2016
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17981
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Hubungan Tingkat Stres dengan Strategi Koping Mahasiswa
Reguler Profesi Ners di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara
SKRIPSI
oleh
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
juga kepada Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembantu Dekan I
serta seluruh staf dan dosen pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
MNS., Ph.D selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu untuk
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Siti Saidah
Nasution, S.Kp, M.kep, Sp.Mat dan Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd
selaku dosen penguji yang juga banyak memberi saran dan masukan yang
Penulis mengucapkan terima kasih teristimewa kepada kedua orang tua, Papa
Sudirman Lombu dan Mama Masnilam Bate’e yang senantiasa dengan penuh
cinta kasih memberikan dukungan secara moril, material dan doa yang tiada henti
mereka panjatkan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Abang Alex, Kakak Ratna, dan Adek Vivin yang
juga selalu menghibur dan memberi semangat penulis dalam penyelesaian skripsi
ini.
terkhusus untuk sahabat penulis Ines, Asnita dan Debora; kepada teman satu
dosen pembimbing Ita, Resi dan Widy; teman Kelompok Kecil Talitakum Kakak
Maruli Sirait, Kakak Juni Simarmata, Kakak Astika Sigalingging, Hana, Asnita,
Ranafika dan Aster; dan semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian
anugerah-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
halaman
Halaman judul ............................................................................................. i
Halaman pernyataan orisinalitas ................................................................. ii
Halaman pengesahan................................................................................... iii
Prakata......................................................................................................... iv
Daftar isi...................................................................................................... vi
Daftar tabel.................................................................................................. ix
Daftar skema ............................................................................................... x
Abstrak ........................................................................................................ xi
Abstract ....................................................................................................... xi
Lampiran-lampiran .................................................................................. 58
Lampiran 1. Jadwal penelitian Informed consent ....................................... 59
Lampiran 2. Lembar bukti bimbingan ........................................................ 60
Lampiran 3. Informed consent .................................................................... 64
Lampiran 4. Izin menggunakan instrumen.................................................. 67
Lampiran 5. Back translation instrumen penelitian .................................... 80
Lampiran 6. Instrumen penelitian ............................................................... 87
Lampiran 7. Taksasi dana ........................................................................... 92
Lampiran 8. Riwayat hidup......................................................................... 93
Lampiran 9. Surat izin reliabilitas ............................................................... 94
Lampiran 10. Surat izin penelitian .............................................................. 95
Lampiran 11. Surat selesai reliabilitas ........................................................ 96
Lampiran 12. Surat selesai penelitian ......................................................... 97
Lampiran 13. Surat komite etik................................................................... 98
Lampiran 14. Hasil uji reliabilitas............................................................... 99
Lampiran 15. Hasil penelitian ..................................................................... 100
DAFTAR TABEL
halaman
halaman
ABSTRAK
PENDAHULUAN
gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
sebagai stimulus, respon atau interaksi antara keduanya (Dewe, O’Driscoll, &
Cooper, 2010). Stres sulit untuk ditentukan karena individu bereaksi sangat
berbeda, dan situasi yang penuh stres untuk satu orang mungkin tidak sama bagi
orang lain (Ghai, Dutta, & Garg, 2014). Jadi, stres adalah suatu kondisi yang
kondisi tersebut.
Mahasiswa mengatakan bahwa stres adalah tekanan konstan pada tubuh, tekanan
dari masalah yang berurusan dengan kegiatan setiap hari, tekanan pada otak dari
situasi tertentu, kondisi yang berbahaya, dan keadaan yang tidak diinginkan yang
memiliki sedikit atau bahkan tidak ada efek positif (Humphrey, 2003). Stres pada
untuk pertama kalinya, perubahan lain yang disebabkan oleh kehidupan kampus
yang melibatkan tanggung jawab yang lebih besar, menemukan tempat tinggal,
membangun pertemanan yang baru dari sesama jenis dan lawan jenis, tidak cukup
waktu yang tersedia, takut gagal, belajar banyak untuk nilai bagus, dan belajar
tentang lingkungan baru (Greenberg, 2004). Jadi stres pada mahasiswa adalah
tekanan yang dialami mahasiswa karena perubahan hidup yang mereka rasakan di
perkuliahan.
Humphrey (2003) mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang merangsang
stres pada mahasiswa yaitu masalah akademik, kendala waktu, dan masalah
faktor seperti tes, ujian, dan materi kuliah. Tes, nilai, kompetisi, tuntutan waktu,
profesor, lingkungan kelas dan kekhawatiran tentang karir masa depan juga dapat
menjadi sumber stres akademik (Singh & Kohli, 2015). Di bidang kendala waktu,
mahasiswa merasa stres karena tidak mampu menggunakan waktu dengan baik,
menunda-nunda pekerjaan, memiliki tugas dan tanggung jawab lain dengan waktu
Stres dapat memiliki pengaruh buruk pada fisik, emosi, intelektual, sosial dan
keseluruhan (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011). Secara fisik, stres dapat
terhadap diri sendiri seperti harga diri rendah. Secara intelektual, stres dapat
Secara sosial, stres dapat menyebabkan mahasiswa menjauhi dan tidak mau
dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan (Nasir & Muhith, 2011). Proses
koping merupakan respon yang sangat kompleks yang terjadi ketika individu
lingkungan (Yesil, Oztunc, & Esklmez, 2015). Jadi koping adalah upaya dan
Bulut & Hisar, 2014). Strategi yang paling umum digunakan oleh siswa dalam
peristiwa stres dianggap negatif dan tidak efektif. Koping difokuskan pada emosi
dan bukan pada masalah (Hirsch, Barlem, Barlem, Lunardi, & Oliveira, 2015).
puskesmas, klinik bersalin, panti wherda, dan keluarga serta masyarakat atau
klinik karena pendidikan profesi hanya akan didapat di lingkungan klinik. Melalui
adanya transisi dari kehidupan kampus ke kehidupan lapangan (Singh & Kohli,
2015). Stres utama yang dialami mahasiswa terkait dengan akademik klinik yaitu
praktik klinis (Ghai et al., 2014). Bekerja untuk pasien dan berkomunikasi dengan
mahasiswa.
