Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MODUL

Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Agama

Dosen Pengampu :
Yulizar Bila, M.Ed

Oleh :
Nama : Darmansyah Firdaus
NIM : 23027141

1. Bagaimana penciptaan manusia menurut al-Quran? Menjelaskan

Jawab : Dalam al-Quran, penciptaan manusia dijelaskan dalam beberapa ayat. Salah
satu ayat yang relevan adalah dalam Surah Ad-Dariyat (51:56), yang berbunyi:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku."

Ayat ini menyiratkan bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk
menyembah Allah. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang dianugerahi akal dan
kehendak bebas, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk memilih untuk taat
kepada Allah atau tidak.

Selain itu, dalam Surah Al-Mu'minun (23:12-14), al-Quran juga menjelaskan


penciptaan manusia dari tanah:

"Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari sejenis tanah liat yang berubah
menjadi segumpal daging yang menggumpal dan Kami ciptakan daripadanya
pasangan-pasang yang memerangi."

Ini adalah gambaran metaforis tentang penciptaan manusia dari unsur tanah dan
kemudian menjadi makhluk hidup yang memiliki pasangan dan keturunan.

Penciptaan manusia menurut al-Quran menekankan pentingnya ketaatan kepada Allah


dan menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari bahan yang sederhana oleh-Nya.
2. Bagaimana pendapat anda profil manusia unggul bermartabat? Menjelaskan

Jawab : Profil manusia unggul bermartabat tidak hanya dapat dilihat dari segi fisik
atau intelektual, tetapi juga dari segi moral dan perilaku. Berikut adalah beberapa
aspek yang dapat menjelaskan profil manusia unggul bermartabat:

1. Moralitas dan Etika: Manusia unggul bermartabat dikenal karena tingkat moralitas
dan etika yang tinggi. Mereka mengikuti prinsip-prinsip kebaikan, jujur, keadilan, dan
altruisme dalam tindakan mereka.

2. Kemampuan Empati: Mereka memiliki kemampuan untuk merasakan dan


memahami perasaan orang lain. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk
memberikan dukungan, empati, dan pertimbangan kepada orang lain dalam situasi
sulit.

3. Kemampuan Intelektual: Profil manusia unggul bermartabat seringkali


mencerminkan kemampuan intelektual yang kuat. Mereka memiliki pengetahuan
yang luas dan berusaha untuk terus belajar dan berkembang.

4. Ketegasan Nilai: Mereka memiliki nilai-nilai yang kuat dan teguh, yang
membimbing tindakan mereka dalam segala situasi. Mereka tidak mengorbankan
prinsip-prinsip moral mereka bahkan dalam tekanan atau godaan.

5. Kemampuan Berkomunikasi: Kemampuan berkomunikasi yang efektif adalah


karakteristik penting manusia unggul bermartabat. Mereka mampu berbicara dengan
sopan, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan mengungkapkan pendapat mereka
dengan jelas dan hormat.

6. Kesadaran Diri: Mereka memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi, artinya
mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta memiliki kontrol diri yang
baik atas emosi dan reaksi mereka.

7. Kepemimpinan yang Positif: Manusia unggul bermartabat seringkali menjadi


pemimpin yang baik karena mereka memimpin dengan contoh, keadilan, dan
kebijaksanaan.

8. Keterlibatan Sosial: Mereka aktif dalam komunitas dan masyarakat, berusaha untuk
memberikan kontribusi positif dan membantu orang lain yang membutuhkan.

9. Toleransi dan Kepedulian Terhadap Perbedaan: Mereka mampu menerima


perbedaan dalam budaya, agama, dan pandangan, serta memperlakukan semua orang
dengan rasa hormat.

10. Komitmen terhadap Pembangunan Diri dan Masyarakat: Profil manusia unggul
bermartabat berkomitmen untuk mengembangkan diri mereka sendiri dan juga
berusaha aktif untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Profil manusia unggul bermartabat ini mencerminkan citra individu yang tidak hanya
sukses dalam hal materi, tetapi juga dalam memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan
kontribusi positif kepada dunia.

3. Kenapa terjadi perbedaan konsep pencipaan manusia menurut agama dan sains?
Analisis

Jawab : Perbedaan konsep penciptaan manusia antara agama dan sains terutama
berkaitan dengan kerangka kerja, tujuan, dan metodologi masing-masing. Mari kita
analisis perbedaan tersebut:

1. Kerangka Kerja:
- Agama: Agama seringkali berdasarkan pada keyakinan yang bersifat rohani dan
metafisik. Penciptaan manusia dalam agama seringkali dilihat sebagai tindakan ilahi
atau kehendak tuhan atau dewa tertinggi. Ini adalah pandangan yang diberikan
melalui ajaran agama dan kitab suci.
- Sains: Sains menggunakan metode ilmiah dan kerangka kerja empiris untuk
menjelaskan fenomena alam dan manusia. Pendekatan sains tidak bergantung pada
keyakinan agama atau metafisik, tetapi pada bukti empiris yang dapat diuji dan
direplikasi.

