Disusun oleh :
2021
Pengkajian Dasar Keperawatan Anak
An. E dengan Kejang Demam Simplek dan Hiperpireksia
A. Identitas klien
Nama : An. E No. Register : 219xxx
Usia : 1 tahun 7 bulan Tanggal Masuk : 08 Mei 2021
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2021
Alamat : Per. Pondok Mutiara Sumber informasi : Orang tua pasien
Nama orang tua (ibu dan ayah) : Tn. N dan Ny. L
Usia orang tua (ibu dan ayah) : 41 tahun dan 42 tahun
Pekerjaan (ibu dan ayah) : Karyawan swasta semua
Pendidikan (ibu dan ayah) : S1
Agama (ibu dan ayah) : Kristen
Suku : Batak
E. Status kesehatan
sekarang 1. Keluhan
utama
• Saat MRS :
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami kejang selama ± 1 jam, sempat tidak
sadar selama ± 2 menit, dan demam tinggi lebih dari 40°C pada tanggal 08 Mei
2021.
• Saat Pengkajian :
Ibu pasien mengatakan pasien masih demam dan diare. Pada hari pengkajian
pasien sudah BAB dua kali dengan konsistensi lembek sedikit cair warna hitam
saat pagi dan hijau saat agak siang. Saat pengkajian suhu pasien 37,5°C.
2. Lama keluhan : 2 hari
3. Kualitas keluhan : Mengganggu
4. Faktor pencetus : Ayah pasien mengatakan karena tiga hari sebelum kejang
pasien batuk dan pilek
5. Faktor pemberat : Ayah pasien mengatakan An. E suka minta jajan ke kakaknya
• Upaya yang telah dilakukan: Saat kejang kakak pasien hanya menepuk-nepuk
paha pasien dan setelah itu membawa ke puskesmas
7. Diagnose medis : Kejang demam simplek + Hiperpireksia
C. Riwayat kesehatan saat ini :
Ibu pasien mengatakan pada tanggal 08 Mei 2021 pagi tiba-tiba anak pasien menelfon
dan mengabari Ibu dan Ayah An. E apabila An. E badannya seperti kaku, tiba-tiba bergetar
selama ± 1 jam dan sempat tidak sadarkan diri selama ± 2 menit. Saat kejang Ibu
mengatakan kakak dan pengasuh pasien membiarkan pasien miring seperti biasa di kasur
dan menepuk paha pasien. Setelah kedua orang tua An. E sampai di rumah, An. E langsung
dibawa ke puskesmas dan saat diperiksa suhu tubuhnya lebih dari 40°C dan mendapat obat
kejang yang dimasukkan melalui anus (Diazepam). Setelah itu pasien dirujuk ke RS dan
dirawat di Ruang St. Theresia 201 dengan terpasang IVFD C1.4 1000 cc/24 jam (D5% in
0,225% NaCl). Ibu pasien mengatakan apabila ini pengalaman pertama An. E kejang. Saat
pengkajian juga Ibu An. E mengatakan apabila anak sedang diare. Pada tanggal 08 Mei An.
E diare sebanyak 4 kali dengan konsistensi cair dengan warna kadang hitam kadang hijau.
Pada tanggal 09 Mei 2021 siang pasien sudah BAB 2 kali dengan konsistensi cair sedikit
lembek. Saat pagi berwarna hitam, siang berwarna hijau. Ibu juga mengatakan selama di
rumah sakit nafsu makan anak sangat berkurang, padahal saat di rumah sangat suka makan
dan tidak pilih-pilih makanan.
D. Skrining Nyeri
b. Ya
2. Apakah terdapaat penurunan BB selama satu bulan terakhir?
0
(berdasarkan penilaian objektif data BB ada ATAU penilaian subjektif orangtua
pasien ATAU untun bayi < 1 tahun: BB tidak naik selama 3 bulan terakhir)
Parameter
: Skor
a. Tidak
b. Ya
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?
