Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SISKA ARIANIS

NIM : 12020723166

HUBUNGAN ANTARA DEMOKRASI,POLTIK


HUKUM DAN SISTEM HUKUM

Keterkaitan antara politik dalam pembentukan Mahfud MD perjalanan politik hukum Indonesia Mahfud MD,pada akhirnya
politik hukum dengan hukum tidak boleh merumuskan Politik dimuat dalam Garis-garis Besar menawarkan kerangka
sistem hukum makro dipahami secara mikro yang Hukum sebagai Haluan Negara (GBHN) merupakan politik hukum nasional
dan mikro sebagai berdinamika dalam suatu kebijaksanaan suatu bentuk ketakutan yang terjadi sebagaimana berikut:
ikatan derivatif untuk negara, tetapi juga dipahami hukum (legal disintegrasi bangsa, karena
konkretisasi politik secara makro yang policy) atau yang telah kenyataannya demonterasi sebgai
hukum melalui sistem berdinamika secara dilaksanakan bentuk penyaluran demokrasi telah
hukum. Sistem hukum internasional. Terkait politik pemerintah dan berubah arah untuk menggabungkan
tidak dapat dipandang dari dua dimensi dapat pengaruh politik otonomi khusus dalam dinamika
sebagai peraturan diasumsikan menjadi hal terhadap pembentukan reformasi dari akhir 1997 sampai
(mikro) tetapi harus yang mempengaruhi dalam dan penegakan hukum. 1999.
dipandang sebagai pembentukan hukum
lembaga pembentuk otomatis berkoherensi 1. Politik hukum nasional
menghasilkan produk dengan pelaksanaan dan 1.Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk harus selalu mengarah pada
hukum. penegakannya. terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum. cita-cita bangsa yakni adil dan
2.Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan makmur berdasarkan
mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat . pancasila.
3.Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian 2. Politik hukum nasional
hukum.
harus ditujukanuntuk
4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional, terutama yang berkaitan
dengan hak asasi manusia sesuai dengan kebutuhan. mencapai tujuan negara
5. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak hukum, 3. Politik hukum harus
untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan dipandu dengan lima nilai
Dari persfektif Operasional lembaga
kesejahteraan. yang terkandung dalam sila-
dinamika inilah pembentuk hukum 6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh sila Pancasila.
hukum tampil terbentuk dari proses penguasa dan pihak mana pun. 4. Politik hukum nasional
menjadi sarana politik menghasilkan 7. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yangmendukung kegiatan harus dipandu oleh keharusan
transformasi struktur berbagai produk hukum perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan untuk melindungi semua
dan kultur yang merupakan bentuk kepentingan nasional. unsur bangsa yang mencakup
8. Menyelenggarakan proses peradilan dengan tetap menjunjung tinggi asas
masyarakat, sarana kenyataan (das sein) ideologi dan teritori.
keadilan dan kebenaran.
pemerataan dan yang dapat disaksikan 9. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan 5. Membangun sistem hukum
sarana demokrasi. oleh panca indera. pelindungan, penghormatan, dan penegakan hak asasi manusia. Pancasila berdasarkan
10. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan landasan dan panduan di atas.
hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.
Mengapa demokrasi menjadi ciri khas negara modern dan Mengapa demokrasi disebut pemerintahan yang buruk menurut
konstitusonalisme Aristoteles
Pada era modern, tidak ada satu pun negara yang tidak mengaku bahwa negaranya adalah Negara hukum (rechstaat) meskipun sistem ketatanegaraan,
politik dan sistem pemerintahannya masih jauh dari syifat dan hakikatnya negara hukum. Bentuk negara hukum modern terkait dengan keinginan rakyat
untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan sistem yang demokratis. Terkait dengan hal yang pertama yakni Negara hukum demokratis, secara
sederhana dapat dikatakan bahwa negara hukum demokrasi yaitu Negara hukum yang berdasarkan pada asas kerakyatan. Konsep negara hukum ini dapat
dipandukan dengan konsep negara hukum kesejahteraan “Welfare state” (negara kesejahteraan). Dalam timbulnya dunia modern ini pada abad ke-20 ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi milik semua bangsa dan semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Arus modernisasi tak terbendung. Negara
pertama yang menerima modernisasi adalah jepang. Kemudian, di susul negara-negara lain. Pada awal abad ini pada umumnya negara telah memiliki
kodeks undang-undang berdasarkan prinsip dan kedaulatan rakyat dan kesamaan hak bagi semua warga negara. Kodeks ini berakar pada pikiran filsafat
yunani dan eropa yang dipratikkan di segala kawasan dunia. Sistem hukum modern juga harus mencaerminkan rasa keadilan bagi masyarakat. Hukum
tersebut harus sesuai dengan kondisi masyarakat yang di aturnya hukum dibuat dengan prosedur yang ditentukan. Hukum yang dapat di mengerti atau di
pahami oleh masyarakat.1

Demokrasi itu tidak sempurna, dan premis ini memiliki fakta empiris. Aristoteles bahkan menyebut Demokrasi sebagai jenis pemerintahan yang buruk.
Demokrasi yang banyak dislogankan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat sangat sulit diterapkan secara realistik akibat nilai (value)
yang diidapnya terlampau ideal. Hanya 'dewa' yang bisa menerapkan Demokrasi, kata Rousseau.Bagi Aristoteles, Demokrasi adalah bentuk buruk dari Polity
(pemerintahan hukum dan konstitusi). Sama seperti Plato, Demokrasi bagi Aristoteles adalah pemerintahan yang dijalankan oleh masyarakat kelas bawah
negara kota: Dijalankan untuk memenuhi kepentingan warga kelas bawah. Dengan demikian Demokrasi menyurut untuk sekadar menjadi pemerintahan
suatu kelas dalam masyarkat. Bagi Aristoteles, eksistensi atau keberadaan yang “sedikit” atau few hanya akan terjamin selama ada pengampunan dari yang
“banyak.” Sinisnya pandangan Aristoteles atas Demokrasi mengakibatkan ia mempersamakannya dengan Mobokrasi.2

1
Yopi Gunawan, Perkembangan Konsep Negara Hukum & Negara Hukum Pancasila, (Bandung, Refika Aditama, 2015),hlm.60
2
Seta basri, “Demokrasi sebagai Jenis Kekuasaan yang Tidak Sempurna”, http://www.setabasri.com/2019/10/demokrasi-itu-tidak-sempurna-tapi.html?m=1 (diakses
pada 27 Juli 2019)

Anda mungkin juga menyukai