1
Tujuan Kegiatan
2
BLUE PRINT BY SISTEM
Sistem tubuh %
Pernafasan 8-12%
Jantung Pembuluh darah dan sistem
8-12%
limfatik
Pencernaan dan hepatobilier 8-12%
Saraf dan perilaku 12-16%
Endokrin dan metabolisme 6-10%
Muskulo skleletal 6-10%
Ginjal dan saluran kemih 6-10%
Reproduksi 8-12%
Integumen 3-7%
Darah dan sistem kekebalan imun 3-7 %
Penginderaan 2-4 %
Kesehatan jiwa 6-10%
Manejemen keperawatan 3-5%
PEMBAHASAN
4
01
Seorang perempuan 36 tahun dirawat diruang bedah akibat luka bakar.
Hasil pengkajian: luka bakar daerah lengan kiri dan kanan, dada dan
perut. TD 120/80 mmHg, frekuensi napas 25 x/mnt, frekuensi nadi 98
x/mnt, BB 60 kg, TB 165 cm, pasien diberikan cairan pada 8 jam pertama.
Rule of Nine
10
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan
data lokasi luka bakar pada
Tangan kanan ; 9 %
Kaki kanan : 9 %
Sebagian dada : 4,5 %
15
04
Seorang laki laki usia 40 tahun datang ke poliklinik kulit. Pasien mengeluh
gatal pada kulit. Hasil pemeriksaan kulit terdapat penebalan kulit, terdapat
bula cairan dan ruam merah. Pasien di diagnosis herpes zoster (herpes
zoster).
Berdasarkan kasus tersebut, apakah yang akan dilakukan oleh perawat untuk
pemeriksaan penunjang untuk memastikan dianosa tersebut?
a) Uji tempel
b) Biopsi kulit
c) Kultur lesi
d) Pemeriksaan leukosit
e) Pemeriksaan darah lengkap
16
Pembahasan
Dengan presentasi klasik herpes zoster, pemeriksaan
klinis bersifat diagnostik. Kultur virus pada lesi
memberikan diagnosis pasti. Herpes zoster (herpes
zoster) adalah disebabkan oleh reaktivasi virus
varicella-zoster, virus yang menyebabkan cacar air.
Tes tempel adalah tes kulit yang melibatkan
pemberian alergen ke permukaan kulit
mengidentifikasi alergi spesifik.
Biopsi akan memberikan pemeriksaan sitologis
jaringan. Dalam pemeriksaan cahaya Wood, kulit
dilihat di bawah sinar ultraviolet untuk
mengidentifikasi supervisial infeksi pada kulit.
17
05
Seorang laki laki usia 58 tahun di rawat di ruang bangsal. Pasien bedres
ditempat tidur. Perawat melakukan kesimpulan pada dokumentasi bahwa
pasien memiliki ulkus stadium II di daerah sakrum.
Dari hasil dokumentasi pemeriksaan tersebut, bagimanakan perawat
melakukan penilaian daerah sacral pasien?
a) Kulit merah
b) Kulit utuh
c) Kehilangan kulit dengan ketebalan penuh
d) Tulang terbuka, tendon, atau otot
e) Kehilangan kulit sebagian-tebal pada dermis
18
05
Seorang laki laki usia 58 tahun di rawat di ruang bangsal. Pasien bedres
ditempat tidur. Perawat melakukan kesimpulan pada dokumentasi bahwa
pasien memiliki ulkus stadium II di daerah sakrum.
Dari hasil dokumentasi pemeriksaan tersebut, bagimanakan perawat
melakukan penilaian daerah sacral pasien?
a) Kulit merah
b) Kulit utuh
c) Kehilangan kulit dengan ketebalan penuh
d) Tulang terbuka, tendon, atau otot
e) Kehilangan kulit sebagian-tebal pada dermis
19
Pembahasan
Pada ulkus stadium II, kulit tidak utuh. Hilangnya ketebalan
bagian kulit dermis telah terjadi. Ini hadir sebagai ulkus
terbuka yang dangkal dengan tempat tidur luka merah-merah
muda, tanpa mengeluh. Ini juga dapat muncul sebagai lepuh
yang terisi penuh, terbuka atau pecah, serum.
Stadium I: Kulit merah dan belum ada luka/lecet.
Stadium III: Kerontokan kulit terjadi.
Stadium IV: Tulang terbuka, tendon, atau otot kelihatan.
20
06
Seorang laki laki usia 48 tahun dirawat bangsal dengan luka bakar 12%.
Pasien menjalani penggantian cairan 12 jam yang lalu. Kondisi saat ini hasil
pemeriksaan bahwa Tekanan darah 90/50 mm Hg, frekuensi nadi 110 kali /
menit, dan output urin 20 mL selama satu jam terakhir.
