PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
DETERMINAN KINERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT SANDI
KARSA KOTA MAKASSAR
Tesis
Program Studi
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
ii
DETERMINAN KINERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT SANDI
KARSA KOTA MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh:
MENYETUJUI
KOMISI PENASIHAT
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimulai saat adanya kerja sama dan pembagian kerja antara dua
1
2
perusahaan dalam hal ini tidak terlepas dari faktor manusia sebagai
kinerja organisasi.
sirkulasi udara yang ada belum maksimal. Dari sisi kerapian tata
kerja yang tidak rapi. Kemudian motivasi kerja di Rumah Sakit Sandi
Karsa Kota Makassar dinilai masih rendah, hal tersebut terlihat masih
data yang lambat dan terkadang masih ada juga yang melihat
pada pegawai yang masih ada pegawai yang tidak masuk tanpa kabar
berita dan masuk kerja serta pulang kerja tidak tepat waktu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makassar?
Makassar?
Makassar?
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
timbul dari dalam dan dari luar. Rangsangan ini akan menciptakan
2022).
14
15
sebagai berikut:
tugasnya
16
b. Faktor Eksternal Yaitu faktor yang berasal dari luar individu seperti
4. Indikator-Indikator Motivasi
a. Tanggung jawab
pekerjaannya.
b. Prestasi kerja
lingkugan kerja yang baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu:
pegawai.
tugasnya.
maksimal.
2) Pelayanan kesehatan
menyenangkan.
3) Tata warna
4) Dekorasi
5) Bunyi musik
6) Suhu udara
7) Kelembaban udara
tertentu.
a. Pengetahuan
tugas/pekerjaan.
b. Keterampilan
tugas/ pekerjaan.
dapat diselesaikan.
own feelings and those of others, for motivating ourselves, and for
28
diri dan emosi diri serta perasaan dan emosi pihak-pihak lain
rekan sekerja.
diukur dari:
dan kerapian.
30
berikut:
a. Identifikasi
b. Observasi
secara seksama agar dapat dibuat penilaian yang wajar dan tepat.
akurat.
c. Pengukuran
d. Pengembangan
potency pegawai.
antaranya:
a. Pengetahuan
33
b. Pelatihan
tertentu
c. Pengalaman
dalam pekerjaanya yang dapat di ukur dari masa kerja dan tingkat
d. Keterampilan
e. Kesanggupan kerja
1. Pengertian Kepemimpinan
efektif dan efisien. Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha
Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk membawa serta dan
tercapainya tujuan.
pencapain tujuan.
pemimpin.
pengendalian.
tujuan dengan baik, dalam kerja sama yang produktif, dan dalam
3. Tugas-Tugas Kepemimpinan
a. Sebagai Konselor
dibebankan kepadanya.
b. Sebagai Instrukrur
bawahnya.
c. Memimpin Rapat
d. Mengambil Keputusan
e. Medelegasikan Wewenang
1. Pengatur
tertib, baik.
2. Pelindung
bawahannya.
3. Pemelihara
4. Pembaharu
41
mencakup:
4. Indikator Kepemimpinan
a. Otokratik
b. Paternalistik
c. Karismatik
tarik yang luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya.
d. Laissez Feire
e. Demokratik
tujuan organisasi akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja.
berlaku”.
yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan suatu
organisasi.
kerja dapat dilihat dari, kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang
dengan baik.
tujuannya.
ketentuan tersebut.
disiplin korektif.
a. Disiplin Preventif
peraturan perusahaan.
b. Disiplin Korektif
kepada pelanggar.
tugas.
tidak mengulangi dan memperbaiki diri pada masa yang akan datang.
tanggungjawab.
martabat PNS.
dengan sebaik-baiknya.
lain.
tidak sah.
merugikan Negara.
pekerjaannya.
dilayani.
49
dengan cara;
Negara.
dengan cara:
peserta pemilu.
terdiri dari:
1) Teguran lisan
2) Teguran tertulis
rendah.
PNS, dan
Karena itu, untuk mendapat disiplin yang baik, maka pemimpin harus
ditetapkan.
bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan
telah ditetapkan.
53
antara yang satu dengan yang lain. Seorang karywan tidak hanya
pertemuan,
sekerja.
