Anda di halaman 1dari 14

P R E S E N TA S I H U K U M A G R A R I A

K E PA S T I A N H U K U M P E R O L E H A N H A K G U N A U S A H A ( H G U ) P E R K E B U N A N
Sa

K E L A PA S AW I T D A L A M U PAYA M E N C I P TA K A N I K L I M I N V E S TA S I YA N G
K O N D U S I F D I K A B U PAT E N PA S A M A N B A R AT S E H I N G G A B I S A
MEMAHAMI TINJAUAN YURIDIS PERIZINAN HAK GUNA USAHA (HGU)
L A H A N P E R K E B U N A N K E L A PA S AW I T D I I N D O N E S I A
( S t u d i K a s u s P T. L a r a s I n t e r N u s a d i K a b u p a t e n P a s a m a n B a r a t )
OUR TEAMS
Fikri Daparhan (B1A021346)
Loren Seftia Appiba (B1A021347)
Muhammad Bernazaldi Putra (B1A021348)
Muthiah Maharani Absah (B1A021349)
Frendy Aguery Misbahuddin (B1A021350)
Putri Safira Apriadii (B1A021351)
Ghina Mufidah Oktavia (B1A021352)
Annisa Fitratul Jannah (B1A021353)
Muhammmad Zafran (B1A021354)
Azzahra Aryanti Dewi (B1A021355)
PENDAHULUAN
L ATA R
BELAKANG

