SAP Kebersihan Gigi Dan Mulut + Dapus
SAP Kebersihan Gigi Dan Mulut + Dapus
MASYARAKAT
1. LATAR BELAKANG
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh
keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk
mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk
menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga
mulut. Kelainan-kelainan yang bisa terjadi di dalam mulut adalah gigi berlubang,
penyakit atau radang gusi dan gigi berjejal.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi.
Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset
kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk Indonesia mempunyai
pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5 diantaranya merupakan karies aktif yang
belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk
usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang
menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum
tidur malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah
menggosok gigi dengan benar.
Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara -
negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit
jaringan karies gigi (caries dentin). Hal ini karena prevalensi (jumlah kasus)karies di
Indonesia mencapai 80%. Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang
nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat. Tingginya prevalensi
karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi
oleh faktor - faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor
pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan
terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi,
susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan
2
mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan
dan mempunyai urutan besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa faktor luar
sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan
proses terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa,
letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi
dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan gigi
berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya
perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar kemungkinan kerusakan
gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi rokok, teh,
atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.
Di dalam makalah yang kami susun ini, terdapat berbagai cara dan pengertian
yang tidak kita ketahui selama ini. Jadi, kami ingin membantu masyarakat untuk lebih
memahami area mulut khususnya gigi.
3
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
MASYARAKAT
1. Tujuan
A. Tujuan Umum (TU)
Setelah diberikan penyuluhan dan sesi tanya jawab selama±30 menit, masyarakat
diharapkan dapat mengerti cara menjaga dan membersihkan gigi dengan benar.
B. Tujuan Khusus (TK)
2.Strategi pelaksanaan
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : FlipChart
4
3.Kegiatan Penyuluhan
4. Menjelaskan langkah
langkah menggosok gigi
dengan benar
5. Menjelaskan akibat
pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut yang tidak
tepat
PEMBAHASAN MATERI
Pengunyahan
Gigi memiliki peran pentig untuk menghaluskan makanan agar lebih mudah
ditelan serta meringkankan kerja proses pengunyahan didalam rongga mulut
maka makanan yang ada di proses menjadi lebih halus dan mempermudah
proses penelanan. Proses pengunyahan dipengaruhi oleh keseimbangan posisi
antara rahang atas dan rahang bawah, apabila tidak seimbang maka akan
menggangu proses pengunyahan sehingga gigi tidak dapat bekerja secara
maksimal.
Berbicara
Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi ataupun huruf-huruf
tertentu seperi huruf T,V,D,S dan S. Tanpa gigi maka maka akan kesulitan
dalam berbicara alias ngomong dan tidak akan terdengar sempurna.
Estetika
Gigi dan rahang dapat mempengarhui senyum seseorang, dengan adanya gigi
yang rapid an bersih maka senyum ssesorang akan terlihat lebih menarik
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki gigi yang tidak beraturan.
Selain itu bentuk rahang juga akan mempengaruhi bentuk wajah seseorang.
7
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus
dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, membatasi makanan yang mengandung gula
dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa
dan menyikat gigi harus menggunakan teknik dan cara yang tidak merusak
stuktur gigi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang
oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa diperhatikan lagi
dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam
bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan. (Malik, 2008).
a. Menggosok gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi yang
mengandung fluoride, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
b. Sikat gigi dengan baik dan benar, yaitu dengan menjangkau ke seluruh
permukaan gigi dengan arah dari gusi ke gigi.
c. Mempergunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan di
sela-sela gigi.
d. Berkumur setelah makan atau setelah menyikat gigi dengan obat
kumur yang tidak mengiritasi.
e. Kurangi mengonsumsi makanan yang mengandung gula seperti
permen, atau makanan bertepung karena sisa makanan tersebut dapat
melekat pada gigi.
f. Perbanyak konsumsi buah dan sayur yang dapat membersihkan gigi
seperti apel, wortel, dan seledri.
Halitosis merupakan suatu keadaan dimana terciumnya bau mulut pada saat seseorang
mengeluarkan nafas, biasanya tercium saat seseorang mengeluarkan nafas saat
berbicara. Halitosis biasanya disebabkan oleh dua hal yaitu kondisi kesehatan secara
umum dan local.
