Dosen Pengampu :
Yulizar Bila, M.Ed
Oleh :
Nama : Darmansyah Firdaus
NIM : 23027141
Jawab : Dalam al-Quran, penciptaan manusia dijelaskan dalam beberapa ayat. Salah
satu ayat yang relevan adalah dalam Surah Ad-Dariyat (51:56), yang berbunyi:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku."
Ayat ini menyiratkan bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk
menyembah Allah. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang dianugerahi akal dan
kehendak bebas, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk memilih untuk taat
kepada Allah atau tidak.
"Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari sejenis tanah liat yang berubah
menjadi segumpal daging yang menggumpal dan Kami ciptakan daripadanya
pasangan-pasang yang memerangi."
Ini adalah gambaran metaforis tentang penciptaan manusia dari unsur tanah dan
kemudian menjadi makhluk hidup yang memiliki pasangan dan keturunan.
Jawab : Profil manusia unggul bermartabat tidak hanya dapat dilihat dari segi fisik
atau intelektual, tetapi juga dari segi moral dan perilaku. Berikut adalah beberapa
aspek yang dapat menjelaskan profil manusia unggul bermartabat:
1. Moralitas dan Etika: Manusia unggul bermartabat dikenal karena tingkat moralitas
dan etika yang tinggi. Mereka mengikuti prinsip-prinsip kebaikan, jujur, keadilan, dan
altruisme dalam tindakan mereka.
4. Ketegasan Nilai: Mereka memiliki nilai-nilai yang kuat dan teguh, yang
membimbing tindakan mereka dalam segala situasi. Mereka tidak mengorbankan
prinsip-prinsip moral mereka bahkan dalam tekanan atau godaan.
6. Kesadaran Diri: Mereka memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi, artinya
mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta memiliki kontrol diri yang
baik atas emosi dan reaksi mereka.
8. Keterlibatan Sosial: Mereka aktif dalam komunitas dan masyarakat, berusaha untuk
memberikan kontribusi positif dan membantu orang lain yang membutuhkan.
10. Komitmen terhadap Pembangunan Diri dan Masyarakat: Profil manusia unggul
bermartabat berkomitmen untuk mengembangkan diri mereka sendiri dan juga
berusaha aktif untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Profil manusia unggul bermartabat ini mencerminkan citra individu yang tidak hanya
sukses dalam hal materi, tetapi juga dalam memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan
kontribusi positif kepada dunia.
3. Kenapa terjadi perbedaan konsep pencipaan manusia menurut agama dan sains?
Analisis
Jawab : Perbedaan konsep penciptaan manusia antara agama dan sains terutama
berkaitan dengan kerangka kerja, tujuan, dan metodologi masing-masing. Mari kita
analisis perbedaan tersebut:
1. Kerangka Kerja:
- Agama: Agama seringkali berdasarkan pada keyakinan yang bersifat rohani dan
metafisik. Penciptaan manusia dalam agama seringkali dilihat sebagai tindakan ilahi
atau kehendak tuhan atau dewa tertinggi. Ini adalah pandangan yang diberikan
melalui ajaran agama dan kitab suci.
- Sains: Sains menggunakan metode ilmiah dan kerangka kerja empiris untuk
menjelaskan fenomena alam dan manusia. Pendekatan sains tidak bergantung pada
keyakinan agama atau metafisik, tetapi pada bukti empiris yang dapat diuji dan
direplikasi.
2. Tujuan:
- Agama: Agama seringkali memberikan pandangan tentang tujuan eksistensi
manusia yang berkaitan dengan pengabdian kepada Tuhan, pencapaian kebahagiaan
abadi, atau pemenuhan makna spiritual dalam hidup.
- Sains: Tujuan sains adalah untuk memahami dunia fisik dan menjelaskan
fenomena alam melalui metode ilmiah. Sains tidak berusaha untuk menjawab
pertanyaan eksistensial tentang tujuan hidup atau makna kehidupan.
3. Metodologi:
- Agama: Agama bergantung pada wahyu, kepercayaan, dan ajaran kitab suci.
Pemahaman agama didasarkan pada iman, doa, dan praktik ibadah.
- *Sains*: Sains mengandalkan metode ilmiah yang melibatkan observasi,
pengujian hipotesis, dan pengumpulan bukti empiris. Sains berusaha untuk
menjelaskan fenomena alam secara objektif dan rasional.
Oleh karena itu, perbedaan konsep penciptaan manusia antara agama dan sains
terletak pada kerangka kerja, pendekatan, dan tujuan masing-masing. Agama
mengandalkan keyakinan spiritual dan ajaran ilahi, sementara sains berusaha untuk
memahami dunia melalui bukti empiris dan metode ilmiah. Keduanya memiliki peran
unik dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pemahaman tentang asal-usul dan
tujuan eksistensi mereka.
2. Akal dan Kebebasan Berpikir: Salah satu aspek utama yang membedakan manusia
adalah akal dan kemampuan berpikir yang Allah anugerahkan kepada mereka.
Manusia memiliki kemampuan untuk memahami, merenungkan, dan membuat
keputusan yang bebas berdasarkan pengetahuan dan akal mereka. Ini menjadikan
manusia sebagai khalifah di bumi, yang bertanggung jawab atas perbuatan mereka.
3. Tugas Moral dan Etika: Manusia juga dianggap memiliki tanggung jawab moral
yang tinggi dalam agama. Mereka diberikan kebebasan untuk memilih antara
kebaikan dan keburukan, dan diuji oleh Allah berdasarkan tindakan mereka.
Kemampuan manusia untuk mempraktikkan etika dan moralitas adalah salah satu
aspek yang menonjolkan mereka sebagai makhluk mulia.
Pandangan tentang manusia sebagai makhluk mulia dalam pandangan agama adalah
bagian penting dari keyakinan spiritual dan nilai moral dalam tradisi tertentu. Namun,
pandangan ini tidak selalu diakui atau dipahami oleh semua agama atau pandangan
dunia. Setiap tradisi agama dan kepercayaan memiliki pandangan unik tentang peran
dan status manusia dalam penciptaan, dan ini dapat bervariasi secara signifikan antara
budaya dan keyakinan.