5. Pendekatan-Pendekatan Disiplin
sebagai berikut:
1) Konseling
2) Dokumentasi tertulis
3) Peringatan terakhir
4) Pemberhentian
berlanjut ke PHK.
berasumsi:
lebih keras.
pegawai
perilaku
terhadap perbuatannya.
a. Tingkat kehadiran
Tata cara kerja yaitu aturan atau ketentuan yang harus dipatuhi
d. Kesadaran bekerja
e. Tanggugjawab
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki
jumlah hasil kerja yang bisa dinyatakan dalam ukuran angka atau
kualitas atau mutu hasil kerja yang dapat dinyatakan dalam ukuran
hemat biaya.
d. Disiplin kerja
e. Inisiatif
f. Ketelitian
g. Kepemimpinan
64
h. Kejujuran
i. Kreativitas
gawat darurat, dan adapun tugas fungsi rumah sakit Menurut Undang-
kesehatan.
rumah sakit.
rumah sakit.
pelayanan Kesehatan
kesehatan.
digolongkan menjadi:
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
rumah sakit untuk trauma (trauma center), rumah sakit untuk ibu
dan anak, rumah sakit manula, rumah sakit kanker, rumah sakit
kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit gigi dan mulut, rumah
sakit mata, rumah sakit jiwa, rumah sakit bersalin, dan lain-lain:
tersebut;
sederhana.
1. Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dapat dikelola oleh
ketentuan perundang-undangan.
2. Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1 Ferils, M. (2022) “Determinan Kinerja Metode Survey Anggota POLRI Kepemimpinan dan
Pegawai Pada Rumah 34 orang dan disiplin kerja
https://journal3.uin- Sakit Bhayangkara Pegawai Negeri berpengaruh positif dan
alauddin.ac.id/ Hoegeng Imam Santoso Sipil 9 orang signifikan secara
index.php/assets/ Kepolisian Daerah dengan jumlah parsial terhadap kinerja
article/view/ Provinsi Sulawesi Barat” sampel pegawai Rumah Sakit
32377/16030 keseluruhan 43 Bhayangkara Hoegeng
Jurnal Ekonomi, responden. Imam Santoso
Manajemen Dan Kepolisian Daerah
Akuntansi, 12(2), 262– Sulawesi Barat,
280. Kepemimpinan lebih
dominan berpengaruh
dari pada disiplin kerja
terhadap kinerja
pegawai Rumah Sakit
Bhayangkara Hoegeng
Imam Santoso
Kepolisian Daerah
Sulawesi Barat.
72
2 Parlina, L., Astuti, E. Faktor Determinan Metode Survey Sampel Variabel lingkungan
D., Luturmas, Y., Kinerja Karyawan (Studi sebanyak 30 kerja, bebankerja, dan
Palupi, F. H., TP, N. R. Kasus Pada Rumah Sakit responden motivasi kerja
I. A., Assery, S., Swasta Berbasis berpengaruh simultan
Somadiyono, S., & Korporat di Jakarta) terhadap kinerja
Arta, D. N. C. (2022) karyawan pada
MRCCC Siloam
Hospitals Semanggi
https:// Jurnal Kewarganegaraan, Jakarta
journal.upy.ac.id/ 6(2), 3833–4835.
index.php/pkn/article/
view/4029/pdf
3 Widiastuti, T., Irzanita, Analisis Faktor Pendekatan Sampel Sebagian besar subjek
I., & Novianti, L. Determinan Yang Cross digunakan (76,50%) tergolong
(2022). Mempengaruhi Sectional rumus Slovin, produktif. Selanjutnya
Produktivitas Kerja Study maka jumlah ada hubungan antara
Karyawan Rumah Sakit sampel pada kesehatan kerja,
Bakti Timah penelitian ini keselamatan kerja,
https://doi.org/ Pangkalpinang ditetapkan jaminan sosial, beban
10.54816/ sebanyak 200 kerja, masa kerja, dan
josh.v2i2.636 sampel tingkat pendidikan
dengan produktivitas
Journal Of Safety And kerja (P=0,018,
Health, 2(2), 47–64. P=0,005, P=0,004,
P=0,001, P=0,004, P
=0,009). Selain itu
variabel yang paling
berhubungan dengan
73
produktivitas kerja
adalah beban kerja (β =
1,079). Kesimpulanya
Beban kerja
merupakan variabel
yang paling dominan
berhubungan dengan
produktivitas kerja.