Karang gigi dapat melekat pada permukaan gigi yang terletak di atas
gusi, sehingga disebut supra gingival, atau pada permukaan yang terletak di
bawah gusi dan disebut sub gingival. Karang gigi supra gingival berwarna
kuning sedangkan karang gigi sub gingival berwarna coklat kehitaman,
melekat erat di bawah gusi dan amat sukar dibersihkan. Karang gigi supra
gingival berasal dari endapan-endapan mineral ludah yang bereaksi dengan
bakteri-bakteri mulut serta sisa-sisa makanan, sedangkan karang gigi sub
gingival berasal dari sel-sel darah yang pecah dan mengendap ke sela-sela gigi
dan gusi.
c. Karies gigi
Karies atau gigi berlubang adalah yang membusuk di dalam gigi yang
terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan
gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi.
Karies dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke
bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa.
Adapun penyebab karies antara lain karbohidrat, mikroorganisme dan air
ludah, serta permukaan dan bentuk gigi (Tarigan, 1990).
Kebersihan gigi dan mulut dipengaruhi oleh faktor menyikat gigi dan jenis makanan
(Suwelo,1992).
a. Menyikat gigi
Mulut sebenarnya sudah memiliki sistem pembersihan sendiri (self cleansing) yaitu
air ludah, tetapi dengan makanan yang modern seperti sekarang, pembersihan alami
ini tidak lagi dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu untuk menjaga agar gigi
dan mulut tetap dalam keadaan bersih diperlukan bantuan sikat gigi dan bahan–bahan
lainnya (Tarigan, 1989). Menurut Herijulianti, Indriani dan Artini (2002), cara yang
paling mudah dilakukan untuk menghindari masalah kesehatan gigi dan mulut adalah
dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang lazimnya dilakukan adalah dengan
menyikat gigi. Machfoedz (2006), menyatakan perilaku menyikat gigi yang baik dan
benar dilakukan secara tekun, teliti, dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan
dengan giat dan sungguh–sungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh
9
permukaan gigi dan teratur artinya dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang
tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam.
1) Waktu menyikat gigi Waktu menyikat gigi yang baik adalah setiap
kali setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Dianjurkan menyikat gigi
sesudah makan, gigi akan menjadi kotor karena adanya sisa-sisa makanan
yang masih menempel pada gigi, oleh karena itu melakukan sikat gigi yang
benar adalah sesudah makan pagi. Menyikat gigi malam hari sebelum tidur
dianjurkan karena pada saat tidur bakteri didalam rongga mulut akan bergerak
dengan bebas untuk merusak gigi dan mulut, menjaga agar bakteri tidak dapat
berkembang dengan bebas gigi harus bersih, bersih dari sisa makanan yang
melekat pada permukaan gigi (Setyaningsih, 2007).
a) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan
pendek-pendek atau atas bawah selama dua samapai lima menit dan sedikitnya
delapan kali gerakan setiap gerakan gigi.
b) Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
c) Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak
memutar.
d) Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju
mundur.
e) Permukaan gigi yang menghadap langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan
dari arah gusi ke permukaan gigi.
f) Sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan tegak dengan posisi kepala sikat
gigi ada di atas.
g) Hal yang harus diperhatikan pada saat menggosok gigi yaitu gosoklah semua
permukaan gigi. Pindahkan sikat gigi dengan teratur, dan gosoklah gigi-gigi dengan
teliti. Sikat gigi jangan ditekan sewaktu menggosok.
i) Biasakan untuk menggosok gigi didepan cermin dan jangan lupa untuk memakai zat
pewarna plak.
j) Pemeriksaan gigi secara sepintas yaitu pemeriksaan dilakukan tanpa alat dan
dilakukan setelah kegiatan menggosok gigi.
10
a) Sikat gigi
Sikat gigi merupakan salah satu alat oral fisiotherapy yang digunakan secara luas
untuk membersihkan gigi dan mulut. Macam sikat gigi ada yang manual maupun
elektrik, dengan berbagai ukuran dan bentuk. Banyak jenis sikat gigi di pasaran, harus
diperhatikan keefektifan sikat gigi untuk membersihkan gigi dan mulut (Putri,
Herijulianti, dan Nurjannah, 2010). Sikat gigi yang digunakan harus memenuhi syarat
kesehatan yaitu:
(1) Kepala sikat yang kecil Ukuran kepala sikat gigi yang kecil tujuannya agar dapat
membersihkan permukaan gigi yang paling belakang serta dapat digerakan dengan
mudah pada sudut permukaan gigi yang berbeda.
(2) Tangkainya Lurus Tangkai sikat gigi yang dipergunakan tangkainya lurus dengan
tujuan agar mudah dipegang.
