Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGARUH MASUKNYA BANGSA TIONGHOA DI INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh masuknya bangsa Tionghoa di


Indonesia dengan fokus pada peran ekonomi, integrasi sosial, dan interaksi budaya.
Melalui pendekatan kualitatif dengan studi literatur, penelitian ini menelusuri sejarah
panjang kehadiran komunitas Tionghoa, memperhatikan kontribusi ekonomi mereka,
serta dinamika integrasi dan adaptasi dalam kehidupan sosial dan budaya Indonesia.
Dalam pembahasan, ditemukan bahwa meskipun bangsa Tionghoa memberikan
kontribusi signifikan dalam perkembangan ekonomi dan keberagaman budaya,
tantangan seperti stereotip dan ketegangan sosial tetap menjadi fokus untuk pemahaman
dan penanganan lebih lanjut.

Kata Kunci: Bangsa Tionghoa, Indonesia, Integrasi Sosial, Interaksi Budaya, Ekonomi.

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of the entry of the Chinese community in
Indonesia, focusing on their economic role, social integration, and cultural interaction.
Through a qualitative approach using literature review, the study traces the long
history of the Chinese community's presence, examining their economic contributions,
and the dynamics of integration and adaptation in Indonesia's social and cultural life.
The discussion reveals that while the Chinese community has significantly contributed
to economic development and cultural diversity, challenges such as stereotypes and
social tension remain crucial areas for further understanding and intervention.

Keywords: Chinese Community, Indonesia, Social Integration, Cultural Interaction,


Economy.

A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku, dan etnis.
Salah satu kelompok etnis yang memiliki pengaruh signifikan dalam sejarah dan
perkembangan sosial-ekonomi Indonesia adalah bangsa Tionghoa. Pada abad ke-15,
Indonesia telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat strategis.
Bumbu-bumbu seperti cengkih, lada, kayu manis, dan pala menjadi komoditas yang
sangat dicari oleh bangsa Eropa, khususnya Portugis, Belanda, dan Spanyol. Kekayaan
rempah-rempah ini menjadikan kepulauan Indonesia sebagai destinasi yang sangat
menarik bagi para pedagang dari berbagai belahan dunia. Pada periode ini, Tiongkok,
sebagai salah satu negara maju dengan tradisi perdagangan yang kuat, mulai melibatkan
diri dalam perdagangan dengan kepulauan Indonesia. Pedagang Tiongkok
memanfaatkan jalur laut yang sudah mapan untuk mencapai kepulauan Nusantara,
membawa serta keterampilan perdagangan, keahlian manufaktur, dan modal mereka
sendiri. Mereka menjalin hubungan perdagangan dengan penguasa lokal dan suku-suku
pribumi, membentuk komunitas perdagangan yang cukup besar di beberapa pelabuhan
penting seperti Melaka, Semarang, dan Surabaya 1.

Kehadiran pedagang Tiongkok di Indonesia tidak hanya terbatas pada kegiatan


perdagangan, namun juga melibatkan interaksi budaya dan perkawinan antar-etnis. Para
pedagang Tiongkok membawa serta kebiasaan, tradisi, dan kepercayaan dari tanah air
mereka, yang secara bertahap bercampur dan berinteraksi dengan budaya setempat. Hal
ini menciptakan suatu dinamika budaya yang unik dan khas di wilayah-wilayah di mana
mereka menetap. Selain itu, perdagangan rempah-rempah juga membuka peluang bagi
imigrasi besar-besaran. Banyak orang Tiongkok yang bermigrasi ke kepulauan
Nusantara untuk berdagang atau bahkan menetap secara permanen. Kehadiran mereka
tidak hanya memperkaya keragaman budaya di Indonesia, tetapi juga memainkan peran
penting dalam mengembangkan sektor ekonomi dan infrastruktur di wilayah-wilayah
tertentu.

