SKRIPSI
NPM. 200110130387
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
iv
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KETUA UMUM
DENGAN KINERJA KARYAWAN KOPERASI
(Kasus di Koperasi Serba Usaha Tandangsari Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat)
SKRIPSI
NPM. 200110130387
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
v
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KETUA UMUM
DENGAN KINERJA KARYAWAN KOPERASI
(Kasus di Koperasi Serba Usaha Tandangsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten
Sumedang Provinsi Jawa Barat)
ABSTRAK
vi
THE RELATION BETWEEN LEADERSHIP FORM AND EMPLOYEE
WORK PERFORMANCE
(Case in KSU Tandangsari Subdistrict Tanjungsari
Sumedang Regency East Java)
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
ABSTRAK ............................................................................ vi
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ....................................................... 4
1.3. Maksud dan Tujuan ....................................................... 4
1.4. Kegunaan Penelitian ...................................................... 5
1.5. Kerangka Pemikiran ...................................................... 5
1.6. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................... 8
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1. Koperasi .......................................................................... 9
2.1.1. Definisi Koperasi .............................................. 9
2.1.2. Landasan dan Asas Koperasi ............................ 11
2.1.3. Prinsip Koperasi ................................................ 12
2.1.4. Perangkat Organisasi Koperasi ......................... 12
2.2. Gaya Kepemimpinan ...................................................... 13
2.2.1. Definisi Kepemimpinan .................................... 13
2.2.2. Gaya Kepemimpinan ......................................... 15
2.3. Kinerja ............................................................................ 19
viii
2.3.1. Definisi Kinerja ................................................. 19
2.3.2. Penilaian Kinerja ............................................... 20
2.3.3. Manfaat Penilaian Kinerja ................................. 22
ix
4.5. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Ketua Umum
Dengan Kinerja Karyawan di KSU Tandangsari .......... 72
RINGKASAN ....................................................................... 78
LAMPIRAN .......................................................................... 83
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xi
DAFTAR ILUSTRASI
Nomor Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xiii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur serta atas kehendak-Nya penulis panjatkan kepada Allah
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik yang harus
Padjadjaran.
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
1) Dr. Ir. Marina Sulistiyati, MS., selaku dosen pembimbing utama dan M. Ali
2) Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati, MS., selaku Dekan Fakultas Peternakan
3) Anita Fitriani, S.Pt., M.Sc., Dr. Ir. Hj. Lia Budimulyati Salman, MP. dan
Syahirul Alim, S.Pt., M.Si. selaku penguji pada sidang sarjana.
4) Dr. Ir. Hj. Lilis Nurlina, MS., selaku Kepala Laboratorium Sosiologi dan
Penyuluhan Peternakan.
5) Dr. Ir. Abun, MP. selaku dosen wali di Fakultas Peternakan, Universitas
Padjadjaran.
xiv
6) Ibunda Dewi Risnayanti, Ayahanda H. Asep Maftuh, SE., dan keluarga yang
telah memberikan bantuan dan dukungan moril maupun materil, serta do’a dan
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
kedepannya.
Penulis
xv
1
PENDAHULUAN
Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi dan diperlukan
oleh tubuh manusia. Konsumsi susu masyarakat Indonesia terbilang rendah dengan
kisaran 11,09 liter per kapita per tahun dibandingkan sejumlah negara di ASEAN
sekitar 20 liter per kapita per tahun (Kemenperin, 2016). Saat ini produksi susu
dalam negeri baru mampu memenuhi sekitar 18 persen dari kebutuhan susu
nasional (Dewan Persusuan Nasional, 2016) dan 82 persen sisanya berasal dari
impor yang berasal dari berbagai negara, seperti Australia, Selandia Baru, Amerika
produksi susu segar dalam negeri mengingat potensi sumber daya yang ada, maka
sudah sewajarnya bahwa usaha sapi perah rakyat harus dikembangkan agar dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan daya saing produk di pasar
pengembangan usaha sapi perah adalah koperasi susu yang terdapat di daerah-
daerah sentra usaha sapi perah berskala rakyat antara lain di wilayah Kabupaten
Tandangsari).
berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 Ayat (1)
yang berbunyi, “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
2
Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang berbunyi, “Koperasi adalah badan usaha
mencapai tujuan-tujuannya.
organisasi untuk mendorong dan memengaruhi semangat kerja yang baik kepada
satu penentu keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi suatu organisasi.
daya manusia sebagai pengelola langsung. Peranan sumber daya manusia akan
menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai visi dan misi
yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui keberadaan peran dan kontribusi sumber
3
kinerja.
Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam
pekerjaannya menurut kriteria yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Salah
Bapak Pupung Purwana, SH. selaku ketua umum Koperasi Serba Usaha
(KSU) Tandangsari sudah menjabat 2 periode sampai saat ini. Wawancara yang
dilakukan dengan salah satu pengurus KSU Tandangsari menyatakan bahwa visi
Purwana, SH. Terwujudnya visi dari KSU Tandangsari tidak terlepas dari kinerja
para karyawan KSU Tandangsari yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan Bapak
di atas dan melihat pentingnya gaya kepemimpinan suatu organisasi, maka penulis
4
Barat.
Penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi dalam ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu peternakan pada khususnya yang berkaitan dengan gaya
2) Bagi Penulis
penulis serta penulis dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah
diperoleh selama perkuliahan.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak manajemen
yang dikembangkan oleh Likert (1961) dalam Danim (2012), yaitu kepercayaan
yang memicu anggota agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan. Gaya
untuk bertindak sesuai dengan visi, misi dan tujuan koperasi. Inti kesuksesan suatu
dalam individu atau kelompok, serta fleksibel dalam cara pendekatan yang
Peranan pemimpin pada suatu organisasi cukup besar dalam mencapai tujuan.
agar bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang diharapkan. Semakin kuat
karyawan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Roscahyo dan Prijati (2013)
yang menyatakan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang erat antara variabel
tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Sehubungan dengan hal
menyatakan pula bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu quality of work
kerja karyawan yang biasanya dipakai sebagai dasar penilaian. Kinerja dengan
KSU Tandangsari berbasis agribisnis dengan usaha inti penjualan susu sapi
dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) dengan kinerja yang terbaik pula. Gaya
tersebut berdasarkan pada pernyataan Ramli dan Warsidi (2001) yang mengatakan
akan memberi pengaruh nyata pada hasil kerja yang mereka capai. Berdasarkan
uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa terdapat
hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan Ketua Umum KSU Tandangsari
8
Keterangan :
Memiliki hubungan
Jawa Barat.