Tujuan makalah ini adalah untuk Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi perkebunan swasta skala besar yang
mengetahui dan memahami ini, sejak lama pemerintah telah menyediakan mekanisme hukum adan alas
masalah Kepastian Hukum hak yang Bernama Hak Guna Usaha (HGU). Hak guna usaha adalah hak
Perolehan Hak Guna Usaha untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam
(HGU) Perkebunan Kelapa Sawit jangka waktu paling lama 25 tahun, guna kepentingan perusahaan pertanian,
Dalam Upaya Menciptakan Iklim perikanan atau peternakan. Berdasarkan Pasal 28 ayat 173 (1) Undang-
Investasi Yang Kondusif di Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Kabupaten Pasaman Barat Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
sehingga bisa memahami tinjauan langsung oleh Negara, dalam jangka waktu tertentu, guna perusahaan
yuridis perizinan Hak Guna Usaha pertanian, perikanan atau peternakan Hak Guna Usaha (HGU). Selain UUPA,
(HGU) Lahan perkebunan kelapa peraturan lain yang mengatur mengenai Hak Guna Usaha (HGU) adalah
sawit di Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah. Pada Peraturan Pemerintah
Nomor .40 Tahun 1996 tersebut diatur lebih jauh mengenai Hak Guna Usaha
(HGU).
RUMUSAN TUJUAN
MASALAH PENELITIAN
• Bagaimana proses kepemilikan Hak Guna • Untuk mengetahui proses kepemilikan
Usaha (HGU) oleh PT. LIN sebagai Hak Guna Usaha (HGU) oleh PT. LIN
perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten sebagai perusahaan perkebunan sawit di
Pasaman Barat? Kabupaten Pasaman Barat
• Bagaimana tinjauan yuridis perizinan Hak • Untuk mengetahui tinjauan yuridis
perizinan Hak Guna Usaha lahan
Guna Usaha lahan perkebunan Kelapa
perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
sawit di Indonesia?
PEMBAHASAN
A. PROSES KEPEMILIKAN
Proses kepemilikan Hak Guna Usaha (HGU) oleh PT. Di Indonesia perlindungan hukum yang disediakan pemerintah melalui Pasal
LIN sebagai perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyatakan,
Pasaman Barat. PT. LIN mendapat izin HGU dengan “Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
cara lelang dengan Nomor lelang 33 Tahun 2005 tanggal pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di
25 Februari 2005 dengan pejabat lelang. Awal mulanya dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data
sebelum PT. Tri Sangga guna mempunyai saham penuh
yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan”.
atas tanah seluas 7.000 hektar yang sekarang telah
menjadi perkebunan kelapa sawit.
PT Laras Inter Nusa merupakan salah satu perusahaan asing yang berinvestasi
Dalam Perlindungan Hukum Terhadap PT. Laras Inter dibidang perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat yang diawali semenjak
Nusa Selaku Pemilik Hak Guna Usaha (HGU) Sebagai tahun 2005 dan telah dilengkapi dengan izin Hak Guna Usaha nomor 1
Bentuk Jaminan Keamanan di Kabupaten Pasaman dengan Gambar Situasi Tanggal 20 Nopember 1991 nomor : 05/1991, luas :
Barat. Untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum 7.000 ha, Kecamatan Pasaman Kelurahan Langgam, Kabupaten Pasaman
atas bidang tanah, diperlukan perangkat hukum yang Barat. Namun dalam pelaksanaannya PT Laras Inter Nusa dalam kegiatan
tertulis, lengkap, jelas, dan dilaksanakan secara mereka belum dapat berjalan sebagaimana mestinya
konsisten sesuai dengan jiwa dan isi ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
A. TINJAUAN YURIDIS
Tinjauan Yuridis Perizinan Hak Guna Usaha Lahan Pasal 56 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013
Perkebunan Kelapa Sawit diindonesia. Negara memberikan tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan12 menyebutkan, bahwa
Hak Atas Tanah kepada pemegang hak untuk diusahakan, izin-izin tersebut di atas yang diterbitkan sebelum peraturan ini
dipergunakan dan dimanfaatkan serta dipelihara dengan baik. diundangkan, dinyatakan tetap berlaku. Berdasarkan Pasal 104 Huruf b
Hal ini ditujukan untuk kesejahteraan bagi pemegang hak, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan
masyarakat, bangsa dan negara. Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik menyebutkan, Bahwa izin usaha
dan/atau izin komersial atau operasional yang telah diperoleh dan masih
berlaku sesuai bidang usaha dan/atau kegiatan tetap berlaku dan
Negara saat memberikan hak kepada seseorang atau badan
didaftarkan ke sistem OSS (Online Single Submission).
hukum, selalu diiringi dengan kewajiban-kewajiban
sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria
dan surat Keputusan pemberian haknya. Pemegang hak
dengan demikian dilarang untuk menelantarkan tanahnya.
Undang-Undang Pokok Agraria telah mengatur akibat Hukum
bagi pemegang hak yang menelantarkan tanahnya. Akibat
tersebut berupa hapusnya Hak Atas Tanah yang bersangkutan
dan pemutusan hubungan hukum serta ditegaskan sebagai
tanah dikuasai langsung oleh negara.
Perkara Hak Guna Usaha perkebunan masih menjadi isu Kepemilikan atas Hak Guna Usaha perkebunan juga dapat berubah
lapangan, dimana Praktiknya punya aturan tidak selaras padahal bergantung pada kondisi sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
kegiatan fasilitasi pembangunan kebun masyarakat merupakan Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang Rumah Susun Dan Pendaftaran Tanah. Peraturan Pemerintah tersebut
Hak Guna Usaha sebagaimana diatur dalam Pasal 40, Pasal 41 menyebutkan, bahwa pemegang Hak Guna Usaha yang tidak lagi
dan Pasal 64 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang Atau memenuhi syarat dalam jangka waktu satu tahun wajib melepaskan atau
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 2017 tentang mengalihkan hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat.Hak Guna
Pengaturan Dan Tata Cara Penetapan Hak Guna Usaha. Proses Usaha tersebut apabila dalam jangka waktu tertentu tidak dilepaskan atau
dialihkan, maka akan hapus karena hukum. Pemicu lain masalah dari Hak
Pelaksanaannya masih ditemukan beberapa kendala,
Guna Usaha perkebunan, yaitu sering melibatkan tanah masyarakat.
permasalahan dan perbedaan Penafsiran atas penerapan ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang fasilitasi pembangunan
Hal ini terjadi karena terdapat tumpang tindih antara klaim masyarakat adat
kebun masyarakat, sehingga berpotensi menghambat pelayanan
maupun petani. Prioritas pemberian hak kepada perusahaan
pertanahan. Surat edaran yang selanjutnya menjadi pedoman
mengesampingkan kenyataan bahwa lahan tersebut sebagian besar sudah
untuk pelaksanaan Hak Guna Usaha perkebunan.
digarap masyarakat. Perusahaan swasta seharusnya fokus pada pengolahan
hasil perkebunan, atau pertanian dan penggarapan lahan produksi idealnya
diserahkan kepada masyarakat. Selama ini banyak ditemukan perusahaan
yang memonopoli proses produksi hingga pengolahan hasil perkebunan di
atas lahan Hak Guna Usaha.
PENUTUP
KESIMPULAN
Macam dari saham preferen ini di antaranya adalah Sebelum menjalankan usahanya investor yang akan melakukan usaha dibidang
perkebunan kelapa sawit terlebih dahulu harus mendapatkan surat izin usaha di bidang perkebunan dari Bupati. Surat ini sebagai untuk
mendapatkan izin lokasi usaha dan surat keterangan analisis dengan lingkungan hidup dari ketua Amdal surat-surat tersebut menjadi
jaminan kepastian hukum. PT. LIN mendapat izin HGU Dengan cara lelang dengan nomor lelang 33 Tahun 2005 tanggal 25 Februari
2005 dengan pejabat lelang bernama Moh Arif Rochman Sarjana hukum yang awal Mulanya dimiliki oleh PT. Tri Sangga Guna
mempunyai saham penuh atas tanah seluas 7.000 hektar yang telah menjadi perkebunan kelapa sawit. Ninik mamak Nagari Kinali
menyerahkan tanah ulayat kepada PT. Tri Sangga Guna pada tahun 1989 dengan janji akan diberikan tanah plasma. Pembangunan
perkebunan kelapa Sawit secara bertahap dilakukan oleh PT. Tri Sangga Guna. Tahun 1996 perusahaan Telah mendapatkan hasil dari
perkebunan kelapa sawit ini, artinya perkebunan kelapa Sawit telah produktif. Tahun 2003 produksi kelapa sawit PT. Tri Sangga Guna
mulai Menurun, sementara pembangunan belum seluruhnya siap. Sehingga pada tahun 2005 Perusahan Tri Sangga Guna beralih ke PT.
Laras Inter Nusa. PT. Tri Sangga Guna Adalah sebuah perusahaan yang memiliki Hak Guna Usaha (HGU) seluas 7.000 Hektar yang
diperuntukan untuk perkebunan kelapa sawit.

