Anda di halaman 1dari 41

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING REMAJA PENGGEMAR K-POP

YANG MELAKUKAN CELEBRITY WORSHIP

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Mochammad Sa’id, S.Psi., M.Si.

OLEH

1. Madinatul Ilmi Hidayah (210811612401)


2. Natasya Hanum Salsabila (210811612604)
3. Muhammad Iqbal

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii


DAFTAR TABEL ............................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ iii
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Fokus Penelitian ...................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................... 6
1.4 Manfaat penelitian ................................................................................................... 6
KAJIAN PUSTAKA............................................................................................................ 7
2.1 Psychological Well-being ......................................................................................... 7
2.2 Celebrity Worship .................................................................................................... 9
METODE PENELITIAN ................................................................................................... 10
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................................. 10
3.2 Partisipan Penelitian ............................................................................................. 10
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................................. 10
3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 12
4.1 Hasil Penelitian...................................................................................................... 12
4. 2 Deskripsi Data Wawancara .................................................................................. 12
PENUTUP ...................................................................................................................... 17
5. 1 Kesimpulan ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL
Table 1 Pedoman wawancara .............................................................................................. 22
Table 2 Pra Coding .............................................................................................................. 34
Table 3 Pra Coding 2 ........................................................................................................... 35
Table 4 Coding sesi 1 .......................................................................................................... 39
Table 5 Coding sesi 2 .......................................................................................................... 40
Table 6 Kategorisasi ............................................................................................................ 41

DAFTAR GAMBAR
Figure 1 Inform concent ...................................................................................................... 19

DAFTAR LAMPIRAN
Equation 1 transkrip verbatim ............................................................................................. 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan kemajuan teknologi saat ini memudahkan masyarakat untuk mengakses
informasi tentang apapun termasuk juga tentang budaya salah satunya adalah budaya korea.
K-pop sebagai budaya baru yang masuk ke Indonesia saat ini banyak digandrungi oleh
masyarakat dari semua kalangan. K-popers merupakan sebutan untuk orang-orang yang
mengidolakan entertainment korea mulai dari grup band hingga aktor. Terdapat survey yang
menyebutkan bahwa sebagian besar dari K-popers adalah kalangan remaja (Puspita &
Hermawan, 2013). Masa remaja sendiri adalah masa transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds,
2001). Pada tahap ini remaja mengalami kebingungan identitas versus identitas diri, dimana
remaja mulai harus memutuskan apa identitas diri mereka, siapakah mereka, bagaimana
peran mereka dalam lingkunganya dan tujuan apa yang hendak diraih (Erikson, 1989).
Dihubungkan dengan K-popers yang didominasi oleh remaja, bentuk identitas remaja
berpotensi dari hasil identifikasi remaja terhadap idola Kpop. Hal ini dapat diidentifikasi
melalui perubahan penampilan dan perilaku sehari-hari remaja setelah menyukai Kpop.
Perubahan perilaku tersebut seperti keinginan untuk menunjukkan kepada orang lain tentang
apa yang dikenakannya, seperti membeli merchandise, album atau barang-barang lainya
yang berkaitan dengan idolanya. Barang-barang tersebut merupakan identitas sosial yang
dipilih dan ditujukan kepada masyarakat sehingga ia dipandang sebagai penggemar Kpop
sesuai dengan tujuan (Jannah, 2014).
Bentuk perilaku K-popers tidak hanya bersifat konsumtif dengan membeli barang
tetapi juga dalam bentuk dukungan psikis dan sosial kepada kelompok sesama K-popers
maupun kepada idolanya melalui sosial media. Sehingga dapat diidentifikasi terdapat
komitmen yang dimiliki oleh Kpopers (Julita, 2019). Selain itu, Kpopers juga
mengeksplorasi fashion, musik, dekorasi kamar, gaya subkultural seperti bahasa, dan
modifikasi tari dan musik yang nantinya hal-hal tersebut akan adaptasi dalam kehidupan
sehari-hari (Wuryanta, 2011). Perilaku obsesi kepada idolanya ini disebut dengan celebrity
worship (Maltby et al, 2006). celebrity worship didefinisikan sebagai rasa kagum dan hormat
4
kepada sang idola dengan intensitas tidak biasa yang menimbulkan kecanduan bagi
penggemarnya ( Mandas et al. (2019) .
Psychological well-being merujuk pada perasaan seseorang mengenai aktivitas
hidup sehari-hari. Segala aktivitas yang dilakukan oleh individu yang berlangsung setiap
hari dimana dalam proses tersebut kemungkinan mengalami fluktuasi pikiran dan perasaan
yang dimulai dari kondisi mental negatif sampai pada kondisi mental positif, misalnya dari
trauma sampai penerimaan hidup dinamakan psychological well-being (Ryff,
1989).Sedangkan orang-orang yang melakukan celebrity worship mencerminkan beberapa
aspek patologis, salah satunya adalah memiliki tingkat well-being yang rendah (Maltby dkk.,
2001). Berdasarkan hal tersebut dapat diidentifikasi terdapat pengaruh antara worship
celebrity dengan psychological well-being.
Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai celebrity worship dengan
Psychological well-being dengan fokus subjek adalah dewasa awal. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa terdapat korelasi positif antara worship celebrity dengan psychological
well-being (Azzahra & Ariana, 2021). Penelitian lainya juga menggambarkan bagaimana
gambaran celebrity worship terhadap penggemar K-pop. Dalam penelitian ini tidak terdapat
variabel lain sebagai pendukung penelitian (Ayu & Astiti, 2020). Oleh karena penelitian
kami berfokus untuk mengukur aspek non patologis dari celebrity worship dengan subjek
remaja dan menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode penelitian. Oleh karena itu,
hal-hal tersebut menjadi pembeda penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada
sebelumnya.
Adanya penelitian ini untuk melihat dampak lebih spesifik tentang pengaruh
celebrity worship remaja K-pop pada psychological well-being, dengan begitu diharapkan
pengetahuan tentang dampak yang ditimbulkan dapat dikontrol sekaligus mengembangkan
aspek positif tentang celebrity worship pada remaja K-pop.

1.2 Fokus Penelitian


Fokus penelitian ini adalah pengaruh celebrity worship pada remaja K-pop terhadap
psychological well-being di Malang

5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui psychological well being remaja
kpopers yang melakukan celebrity worship

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yakni sebagai berikut.
1.4.1 Teoritis ( Ilmu pengetahuan)
Menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh celebrity worship pada remaja.
1.4.2 Praktis
a. Psikolog/Terapis
Menghasilkan Alternatif Solusi tentang pengaruh celebrity worship yang nantinya
dapat dimanfaatkan untuk menangani pengaruh celebrity worship
b. Masyarakat
Membantu Masyarakat dalam menghadapi pengaruh celebrity worship yang terjadi
di sekitar mereka

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Psychological Well-being


Dipaparkan oleh Ryff (1989) psychological well-being adalah konstruksi
multidimensional yang terbentuk dari sikap terhadap hidup seseorang. dijelaskan kembali
bahwa konsep dari psychological well-being ini berkaitan dengan perasaan pribadi yang
dirasakan individu dalam menjalani kehidupan sehari-sehari dan pengungkapan perasaan
tersebut sebagai hasil dari pengalaman hidupnya.
psychological well-being dalam 6 dimensi (Ryff, 1989) yaitu self-acceptance,
personal growth, positive relations with others, autonomy, purpose in life, and
environmental mastery. Dimensi-dimensi tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Self-acceptance (penerimaan diri)
Dimensi ini berkaitan dengan opini positif seseorang tentang dirinya
sendiri. Lain halnya dengan narsistik atau kebutuhan pemuasan diri yang
sedikit (self esteem ) tetapi self-acceptance mengacu pada pembentukan self-
regard atau harga diri yang terdapat aspek positif dan negatif dalam dirinya
(Ryff & Singer, 2003). Orang yang mampu menerima kegagalan dirinya
adalah orang yang fully-individuated (Jung 1933; Von Franz, 1964). Terkait
pula dengan konsep integrity versus despair yang dikemukakan oleh Erikson
(1959), orang yang berintegritas adalah seseorang yang bisa berdamai atau
menerima atas kegagalan atau bahkan kemenangan di masa lalunya.
Sehingga dapat disimpulkan orang yang menerima diri (self-acceptance)
adalah orang yang mampu menerima, berdamai atas segala hal yang terjadi
dalam kehidupan baik di masa lalu atau sekarang, baik hal yang positif
maupun negatif.
2. Personal Growth
Dimensi ini menyangkut bagaimana seseorang mampu menyadari
bakat, potensi dalam dirinya dan kemampuan seseorang untuk
mengembangkan sumber daya baru. Selain itu juga menyangkut keterlibatan
diri dalam menghadapi kesulitan yang membutuhkan usaha lebih untuk
7
menemukan problem solving yang sesuai. (Ryff dan Singer, 2003). Kunci
agar pertumbuhan pribadi berfungsi sepenuhnya adalah keterbukaan diri
terhadap segala pengalaman baru. Pentingnya sebuah pertumbuhan pribadi
dalam teori rentang hidup berkaitan dengan keterampilan dalam mengatasi
tugas baru atau tantangan yang akan terjadi di setiap tahap kehidupan. (Ryff
dan Singer, 1996).
3. Positive Relation With Others
Ketabahan dalam menghadapi keberagaman sikap manusia,
kebahagiaan yang dihasilkan dari relasi dengan orang lain, dan perasaan
ingin menyenangkan orang-orang terdekat atau orang tercinta adalah bagian
dari dimensi positive relation with others (Ryff dan Singer, 2003). Didukung
dengan teori Erikson tahap perkembangan manusia intimacy vs isolation,
dimana ditekankan kepada intimacy atau kedekatan hubungan dengan
seseorang dan juga kepedulian dengan orang lain (Ryff dan Singer, 1996).
4. Autonomy
Dimensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk mengatur
kehidupannya sendiri sesuai dengan apa yang diyakini dan dipercaya, bahkan
termasuk melawan kepercayaan lain atau kebijaksanaan yang ada. (Ryff dan
Singer, 2003). Orang yang memiliki berotonomi memilih tolak ukur terhadap
dirinya sendiri, tertarik dengan pemikiran orang lain terhadap dirinya
kemudian mengevaluasi sesuai dengan standar pribadinya (Ryff dan Singer,
1996).
5. Purpose in Life ( tujuan dalam hidup)
seseorang yang memiliki kesejahteraan psikologis dalam dimensi ini
adalah seseorang yang memiliki tujuan hidup. Orang yang sengaja
menemukan tujuan hidup, pengetahuan apa yang perlu digali dan berhasil
mendapatkanya menjadi pendorong untuk mendapatkan kehidupan yang
bermakna (Ryff dan Singer,1996). Memiliki tujuan hidup memiliki
pengertian yaitu sebuah kemampuan seseorang untuk menemukan makna
atau petunjuk dari pengalamanya guna menentukan tujuan dalam hidupnya
(Ryff dan Singer, 2003).
6. environmental mastery (penguasaan lingkungan)
Dimensi ini berfokus pada kemampuan individu untuk menguasai
lingkungan sekitarnya. Untuk mencapai itu, individu memerlukan
8
keterampilan untuk mempertahankan atau menciptakan lingkungan yang
bermanfaat untuk dirinya (Ryff dan Singer, 2003).

