Anda di halaman 1dari 9

SPORTIVE: Journal of Physical Education, Sport and Recreation

Volume 3 Nomor 2 Maret 2020


e-ISSN: 2597-7016 dan p-ISSN: 2595-4055
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Perbandingan Respon Akut Olahraga Futsal Pagi Dan Futsal Malam


Terhadap Tekanan Parsial O2 Dan Co2 Pada Individu Dewasa Muda

Nur Muhajirah Yunus1*

Keywords : ABSTRACT
Futsal, Pagi, Malam, This study aims to compare the acute response of morning and
Tekanan Parsial O2 dan evening futsal to the partial pressure of O2 and CO2 in young
CO2. adult individuals. The object of this research is young adult
individuals aged 18-23 years. Samples were selected by 20
Corespondensi Author purposive sampling techniques. The method used in this
1
Universitas Cokroaminoto research is quasi-experimental with pretest-posttest group
Palopo design. Data were analyzed using paired t-test. The results
Email: jierah.yunus@gmail.com showed that there was no change in the partial pressure of O 2,
both in the morning futsal player group (p = 0.43), and in the
Article History night futsal player group (p = 0.70). However, the CO2 partial
Received: 11-01-2020; pressure actually experienced a significant change, both in the
Reviewed: 14-02-2020; morning futsal player group (p = 0.01), and in the night futsal
Accepted: 28-02-2020; player group (p = 0.02). The results of the independent sample
Published: 01-03-2020 t-test showed that there was no significant difference between
the partial pressure of O2 (p = 0.98) and the partial pressure of
CO2 (p = 0.81) in the group of morning futsal players and night
futsal players.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
respon akut olahraga futsal pagi dan futsal malam terhadap
tekanan parsial O2 dan CO2 pada individu dewasa muda.
Objek pada penelitian ini adalah individu dewasa muda yang
berusia 18-23 tahun. Sampel dipilih dengan teknik purposive
sampling sebanyak 20 orang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pretest-posttest
group design. Data dianalisis dengan menggunakan uji t-
berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terjadi perubahan tekanan parsial O2, baik pada kelompok
pemain futsal pagi (p=0.43), maupun pada kelompok pemain
futsal malam (p=0.70). Akan tetapi, tekanan parsial CO 2 justru
mengalami perubahan yang signifikan, baik pada kelompok
pemain futsal pagi (p=0.01), maupun pada kelompok pemain
futsal malam (p=0.02). Hasil uji independent sample t- test
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
tekanan parsial O2 (p=0.98) dan tekanan parsial CO2 (p=0.81)
pada kelompok pemain futsal pagi dan pemain futsal malam.