9
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Koperasi
Koperasi secara umum berasal dari kata-kata Latin yaitu Cum yang berarti
dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam bahasa Inggris
dikenal istilah Co dan Operation yang dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah
Cooperatieve Vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai
melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia memerlukan orang lain dalam suatu
Kooperasi yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan
sifatnya sukarela. Oleh karena itu definisi koperasi menurut Partomo (2009)
koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara
sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu
yang sama untuk modal yang sama, untuk modal yang diperlukan dan melalui
pembagian resiko manfaat yang wajar dari usaha dimana para anggotanya berperan
secara aktif.
1 No. 1, menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
10
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Kemudian UU Koperasi No. 12 Tahun 1976 Bab III Pasal 3
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan “.
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Koperasi tidak bertujuan untuk
mengadakan persaingan, akan tetapi harus mengadakan kerja sama dengan siapa
pun dan dengan pihak mana pun juga sesuai dengan fungsi dan peranannya sebagai
koperasi.
Fungsi dan peran koperasi dalam UU RI No.25 Tahun 1992 Pasal 4 bahwa
fungsi dan peran koperasi adalah; 1) Membangun dan mengembangkan potensi dan
yang mau bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yaitu
atas asas kekeluargaan. Dalam koperasi terdapat unsur kesukarelaan dan bekerja
dilakukan oleh, dari, dan untuk para anggota secara kekeluargaan. Kunci penting
dalam asas kekeluargaan ialah kebersamaan dan gotong royong dalam menjalankan
kegiatan koperasi agar para anggota dan pengurus dapat menciptakan kesejahteraan
bersama.
Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman yang harus dimiliki oleh setiap
koperasi dalam menentukan arah, tujuan dan kegiatan koperasi. Landasan koperasi
Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”.
UUD 1945 sebagai landasan struktural khususnya pada Pasal 33 Ayat menyatakan
yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Dalam
e) Kemandirian
a) Pendidikan perkoperasian
dari:
1) Rapat anggota
Rapat anggota atau RAT, secara normal diselenggarakan satu tahun sekali
atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang
koperasi. Kedudukan rapat anggota dalam koperasi sangat penting, hal ini
anggaran dasar.
2) Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta anggota
yang dipilih oleh rapat anggota sesuai dengan anggaran dasar koperasi. Pengurus
merupakan wakil para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria tertentu serta
dipilih dan disahkan oleh rapat anggota. Pengurus berhak mewakili organisasi di
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat
anggota yang sesuai dengan bunyi Pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Pengawas
yang akan disampaikan ke RAT. Karena dia berwenang untuk meneliti catatan serta
menguji kebenaran harta, hak, dan kewajiban yang dimiliki koperasi, maka jabatan
secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang
dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang
perilaku orang lain atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan
suatu proses memengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-
tujuan yang sudah ditentukan. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam suatu organisasi karena sebagian besar keberhasilan dan
dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah
kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk
bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh orang yang biasa
adalah cara seorang pemimpin memengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja
berbeda kepada para karyawannya. Namun, yang patut diperhatikan oleh setiap
bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan
pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan
bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan oleh
bawahan. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Gaya kepemimpinan adalah cara-cara khas
tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri
karyawan.
kepada karyawan.
indikator-indikator, yaitu:
1) Tanggung Jawab
2) Kepercayaan
3) Komunikasi
4) Pengambilan Keputusan
5) Empati
ancaman hukuman.
yang mereka miliki. Dalam suatu organisasi, peranan pemimpin dalam mencapai
tujuan organisasi cukup besar. Hal ini disebabkan karena pemimpinlah yang
2.3 Kinerja
Kinerja secara harfiah berasal dari kata “kerja” yang menurut Kamus Besar
menyatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
(2004), kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
(2005) menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu
kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja
karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi yang digerakkan atau dijalankan oleh sekelompok orang yang berperan
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi.
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu atau kelompok individu. Kinerja dapat diketahui hanya jika individu atau
1) Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan
demografi.
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi
21
yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai,
kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu barang. Sehubungan
dengan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja di
Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang
telah ditetapkan.
2) Promptness (Ketepatan Waktu)
yang dinyatakan sesuai dengan aturan atau standar waktu yang telah ditetapkan
dalam bekerja.
3) Initiative (Inisiatif)
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide
4) Capability (Kemampuan)
5) Communication (Komunikasi)
mengubah pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung.
22
1) Peningkatan kinerja
Penilaian kerja yang akurat akan menjamin setiap pegawai akan memperoleh
kemampuan rendah dan kemudian akan ditindak lanjuti dengan adanya program
4) Penyesuaian kompensasi
mempromosikan pegawai yang berprestasi baik dan demosi untuk pegawai yang
seleksi pegawai yang sebelumnya. Kinerja yang sangat rendah bagi pegawai baru
seleksi.
24
III
Objek penelitian ini adalah gaya kepemimpinan ketua umum dan kinerja
menjadi dapat diukur. Metode ini menghimpun informasi dari sampel yang
diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi populasi
Kabupaten Sumedang.
(Arikunto, 2006).
Rumus Parel dkk. (1983), yang menyatakan bahwa metode tersebut merupakan
desain pengambilan sampel yang setiap elemen tunggal dalam peluang mempunyai
peluang diketahui dan sama untuk terpilih menjadi subjek. Rumus Parel dkk. (1983)
𝑁ℎ
𝑛ℎ = ×𝑛
𝑁
Keterangan :
mewakili karyawan KSU Tandangsari. Hal ini berdasarkan pada ketentuan bahwa
sampel yang besar jika jumlahnya lebih besar atau sama dengan (≥) 30, maka akan
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui
perantara) dan data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
pengumpulan data:
1) Wawancara
perasaan orang terhadap suatu gejala, peristiwa, fakta, atau realita. Metode
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka, yaitu
yang terbuka (Emzir, 2012). Dengan demikian wawancara jenis ini diharapkan
2) Observasi
proses yang disengaja dan dilakukan secara sistematis terencana, terarah, pada
suatu tujuan dengan mengamati fenomena yang terjadi pada orang maupun
maupun dalam tingkatannya. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
1) Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gaya
2) Variabel Terikat
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan
KSU Tandangsari.
Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah gaya kepemimpinan Ketua
Umum KSU Tandangsari. Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi
yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam rangka mencapai
sasaran organisasi. Menurut Danim (2012) ada tiga macam gaya kepemimpinan
sebagai berikut :
29
1) Tanggung Jawab
kewajiban sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin harus
2) Kepercayaan
percaya diri, terbuka, jujur, bersedia mengambil risiko dan merasa lebih nyaman
dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Seorang pemimpin perlu memberikan
kepercayaan kepada karyawannya untuk setiap pekerjaan yang diberikan, dalam hal
(skor 2).
3) Komunikasi
karyawan kepada pemimpin atau sebaliknya, secara langsung atau tidak langsung.
4) Pengambilan Keputusan
masalah dilakukan oleh pemimpin setelah melalui proses diskusi dengan para
(skor 1).
5) Empati
Empati merupakan sikap bagian kecerdasan emosi yang harus dimiliki oleh
dikategorikan berdasarkan:
beberapa pertanyaan dengan pemberian skor pada setiap jawaban responden. Nilai
masing-masing indikator diperoleh dari total skor jawaban responden atas
pertanyaan pada indikator tersebut. Setiap pertanyaan responden yang dinilai terdiri
dari tiga opsi skala ordinal yaitu 1, 2, dan 3 yang masing-masing menunjukan nilai
interval. Untuk membuat kelas interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas
dan batas bawah. Batas atas adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah
skor terendah. Untuk menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi
ditambah 0,5 dan skor terendah dikurangi 0,5. Nilai batas atas dan batas bawah yang
diperoleh digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi atau batas atas
dikurangi skor terendah atau batas bawah (Sudjana, 2005). Perhitungan kategori
= (4 × 3) + 0,5
= 12,5
= (4 × 1) − 0,5
= 3,5
= 12,5 – 3,5
=9
Nilai gaya kepemimpinan (X1) diperoleh dari nilai total seluruh jawaban
sebagai berikut:
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠−𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
Panjang Interval =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
((20×3)+0,5)−((20×1)−0,5)
= 3
60,5−19,5
= 3
= 13,67 ≈ 14
33
Apabila X1 :
Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah kinerja karyawan yang
diartikan sebagai suatu pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar
yang berlaku pada masing-masing organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu
organisasi.
1) Kualitas Pekerjaan
a) Rendah : Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
b) Sedang : Hasil pekerjaan terkadang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
c) Tinggi : Hasil pekerjaan selalu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
2) Ketepatan Waktu
yang dinyatakan sesuai dengan aturan atau standar waktu yang telah ditetapkan
a) Rendah : Bekerja tidak sesuai dengan peraturan waktu yang telah ditetapkan
(skor 1).
b) Sedang : Bekerja sesuai dengan peraturan waktu yang telah ditetapkan (skor
2).
c) Tinggi : Bekerja sesuai dengan peraturan waktu yang telah ditetapkan dan
tingkat kehadiran baik (skor 3).
3) Inisiatif
sesuatu yang baru atau asli atau menghasilkan suatu pemecahan masalah. Karyawan
yang memiliki inisiatif dengan segera dapat melihat masalah yang muncul dan
mencari solusi atas permasalahan tersebut. Inisiatif dalam bekerja dalam hal ini
dikategorikan berdasarkan:
c) Tinggi : Memiliki inisiatif dalam bekerja dan dapat mencapai target sesuai
4) Kemampuan
Kemampuan dalam bekerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang
2).
5) Komunikasi
mengubah pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi dalam hubungan kerja sangat diperlukan agar terjalin hubungan yang
baik dengan pimpinan maupun rekan kerja. Komunikasi dalam hal ini dikategorikan
berdasarkan:
a) Rendah : Komunikasi yang terjalin dengan rekan kerja dilakukan kurang dari
c) Tinggi : Komunikasi yang terjakin dengan rekan kerja dilakukan lebih dari
pertanyaan dengan pemberian skor pada setiap jawaban responden. Nilai masing-
masing indikator diperoleh dari total skor jawaban responden atas pertanyaan pada
indikator tersebut. Setiap pertanyaan responden yang dinilai terdiri dari tiga opsi
36
interval. Untuk membuat kelas interval harus ditentukan terlebih dahulu batas atas
dan batas bawah. Batas atas adalah skor tertinggi sedangkan batas bawah adalah
skor terendah. Untuk menambah ketelitian data yang diperoleh maka skor tertinggi
ditambah 0,5 dan skor terendah dikurangi 0,5. Nilai batas atas dan batas bawah yang
diperoleh digunakan untuk menentukan rentang yaitu skor tertinggi atau batas atas
dikurangi skor terendah atau batas bawah (Sudjana, 2005). Perhitungan kategori
untuk setiap indikator dengan masing-masing 4 pertanyaan adalah sebagai berikut:
= (4 × 3) + 0,5
= 12,5
= (4 × 1) − 0,5
= 3,5
= 12,5 – 3,5
=9
Apabila Y :
Nilai kinerja karyawan (Y1) diperoleh dari nilai total seluruh jawaban
= 13,67 ≈ 14
Apabila Y1 :
19,5 – 33,5 : Kinerja Karyawan Kategori Rendah
fenomena yang terjadi. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan
normal. Salah satu uji statistic nonparametric yang digunakan dalam analisis data
Uji korelasi Rank Spearman merupakan uji statistik yang ditunjukan untuk
program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 22. Adapun langkah-
1) Membuka lembar kerja SPSS, kemudian klik variable view pada bagian name
dan tuliskan pada nomer 1 yaitu gaya kepemimpinan (X) dan pada nomer 2
2) Kemudian klik data view dan masukkan skor dari masing-masing variabel.
bivariate.
variabel gaya kepemimpinan dan kinerja keryawan ke kotak variables lalu pada
berikan tanda ceklis pada spearman. Untuk kolom test of significance pilih two-
5) Terakhir klik OK agar memulai proses perhitungan lalu akan muncul layout
output.