4 Thomas, G. N. (2015) Analisis Faktor Metode Survei 40 responden pada hipotesis pertama
Determinan yang bahwa budaya
Mempengaruhi Kinerja organisasi (X1) tidak
Organisasi Rumah Sakit menunjukkan
https://doi.org/ (RS) Swasta pengaruh yang
10.21512/bbr.v6i1.984 signifikan terhadap
kinerja RS swasta
Binus Business Review, (Y). Hipotesis kedua
6(1), 11–24. menunjukkan bahwa
komitmen organisasi
(X2) juga tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja RS
swasta (Y).
sedangkan pengujian
hipotesis ketiga
menunjukkan bahwa
akuntabilitas publik
(X3) mempunyai
pengaruh yang
74
signifikan terhadap
kinerja RS swasta
(Y). Hipotesis
keempat bahwa
budaya organisasi
(X1), komitmen
organisasi (X2), dan
akuntabilitas publik
(X3) secara bersama-
sama mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kinerja organisasi RS
Swasta di Jakarta Barat
(Y).
5 Pritami, R. F., Harun, Analisis Determinan Pendekatan 160 responden Ada hubungan antara
M. F., Kurniawati, F., & Lingkungan Kerja Cross kepemimpinan
Idrus, I. (2021). Terhadap Kinerja Tenaga Sectional transformasional denga
Perawat Di Rumah Sakit Study n kepuasan kerja
Umum Bahteramas perawat (p=0,001),
Provinsi Sulawesi pemberda yaan
Tenggara struktura l dengan
kepua sa n kerja
https://doi.org/ perawat (p=0,001); pra
10.51454/ Jurnal Inovasi Sains Dan ktik profesiona l ideal
instek.v4i2.126 Teknologi (INSTEK), dengan kepuasan
4(2), 8–21. kerja perawat (p =
0,001); inova si dengan
75
kesehatan.
7 Oktaviana, I. A., & Determinan Kinerja Cross Total sampling Terdapat hubungan
Wahyono, B. (2020). Tenaga Kesehatan Di Sectional yaitu sebanyak antara kemampuan
Puskesmas. Higeia 24 orang. (p= 0,014), motivasi
(p=0,023), dan
kepemimpinan (p=
0,043) dengan kinerja
https://doi.org/ Journal Of Public Health tenaga kesehatan di
10.15294/ Research And Puskesmas Kesambi.
higeia.v4iSpecial Development, 4(Special Saran penelitian ini
%204.34587 4), 835–845. adalah diharapkan
organisasi dapat
meningkatkan motivasi
dan kemampuan
pegawai, agar pegawai
dapat memberikan
kinerja yang terbaik
sehingga dapat
memberikan pelayanan
kesehatan yang
bermutu.
8 Armada, G. D. (2018). Determinan Kinerja Explanatory Karyawan yang Faktor-faktor yang
Sistem Informasi Research dapat berkorelasi positif
Akuntansi Pada Rumah mengakses mempengaruhi kinerja
Sakit Universitas sistem informasi sistem informasi
Brawijaya. akuntansi akuntansi adalah
Rumah Sakit keterlibatan pengguna,
Universitas kemampuan teknik
77
dilakukan demi
keselamatan pasien,
serta peningkatan
penghargaan untuk
pegawai terhadap hasil
pekerjaannya dan
dengan peningkatan
fasilitas yang lama
walau tak baru dan
lengkap.
10 Rosalia, M. R., Jati, S. Analisis Determinan Cross 83 orang Terdapat stress yang
P., & Budiyanti, R. T. Kejadian Stres Kerja Sectional tinggi sebanyak 43
(2022). pada Pegawai Rumah Study respnden (51,81%)
Sakit Nasional yang dialami oleh
Diponegoro Semarang pegawai Rumah Sakit
Selama Pandemi Covid- Nasional Diponegoro
19. dengan faktor yang
menyebabkan terdapat
hubungan signifikan
antara stress kerja
Jurnal Riset Kesehatan dengan beban kerja
Masyarakat, 2(2). sebanyak 28
responden (59.6%).