89
SPORTIVE. e-ISSN: 2597-7016 dan p-ISSN: 2595-4055

PENDAHULUAN hematologis ini (eritrosit) berkaitan erat dengan


Olahraga merupakan salah satu cara yang peningkatan hemoglobin darah. Kadar
dapat dilakukan menuju hidup sehat. Olahraga hemoglobin darah meningkat sebagai
secara umum memengaruhi fungsi sistem mekanisme kompensasi terhadap keadaan
pernafasan, sirkulasi, neuromuskular dan kekurangan oksigen yang diakibatkan oleh
endokrin (Katch et al., 2011). Pengaruh yang aktivitas fisik yang meningkat (Ganong, 2008).
ditimbulkan pada sitem-sistem tersebut Aktivitas fisik manusia sangat
cenderung meningkatkan fungsi sistem dan memengaruhi kadar hemoglobin dalam darah.
meningkatkan kesehatan (WHO, 2010). Pada individu yang secara rutin berolahraga,
Pada tahun 2013, sebesar 63% masyarakat kadar hemoglobinnya akan sedikit meningkat
dewasa Indonesia mengatakan bahwa mereka (Baharuddin, 2009). Hal ini disebabkan karena
berolahraga secara regular. Hal ini meningkat jaringan atau sel akan lebih banyak
dari persentase tahun 2011 sebesar 57% (AIA, membutuhkan O2 (oksigen) ketika melakukan
2013). Hal ini merupakan perkembangan yang aktivitas. Penelitian yang dilakukan oleh Tiopi
positif, namun fakta tetap mengatakan bahwa (2008) juga menyatakan bahwa terjadi
35% masyarakat dewasa Indonesia belum peningkatan kadar hemoglobin setelah
mengadopsi pola olahraga secara teratur (AIA, melakukan senam aerobik, baik pada jenis
2013). Demikian juga dengan jumlah waktu senam low impact maupun pada jenis senam
rata-rata yang dihabiskan untuk berolahraga high impact. Peningkatan kadar hemoglobin
setiap minggunya yang meningkat dari 2,1 jam tentunya akan berpengaruh terhadap gas darah,
per minggu pada tahun 2011 menjadi 2,2 jam dalam hal ini tekanan parsial O2 dan tekanan
per minggu pada tahun 2013. Namun, hal ini parsial CO2. Transportasi dan pertukaran O2 dan
masih berada 3 jam di bawah waktu rata-rata CO2 (gas darah) dalam sistem peredaran darah
yang dihabiskan masyarakat di kawasan Asia sangat dipengaruhi oleh ikatan kompetitif O2
Pasifik lainnya dalam berolahraga (para ahli dan CO2 dengan hemoglobin (Hb dimediasi
merekomendasikan adalah diatas 3 jam interaksi nonlinear O2-CO2) (Dash &
perminggu) (AIA, 2013). Bassingthwaighte, 2011).
Salah satu olahraga yang paling banyak Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
digemari saat ini adalah futsal (Syuyuti, 2012). melihat pengaruh olahraga terhadap tekanan
Hal ini terlihat dari antusiasme bermain futsal parsial O2 (PO2) dan tekanan parsial CO2 (PCO2),
yang dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak- salah satunya adalah penelitian yang dilakukan
anak sampai dewasa, baik itu laki-laki maupun oleh Egger et al. (2014) yang menyatakan
perempuan (Putra, 2013). Akan tetapi, bahwa terjadi penurunan PCO2 dan peningkatan
kesibukan yang tinggi pada pagi hari membuat PO2 setelah melakukan olahraga bersepeda.
masyarakat sebagian besar berolahraga saat Berdasarkan uraian dan beberapa penelitian
sore atau malam hari. Pemilihan aktivitas fisik yang telah dilakukan diatas, olahraga dapat
(olahraga) pada malam hari dapat memengaruhi berpengaruh terhadap tekanan parsial O 2 dan
irama sirkadian tubuh (Kodrat, 2009). Malam CO2. Namun, sampai saat ini informasi
hari merupakan waktu terbaik bagi tubuh untuk mengenai pengaruh olahraga yang dilakukan
memperbaiki kerusakan sel dan jaringan akibat pada malam hari khususnya futsal terhadap
radikal bebas toksik yang dihasilkan sebagai tekanan parsial O2 dan tekanan parsial CO2
produk samping metabolisme selama masih sangat terbatas sehingga perlu dilakukan
beraktivitas pagi (Sherwood, 2011). penelitian untuk membandingkan respon akut
Olahraga memengaruhi beberapa sistem olahraga futsal pagi dan futsal malam terhadap
di dalam tubuh, salah satunya adalah sistem tekanan parsial O2 dan CO2 pada individu
kardiovaskuler. Efek dari aktivitas olahraga dewasa muda”.
terhadap sistem kardiovaskuler diantaranya
adalah terjadi peningkatan kecepatan denyut METODE
jantung, peningkatan aliran balik vena, Penelitian ini dilakukan di lapangan futsal
peningkatan volume sekuncup serta peningkatan Indoor Beex Makassar dan selanjutnya dianalisis
curah jantung (Alim & Rismayanthi, 2011). di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Selain perubahan-perubahan tersebut, terjadi dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian
pula perubahan parameter hematologis yang ini merupakan penelitian quasy eksperiment
meliputi peningkatan leukosit dan eritrosit dengan rancangan non randomized control
(Bhatti & Shaikh, 2007). Peningkatan komponen group pretest postest design. Populasi dalam
90
Vol 3 No 2, Maret 2020

