Anda di halaman 1dari 6

PENJELASAN BAGAIMANA PRINSIP DAN

KRITERIA DAPAT MENJAMIN


NO PRINSIP DAN KRITERIA INDIKATOR
KEBERLANJUTAN USAHA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT

1. Prinsip 1 : Kepatuhan Legalitas


Usaha Perkebunan
Dalam prinsip kepatuhan legalitas
usaha, kriteria yang harus dipenuhi
diantaranya :
Legalitas Lahan : Dengan diperolehnya izin usaha bagi suatu
perusahaan perkebunan kelapa sawit yang
1. Izin lokasi pelaku usaha
diterbitkan oleh organisasi yang berwenang di
perkebunan mempunyai izin Mempunyai Izin Lokasi yang
tempat usahanya, maka perusahaan yang
lokasi yang dikeluarkan oleh dikeluarkan oleh Bupati/
bersangkutan mempunyai landasan resmi berupa
bupati/ walikota/ gubernur/ Walikota/Gubernur/ Pejabat
perizinan usaha yang sah secara hukum dalam
pejabat yang berwenang dengan yang berwenang dengan
mengahadapi konflik yang yang berasal dari
dilengkapi peta skala 1:100.000 dilengkapi peta wilayah dengan
lingkungan eksternal seperti ancaman protes
atau 1:50.000 sesuai dengan skala 1:100.000 atau 1:50.000.
masyarakat yang menentang berdirinya perusahaan
rtwk/rtrwp sebelum dapat
perkebunan tersebut.
melaksanakan kegiatannya.

2. Hak Atas Tanah Memiliki Hak Sebagaimana perizinan yang diterbitkan oleh
- Memiliki Hak atas Tanah
Atas Tanah (HGU, HGB dan organisasi pemerintah berwenang, dokumen ha
(HGU, HGB, Hak Pakai)
atau Hak Pakai) yang sesuai katas tanah berupa surat HGU berperan penting
yang sah dengan luasan

Gita Efrandi/2005023/Reguler
dengan Peraturan Perundangan sesuai peraturan sebagai landasan hukum yang sah atas berdirinya
yang berlaku. perundangan di bidang suatu perusahan perkebunan kelapa sawit apabila
pertanahan. menemui konflik yang bersifat eksternal seperti
- Memiliki bukti 1 rekaman protes ketidaksetujuan masyarakat.
dokumentasi pembebasan
lahan yang telah dilakukan
di areal HGU
- Pemeliharan 1 batas-batas
HGU.

3. Sengketa Lahan Pelaku Usaha


- Pelaku Usaha Perkebunan Pada perusahaan perkebunan, penyelesaian
Perkebunan wajib menyelesaikan
wajib 1 menyelesaikan sengketa lahan atau konflik lahan harus dilakukan
sengketa lahan yang ada di dalam
sengketa lahan yang ada di dengan cara-cara yang tepat sesuai dengan
areanya sesuai dengan peraturan
dalam arealnya sesuai prosedur yang dimuat dalam peraturan yang
perundangan.
peraturan yang berlaku berlaku. Sehingga kedua belah pihak mencapai
- Pelaku Usaha Perkebunan kesepakatan yang tidak bersifat ‘berat sebelah’.
harus dapat membuktikan Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
bahwa sengketa lahan yang konflik yang berkepanjangn yang merupakan
ada di arealnya telah ancaman bagi perusahaan perkebunan terkait.
disepakati penyelesaiannya

4. Perolehan lahan perkebunan Lahan perkebunan yang berasal Dalam pendirian perkebunan kelapa sawit, asal
yang berasal dari kawasan dari tanah hak ulayat usul lahan yang digunakan harus diperhatikan, dan
hutan produksi konversi wajib masyarakat hukum adat wajib tidak boleh menggunakan hutan yang menjadi

Gita Efrandi/2005023/Reguler
mempunyai Izin Pelepasan diperoleh berdasarkan tanah ulayat masyarakat untuk mencegah
Kawasan Hutan dari KLHK musyawarah dan persetujuan terjadinya konflik yang dapat mengancam
atau BKPM. dengan informasi yang lengkap keberlangsungan dan keberlanjutan masyarakat
tanpa pasaan dari masyarakat karena menyalahi peraturan dan
hukum adat pemegang hak ketidaksetujuan/protes masyarakat bersangkutan.
ulayat mengenai penyerahan
tanah dan imbalannya sesuai
dengan peraturan perundangan.

5. Tumpang Tindih Lahan dengan


Tersedia 1 kesepakatan tertulis Pada kasus pendirian perusahaan perkebunan
Usaha Lainnya Pelaku Usaha
antara pemegang hak atas tanah kelapa sawit yang tumpeng tindih dengan mitra
Perkebunan memiliki
dengan usaha lainnya. lain atau pelaku usaha lain, diantara keduanya
kesepakatan atas tumpang tindih
harus dibuat kesepakatan legal yang memuat apa-
lahan dengan usaha lainnya
apa yang menjadi hak dan kewajiban masig-masing
sesuai peraturan perundangan
untuk menghindari konflik agar kedua usaha yang
saling tumpeng tindih tersebut dapat berjalan
beriringan.