2.2 Celebrity Worship


celebrity worship adalah perilaku obsesi individu untuk terlibat dalam
kehidupan selebriti yang membuat terbawa dalam kehidupan sehari-hari (Maltby dkk, 2003).
faktor-faktor yang mempengaruhi celebrity worship salah satunya adalah usia, celebrity
worship akan sampai pada puncaknya pada usia remaja dan mengalami penurunan di usia
dewasa. McCutcheon membagi celebrity worship dalam tiga aspek. yaitu : (1)
Entertainment-social, yaitu sikap penggemar yang tertarik pada selebriti karena kemampuan
mereka yang menghibur. Biasanya penggemar akan membicarakan selebriti favoritnya terus
menerus dalam bentuk apapun, misal sosial media. (2) Intense Personal Feeling, yaitu
perasaan yang intensif dan kompulsif tentang selebriti favoritnya. Penggemar seakan-akan
bisa merasakan apa yang idolanya rasakan. (3) Borderline Pathological, yaitu perilaku yang
tidak terkendali penggemar terhadap idolanya sehingga tidak memikirkan keselamatan diri
sendiri dan orang lain atau cenderung melanggar norma sosial yang berlaku.
Dalam hal ini celebrity worship difokuskan kepada remaja yang menggemari K-pop.
Subjek yang dipilih merupakan remaja, karena pada usia ini terdapat proses pencarian jati
diri dan mencari sebuah penghargaan diri yang lebih tinggi (Santrock, 2003). Dalam proses
pencarian jati diri ini, remaja memiliki orang-orang yang sangat berarti seperti teman, kakak,
hobi, tidak menutup kemungkinan tokoh idola mereka. Orang-orang tersebut yang akan
menjadi tokoh ideal karena menurut remaja, orang-orang tersebut memiliki nilai-nilai yang
berpengaruh terhadap pencarian identitas diri mereka. Tidak jarang selebriti-selebriti Korea
atau K-Pop artist menjadi tokoh idola mereka. Tokoh yang remaja contoh adalah tokoh yang
berbeda negara yang berarti berbeda pula budaya, adat istiadat, norma, dan sebagainya. Hal-
hal tersebut bisa menjadi pembatas

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana akan dilaksanakannya penelitian dan


peneliti mendapatkan informasi mengenai data yang diperlukan. Penetapan lokasi penelitian
merupakan tahap yang penting dalam penelitian kualitatif karena dengan ditetapkannya
lokasi penelitian maka objek dan tujuan sudah pula ditetapkan sehingga mempermudah
pelaksanaan penelitian. Menurut Nasution, (2003: 43) lokasi penelitian merujuk pada
pengertian lokasi sosial yang memiliki tiga ciri-ciri unsur yaitu, pelaku, tempat, dan kegiatan
yang dapat di observasi. Adapun yang menjadi lokasi penelitian kami adalah Universitas
Negeri Malang.

3.2 Partisipan Penelitian


Kriteria subjek adalah remaja 12-19 tahun berdomisili Kota Malang. Subjek yang diperlukan
dalam penelitian ini sejumlah 3 orang yang memenuhi kriteria. Adapun kriteria spesifik
remaja penggemar K-Pop yang melakukan worship celebrity sebagai berikut :
1. Menggemari K-Pop
2. Senang mempunyai barang atau gambar terkait K-Pop dan memiliki rencana
akan membeli apabila dana tercukupi.
3. Senang membicarakan K-Pop dengan orang lain atau senang ketika orang
lain membicarakan K-Pop
4. Senang mencari tahu latar belakang/ biografi idola K-Pop
5. Sering merasakan seakan-akan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh idola
6. Bersedia diwawancarai mengenai hal yang berkaitan
7. bersedia mengisi informed consent

3.3 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data dan


informasi. Moleong (2010) menjelaskan bahwa wawancara merupakan bentuk percakapan
dengan pihak pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan kepada subjek. Jenis

10
wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur,
yaitu wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka kepada subjek
penelitian. Wawancara semi-terstruktur memiliki beberapa karakteristik, yaitu pertanyaan
yang diajukan bersifat terbuka dengan tetap mengacu pada garis besar dan fokus penelitian,
fleksibel namun berada dalam pengawasan peneliti, serta terdapat pedoman wawancara yang
dijadikan patokan dalam pelaksanaan wawancara.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam analisis penelitian kualitatif memiliki sifat dalam penguraian apa adanya
fenomena yang terjadi (deskriptif) disertai penafsiran arti yang terkandung dibalik tampak
(interpretif). Sedangkan dalam penelitian ini akan digunakan analisis tematik, Menurut
Boyatzis (dalam Braun & Clarke, 2006) analisis pendekatan tematik adalah metode untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan melaporkan tema-tema yang terkandung dalam suatu
fenomena. Analisa akan dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan siap dan telah
didapatkan. Selain itu, terdapat pula sumber data primer subjek yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa/i aktif Universitas Negeri Malang.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


a. Deskripsi Partisipan

Subjek yang menjadi responden dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria
seorang kpopers yang melakukan worship celebrity. Dengan alasan, pertama,
responden telah menjadi kpopers kurang lebih selama 4 tahun. Dengan menjadi
kpopers lebih dari satu tahun berpotensi akan lebih banyak pengalaman yang
didapatkan selama menjadi kpopers. Kedua, dalam proses seleksi, responden
menyetujui pernyataan bahwa ia suka membicarakan hal-hal terkait Kpop, mencari-
cari informasi terkait Kpop. Responden melakukan kegiatan ini melalui tontonan yang
berkaitan dengan idol Kpop seperti reality show atau mendengarkan musik. Selain itu
juga bercengkarama dengan sesama kpopers membicarakan dengan topik kpop.
Ketiga, responden memvalidasi bahwa dirinya sering seakan-akan merasakan apa
yang dirasakan oleh idolnya. Hal ini terbukti dalam proses wawancara yang
menunjukan bahwa responden pernah dalam situasi merasakan apa yang dirasakan
oleh idolanya. Keempat, responden memiliki barang-barang yang berkaitan dengan
Kpop dan sering membeli barang-barang tersebut. Barang-barang yang dimaksud
berupa koleksi photo card atau album. Kelima, responden berusia 19 tahun yang
berarti masih menjadi remaja.

4. 2 Deskripsi Data Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan beberapa


hasil temuan yang menunjukan psychological well-being remaja penggermar K-pop
yang melakukan celebrity worship. Terdapat dimensi-dimensi pychological well-
being yang tergambarkan dalam proses wawancara.

A. Self-Acceptance

Pada aspek ini dilatar belakangi oleh responden yang merasakan kesedihan
ketika idolanya tersorot berita buruk oleh media.