Bangsa Tionghoa telah berperan penting dalam membentuk keragaman budaya dan
ekonomi Indonesia. Sejak abad ke-15, kehadiran komunitas Tionghoa di Indonesia tidak
terlepas dari perjalanan sejarah panjang yang dimulai pada periode perdagangan
rempah-rempah. Para pedagang Tiongkok, tertarik oleh kekayaan rempah-rempah yang
melimpah di kepulauan Nusantara, mulai menjalin hubungan perdagangan yang kuat
dengan wilayah ini. Namun, seiring berjalannya waktu, peran bangsa Tionghoa di
Indonesia tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan 2. Mereka turut berkontribusi
secara signifikan dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, dan keuangan.

1
Ibrahim, “Tionghoa Indonesia.”
2
Santoso, “Bahasa Dan Identitas Budaya.”
Dalam sektor industri, wirausahawan Tionghoa telah memainkan peran utama dalam
pengembangan manufaktur, tekstil, dan makanan. Di bidang pendidikan, komunitas ini
mendirikan dan mengelola berbagai lembaga pendidikan, memberikan akses pendidikan
berkualitas, sementara tokoh pendidikan Tionghoa turut terlibat dalam pembangunan
kebijakan pendidikan nasional. Sebagai pemain kunci di sektor keuangan, banyak warga
Tionghoa terlibat dalam bank, asuransi, dan investasi, memberikan dampak positif pada
stabilitas ekonomi Indonesia. Dengan demikian, perjalanan sejarah dan kontribusi
bangsa Tionghoa telah membentuk lanskap ekonomi dan sosial Indonesia secara
holistik, meskipun penting untuk diingat bahwa integrasi antar-etnis berperan krusial
dalam memajukan bangsa ini.

Meskipun memiliki peran yang positif dalam perkembangan ekonomi dan budaya,
keberadaan bangsa Tionghoa di Indonesia juga seringkali menghadapi berbagai
tantangan, termasuk masalah diskriminasi, stereotip, dan ketidaksetaraan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2013, h. 1) menggambarkan dinamika konflik
etnis antara Tionghoa dan masyarakat Pandhalungan di Daerah Besuki Situbondo.
Penelitian berjudul "Konflik dan Kecemburuan Sosial antara Etnis Tionghoa dan
Masyarakat Pandhalungan" menyoroti dampak konflik ini terhadap pluralitas
masyarakat, khususnya terkait kecemburuan yang sering dialami oleh warga pribumi
jika etnis pendatang, seperti Tionghoa, mendominasi dalam berbagai aspek kehidupan
mereka 3.

Data penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 1967 di Situbondo, Besuki, dan
Panarukan, serta kembali terulang pada tahun 1996, terjadi konflik yang menyebabkan
kerusuhan dan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. Penelitian ini memperlihatkan
bahwa pluralitas masyarakat menjadi rentan terhadap konflik etnis yang berpotensi
mengarah pada kekerasan terhadap kelompok minoritas. Akar konflik tersebut beragam,
melibatkan faktor-faktor seperti situasi politik nasional pada waktu itu, ketegangan
ekonomi antara orang keturunan Tionghoa dan pribumi, serta kecemburuan sosial yang
muncul sebagai dampak dari kesenjangan ekonomi. Kesenjangan ekonomi diidentifikasi
sebagai penyebab kecemburuan sosial yang pada akhirnya melahirkan konflik laten.
Faktor ini masih berdampak pada masyarakat Pandhalungan, terutama di kecamatan
Besuki, di mana diasumsikan bahwa keturunan Tionghoa mendominasi, terutama dalam
3
Juditha, “Stereotip Dan Prasangka Dalam Konfl Ik Etnis Tionghoa Dan Bugis Makassar.”
sektor ekonomi 4. Data ini memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas
konflik etnis dan faktor-faktor yang dapat memicunya di tingkat lokal, menyoroti
pentingnya pemahaman dan penanganan yang holistik untuk mencapai perdamaian dan
harmoni antar-etnis. Hal ini menimbulkan sejumlah kontroversi dan perdebatan di
masyarakat, terutama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Oleh karena itu, analisis mendalam terkait dengan pengaruh masuknya bangsa Tionghoa
di Indonesia menjadi sangat relevan. Artikel ini akan mencoba menggali lebih dalam
tentang peran serta dampak bangsa Tionghoa dalam dinamika sosial dan ekonomi
Indonesia, serta bagaimana hubungan antara kelompok ini dengan masyarakat Indonesia
secara keseluruhan 5. Selain itu, artikel ini juga akan mencoba merinci sejauh mana
integrasi dan adaptasi bangsa Tionghoa di Indonesia, serta mengidentifikasi potensi
kontribusi positif yang dapat terus ditingkatkan ke depannya. Dengan demikian, analisis
ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih holistik terhadap dinamika
hubungan antar-etnis di Indonesia.

Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan studi literatur untuk menyelidiki
konflik etnis antara Tionghoa dan masyarakat Pandhalungan di Daerah Besuki
Situbondo. Tahapan penelitian melibatkan identifikasi topik penelitian, melakukan studi
literatur untuk menemukan kajian terdahulu yang relevan, memilih sumber literatur
seperti buku, artikel jurnal, laporan riset, dan dokumen sejarah, serta menganalisis
literatur untuk mengidentifikasi temuan penting. Hasilnya disintesis untuk membentuk
gambaran komprehensif tentang dinamika konflik, sumber-sumber konflik, dan
dampaknya pada masyarakat setempat. Penyusunan temuan dilakukan dengan naratif
yang koheren, yang kemudian didiskusikan untuk mengungkap implikasi temuan dan
hubungannya dengan konteks sosial dan politik lebih luas 6.

Penelitian ini akan mengadopsi pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi


literatur sebagai metode utama. Pertama, penelitian akan melakukan pencarian dan
pengumpulan literatur dari berbagai sumber, termasuk buku, jurnal akademis, dan
publikasi resmi terkait dengan masuknya bangsa Tionghoa di Indonesia. Analisis studi
literatur akan difokuskan pada sejarah perjalanan Tionghoa di Indonesia, peran mereka
4
Abidin, “Dinamika Perkembangan Ilmu Dalam Islam Serta Statusnya Dalam Perkembangan Peradaban
Modern.”
5
Susanto, “Penggambaran Budaya Etnis Tionghoa Dalam Film ‘Ngenest.’”
6
Wekke And Rusdan, “Minoritas Muslim Di China.”
dalam sektor ekonomi, budaya, dan sosial, serta dampak yang mungkin timbul dari
interaksi antar-etnis. Selain itu, literatur terkait dengan konflik atau tantangan yang
mungkin timbul akibat keberadaan bangsa Tionghoa juga akan dikaji secara mendalam.
Metode studi literatur akan memberikan landasan yang kokoh untuk mengidentifikasi
pola, tren, dan dinamika yang berkaitan dengan pengaruh masuknya bangsa Tionghoa di
Indonesia. Analisis kualitatif ini akan membantu menggambarkan gambaran yang
komprehensif dan mendalam tentang kontribusi dan tantangan yang dihadapi bangsa
Tionghoa dalam konteks masyarakat Indonesia.

B. PEMBAHASAN
1. Peran dan Dampak Bangsa Tionghoa dalam Dinamika Sosial Indonesia

Sejarah panjang kehadiran bangsa Tionghoa di Indonesia telah menciptakan jejak yang
mendalam dalam dinamika sosial negara ini. Mulai dari abad ke-15, ketika pedagang
Tiongkok pertama kali berlayar ke kepulauan Nusantara untuk berdagang rempah-
rempah, hingga era modern di mana mereka memainkan peran penting dalam sektor
ekonomi, sejarah ini menjadi pondasi utama untuk memahami peran dan dampak
mereka. Peran ekonomi bangsa Tionghoa menjadi salah satu elemen sentral dalam
dinamika sosial Indonesia. Berkat keahlian perdagangan dan kewirausahaan mereka,
mereka telah membantu membangun fondasi ekonomi nasional 7. Perdagangan, industri,
dan investasi yang dilakukan oleh komunitas Tionghoa memberikan kontribusi
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, keberhasilan ekonomi ini
juga menghadirkan dinamika sosial yang kompleks, seperti ketidaksetaraan ekonomi
dan potensi konflik sosial.