Jika mahasiswa terampil dalam menangani stres maka mahasiswa akan mampu
Penelitian ini membantu dalam mencari tahu penyebab stres yang signifikan.
dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam menangani stres yang paling umum.
Oleh karena itu, penelitian tentang hubungan tingkat stres dengan strategi koping
menjalani profesi ners; (b) mahasiswa reguler belum terbiasa dengan sistem shift
merupakan institusi peneliti; (d) kemudahan akses terhadap sampel; (e) sudah
terjalinnya hubungan komunikasi antara peneliti dengan sampel di Fakultas
Pertanyaan penelitian ini adalah apakah ada hubungan tingkat stres dengan
Utara.
memperoleh informasi tentang mahasiswa profesi ners yang sedang praktek klinis.
yang positif dalam menghadapi stres sejak dini yaitu dimulai dalam pendidikan
profesi ners, sehingga mereka sudah terbiasa mengaplikasikan koping yang positif
yang telah ada sebagai perawat yang profesional dalam memberikan asuhan
keperawatan.
mahasiswa profesi ners serta dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi dan
TINJAUAN PUSTAKA
Selye (1976, dalam Potter & Perry, 2005) mendefinisikan stres sebagai situasi
antara individu dan lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai sesuatu
pressure, tension, frustration, strain, anxiety, dan emotion. Stres (pressure) adalah
tekanan konstan pada tubuh, tekanan dari masalah setiap hari, tekanan pada otak
dari situasi tertentu, dan tekanan yang berbahaya bagi mahasiswa. Stres (tension)
adalah ketegangan yang banyak pada satu waktu, kombinasi peristiwa yang tidak
(frustration) adalah frustrasi dari hasil ujian yang buruk, perasaan frustrasi ketika
mendapatkan hal-hal tidak berjalan dengan baik, frustrasi disebabkan oleh konflik
dalam diri, frustrasi yang menguras energi, dan frustrasi disebabkan ketika
mendapatkan tes yang buruk. Stres (strain) adalah ketegangan mental dari ujian,
ketegangan yang disebabkan oleh sumber yang tidak diketahui, ketegangan pada
kesehatan fisik, dan ketegangan berlebih karena kecemasan. Stres (anxiety) adalah
buruk ketika marah, suatu kondisi yang menyebabkan ledakan emosional, dan
Dari berbagai definisi stres diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa stres pada
mahasiswa adalah keadaan fisik dan psikologis mahasiswa terhadap situasi yang
Penyebab stres pada mahasiswa antara lain: perubahan gaya hidup, situasi
kelas yang tidak nyaman, kegiatan yang berlebihan (belajar, tugas kuliah, tugas
rumah), tidak memiliki teman dekat yang dapat dipercaya, putus cinta, memiliki
sifat pemalu, cemburuan, pekerjaan dan karir, masalah keluarga, dan keraguan diri
(Greenberg, 2004).
konflik dan masalah dengan teman sekamar, tidak ada minat dengan jurusan yang
dipilih, masalah akademik (mengerjakan tugas, ujian tengah dan akhir semester,
menulis makalah penelitian), biaya kuliah dan kebutuhan hidup yang mahal, tidak
mampu mengelola keuangan pribadi, gaya hidup, tekanan teman dan kelompok
sebaya.
Potter dan Perry (2005) membagi tiga tingkat stres yaitu: stres ringan, stres
sedang, dan stres berat. Stres ringan adalah stresor yang dihadapai setiap orang
secara teratur. Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam.
Stresor ini bukan risiko signifikan untuk timbulnya penyakit, namun stressor
ringan yang banyak dalam waktu singkat dapat meningkatkan risiko penyakit.
Contohnya seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas. Stres sedang
berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan teman sebaya, atau tidak berjumpa
dalam waktu yang lama dengan anggota keluarga. Stres berat adalah situasi kronis
dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan makin lama situasi stres,
Singh dan Kohli (2015) secara khusus membagi tingkat stres pada mahasiswa
keperawatan, yaitu stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Stres ringan, yaitu
selama praktek klinis. Stres sedang, yaitu suatu keadaan dimana mahasiswa sering
mengalami tekanan fisik dan mental selama praktek klinis. Stres berat, yaitu suatu
keadaan dimana mahasiswa selalu mengalami tekanan fisik dan mental selama
praktek klinis.
2.1.4 Dampak Stres pada Mahasiswa
penyakit seperti: sakit kepala, sakit kepala migrain, masalah di lambung, penyakit
mengatakan bahwa stres dapat memberikan dampak positif dan negatif kepada
prestasi, namun dampak negatif stres dapat menyebabkan 3 masalah yaitu masalah
fisik, masalah psikologis, dan masalah perilaku. Masalah fisik seperti infeksi,
sakit kepala, insomnia, dan bisul. Masalah psikologis seperti kecemasan dan
menyalahgunakan narkoba.
kantong mata; kurang berhubungan dengan orang lain; menderita secara fisik,
psikologis, sosial, dan pendidikan; emosi meledak; sulit berpikir jernih dan
mahasiswa.
tidur, ketegangan terus menerus, kelelahan, sakit kepala, dan masalah pencernaan.
stres yang mereka rasakan dengan melakukan manajemen waktu yang efektif,
mencari dukungan sosial, penilaian positif terhadap situasi yang mereka rasakan,
Kozier, Erb, Berman, dan Snyder (2011) mengatakan bahwa koping dapat
situasi. Koping adalah proses yang seseorang gunakan untuk mengelola peristiwa
yang ia temui, rasakan, dan tafsirkan sebagai stres (Craven & Hirnle, 2009).