Terdapat hubungan
antara stress
kerja dengan shif kerja
sebanyak 30
responden (62.5%),
79
sedangkan variable
tidak ada hubungan
antara stress kerja
dengan dukungan
sosial sebesar 28
responden (58.6%) dan
variable antara aktivitas
luar kerja dengan stres
kerja sebesar 28
respoonde (57.1%)
pada pegawai Rumah
Sakit Nasional
Diponegoro Semarang
80
I. Kerangka Teori
J. Kerangka Konseptual
variabel disiplin.
Kepemimpinan (X1)
Motivasi (X2)
Kinerja Pegawai
Lingkunan Kerja (X3) (Y)
Disiplin (X5)
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
K. Hipotesis
(Sugiyono, 2012:89).
Makassar yaitu:
L. Definisi Operasional
(X2), variabel lingkungan kerja (X3), variabel kemapuan kerja (X4) dan
5. Kepemimpinan (X1).
Kriteria Objektif
a. Baik jika nilai responden ≥ 75% dari total nilai untuk pertanyaan
tentang Kepemimpinan.
b. Kurang baik jika nilai responden < 75% dari total nilai untuk
6. Motivasi (X2)
tujuan.
Kriteria Objektif
e. Baik jika nilai responden ≥ 75% dari total nilai untuk pertanyaan
tentang Motivasi.
f. Kurang baik jika nilai responden < 75% dari total nilai untuk
Kriteria Objektif
a. Baik jika nilai responden ≥ 75% dari total nilai untuk pertanyaan
b. Kurang baik jika nilai responden < 75% dari total nilai untuk
Kriteria Objektif
a. Baik jika nilai responden ≥ 75% dari total nilai untuk pertanyaan
tentang Kemampuan.
b. Kurang baik jika nilai responden < 75% dari total nilai untuk
Kriteria Objektif
85
a. Baik jika nilai responden ≥ 75% dari total nilai untuk pertanyaan
tentang Disiplin.
b. Kurang baik jika nilai responden < 75% dari total nilai untuk
Kriteria Objektif
a. Baik jika nilai responden ≥ 75% dari total nilai untuk pertanyaan
b. Kurang baik jika nilai responden < 75% dari total nilai untuk
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
2023.
86
87
sebagai berikut:
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
e = Tingkat signifikan
Dik : N : 88
N
n=
1+ N ¿ ¿
150
n=
1+150 ¿ ¿
150
n=
1+150 (0,0025)
88
n=109,090
2. Dokumentasi
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Data yang
inferensial.
1. Analisis Deskriptif
gambaran mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah
2. Analisis inferensial
autokorelasi.
a. Uji normalitas
berdistribusi normal jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05.
91
Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Uji multikolinearitas
terhadap data yang diuji. Jika nilai tollerance < 0,10, maka terjadi
terhadap data yang diuji. Jika nilai VIF > 10,00, maka terjadi
program SPSS.
c. Uji heterokedastisitas
d. Uji autokorelasi
Nilai Keterangan
0< d< dl Autokorelasi positif
dl ≤ d ≤ du Tidak dapat disimpulkan
4−dl< d <4 Autokorelasi negatif
4−du ≤ d ≤−dl Tidak dapat disimpulkan
du< d <4−du Tidak ada autokorelasi
Sumber: (Ghozali, 2011, p. 111)
93
e. Uji hipotesis
Y =a+b 1 X 1 +b 2 X 2+ b3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5
Dimana:
Y : Kinerja Pegawai
X1 : Kepemimpinan
X2 : Motivasi
X3 : Lingkungan kerja
X4 : Kemampuan Kerja
X5 : Disiplin Kerja
(Hasan,2006)
apabila p-value (.Sig) < 0,05 dan H 0 diterima apabila p-value (.Sig)
≥ 0 , 05.
94
Hipotesis statistik:
H 0 : β 1=0 Vs H 1 : β1 ≠ 0
Keterangan:
Hipotesis statistik:
H 0 : β 2=0 Vs H 1 : β2 ≠ 0
Keterangan:
Hipotesis statistik:
H 0 : β 3=0 Vs H 1 : β3 ≠ 0
95
Keterangan:
H 0 : β 4=0 Vs H 1: β4≠ 0
Keterangan:
H 0 : β 5=0 Vs H 1 : β5 ≠ 0
Keterangan:
variabel dependen
H 0 : β=0 Vs H1: β ≠ 0
Keterangan:
96
DAFTAR PUSTAKA