Diare > 5 kali/hari dan atau muntah > 3 kali/hari dalam seminggu terakhir
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir 1
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien beresiko
mengalami malnutrisi (Lihat Tabel 1) 0
a. Ya
b. Tidak
Total skor 1
▪ ▪
Diare kronik (lebih dari 2 minggu) Kelainan anatomi daerah mulut yang
▪ (Tersangka) penyakit jantung bawaan menyebabkan kesulitan makan (musal:
▪ (Tersangka) Infeksi Human bibir sumbing)
Immnunodeficiency Virus (HIV) ▪ Trauma
▪
▪ (Tersangka) kanker Kelainan metabolik bawaan (inborn error
▪ Penyakit hati kronik metabolism)
▪ Penyakit ginjal kronik ▪ Retardasi mental
▪ TB Paru ▪ Keterlambatan perkembangan
▪
▪ Luka Bakar luas Rencana / pasca operasi mayor (missal:
▪ Lain-lain (berdasarkan pertimbangan laparotomi, torakotomi)
dokter) ▪ Terpasang stoma
Intepretasi
skor:
Resiko rendah :0
Resiko sedang : 1-3
Resiko berat : 4-5
Z-Score?
Umur anak: 19 bulan
BB anak: 11 kg
a. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan : BB anak 11 kg, TB 80 cm
Perkembangan: Saat ini pertumbuhan dan perkembangan An. E sudah sesuai dengan
tugas pertumbuhan dan perkembangan yang harus dipenuhi anak usia 19 bulan. Ibu
mengatakan anak senang berlari-larian, bermain bola, dan anak mampu menyusun
3-4 kata.
b. Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit kronis seperti DM, stroke, hipertensi.
Genogram:
Ket:
= Laki – laki
= Perempuan
X = Meninggal
b. = tinggal 1 rumah
= pasien
J. = cerai
___ = hubungan/ikatan
J. Lingkungan Rumah
1. Kebersihan : Bersih, keluarga selalu menjaga kebersihan dengan baik dan
memiliki asisten rumah tangga yang rutin membersihkan
rumah juga.
2. Bahaya kecelakaan : Rumah terdapat di area perumahan yang dekat dengan
jalan aspal kecil, terdiri dari dua lantai, terdapat tangga yang
memiliki pegangan.
3. Polusi : Rumah tidak berada dekat dengan pabrik ataupun jalan raya
sehingga tidak terlalu terkena polusi.
4. Ventilasi : Baik, terdapat jendela di setiap ruangan.
5. Pencahayaan : Terang, saat pagi jendela selalu dibuka sehingga mendapatkan
sinar matahari yang cukup, lampu dinyalakan saat mulai
malam.
K. Pola aktifitas
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 2 2
Mandi 2 2
Berpakaian 2 2
Toileting 1 1
Mobilitas di tempat tidur 0 2
Berpindah dan berjalan 0 2
Pemberian Skor:
0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu 1 orang, 3 = dibantu >1orang, 4 = tidak mampu
20 Mandiri
L. Pola nutrisi
Jenis Rumah Rumah Sakit
Jenis makanan Makanan semi padat Makanan semi padat
Frekuensi makan 3 x/hari 1-2 x/hari
Porsi yang dihabiskan 1 porsi ½ porsi
Komposisi menu Nasi, sup, lauk Nasi, sup, lauk
Pantangan Coklat Coklat
Nafsu makan Baik Sedikit menurun
Jenis minuman Air putih dan ASI Air putih dan ASI
Frekuensi minum 7-8 x/hari 5-6 x/hari
Jumlah minuman ± 1000 cc/hari ± 700 cc
M. Pola eliminasi
1. BAB
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 1 kali/hari 3-4 kali selama di RS
Konsistensi Lembek Cair
Warna/bau Kecoklatan/khas feses Hitam atau hijau/bau khas
feses
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani Tidak ada Tidak ada
2. BAK
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi Ganti popok 4-6 x/hari Ganti popok 4-6 x/hari
Warna/bau Kuning jernih Kuning jernih
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Jenis Rumah Rumah Sakit
Upaya menangani Tidak ada Tidak ada
2. Tidur malam
Jenis Rumah Rumah Sakit
Lama tidur 8 jam (21.00-05.00) 8 jam (21.00-05.00)
Kenyamanan setelah tidur Terkadang rewel Terkadang rewel
Kebiasaan sebelum tidur Minum susu dan berdoa Minum susu dan berdoa
Kesulitan Tidak ada Terkadang rewel karena
tidak nyaman
Upaya mengatasi Tidak ada Menggendong
Q. Konsep diri
1. Gambaran diri : -
2. Ideal diri :-
3. Harga diri :-
4. Peran : Anak bungsu dari 3 bersaudara
5. Identitas diri : -
S. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Cukup
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital
o Tekanan darah: -
o Nadi : 150 x/menit
o Suhu : 37.5°C
o RR : 22 x/menit
o SPO2 : 98%
