompensasi
terhadap kepuasan
pegawai yaitu 10,2%
Ada pengaruh positif
dan signifikan secara
Pyx2 0,420 0,002 0,05 Menolak H0 parsial dari kemampuan
kerja terhadap kepuasan
pegawai
Besar sumbangan
pengaruh secara parsial
P2yx2 0,176 - - - dari kemampuan kerja
terhadap kepuasan
pegawai yaitu 17,6%
Besar sumbangan
pengaruh variabel lain
ɛ 0,365 - - -
terhadap kepuasan
pegawai yaitu 36,1%
Sumber: data diolah lampiran 05
Dari hasil uji analisis regresi linier berganda menggunakan program SPSS,
maka dapat dijelaskan hubungan antar masing-masing variabel yang terjadi, yaitu:
sebesar 0,799.
(3) Pyx1 yang menyatakan bahwa hubungan parsial dari variabel kompensasi
(4) P2yx1 yang menyatakan bahwa besar sumbangan pengaruh parsial dari
(5) Pyx2 yang menyatakan bahwa hubungan parsial dari variabel kemampuan
(6) P2yx2 yang menyatakan bahwa besar sumbangan pengaruh parsial dari
(7) ɛ yang menyatakan bahwa besar hubungan variabel lain sebesar 36,1%.
Dari uji analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan sebelumnya
didapatkan hasil dimana nilai konstanta (a) yaitu sebesar 2,929, sedangkan nilai
koefisien regresi kompensasi (β1) sebesar 0,266 dan nilai koefisien regresi
kemampuan kerja (β2) yaitu sebesar 365, untuk error atau pengaruh variabel dari
luar model yaitu sebesar 0,365. Dari hasil-hasil tersebut dirumuskan persamaan
Berikut ini adalah penjesalam hasil analisis regresi linier berganda, yaitu:
variabel dan variabel lain yang memengaruhi nilainya sama dengan nol,
(2) Koefisien kompensasi yaitu sebesar 0,266 berarti bahwa apabila variabel
adalah tetap.
(3) Koefisien kemampuan kerja yaitu sebesar 0,365 berarti bahwa apabila
dilakukan, diperoleh hasil dimana nilai p-value variabel kompensasi lebih kecil
dari alpha 0,05 (0,024 < 0,05) yang berarti bahwa H0 di tolak, maka dapat
disimpulkan ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial dari kompensasi
kepuasan pegawai. Bedasarkan uji regresi yang telah dilakukan, diperoleh hasil
dimana nilai p-value variabel lebih kecil dari alpha 0,05 (0,002 < 0,05) dengan
hasil ini berarti H0 di tolak, maka dapat disimpulkan ada pengaruh positif dan
sebesar 17,6%.
Pegawai
pegawai. Bedasarkan uji regresi liner berganda yang telah dilakukan, diperoleh
hasil dimana p-value < alpha (0.000 < 0,05) yang menunjukan bahwa H0 ditolak,
49
yang berarti ada pengaruh signifikan secara simultan dari kompensasi dan
63,9%.