Tidak hanya terbatas pada ranah ekonomi, komunitas Tionghoa juga memainkan peran
penting dalam pembentukan pluralitas sosial dan budaya Indonesia. Interaksi antara
budaya Tionghoa dengan budaya lokal menghasilkan warisan budaya yang kaya dan
beragam. Makanan, tradisi, dan bahasa Tionghoa telah menyatu dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia, menciptakan suatu identitas nasional yang terkaya
dalam keragaman. Meskipun demikian, sejarah juga mencatat adanya ketegangan sosial
dan konflik yang melibatkan bangsa Tionghoa 8. Periode-periode tertentu, seperti tahun
1967 dan 1996, menyaksikan kerusuhan dan diskriminasi terhadap komunitas Tionghoa.
7
Yunariono, “Identitas Hibriditas Masjid Tionghoa Muslim Di Indonesia.”
8
Christian, “Identitas Budaya Orang Tionghoa Indonesia.”
Faktor ekonomi, ketidaksetaraan, dan situasi politik menjadi pemicu konflik yang dapat
mengancam stabilitas sosial.

Dalam menghadapi tantangan ini, bangsa Tionghoa dan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan telah merespons dengan upaya integrasi dan dialog antar-etnis. Program-
program untuk meningkatkan pemahaman antar-etnis, serta langkah-langkah kebijakan
untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, telah menjadi bagian dari upaya merajut
keberagaman menjadi kekuatan bersama.

2. Integrasi dan Adaptasi Bangsa Tionghoa di Indonesia

Komunitas Tionghoa telah mengintegrasikan diri dalam masyarakat Indonesia,


menyumbang pada keberagaman, dan mengalami proses adaptasi untuk menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kerangka sosial Indonesia. Pembahasan ini akan menjelajahi
perjalanan integrasi dan adaptasi, seiring dengan tantangan dan pencapaian yang
dialami oleh bangsa Tionghoa. Integrasi bangsa Tionghoa di Indonesia bukanlah proses
instan, melainkan hasil dari upaya berkelanjutan selama berabad-abad. Sejak masuknya
ke kepulauan Nusantara, komunitas Tionghoa telah berinteraksi dengan masyarakat
lokal, menciptakan suatu dinamika integrasi yang terus berkembang. Integrasi ini
terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari perdagangan hingga kegiatan sosial
dan budaya 9.

Dalam sektor ekonomi, komunitas Tionghoa telah mengintegrasikan diri mereka


sebagai pemain utama. Banyak wirausahawan dan pengusaha Tionghoa yang telah
berkontribusi pada perkembangan ekonomi nasional. Integrasi ini menciptakan
lapangan pekerjaan, mendiversifikasi industri, dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Selain itu, aspek integrasi dalam kehidupan sosial dan budaya juga
dapat dilihat dari adopsi budaya lokal oleh komunitas Tionghoa dan sebaliknya.
Perkawinan antar-etnis, penerimaan budaya setempat, dan partisipasi dalam perayaan
tradisional Indonesia menandai integrasi yang mendalam 10. Makanan Tionghoa menjadi

9
Muhammad, Pauhrizi, And Warsana, “Identitas Cina Benteng Di Antara Cina Indonesia Lainnya Dari
Sisi Sosial Dan Budaya.”
10
Eriyanti, “Dinamika Posisi Identitas Etnis Tionghoa Dalam Tinjauan Teori Identitas Sosial,” April 1,
2006.
bagian integral dari kuliner Indonesia, sementara festival dan tradisi lokal turut
dirayakan bersama.