“Perasaanya apa ya, kayak, ngikut ngerasain juga sih, maksudnya kaya kok
bisa kaya gitu, terus kenapa bisa kaya gitu” (Partisipan A (1) 10-11)

“ee ada kecewa . cuman ya dilihat lagi, maksudnya kaya beneran.. kaya gitu
apa engga. kaya update beritanya gitu lo” (Partisipan A (1)12-13)

12
Berdasarkan pengalaman yang negatif tersebut, responden mampu untuk
menerima keadaan yang ada dan tidak ada perasaan bersalah atas keadaan yang
terjadi.

“ee engga sih kalau merasa bersalah kaya gitu, cuma lebih ke kecewa
aja”(Patisipan A (1) 14)

“ee menerima sih kalau ternyata idolnya seperti itu” (Partisipan A (1) 15)

Sikap menerima diri diperkuat ketika responden tidak bisa membeli


merchandise K-pop karena alasan-alasan tertentu, responden mampu untuk
menerima keadan tersebut sehingga tidak ada kesedihan yang mendalam.

“Perasaanya kaya gimana ya, sebenernya biasa aja sih. soalnya beli beli
kaya gitu itu cuman buat seneng- seneng aja dan itu kebetulan ada moment
moment tertentu, misalnya kebetulan habis ujian, atau kebetulan habis
comebackgitu biasanya kan ngeluarin album, yauda beli. kalau ngga ada
apa apa sebenernya ngga beli sih” (Partisipan A (1) 19-23)

B. Personal Growth
Kemampuan seseorang untuk menyadari bakat, potensi dalam dirinya
dan keterlibatan diri dalam menghadapi kesulitan .
Responden memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapinya. Permasalahan tersebut berkaitan dengan kesedihan yang
dialami ketika Idol-nya mendapatkan berita buruk. Metode yang digunakan
untuk mengatasi permasalahan suasana hati yang dihadapi responden adalah
dengan mendengarkan musik yang tidak berkaitan dengan korea, makan,
ataupun menonton konten-konten kpop.

“ee biar seneng lagi mungkin biasanya ngalihin sama konten-konten


yang lain gituloh. misalnya konten konten lagi “ (Partisipan A (1) 26-27)

“Dengerin musik sih. tapi musiknya bukan yang kaya


koreanya gitu loh.. atau makan sih. makan yang enak.” (Partisipan
A (1) 38-39)

Responden mengetahui batas dirinya untuk mengalami kesedihan dan


mengendalikan emosi sedih yang dirasakan dengan rasionalisasi yang jelas.
Rasionalisasi tersebut berupa kesadaran diri bahwa tidak semua orang
mampu mengerti dirinya dan responden merasa memiliki tanggungjawab
dalam peranya sebagai mahasiswa, teman dan sebagainya.

“kalau … sampe gabisa cari hiburan lain itu.., gak pernah sih,
karena, gini, kita masih mikir kaya harus profesional buat
berkegiatan kaya ee kuliah, ketemu temen, yang kaya gitu gitu
13
lah. karena kan juga ga semua org bisa nerima apa yg lg kita alamin
soalnya mereka mikir itu hal biasa, kecuali kita cerita ato tunjukin ke
orang yang udah deket sama kita, tapi ya itu ga yang sampe ga bisa
ngapa-ngapain sih” (Partisipan A (2) 4-9)

Selain itu responden juga mampu menggali potensi yang ada dalam
dirinya setelah mengenal kpop. Potensi tersebut berupa skill menjadi seorang
pebisnis.

“oo em apaya (berfikir) lebih kaya gini. kan dari kenal kpop kita jadi
punya apa ya, diotak kaya ada …misalnya nih. kan aku ada ituan,..
acara bisnis, gitu nih. jadi kaya ada inovasi gitu loh kita mau bikin
apa” (Partisipan A (1) 41-43)

C. Positive Relation With Other


Ketabahan dalam menghadapi keberangaman sikap manusia,
kebahagiaan yang dihasilkan dari relasi orang lain dan perasaan ingin
menyenangkan orang lain.
Berdasarkan hasil wawancara, responden memiliki hubungan yang
dekat dan harmonis kepada sesama kpopers.

“ee mungkin karena sesama kpopers gitu jadi nyambungkan, jadi


kaya bisa deket gitu karena topik awal awalnya nyambung, berteman,
berteman berteman terus deket gitu” (Partisipan A (1) 48-50)

Selain itu responden juga ingin menebarkan kebahagian kepada


teman sesama kpopers ketika temanya sedang tidak baik secara emosional.

“mungkin ikut ngerasa sedih tapi karena itu bukan bias kita jadi kita
cuman berusaha buat ngehibur dia aja gitu” (Partisipan A (1) 53-
54)

Sikap hangat responden tidak hanya kepada sesama kpopers.


Responden juga dapat memiliki hubungan yang baik dan harmonis kepada
sesorang yang bukan kpopers Responden menilai topik kpop dapat menjadi
pembuka dalam sebuah percakapan dan memudahkan untuk berteman lebih
dekat. Walaupun kedekatan tersebut bergantung pada lawan bicaranya.

“sebenernya sama aja sih soalnya kpopers itu cuman awal mungkin,
awalnya kita ngga nyambung ga deket, cuman gara-gara kpop ini jadi
nyambung, ada pembukanya. kalau orang-orang yang non kpopers
ee sebenernya tergntung orangnya juga sih buat aku nge reach out
nya biar bisa ngobrol gitu. kalau orangnya enak ya aku juga bisa enak
ngobrolnya” (Partisipan A (1) 58-60)

14
D. Autonomy
Kemampuan untuk mengatur hidup sesuai dengan keyakinan diri

Responden memiliki konsep yang bertolak belakang dengan budaya


yang dimiliki idol. Seperti penggunaan make up oleh laki-laki dan pola hidup
diet ketat.

“ada sih, kayak ee ini, laki laki yang pakai make up, nah klo ketemu
di kehidupan nyata kan agak gimana gitu ya tp klo publik figur dan
harus tampil beda mungkin ya gapapa, terus ada juga itu.. ee diet
ekstrim itu juga bertolak belakang sih sama aku soalnya aku kurang
suka sama hal-hal semacam diet apalagi diet ekstrim gitu sih”
(Partisipan A (2) 13-17)

Berangkat pada ketidakcocokan konsep antara dirinya dengan


idolanya, responden menunjukan perilaku yang menguatkan bahwa ia tidak
melakukan hal tersebut. Perilaku tersebut adalah memberikan pengertian
kepada orang-orang yang melakukan make up pada laki laki maupun diet
ketat.

“kalau nyikapinya, ee. gimana ya , karena gini aku pernah ketemu


sama orang kaya gitu, yang pake make up gitu kan, di kehidupan
nyata dan dia tu emang bener ngikutin idol-idol gitu, terus aku kaya
aku ingetin kaya dia kan laki-laki, ya aku kasih tau kalau kaya gitu
itu gak wajar, apaya, juga sedikit mengarah ke keadaan
menyimpang terus juga ada larangan agama kan. terus kalau yang
diet ekstrim itu dikasih pengertian sama ngasih solusi lain yang ee
lebih baik gitulah daripada diet-diet ekstrim kaya gitu, kaya puasa
kek atau defisit kalori gitu” ( Partisipan A (2) 18-26)

Sikap teguh pendirian ini didukung dengan presepsi responden bahwa


responden mengetahu batas bagaimana intensitas kesukaanya pada Kpop

“eee rata-rata iya sih, soalnya gini, ee kaya cuman suka kpop doang
bukan yg sampe ngikutin trend gitu” (Partisipan A (2) 30-31)

E. Purpose in Life
Memiliki tujuan hidup

Responden memiliki tujuan yang ingin dicapai setelah


menjadi Kpopers. Tujuan tersebut dimotivasi karena adanya idol yang
secara tidak langusung dianggap sebagai inspirator bagi responden. Tujuan
tersebut berkaitan dengan skill public speaking dan perbaikan sikap menjadi
lebih baik.
15
“sebenernya gini, karena kpop basicnya, idol itu basicnya kan
mereka itu berani maksudnya berani ngomong di depan umum, itu
jadi mancing kita kaya buat (terkekeh) bahasa alaynya kaya
(terkekeh) “idol lo aja bisa” gitu kaya harus bernai gitu”

“mungkin, kan ada idol yang terliha pinter gitu ya. nah itu yang bikin
motivasi kaya harus bisa gitu loh. iya jadi kaya inspirator aku”
(Partisipan A (1) 61-66)

“sejauh ini ngga ada sih. malah justru itu setelah jadi kpopers aku
jadi tau jalan ku gitu” ( Partisipan A” (1) 71-72)

Kpop memiliki makna tersendiri bagi responden untuk mencapai


tujuanya. Responden menilai dengan adanya idol tujuanya menjadi lebih
terasa mudah untuk dicapai karena adanya rasa keterkaitan antara responden
dengan idolnya. Berbeda dengan yang bukan idol, kurangnya rasa keterikatan
membuat responden kurang dalam mencapai tujuan. Selain itu responden
sebenarnya juga mampu mencapai tujuan tanpa adanya idol, namun
responden merasakan kurangnya support sistem dalam menjalaninya.