versi 26 untuk menguji koefisien determinasi dari data kuesioner yang telah
diolah menunjukan nilai R Squere (R2) adalah 0,639 nilai tersebut cukup 1 (satu)
36,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Bila dilihat dari teori yang
Mengacu pada hasil yang telah didapatkan dimana ada pengaruh positif
dan signifikan secara parsial dari kompensasi terhadap kepuasan pegawai, maka
50
pegawai maka akan semakin buruk juga kepuasan pegawai dalam melakukan
pekerjaanya di kantor. Hal ini merujuk pada teori Mathis dan Jackson (2000) yang
menyatakan salah satu cara manajemen untuk meningkatkan kepuasan kerja yaitu
pegawai sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Rivai, 2005)
namun TPP sifatnya tambahan atau bonus bukan gaji. Hubungan TPP dengan
kepuasan kerja sangat erat, menurut Sunyoto (2012: 67) kompensasi yang
diterima pegawai sesuai atau bahkan melebihi apa yang dipersepsikannya akan
menimbulkan rasa puas pada diri pegawai, sehingga pegawai akan meningkatkan
kinerja yang telah dicapainya saat ini. Teori tersebut memiliki arti, semakin besar
kompensasi yang berwujud TPP tersebut, maka semakin puas pegawai. Teori ini
didukung oleh hasil yang telah dilakukan oleh Idiawaty (2021) dan Anwar (2022)
pengganti kerja yang telah dilakukan. Imbalan tersebut bisa berupa uang atau
bentuk lainnya seperti tunjangan atau insentif. Dalam dunia kerja, kompensasi
diterima tidak sebanding dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban, maka
ASN bisa merasa tidak puas. Ada dua jenis kompensasi yaitu finansial dan non
dalam bentuk uang, jika seorang pegawai merasa kompensasi yang diterima tidak
sebanding dengan pekerjaan yang mereka lakukan, maka hal ini dapat
besaran kompensasi yang adil, tidak hanya faktor pekerjaan saja yang menjadi
Selain itu, besaran kompensasi yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi
kerja bagi pegawai. Pada akhirnya, penting bagi perusahaan atau instansi
dengan pekerjaan yang diemban oleh pegawai, agar dapat meningkatkan kepuasan
kerja dan motivasi mereka dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
lingkungan kerja, kesempatan untuk berkembang, dukungan dari atasan dan rekan
gaji dan tunjangan tidak tinggi. Sebagai contoh Lingkungan kerja yang positif
maka pegawai akan merasa bahagia dan nyaman bekerja di lingkungan yang
bersahabat dan mendukung. Hal ini termasuk kebersihan, suhu ruangan yang
nyaman, dan lingkungan yang bebas dari diskriminasi atau perilaku yang tidak
52
pantas. Contoh lain dalam kesempatan untuk berkembang yaitu pegawai akan
merasa terinspirasi dan termotivasi jika mereka merasa ada kesempatan untuk
berkembang dalam karir mereka karena instansi dapat memberikan pelatihan dan
Pada uji yang telah dilakukan, didapatkan hasil dimana ada pengaruh
positif dan signifikan secara parsial dari kemampuan kerja terhadap kepuasan
seorang pegawai maka akan semakin buruk juga kepuasan pegawai dalam
hubungan yang sangat erat, Robbins (2015: 70) menyebutkan bahwa kemampuan
seorang pegawai maka akan semakin puas pegawai tersebut dengan pekerjaanya.
Teori ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Simanjorang (2020)
dan Wakhyuni dan Rindi (2019) menunjukkan hasil dimana semakin baik
dan tanggung jawabnya karena mereka memiliki peran yang sangat strategis
kepada masyarakat, oleh karena itu ASN harus memiliki kemampuan kerja yang
kemampuan kerja yang baik, akan lebih mampu untuk memberikan pelayanan
publik yang baik dan memuaskan kepada masyarakat sedangkan jika tidak
memiliki kemampuan kerja yang memadai, hal ini dapat menyebabkan kinerja
mereka menurun dan dapat berdampak negatif pada pelayanan publik yang
tanggung jawabnya, agar dapat memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan
kinerjanya dan memberikan kontribusi yang lebih baik bagi pemerintah dan
masyarakat.
Pegawai
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, didapatkan hasil dimana ada
kepuasan pegawai, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin buruk
kompensasi dan kemampuan kerja maka akan semakin buruk juga kepuasan
pegawai bekerja sesuai minat dan keahlianya, (4) menghindari kebosanan dan
kemampuan kerja, terutama di poin satu dan tiga. Kedua poin tersebut sangat
54
mewakili variabel TPP dan kemampuan kerja, yang berarti semakin besar atau
ditingkatkan lebih baik nilai TPP dan kemampuan kerja maka semakin besar juga
nilai kepuasan pegawai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
pegawai.