Perlindungan hukum Perlindungan Investor terhadap perolehan Hak Guna Usaha (HGU) untuk kagiatan Investasi di bidang
Perkebunan kelapa sawit bila terjadi klaim atas tanah oleh masyarakat setempat terhadap penggunaan tanah di Indonesia dilaksanakan
dalam Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Penanaman modal. Dalam kedua Undang-Undang tersebut tidak ada
diskriminasi pemberian hak atas tanah dari pemerintah Indonesia. Ini terlihat dalam pemberian jangka waktu yang sama untuk
penggunaan hak atas tanah di Indonesia untuk investor asing maupun investor dalam negeri. Undang-Undang Pokok Agraria telah
mangatur bahwa investor asing yang ingin menggunakan tanah di Indonesia harus mendirikan perseroan Terbatas sesuai dengan
Hukum Indonesia.
2. Tinjauan yuridis perizinan Hak Guna Usaha lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terdiri dari undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden dan Peraturan Menteri yang mengatur proses perizinan berusaha berbasis risiko,
Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) Termasuk tata cara pengawasannya
seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengubah beberapa pasal Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2014 tentang Perkebunan sehingga sesuai dengan aturan terkait Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit.
SARAN

• Macam dari saham preferen ini di antaranya adalah Sebelum menjalankan usahanya investor yang akan melakukan usaha
dibidang perkebunan kelapa sawit teryang ingin menggunakan tanah di Indonesia harus mendirikan perseroan Terbatas sesuai
dengan Hukum Indonesia. 1) Pemerintah sebaiknya membuat suatu peraturan atau undang-undang khusus yang memuat tata
cara atau proses pengurusan untuk usaha perkebunan kelapa Sawit, termasuk Hak Guna Usaha agar lebih terarah dan para
pelaku usaha maupun Perusahaan tidak mengalami kesulitan atau kendala lainnya saat melakukan Pengajuan izin tersebut.
Sosialisasi dengan masyarakat tempat sekitar lahan perkebunan kelapa sawit juga diperlukan untuk menghindari
kesalahpahaman dan Apabila terjadi sesuatu tidak diharapkan dapat segera ditemukan solusi atau jalan Keluar untuk
mengatasinya.
• Mengingat perizinan usaha perkebunan kelapa sawit menggunakan sistem Elektronik yang terintegrasi, Pemerintah sebaiknya
melakukan penyuluhan untuk Menjangkau para pelaku usaha yang hendak mengembangkan usaha perkebunan sawit.
Pemerintah juga sebaiknya melakukan pengawasan dan evaluasi bertahap agar tidak terjadi monopoli dari pihak-pihak tertentu.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai