Anda di halaman 1dari 23

DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR

KULIAH KE-03

DR. MUJIATI SURIANATA,MT


MATERI 03

• MENYIAPKAN DATA HUJAN UNTUK PERENCANAAN DRAINASE PERKOTAAN


• MENGHITUNG CURAH HUJAN RANCANGAN UNTUK PERENCANAAN DRAINASE PERKOTAAN
• MENGHITUNG WAKTU KONSENTRASI HUJAN
• MENGANALISA DEBIT BANJIR RANCANGAN
KASUS DRAINASE KOTA
DAS dengan tata guna lahan tidak
seragam 3. Perhitungan debit banjir rencana
Dibagi-bagi menjadi sub-DAS sesuai
dengan tata guna lahan (koef. C
homogen)
Koef. C Gabungan :
n
å A i Ci
Ukur luas tiap-tiap sub-DAS C DAS = i=1
n
å Ai
i=1

Luas DAS (ha)

P
Q
to = waktu limpas permukaan (dari titik
terjauh, P ke saluran terdekat, titik Q)
td = waktu limpas saluran (dari titik Q ke titik
R)
R Hitung debit di titk
Titik kontrol atau
muara DAS kontrol:
Ukur jarak limpas permukaan PQ (m) Q = 0,002778 CIA
Hitung kemiringan tanah PQ

Ukur panjang saluran QR (m) Hitung waktu limpas


permukaan, to

Perkirakan kecepatan aliran dalam tc = to = td (menit)


saluran = V, dan
hitung td = (PQ/60V) (menit)
Pakai kurva Intensitas Hujan,
diperoleh I (mm/jam)
HUJAN KAWASAN
n

P1 + P2 + P3 + ...... + Pn å
• RATA-RATA ALJABAR Pi
P= = i =1
n n
n
å Pi A i
• Poligon Thiessen P A + P2 A 2 + ...... + Pn A n
P= 1 1 = i =1

A1 + A 2 + .... + A n n

P61 å Ai
A61 i =1
A51
P71 110
P51
110
A71
P11 Stasiun hujan
A11 Garis isohyet
90
A41 A41
A21 105 Batas DAS
P3 P41 90 100
P21 A31 1 100

A21 A31
80 80 95

• Isohyet
75 A11

Outlet DAS

æ P + P2 ö æ P + P3 ö æ P + Pn ö
A1 ç 1 ÷ + A2 ç 2 ÷ + ...... + A n -1 ç n -1 ÷
è 2 ø è 2 ø è 2 ø
P=
A1 + A 2 + ..... + A n -1
PERHITUNGAN HUJAN KAWASAN
DENGAN METODA THIESSEN
Luas poligon
Nomor Pos Hujan (mm) A i x Pi
Thiessen (ha)
1 100 25 2.500
2 75 20 1.500
3 80 19 1.520
4 95 12 1.140
5 105 17 1.855
6 110 15 1.650
7 90 14 1.260
Jumlah - 122 11.355
n
å Pi A i 11355
P= i =1
n
= = 93,07 mm
122
å Ai
i =1
LENGKUNG INTENSITAS – DURASI –
FREKUENSI HUJAN (IDF)

25
10
5
2
1
0,5
INTENSITAS HUJAN SEBAGAI FUNGSI WAKTU

2.9221
KALA ULANG 1/2-TAHUN I0,5 =
t + 24,27
KALA ULANG 1-TAHUN 4.887
I1 =
t + 31,26

6.841
KALA ULANG 2-TAHUN I2 =
t + 32,88
KALA ULANG 5-TAHUN 9.197
I5 =
t + 34,69
KALA ULANG 10-TAHUN 10.752
I10 =
t + 35,46
NOMOGRAF WAKTU LIMPASAN PERMUKAAN SEBAGAI
FUNGSI KEMIRINGAN LAHAN (S) DAN KOEFISIEN LIMPASAN
CONTOH HASIL PERHITUNGAN DEBIT