Folkman dan Lazarus (1991, dalam Dewe, O’Driscoll, & Cooper, 2010)
melewati batas sumber daya yang ada dalam diri individu. Mahasiswa
Hisar, 2014).
Dari berbagai definisi koping diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa koping
perubahan lingkungan atau masalah atau situasi tertentu. Kozier, Erb, Berman,
1. Koping yang berfokus pada masalah dan koping yang berfokus pada emosi
Koping yang berfokus pada masalah mengacu pada upaya memperbaiki situasi
Koping yang berfokus pada emosi mencakup pikiran dan tindakan yang
meredakan distres emosi. Koping yang berfokus pada emosi tidak memperbaiki
situasi, tetapi setelah menggunakannya, individu sering kali merasa lebih baik.
Contoh koping yang berfokus pada emosi: menerima simpati dan pemahaman dari
Strategi koping jangka panjang dapat konstruktif dan realistis. Strategi jangka
panjang termasuk strategi yang mencakup perubahan pola gaya hidup, Contoh
kekuatan yang lebih tinggi, mencari informasi tambahan tentang situasi, dan
dapat ditoleransi untuk sementara waktu, tetapi pada akhirnya merupakan cara
yang tidak efektif untuk menghadapi realitas. Contoh strategi koping jangka
bahwa segala sesuatunya akan selesai, dan tunduk pada orang lain untuk
menghindari kemarahan.
individu dan orang lain yang berhubungan dengan individu tersebut atau kejadian
Singh dan Kohli (2015) secara khusus membagi strategi koping pada
menyelesaikan masalah secara ilmiah; (3) sikap dan tingkah laku profesional; (4)
2011).
Dengan menjalani kelima aspek tersebut diharapkan mahasiswa lulusan
(Nurhidayah, 2011).
sebaya, jadwal yang banyak, pelatihan praktis di lingkungan rumah sakit, menjaga
stres pada mahasiswa di klinik, antara lain: pengalaman yang memalukan karena
ketakutan dengan penularan penyakit. Hal ini juga sesuai dengan Yobas et al.
(2013) yang mengatakan bahwa selama praktik klinis mahasiswa merasa stres
instruktur dan staf keperawatan dan ditegur oleh instruktur klinis dan staf rumah
sakit.
profesi ners pada saat mengikuti praktek klinik di rumah sakit, antara lain:
mengatakan stres dengan teguran atau didikan dari perawat rumah sakit
(instruktur klinik) yang terkesan keras kepada mahasiswa program profesi ners
karena kurang percaya diri, merasa cemas, gugup dalam menyampaikan suatu
Shultz (2011) mengatakan bahwa faktor klinik menjadi sumber utama stres
merawat pasien, transisi waktu yang sulit dari peran siswa menjadi perawat di
di pengaturan klinis yang berbeda dari apa yang telah mahasiswa pelajari di kelas.
Singh dan Kohli (2015) secara singkat membagi sumber stres mahasiswa profesi
ners dalam 7 bagian antara lain: interaksi dengan fakultas, interaksi dengan
pasien/keluarga pasien.
Stres menyebabkan dampak negatif pada mahasiswa profesi ners. Stres dapat
memiliki masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala migrain, pusing, sakit perut,
kelelahan, masalah tidur dan juga tekanan psikologis (Yobas et al., 2013). Shultz
(2011) mengatakan bahwa stres dapat berdampak negatif pada masalah akademik
yang buruk, perubahan berat badan, nyeri dada, takut, panik, mual, kelelahan,
pribadi menurun, gangguan tidur, kemarahan, frustasi, dan merarik diri dari
program tersebut.
menghadapi stres seperti berpikir dan bersikap positif terhadap masa depan;
buku; berpikir negatif kepada sesama siswa, teman-teman dan orang lain;
menggunakan strategi untuk mendapatkan penerimaan dari lingkungan staf
selama praktik klinis; dan mencari dukungan dari orang lain (Yobas et al., 2013).
Pengaturan klinik yang positif dapat menjadi efektif pada siswa tergantung
kerjasama antara rekan-rekan dan lingkungan yang menyenangkan. Dalam hal ini,
peran guru klinik dalam membuat komunikasi yang tepat dalam tim sangat
penting sebagai individu yang cukup fasih dalam menciptakan lingkungan yang
ramah dan mendukung bagi siswa (Moridi, Khaledi, & Valiee, 2014). Strategi
pemecahan masalah diikuti dengan tetap optimis dan transferensi perhatian dari
merasa sedih, merasa murung, bertengkar dan merasa tak berdaya. Perilaku
guru dan staf perawat. Singh dan Kohli (2015) secara singkat membagi 8 bagian
strategi koping mahasiwa profesi ners antara lain: mencari relaksasi, pelepasan
Mahasiswa yang melakukan teknik koping yang tidak efektif seperti berharap
hal-hal yang berbeda, minum obat, atau mencoba untuk melupakan stres memiliki
tingkat stres yang tinggi. Sebaliknya, mahasiswa yang melakukan teknik koping
yang efektif seperti pemecahan masalah memiliki tingkat stres yang rendah
variabel. Korelasi adalah sebuah hubungan atau gabungan antara dua variabel,
yang cenderung pada variasi satu variabel dihubungkan dengan variasi yang lain
(Polit & Beck, 2012). Suatu penelitian dengan menggunakan desain korelasi harus
desain ini juga memiliki beberapa kekurangan. Kelemahan dari desain korelasi
adalah pada interpretasi atau tafsiran dari hasil desain korelasi yang
kelebihan desain korelasi yaitu pada masalah pengumpulan data dalam jumlah
besar yang sering efesien, penelitian korelasi akan tepat bila dilanjutkan pada
menarik yang tidak dapat dilakukan untuk suatu percobaan atau eksperimen (Polit
Lazarsfeld (1955, dalam Polit & Beck, 2012) mengidentifikasi tiga kriteria
kausalitas. Yang pertama adalah temporal, yaitu penyebab harus mendahului efek
dalam waktu. Kedua adalah bahwa ada hubungan empiris antara yang dianggap
penyebab dan efek dugaan. Ketiga adalah bahwa hubungan tidak dapat dijelaskan
KERANGKA PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel tingkat stres mahasiswa
Hipotesis penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada hubungan
tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa reguler profesi ners di Fakultas
METODE PENELITIAN
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel (Polit & Beck, 2012).