39
Kemudian untuk menguji korelasi antara variabel bebas (X) dan variabel
(Hasan, 2006). Uji signifikasi terhadap hipotesis tersebut pada penelitian ini akan
Korelasi akan signifikan jika t hitung > t tabel dengan taraf nyata ∝ = 0,01 artinya
Kaidah keputusan :
Berarti tidak ada hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan ketua
Berarti ada hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan ketua umum
Aturan Guilford membagi nilai rasio korelasi ke dalam beberapa tingkatan sebagai
IV
Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari didirikan pada tahun 1970. KSU
Tandangsari awalnya berbentuk Koperasi Serba Usaha Desa (KSUD) dan Koperasi
Ketika INPERS No. 4 Tahun 1973 dikeluarkan, KSU dan KOPERTA Tanjungsari
melakukan amalgasi menjadi Badan Usaha Unit Daerah (BUUD) Tanjungsari,
INPERS No. 2 Tahun 1978, dilakukan pengubahan kembali menjadi Koperasi Unit
No. 2 Tahun 1978 menjadi INPERS No. 4 Tahun 1984 mengubah badan hukum
pelaksanaan UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah dan peraturan daerah
keputusan rapat anggota tanggal 2 Maret 2002 KUD Tanjungsari berubah nama
42
menjadi KSU Tandangsari yang disahkan dengan SK Bupati Sumedang No. 027
KSU Tandangsari sebagai koperasi serba usaha memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
a) Visi
dan rohani.
b) Misi
wilayah kerja KSU Tandangsari mencakup pabrik makanan ternak yang berlokasi
107º21’-108º21’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 152.220 Ha yang terdiri dari 26
ibukota Kabupaten sekitar 18 km, dan dari Ibukota Provinsi Jawa Barat sekitar 28
permukaan laut, sehingga termasuk ke daerah dataran tinggi. Suhunya berkisar 18-
44
29˚C, dengan kelembaban udara sekitar 60-85 persen. Wilayah kerja KSU
Tandangsari meliputi 15 desa dengan luas 6.339,61 Ha yang terdiri dari lahan sawah
1.230,5 Ha dan luas daratan 5.169,11 Ha. Adapun desa-desa yang menjadi wilayah
Wilayah kerja KSU Tandangsari termasuk pada kisaran yang cocok untuk
pengembangan usaha sapi perah bangsa Fries Holland (FH). Hal ini sesuai pendapat
Makin, dkk (1980) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan yang sesuai bagi
sapi perah bangsa FH yang dikembangkan di Indonesia adalah suhu udara berkisar
13-23˚C, ketinggian tempat antara 700-1250 meter di atas permukaan laut, dan
setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan
untuk memperjelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam menjalankan roda
RAPAT ANGGOTA
Pengurus
Ketua Umum
Pengawas
Kepala Urusan
Kepala Divisi Kepala Divisi Kepala Divisi Kepala Divisi Kepala Divisi
Produksi & Pembelian & Makanan Kesehatan Simpan Pinjam
Distribusi Susu Penjualan Susu Ternak Hewan & IB
Murni Murni
Keterangan :
Garis Komando
Garis Koordinasi
46
Bidang usaha KSU Tandangsari terdiri dari beberapa unit usaha yaitu
Unit usaha sapi perah dimulai ketika pemerintah memberikan kredit berupa
sapi perah pada tahun 1981. Unit usaha sapi perah merupakan usaha yang
diunggulkan dari semua unit usaha yang dijalankan KSU Tandangsari. KSU
Pelayanan dalam unit usaha sapi perah meliputi pemenuhan kebutuhan pakan
ternak untuk sapi perah anggota maupun non-anggota maka KSU Tandangsari
buatan (IB). Selain itu KSU Tandangsari melakukan pembelian dan pemasaran susu
Unit usaha simpan pinjam bergerak dalam bidang simpan pinjam bagi anggota
KSU Tandangsari. Unit usaha simpan pinjam diberdayakan oleh KSU Tandangsari
untuk memperkuat permodalan dan usaha anggota. Kegiatan usaha unit ini meliputi
simpanan sukarela serta melayani kredit permodalan usaha bagi anggota berupa
Unit simpan pinjam merupakan unit yang tidak dapat dipisahkan dari
peningkatan baik dari volume usaha maupun jumlah pinjaman dari anggota yang
47
dapat dilayani. Berdasarkan RAT XXXV kegiatan usaha simpan pinjam tahun 2015
ada peningkatan dibanding tahun 2014. Aset USP tahun 2014 sebesar Rp.
usaha. Terutama bagi pelaku usaha kecil dan mikro seperti anggota KSU
Tandangsari yang bergerak di sektor usaha peternakan sapi perah, perdagangan dan
pertanian yang biasanya sulit dijangkau oleh lembaga keuangan yang biasa.
Tandangsari yang terdiri dari 9 bidang yaitu, data dan akutansi, keuangan,
murni, produksi dan distribusi susu murni, makanan ternak, kesehatan hewan dan
karakteristik, yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, dan lama
bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2006) yang menyatakan bahwa
Usia merupakan salah satu tolak ukur yang dapat memengaruhi seseorang
dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Usia pada dasarnya memengaruhi
kategori, yaitu usia < 15 tahun termasuk usia golongan belum produktif atau muda,
usia 15 sampai 64 tahun termasuk usia golongan produktif, dan usia > 64 tahun
termasuk usia golongan tidak produktif atau tua (Badan Pusat Statistk, 2012). Usia
responden berkisar antara 23-52 tahun. Usia responden pada penelitian ini dapat
pada rentang usia 15 sampai 64 tahun dan tergolong pada usia produktif. Responden
pada usia produktif dapat mendukung terhadap kinerja yang dijalankannya, karena
mereka cenderung masih memiliki tenaga dan etos kerja yang tinggi. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Samuelson dan Nordhaus (1992), yang menyatakan bahwa
golongan usia produktif yaitu usia ketika seseorang mampu bekerja dan
Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dibedakan menurut jenis
kinerja untuk koperasi. Jenis kelamin responden pada penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 4.
bekerja. Mengingat banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan baik oleh laki-laki
ataupun perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2006) yang
menyatakan bahwa, tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita
yang tampaknya membedakan antar jenis kelamin yaitu waktu. Seorang laki-laki
akan memiliki jam kerja yang lebih fleksibel dibandingkan dengan perempuan yang
agribisnis sapi perah yang membutuhkan karyawan dengan jam kerja yang fleksibel
Pendidikan formal adalah salah satu aspek yang dapat memengaruhi pola
pikir seseorang. Tingkat pendidikan formal responden pada penelitian ini bervariasi
dari mulai Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sarjana (S1). Mayoritas tingkat
(SMA). Lebih jelasnya tingkat pendidikan formal responden dapat dilihat pada
Tabel 5.
pendidikan Sekolah Dasar (SD) (6,45%) dibutuhkan sebagai tenaga sopir untuk
mengangkut susu murni yang dihasilkan oleh setiap kelompok peternak ke Tempat
dimilikinya.