standar dari dua variabel tersebut secara bersama-sama, namun ada juga faktor
lain yang bisa mempengaruhi kepuasan pegawai, seperti lingkungan kerja yang
kompensasi saja. Ada faktor lain yang juga bisa mempengaruhi kepuasan pegawai
seperti kepemimpinan, budaya organisasi, dan dukungan dari rekan kerja dan
atasan. Dalam hal ini, penting bagi pemerintah untuk memperhatikan sistem
kompensasi yang adil dan seimbang dengan tugas dan tanggung jawab yang
diemban. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan faktor-faktor lain yang
4.5.4 Implikasi
sangat penting meningkatkan ketiga variabel bebas yang ada dalam penelitian ini
yaitu kompensasi, , dan kemampuan kerja. hal ini dilakukan agar kepuasan
yang dibutuhkan dengan jelas namun juga sopan. Dengan melakukan aspek-aspek
tersebut tentu konsumen akan merasa nyaman berbelanja ditoko dan merasa puas
Kedua yaitu menetapkan yang sesuai dengan kualitas, dan yang harus
diperhatikan adalah jangan menjual produk atau barang terlalu mahal. Samakan
saja nya dengan pesaing kita dengan produk yang sama. bila produk yang di beli
dirasa terlalu mahal tentu akan menyebabkan konsumen merasa ditipu karena toko
memberikan yang terlalu mahal bagi mereka. tentu kecermatan dalam penentuan
citra yang baik dapt dimulai dengan memberikan totalitas diberbagai aspek
akan terkesan dan puas akan hal itu. Kemudian konsumen tersebut akan
memberikan informasi yang positif kepada setiap orang yang dia kenal, seperti
keluarga dam teman. Dengan hal tersebut tentu konsumen lain akan mendengar
dan merasa hal tersebut benar dan akan memperkuat alasan dan kepercayaanya
tersebut.
Tiga variabel ini sangat perlu untuk di tingkatkan oleh toko, karena bila
tidak dilakukan maka kemungkinan besar toko akan terus mengalami kemerosatan
56
profit dan dalam jangka panjang akan berbahaya bagi kelangsungan toko. dengan
melakukan prombakan ulang di segi kompensasi, penetapan , dan citra dari toko,
penjualan toko.
BAB V
PENUTUP
5.1 Rangkuman
kecil dan tidak konsisten. (3) Kepuasan yang tidak terpenuhi kemungkinan
kerja yang terdiri dari pengertian, dimensi serta indikator. Penelitian ini terdiri
dari dua variabel bebas yakni kompensasi, dan kemampuan kerja serta satu
digunakan penelitian ini adalah kuesioner dengan skala likert. Adapun jumlah
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif
dengan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
57
58
tujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat secara
Namun sebelum data diolah terlebih dahulu dilakuakn uji asumsi klasik
yang meliputi: (1) uji normalitas, (2) uji multikolonieritas dan (3) uji
sumbangan sebesar 10,2%, serta kemampuan kerja bepengaruh secara positif dan
yaitu 63,9%, untuk sisanya 36,1% dipengaruhi oleh variabel diluar model.
5.2 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas pada bab
5.3 Saran
penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini
DAFTAR RUJUKAN
Nawawi, H. Hadari. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nise, Ahmad. Karnadi. Dan R. A. Pramesthi. 2022. Pengaruh Semangat Kerja
Dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening Pada Pt. Mandiri Utama Finance Situbondo.
Jurnal Mahasiswa Entrepreneur (Jme) Feb Unars Vol. 1, No. 9, Oktober
2022: 1911-1923
Panggabean, Mutiara. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari teori Ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia Cetakan
ke 2. Jakarta: PT Indeks, Kelompok Gramedia
Robbins, Stephen P. Dan Timothy A. Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Edisi 7,
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Sastrohadiwiryo, B. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Sembiring, Muskadi. Jufrizen. Dan H. Tanjung. 2021. Efek Mediasi Kepuasan
Kerja Pada Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen. Volume 4, Nomor
1, Maret 2021
Simanjorang, E. F. 2020. Sinaga Analisis Pengaruh Kemampuan Kerja Dan
Pengalaman Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Pt. Prudential
Life Assurance Rantauprapat. Ekonomi Bisnis Manajemen Dan Akuntansi
(Ebma) Volume 1, Nomor 2, Desember, 2020.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
62
LAMPIRAN
64
Konsep Skala
Dimensi Indikator Satuan Ukur
Variabel Ukur
Gaji yang diberikan
Kesesuaian Ordinal
sudah sesuai
Isentif yang berupa TPP Kesesuaian
Ordinal
sudah sesuai
Kompensasi Finansial
Tunjangan yang Kesesuaian
(X1) Ordinal
diberikan sudah sesuai
Bonus yang diberikan Kesesuaian
Ordinal
sudah sesuai
Penghargaan yang
Non Finansial Kesesuaian Ordinal
diberikan sudah sesuai
Mampu
Pengetahuan menginplementasikan
Kemampuan Ordinal
(Knowledge) pengetahuan yang
dimiliki dalam pekerjaan
Mampu
menginplementasikan
Kemampuan Ordinal
Kemampuan Pengalaman pelatihan yang diberikan
kerja (X2) dengan baik
(Experience)
Mampu menyalurkan
pengalaman yang dimiliki Kemampuan Ordinal
dalam pekerjaan
Mampu menyalurkan
Keterampilan keterampilan yang Kemampuan Ordinal
(Skill) dimiliki dalam pekerjaan
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Di Tempat
Hal: Pengisian Kuesioner
Dengan Hormat,
Hormat Saya,
I Kadek Suandana
NIM 1917041135
66
Kuesioner Penelitian
I. Petunjuk Pengisian:
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kinerja dan
jawaban a, b, c, d, atau e
Nama :
Jabatan/posisi :
III. Keterangan :
IV. Pertanyaan
A. VARIABEL KOMPENSASI
1. Bagaimana Bapak/Ibu menilai kesesuaian antara gaji yang diberikan
dengan gaji yang dijanjikan?