“kurangnya tu karena mungkin lebih oh dia begini ni maksudnya


sama sih, sama-sama pinterlah, bisa ngomong didepan umumlah
tapi kaya kurang aja gitu karena mungkin kita ngga terlalu suka,
jadinya kurang masuk gitu” (Partisipan A (1) 68-70)

“bisa sih, tapi kaya tanpa kpop itu jauh lebih susah buat nempuh
tujuanya gitu lo, ngga ada support sistemnya.” (Partisipan A (1)74-
75)

F. Enviromental Masteri
Kemampuan untuk menguasai lingkunganya.

Responden memiliki kemampuan untuk menguasai lingkunganya, dengan


alasan responden mampu untuk membuat orang-orang dalam lingkunganya
untuk turut menjadi kpopers

“yaa itu beneran berhasil bisa sih, ngeracuni orang orang buat jadi
kpopers juga (terkekeh)” (Partisipan A (1) 77-78)

16
BAB 5

PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dapat disimpulkan bahwa


responden merupakan seorang kpopers yang melakukan celebrity worship.
Kesejahteraan psikologis responden mencakup 6 dimensi yaitu, self-acceptence,
personal growth, problem solving, autonomy, positive realtion, purpose in life, dan
enveromental mastery.
Pada Self-acceptence respoden memiliki tendensi menerima diri dalam
situasi tidak baik. Pada dimensi problem solving, responden mampu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi berupa emosi sedih. Pada dimensi personal growth,
responden mampu mengembangkan potensi sebagai pebisnis. Pada dimensi
autonomy, responden mampu menjalani hidup sesuai dengan keyakinanya walaupun
bertolak belakang dengan dunia kpop yang digemarinya. Pada dimensi purpose in
life, responden memiliki tujuan hidup setelah mengenal kpop. Dan pada dimensi
enveriomental mastery, responden mampu menguasai lingkunganya dengan
membuat orang-orang dalam lingkunganya mengenal kpop.

17
DAFTAR PUSTAKA

Azzahra, M. S., & Ariana, A. D. (2021). Psychological wellbeing penggemar K-pop dewasa
awalyang melakukan celebrity worship. Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan
Mental, 1(1), 137-148.
Julita, N. (2020). Hubungan antara konformitas dengan status identitas diri pada
penggemar kpop (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau).

Khrisnadestya, S. I., & Prahara, S. A. (2022). Celebrity Worship dan Perilaku Imitasi Pada
Idola K Pop. Jurnal Riset Psikologi, 5(4), 134-143.

Maryam, S. (2013). Potret kesejahteraan psikologis (psychological well-being) waria


anggota IWAMA (Ikatan Waria Malang) (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

McCutcheon, L. E., Lange, R., & Houran, J. (2002). Conceptualization and measurement of
celebrity worship. British Journal of Psychology, 93(1), 67 87.
doi:10.1348/000712602162454

Maltby, J., Day, L., McCutcheon, L. E., Houran, J., & Ashe, D. (2006). Extreme celebrity
worship, fantasy proneness and dissociation: Developing the measurement and
understanding of celebrity worship within a clinical personality context. Personality
and Individual Differences, 40(2), 273 283. doi:10.1016/j.paid.2005.07.004

Maltby, J., McCutcheon, L. E., Ashe, D. D., & Houran, J. (2001). The selfreported
psychological well-being of celebrity worshippers. North American Journal of
Psychology, 3(3), 441.

Ryff, C. D. (2013). Psychological well-being revisited: Advances in the science and practice
of eudaimonia. Psychotherapy and Psychosomatics, 83(1), 10–28.
https://doi.org/10.1159/000353263

Santrock, J. W. (2013). Life-Span Development (14th ed.). McGraw Hill

Khristina .(2021). Hubungan Antara Keterampilan Sosial Dan Celebrity Worship


Pada Remaja Army Bts di Indonesia.(Undergraduate Theses of Psychology,
Universitas Esa Unggul)
Haturahim, R. (2016). Studi Deskriptif Psychological Well Being Pada Ibu Yang Memiliki
Anak Penderita Autism Yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung.
Ryff, C. (1989). Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the meaning o
Psychological Well Being. Journal of Personalityand Social Psychology. 57(6),
1069-1081 : America Psychological Association, Inc. _________. Scales of
Psychologycal Well-Being
18
LAMPIRAN

1. Inform Concent

Figure 1 Inform concent

19
2. Pedoman Wawancara

Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Aspek Penjelasan Indikator Pertanyaan

self- Dimensi yang menjelaskan Individu mampu a. Bagaimana perasaan anda


acceptance kemampuan individu dalam berdamai dengan ketika idola anda sedang
menerima diri sendiri atas diri sendiri. Dalam dalam keadaan tidak baik?
segala aspek yang ada. situasi yang baik b. Apakah anda memiliki
maupun tidak. perasaan bersalah ketika
idola anda sedang dalam
keadaan tidak baik?
c. Apakah anda dapat
menerima keadaan idola
anda?
d. ketika anda menginginkan
suatu barang /
merchandise namun anda
tidak bisa membelinya
apakah anda merasakan
kekecewaan atau perasaan
negatif lainya?
e. apa yang anda lakukan
ketika perasaan negatif itu
datang?

Personal Dimensi yang menjelaskan Individu mampu a. Bagaimana anda


growth bagaimana individu mampu menyelesaikan menghadapi masalah
menyadari bakat, potensi, masalah dan ketika idola anda juga
dan kemampuan individu mampu menyadari dalam keadaan tidak baik
lalu mengembangkannya. potensi dalam baik saja?
dirinya b. apakah keadaan idola
anda mempengaruhi
bagaimana anda berpikir
dan menyelesaikan
masalah?
c. apakah dengan menjadi
Kpopers membuat anda
menyadari potensi yang

20
ada dalam diri anda?
d. sebagai Kpopers
bagaimana anda
mengembangkan potensi
yang ada dalam diri
anda?

Positive Dimensi yang menjelaskan Individu memiliki a. apakah dengan memiliki


relation with bagaimana individu kepedulian dan idola (menjadi Kpopers)
others menghadapi keberagaman kedekatan dengan anda memiliki kepedulian
manusia, menghasilkan individu lain terhadap sesama fans dan
kebahagiaan dari kedekatan bagaimana bentuknya?
dengan individu lain. b. Apakah anda memiliki
kedekatan yang kuat
dengan sesama Kpopers ?
c. Bagaimana kepedulian
dan kedekatan anda
dengan non kpopers

Autonomy Sebuah dimensi yang Individu mampu a. apakah anda memiliki


mencakup kemampuan mengatur prinsip tertentu sebagai
individu dalam mengatur kehidupannya Kpopers dalam menjalani
seluruh kehidupannya sesuai dengan hidup?
sesuai dengan prinsip atau keyakinannya. b. apakah anda tertarik
keyakinan yang telah dengan pemikiran orang
dipegang. lain? (sesama Kpopers)
c. Apakah ada prinsip hidup
anda yang bertolak
belakang sebagai kpopers,
apabila ada bagaimana
anda dapat mengatasinya?

Purpose in life mencakup kemampuan Individu mampu a. Apakah bagi anda menjadi
individu dalam menemukan menemukan makna Kpopers
makna dan tujuan dalam dari pengalaman b. memiliki makna tertentu
hidup berdasarkan dan menentukan dalam hidup anda?
pengalaman tujuan hidup c. Apakah dengan menjadi
Kpopers anda memiliki
tujuan hidup?

Environmental Dimensi yang berfokus Individu mampu a. Apakah lingkungan anda


mastery pada kemampuan individu menciptakan dan mendukung anda untuk
untuk menguasai mempertahankan menjadi Kpopers?
lingkungannya. lingkungan yang b. Bagaimana anda

21
bermanfaat untuk menciptakan dan
dirinya mempertahankan
lingkungan yang
mendukung anda untuk
menjadi Kpopers dan
apakah hal itu berhasil?
c. apabila dalam lingkungan
anda ada yang tidak
mendukung, apa yang
anda lakukan?

Table 1 Pedoman wawancara

3. Transkip Verbatim

Sesi 1

Tanggal : 16 November 2022

Jam : 18.00 WIB

Tempat : NoodleInc- Mie & Dimsum

P: Selamat sore, Perkenalkan saya Madina mahasiswi Psikologi UM. Kebetulan saya
ada keperluan untuk penelitian sehingga untuk mengumpulkan data perlu wawancara.
Sebelumnya mungkin bisa perkenalkan dulu.

N : oiya.. perkenalakan nama saya Arifah Widya dari jurusan Management angkata
2021.

P : Okeey.. bisa dipanggil ?

N: ee.. Arifah

P. Okey.. terimakasih Arifah sudah meluangkan waktunya untuk saya wawancarai.


Sebenarnya judul penelitian saya itu terkait dengan kesejahteraan psikologi untuk
temen-temen ee yang menjadi K-popers. ee… intermezo saya kan bukan K-popers ya…
jadi kurang tau banyak juga menjadi K-popers itu kaya gimana aja. Mungkin pertama-
tama bisa dijelaskan dulu ee sebagai k-popers itu ngapain aja sih?

N : ee.. kegiatan sih ya?

22
P : (mengangguk)

N : kegiatanya kalau jadi kpopers itu paling ya streaming,koleksi pc, terus beli album,
trs kaya nonton-nontonin kontenya gitu aja sih paling

p: kalau PC itu apa ? photo.. e photo card?

N : nahh iya photo card

P : Kalau streaming itu, streaming apa biasanya

N : streaming youtube atau.. streaming.. kontenya gitu

P : itu kontenya idol-idol gitu ya?

N: iya

P : itu ngapain aja kontenya? maksdunya idolnya ngapain

N : e maksudnya tergantuh sih.. apa ya. show nya kayak, misalnya kayak ngonten di ..
kalau di korea tu, kalau di NCT ya itu ada konten bulananya gitu lo. jadi kaya tentang
itu.. olahraga atau berita gitu. jadi kaya apa ya..

P : Reality show gitu ?

N : iyaa realiti show gitun jadi ya lumayan update (sedikit tertawa)

P : okeey. berarti cukup update ya terkait, apa, kalau boleh tau apa itu idol khususunya

N : iya, ee NCT, EXO

P : Itu boyband ?

N: Iya boyband

P: okey terus berarti pernah sempet dong kaya ada berita berita idol itu kaya ada berita
buruk atau stigma buruk tentanf idolnya.

N : ee pernah ada dan tau sih waktu ada kaya skandal

P: Kalau gitu, kalau ada berita seperti itu bagaiman perasaan kamu sebagai kpopers,
sebagai orang yang ngefans gitu sama dia

N : Perasaanya apa ya, kayak, ngikut ngerasain juga sih, maksudnya kaya kok bisa kaya
gitu, terus kenapa bisa kaya gitu

P: Jadi ada perasaan kecwa mungkin? ke idolnya

23
N: ee ada kecewa . cuman ya dilihat lagi, maksudnya kaya beneran.. kaya gitu apa
engga. kaya update beritanya gitu lo

P : okey. tapi ada perasaan bersalah juga ngga dari diri kamu sendiri. Kaya ketika
mendengar berita itu terjadi dengan idol itu, kamu merasa bersalah ngga. ada rasa yang
kaya menyalahkan diri kamu sendiri ngga?

N : ee engga sih kalau merasa bersalah kaya gitu, cuma lebih ke kecewa aja

P : terus bisa menerima perasaan itu ngga? atau menerima keadaan kalau idolnya
ternyata seperti itu gitu

N : ee menerima sih kalau ternyata idolnya seperti itu

P : terus yang kamu lakukan apa ? jadinya ada perasaan berbeda atau engga ?

N : ee kalau awal mungkin kaget gitu maksudnya kaya kenapa bisa begini, kaya kaget.
lebih ke kaget sih, kaya … (narasumber bingung menjelaskan)

P : tidak menyangka gitu ya?

N : iyaa ngga menyangka

P : terus tadi kan kaya PC terus album itu kan, kalau setau saya harganya itu lumayan
gitu. ketika lagi pengen beli banget tapi ternyata ga sempet kebeli atau ngga bisa kebeli
gitu, bagaimana perasaan kamu ?

N : Perasaanya kaya gimana ya, sebenernya biasa aja sih. soalnya beli beli kaya gitu itu
cuman buat seneng- seneng aja dan itu kebetulan ada moment moment tertentu,
misalnya kebetulan habis ujian, atau kebetulan habis comebackgitu biasanya kan
ngeluarin album, yauda beli. kalau ngga ada apa apa sebenernya ngga beli sih.

P : ini sih saya pernah tau yang waktu itu MCD lagi kolaborasi sama BTS kalau ngga
salah, yang ungu ungu itu. gimana perasaanya kalau ngga dapet ? kan itu atrianya juga
lumayan effort ya karena panjang dan rame banget

N : aku ngga beli sih, tapi ini temenku, gapapa ya?

P : iya boleh

N :Iya jadi emenku itu ikut beli, kan dia seneng BTS dan ngantri bener bener ngantri.
itu seneng sih waktu dapet.

P: berarti ketika ada perasan perasaan negatif datang dari kamu. maksudnya ketika tadi
ada idol yang ternayata ada yang seperti itu terus kamu merasakan kecewa gitu apa yang
kamu lakukan untuk yauda aja gitu

24
N : ee apa ya mungkin kaya.. nonton konten. biar seneng lagi gitu ya ?

P : Iya

N : ee biar seneng lagi mungkin biasanya ngalihin sama konten-konten yang lain
gituloh. misalnya konten konten lagi

P : tapi orangnya sama ?

N : engga beda. misalnya ada masalah di EXO nih, nonton konten NCT. terus kalau
NCT ada masalah nonton konten EXO . jadi rasaya kaya berkurang gitu loh

P : ooh okey terus ee ketika ada berita negatif secara spesifik mengganggu nggak ke
kamu? ganggu secara mungkin kegiatan kamu ngga mood ngapa ngapain atau mungkin
lagi ada tugas jadinya ngga ngerjain tugas, sedih juga, atau gimana ?

N : ee sebenarnya tergantung orangnya sih. kan boyband itu ada banyak dan itu ada bias
kita sendiri kan. kalau itu kebetulan pas bias kita mungkin itu ngaruh sih ke mood.

P : itu gimana sedihnya ?

N : itu kaya tapi bukan kaya apaya (bingung)

P : gapapaa

N : kaya apa.. ee. nangis (ditekan) gitu kaya kok bisa kaya gitu sampe ga ngapa ngapain
gitu loh.

P : itu karena ngga nyangka banget gitu ?

N : iyaa sampe sedih banget

P : itu berpengaruh sama pekerjaan kamu ngga?

N : ee lebih ke … iya sih. aktivitas gitu lo jadi keganggu sih, lumayan

P : jadi badmood banget gitu ya?

N : Iyaa

P : Berarti kalau ada yang seperti itu, kamu gimana caranya buat bangkitin moodnya
lagi

N : Dengerin musik sih. tapi musiknya bukan yang kaya koreanya gitu loh.. atau makan
sih. makan yang enak.

P : Oke jadi ada pengalihan tersendiri gitu ya

25
N : Iyaa

P : Kemdian. keadaan seperti itu sering ngga? berulang kali gitu ?

N : untungnya engga sih. jarang

P : kalau kaya giti, kamu kan tau nih cara bangkitin mood kamu. nah itu kamu jadi lebih
tau dirimu, jadi apa ya.. bisa mengembalikan mood kamu di hal hal lain?

N :Iya sih, jujur iya. jadi tau sela diri gitu loh

P : Selama kamu menjadi kpopers nih, kan udah cukup lama ya. nah kamu jadi sadar ga
sih kamu punya potensi nih setelah kamu menjadi kpopers

N : potensi nih apa maksdunya

P : ee potensi diri dalam segala aspek, misal kmu jadi tau, oh ternyata aku bisa dance
atau nyanyi atau apa gitu. atau juga kamu jadi tau pinginnya kamu apa

N : oo em apaya (berfikir) lebih kaya gini. kan dari kenal kpop kita jadi punya apa ya,
diotak kaya ada …misalnya nih. kan aku ada ituan,.. acara bisnis, gitu nih. jadi kaya ada
inovasi gitu loh kita mau bikin apa

P : ooh jadi ada inspirasi gitu ya

N : nah inspirasi (terkekeh)

P : Berarti secara ngga langsung kamu bisa mengarahkan kesukaan kamu ke hal hal
yang positif?

N : Iyaa jadi bisa ngarahin ke hal hal yang positif

P : Mungkin ada potensi lain gitu selain bisnis ?

N : (berfikir) emm sejauh ini nggada (potensi lain) sih gitu doang

P : Terus sesama kpop itu ada komunikasinya ngga sih? kaya komunitasnya gitu

N : ee sebenernya ada sih tapi aku ngga ikut ikutan. soalnya kalau yang kaya gitu gitu
biasanya agak fanatik, serem gitu

P : Tapi kamu pernah ketemu orang seseama kpopers pernah ya?

N : pernah pernah

P : Itu ada ngga sih rasa peduli gitu sesama fansnya dan bentuk kepedulianya itu seperti
apa

26
N : ee mungkin karena sesama kpopers gitu jadi nyambungkan, jadi kaya bisa deket gitu
karena topik awal awalnya nyambung, berteman, berteman berteman terus deket giyu

P : ooo cukup sering ngga kaya gitu?

N : iya sering

P : kepedulianya itu apa selain jadi temen gitu ?

N : ee karena uda jadi temen ya, ya jadi kayak biasa kalau temenan aja gitu. Misal kalau
lagi sakit dibantu, kalau mau bareng yaa boleh bareng

P : ini juga termasuk ngga kalau misal emm kan tadi bias nya orang orang kan beda ya.
kalau biasnya dia kamu lagi ada masalah dasedih lah, itu gimana ? walaupun itu bukan
bias kamu

N : mungkin ikut ngerasa sedih tapi karena itu bukan bias kita jadi kita cuman berusaha
buat ngehibur dia aja gitu

P : Tapi ada bentuk nenangin gitu ya ?