Pendidikan formal responden tidak hanya memengaruhi pola pikir akan tetapi
membantu dirinya untuk mempermudah pemahaman atas setiap kegiatan kerja yang
akan dilakukan. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang membantu
51
Triandis, 1980).
Handoko (2007) menyatakan masa kerja adalah rentang waktu yang telah
banyak pengalaman dan pelajaran yang dijumpai. Lama bekerja merupakan salah
nyaman dalam bekerja karena sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dikerjakannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kreitner dan Kinicki (2004) yang menyatakan
bahwa, masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih
merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah
seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi orang lain seperti yang
karyawannya.
komunikasi yang dilakukan antara ketua umum dengan karyawan bersifat terbuka,
KSU Tandangsari setelah itu keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh
pemimpin. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi dalam UU No.25 Tahun 1992
Bab III Pasal 5 yang salah satunya menyatakan bahwa pengelolaan dilakukan secara
sudah tepat dalam memimpin KSU Tandangsari. Menurut Waridin dan Bambang
ketua umum Tandangsari pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7.
ketua umum pun terjadi di dalam maupun di luar pekerjaan serta empati dirasakan
umum KSU Tandangsari termasuk dalam kategori tinggi dilihat dari 5 indikator
Keputusan; dan 5) Empati. Hal ini terbukti di lapangan dengan gaya kepemimpinan
kewajiban sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Makna dari tanggung
jawab ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Tanggung jawab juga berkaitan
dengan kewajiban, yaitu sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Maka
tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang pemimpin. Tingkat
tanggung jawab yang dimiliki ketua umum KSU Tandangsari dapat dilihat pada
Tabel 8.
sebesar 80,60%. Tingkat tanggung jawab ketua umum KSU Tandangsari dinilai
responden menilai tingkat tanggung jawab ketua umum KSU Tandangsari ke dalam
kategori tinggi karena terlihat dari tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin yang
dikerjakan secara keseluruhan. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian beberapa misi
tugas terbagi rata, pemimpin tetap memberikan arahan dan pemecahan masalah dari
setiap kendala yang terjadi di KSU Tandangsari karena pemimpin memiliki
Pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dan tidak
yang dipimpinnya. Di sisi lain, pemimpin pun harus melatih karyawannya untuk
4.3.2 Kepercayaan
merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks
keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari
pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993). Tingkat kepercayaan ketua umum
iklim saling berbagi informasi dan kerjasama. Ketika seorang karyawan yakin
bahwa ide dan informasi yang disampaikannya akan dihargai, inisiatif dan
pula karyawan yang mempercayai pemimpinnya akan merasa lebih nyaman dalam
percaya diri, terbuka, jujur, bersedia mengambil risiko dan merasa lebih nyaman
dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Seorang pemimpin perlu memberikan
merosot.
4.3.3 Komunikasi
karyawan kepada pemimpin atau sebaliknya, secara langsung atau tidak langsung.
orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan
dengan begitu harus selalu berkomunikasi dengan semua pihak baik melalui
58
dengan semua pihak, secara horisontal maupun vertikal. Tingkat komunikasi ketua
ketua umum dengan karyawan dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan penulis.
Selain itu komunikasi yang terjalin dengan pemimpin di dalam maupun di luar
pekerjaan terbilang sangat baik. Hal ini terjadi karena responden memiliki jabatan
terjalin secara langsung karena adanya rapat internal yang dilakukan sebulan sekali
bimbingan dalam bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
59
divisi. Sebagian responden pun dapat berkonsultasi atau menghubungi ketua umum
Menurut Scheidel (1976) fungsi dari komunikasi yaitu untuk menyatakan dan
mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar,
dan untuk memengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti
yang kita inginkan. Sebagai seorang pemimpin untuk KSU Tandangsari, ketua
demi mencapai tujuan dari koperasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Syamsu
dkk., (1991), yang menyatakan bahwa pemimpin harus berusaha agar komunikasi
antar anggota dan ketua dengan organisasinya berjalan lancer, sehingga kegiatan
antar seluruh anggota dapat berjalan dengan baik dan anggota dapat menghayati
dilakukan oleh pemimpin setelah melalui proses diskusi dan konsultasi dengan para
bawahan. Pengambilan keputusan adalah soal yang berat karena sering menyangkut
harus tercermin pada tiga hal, yaitu cara, hasil keputusan, dan kemampuan
menyampaikan hasil keputusan. Tidak ada sesuatu yang pasti dalam pengambilan
keputusan. Pemimpin harus memilih di antara alternatif yang ada dan kemungkinan
keputusan yang dilakukan oleh ketua umum KSU Tandangsari dapat dilihat pada
Tabel 11.
oleh ketua umum KSU Tandangsari termasuk ke dalam kategori sedang (58,10%).
yang diberikan untuk kemajuan KSU Tandangsari tetap tertampung. Selain itu
terkadang hasil keputusan yang dibuat oleh pimpinan tidak sesuai dengan harapan
para karyawan. Meskipun begitu tetap bisa dilakukan diskusi untuk mencari jalan
pemimpin, ketua umum KSU Tandangsari harus dapat mengambil keputusan yang
sama dengan para karyawan. Karena setiap keputusan yang diambil oleh ketua
4.3.5 Empati
emosi ataupun perasaan orang lain. Orang-orang yang empati sering dilihat oleh
orang lain sebagai orang yang memahami dan mampu memberikan dukungan
kepada orang lain secara tepat dengan perasaan peka dan peduli. Empati adalah
sikap yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin agar dapat memanfaatkan potensi-
potensi yang dimiliki karyawannya. Empati akan membuat seorang pemimpin lebih
bijaksana dalam bersikap dan dalam setiap pengambilan keputusan karena ia tidak
Empati merupakan sikap bagian kecerdasan emosi yang harus dimiliki oleh
tekanan dari beban pekerjaan. Tingkat empati ketua umum KSU Tandangsari
empati ketua umum terhadap karyawannya dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan
penulis terlampir pada Tabel 12. Sebagian besar responden menilai tingkat empati
masalah yang terjadi di koperasi. Ketua umum pun dalam mengambil keputusan
penelitian Utami (2014) dalam Yuniarti (2016) bahwa empati bagian dari emosi
empati yang diciptakan oleh pimpinan terhadap atasan dan antar sesama bawahan,
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi.