Berat badan: 11
• Tinggi badan: 80 cm kg
2. Kepala & leher
a. Kepala : Bulat, simetris, persebaran rambut merata dan cukup lebat, warna
rambut hitam tidak terdapat bengkak, masa dan luka
b. Mata : Mata simetris, anemis (-), sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan
normal, tidak ada katarak, tidak ada nyeri tekan
c. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada devisiasi septum nasal, tidak ada polip,
pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), tidak ada nyeri tekan
d. Mulut dan tenggorokan : Mukosa bibir sedikit kering, sedikit pucat, berwarna
pink kemerahan, tidak ada nyeri tekan di leher
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada pembengkakan, simetris, tidak
ada nyeri tekan
f. Thorak dan dada
a. Jantung: Tidak ada benjolan, dullnes, tidak ada pembesaran jantung, bunyi
SI dan SII tungal, reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Paru: Pergerakan dinding dada simetris, RR: 22 x/menit, tidak ada luka di
dada, vokal fremitus kanan kiri terdengar normal, retraksi dada ringan (+),
gerakan dinding dada asimetris, perkusi sonor, ronkhi (-), wheezing (-)
3. Payudara dan ketiak : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada masa atau benjolan, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri tekan
4. Punggung dan tulang belakang: Tidak ada perubahan bentuk tulang belakang
lordosis (-), kifosis (-), dan scoliosis (-) maupun fraktur pada tulang belakang, tidak
ada nyeri tekan
5. Abdomen : Tidak ada memar pada perut, tidak tampak kemerahan, dan tidak ada
keluarnya cairan, tidak teraba masa, distensi otot abdomen (-), nyeri tekan (-),
pembesaran hepar (-), asites (-)
6. Genetalia dan anus: Tidak terkaji
7. Ekstremitas
• Atas : Bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk, terpasang infus pada
tangan kanan, bisa bergerak mandiri
• Bawah : Bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk, bisa bergerak mandiri
8. System neurologi: GCS E4V5M6 Reflek fisiologis +/+ Reflek patologis -/-
9. Kulit dan kuku: akral hangat, CRT <2 detik, tampak pucat pada wajah dan bibir (+)
U. Terapi
IVFD C 1.4 (D5% in 0,225% NaCl) 1000 cc/24 jam, 13 tpm
Santagesik 3x120 mg
Phenitoin 3x20 mg
Ceftriaxone 1x500 mg
Sanmol 3x120 mg
Lacto-B 2x1
Zinc 1x1
Fisiologis Respirasi
Sirkulasi
Aktivitas
dan Istirahat
Neurosensori
Reproduksi
dan Seksualitas
Psikologis Nyeri dan
Kenyamanan
Integritas Ego
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Perilaku Kebersihan Diri
Penyuluhan
dan
Pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial
Kategori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif
KEPERAWATAN
40 C
Metabolisme meningkat
-Suhu: 37,5 C
-HR: 150 x/mnt,
Suhu tubuh meningkat
Hipertermia
2. DS: Faktor makanan Diare
- Ibu pasien
mengatakan pasien Usus tidak mampu
masih diare. Pada hari memetabolisme
pengkajian pasien
sudah BAB dua kali Hiperperistaltik
dengan konsistensi
lembek sedikit cair BAB sering
warna hitam saat pagi
dan hijau saat agak
siang Diare
- Ayah pasien
mengatakan An. E suka
minta jajan ke kakaknya
DO:
- Frekuensi BAB di RS 3-
4 kali, konsistensi cair,
warna hitam atau hjau
bau khas feses
- Terpasang infus C 1.4
- Tampak pucat pada
wajah dan bibir
TTV:
-Suhu: 37,5 C
-HR: 150 x/mnt,
- RR: 22x/menit
3. Dengan faktor risiko: Faktor makanan Risiko
-Ketidakseimbangan ketidakseimbangan
Usus tidak mampu
cairan elektrolit
memetabolisme
- Diare
Hiperperistaltik
DS:
- Ibu pasien
Diare
mengatakan pasien
masih diare. Pada hari
BAB sering
pengkajian pasien
sudah BAB dua kali
Kadar elektrolit menurun
dengan konsistensi
lembek sedikit cair (hiponatremia,
- Frekuensi BAB di RS 3-
4 kali, konsistensi cair,
warna hitam atau hjau
bau khas feses
- Terpasang infus C 1.4
- Tampak pucat pada
wajah dan bibir
TTV:
-Suhu: 37,5 C
-HR: 150 x/mnt,
- RR: 22x/menit
TTV:
-Suhu: 37,5 C
-HR: 150 x/mnt,
- RR: 22x/menit
6. Dengan faktor risiko: Faktor makanan Risiko Infeksi
-Gangguan peristaltik
Infeksi (virus, bakteri,
-Peningkatan paparan
parasit)
organisme patogen