2. Tujuan:
- Agama: Agama seringkali memberikan pandangan tentang tujuan eksistensi
manusia yang berkaitan dengan pengabdian kepada Tuhan, pencapaian kebahagiaan
abadi, atau pemenuhan makna spiritual dalam hidup.
- Sains: Tujuan sains adalah untuk memahami dunia fisik dan menjelaskan
fenomena alam melalui metode ilmiah. Sains tidak berusaha untuk menjawab
pertanyaan eksistensial tentang tujuan hidup atau makna kehidupan.

3. Metodologi:
- Agama: Agama bergantung pada wahyu, kepercayaan, dan ajaran kitab suci.
Pemahaman agama didasarkan pada iman, doa, dan praktik ibadah.
- *Sains*: Sains mengandalkan metode ilmiah yang melibatkan observasi,
pengujian hipotesis, dan pengumpulan bukti empiris. Sains berusaha untuk
menjelaskan fenomena alam secara objektif dan rasional.

4. Pendekatan terhadap Waktu:


- Agama: Banyak agama memiliki pandangan tentang penciptaan manusia yang
berkaitan dengan asal-usul dunia dan manusia yang terjadi dalam waktu yang tidak
dapat diukur dengan presisi ilmiah. Beberapa agama menerima konsep penciptaan
yang instan, sementara yang lain mungkin melihatnya sebagai proses berlangsung
selama ribuan tahun.
- Sains: Sains berusaha untuk menyusun kronologi dan menjelaskan asal-usul
manusia melalui evolusi, yang diukur dalam jutaan tahun. Ini adalah pandangan yang
berbeda dari pandangan agama yang mungkin menganggap penciptaan sebagai
tindakan ilahi yang instan.

Oleh karena itu, perbedaan konsep penciptaan manusia antara agama dan sains
terletak pada kerangka kerja, pendekatan, dan tujuan masing-masing. Agama
mengandalkan keyakinan spiritual dan ajaran ilahi, sementara sains berusaha untuk
memahami dunia melalui bukti empiris dan metode ilmiah. Keduanya memiliki peran
unik dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pemahaman tentang asal-usul dan
tujuan eksistensi mereka.

4. Kenapa manusia menjadi makhluk mulia dibandingkan seluruh makhluk


ciptaan Allah? Analisis

Jawab : Pandangan tentang manusia sebagai makhluk mulia dibandingkan dengan


makhluk lainnya dalam pandangan agama, khususnya dalam tradisi Islam, memiliki
akar dalam konsep yang disebutkan dalam al-Quran. Namun, penting untuk diingat
bahwa pandangan ini terkait dengan keyakinan agama dan dapat diinterpretasikan
secara berbeda oleh individu dan agama lainnya. Mari kita analisis mengapa manusia
dianggap sebagai makhluk mulia dalam konteks agama:

1. Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran: Dalam al-Quran, manusia sering kali


dianggap sebagai makhluk unggul yang diciptakan oleh Allah dengan cermat. Surah
Al-Tin (95:4) menggambarkan penciptaan manusia dengan kata-kata, "Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." Ini
menunjukkan bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah yang paling mulia.

2. Akal dan Kebebasan Berpikir: Salah satu aspek utama yang membedakan manusia
adalah akal dan kemampuan berpikir yang Allah anugerahkan kepada mereka.
Manusia memiliki kemampuan untuk memahami, merenungkan, dan membuat
keputusan yang bebas berdasarkan pengetahuan dan akal mereka. Ini menjadikan
manusia sebagai khalifah di bumi, yang bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

3. Tugas Moral dan Etika: Manusia juga dianggap memiliki tanggung jawab moral
yang tinggi dalam agama. Mereka diberikan kebebasan untuk memilih antara
kebaikan dan keburukan, dan diuji oleh Allah berdasarkan tindakan mereka.
Kemampuan manusia untuk mempraktikkan etika dan moralitas adalah salah satu
aspek yang menonjolkan mereka sebagai makhluk mulia.

4. Kemampuan untuk Mengembangkan Potensi: Manusia memiliki potensi untuk


berkembang dan memajukan diri mereka sendiri, baik dalam aspek spiritual,
intelektual, maupun sosial. Mereka diberikan kesempatan untuk mencari pengetahuan,
berinovasi, dan berkontribusi kepada masyarakat.

5. Peran sebagai Pemelihara Bumi: Dalam pandangan Islam, manusia diberikan


tanggung jawab sebagai pemelihara bumi (khalifah) untuk menjaga alam dan makhluk
lainnya dengan bijaksana. Ini menegaskan pentingnya manusia dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan lingkungan.

Pandangan tentang manusia sebagai makhluk mulia dalam pandangan agama adalah
bagian penting dari keyakinan spiritual dan nilai moral dalam tradisi tertentu. Namun,
pandangan ini tidak selalu diakui atau dipahami oleh semua agama atau pandangan
dunia. Setiap tradisi agama dan kepercayaan memiliki pandangan unik tentang peran
dan status manusia dalam penciptaan, dan ini dapat bervariasi secara signifikan antara
budaya dan keyakinan.

Anda mungkin juga menyukai