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa didesinfeksi dengan alkohol 70%. Darah vena
(individu dewasa muda) yang berdomisili di diambil sebanyak ±90 µL dengan menggunakan
kota Makassar. Pengambilan sampel dalam spoit AGD untuk pemeriksaan gas darah.
penelitian ini menggunakan teknik purposive Pengambilan darah ini dilakukan oleh tenaga
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel ahli dari Laboratorium Rumah Sakit Pendidikan
yang didasarkan pada suatu pertimbangan Unhas Makassar. Analisis data dilakukan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, terhadap tiap variabel independen dan variabel
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang dependen dengan menggunakan uji t
sudah diketahui sebelumnya. Pengumpulan data berpasangan untuk menentukan pengaruh
profil darah untuk Analisis Gas Darah (tekanan variabel independent terhadap variabel
parsial O2 dan CO2) dilakukan sebelum dan dependent jika data berdistribusi normal dan uji
setelah olahraga futsal selama 2 x 20 menit. Wilcoxon jika data tidak berdistribusi normal
Area pengambilan sampel darah/insersi di dengan batas kemaknaan p < 0,05 melalui
daerah vena mediana cubiti yang telah program komputer SPSS 16.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Respon akut olahraga futsal terhadap tekanan parsial O 2 dan CO2
pada kelompok pemain futsal pagi
Variabel yang N Sebelum futsal Setelah futsal Perbedaan p*
diteliti (mean±SD) (mean±SD) rerata
(mean±SD)
PvO2 (mmHg) 10 36.47±9.21 39.04±9.45 2.57±9.78 0.43
PvCO2 (mmHg) 10 47.02±3.32 41.40±4.11 -5.62±5.34 0.01
(Sumber: Data primer, 2018)
*uji t berpasangan (paired t-test)

Tabel 1 diatas menunjukkan perubahan standar deviasi tekanan parsial CO2 sebelum
tekanan parsial O2 dan CO2 sebelum dan setelah olahraga adalah 47.02 ± 3.32 mmHg dan
melakukan olahraga futsal pagi. Nilai rerata ± mengalami penurunan menjadi 41.40 ± 4.11
standar deviasi tekanan parsial O2 sebelum mmHg setelah melakukan olahraga futsal. Hasil
olahraga adalah 36.47 ± 9.21 mmHg dan uji statistik dengan uji paired t test menunjukkan
meningkat menjadi 39.04 ± 9.45 mmHg setelah bahwa ada perubahan yang bermakna rerata
olahraga futsal. Hasil uji statistik dengan uji tekanan parsial CO2 sebelum dan setelah
paired t test menunjukkan bahwa tidak ada olahraga futsal dengan nilai (p < 0.05) yaitu (p =
perubahan yang bermakna rerata tekanan parsial 0.01). Perubahan tersebut juga dapat dilihat pada
O2 sebelum dan setelah olahraga futsal dengan histogram dibawah ini.
nilai (p > 0.05) yaitu (p = 0.43). Nilai rerata ±

Gambar 1. Grafik perubahan tekanan parsial O 2 sebelum dan


setelah melakukan olahraga futsal pagi
91
SPORTIVE. e-ISSN: 2597-7016 dan p-ISSN: 2595-4055

Gambar 2. Grafik perubahan tekanan parsial CO 2 sebelum dan


setelah melakukan olahraga futsal pagi

Tabel 2.Respon akut olahraga futsal terhadap kadar tekanan parsial O 2


dan CO2 pada kelompok pemain futsal malam

Variabel yang N Sebelum futsal Setelah futsal Perbedaan rerata p*


diteliti (mean±SD) (mean±SD) (mean±SD)

PvO2 (mmHg) 10 38.04±12.86 40.47±12.76 2.43±1.95 0.70

PvCO2 (mmHg) 10 48.78±5.98 42.47±5.25 -6.31±7.22 0.02

(Sumber: Data primer, 2018)


*
uji t berpasangan (paired t test)

