Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENERAPAN KONSEP BAGI HASIL PADA ROTTE

BAKERY CABANG SUKA KARYA


‘Di ajukan untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah Bisnis Syariah ‘

Oleh
HIDAYATUL HASANAH
NIM: 2001851

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


STAI H.M LUKMAN EDY
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ANALISI PENERAPAN KONSEP

BAGI HASIL PADA ROTTE BAKERY CABANG SUKA KARYA ini tepat pada waktu

yang telah ditentukan.Adapun tujuan dari penulisan laporan penelitian lapangan ini

adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada bidang Binis Syari'ah. Selain itu ini juga

bertujuan untuk menambah wawasan tentang sistem bagi hasil. Untuk pembaca dan

juga bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Nurkhozin S Hadi, MP

selaku dosen pengampu mata kuliah, yang telah memberikan tugas ini sehingga

dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang

penulis ini.Penulis juga mengucapkan termakasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Lapangan ini. Penulis menyadari, laporan yang penulis tulis ini jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan

demi kesempurnaan laporan penelitian lapangan ini.

Pekanbaru, 12 Mei 2022


PENDAHULUAN
Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukan perjanjian atau ikatan

bersama di dalam melakukan usaha. Didalam usaha tersebut diperjanjikan adanya

pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat di antara kedua belah pihak

atau lebih.

Industri Bakery saat ini sedang mengalami pertumbuhan dan perkembagan

yang baik. Hal ini di picu oleh pertumbuhan populasi kelas menegah, pendapatan

kaum muda meningkat, dan pola konsumsi orang-orang yang mengadopsi gaya

hidup berat. Oleh karena itu, produk roti menjadi makanan yang tidak bisa di

pisahkan dari masyarakat indonesia. Pada masa sekarang ini sudah banyak

pengusaha mengunakan prinsip syariah pada setiap kegiatan usahanya, agar sesuai

dengan ajaran islam dan di anggap memiliki pelayanan yang cukup baik.

Rotte Bakery merupakan usaha dagang yang menjual berbagai macam jenis

roti, mulai dari roti kering, berbagai macam varian donat, brownies dan cake ulang

tahun. Usaha rotte Bakery ini berdiri dengan berlandas islam yang tidak hanya

berorientasi kepada profit saja tetapi juga menjadi perusahaan yang dapat

bermanfaat bagi umat islam. Rotte Bakery sudah banyak tersebar di berbagai

daerah, salah satu nya Rotte Bakery cabang suka karya.

Rotte Bakery cabang suka karya juga menerapkan konsep bagi hasil pada

kegiatan usaha nya, yang dimana hasil itu dilakukan antara pihak Rotte selaku

pengelola modal dan pemilik modal atau bisa disebut mitra.


HASIL STUDI ( WAWANCARA)

Dari hasil wawancara, bapak Saiful menyakatakan nisbah bagi hasil antara

kedua belah pihak tersebut adalah 67% : 33% yang sudah di sepakati di awal

perjanjian untuk melakukan kerjasama, dengan ketentuan 67% untuk Rotteam ( 60%

karyawan cabang suka karya dan 7% manajemen Rotte Ragam Rasa) dan 33%

untuk mitra.

Hubungan diantara mitra ( pemilik modal ) dengan Rotteam ( pengelola

modal) yaitu:

1. Mitra ( Pemilik Modal ) akan mengeluarkan dana 100%untuk seluruh

kebutuhan yang di perlukan dalam kerja sama tersebut, dapat berupa

peralatan dapur, dan bahan baku.

2. Rotteam yaitu karyawan cabang suka karya dan manjemen

RotteRagam Rasa ( Pengelola Modal ) di sini mereka menyediakan

tenaga serta mengelola modal yang diberikan untuk mendapatkan

keuntungan. Gaji karyawan di lakukan dengan sistem pengupahan

yang di berikan pada tanggal awal bulan mingu pertama dan di tambah

dengan biaya konsumsi perhari.


1. Wawancara kepada kepala operasional

NO PERTAYAAN WAWANCARA JAWABAN

1. Dalam kesepakatan bagi hasil yang Ada dua pihak yang bekerja sama

dilakukan ada berapa pihak yang melakukan bagi hasil ini yaitu pemilik

bekerja sama? modal dan pengelola modal yaitu mitra

dan Rotteam.

2. a. Adakah pemberian modal dalam a. Tentu saja ada

kerja sama ini?

b. Usaha apa yang dilakukan dalam b. Usaha yang di lakukan dalam

kerja sama ini? bidang produsen roti.

c. Dalam bentuk apa pemabgain c. Dibagi dalam bentuk bagi hasil.

keuntungan dalam kerja sama ini?

3. Seperti apa cara pemilik modal dan Kesepakatan bagi hasil ini dilakukan

pengelola dalam melakukan secara tertulis serta di tanda tangani di

kesepakatan/akad? atas materai dan di depan notaris.

4. Apakah menurut bapak/ ibu usaha Dianggap sudah sesuai dikarena kan

Rotte Bakery ini sesuai dengan terdapat sistem bagi hasil dalam

syariat islam? kegiatan usahanya, jika ada kerugian

di tanggung bersama, sekian persen

dari keuntungan akan di sedekahkan.

5. Berapa persen nisbah bagi hasil Nisbah bagi hasil yaitu 67% : 33%

yang di sepakati? dimana 67% untuk pengelola modal

dan 33% untuk mitra.

6. Apakah ada dijelaskan mengenai Akad yang di gunakan adalah akad

akad apa yang digunakan dalam syariah atau akad mudharabah dimana
kesepakatan bagi hasil ini? mitra mengelurkan seluruh modal yang

di perukan dan pengelola mengelola

modal yang di berikan sehingga

mendapatkan keuntungan yang akan

di bagi sesuai nisbah bagi hasil.

7. Seperti apa bentuk pembagian Pembagian hasil keuntungan di

keuntungan dalam bagi hasil yang laksanakan sesuai dengan akad yang

dilakukan? telat di sepakati.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa penerapan

konsep bagi hasil yang di laksanakan oleh Rotte Bakery Cabang suka karya

sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam akad

mudharabah. Selain itu konsep bagi hasil pada Rotte Bakery cabang suka

karya sudah sah sesuai dengan aspek hukam isam, walaupun terdapat

beberapa dari mereka yang hanya mengerti bahwa akad yang di gunakan

afalah akad syariah.


KESIMPULAN
Setelah menguraikan hasil pembahasan mengenai penerapan konsep bagi

hasil yang dilakukan oleh Rotte Bakery cabang suka karya, dapat disumpulkan

bahwa dalam menjalankan kerjasama usaha antara pemilik modal ( mitra) dengan

pengelola modal ( rotteam) mengunakan akad mudharabah. Di tinjau dari ketentuan-

ketentuan akad mudharabah yaitu, rukun, syarat, jenis akad, bagi hasil,

Bagi hasil ini dilakukan antara pemilik modal dan pengelola modal tanpa di

tentukan jenis akad mudharabh yang diguakan. Bagi hasil dalam usaha ini di dapat

dari laba bersih setelah beban usaha dikeluarkan pajak, biaya produksi, sewa ruko,

dan yang lainya. Setelah itu, untuk menentukan keuntungan dalam bagi hasil ini

dilakukan dengan persentase nisbah bagi hasil yang telah di sepakati yaitu 67%

untuk pengelola modal dan 33% untuk mitra dan bila ada kerugiaan akan di

tanggung bersama.

Anda mungkin juga menyukai