Koefisien Waktu Intensitas


Segmen Panjang Debit
No. DTA (km2) runoff konsentrasi tc hujan
Saluran (m) (m3/dt)
(C) (menit) (mm/jam)
1 1 -H 895 0,219 0,650 25 117 4,63
2 H-G 1.364 1,094 0,599 50 85 15,45
3 G -F 1.024 1,602 0,615 65 73 19,94
4 F - F' 0 4,537 0,570 85 61 44,04
5 F' - E 1.027 5,512 0,593 118 49 44,06
6 E-D 1.061 5,866 0,609 133 44 44,05
7 D - D' 0 5,866 0,609 133 44 44,05
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Metoda yang digunakan dalam
memperkirakan debit berdasarkan
ketersediaan data
METODE RASIONAL
Metode Rasional merupakan rumus yang tertua dan yang terkenal di antara rumus-rumus
empiris. Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau
saluran dengan daerah pengaliran yang terbatas.
q Coldman (1986) dalam Suripin (2004), Metode Rasional dapat digunakan untuk daerah
pengaliran < 300 ha.
q Ponce (1989) dalam Bambang T (2008), Metode Rasional dapat digunakan untuk daerah
pengaliran < 2,5 Km2.
q Departemen PU, SKSNI M-l8-1989-F (1989), dijelaskan bahwa Metode Rasional dapat
digunakan untuk ukuran daerah pengaliran < 5000 Ha.
q Asdak (2002), dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran > 300 ha, maka ukuran daerah
pengaliran perlu dibagi menjadi beberapa bagian sub daerah pengaliran kemudian
Rumus Rasional diaplikasikan pada masing-masing sub daerah pengaliran.
q Montarcih (2009) dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran ) 5000 Ha maka koefisien
pengaliran (C) bisa dipecah-pecah sesuai tata guna lahan dan luas lahan yang
bersangkutan.
q Suripin (2004) dijelaskan penggunaan Metode Rasional pada daerah pengaliran dengan
beberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan dengan pendekatan nilai C gabungan
atau C rata-rata dan intensitas hujan dihitung berdasarkan waktu konsentrasi yang
terpanjang.
Q = 0,278 . C . I . A
Dimana:
Q : debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
C : angka pengaliran (tanpa dimensi).
A : luas daerah pengaliran (Km2).
I : intensitas curah hujan (mm/jam).
Metode Rasional di atas dikembangkan berdasarkan asumsi sebagai berikut:
1. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh
daerah pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (t.)
daerah pengaliran.
2. Periode ulang debit sama dengan periode ulang hujan.
3. Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah tetap untuk
berbagai periode ulang.
Menghitung waktu konsentrasi (tc )
Angka Kekasaran Permukaan Lahan
tc = to + td (menit)
Daerah pengaliran:
tempat curah hujan
A : titik terjauh mengalir, menuju ke titik
B : titik tinjau tinjau tertentu.
to : inlet time
td : conduit time

to
B

td

16
to = waktu limpas permukaan

0.195
æ Lo ö
t0 = 60 * 0,0195ç ÷
è sø
Rumus lain...
0.167
to = æ2 n ö
çç ´ 3.28 ´ L 0 d ÷÷
è3 sø

to = waktu limpas permukaan (menit)


L0 = jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (m)
s = kemiringan daerah pengaliran (0,005 – 0,02)
A
Luas daerah 100 x 400
to meter = 4 Ha = 0,04 km2
B lua
C

Jarak dari A ke B = 50 meter


Jarak dari B ke titik tinjau C = 400 meter
Kemiringan lahan 1%
Saluran drainase sekunder dari beton,
kecepatan 0,2 m/det
jarak limpasan 125
m,
kemiringan DAS 3%,
Koef. pengaliran
0,30

Dengan menarik garis


Maka to = 23 menit

Sumber : Hindarko (2000) 19


Waktu konsentrasi (tc)
Dapat juga dihitung dengan rumus

Rumus æ L0.6 × n 0.6 ö


Kinematik
t c = 0.93 çç 0.4 0.3 ÷÷
è i ×S ø

Bransby L æ 1 ö
tc = 21.3 ç 0.4 0.2 ÷
William 5280 è A × S ø

Dan rumus tc yang lainnya…. 20


Koefisien pengaliran (C), didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan
terhadap intensitas hujan. Perkiraan atau pemilihan nilai C secara tepat sulit dilakukan,
karena koefisien ini antara lain bergantung dari:
q Kehilangan air akibat infiltrasi, penguapan, tampungan permukaan
q lntensitas dan lama hujan.
Dalam perhitungan drainase permukaan, penentuan nilai C dilakukan melalui pendekatan
yaitu berdasarkan karakter permukaan. Kenyataan di lapangan sangat sulit menemukan
daerah pengaliran yang homogen. Dalam kondisi yang demikian, maka nilai C dihitung
dengan cara berikut:
Koefisien pengaliran (C) untuk Rumus Rasional
Perhitungan intensitas hujan (i) menggunakan Rumus
Mononobe.

Anda mungkin juga menyukai