Anda di halaman 1dari 5

C.

Penggunaan Bahasa
Bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaannya. Bahasa merupakan media penyampaian buah pikiran seseorang agar
diketahui dan memperoleh respon dari orang lain. Bahasa merupakan simbol atau
lambang bunyi yang bersifat arbitrer digunakan oleh sekelompok masyarakat.
Hampir semua aktivitas yang kita jalani setiap hari memerlukan bahasa. Baik
menggunakan bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh.
Bahasa erat hubungannya dengan proses berpikir seseorang. Semakin terampil
seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.1
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Dilihat dari fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi, maka dalam media sosial bahasa sangat berperan penting. Perubahan
dan perkembangan bahasa pada seseorang dapat dipengaruhi beberapa hal
termasuk lingkungan, yang termasuk lingkungan disini yaitu teknologi yang
berkembang di masyarakat.2
Bahasa adalah teknologi sederhana yang dihasilkan oleh pergaulan
manusia, ia senantiasa berkembang dari waktu ke waktu, sebagaimana
perkembangan peradaban manusia yang dinamis. Ilmu pengetahuan dan teknologi
juga tidak akan dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya bahasa. Setiap
penelitian ilmiah tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya bahasa. Ilmu dan bahasa
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Jika tidak ada bahasa, maka ilmu
pengetahuan tidak akan dapat diketahui banyak orang dengan kata lain ilmu
pengetahuan tidak dapat disebarluaskan sebab tidak ada sarana untuk
mengkomunikasikannya. Maka dari itu, bahasa menjadi sarana utama pada setiap
forum ilmiah. Oleh karena pentingnya kedudukan bahasa pada ilmu pengetahuan,
maka bahasa yang digunakan untuk menyampaikannya harus snagat diperhatikan.
Ilmu pengetahuan haruslah disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami
orang lain. Yang dimaksudkan adalah bahasa yang digunakan tidak hanya
dimenegrti oleh kalangan ilmuan saja, tetapi bisa dimengerti oleh semua elemen
1
Rosy Febriani Daud. Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi Terhadap Bahasa
Indonesia. Vol. 5. No. 2. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi. 2021. Hal. 253-254.
2
Ibid.
masyarakat. Dengan begitu ilmu akan diterima oleh masyarakat luas dan
kebermanfaatan ilmu itu dapat dirasakan oleh banyak orang.3
Perkembangan bahasa dan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
catatan sejarah cenderung menunjukan keterkaitan. Kecenderungan Teknologi
Informasi itu menunjukkan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai
sebuah perangkat (benda) mati yang paling banyak mempengaruhi perkembangan
bahasa. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam perkembangannya berhasil
melahirkan kosakata-kosakata baru yang memperkaya khazanah kosakata dan
istilah bahasa Indonesia di zaman modern.
Di era globalisasi ini dimana ilmu pengetahuan yang berkembang sangat
pesat dan berbagai macam teknologi canggih bermunculan. Semua itu tidak akan
bisa dicapai jika tidak adanya bahasa, oleh karena itu bahasa juga mempunyai
peranan dalam ilmu pengetahuan. Fungsi bahasa sebagai alat interaksi tersebutlah
yang tentu saja memberikan kemudahan bagi penyampain informasi itu sendiri
yang pada akhirnya membuat berkembangya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperti yang telah kita bahas tadi di atas dunia tanpa bahasa = tidak ada interaksi,
tidak adanya interaksi berarti juga tidak adanya teknologi. Semakin
berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan berdampak juga pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.4
Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa bukan hanya dipandang sebagai
gejala individual, tetapi juga gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa tidak
hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor di luar
linguistik, yakni faktor-faktor sosial, seperti status sosial, tingkat pendidikan, usia,
jenis kelamin, ekonomi, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut
mengakibatkan lahirnya variasi bahasa yang berimplikasi pada ragam bahasa yang
digunakan.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya, topik
yang dibicarakan, hubungan pembicara dan teman bicara, serta medium
3
Rosy Febriani Daud. Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi Terhadap Bahasa