Perawat melaporkan temuannya ke dokter, tindakan apa yang akan
dilakukan oleh perawat?
a) Mentransfusikan 1 unit PRC
b) Pemberian diuretik untuk meningkatkan produksi urin
c) Meningkatkan jumlah cairan intravena (IV) RL di dikelola per jam
d) Mengubah RL IV menjadi cairan Dextrose
e) Berikan cairan oral
21
06
Seorang laki laki usia 48 tahun dirawat bangsal dengan luka bakar 12%.
Pasien menjalani penggantian cairan 12 jam yang lalu. Kondisi saat ini hasil
pemeriksaan bahwa Tekanan darah 90/50 mm Hg, frekuensi nadi 110 kali /
menit, dan output urin 20 mL selama satu jam terakhir.
Perawat melaporkan temuannya ke dokter, tindakan apa yang akan
dilakukan oleh perawat?
a) Mentransfusikan 1 unit PRC
b) Pemberian diuretik untuk meningkatkan produksi urin
c) Meningkatkan jumlah cairan intravena (IV) RL di dikelola per jam
d) Mengubah RL IV menjadi cairan Dextrose
e) Berikan cairan oral
22
Pembahasan
Manajemen cairan selama 24 jam pertama setelah luka bakar
umumnya termasuk infus Ringer laktat.
Resusitasi cairan ditentukan oleh output urin dan output urin per
jam harus setidaknya 30 mL / jam.
Keluaran urin pasien tidak mencukupi resusitasi cairan, yang
menempatkan pasien pada risiko tidak memadai perfusi otak,
jantung, ginjal, dan organ tubuh lainnya.
Karena itu dokter akan meresepkan peningkatan dalam jumlah
larutan Ringer laktasi IV yang diberikan per jam. Pemberian
diuretik tidak akan memperbaiki masalah karena itu tidak akan
menggantikan cairan yang dibutuhkan.
Cairan Dekstros adalah larutan isotonik dan larutan isotonik
menjaga keseimbangan cairan. Jenis solusi ini dapat diberikan
setelah 24 jam pertama setelah luka bakar, tergantung pada
kebutuhan fisiologis pasien. Penggantian darah tidak digunakan
untuk terapi cairan untuk luka bakar.
23
Pembahasan
24
07
Seorang laki laki usia 36 tahun dengan luka bakar pada punggung dan
tungkai kaki. Hasil pemeriksaan di dapatkan luka grade III. Perawat
memberikan cairan secara intravena seperti yang ditentukan dokter.
25
07
Seorang laki laki usia 36 tahun dengan luka bakar pada punggung dan
tungkai kaki. Hasil pemeriksaan di dapatkan luka grade III. Perawat
memberikan cairan secara intravena seperti yang ditentukan dokter.
26
Pembahasan
Resusitasi cairan yang berhasil atau adekuat pada
pasien ditandai oleh tanda-tanda vital yang stabil,
output urin yang adekuat, denyut nadi tepi teraba,
dan sensorium yang jernih. Namun, indikator yang
paling dapat diandalkan untuk menentukan
kecukupan resusitasi cairan adalah urin output.
Untuk orang dewasa, volume urin per jam harus 30
hingga 50 mL.
Perhatikan subjek pertanyaan, resusitasi cairan.
Output urin paling tepat dengan subjek cairan
pemberian. Pelajari perawatan pasien luka bakar
selama resusitasi cairan.
27
08
Seorang laki laki usia 39 tahun dengan luka bakar di rawat diruang isolasi.
Pasien mendapat terapi Mafenide acetate (Sulfamylon). Setelah di berikan
pasien mengeluh ketidaknyamanan dikulit dan terasa terbakar.
Tindakan apakah yang harus dilakukan perawat terhadap kasus tersebut?
a) Beri tahu dokter.
b) Hentikan pengobatan.
c) Beri tahu pasien bahwa ini normal.
d) Berikan yang lebih tipis dari yang ditentukan pada daerah luka bakar.
e) Berikan anti alergi
28
08
Seorang laki laki usia 39 tahun dengan luka bakar di rawat diruang isolasi.
Pasien mendapat terapi Mafenide acetate (Sulfamylon). Setelah di berikan
pasien mengeluh ketidaknyamanan dikulit dan terasa terbakar.
Tindakan apakah yang harus dilakukan perawat terhadap kasus tersebut?
a) Beri tahu dokter.
b) Hentikan pengobatan.
c) Beri tahu pasien bahwa ini normal.
d) Berikan yang lebih tipis dari yang ditentukan pada daerah luka bakar.
e) Berikan anti alergi
29
Pembahasan
Mafenide asetat (Sulfamylon) adalah
bakteriostatik untuk organisme gram
negatif dan gram positif dan digunakan
untuk mengobati luka bakar untuk
mengurangi bakteri yang ada dalam
jaringan avaskular.
Pasien harus diberi tahu bahwa obat
tersebut akan menyebabkan rasa tidak
nyaman dan rasa terbakar lokal dan
bahwa ini adalah reaksi normal.
