Anda di halaman 1dari 4

Nama : Radi

Nim : 230241452

Matakuliah : Bahasa Indonesia

Jurusan : PJKR

Dosen : Lili Liana, S.Pd., M.Pd

1) A. Pemilihan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia didasarkan


pada pertimbangan sejarah, linguistik, dan politik. Bahasa Melayu telah digunakan
secara luas dalam interaksi perdagangan dan budaya di wilayah Nusantara. Selain itu,
keputusan tersebut mencerminkan semangat persatuan antar etnis dan suku di
Indonesia, mengingat bahasa Melayu dapat diterima oleh berbagai kelompok etnis.

B. Saat ini, bahasa Indonesia terus berkembang seiring dengan dinamika masyarakat
dan perkembangan teknologi. Peningkatan konektivitas global juga mempengaruhi
bahasa Indonesia, dengan adopsi kata-kata baru dan istilah-istilah asing. Di era digital,
media sosial, dan teknologi informasi memainkan peran penting dalam penyebaran
bahasa Indonesia. Pemerintah dan lembaga bahasa terus berupaya untuk merawat dan
memperkaya kosa kata, serta menjaga keberagaman bahasa dalam masyarakat.

C. Tidak selalu. Bahasa gaul atau slang adalah bagian alami dari perkembangan
bahasa dan dapat mencerminkan dinamika sosial masyarakat. Meskipun munculnya
kata-kata baru bisa terjadi melalui bahasa gaul, ini tidak selalu mengancam eksistensi
bahasa Indonesia. Sebaliknya, hal ini dapat menunjukkan fleksibilitas dan
adaptabilitas bahasa terhadap perubahan zaman. Pentingnya tetap memperhatikan
norma dan nilai keberagaman bahasa untuk memastikan kelangsungan dan integritas
bahasa Indonesia.

D. Aturan pemerintah tentang pemakaian bahasa Indonesia memiliki tujuan positif


dalam menjaga keberlanjutan dan keseragaman bahasa. Mendorong penggunaan
bahasa Indonesia secara resmi dapat memperkuat identitas nasional dan mendukung
komunikasi yang efektif di tingkat nasional. Namun, perlu diperhatikan agar aturan
tersebut tidak menghambat keberagaman bahasa dan budaya yang ada di Indonesia.
Keseimbangan antara pemeliharaan bahasa nasional dan pengakuan terhadap
keanekaragaman lokal perlu dijaga untuk menciptakan lingkungan yang inklusif.

2) Ejaan yang benar sangat penting dalam penulisan bahasa karena memberikan
kerangka aturan yang konsisten untuk komunikasi tertulis. Ejaan yang tepat
memudahkan pemahaman dan memastikan pesan disampaikan dengan jelas.
Meskipun kesalahan berbahasa sering terjadi, menerapkan ejaan membantu
mengurangi tingkat keambiguitasan dan meningkatkan keseragaman.

Ketika aturan ejaan diabaikan, komunikasi dapat menjadi kurang efektif dan dapat
menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, penerapan aturan ejaan membantu
memelihara integritas bahasa, memastikan pemahaman yang seragam, dan
mendukung pertukaran informasi yang akurat.

Meskipun kesalahan mungkin tak terhindarkan, upaya untuk memahami dan


memperbaiki kesalahan tersebut adalah bagian dari upaya kolektif untuk memelihara
kualitas komunikasi tulis.

Contoh:
Penyusunan Kata yang Salah:
Kesalahan: “Pergi kekantor.”
Koreksi: “Pergi ke kantor.”

Penggunaan Tanda Baca yang Tidak Tepat:


Kesalahan: “Tolong, beri saya tahu kapan kamu datang.”
Koreksi: “Tolong beri saya tahu kapan kamu datang.”

Cara Menghindari:

Pendidikan Formal:
Memastikan pendidikan formal memberikan penekanan pada pemahaman aturan
ejaan dan tata bahasa.
Meningkatkan Literasi Bahasa:
Masyarakat dapat meningkatkan literasi bahasa dengan membaca lebih banyak dan
mengikuti kursus bahasa jika diperlukan.

3) 1.Angin pun semilir terasa menyejukkan hati. Embun masih tampak berkilauan.
Matahari belum tinggi benar. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari
bunga yang satu ke bunga yang lain. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar
matahari
2.Ide Pokok:
Pemandangan pagi yang indah diiringi oleh hembusan angin lembut, embun yang
berkilauan, matahari yang belum sepenuhnya tinggi, serta kehadiran kupu-kupu dan
warna-warni bunga yang indah saat terkena sinar matahari
3.Jenis Paragraf:
Deskriptif.

4) A. Paragraf tersebut telah memenuhi beberapa prinsip kalimat efektif seperti


kehematan kata, kecermatan, kesepadanan, kelogisan, dan ketegasan. Namun,
beberapa kalimat bisa ditingkatkan untuk mencapai kepaduan yang lebih baik.

B. Induk Kalimat dan Anak Kalimat:


Induk Kalimat:
"Kesuksesan seseorang pada zaman ini ditentukan dengan keterampilan membaca,
karena dengan adanya kegiatan membaca kita dapat memperoleh informasi dan
pengetahuan."
Anak Kalimat:
"Namun kegiatan membaca dan peminatnya sangat rendah."
"Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan survei yang dilakukan oleh IEA (International
Education Achievement) pada tahun 2000 yang memperoleh hasil dengan kualitas
membaca anak-anak Indonesia pada peringkat 29 dari 31 Negara."
"Kalimat efektif memiliki karakter dan perinsip yaitu kehematan kata, kecermatan,
kesepadanan, kelogisan, kepararelan, ketegasan, dan kepaduan."
Jenis Kalimat:
Jenis kalimat pada paragraf ini adalah campuran antara kalimat deklaratif, eksplanatif,
dan argumentatif.

C. Kalimat Aktif:
"IEA (International Education Achievement) melakukan survei pada tahun 2000 dan
mendapati bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia berada pada peringkat 29
dari 31 Negara."

Anda mungkin juga menyukai