Indonesia. Vol. 5. No. 2. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi. 2021. Hal. 263-264.
4
Ibid. Hal. 264.
pembicaraannya. Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu
memperhatikan aspek (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang
hendak disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan
(4) medium atau sarana bahasa yang digunakan.Dengan demikian, komunikasi
yang terjalin antarpenutur bahasa dipengaruhi juga oleh ragam bahasa yang
digunakan.
Pemahaman akan ragam bahasa meningkatkan kebutuhan akan tindak
tutur bahasa yang berpengaruh terhdap pola-pola komunikasi sehingga tidak
terjadi distorsi pesan. Tindak tutur yang dibahas pada akhirnya akan mewujudkan
nilai dan fungsi bahasa tersebut. Pemahaman akan ragam bahasa meningkatkan
kebutuhan akan tindak tutur bahasa yang berpengaruh terhdap pola-pola
komunikasi sehingga tidak terjadi distorsi pesan. Tindak tutur yang dibahas pada
akhirnya akan mewujudkan nilai dan fungsi bahasa tersebut.5
Dalam ajaran Islam, bahasa yang baik dianggap sebagai cerminan seorang
mukmin. Hal ini menunjukkan bahwa seorang mukmin tidak hanya
memperhatikan penampilan luar, tetapi juga memperhatikan tutur kata dan
ucapannya. Bahasa yang baik mencerminkan akhlak yang mulia dan kepribadian
yang terpuji. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menuturkan dalam
haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam hadits shahihnya nomor
ke 6018.
‫ َقاَل َر ُسوُل‬: ‫ َع ۡن َأِبي ُهَر ۡي َر َة َقاَل‬،‫ َع ۡن َأِبي َص اِلٍح‬، ‫ َع ۡن َأِبي َحِص يٍن‬،‫ َح َّد َثَنا َأُبو اَأۡلۡح َو ِص‬: ‫َح َّد َثَنا ُقَتۡي َبُة ۡب ُن َسِع يٍد‬
‫ َو َم ۡن َك اَن ُيۡؤ ِم ُن ِباِهلل َو اۡل َيۡو ِم اآۡل ِخ ِر َفۡل ُيۡك ِر ۡم‬،‫ (َم ۡن َك اَن ُيۡؤ ِم ُن ِباِهلل َو اۡل َيۡو ِم اآۡل ِخ ِر َفاَل ُيۡؤ ِذ َج اَر ُه‬:‫ِهللا ﷺ‬
). ‫ َو َم ۡن َك اَن ُيۡؤ ِم ُن ِباِهلل َو اۡل َيۡو ِم اآۡل ِخ ِر َفۡل َيُقۡل َخ ۡي ًرا َأۡو ِلَيۡص ُم ۡت‬،‫َض ۡي َفُه‬6
Artinya.
Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami: Abul Ahwash menceritakan
kepada kami, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, beliau
mengatakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya.
5
Paulana Christian Suryawin, dkk, Tindak Tutur (Speech Act) dan Implikatur dalam Penggunaan
Bahasa, Vol.1, No.3, Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan, 2022,
Hal.35.
6
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 2010),
Juz 4, hal.9.
Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakanlah tamunya. Dan
siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ucapkanlah perkataan
yang baik atau diam.”
Berdasarkan hadits diatas, pentingnya memilih penggunaan bahasa yang
kemudian akan diucapkan melalui lisan seseorang, karena bahasa bisa menjadi
cerminan seseorang yang menggambarkan tentang identitasnya. Dalam Islam,
penting untuk berbicara dan berkata-kata dengan baik dan bijak. Ada banyak
ajaran dan petunjuk dalam Al-Qur'an dan Hadis yang menekankan pentingnya
berkomunikasi dengan cara yang baik, penuh rasa hormat, dan sesuai dengan
nilai-nilai Islam. Beberapa prinsip yang ditekankan dalam Islam terkait dengan
berkata yang baik melibatkan:
1. Kejujuran
Islam sangat menekankan pentingnya berbicara dengan jujur. Rasulullah
Muhammad SAW dikenal sebagai Al-Amin (yang dapat dipercaya) dan Al-Sadiq
(yang jujur). Kejujuran dalam berbicara adalah salah satu prinsip dasar dalam
Islam.
2. Penuh Rasa Hormat
Islam mengajarkan agar kita berbicara dengan penuh rasa hormat kepada
sesama, terutama kepada orang tua, guru, dan orang yang lebih tua. Bahasa yang
sopan dan santun harus menjadi bagian dari interaksi sehari-hari.
3. Menghindari Ghibah dan Fitnah
Islam melarang ghibah (menggunjing) dan fitnah (menjelek-jelekkan
orang lain). Berbicara yang baik juga mencakup untuk tidak menyebarkan
informasi yang tidak benar atau merusak reputasi seseorang.
4. Menjaga Lidah
Islam mengajarkan agar kita berhati-hati dengan kata-kata kita.
Menghindari umpatan, cacian, atau kata-kata kasar yang dapat menyakiti perasaan
orang lain.
5. Berprasangka Baik
Islam mendorong umatnya untuk memiliki prasangka baik terhadap
sesama. Jangan cepat menghakimi atau mencurigai niat orang lain. Dengan
mengikuti prinsip-prinsip ini, umat Islam diharapkan dapat menciptakan
lingkungan yang penuh kedamaian, toleransi, dan saling menghormati dalam
setiap interaksi komunikatif mereka.

Anda mungkin juga menyukai