Tabel 2 diatas menunjukkan perubahan standar deviasi tekanan parsial CO2 sebelum
tekanan parsial O2 dan CO2 sebelum dan setelah olahraga adalah 48.78 ± 5.98 mmHg dan
melakukan olahraga futsal malam. Nilai rerata ± mengalami penurunan menjadi 42.47 ± 5.25
standar deviasi tekanan parsial O2 sebelum mmHg setelah melakukan olahraga futsal. Hasil
olahraga adalah 38.04 ± 12.86 mmHg dan uji statistik dengan uji paired t test menunjukkan
meningkat menjadi 40.47 ± 12.76 mmHg setelah bahwa ada perubahan yang bermakna rerata
olahraga futsal. Hasil uji statistik dengan uji tekanan parsial CO2 sebelum dan setelah
paired t test menunjukkan bahwa tidak ada olahraga futsal dengan nilai (p < 0.05) yaitu (p =
perubahan yang bermakna rerata tekanan parsial 0.02). Perubahan tersebut juga dapat dilihat pada
O2 sebelum dan setelah olahraga futsal dengan histogram dibawah ini.
nilai (p > 0.05) yaitu (p = 0.70). Nilai rerata ±

Gambar 3. Grafik perubahan tekanan parsial O 2 sebelum dan


setelah melakukan olahraga futsal malam
92
Vol 3 No 2, Maret 2020

Gambar 4. Grafik perubahan tekanan parsial CO 2 sebelum dan


setelah melakukan olahraga futsal malam

Tabel 3. Perbandingan respon akut olahraga futsal pagi dan futsal malam
terhadap tekanan parsial O2 dan CO2 pada individu dewasa muda

Variabel yang N Perubahan (mean±SD) % Perubahan (mean±SD) p*


diteliti
Futsal pagi Futsal malam Futsal pagi Futsal malam
PvO2 (mmHg) 20 2.57±9.78 2.43±1.95 9.74±2.46 18.25±5.67 0.98
PvCO2 (mmHg) 20 -5.62±5.34 -6.31±7.22 -11.54±1.10 -11.83±1.46 0.81
(Sumber: Data primer, 2018)
*
uji Mann-Whitney & uji t tidak berpasangan (independent sample t test)

Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat Perubahan rerata tekanan parsial CO2


diketahui perbandingan respon akut olahraga pada futsal pagi adalah -5.62±5.34 mmHg
futsal pagi dan futsal malam terhadap tekanan dengan persentase perubahan -11.54 ± 1.10 dan
parsial O2 dan CO2. Perubahan rerata tekanan perubahan rerata tekanan parsial CO2 pada futsal
parsial O2 pada futsal pagi adalah 2.57 ± 9.78 malam adalah -6.31 ± 7.22 mmHg dengan
mmHg dengan persentase perubahan 9.74 ± 2.46 persentase perubahan -11.83 ± 1.46. Hasil uji
dan perubahan rerata tekanan parsial O2 pada statistik dengan uji independent sample t test
futsal malam adalah 2.43 ± 1.95 mmHg dengan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
persentase perubahan 18.25 ± 5.67. Hasil uji bermakna antara tekanan parsial CO 2 kelompok
statistik dengan uji independent sample t test futsal pagi dan tekanan parsial CO2 kelompok
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang futsal malam dengan nilai p = 0.81 (p > 0.05).
bermakna antara tekanan parsial O2 kelompok Perubahan tersebut juga dapat dilihat pada
futsal pagi dan tekanan parsial O2 kelompok grafik dibawah ini.
futsal malam dengan nilai p = 0.98 (p > 0.05).

Gambar 5. Grafik perbandingan respon akut olahraga futsal pagi dan futsal malam
terhadap tekanan parsial O2 (data dipresentasikan dalam bentuk mean ± SD)
93
SPORTIVE. e-ISSN: 2597-7016 dan p-ISSN: 2595-4055

Gambar 6. Grafik perbandingan respon akut olahraga futsal pagi dan futsal malam
terhadap tekanan parsial CO2 (data dipresentasikan dalam bentuk mean ± SD)