Namun, integrasi ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Stereotip dan prasangka
terhadap komunitas Tionghoa kadang-kadang masih memengaruhi hubungan antar-
etnis. Pengalaman konflik sejarah juga meninggalkan jejak yang mempengaruhi
persepsi dan integrasi. Oleh karena itu, pembahasan ini tidak hanya fokus pada
pencapaian integrasi, tetapi juga mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat
diambil untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi di antara masyarakat.

Adaptasi bangsa Tionghoa dalam budaya dan norma-norma sosial Indonesia juga
menjadi sorotan penting. Mereka tidak hanya sekadar mengikuti budaya setempat, tetapi
juga berperan dalam memperkaya dan mempertahankan warisan budaya mereka sendiri.
Adaptasi ini menciptakan suatu keseimbangan yang unik, di mana komunitas Tionghoa
tetap mempertahankan identitas budaya mereka sambil menjadi bagian tak terpisahkan
dari keberagaman sosial Indonesia 11. Dengan demikian, integrasi dan adaptasi bangsa
Tionghoa di Indonesia adalah proses dinamis yang melibatkan kontribusi positif pada
ekonomi, budaya, dan sosial. Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak bisa
diabaikan, dan pembahasan ini mengajak untuk merenung pada langkah-langkah yang
dapat diambil untuk memperkuat integrasi, meredakan ketegangan sosial, dan
mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif.

3. Interaksi Budaya dan Sosial antara Bangsa Tionghoa dan Masyarakat


Indonesia

Interaksi budaya antara bangsa Tionghoa dan masyarakat Indonesia dapat dilihat
melalui kemajuan warisan budaya yang unik. Bahasa Tionghoa, tradisi kuliner, dan
perayaan festival seperti Imlek telah menjadi elemen yang meresapi kehidupan sehari-
hari masyarakat Indonesia. Interaksi ini bukan hanya sekadar penerimaan, melainkan
penciptaan sebuah lingkungan yang sarat dengan warna-warni keberagaman budaya.
Masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, turut memeriahkan perayaan-perayaan tersebut,
menunjukkan keterbukaan dan inklusivitas mereka terhadap aspek-aspek budaya yang
11
Abidin, “Dinamika Perkembangan Ilmu Dalam Islam Serta Statusnya Dalam Perkembangan Peradaban
Modern.”
berasal dari komunitas Tionghoa. Bahasa Tionghoa, selain sebagai alat komunikasi,
juga menjadi medium yang menyatukan dalam keberagaman. Banyak kata-kata
Tionghoa yang telah diadopsi dan menjadi bagian dari bahasa Indonesia sehari-hari,
12
menciptakan jembatan linguistik antara komunitas Tionghoa dan masyarakat luas .
Proses ini bukan hanya sekadar peminjaman kata, tetapi juga penerimaan nilai-nilai dan
makna yang melekat dalam bahasa tersebut.

Tradisi kuliner Tionghoa, dengan ragam cita rasanya, telah menciptakan keberagaman
kuliner yang kaya di Indonesia. Mulai dari hidangan khas Cap Cai, bakmi, hingga
lumpia, kelezatan kuliner Tionghoa telah menjadi pilihan favorit dan diterima secara
luas di seluruh nusantara. Ini bukan hanya tentang makanan, melainkan juga sebuah
perpaduan rasa dan aroma yang merayakan kekayaan kulinernya. Perayaan festival
seperti Imlek, yang merupakan momen penting dalam kalender Tionghoa, menjadi
perayaan bersama yang meriah dan menyatukan berbagai etnis 13. Masyarakat Indonesia
merayakan Imlek bersama-sama, membangun suasana keakraban dan saling
menghormati tradisi satu sama lain. Kemeriahan dan semangat sukacita dalam perayaan
ini membantu menciptakan suasana toleransi yang mendasar, di mana perbedaan budaya
diterima dan dihargai sebagai bagian integral dari kekayaan bangsa.