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
kinerja pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan
organisasi. Tingkat kinerja karyawan KSU Tandangsari dapat dilihat pada Tabel
13.
Sebanyak 24 responden memiliki tingkat kinerja dengan kategori tinggi. Hal ini
64
berkontribusi untuk KSU Tandangsari dengan memberikan pendapat dan ide untuk
berkomunikasi sehingga akan tercipta kerjasama antara satu dengan yang lain, dan
dapat menghadirkan ide-ide yang baru melalui komunikasi yang terjalin dengan
baik.
Kinerja karyawan sangat memengaruhi keberhasilan suatu organisasi atau
individu yang didalamnya memiliki kinerja yang baik. Perusahaan yang efektif atau
berhasil apabila ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sebaliknya,
perusahaan yang gagal dikarenakan faktor kinerja dari sumber daya manusia yang
tidak berkualitas. Jadi kinerja sumber daya manusia sangat berpengaruh besar
hal penting. Disamping itu, juga untuk menentukan pelatihan kerja secara tepat,
memberikan tanggapan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk
kinerja organisasi dari SDM organisasi. Penilaian terhadap kinerja pada penelitian
Kualitas kerja merupakan wujud perilaku dari suatu kegiatan yang telah
Menurut Wilson dan Heyel (1987), quality of work (kualitas kerja) menunjukkan
fungsinya. Selain itu para karyawan bersedia bekerja lembur untuk mencapai target
tinggal relatif berdekatan dengan Kantor KSU Tandangsari sehingga lebih fleksibel
penilaian kinerja. Bitner dan Zeithaml (2008) dalam Riorini (200) menyatakan
untuk dapat meningkatkan performance quality (kualitas kerja) ada beberapa cara
yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan pelatihan atau
teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Hal
tersebut sudah dilakukan oleh KSU Tandangsari. Tingkat kualitas pekerjaan dengan
kategori tinggi yang dimiliki oleh karyawan KSU Tandangsari tentu akan
dampak positif bagi koperasi. Produktivitas merupakan hal yang sangat penting
dalam menciptakan perusahaan yang sehat dan kuat. Bila para karyawan mampu
bekerja untuk kualitas yang baik, maka perusahaan akan menjadi semakin efektif
dalam operasionalnya.
dinyatakan sesuai dengan aturan atau standar waktu yang telah ditetapkan dalam
bekerja. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam
67
karyawan agar target yang ditetapkan koperasi dapat tercapai. Tingkat ketepatan
sebesar 58,10%. Sebagian besar responden memiliki tingkat ketepatan waktu yang
tinggi karena karyawan masuk dan keluar kerja sesuai dengan standar waktu masuk
dan keluar kerja yang telah ditetapkan pihak KSU Tandangsari terlebih jarak rumah
mereka yang relatif berdekatan dengan kantor KSU Tandangsari. Selain itu
penyelesaian pekerjaan yang diberikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan
sehingga pekerjaan tidak menumpuk dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan mementingkan ketepatan waktu, pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan
lainnya.
Ketepatan waktu menjadi hal yang penting untuk kinerja seorang karyawan
organisasi. Ketepatan waktu adalah hasil dari manajemen waktu yang tepat. Dengan
menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna
peningkatan kinerjanya.
4.4.3 Inisiatif
ide, mengembangkan ide serta cara-cara baru dalam memecahkan suatu problema
(Suryana, 2006). Inisiatif dalam pekerjaan berarti melakukan pekerjaan tanpa
menunggu intervensi atau suruhan orang lain. Menurut Mardiyanto (2008), inisiatif
adalah kemampuan seseorang dalam bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang baru
atau asli atau menghasilkan suatu pemecahan masalah. Karyawan yang memiliki
inisiatif dengan segera dapat melihat masalah yang muncul dan mencari solusi atas
karyawan KSU Tandangsari dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan oleh penulis.
Sebagian besar responden memiliki tingkat inisiatif dengan kategori sedang dalam
pekerjaan diluar pekerjaan mereka seperti membantu divisi lain ketika tugas mereka
sudah selesai dikerjakan dan dalam hal ini kerjasama antar karyawan pun terbentuk
tetap berkontribusi dalam memberikan pendapat atau ide agar koperasi semakin
lebih baik.
Karyawan yang mempunyai inisiatif adalah karyawan yang proaktif dan tidak
pasif menunggu perintah. Dengan tingkat inisiatif pada karyawan KSU Tandangsari
baru untuk meningkatkan kinerja. Karyawan yang mempunyai inisiatif akan sangat
dibutuhkan dalam bidang apapun karena hasil yang mereka kerjakan akan melebihi
dari yang diharapkan sehingga produktivitas kerja pun akan meningkat dan akan
perah, dibutuhkan ide dan inovasi baru dari karyawan untuk para peternak sapi
4.4.4 Kemampuan
Kemampuan dalam bekerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang
Tabel 17.
karyawan KSU Tandangsari dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan oleh penulis.
kategori tinggi dikarenakan karyawan dapat mencapai target yang telah ditetapkan
dalam rencana kerja masing-masing divisi. Selain itu karyawan bekerja dengan
semaksimal mungkin sesuai dengan standar dan aturan yang ditetapkan oleh KSU
goal). Oleh karena itu untuk mencapai sebuah tujuan dari koperasi, seorang
menyelesaikan pekerjaannya.
71
Salah satu faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan
4.4.5 Komunikasi
mengubah pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi dalam hubungan kerja sangat diperlukan agar terjalin hubungan yang
baik dengan pimpinan maupun rekan kerja. Tingkat komunikasi karyawan KSU
Tingkat komunikasi antar karyawan KSU Tandangsari dinili dari 4 pertanyaan yang
72
yang baik dengan sesama karyawan untuk bertukar pikiran ataupun ide. Selain itu
hubungan dengan sesama karyawan pun terjalin di dalam maupun di luar pekerjaan.
hubungan yang baik pula di antara para karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Yuniarti (2016) yang menyatakan bahwa hubungan yang baik antar pegawai akan
menciptakan koordinasi dan komunikasi yang baik dalam bekerja sehingga semua
akan berdampak terhadap pencapaian kinerja yang baik pada perusahaan. Keeratan
yang terjalin antara sesama rekan kerja umumnya didasari oleh kebersamaan para
pegawai dimana mereka merasa satu tujuan, satu nasib dan sepenanggungan.