N : iyaa ada nenangin gitu

P : TERUS berrati cukup deket dong ee sesama kpopers

N : bisa dibilang cukup deket sih tapi ngga yang semuanya, gitu

P : kalau ketemu sama sesama kpopers gitu biasanya lewat sosial media atau langsung
gitu sih

N : kebetulan langsung sih, biasanya temen dari organisasi

P : Terus kelekatan kalian itu bisa sampe yang diluar dari kpop ngga sih? jadinya kaya
temen beneran temen gitu

N : emm bisa dibilang hampir sih, jadi bahasan nya ngga cuman kpop aja

P : okeyy. terus kan ngga semua orang kpopers ya, itu gimana ee kalau misal ada orang
yang non kpoper terus bentuk kepedulian kamu sama ngga sih kaya orang-orang yang
non kpopers gitu

N : sebenernya sama aja sih soalnya kpopers itu cuman awal mungkin, awalnya kita
ngga nyambung ga deket, cuman gara-gara kpop ini jadi nyambung, ada pembukanya.
kalau orang-orang yang non kpopers ee sebenernya tergntung orangnya juga sih buat
aku nge reach out nya biar bisa ngobrol gitu. kalau orangnya enak ya aku juga bisa enak
ngobrolnya

27
P : okey terus setelah kamu menjadi kpopers kamu jadi punya prinsip tertentu ngga sih
dalam hidup kamu

N: ee prinsip maksudnya kaya jadi lebih baik ?

P : prinsip dalam hal apapun, misal jadi ada pantangan yang harus kmu patuhi atau apa
gitu

N : sebenernya gini, karena kpop basicnya, idol itu basicnya kan mereka itu berani
maksudnya berani ngomong di depan umum, itu jadi mancing kita kaya buat (terkekeh)
bahasa alaynya kaya (terkekeh) “idol lo aja bisa” gitu kaya harus bernai gitu

P : jadi kamu dapet role model gitu ya

N : iyaa

P: terus ada lagi ngga

N : mungkin, kan ada idol yang terliha pinter gitu ya. nah itu yang bikin motivasi kaya
harus bisa gitu loh. iya jadi kaya inspirator aku

P : terus kalay kamu ounya prinsip seperti itu kamu jadi ada, masih tertarik ngga sih
dengan prinsip prinsip orang lain? terutama yang bukan kpop

N : eee ada cuman kaya kurang aja gitulo rasanya

P: oiya ? kurangnya kaya gimana

N : kurangnya tu karena mungkin lebih oh dia begini ni maksudnya sama sih, sama-
sama pinterlah, bisa ngomong didepan umumlah tapi kaya kurang aja gitu karena
mungkin kita ngga terlalu suka, jadinya kurang masuk gitu

P : mungkin dia secara value intertaiment nya ngga ada gitu?

N : iyaa he e (antusias)

P : okey terus ada ngga sih prinsip yang selama ini kamu bangun terus malah setelah
menjadi kpopers itu ternyata bertentangan dengan kamu

N : sejauh ini ngga ada sih. malah justru itu setelah jadi kpopers aku jadi tau jalan ku
gitu

P: setelah jadi kpop juga kamu jadi punya makna ngga dalam hidup kamu? mungkin
kaya kamu jadi pnya tujuan atau apa gitu

N : oo mungkin karena idolnya baik itu ya, jadi sebisa mungkin ya baik sih

P : tapi misal nih kamu bukan kpopers, kamu tetep bisa ngga menentukan tujuan hidup

28
N : bisa sih, tapi kaya tanpa kpop itu jauh lebih susah buat nempuh tujuanya gitu lo,
ngga ada support sistemnya.

P: selama ini ee lingkungan kamu itu mendukung ga sih jadi kpoper

N : mendukung sih gaada yang gimana-gimana

P: ada ngga yang mencibir, kaya yaampun ngapain sih kamu

N : ee engga ada sih,

P: terus dengan itu kamu merasa bisa ngga sih merasa bisa men-influence orang orang
disekitarmu

N : iyaa itu beneran berhasil bisa sih, ngeracuni orang orang buat jadi kpopers juga
(terkekeh)

P: okee itu aja sih pertanyaan dari aku, mungkin dari Arifah sendiri ada pertanyaan ?

(berfikir)

N : emm ngga ada sih

P: okey kalau ngga ada saya mau ucapin terimakasih banyak sudah meluangkan waktu
nya buat saya wawancarai. Mohon maaf apabila ada salah ucap yang tidak berkenan
atau malah bikin bingung.

N : iya sama samaa maaf juga kalau jawaban aku kurang jelas. Kalau mau tanya-tanya
lagi gapapa banget sumpah

P : heheeh iyaa terimakasih banyak. Boleh yaa

Sesi 2

Tanggal : 27 November 2022

Jam : 17.00 WIB

Tempat : BeliKopi

P : Selamat sore, Arifah. hehe ketemu lagii

N : Soree, iyaa hehe

P : Terimakasih banyak ya sudah mau dateng lagi

29
N : sama samaa

p : Jadi, sesuai sama yang sudah aku bilang kemarin. Hari ini aku mau wawancara lagi.
Insya Allah ngga banyak sih.

N : okee gapapaa

P: baik, langsung aja kali ya.

N : Iya boleh

P : gini, ee kamu pernah ngga sih, waktu bias km lagi kena skandal atau apa gt,
pokoknya berita sedih. pernah sampai bikin kamu sedinya itu ngga karuan, badmood ga
ngapa ngapain. bahkan buat cari hiburan yang lain itu aja ngga bisa ?

N : kalau … sampe gabisa cari hiburan lain itu.., gak pernah sih, karena, gini, kita
masih mikir kaya harus profesional buat berkegiatan kaya ee kuliah, ketemu temen, yang
kaya gitu gitu lah. karena kan juga ga semua org bisa nerima apa yg lg kita alamin soalnya
mereka mikir itu hal biasa, kecuali kita cerita ato tunjukin ke orang yang udah deket sama
kita, tapi ya itu ga yang sampe ga bisa ngapa-ngapain sih

P : oke jadi keadaan idol yg kena berita buruk itu pengaruhnya ngga .. apa ya ee ngga
sebesar itu ya? tp klo mungkin sedih masih iya gitu

N : yaa betulll, sedihnya ada cuma yang ga begitu berpengaruh banget gitu

P : okeey, ee terus ini agak lompat yaa. ada ngga hal hal ee apaya, tentang kpop yang
bertolak belakang sama kamu ?

N : ee gimana itu maksudnya

P : oo gini, misal aku kan lebih seneng Jepang ya. terus ada salah satu makanan jepang,
ee ituluo, ee ramen, tp ramen nih banyak yang ga halal tapi kan pengen banget nyoba ya,
tp krn kehalalanya agak diraguin jd ya gabisa.

N : ada sih, kayak ee ini, laki laki yang pakai make up, nah klo ketemu di kehidupan
nyata kan agak gimana gitu ya tapi klo publik figur dan harus tampil beda mungkin ya
gapapa, terus ada juga itu.. ee diet ekstrim itu juga bertolak belakang sih sama aku soalnya
aku kurang suka sama hal-hal semacam diet apalagi diet ekstrim gitu sih

P: okeey, terus kamu gimana menyikapi itu, maksudnya kaya yaudah aja dan kamu
tetap dengan prinsip mu. atau gimana

N : kalau nyikapinya, ee. gimana ya , karena gini aku pernah ketemu sama orang kaya
gitu, yang pake make up gitu kan, di kehidupan nyata dan dia tu emang bener ngikutin idol-
idol gitu, terus aku kaya aku ingetin kaya dia kan laki-laki, ya aku kasih tau kalau kaya gitu
itu gak wajar, apaya, menyerupai wanita gitu kan. terus juga sedikit mengarah ke keadaan

30
menyimpang terus juga ada larangan agama kan. terus kalau yang diet ekstrim itu dikasih
pengertian sama ngasih solusi lain yang ee lebih baik gitulah daripada diet-diet ekstrim
kaya gitu, kaya puasa kek atau defisit kalori gitu

P : jd km cenderung untuk tetap berpegang teguh sama prinsip km sendiri ya?

N:iyaa, tapi ee balik lagi si sama siapa kita ngomongnya, kalo dia temen deket ya bisa
aja gitu lo buat eee, diingetin gitu, klo ga deket ya gaakan aku gituin sih, karena takut itu
yaa, ee jadi tersinggung atau gimana.

P : jadi misal kalau ada trend apa gt tentang korea, trs itu ngga cocok sm kamu, ya ngg
kamu lakuin?

N : eee rata-rata iya sih, soalnya gini, ee kaya cuman suka kpop doang bukan yg sampe
ngikutin trend gitu.

P : okeey terimakasih Arifah, kayanya segitu aja sih pertanyaan dari aku.

N : Alhamdulillah ga panjang-panjang hahaha

P : hahahaha, mungkin Arifah ada pertanyaan buat aku?

N : ee ngga ada sih

Equation 1 transkrip verbatim

4. Pra Coding sesi 1

Sesi 1

No Verbatim

1 oiya.. perkenalakan nama saya Arifah Widya dari jurusan Management


2 angkata 2021.

3 kegiatanya kalau jadi kpopers itu paling ya streaming,koleksi pc, terus beli
4 album, trs kaya nonton-nontonin kontenya gitu aja sih paling

streaming youtube atau.. streaming.. kontenya git


5
6 e maksudnya tergantuh sih.. apa ya. show nya kayak, misalnya kayak ngonten
7 di .. kalau di korea tu, kalau di NCT ya itu ada konten bulananya gitu lo. jadi
8 kaya tentang itu.. olahraga atau berita gitu. jadi kaya apa ya..