Perkawinan antar-etnis menjadi salah satu manifestasi paling konkret dari interaksi
sosial dan budaya. Melalui pernikahan, terjadi pertautan antara dua budaya yang
kemudian melahirkan generasi yang memadukan elemen-elemen budaya Tionghoa dan
Indonesia. Hal ini menciptakan suatu identitas baru yang mencerminkan kekayaan
budaya dan harmoni antar-etnis. Selain itu, komunitas Tionghoa juga terlibat dalam
berbagai kegiatan sosial yang mendukung masyarakat luas. Inisiatif kegiatan amal,
pembangunan infrastruktur, dan partisipasi dalam program-program kesejahteraan
mencerminkan komitmen bangsa Tionghoa untuk berintegrasi dan memberikan
14
kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia . Interaksi sosial ini menciptakan
kolaborasi yang bermanfaat dan saling mendukung antar-etnis.

Namun, walaupun banyak aspek positif, interaksi budaya dan sosial juga menghadapi
sejumlah tantangan. Sejarah konflik dan ketegangan sosial di masa lalu telah
12
Christian, “Identitas Budaya Orang Tionghoa Indonesia.”
13
Eriyanti, “Dinamika Posisi Identitas Etnis Tionghoa Dalam Tinjauan Teori Identitas Sosial,” April 1,
2006.
14
Khaliesh, “Arsitektur Tradisional Tionghoa.”
meninggalkan bekas yang terkadang memengaruhi hubungan antar-etnis. Stereotip,
prasangka, dan ketidakpahaman sering menjadi penghambat dalam mencapai integrasi
sosial yang lebih mendalam. Oleh karena itu, pembahasan ini menggarisbawahi
pentingnya dialog antarbudaya dan upaya untuk mengatasi kesenjangan persepsi.
Program-program pendidikan dan kampanye kesadaran budaya dapat menjadi langkah-
langkah penting untuk meningkatkan pemahaman antar-etnis. Forum-forum diskusi dan
kegiatan bersama antara komunitas Tionghoa dan masyarakat Indonesia juga dapat
15
membuka jalur untuk membangun jembatan keberagaman . Dapat dilihat bahwa
interaksi budaya dan sosial antara bangsa Tionghoa dan masyarakat Indonesia adalah
suatu proses dinamis yang terus berlangsung. Mereka menciptakan kerangka kerjasama
dan pembelajaran bersama yang esensial untuk membentuk masa depan yang lebih
inklusif dan harmonis. Dengan mengeksplorasi dan memahami lebih lanjut tentang
interaksi ini, kita dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk mempromosikan
toleransi, kerjasama, dan harmoni antar-etnis di Indonesia.

C. PENUTUP

Berdasrkan pembahasan yang peneliti uraikan mengenai pengaruh masuknya bangsa


Tionghoa di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa peran mereka dalam dinamika sosial,
ekonomi, dan budaya sangat signifikan. Melalui integrasi dan adaptasi yang terus
berlanjut, komunitas Tionghoa telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
keberagaman Indonesia. Peran ekonomi mereka dalam pembangunan nasional, interaksi
budaya yang menciptakan lingkungan multikultural, dan kontribusi sosial yang
mendukung kesejahteraan masyarakat, semuanya adalah elemen penting yang
membentuk lanskap sosial Indonesia. Namun, di sisi lain, sejarah konflik dan
ketegangan sosial menyoroti bahwa perjalanan integrasi ini tidaklah tanpa tantangan.
Stereotip, prasangka, dan ketidakpahaman tetap menjadi hambatan dalam mencapai
keselarasan sosial yang lebih mendalam. Oleh karena itu, penting untuk terus
mendorong dialog antarbudaya, pendidikan yang mempromosikan pemahaman, dan
kolaborasi yang lebih erat antara komunitas Tionghoa dan masyarakat Indonesia secara
umum.