Baiknya hubungan tersebut juga dikarenakan oleh kesadaran para pegawai tentang
perlunya kerjasama yang baik dalam rangka pemenuhan dan tujuan perusahaan
(Yuniarti, 2016).
aplikasi SPSS, diperoleh nilai sig. 0,000 pada tingkat signifikansi 99 persen (∝=
0,01). Nilai sig. lebih kecil dari 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
diperoleh sebesar 0,717 antara gaya kepemimpinan ketua umum dengan kinerja
Uji thitung :
𝑟𝑠 𝑛−2
𝑈𝑗𝑖 𝑡 = √
1 − 𝑟𝑠2
31 − 2
𝑈𝑗𝑖 𝑡 = 0,717 √
1 − (0,717)2
𝑈𝑗𝑖 𝑡 = 5,539
Uji ttabel :
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan uji satu sisi. Berdasarkan hasil
uji t diperoleh thitung sebesar 5,539 dan ttabel sebesar 2,756, maka dapat disimpulkan
thitung lebih besar dari ttabel yang berarti menolak H0 dan menerima H1.
koefisien korelasi Guilford (1956) yang terlampir pada Tabel 2. Hasil interpretasi
0,717 ini diartikan bahwa hubungan dua variabel kuat. Maknanya hal ini
menunjukkan terdapat hubungan yang searah atau positif antara keduanya, dapat
dikatakan semakin tinggi gaya kepemimpinan ketua umum maka semakin tinggi
kinerja karyawan.
2005). Di dalam suatu organisasi, gaya kepemimpinan adalah salah satu faktor
74
dengan visi, misi dan tujuan koperasi. Hal ini diperkuat oleh teori oleh Robbins
agar bawahan dapat berfikir secara kreatif dan inovatif. Selanjutnya dalam
pandang karyawan. Dengan adanya cara pandang yang sama antara pemimpin dan
meningkatkan kinerjanya
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi.
merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat
75
presentase responden sebesar 77,40%. Hasil penelitian dilihat dari 5 indikator, yaitu
tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Dalam organisasi, suatu
lingkungan kerja yang kondusif dan meningkatkan kinerja bagi karyawan sehingga
diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kinerja dengan
demikian dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) dengan kinerja yang terbaik
pula. Gaya kepemimpinan memiliki keterkaitan yang erat dengan kinerja karyawan.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya
hubungan yang kuat antara gaya kepemimpinan ketua umum dengan kinerja
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
komunikasi antara ketua umum dan karyawan terjadi di dalam maupun di luar
pendapat dan ide untuk kemajuan koperasi serta komunikasi terjalin di dalam
5.2 Saran
koperasi tidak kehilangan aset-aset terbaiknya. Di dalam koperasi pun harus tercipta
diharapkan akan memberikan timbal balik untuk koperasi dengan kontribusi kinerja
yang optimal sehingga dapat mencapai tujuan dari koperasi.
80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 2. Kuesioner
I. Identitas Responden
Umur :
Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Tingkat Pendidikan :
Divisi :
Jabatan :
Lama Bekerja :
Status Pernikahan :
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
2) Kepercayaan
No Pertanyaan
1 Apakah pimpinan bapak/ibu mempercayai setiap pekerjaan yang
dikerjakan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
2 Apakah hasil laporan setiap rapat rutin yang dibuat masing-masing divisi
diterima oleh pimpinan bapak/ibu?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
3 Apakah setiap hasil pekerjaan yang dilaporkan mendapatkan tanggapan
dari pimpinan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
4 Apakah pimpinan bapak/ibu melakukan pengawasan ke setiap divisi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
3) Komunikasi
No Pertanyaan
1 Apakah ketika bapak/ibu berkomunikasi dengan pimpinan mengenai
pekerjaan, pimpinan bapak/ibu mendominasi dalam berbicara?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
86
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
2 Berapa kali bapak/ibu dan pimpinan menjalin komunikasi dalam satu
bulan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
3 Apakah pimpinan bapak/ibu menjalin hubungan baik di dalam maupun di
luar pekerjaan dengan karyawan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
…………………………………………………………………...................
4 Apakah pimpinan bapak/ibu memberikan pengarahan kepada bapak/ibu
seputar pekerjaan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
4) Pengambilan Keputusan
No Pertanyaan
1 Dalam setiap pengambilan keputusan suatu masalah, apakah hasilnya
selalu sesuai dengan yang diharapkan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………….......................
………………………………………………………………………...........
2 Apakah pimpinan bapak/ibu melibatkan karyawan dalam pengambilan
keputusan setiap masalah seputar pekerjaan di koperasi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
87
Alasan :
……………………………………………………………………...............
…………………………………………………………………...................
3 Apakah pimpinan bapak/ibu berperan aktif dalam pengambilan keputusan
suatu masalah yang terjadi pada saat rapat rutin?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
4 Apakah pimpinan bapak/ibu mengambil keputusan disaat rapat?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
5) Empati
No Pertanyaan
1 Apakah pimpinan bapak/ibu memperhatikan apa yang dilakukan para
karyawannya?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
2 Apakah pimpinan bapak/ibu memberi kesempatan kepada para
karyawannya untuk mendiskusikan setiap masalah yang terjadi di
koperasi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
3 Apakah pimpinan bapak/ibu mempertimbangkan kondisi yang terjadi
untuk mengambil keputusan dalam setiap masalah?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
88
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
4 Apakah pimpinan bapak/ibu memberikan solusi pada setiap masalah yang
terjadi di koperasi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
B) Kinerja Karyawan
1) Kualitas Pekerjaan
No Pertanyaan
1 Apakah pekerjaan yang bapak/ibu selesaikan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing divisi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
2 Bagaimana bapak/ibu bekerja untuk memberikan pelayanan kepada
anggota dengan sebaik-baiknya?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
3 Apakah bapak/ibu dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan secara
mendadak?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
4 Apakah bapak/ibu bersedia bekerja lembur untuk mencapai tujuan
koperasi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
89
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
2) Ketepatan Waktu
No Pertanyaan
1 Apakah bapak/ibu masuk dan keluar kerja sesuai dengan jam kerja yang
ditentukan dalam peraturan umum?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
2 Apakah bapak/ibu dapat bekerja sesuai dengan jam yang telah ditentukan
koperasi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
3 Berapa kali bapak/ibu berhalangan hadir dalam sebulan terakhir?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
4 Apakah bapak/ibu dapat menyelesaikan pekerjaan bapak/ibu sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
3) Inisiatif
No Pertanyaan
1 Apakah bapak/ibu bersedia memberikan pendapat atau ide agar koperasi
semakin lebih baik?