hubungan tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa reguler profesi ners di
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
effect size (ES), dan power (1-β) (Polit & Beck, 2012). Derajat ketepatan
dan power sebesar 0.8 (Polit & Beck, 2012). Effect size ditentukan
0.05
berdasarkan nilai koefisien korelasi dari penelitian sebelumnya yang relevan (Polit
& Beck, 2012). Lima penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hirsch, et al. (2015) dengan r=0.21, Rai dan
Singh (2013) dengan r=0.234, Shaban, Khater, & Akhuzaheya (2012) dengan
r=0.26, Singh dan Kohli (2015) dengan r=0.98, dan Vives, et al. (2016) dengan
r=0.107. Berdasarkan rata-rata nilai koefisien korelasi dari penelitian sebelumnya
tersebut maka nilai effect size dalam penelitian ini sebesar 0.35, sehingga
didapatkan jumlah sampel sebanyak 62 orang sesuai dengan tabel power analisys.
kepada setiap anggota yang ada dalam populasi untuk dijadikan sampel.
Pemilihan sampel dilakukan secara acak dengan cara undian. Nomor yang di
dapat oleh peneliti saat undian maka dijadikan sebagai sampel penelitian. Sampel
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 regular yang sedang
Penelitian 4.3.1Tempat
Penelitian
yang diteliti; (b) kemudahan akses terhadap sampel; (c) sudah terjalinnya
hubungan komunikasi yang relatif lama antara peneliti dengan sampel di Fakultas
Pengumpulan data dimulai dari bulan Februari - April 2016, yaitu mulai
peneliti mencari responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan
dan nomor undian yang di dapat, memperkenalkan diri, dan menjelaskan tujuan
responden pada lembar pengumpulan data tetapi dengan memberi kode pada
responden dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang terdiri
dari 3 kuesioner yaitu kuesioner data demografi responden, kuesioner tingkat stres
untuk menguji tingkat stres mahasiswa profesi ners. Kuesioner ini terdiri dari 44
pernyataan dan dikelompokkan menjadi 7 sub skala yaitu: kondisi penyakit pasien
(40,41,42,43,44) dengan empat pilihan alternatif jawaban yaitu tidak stres, stres
ringan, stres sedang, dan stres berat. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap
pernyataan adalah 0,1,2, dan 3 dengan jawaban tidak stres mendapat nilai 0, stres
ringan mendapat nilai 1, stres sedang mendapat nilai 2, dan jawaban stres berat
mendapat nilai 3. Total skor berkisar antara 0 dan 132. Semakin tinggi jumlah
ini terdiri dari 35 pernyataan dan dikelompokkan menjadi 8 sub skala termasuk
(8,9,10,11,12),
item (33,34,35). Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan adalah 0, 1
Skor yang lebih tinggi dari masing-masing faktor menunjukkan strategi koping
dan instrumen Coping Strategy (lampiran 4). Kedua instrumen diterima dalam
versi bahasa inggris dari penulis. Peneliti telah menerjemahkan kedua instrumen
4.6.1 Validitas
Instrumen Clinical Stress dan Coping Strategy diadopsi dari Singh dan Kohli
(2015). Kedua instrumen tersebut telah digunakan oleh Singh dan Kohli (2015)
pada penelitian mereka yang berjudul stress reaction and coping strategies among
nursing students in delhi, dengan jumlah sampel 139 orang. Validitas isi kedua
4.6.2 Reliabilitas
stres mahasiswa dan strategi koping mahasiswa. Uji reliabilitas dilakukan pada 30
responden yang sesuai dengan kriteria namun diluar dari sampel di Fakultas
Stress adalah 0.99 dan Coping Strategy adalah 0.75 (lampiran 4). Reliabilitas
instrumen terjemahan Clinical Stress adalah 0.95 dan Coping Strategy adalah
0.81. Jadi kedua instrumen telah reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu, pada tahap awal
Peneliti mendatangi calon responden penelitian yang sesuai dengan kriteria dan
juga nomor undian. Jika calon responden bersedia menjadi responden dalam
tujuan, dan prosedur penelitian. Bagi calon responden yang bersedia menjadi
seluruh pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner. Ketika jumlah sampel yang
sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan
hubungan tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa reguler profesi ners di
normal atau tidak. Hasil uji kolmogorov smirnov didapatkan bahwa nilai sig
tingkat stres mahasiswa dan strategi koping mahasiswa adalah 0.200, sehingga
data dikatakan berdistribusi normal karena nilai sig > 0.05. Oleh karena data
signifikan 5%. Jika signifikansi > 0.05, maka tidak ada hubungan tingkat stres
Universitas Sumatera Utara, tetapi jika signifikansi < 0.05 maka ada hubungan
tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa reguler profesi ners di Fakultas
mahasiswa, dan hubungan tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa profesi
ners di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Tingkat stres sedang memiliki persentase paling besar yaitu 79.0%, kemudian
tingkat stres berat yaitu 12.9%, dan tingkat stres ringan yaitu 8.1%.