9 ee pernah ada dan tau sih waktu ada kaya skandal

31
Perasaanya apa ya, kayak, ngikut ngerasain juga sih, maksudnya kaya kok bisa
10 kaya gitu, terus kenapa bisa kaya gitu
11
ee ada kecewa . cuman ya dilihat lagi, maksudnya kaya beneran.. kaya gitu apa
12 engga. kaya update beritanya gitu lo
13
ee engga sih kalau merasa bersalah kaya gitu, cuma lebih ke kecewa aja
14 ee menerima sih kalau ternyata idolnya seperti itu
15
kalau awal mungkin kaget gitu maksudnya kaya kenapa bisa begini, kaya
16 kaget. lebih ke kaget sih, kaya … (narasumber bingung menjelaskan)
17
iyaa ngga menyangka
18
Perasaanya kaya gimana ya, sebenernya biasa aja sih. soalnya beli beli kaya
19
gitu itu cuman buat seneng- seneng aja dan itu kebetulan ada moment moment
20
tertentu, misalnya kebetulan habis ujian, atau kebetulan habis comebackgitu
21
biasanya kan ngeluarin album, yauda beli. kalau ngga ada apa apa sebenernya
22
ngga beli sih
23
Iya jadi emenku itu ikut beli, kan dia seneng BTS dan ngantri bener bener
24 ngantri. itu seneng sih waktu dapet
25
ee biar seneng lagi mungkin biasanya ngalihin sama konten-konten yang lain
26 gituloh. misalnya konten konten lagi
27
engga beda. misalnya ada masalah di EXO nih, nonton konten NCT. terus
kalau NCT ada masalah nonton konten EXO . jadi rasaya kaya berkurang gitu
28 loh
29
ee sebenarnya tergantung orangnya sih. kan boyband itu ada banyak dan itu
30
ada bias kita sendiri kan. kalau itu kebetulan pas bias kita mungkin itu ngaruh
sih ke mood.
31
32 kaya apa.. ee. nangis (ditekan) gitu kaya kok bisa kaya gitu sampe ga ngapa
33 ngapain gitu loh.

34 iyaa sampe sedih banget


35
36 e lebih ke … iya sih. aktivitas gitu lo jadi keganggu sih, lumayan

Dengerin musik sih. tapi musiknya bukan yang kaya koreanya gitu loh.. atau
37
makan sih. makan yang enak.
38 ya sih, jujur iya. jadi tau sela diri gitu loh
39

32
oo em apaya (berfikir) lebih kaya gini. kan dari kenal kpop kita jadi punya apa
40 ya, diotak kaya ada …misalnya nih. kan aku ada ituan,.. acara bisnis, gitu nih.
41 jadi kaya ada inovasi gitu loh kita mau bikin apa
42
43 Iyaa jadi bisa ngarahin ke hal hal yang positif

(berfikir) emm sejauh ini nggada (potensi lain) sih gitu doang
44
ee sebenernya ada sih tapi aku ngga ikut ikutan. soalnya kalau yang kaya gitu
45 gitu biasanya agak fanatik, serem gitu

46 ee mungkin karena sesama kpopers gitu jadi nyambungkan, jadi kaya bisa
47 deket gitu karena topik awal awalnya nyambung, berteman, berteman
48 berteman terus deket giyu
49
50 ee karena uda jadi temen ya, ya jadi kayak biasa kalau temenan aja gitu. Misal
kalau lagi sakit dibantu, kalau mau bareng yaa boleh bareng
51
mungkin ikut ngerasa sedih tapi karena itu bukan bias kita jadi kita cuman
52
berusaha buat ngehibur dia aja gitu
53 iyaa ada nenangin gitu
54
bisa dibilang cukup deket sih tapi ngga yang semuanya, gitu
55
56 emm bisa dibilang hampir sih, jadi bahasan nya ngga cuman kpop aja

sebenernya sama aja sih soalnya kpopers itu cuman awal mungkin, awalnya
57
kita ngga nyambung ga deket, cuman gara-gara kpop ini jadi nyambung, ada
pembukanya. kalau orang-orang yang non kpopers ee sebenernya tergntung
58
orangnya juga sih buat aku nge reach out nya biar bisa ngobrol gitu. kalau
57
orangnya enak ya aku juga bisa enak ngobrolnya
58
59 sebenernya gini, karena kpop basicnya, idol itu basicnya kan mereka itu berani
60 maksudnya berani ngomong di depan umum, itu jadi mancing kita kaya buat
(terkekeh) bahasa alaynya kaya (terkekeh) “idol lo aja bisa” gitu kaya harus
61 bernai gitu
62
63 mungkin, kan ada idol yang terliha pinter gitu ya. nah itu yang bikin motivasi
64 kaya harus bisa gitu loh. iya jadi kaya inspirator aku

65 ee ada cuman kaya kurang aja gitulo rasanya


66

67
68

33
69 kurangnya tu karena mungkin lebih oh dia begini ni maksudnya sama sih,
70 sama-sama pinterlah, bisa ngomong didepan umumlah tapi kaya kurang aja
gitu karena mungkin kita ngga terlalu suka, jadinya kurang masuk gitu
71
72 sejauh ini ngga ada sih. malah justru itu setelah jadi kpopers aku jadi tau jalan
ku gitu
73
oo mungkin karena idolnya baik itu ya, jadi sebisa mungkin ya baik sih
74
75 bisa sih, tapi kaya tanpa kpop itu jauh lebih susah buat nempuh tujuanya gitu
lo, ngga ada support sistemnya.
76
mendukung sih lingkunganya gaada yang gimana-gimana
77
78 iyaa itu beneran berhasil bisa sih, ngeracuni orang orang buat jadi kpopers juga
(terkekeh)

Table 2 Pra Coding

5. Pra Coding sesi 2

Sesi 2

No Verbatim

1 Soree, iyaa hehe

2 sama samaa

3 okee gapapaa

4 kalau … sampe gabisa cari hiburan lain itu.., gak pernah sih, karena,
5 gini, kita masih mikir kaya harus profesional buat berkegiatan kyk ee
6 kuliah, ketemu temen, yang kaya gitu gitu lah. karena kan juga ga semua
7 org bisa nerima apa yg lg kita alamin soalnya mereka mikir itu hal biasa,
8
kecuali kita cerita ato tunjukin ke orang yang udah deket sama kita, tapi ya
9
itu ga yang sampe ga bisa ngapa-ngapain sih

10 yaa betulll, sedihnya ada cuma yang ga begitu berpengaruh banget gitu
11

34
12 ee gimana itu maksudnya

13 ada sih, kayak ee ini, laki laki yang pakai make up, nah klo ketemu di
14 kehidupan nyata kan agak gimana gitu ya tp klo publik figur dan harus
15 tampil beda mungkin ya gapapa, terus ada juga itu.. ee diet ekstrim itu juga
16
bertolak belakang sih sama aku soalnya aku kurang suka sama hal-hal
17
semacam diet apalagi diet ekstrim gitu sih

18 kalau nyikapinya, ee. gimana ya , karena gini aku pernah ketemu sama
19 orang kaya gitu, yang pake make up gitu kan, di kehidupan nyata dan dia tu
20 emang bener ngikutin idol-idol gitu, terus aku kaya aku ingetin kaya dia
21 kan laki-laki, ya aku kasih tau kalau kaya gitu itu gak wajar, apaya,
22 menyerupai wanita gitu kan. terus juga sedikit mengarah ke keadaan
23 menyimpang terus juga ada larangan agama kan. terus kalau yang diet
24
ekstrim itu dikasih pengertian sama ngasih solusi lain yang ee lebih baik
25
26 gitulah daripada diet-diet ekstrim kaya gitu, kaya puasa kek atau defisit
kalori gitu

27 iyaa, tapi ee balik lagi si sama siapa kita ngomongnya, kalo dia temen
28 deket ya bisa aja gitu lo buat eee, diingetin gitu, klo ga deket ya gaakan
29 aku gituin sih, karena takut itu yaa, ee jadi tersinggung atau gimana.

eee rata-rata iya sih, soalnya gini, ee kaya cuman suka kpop doang
30 bukan yg sampe ngikutin trend gitu.
31

Table 3 Pra Coding 2

6. Coding sesi 1

Sesi 1

VERBATIM KODE NO. KODE

merasakan sedih, 1
Perasaanya apa ya, kayak, ngikut mempertanyakan kejadian
ngerasain juga sih, maksudnya
kaya kok bisa kaya gitu, terus
kenapa bisa kaya gitu (Partisipan
A (1) 10-11)

merasakan kecewa namun 2


ee ada kecewa . cuman ya dilihat memastikan kebenaran
lagi, maksudnya kaya beneran.. terlebih dahulu
kaya gitu apa engga. kaya update