90
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
2 Apakah bapak/ibu menyelesaikan pekerjaan bapak/ibu apabila sudah
mendekati deadline?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………...........
3 Bagaimana bapak/ibu aktif dalam setiap kegiatan yang ada di koperasi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
4 Apakah bapak/ibu melakukan pekerjaan di luar pekerjaan yang diberikan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
4) Kemampuan
No Pertanyaan
1 Apakah bapak/ibu dapat mencapai target yang telah ditetapkan masing-
masing divisi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
2 Apakah bapak/ibu mampu melakukan pekerjaan bapak/ibu?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
91
Alasan :
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
3 Apakah bapak/ibu melakukan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja
masing-masing divisi?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
4 Apakah bapak/ibu mampu bekerja lembur apabila dibutuhkan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
5) Komunikasi
No Pertanyaan
1 Berapa kali bapak/ibu berkomunikasi dengan rekan kerja dalam
seminggu?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
2 Apakah terjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja selama
melakukan pekerjaan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
3 Apakah bapak/ibu menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja baik
dalam pekerjaan maupun luar pekerjaan?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
92
……………………………………………………………………...............
………………………………………………………………………...........
4 Apakah bapak/ibu merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi dengan
rekan kerja apabila terjadi suatu masalah antara bapak/ibu dan rekan
kerja?
Jawaban :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
Alasan :
……………………………………………………………………...............
……………………………………………………………………...............
93
Lampiran 6. Kepercayaan
Kepercayaan
Responden Jumlah Kategori
P1 P2 P3 P4
R1 3 3 3 2 11 Tinggi
R2 2 2 3 2 9 Sedang
R3 3 3 3 3 12 Tinggi
R4 3 2 2 2 9 Sedang
R5 3 2 3 2 10 Tinggi
R6 3 3 3 2 11 Tinggi
R7 3 3 3 2 11 Tinggi
R8 3 3 3 3 12 Tinggi
R9 3 3 3 3 12 Tinggi
R10 3 3 3 3 12 Tinggi
R11 3 3 3 2 11 Tinggi
R12 3 3 2 2 10 Tinggi
R13 3 3 3 2 11 Tinggi
R14 3 3 3 2 11 Tinggi
R15 3 3 3 2 11 Tinggi
R16 3 3 3 3 12 Tinggi
R17 2 3 3 1 9 Sedang
R18 3 3 2 3 11 Tinggi
R19 3 3 3 3 12 Tinggi
R20 2 3 2 2 9 Sedang
R21 3 3 2 2 10 Tinggi
R22 2 3 3 3 11 Tinggi
R23 2 3 2 2 9 Sedang
R24 2 3 2 2 9 Sedang
R25 3 3 3 3 12 Tinggi
R26 3 3 2 1 9 Sedang
R27 2 3 2 2 9 Sedang
R28 3 3 3 3 12 Tinggi
R29 2 3 3 3 11 Tinggi
R30 3 3 3 3 12 Tinggi
R31 2 3 3 2 10 Tinggi
Kategori kelas : 3,5 – 6,5 → Rendah
6,6 – 9,5 → Sedang
9,6– 12,5 → Tinggi
Keterangan : P1 (Pertanyaan Kesatu); P2 (Pertanyaan Kedua);
P3 (Pertanyaan Ketiga); P4 (Pertanyaan Keempat)
97
Lampiran 9. Empati
Empati
Responden Jumlah Kategori
P1 P2 P3 P4
R1 2 1 3 2 8 Sedang
R2 2 2 3 2 9 Sedang
R3 3 3 3 2 11 Tinggi
R4 2 2 3 2 9 Sedang
R5 1 2 2 2 7 Sedang
R6 2 2 2 2 8 Sedang
R7 2 3 3 2 10 Tinggi
R8 3 3 3 2 11 Tinggi
R9 2 3 3 2 10 Tinggi
R10 3 3 3 2 11 Tinggi
R11 2 2 3 2 9 Sedang
R12 2 2 3 2 9 Sedang
R13 3 2 3 2 10 Tinggi
R14 2 2 2 2 8 Sedang
R15 2 3 3 2 10 Tinggi
R16 3 2 2 1 8 Sedang
R17 3 2 2 2 9 Sedang
R18 3 2 2 3 10 Tinggi
R19 2 3 3 3 11 Tinggi
R20 2 2 3 2 9 Sedang
R21 2 3 3 3 11 Tinggi
R22 3 2 3 3 11 Tinggi
R23 3 2 3 3 11 Tinggi
R24 2 3 2 2 9 Sedang
R25 3 3 3 3 12 Tinggi
R26 3 3 3 3 12 Tinggi
R27 2 2 3 3 10 Tinggi
R28 2 3 3 3 11 Tinggi
R29 2 3 3 3 11 Tinggi
R30 3 3 3 3 12 Tinggi
R31 3 3 3 3 12 Tinggi
Kategori kelas : 3,5 – 6,5 → Rendah
6,6 – 9,5 → Sedang
9,6– 12,5 → Tinggi
Keterangan : P1 (Pertanyaan Kesatu); P2 (Pertanyaan Kedua);
P3 (Pertanyaan Ketiga); P4 (Pertanyaan Keempat)
100
1) Hipotesis
3) ∝ = 0,01
5) Uji Statistik
𝑟𝑠 𝑛−2
𝑡= √
1 − 𝑟𝑠2
31 − 2
𝑡 = 0,717 √
1 − (0,717)2
𝑡 = 5,539
6) Keputusan
Karena thitung lebih besar dari ttabel menunjukkan tidak berada pada daerah
Correlations
Gaya Kinerja
Kepemimpinan Karyawan
N 31 31
N 31 31
PV : 0,000
∝ : 0,01
→ PV < ∝
Kesimpulan : Menolak H0 dan Menerima H1
rs : 0,717
Kesimpulan : Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan
Kuat
108
Gambar 11. Kantor Divisi Unit Gambar 12. Ruang Penerimaan dan
Simpan Pinjam Koperasi Penyimpanan Susu Murni
110