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat stres mahasiswa (N=62)
Tingkat Stres Mahasiswa Frekuensi Persentase (%)
Stres Ringan 5 8.1
Stres Sedang 49 79.0
Stres Berat 8 12.9
profesi ners Fakultas Keperawatan USU dihitung dengan menjumlahkan nilai dari
setiap item dari suatu area dan membaginya dengan jumlah item sebagai wakil.
Interaksi dengan anggota tim kesehatan merupakan area stres klinik yang
paling banyak dialami oleh mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan USU.
Keperawatan USU dihitung dengan menjumlahkan nilai dari setiap item strategi
Sumatera Utara
Pearson.
Tabel 8. Hubungan tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa reguler profesi
ners di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (N=62)
Variabel 1 Variabel 2 Korelasi pearson (r) Nilai p
menunjukkan nilai r positif, artinya semakin berat tingkat stres mahasiswa maka
stres dengan variabel strategi koping adalah rendah (r=0.293). Hasil uji statistik
antara tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa (p=0.021). Dari hasil
terbukti yakni adanya hubungan tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa
5.2 Pembahasan
yang akan berinteraksi dengan sesama rekan dan perawatan kesehatan profesional
lainnya setiap hari, memberikan perawatan untuk pasien, keluarga dan masyarakat
profesional maka harus melewati dua tahap pendidikan yaitu tahap pendidikan
akademik yang lulusannya mendapat gelar S.Kep. dan tahap pendidikan profesi
Pendidikan profesi atau yang biasa dikenal dengan praktek klinis bertujuan
sikap dan keterampilan mahasiswa. Praktek klinis merupakan bagian penting dari
tetapi juga melalui pengalaman yang bervariasi mulai dari pengalaman melakukan
Hal ini bisa menjadi positif ataupun sebaliknya dapat menimbulkan stres pada
mahasiswa.
keperawatan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada mahasiswa dari
program lain seperti mahasiswa kedokteran, sosial dan farmasi (American Holistic
departemen yang tidak terkait dengan kesehatan karena sebagian besar mahasiswa
keperawatan dan juga mengalami masalah adaptasi. Tingkat stres ringan dapat
tingkat stres terlalu tinggi maka akan mengganggu kinerja akademik mahasiswa.
profesi ners di Fakultas Keperawatan USU memiliki tingkat stres sedang. Hal ini
sejalan dengan penelitian Singh dan Kohli (2015), Rezkia (2009), dan Salsabila
(40.6%), namun berbeda pada minggu IV, mahasiswa lebih banyak mengalami
tingkat stres berat (43.7%). Hal ini disebabkan oleh faktor situasional, yaitu beban
& Alhelih, 2015). Berdasarkan instrumen clinical stress yang digunakan, area
klinik yang menyebabkan stres pada mahasiswa reguler profesi ners Fakultas
Keperawatan USU adalah rotasi klinik dan pengkajian, interaksi dengan fakultas,
Stres terkait rotasi klinik dan pengkajian yaitu takut karena tidak tahu bangsal
klinis dengan durasi yang lebih lama, tidak mendapatkan penjelasan yang cukup
dalam situasi baru, terlalu banyak tugas di klinis, bertanggung jawab atas hilang
atau pecahnya barang, bekerja di shift yang berbeda dalam rotasi & perubahan
yang terlalu sering di daerah klinis. Stres terkait interaksi dengan fakultas yaitu
sendirian di unit tanpa pengawas, dievaluasi untuk kinerja klinis, perilaku moody
instruktur klinis, dimarahi oleh instruktur klinis di depan pasien atu tenaga
fakultas yang pilih kasih kepada beberapa mahasiswa, bimbingan dosen yang
kurang memadai.
menyebabkan bahaya pada pasien. Stres terkait interaksi dengan anggota tim
kesehatan yaitu sikap tidak peduli terhadap mahasiswa perawat oleh staf bangsal,
mahasiswa, tidak mampu menguasai instruksi dari instruktur klinis dan staf
bangsal pada waktu yang sama, perilaku yang tidak menyenangkan dari anggota
keluarga pasien sakit kritis, harus bekerja dengan pasien dari berbagai kelompok
pasien atau keluarga yang terkait dengan perawatan, menghadapi reaksi keluarga
pasien, perilaku yang tidak menyenangkan dari pasien & keluarga. Stres terkait
kondisi penyakit pasien yaitu merawat pasien dengan kondisi penyakit yang
berbeda, merawat pasien yang memiliki gangguan citra tubuh, merawat pasien
grup.
