Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tegar Cinta Hutagalung

Kelas/NIM : 4a/ 21.3706

Mata Kuliah : Hermen PB I

Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Rospita Siahaan

Laporan bacaan tekstur sosial budaya (Social and Cultural Texture)

4.1 Topik Sosial Khusus; Respon Sosial terhadap Dunia

Diikuti dengan perkembangan zaman, teologi semakin membuka diri terhadap


cabang-cabang ilmu lainnya termasuk juga dengan sosiologi. Kini teori-teori sosial
banyak digunakan dalam memahami teks Alkitab. Salah satu teori sosiologi yang
banyak digunakan dalam memahami PB adalah teori Bryan R. Wilson yaitu tentang
tipologi sekte. Sekte yang ditunjukkan disini bukanlah mengarah kepada suatu
kelompok aliran agama, melainkan lebih mengarah pada penekanan ajaran sebuah
ajaran/aliran berdasarkan respon mereka terhadap dunia. Dasar berpikir tipologi ini
adalah dunia yang korup dan menyimpang.

Tujuh tipe sekte menurut Wilson, yaitu:

1. Conversionist: Dunia ini korup karena manusia yang hidup didalam nya juga
korup. Jika manusia berubah, dunia pasti berubah dan selamat. Jadi,
keselamatan hanya dapat terjadi melalui perubahan hati manusia melalui
campur tangan Allah/Ilahi.
2. Revolusionist: Dunia ini sudah sangat korup dan tidak mungkin lagi
diperbaiki. Tidak ada usaha yang dapat dilakukan manusia untuk
menyelamatkan dunia ini. Keselamatan hanya dapat terwujud melalui
penghancuran dunia dengan campur tangan ilahi.
3. Introversionist: dunia sudah begitu jahat sehingga manusia harus menjauhkan
diri dari dunia. Keselamatan dapat diperoleh hanya jika manusia
mengasingkan diri dari dunia luar.
4. Manipulationist: kejahatan selalu ada di dunia: kehadirannya tidak dapat
dipungkiri dan tidak ada yang dapat dilakukan terhadap kenyataan ini. Pilihan
satu-satunya adalah menemukan cara bagaimana supaya dapat bertahan hidup
dalam keadaan yang demikian.
5. Thaumaturgical: dunia yang korup ini hanya dapat ditolong dengan campur
tangan ilahi secara supernatural. Keselamatan dan pertolongan hanya
diperoleh melalui kekuatan ilahi dan magis. Keselamatan merupakan
pengalaman pribadi atas kuasa supernatural.
6. Reformist: dunia yang penuh dengan kejahatan ini dapat diselamatkan dengan
mengubah struktur sosialnya. Keselamatan dapat terwujud melalui reformasi
sosial.
7. Utopian: dunia ini sudah sangat korup sehingga dunia harus ditata ulang
sesuai dengan kehendak ilahi. Sebuah tatanan sosial yang baru dan ilahi akan
menghancurkan kejahatan.

4.1.1 Respons sosial terhadap Dunia dalam 1 Korintus 12; Coversionist,


Manipulationist, dan Thaumaturgical

Dalam 12:1-3 Paulus mengingatkan jemaat Korintus tentang kehidupan mereka di


masa lalu dimana mereka ditarik kepada berhala bisu. Kebiasaan ini tidak boleh
dibawa masuk kedalam ibadah jemaat karena tanda dari orang dipenuhi Roh tidak
harus mengucapkan kata-kata yang tidak jelas. Pengucapan dan pengakuan bahwa
“Yesus adalah Tuhan” yang diucapkan dengan benar dan sadar.
Respon manipulationist juga terdapat dalam bagian ini karena Paulus tidak
menyalahkan keinginan mereka untuk menjadi orang rohani. Yang Paulus salahkan
adalah cara dan alatnya. Paulus menegaskan bahwa untuk menjadi orang rohani
jemaat Korintus tidak harus memilki karunia yang luar biasa; caranya bukanlah
melalui bahasa roh ataupun pengalaman ekstasi, melainkan pengakuan akan
ketuhanan yesus.
Setelah penjelasan pemahaman Roh secara mendasar Paulus kemudian menjelaskan
manifestasi Roh secara khusus dalam kharismata. Unsur thaumaturgical muncul
dalam karuia iman, karunia penyembuhan dan perbuatan ajaib dalam 12,19 10.
Karunia iman yang dimaksud bukan iman yang dimasud adalah “iman khusus” yang
menghasilkan perbuatan-perbuatan ajaib seperti memindahkan gunung.

4.1.2 Respons sosial terhadap Dunia dalam 1 Korintus 13: Conversionist,


Utopian, Revolusionist
Kasih merupakan topik pasal 13; segala sesuatu adalah sia-sia tanpa kasih (ayat 1-3)
dan segala sesuatu akan berakhir tetapi kasih tidak (ayat8-13). Kasih bukanlah teori
semata melainkan perbuatan yang nyata dalam kehidupan (ayat4-7), kasih
digambarkan dalam 15 karakter Kristus. Jemaat Korintus diharapkan untuk hidup di
dalam kasih sebagaimana Kristus. Pengharapan injil ini bernuansa Utopis.
Respons Utopis ini dibarengi dengan respons rovolusionist. Dalama rangka
menjelaskan kekelan kasih, Paulus menjelaskan kefanaan glossolalia, nubuat, dan
pengetahuan.

4.1.3 Respons Sosial terhadap Dunia dalam 1 Korintus 14: Conversionist dan
Manipulationist

Paulus perlahan-lahan namun pasti mempengaruhi jemaat Korintus untuk melakukan


sesuatu di dalam ibadah demia pembangunan jemaat dan bukan demi diri sendiri.
Jika selama ini mereka mengejar karunia bahasa roh, maka kini mereka harus
mengejar karunia bernubuat karena karunia bernubuat lebih bermanfaat daripada
bahasa roh untuk pembangunan jemaat ( ayat 1-5). Nasihat ini jelas sekali
mengandung respons conversionist karena mengajak jemaat Korintus berubah dari
mementingkan kepentingan jemaat.

4.1.4 Kesimpulan respons Sosial terhadap Dunia: Conversionist dan


Manipulationist

Dalam sebuah teks biasanya terdapat tidak hanya satu jenis tipologi, melainkan
beberapa sekaligus. Dari tujuh tipologi Wilson terdapat lima tipe dalam 1 Korintus
12-14, yaitu Conversionist, Revolutionist, Manipulationist, thaumaturgical. Dan
utopian.
Thaumaturgical tidak terlalu dominan karena dalam Paulus menyebutkan tiga
kharismata yang melakukan keajaiban (12;8-10,28-30) tanpa penekanan sama sekali.
Dalam keseluruhan surat 1 korintus Paulus tidak menyinggung mujizat. Tipe utopia
juga tidak mendapat penekanan. Meskipun ada unsur utopia dalam pasal 13, yang
ditekankan adalah penyempurnaan dunia ini.
Respons yang menonjol dalam 1 Korintus 12-14 adalah Conversionist dan
Manipulationist. Paulus menasihati mereka agar mengubah pola pikir mereka yang
dari mengutamakan pengalaman ekstatik melalui glossolalia ke pengalaman roh yang
mengakui ketuhanan Yesus. Paulus mempralktikkan kasih menjadi hidup yang penuh
kasih.

Anda mungkin juga menyukai