15
Santoso, “Bahasa Dan Identitas Budaya.”
Kesimpulannya, melalui pemahaman mendalam tentang peran, integrasi, dan interaksi
antara bangsa Tionghoa dan masyarakat Indonesia, kita dapat membangun fondasi yang
lebih kuat untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan harmonis. Proses ini
memerlukan kerjasama bersama, komitmen untuk meredakan ketegangan sosial, dan
langkah-langkah konkret dalam memperkuat jaringan kerjasama antar-etnis. Dengan
demikian, kita dapat merangkul keberagaman sebagai kekuatan bersama yang
memperkaya dan memperkuat Indonesia sebagai bangsa yang berpadu dalam
perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainal. “DINAMIKA PERKEMBANGAN ILMU DALAM


ISLAM SERTA STATUSNYA DALAM PERKEMBANGAN PERADABAN
MODERN.” Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin 11, no. 1 (2012): 21–42.
https://doi.org/10.18592/jiu.v11i1.731.

Christian, Symphony Akelba. “Identitas Budaya Orang Tionghoa Indonesia.” Jurnal


Cakrawala Mandarin 1, no. 1 (April 11, 2017): 11–22.
https://doi.org/10.36279/apsmi.v1i1.11.

Eriyanti, Fitri. “Dinamika Posisi Identitas Etnis Tionghoa Dalam Tinjauan Teori
Identitas Sosial.” Jurnal Demokrasi 5, no. 1 (April 1, 2006).
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1068.

———. “Dinamika Posisi Identitas Etnis Tionghoa Dalam Tinjauan Teori Identitas
Sosial.” Jurnal Demokrasi 5, no. 1 (April 1, 2006).
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1068.

Ibrahim, Ibrahim. “Tionghoa Indonesia : Dari Dikotomi Ke Mono-Identitas?” Society 1


(June 1, 2013). https://doi.org/10.33019/society.v1i1.41.

Juditha, Christiany. “Stereotip Dan Prasangka Dalam Konfl Ik Etnis Tionghoa Dan
Bugis Makassar.” Jurnal ILMU KOMUNIKASI 12, no. 1 (June 17, 2015).
https://doi.org/10.24002/jik.v12i1.445.

Khaliesh, Hamdil. “ARSITEKTUR TRADISIONAL TIONGHOA: TINJAUAN


TERHADAP IDENTITAS, KARAKTER BUDAYA DAN EKSISTENSINYA.”
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR 1, no. 1 (January 1, 2014): 86–
99. https://doi.org/10.26418/lantang.v1i1.18811.

Muhammad, Rival, Erik Muhammad Pauhrizi, and Dedi Warsana. “Identitas Cina
Benteng di Antara Cina Indonesia Lainnya dari Sisi Sosial dan Budaya.”
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya 14, no. 2 (September 30,
2023): 96–103. https://doi.org/10.31294/khi.v14i2.15015.
Santoso, Budi. “BAHASA DAN IDENTITAS BUDAYA.” Sabda: Jurnal Kajian
Kebudayaan 1, no. 1 (2006): 44–49. https://doi.org/10.14710/sabda.1.1.44-49.

Susanto, Irene. “Penggambaran Budaya Etnis Tionghoa Dalam Film ‘Ngenest.’” Jurnal
E-Komunikasi 5, no. 1 (2017). https://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-
komunikasi/article/view/6141.

Wekke, Ismail Suardi, and Rusdan Rusdan. “Minoritas Muslim Di China:


Perkembangan, Sejarah Dan Pendidikan.” Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan
Masyarakat Islam 10, no. 1 (March 8, 2018): 143–74.
https://doi.org/10.24042/ijpmi.v10i1.2359.

Yunariono, Bastian. “Identitas Hibriditas Masjid Tionghoa Muslim di Indonesia,” n.d.

Anda mungkin juga menyukai