Legalitas Usaha Perkebunan :

1. Izin Lingkungan Mempunyai


persyaratan legalitas yang Memiliki Izin Lingkungan yang Dengan diperolehnya izin usaha terkait lingkungan

Gita Efrandi/2005023/Reguler
terkait dengan lingkungan dikeluarkan oleh pejabat yang bagi suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit
sebelum melaksanakan berwenang sesuai peraturan yang diterbitkan oleh lembaga legal yang
perundangan. berwenang di tempat usahanya, maka perusahaan
kegiatannya.
yang bersangkutan mempunyai landasan resmi
berupa perizinan lingkungan yang sah secara
hukum dalam mengahadapi konflik yang yang
berasal dari lingkungan eksternal seperti ancaman
protes masyarakat yang menentang berdirinya
perusahaan perkebunan tersebut karena isu
lingkungan yang dilontarkan kepada perusahaan
bersangkutan.
2. Fasilitasi Pembangunan kebun
rakyat Pelaku Usaha
Mempunyai 1 dokumen
Perkebunan yang mengajukan kerjasama Pelaku Usaha
Kriteria ini dibuat dengan tujuan untuk
IUP-B atau IUP dengan luas Perkebunan dengan masyarakat
memciptakan hubungan timbal balik yang vaik
250 ha atau lebih, berkewajiban sekitar kebun tentang fasilitasi
anatar perusahaan dengan petani rakyat sehingga
pembangunan kebun
memfasilitasi pembangunan dapat saling memberikan sokongan dan dukungan
masyarakat
bagi keberlanjutan usaha keduanya.
kebun masyarakat sekitar
dengan luasan paling kurang
20% dari luas areal.

3. Prinsip Tanggung Jawab Sosial

Gita Efrandi/2005023/Reguler
Dan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat
Dalam prinsip tanggung jawabn
sosia dan pemberdayaan ekonomi
masayarakat, kriteria yang harus
dipenuhi diantaranya :

Dengan adanya prinsip tanggung jawab sosial dan


1. Tanggung Jawab Sosial ekonomi terhadap masyarakat melalui program-
- Memiliki 1 program
Kemasyarakat an Pelaku Usaha program pembinaan lokakarya, pembangunan
peningkatan kesejahteraan
Perkebunan harus memiliki berbabagi fasilitas umum, bakti sosial dan lain
masyarakat sekitar.
komitmen sosial, sebagai bertujuan untuk menciptakan hubungan
kemasyarakata n dan - Melakukan 1 pembangunan di timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat
pengembangan potensi kearifan sekitar kebun melalui berbagai sekitar lingkungan perusahaan. Timbal balik yang
lokal. kegiatan antara lain didapat yakni, masyarakat memperoleh
pendidikan, kesehatan, peningkatan kesejahteraan, sementara perusahaan
2. Pemberdayaan masyarakat pembangunan jalan, pertanian, perkebunan mendapat dukungan masyarakat yang
hukum adat/ penduduk asli usaha 2 produktif, olah raga, berperan penting bagi keberlangsungan dan
pelaku usaha perkebunan seni budaya dan keagamaan. keberlanjutan perusahaan berangkutan.
berperan dalam mensejahteraka
n masyarakat hukum adat (jika
terdapat)/ penduduk asli sesuai
dengan peraturan perundangan
Tujuan utama dari kriteria yang terkandung dalam
- Memiliki 1 program
3. Pengembangan usaha lokal
melestarikan kearifan lokal. prinsip ini adalag untuk meningkatkan kualitas

Gita Efrandi/2005023/Reguler
pelaku usaha perkebunan - Program 1 peningkatan ekonomi masyarakat sekitar perkebunan.
memprioritaskan untuk kesejahteraan masyarakat Peningkatan kualitas ekonomi tersebut dapat
memberi peluang pembelian/ hukum adat/penduduk asli
dilakukan melalui beberapa program seperti
pengadaan barang dan jasa yang keberadaannya diakui
kepada masyarakat di sekitar oleh pemerintah. program pembinaan usaha mikro, pelatihan kerja,
kebun. - Tersedia program-program pemberdayaan ibu rumah tangga dan sebagainya
pengembangan usaha lokal
yang dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi
untuk meningkatkan peluang
pembelian/pengadaan barang bagi masyarakat. Melalui pemenuhan kriteria
dan jasa dari masyarakat di tersebut, akan tercipta hubungan timbal balik,
sekitar kebun.
yakni masyarakat mendapat dampak positif dengan
- Memiliki dokumen transaksi
dengan masyarakat lokal peningkatan kualitas ekonomi, sementara
dalam pengadaan barang dan perusahaan mendapat dukungan untuk
jasa. keberlanjutan usahanya.

Gita Efrandi/2005023/Reguler

Anda mungkin juga menyukai