35
beritanya gitu lo (Partisipan A
(1)12-13)

menerima keadaan, tidak 3


ee engga sih kalau merasa menyalahkan diri sendiri
bersalah kaya gitu, cuma lebih ke
kecewa aja

ee menerima sih kalau ternyata


idolnya seperti itu (Partisipan A
(1) 14-15)

tidak merasakan kesedihan 4


Perasaanya kaya gimana ya, yang mendalam, mampu
sebenernya biasa aja sih. soalnya mengendalikan diri dalam
beli beli kaya gitu itu cuman buat tindakan konsumtif
seneng- seneng aja dan itu
kebetulan ada moment moment
tertentu, misalnya kebetulan
habis ujian, atau kebetulan habis
comebackgitu biasanya kan
ngeluarin album, yauda beli.
kalau ngga ada apa apa
sebenernya ngga beli sih
(Partisipan A (1) 19-23)

menemukan cara yang 5


ee biar seneng lagi mungkin efektif bagi dirinya sendiri
biasanya ngalihin sama konten- dalam mengatasi
konten yang lain gituloh. kesedihan.
misalnya konten konten lagi
(Partisipan A (1) 26-27)

menemukan problem 6
Dengerin musik sih. tapi solving untuk mengatasi
musiknya bukan yang kaya kesedihan
koreanya gitu loh.. atau makan
sih. makan yang enak.(Partisipan
A (1) 38-39)

36
memiliki inovasi baru dan 7
oo em apaya (berfikir) lebih kaya berfikir kreatif dalam
gini. kan dari kenal kpop kita jadi bidang bisnis.
punya apa ya, diotak kaya ada
…misalnya nih. kan aku ada
ituan,.. acara bisnis, gitu nih. jadi
kaya ada inovasi gitu loh kita mau
bikin apa (Partisipan A (1) 41-43)

Sikap yang hangat, 8


ee mungkin karena sesama Pertemanan yang positif
kpopers gitu jadi nyambungkan,
jadi kaya bisa deket gitu karena
topik awal awalnya nyambung,
berteman, berteman berteman
terus deket giyu (Partisipan A (1)
48-50)

memiliki rasa empati,


mungkin ikut ngerasa sedih tapi memiliki kelekatan yang
karena itu bukan bias kita jadi kita positif
cuman berusaha buat ngehibur 9
dia aja gitu (Partisipan A (1) 53-
54)

memiliki sikap yang


sebenernya sama aja sih soalnya hangat dan positif kepada
kpopers itu cuman awal mungkin, non Kpopers
awalnya kita ngga nyambung ga
deket, cuman gara-gara kpop ini
jadi nyambung, ada pembukanya.
kalau orang-orang yang non
10
kpopers ee sebenernya tergntung
orangnya juga sih buat aku nge
reach out nya biar bisa ngobrol
gitu. kalau orangnya enak ya aku
juga bisa enak ngobrolnya
(Partisipan A (1) 58-60)

37
memiliki semangat,
sebenernya gini, karena kpop termotivasi menjadi lebih
basicnya, idol itu basicnya kan baik
mereka itu berani maksudnya
berani ngomong di depan umum,
itu jadi mancing kita kaya buat
(terkekeh) bahasa alaynya kaya
(terkekeh) “idol lo aja bisa” gitu
11
kaya harus bernai gitu

mungkin, kan ada idol yang


terliha pinter gitu ya. nah itu yang
bikin motivasi kaya harus bisa
gitu loh. iya jadi kaya inspirator
aku (Partisipan A (1) 61-66)

Idol memiliki makna


kurangnya tu karena mungkin tertentu, tidak termotivasi
lebih oh dia begini ni maksudnya dengan idol lain
sama sih, sama-sama pinterlah,
bisa ngomong didepan umumlah
12
tapi kaya kurang aja gitu karena
mungkin kita ngga terlalu suka,
jadinya kurang masuk gitu
(Partisipan A (1) 68-70)

mengetahui tujuan,
sejauh ini ngga ada sih. malah memaknai hidup
justru itu setelah jadi kpopers aku
13
jadi tau jalan ku gitu ( Partisipan
A (1) 71-72)

Kpop memiliki makna


bisa sih, tapi kaya tanpa kpop itu tersendiri, tidak merasakan
jauh lebih susah buat nempuh kesulitan jika berkaitan
tujuanya gitu lo, ngga ada support dengan K-pop 14
sistemnya. (Partisipan A (1)74-
75)

antusiasme tinggi, mampu


iyaa itu beneran berhasil bisa sih, menguasai lingkungan 15
ngeracuni orang orang buat jadi sekitarnya

38
kpopers juga (terkekeh).
(Partisipan A (1) 77-78)

Table 4 Coding sesi 1

7. Coding sesi 2

Sesi 2

Verbatim Kode No. Kode

Tidak merasakan kesedihan


kalau … sampe gabisa cari yang mendalam, memiliki
hiburan lain itu.., gak pernah sih, rasionalitias, dapat
karena, gini, kita masih mikir kaya mengkontrol emosi sedih
harus profesional buat berkegiatan
kaya ee kuliah, ketemu temen, yang
kaya gitu gitu lah. karena kan juga
ga semua org bisa nerima apa yg lg
1
kita alamin soalnya mereka mikir itu
hal biasa, kecuali kita cerita ato
tunjukin ke orang yang udah deket
sama kita, tapi ya itu ga yang sampe
ga bisa ngapa-ngapain sih (Partisipan
A (2) 4-9)

Memiliki keyakinan sendiri,


ada sih, kayak ee ini, laki laki Jelas dalam menentukan hal
yang pakai make up, nah klo ketemu yang tidak disuka
di kehidupan nyata kan agak gimana
gitu ya tp klo publik figur dan harus
tampil beda mungkin ya gapapa,
2
terus ada juga itu.. ee diet ekstrim itu
juga bertolak belakang sih sama aku
soalnya aku kurang suka sama hal-
hal semacam diet apalagi diet ekstrim
gitu sih (Partisipan A (2) 13-17)

berpegang teguh pada


kalau nyikapinya, ee. gimana ya keyakinanya, percaya diri
, karena gini aku pernah ketemu 3
sama orang kaya gitu, yang pake

39
make up gitu kan, di kehidupan nyata
dan dia tu emang bener ngikutin
idol-idol gitu, terus aku kaya aku
ingetin kaya dia kan laki-laki, ya aku
kasih tau kalau kaya gitu itu gak
wajar, apaya, menyerupai wanita gitu
kan. terus juga sedikit mengarah ke
keadaan menyimpang terus juga ada
larangan agama kan. terus kalau
yang diet ekstrim itu dikasih
pengertian sama ngasih solusi lain
yang ee lebih baik gitulah daripada
diet-diet ekstrim kaya gitu, kaya
puasa kek atau defisit kalori gitu (
Partisipan A (2) 18-26)

tidak mudah terpengaruh


eee rata-rata iya sih, soalnya
gini, ee kaya cuman suka kpop doang
4
bukan yg sampe ngikutin trend gitu
(Partisipan A (2) 30-31)

Table 5 Coding sesi 2

8. Kategorisasi

Kode No. Kode Kategorisasi

merasakan sedih, mempertanyakan 1 Mengalami emosi negatif


kejadian

merasakan kecewa namun memastikan 2 Mengalami emosi negatif


kebenaran terlebih dahulu

menerima keadaan, tidak menyalahkan 3 Menerima diri sendiri


diri sendiri

tidak merasakan kesedihan yang 4 Menerima diri sendiri


mendalam, mampu mengendalikan diri
dalam tindakan konsumtif

menemukan cara yang efektif bagi 5 Menemukan Probelm Solving


dirinya sendiri dalam mengatasi
kesedihan.

menemukan problem solving untuk 6 Menemukan Probelm Solvin

40
mengatasi kesedihan

memiliki inovasi baru dan berfikir 7 Mampu mengenali potensi diri


kreatif dalam bidang bisnis.

Sikap yang hangat, Pertemanan yang 8 Memiliki relasi positif kepada


positif orang lain

memiliki rasa empati, memiliki 9 Memiliki relasi positif kepada


kelekatan yang positif orang lain

memiliki sikap yang hangat dan positif 10 Memiliki relasi positif kepada
kepada non Kpopers orang lain

memiliki semangat, termotivasi menjadi 11 Memiliki tujuan hidup


lebih baik

Idol memiliki makna tertentu, tidak 12 Penurunan motivasi namun


termotivasi dengan idol lain Memiliki makna tersendiri

mengetahui tujuan, memaknai hidup 13 Memiliki tujuan hidup

Kpop memiliki makna tersendiri, tidak 14 Memiliki makna tersendiri


merasakan kesulitan jika berkaitan
dengan K-pop

antusiasme tinggi, mampu menguasai 15 Mampu menguasai lingkungan


lingkungan sekitarnya

Tidak merasakan kesedihan yang 1 Menerima diri sendiri


mendalam, memiliki rasionalitias, dapat
mengkontrol emosi sedih

Memiliki keyakinan sendiri, Jelas 2 Memiliki keyakinan yang tinggi


dalam menentukan hal yang tidak
disuka

berpegang teguh pada keyakinanya, 3 Memiliki keyakinan yang tinggi


percaya diri

tidak mudah terpengaruh 4 Memiliki keyakinan yang tinggi


Table 6 Kategorisasi

41

Anda mungkin juga menyukai