(3) Bulu Sikat yang Halus Bulu sikat gigi yang dipergunakan harus halus supaya tidak
merusak gigi dan jangan terlalu keras karena tidak dapat membersihkan sisa makanan
yang menempel pada permukaan gigi. Bulu sikat yang baik adalah yang terbuat dari
nilon.
b) Pasta Gigi
Pasta gigi adalah suatu zat yang digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk
membersihkan dan memoles gigi. Efek pembersihan dari pasta gigi tergantung dengan
kandungannya. Pasta gigi efektif dalam peranannya kebersihan mulut, pasti ini
haruslah berkontak erat dengan gigi dengan cara meletakkan pasta gigi diantara bulu
sikat agar tidak jatuh sebelum mencapai permukaan gigi (Wirayuni, 2003). Pasta gigi
biasanya digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk membersihkan dan
menghaluskan permukaan gigi geligi, serta memberikan rasa nyaman dalam rongga
mulut, karena aroma yang terkandung didalam pasta tersebut nyaman dan
menyegarkan (Putri, Herjulianti, dan Nurjannah, 2010).
Menurut Besford (1996), mulut akan terasa lebih segar apabila menyikat gigi dengan
menggunakan pasta gigi. Pasta gigi yang sebaiknya digunakan adalah pasta gigi yang
mengandung fluor. Karena fluor dapat mencegah kerusakan gigi yang lebih lanjut.
c) Cermin
Tujuan penggunaan cermin dalam menggosok gigi adalah untuk membantu melihat
pada waktu menyikat gigi agar tidak ada permukaan yang terlewati, selain itu cermin
juga dipergunakan untuk membantu melihat sesudah menyikat gigi, untuk mengetahui
semua permukaan gigi sudah bersih atau belum. Penyikatan kembali dapat dilakukan
11
jika gigi belum bersih (Besford, 1996). Menurut Be Nio (1987), beberapa alat bantu
yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah benang gigi, tusuk gigi, sikat sela-
sela gigi. b. Jenis makanan Menurut Tarigan (2013), fungsi mekanis dari makanan
yang dimakan berpengaruh dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut , diantaranya:
1). Makanan yang bersifat membersihkan gigi, yaitu makanan yang berserat dan
berair seperti sayur–sayuran dan buah–buahan.
2). Sebaliknya makanan yang dapat merusak gigi yaitu makan yang manis dan mudah
melekat (kariogenik) pada gigi seperti coklat , permen, biskuit, dan lainlain.
3. Menyikat Gigi
Teknik menyikat gigi Menurut Sariningsih (2012), teknik
menyikat gigi adalah:
a) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan
pendek-pendek atau atas bawah selama dua samapai lima menit dan sedikitnya
delapan kali gerakan setiap gerakan gigi.
b) Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
c) Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak
memutar.
d) Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju
mundur.
e) Permukaan gigi yang menghadap langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan
dari arah gusi ke permukaan gigi.
f) Sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan tegak dengan posisi kepala sikat
gigi ada di atas.
g) Hal yang harus diperhatikan pada saat menggosok gigi yaitu gosoklah semua
permukaan gigi. Pindahkan sikat gigi dengan teratur, dan gosoklah gigi-gigi dengan
teliti. Sikat gigi jangan ditekan sewaktu menggosok.
i) Biasakan untuk menggosok gigi didepan cermin dan jangan lupa untuk memakai zat
pewarna plak.
j) Pemeriksaan gigi secara sepintas yaitu pemeriksaan dilakukan tanpa alat dan
dilakukan setelah kegiatan menggosok gigi.
Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus enamel gigi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat mebuat tubuh menjadi sehat dan bugar,
karena kebanyakan sumber penyakit berasal dari mulut. Banyak dari tanda dan gejala
penyakit ditandai dengan keadaan mulut dan seluruh bagian-bagian mulut ada gangguan
atau adanya penyakit. Dengan diberikan penyuluhan ini, kepada seluruh audien dapat
tahu akan pentingnya menjaga kesehatan mulut. Beberapa tips menjaga kesehatan gigi
dan mulut diantaranya Membersihkan gigi secara rutin dan benar, Sikat gigi setelah
makan, Setelah makan yang manis-manis, seperti permen dan cokelat, berkumur dengan
air putih beberapa kali baru menyikat gigi, Sikat gigi sebelum tidur, Kontrol ke Dokter
Gigi secara rutin setiap enam bulan sekali.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami isi yang
tercantum dalam makalah ini. Karena tidak ada yang sempurna di dunia ini, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar llmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2003
Dental Caries :1 MedlinePlus Medical Isncyclopedia, page accessed August 14, 2006.
Aziz. 2004. Panduan Singkat Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: KDT
Budiharto. 2012. Ilmu Prilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta: EGC