Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Rizqy Nawwari – KTT UGM – 22/500561/PSA/20178

Teori Kebudayaan

Lowi, Miriam R. 1999. ‘Water and Conflict in the Middle East and South Asia: Are
Environmental Issues and Security Issues Linked?’ in The Journal of Environment &
Development, December 1999, Vol. 8, No. 4 (December 1999), pp. 376-396 URL:
https://www.jstor.org/stable/44319469

Artikel ini membahas keterkaitan alam dengan keamanan lingkungan, pada kasus ini
pembahasan mengenai permasalahan air. Timur tengah dan Asia Selatan menjadi wilayah yang
sering terjadinya konflik yang disebabkan oleh air. Hal ini menggambarkan bahwa Alam memiliki
keterkaitan yang erat dengan keamanan negara. Sehingga perlu adanya kontrol atas sumber daya
Alam khususnya Air diwilayah tersebut, karena air merupakan hal yang langka dan jika terjadinya
konflik akan berkepanjangan. Lowi berpendapat bahwa permasalahan lingkungan menjadi
ancaman bagi keamanan negara, dilihat dari konteks permasalahan, persepsi, penialaian, dan juga
keadaan tertentu. Konflik konflik yang terjadi di Timur Tengah seperti konflik pada sungai Nil
dan Efrat, dan juga beberapa sumber air lainnya sebagai bukti nyata pentingnya
mengkombinasikan faktor geografis dengan Politik dalam kontorl sumber daya alam.

Mesir memiliki ketergantungan penuh kepada sungai Nil, jika aliran sungai nil kering
dikarenakan musim, akan terjadi kekurangan air secara berkepanjangan. Dengan dibangunnya
Bendungan Tinggi Aswan mampu mengatasi aliran sungai yang tidak dapat diprediksi secara lebih
efektif. Sungai nila melahirkan kehidupan bagi mesir namun juga melahirkan konflik dengan
negara sekitar. Pada 1996 Konflik Mesir dan Sudan di Ethopia dikarenakan protes parlemen Sudan
dan Mesir karena adanya tindakan yang dinilai sepihak atas sungai Nil. Begitu juga sungai Efrat
antar Turki, Suriah, dan Irak. Turki memiliki keuntungan yang lebih dibanding lainnya karena
memiliki titik hulu sungai. Sebaliknya dengan Suriah dan Irak yang kerap tgerjadi konflik akibat
kualitas air yang lebih rendah dari Turki.

Negar negara dibagian hilir, akan tergantung kepada akses perairan lintas bata, contohnya
Pakistan dan Yordania. Dibanding India, Pakistan lebih rendah dalam kepemilikan sumber air .
India memiliki dua aliran sungan yang cukup, dengan demikian dibentuklah perjanjian Perairan
Indus, yang disepakati pada 1960 untuk memberikan alokasi air 81% untuk Pakistan dan 19%
untuk India. Permasalahan yang belum usai yakni permasalahan Palestina Israel yang juga
memiliki konflik akibat dari peraturan Israel yang hanya memberi setidaknya 20% untuk
kebutuhan air Masyarakat Palestina.

Melihat kasus-kasus diatas, distribusi sumber daya alam yang tidak merata akan
mengakibatkan konflik. Sumber daya alam memiliki keterikatan yang cukup erat dengan pengaruh
manusia sebagai pelaku pemanfaataanya. Air merupakan sumber daya alam pokok yang
dibutuhkan setiap negarnya. Banyak konflik yang berhasil di mediasi dengan kekuatan politik.
Maka peran manusia dan pelaku politik dianggap cukup berpengaruh terhadap pengelolaan dan
kontrol dari Sumber Daya Alam untuk menghindari terjadinya konflik. Kontrol terhadap
lingkungan mungkin saja dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan kebijakan tertentu
terhadap Sumber daya tersebut. Lalu Bagaimana jika manusia di lingkungan tersebut memiliki
budaya yang tidak sesuai dengan tujuan kontrol sumber daya alam tersebut, yang mana budaya
tersebut lahir dari pengaruh sosial dan juga rendahnya pendidikan dan ekonomi? Dan bagaimana
suatu negara membentuk budaya baru untuk mejaga keberlangsungan alam, dan seimbang dengan
pemanfaatan sumber daya alam tersebut?

Anda mungkin juga menyukai