30
09
Seorang laki laki usia 45 tahun dengan diagnosis systemic lupus
erythematous (SLE). Perawat memonitor kondisi pasien.
Pengkajian yang harus di dapatkan pada pasien dengan systemic lupus
erythematous (SLE) untuk mengetahui bahwa yang berikut ini adalah salah
satunya tanda-tanda karakteristik awal adalah?
a) Penambahan berat badan
b) Suhu di bawah normal
c) Peningkatan jumlah sel darah merah
d) Ruam pada wajah melintasi jembatan hidung dan di pipi
e) Peningkatan suhu
31
09
Seorang laki laki usia 45 tahun dengan diagnosis systemic lupus
erythematous (SLE). Perawat memonitor kondisi pasien.
Pengkajian yang harus di dapatkan pada pasien dengan systemic lupus
erythematous (SLE) untuk mengetahui bahwa yang berikut ini adalah salah
satunya tanda-tanda karakteristik awal adalah?
a) Penambahan berat badan
b) Suhu di bawah normal
c) Peningkatan jumlah sel darah merah
d) Ruam pada wajah melintasi pertengahan hidung dan di pipi
e) Peningkatan suhu
32
Pembahasan
Lesi kulit atau ruam pada wajah
melintasi pertengahan hidung dan pipi
adalah tanda karakteristik awal lupus
erythematosus sistemik (SLE).
Demam dan penurunan berat badan
juga dapat terjadi. Anemia
kemungkinan besar akan terjadi
kemudian pada SLE.
33
10
Seorang laki laki usia 52 tahun dengan diagnosis HIV AIDS di rawat ruang
penyakit dalam. Pasien mengeluh badan terasa lemah. Saat ini pasien
sedang menjalani kemoterapi karena Ca Rektum. Perawat membantu dalam
perencanaan perawatan.
Tindakan keperawatan prioritas dalam rencana perawatan adalah?
a) Melindungi klien dari infeksi
b) Memberikan dukungan emosional untuk mengurangi rasa takut
c) Mendorong diskusi tentang gaya hidup perubahan
d) Memberikan nutrisi suplemen
e) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan kekebalan tubuh fungsi
34
10
Seorang laki laki usia 52 tahun dengan diagnosis HIV AIDS di rawat ruang
penyakit dalam. Pasien mengeluh badan terasa lemah. Saat ini pasien
sedang menjalani kemoterapi karena Ca Rektum. Perawat membantu dalam
perencanaan perawatan.
Tindakan keperawatan prioritas dalam rencana perawatan adalah?
a) Melindungi klien dari infeksi
b) Memberikan dukungan emosional untuk mengurangi rasa takut
c) Mendorong diskusi tentang gaya hidup perubahan
d) Memberikan nutrisi suplemen
e) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan kekebalan tubuh fungsi
35
Pembahasan
gangguan imunodefisiensi primer meliputi agammaglobulinemia X-
linked (XLA), defisiensi imun variabel umum (CVID) dan imunodefisiensi
gabungan (SCID) yang dikenal sebagai penyakit limfositosis.
imunodefisiensi sekunder yang disebabkan oleh sumber luar seperti
bahan kimia beracun atau infeksi. Sejumlah kondisi yang menyebabkan
gangguan imunodefisiensi sekunder, yaitu luka bakar parah,
kemoterapi, radiasi, diabetes atau kekurangan gizi. Contoh-contoh
gangguan imunodefisiensi sekunder meliputi AIDS, kanker pada sistem
kekebalan tubuh, penyakit imunitas, multiple myeloma, dan lainnya.
Pasien dengan defisiensi imun memiliki kekurangan atau tidak adanya
tubuh imun dan berisiko terinfeksi. Intervensi keperawatan prioritas
adalah untuk melindungi klien dari infeksi. Opsi b, c, d dan e mungkin
merupakan komponen perawatan tetapi bukan prioritas.
Gunakan teori Hirarki Kebutuhan Maslow untuk menjawab pertanyaan.
Ingatlah bahwa kebutuhan fisiologis adalah prioritas. Pelajari perawatan
klien dengan defisiensi imun jika mengalami kesulitan 36 dengan
pertanyaan ini.
Strategi LULUS
UKOM
37
Strategi Ukom
1. Kenali kemampuan Anda, cara/metode belajar yang
tepat bagi diri Anda
2. Kenali blue print soal yang akan diujikan pada uji
kompetensi
3. Kenali jumlah, bentuk soal, dan waktu mengerjakan
(180 soal / 180 menit)
4. Kenali bagian/tubuh soal (Vignette, Lead in, Options)
5. Cobalah untuk tenang dalam menjawab soal dan jangan
tergesa-gesa.
6. Ikuti kegiatan try out/uji coba Ukom.
7. Berdoa/Restu Orang Tua
38
Blue print soal ukni
41
Jangan lupa niat, berusaha (ikhtiar),
BERDOA
44