a. Sangat sesuai d. Tidak sesuai
b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai
c. Cukup sesuai
2. Bagaimana Bapak/Ibu menilai kesesuaian isentif yang diberikan
melalui TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang dinilai bedasarkan
produktivitas dan kedisiplinan Bapak/Ibu?
a. Sangat sesuai d. Tidak sesuai
b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai
c. Cukup sesuai
3. Bagaimana Bapak/Ibu menilai kesesuaian antara tunjangan yang
diberikan dengan tunjangan yang dijanjikan?
a. Sangat sesuai d. Tidak sesuai
b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai
c. Cukup sesuai
4. Bagaimana Bapak/Ibu menilai kesesuaian antara bonus yang diberikan
dengan bonus yang dijanjikan?
a. Sangat sesuai d. Tidak sesuai
b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai
c. Cukup sesuai
5. Bagaimana Bapak/Ibu menilai kesesuaian antara penghargaan yang
diberikan dengan cara penilaian dalam memberikan penghargaan
tersebut?
a. Sangat sesuai d. Tidak sesuai
b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai
c. Cukup sesuai
68
a. Variabel Kompensasi
1. Ketentuan Skor Tertinggi, Skor Terendah dan Interval Rentangan Skor
Kuesioner Variabel Kompensasi
Nilai tertinggi =5
Nilai terendah =1
Jumlah responden = 51
Jumlah Pertanyaan =5
Interval
Tabulasi Data
Col Category Freq Total
1,000 1.000 2.000 2
2.000 18.000 36
3.000 12.000 36
4.000 13.000 52
5.000 6.000 30
2,000 1.000 4.000 4
2.000 16.000 32
3.000 16.000 48
4.000 13.000 52
5.000 2.000 10
3,000 1.000 4.000 4
2.000 11.000 22
3.000 17.000 51
4.000 14.000 56
5.000 5.000 25
4,000 1.000 2.000 2
2.000 14.000 28
3.000 24.000 72
4.000 9.000 36
5.000 2.000 10
5,000 1.000 4.000 4
2.000 18.000 36
3.000 15.000 45
4.000 9.000 36
5.000 5.000 25
Total 754
72
Nilai tertinggi =5
Nilai terendah =1
Jumlah responden = 51
Jumlah Pertanyaan =5
Interval
Tabulasi Data
Nilai tertinggi =5
Nilai terendah =1
Jumlah responden = 51
Jumlah Pertanyaan =4
Interval
Tabulasi Data
Col Category Freq Total
1,000 1.000 2.000 2
2.000 18.000 36
3.000 13.000 39
4.000 11.000 44
5.000 7.000 35
2,000 1.000 2.000 2
2.000 11.000 22
3.000 23.000 69
4.000 9.000 36
5.000 6.000 30
3,000 1.000 2.000 2
2.000 21.000 42
3.000 20.000 60
4.000 4.000 16
5.000 4.000 20
4,000 1.000 2.000 2
2.000 21.000 42
3.000 19.000 57
4.000 5.000 20
5.000 4.000 20
Total 596
76
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1
X1.1 Pearson Correlation 1 .142 .353 .537** .420* .626**
Sig. (2-tailed) .455 .056 .002 .021 .000
N 30 30 30 30 30 30
X1.2 Pearson Correlation .142 1 .444* .581** .375* .693**
Sig. (2-tailed) .455 .014 .001 .041 .000
N 30 30 30 30 30 30
X1.3 Pearson Correlation .353 .444* 1 .485** .385* .728**
Sig. (2-tailed) .056 .014 .007 .036 .000
N 30 30 30 30 30 30
X1.4 Pearson Correlation .537** .581** .485** 1 .608** .871**
Sig. (2-tailed) .002 .001 .007 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X1.5 Pearson Correlation .420* .375* .385* .608** 1 .773**
Sig. (2-tailed) .021 .041 .036 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
X1 Pearson Correlation .626** .693** .728** .871** .773** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
77
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2
X2.1 Pearson Correlation 1 .182 .522** .641** .393* .778**