Interaksi dengan anggota tim kesehatan merupakan area klinik yang paling
Khater, dan Akhuzaheya (2012) yang mengatakan bahwa area klinik yang paling
beban kerja. Shipton (2002) juga menambahkan bahwa takut karena tidak tahu,
tidak tahu apa yang diharapkan, dan belum terbiasa dapat menyebabkan stres di
rotasi klinik. Namun berbeda lagi dengan Salsabila (2015) yang mengatakan
bahwa pengajar dan staf keperawatan menjadi peringkat pertama penyebab stres
pada mahasiswa.
tanya jawab, diskusi, demontrasi untuk tindakan atau prosedur yang baru dan feed
back atau balikan untuk tindakan yang telah dilakukan (Nurhidayah, 2011). Reilly
yaitu: (1) experiential: meliputi penugasan klinis, tugas tertulis, simulasi dan
lingkungan klinik, kunjungan lapangan atau home visit, ronde keperawatan, dan
digunakan dalam penyampaian materi misalnya bentuk visual seperti slide dan
film strip, bentuk auditori seperti videotip dan dengan menggunakan model atau
objek lain untuk dimanipulasi, model cetakan seperti: hand out, pamplet, buku
ajar, buku kerja/buku panduan serta instruksi terprogram, jenis media bukan
cetakan seperti kaset/audiotif, komputer, film, film loop, film streep, model,
overhead trasparansi, fotografi, objek nyata, slide, televisi, videotip, (6) self
didasarkan pada konsep modeling peserta didik dengan cara memodifikasi prilaku
dan mentolerir peristiwa stress (Govender, Mkhabela, Hlongwane, Jalim, & Jetha,
melakukan strategi koping. Hal ini sejalan dengan penelitian Singh dan Kohli
(2015) yang menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan selalu melakukan
menonton tv/film. Strategi koping terkait pelepasan yaitu bercanda dan tertawa,
menangis, menghabiskan waktu untuk berbicara dengan orang lain, latihan yang
ketat misalnya joging dan berlari, berdoa dan membaca buku-buku agama.
Strategi koping terkait melarikan diri yaitu menghindari orang, tidur untuk waktu
yang lama agar rileks, menghindari situasi/peristiwa yang memicu stres, menolak
untuk berpikir tentang situasi, tidak menanggapi situasi dan orang sekitar
hidup sehat untuk memerangi setiap jenis stres, menganggap stres sebagai hal
yang normal dan tidak dapat menghindar dalam proses pembelajaran, sebagai
setiap daerah klinis memiliki beberapa stres potensial jadi bisa menerimanya.
Strategi koping terkait mencari dukungan sosial yaitu bertanya kepada mahasiswa
senior yang memiliki pengalaman klinis sejenis, fakultas klinis membimbing dan
mengawasi siswa dalam pengalaman klinis, sharing dengan mereka yang memiliki
merasa nyaman selama pengalaman klinis, memikirkan solusi yang berbeda untuk
memecahkan masalah yang saya hadapi, mencoba untuk belajar dari situasi
tertentu, belajar tentang berbagai keyakinan, nilai-nilai, budaya dll, untuk menjaga
antar hubungan pribadi agar lebih baik. Strategi koping terkait koping yang
emosional, bicara kepada seseorang untuk mengetahui lebih lanjut tentang situasi,
mengikutinya. Strategi koping terkait berkhayal yaitu berharap bisa mengubah apa
yang terjadi, merasa buruk tidak bisa menghindari situasi, membayangkan berada
merupakan strategi koping yang sering digunakan oleh mahasiswa yang sedang
seperti strategi koping yang berfokus masalah, strategi koping yang berfokus
emosi, strategi koping aktif, strategi koping yang berfokus tugas, strategi koping
yang berfokus penghindaran, strategi koping adaptif, dan strategi koping negatif
yang serupa dengan strategi koping dalam penelitian ini. Seperti halnya strategi
koping aktif (Demir et al., 2014). Mencari relaksasi dan berkhayal merupakan
koping yang berfokus tugas, melarikan diri merupakan strategi koping yang
merupakan strategi koping yang kurang adaptif dan negatif (Alzayyat, Almaraira,
& Alhelih, 2015). Lazarus dan Folkman (1984, dalam Govender et., 2015)
strategi koping yang berfokus masalah, berkhayal dan melarikan diri merupakan
Sumatera Utara
menunjukkan nilai r positif, artinya semakin berat tingkat stres mahasiswa maka
dengan strategi koping mahasiswa adalah rendah (r=0.293). Hasil uji statistik
lebih lanjut menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna dan signifikan
antara tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa (p=0.021). Dari hasil
terbukti yakni adanya hubungan tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa
mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan strategi koping
mahasiswa dengan nilai p=0.001. Demikian juga dengan penelitian Wiyani (2013)
mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan strategi koping
Secara teori, koping berkaitan erat dengan stres. Seperti yang dikatakan
Lazarus dan Folkman (1984, dalam Yobas et al., 2013) koping didefinisikan
sebagai strategi perilaku dan kognitif yang digunakan oleh individu untuk
mengatasi situasi yang penuh stres. Yesil, Oztunc, dan Esklmez (2015) juga
Byrne dan Thompson (1978, dalam Shipton, 2002) mengatakan bahwa tingkat
stres klinik yang tinggi yang dialami oleh mahasiswa keperawatan di seluruh
6.1 Kesimpulan
tingkat stres sedang. Area klinik yang paling dominan menyebabkan stres pada
mahasiswa adalah interaksi dengan anggota tim kesehatan yang terdiri dari 5
pernyataan yaitu sikap tidak peduli terhadap mahasiswa perawat oleh staf bangsal,
mahasiswa, tidak mampu menguasai instruksi dari instruktur klinis dan staf
bangsal pada waktu yang sama, perilaku yang tidak menyenangkan dari anggota
koping untuk menghadapi situasi stres. Strategi koping yang paling sering
dilakukan adalah koping yang diantisipasi. Koping yang diantisipasi terdiri dari 3
emosional, bicara kepada seseorang untuk mengetahui lebih lanjut tentang situasi,
dan bertanya kepada seseorang yang dihormati untuk meminta saran dan
mengikutinya.