Diare
lingkungan
DO:
-Suhu: 37,5 C
-HR: 150 x/mnt,
- RR: 22x/menit
1. Hipertermia b.d proses penyakit, peningkatan laju metabolisme d.d suhu tubuh di
3. Diare b.d terpapar kontaminan d.d defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam,
gangguan peristaltik
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi utama: Manajemen hipertermia
Observasi
penyakit, peningkatan selama 3x24 jam maka termoregulasi
1. Identifikasi penyebab hipertermia
laju metabolisme d.d membaik, dengan kriteria hasil:
2. Monitor suhu tubuh
suhu tubuh di atas - Kejang menurun 3. Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
normal, kejang, takikardi - Takikardi menurun
1. Sediakan lingkungan yang dingin
- Suhu tubuh membaik
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Suhu kulit membaik 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
6. Beri oksigen
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
Edukasi
1. Anjurkan keluarga menghindari memasukkan apapun ke
dalam mulut pasien saat periode kejang
2. Anjurkan keluarga tidak menggunakan kekerasan untuk
menahan gerakan pasien
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian antikonvulsan
2. Risiko cedera d.d kejang, Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi utama: Pencegahan cedera
selama 3x24 jam maka tingkat cedera Observasi
skor humpty dumpty: 14
menurun, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
(Risiko tinggi)
- Toleransi aktivitas meningkat menyebabkan cedera
- Frekuensi nadi membaik 2. Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
- Ekspresi wajah kesakitan menurun Terapeutik
1. Sediakan pencahayaan yang memadai
2. Gunakan lampu tidur selama tidur
3. Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius
4. Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
Edukasi
1. Jelaskan alasan intervensi pencegahan ke pasien dan
keluarga
1. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit sebelum berdiri
3. Diare b.d terpapar Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi utama: Manajemen diare
Observasi
kontaminan d.d defekasi selama 3x24 jam maka eleminasi fekal,
1. Identifikasi penyebab diare
lebih dari tiga kali dalam dengan kriteria hasil:
24 jam, feses lembek - Kontrol pengeluaran feses meningkat 2. Identifikasi riwayat pemberian makan
3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
atau cair - Konsistensi feses membaik
4. Monitor jumlah pengeluaran diare
- Frekuensi defekasi membaik
5. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
Terapeutik
1.Berikan asupan cairan oral (mis. Larutan garam gula,
oralit)
2.Pasang jalur intravena
3.Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
4.Ambil sampel feses untuk kultur
Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
2. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas
dan mengandung laktosa
3. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
2. Kolaborasi pemberian obat antispasmodik/spasmolitik
3. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
4. Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi utama: Manajemen elektrolit: hiponatremia
ketidakseimbangan selama 3x24 jam maka Keseimbangan Observasi
1. Monitor tanda dan gejala penurunan kadar natrium
elektrolit d.d cairan meningkat, dengan kriteria hasil:
2. Identifikasi penyebab hiponatremia
ketidakseimbangan - Kelembaban membran mukosa meningkat
3. Periksa tanda-tanda kelebihan cairan untuk indikasi
cairan dan elektrolit retriksi cairan
4. Monitor intake dan output cairan
(hopinatremia dan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
5. Monitor kadar natrium serum dan/atau urin
hipokalemia) selama 3x24 jam maka Keseimbangan
6. Monitor gejala kejang pada hiponatremia berat
elektrolit meningkat, dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Pertahankan akses intravena
- Serum kalium meningkat
2. Hitung kebutuhan natrium
- Serum kalium meningkat
3. Hindari koreksi natrium lebih dari 8 mEq dalam periode 24
jam
Edukasi
1.Anjurkan asupan makanan mengandung natrium