Sig. (2-tailed) .336 .003 .000 .032 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.2 Pearson Correlation .182 1 .254 .317 .402* .583**
Sig. (2-tailed) .336 .175 .088 .028 .001
N 30 30 30 30 30 30
X2.3 Pearson Correlation .522** .254 1 .368* .518** .722**
Sig. (2-tailed) .003 .175 .046 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.4 Pearson Correlation .641** .317 .368* 1 .333 .752**
Sig. (2-tailed) .000 .088 .046 .072 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.5 Pearson Correlation .393* .402* .518** .333 1 .748**
Sig. (2-tailed) .032 .028 .003 .072 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson Correlation .778** .583** .722** .752** .748** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
78
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y
Y1 Pearson Correlation 1 .310 .210 .518** .720**
Sig. (2-tailed) .095 .265 .003 .000
N 30 30 30 30 30
Y2 Pearson Correlation .310 1 .498** .335 .753**
Sig. (2-tailed) .095 .005 .070 .000
N 30 30 30 30 30
Y3 Pearson Correlation .210 .498** 1 .261 .671**
Sig. (2-tailed) .265 .005 .164 .000
N 30 30 30 30 30
Y4 Pearson Correlation .518** .335 .261 1 .730**
Sig. (2-tailed) .003 .070 .164 .000
N 30 30 30 30 30
Y Pearson Correlation .720** .753** .671** .730** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
79
X1 Kompensasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.794 5
X2 Kemampuan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.763 5
Y Kepuasan Pegawai
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.688 4
80
Normalitas
Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.929 1.080 2.711 .009
X1 .266 .114 .353 2.338 .024 .330 3.031
X2 .365 .114 .484 3.203 .002 .330 3.031
a. Dependent Variable: Y
Heterokedastisitas
81
Correlations
Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .749 .773
X1 .749 1.000 .819
X2 .773 .819 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .000 .000
X1 .000 . .000
X2 .000 .000 .
N Y 51 51 51
X1 51 51 51
X2 51 51 51
Model Summaryb
Std. Change Statistics
Adjusted Error of R
R R the Square F Sig. F
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .799a .639 .624 1.62238 .639 42.417 2 48 .000
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 223.290 2 111.645 42.417 .000b
Residual 126.341 48 2.632
Total 349.631 50
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part
1 (Constant) 2.929 1.080 2.711 .009
X1 .266 .114 .353 2.338 .024 .749 .320 .203
X2 .365 .114 .484 3.203 .002 .773 .420 .278
a. Dependent Variable: Y
82
Collinearity Diagnosticsa
Condition Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) X1 X2
1 1 2.961 1.000 .00 .00 .00
2 .030 9.918 .98 .12 .06
3 .009 18.328 .02 .88 .93
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 8.4870 17.0941 12.6493 2.11324 51
Std. Predicted Value -1.970 2.103 .000 1.000 51
Standard Error of .227 .724 .374 .123 51
Predicted Value
Adjusted Predicted Value 8.4334 17.0789 12.6307 2.11417 51
Residual -3.59207 4.28319 .00000 1.58960 51
Std. Residual -2.214 2.640 .000 .980 51
Stud. Residual -2.254 2.675 .005 1.005 51
Deleted Residual -3.73250 4.39637 .01859 1.67172 51
Stud. Deleted Residual -2.359 2.869 .006 1.030 51
Mahal. Distance .003 8.970 1.961 2.103 51
Cook's Distance .000 .084 .017 .024 51
Centered Leverage Value .000 .179 .039 .042 51
a. Dependent Variable: Y
83