terbukti yakni adanya hubungan tingkat stres dengan strategi koping mahasiswa
melakukan strategi koping. Hubungan tingkat stres dan strategi koping mahasiswa
6.2 Saran
pembelajaran pre klinik seperti tanya jawab, diskusi, dan demontrasi untuk
tindakan atau prosedur yang baru. Instansi pendidikan keperawatan juga dapat
dan mengarahkan mahasiswa sebelum dan selama praktek klinis di setiap area
klinik secara intensif dan tetap memberikan motivasi dan dukungan kepada
mahasiswa demi mencapai visi program studi ners untuk menghasilkan ners
dengan dengan baik sebelum dan selama menjalani praktek klinis dengan cara
lapangan, diskusi dengan senior, diskusi dengan staf perawat, dan diskusi dengan
menyesuaikan diri di setiap daerah klinik dan mampu menerapkan strategi koping
selama menjalani praktek klinik. Perawat perlu memahami arti dan pentingnya
Pada penelitian ini, peneliti mengidentifikasi tingkat stres dan strategi koping
mahasiswa reguler profesi ners selama menjalani praktek klinik secara umum.
menjalani praktek klinik agar hasil penelitian lebih akurat dan mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Alzayyat, A. S., & Algamal, E. (2014). Perceived stress and coping strategies
among Jordanian nursing students during clinical practice in
psychiatric/mental health courses. International Journal of Mental Health
Nursing, 23, 326-335. doi:10.1111/inm.12054
Alzayyat, A., Almaraira, O. A., & Alhelih, Y. M. (2015). Stress and coping
among nursing students during their practical education in psychiatric
settings: A literature review. Global Advanced Research Journal of
Medicine and Medical Science, 4(5), 240-247
Demir, S., Demir, S. G., Bulut, H., & Hisar, F. (2014). Effect of mentoring
program on ways of coping with stress and locus of control for nursing
students. Asian Nursing Research, 8, 254-260.
doi:10.1016/j.anr.2014.10.004
Dewe, P. J., O’driscoll, M. P., & Cooper, C. L. (2010). Coping with work stress:
A review and critique. Singapore: Ho Printing Singapore Pte Ltd
Findik, U. Y., Ozbas, A., Cavdar, I., Topcu, S. Y., & Onler, E. (2015).
Assessment of nursing students’ stress levels and coping strategies in
operating room practice. Nurse Education in Practice, 15, 192-195.
doi:10.1016/j.nepr.2014.11.008
Ghai, S., Dutta, M., & Garg, A. (2014). Perceived level of stress, stressors and
coping behaviors in nursing students. Indian Journal of Positive
Psychology, 5(1), 60-65
Govender, P., Mkhabela, S., Hlongwane, M., Jalim, K., & Jetha, C. (2015). OT
student’s experiences of stress and coping. South African Journal of
Occupational Therapy, 45(3), 34-39. doi:10.17159/2310-
3833/2015/v4n3/a7
Hirsch, C. D., Barlem, E. L. D., Barlem, J. G. T., Lunardi, V. L., & Oliveira, A. C.
C. (2015). Predictors of stress and coping strategies adopted by nursing
students. Acta Paul Enferm, 28(3), 224-9. doi:10.1590/1982-
0194201500038
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011). Buku ajar fundamental
keperawatan konsep, proses, & praktik (edisi 7, volume 2). Jakarta: EGC
Moridi, G., Khaledi, S., & Valiee, S. (2014). Clinical training stress-inducing
factors from the students’ viewpoint: A questionnaire-based study. Nurse
Education in Practice, 14, 160-163.
Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-dasar keperawatan jiwa: Pengantar dan
teori. Jakarta: Salemba Medika
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing research: Generating and assesing
evidence for nursing practice (9th ed.). Philadelphia: Lippincott
Rai, S., & Singh, A. (2013). Stress and coping strategies among nursing students.
Indian Journal of Positive Psychology, 4(2), 329-332
Rezkia, P. (2009). Hubungan tingkat stressor dengan strategi koping mahasiswa
keperawatan universitas riau dalam mengatasi stres melaksanakan tahap
profesi. Jurnal. Diterima dari http://www.repository.unri.ac.id/
Salsabila, I. (2015). Pengalaman stres praktik klinik dan tingkat stres pada
mahasiswa keperawatan tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. e-Skripsi. Diterima
dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30588/1/INAYA
TI%20SALSABILA-FKIK.pdf
Seaward, B. L. (2014). Essentials of managing stress (3rd ed.). Canada: Jones &
Bartlett Learning
Shikai, N., Shono, M., & Kitamura, T. (2009). Effects of coping styles and
stressful life events on depression and anxiety in Japanese nursing student:
A longitudinal study. International Journal of Nursing Practice, 15, 198-
204. doi:10.1111/j.1440-172X.2009.0174.x
Singh, N., & Kohli, C. (2015). Stress reaction and coping strategies among
nursing students in Delhi. Asian J. Nursing Education and Research, 5(2),
274-278. doi:10.5958/2349-2996.2015.00054.3
Wiyani, C. (2013). Hubungan tingkat stres dengan mekanisme koping dan sikap
dalam menjalankan profesi ners pada mahasiswa Universitas Respati
Yogyakarta angkatan 2013. Jurnal. Diterima dari journal.respati.ac.id
Yesil, P., Oztunc, G., & Esklmez, Z. (2015). Personal characteristics and styles of
coping with stress of nursing students of a university in turkey. Journal of
Nursing Education and Practice, 5(5), 73-81. doi:10.5430/jnep.v5n5p73
Yobas, P. K., Keawkerd, O., Pumpuang, W., Thunyade, C., Thanoi, W., & He, H.
G. (2013). The mediating effects of coping on the stress and health
relationships among nursing students: A structural equation modelling
approach. JAN Informing Practice and Policy Worldwie through Research
and Scholarship, 1287-1298
Lampiran-lampiran
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengajukan judul
Menetapkan judul
Menyiapkan
proposal
Sidang proposal
Revisi proposal
Uji reliabilitas
Pengumpulan data
Pengolahan dan
analisa data
Penyusunan
laporan skripsi
Ujian skripsi
Diketahui,
Dosen pembimbing
INFORMED CONSENT
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Peneliti,
Indah Permata Sari Lombu
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Medan, 2016
Responden, Peneliti,
Petunjuk Pengisian:
0 = Tidak stres
1 = Stres ringan
2 = Stres Sedang
3 = Stres berat
No Pernyataan Kode
0 1 2 3
1 Merawat pasien dengan kondisi penyakit yang
berbeda
2 Merawat pasien yang memiliki gangguan citra
tubuh
3 Merawat pasien dengan penyakit kronis
87
0 = Tidak pernah
1 = Kadang-kadang
2 = Selalu
No Pernyataan Kode
0 1 2
1 Saya mendengarkan musik
2 Saya menghabiskan waktu bermeditasi
3 Saya membaca buku cerita/majalah
4 Minum secangkir kopi/teh
5 Saya menulis cerita pendek/puisi
6 Saya pergi keluar untuk berjalan-jalan
7 Saya menonton TV/film
8 Saya bercanda dan tertawa
9 Menangis membantu saya
10 Saya menghabiskan waktu untuk berbicara dengan
orang lain
11 Latihan yang ketat misalnya joging, berlari
12 Saya berdoa dan membaca buku-buku agama
13 Saya menghindari orang
14 Saya tidur untuk waktu yang lama agar rileks
15 Saya menghindari situasi/peristiwa yang memicu stres
16 Saya menolak untuk berpikir tentang situasi
17 Saya tidak menanggapi situasi, orang (kelompok
sebaya, dosen, anggota staf tim kesehatan lainnya)
18 Saya mempratekkan gaya hidup sehat untuk
memerangi setiap jenis stres
19 Menganggap stres sebagai hal yang normal dan tidak
dapat menghindar dalam proses pembelajaran
20 Sebagai perawat saya harus melalui berbagai
pengalaman belajar di pengaturan perawatan yang
berbeda untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan
21 Setiap daerah klinis memiliki beberapa stres potensial
jadi saya menerimanya
22 Bertanya kepada mahasiswa senior yang memiliki
pengalaman klinis sejenis
23 Fakultas klinis membimbing dan mengawasi siswa
dalam pengalaman klinis
24 Teman dekat saya sharing dengan mereka yang
memiliki pengalaman klinis, jadi saya juga ikut
25 Berbagi kekhawatiran tentang studi saya dengan
orang tua/keluarga
26 Saya menganalisis masalah untuk merasa nyaman
selama pengalaman klinis
27 Saya memikirkan solusi yang berbeda untuk
memecahkan masalah yang saya hadapi
28 Saya mencoba untuk belajar dari situasi tertentu
29 Saya belajar tentang berbagai keyakinan, nilai-nilai,
budaya dll, untuk menjaga antar hubungan pribadi
agar lebih baik
30 Mengantisipasi kesulitan dan mempersiapkan diri
secara emosional
31 Bicara kepada seseorang untuk mengetahui lebih
lanjut tentang situasi
32 Bertanya kepada seseorang yang saya hormati untuk
meminta saran dan mengikutinya
33 Berharap bahwa saya bisa mengubah apa yang terjadi
34 Merasa buruk bahwa saya tidak bisa menghindari
situasi
35 Membayangkan berada pada waktu dan tempat yang
lebih baik
Lampiran 7
TASKSASI DANA
NO KEGIATAN BIAYA
1 Menyiapkan proposal sampai sidang proposal
Biaya internet dan pulsa modem Rp. 70.000,00
Kertas A4 80 gr 1 rim Rp. 35.000,00
Biaya rental dan print proposal Rp. 70.000,00
Fotokopi sumber-sumber daftar pustaka Rp. 30.000,00
Memperbanyak proposal Rp. 50.000,00
Sidang proposal Rp. 200.000,00
2 Pengumpulan data dan analisa data
Ethical clearence Fakultas Keperawatan USU Rp. 100.000,00
Fotokopi informed consent dan instrumen Rp. 60.000,00
penelitian
Cinderamata untuk responden Rp. 170.000,00
3 Pengumpulan laporan skripsi
Kertas A4 80 gr 2 rim Rp. 70.000,00
Biaya rental dan print skripsi Rp. 100.000,00
Penjilidan Rp. 100.000,00
Fotokopi laporan penelitian Rp. 100.000,00
Sidang skripsi Rp. 200.000,00
4 Biaya tak terduga Rp. 100.000,00
Riwayat Pendidikan :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 44
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.811 35
Lampiran 15
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 4 6.5 6.5 6.5
22 43 69.4 69.4 75.8
23 15 24.2 24.2 100.0
Total 62 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 5 8.1 8.1 8.1
Perempuan 57 91.9 91.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
Menerima Mencari
Mencari Melarika tanggun dukunga Pemecaha Koping
relaksasi Pelepasan n diri g n sosial n yang Berkhayal
jawab masalah diantisipasi
Sum 387 368 320 321 323 325 258 228
Jumlah item 7 5 5 4 4 4 3 3
4. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Tingkat Stres .064 62 .200 .992 62 .956
Strategi Koping .082 62 .200* .981 62 .450
5. Korelasional
Correlations