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa meningkatkan tekanan parsial O2 meskipun


nilai rerata PvO2 sebelum olahraga adalah 36.47 perubahannya tidak bermakna (signifikan).
mmHg dan meningkat menjadi 39.04 mmHg Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan
setelah olahraga futsal pagi. Akan tetapi, bahwa nilai rerata PvCO2 sebelum olahraga
berdasarkan hasil uji statistik dengan uji paired t adalah 47.02 mmHg dan mengalami penurunan
test didapatkan nilai p > 0.05, yaitu p = 0.43 menjadi 41.40 mmHg setelah olahraga futsal
yang menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pagi. Hal ini diperkuat oleh hasil uji statistik
yang bermakna rerata tekanan parsial O 2 dengan uji paired t test dengan nilai p < 0.05,
sebelum dan setelah olahraga futsal pagi. yaitu p = 0.01 yang artinya ada perubahan yang
Hal yang sama juga terjadi pada bermakna rerata tekanan parsial CO 2 sebelum
kelompok futsal malam. Nilai rerata PvO 2 dan setelah olahraga futsal pagi.
sebelum olahraga adalah 38.04 mmHg dan Sama halnya dengan hasil penelitian pada
meningkat menjadi 40.47 mmHg setelah kelompok futsal pagi, tekanan parsial CO2 pada
melakukan olahraga futsal. Akan tetapi, kelompok futsal malam juga mengalami
berdasarkan hasil uji statistik dengan uji paired t penurunan setelah berolahraga. Nilai rerata
test didapatkan nilai p > 0.05, yaitu p = 0.70 PvCO2 sebelum olahraga adalah 48.78 mmHg
yang menunjukkan bahwa tidak ada perubahan dan mengalami penurunan menjadi 42.47
yang bermakna rerata tekanan parsial O 2 mmHg setelah olahraga futsal. Berdasarkan
sebelum dan setelah olahraga futsal malam. Hal hasil uji statistik dengan uji paired t test
ini sejalan dengan hasil penelitian Waskiewicz diperoleh nilai p < 0.05, yaitu p = 0.02 yang
et al. (2012) yang menyatakan bahwa terjadi artinya ada perubahan yang bermakna rerata
peningkatan PO2 yang tidak signifikan setelah tekanan parsial CO2 sebelum dan setelah
lari maraton. Selama berolahraga, terjadi olahraga futsal malam. Hal ini sejalan dengan
peningkatan mencolok pemakaian O2 karena hasil penelitian Zavorsky et al (2005) yang
otot yang aktif mengoksidasi molekul nutrient menyatakan bahwa terjadi penurunan PCO 2
lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan energi yang signifikan setelah melakukan olahraga
yang meningkat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ergometer sepeda selama 10 menit. Penelitian
selama berolahraga, tekanan parsial O 2 tetap yang dilakukan oleh Chin et al (2007) juga
normal atau bahkan sedikit meningkat karena melaporkan bahwa terjadi penurunan PCO2 yang
peningkatan ventilasi alveolus mengimbangi signifikan setelah melakukan olahraga
atau bahkan sedikit melebihi kecepatan ergometer sepeda selama ± 12 menit.
konsumsi O2 (Sherwood, 2011). Selain peningkatan konsumsi O2, produksi
Hasil penelitian pada tabel 3 CO2 juga mengalami peningkatan selama
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan berolahraga. Hal ini disebabkan karena otot
bermakna antara tekanan parsial O2 kelompok yang aktif bermetabolisasi menghasilkan lebih
futsal pagi dan kelompok futsal malam. Hal ini banyak CO2. Namun demikian, tekanan parsial
menandakan pengaruh olahraga futsal pagi CO2 selama berolahraga biasanya dipertahankan
maupun futsal malam relatif sama dalam dalam keadaan normal atau mengalami sedikit

94
Vol 3 No 2, Maret 2020

penurunan. Penurunan tekanan parsial CO2 ini kelompok pemain futsal pagi maupun pada
disebabkan karena CO2 yang dikeluarkan lebih kelompok pemain futsal malam; (3) tidak
cepat dibandingkan CO2 yang dihasilkan terdapat perbedaan yang signifikan antara
sehingga terjadi peningkatan ventilasi tekanan parsial O2 dan tekanan parsial CO2 pada
(Sherwood, 2011). kelompok pemain futsal pagi dan pemain futsal
Menurut Sherwood (2011), beberapa malam. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya
faktor yang dapat meningkatkan ventilasi selama asupan makanan, pola tidur serta aktivitas fisik
berolahraga, diantaranya: responden dikontrol dengan baik, maksimal 2
1. Refleks yang berasal dari gerakan tubuh. minggu sebelum melakukan intervensi olahraga
Reseptor sendi dan otot yang tereksitasi agar faktor-faktor yang kemungkinan dapat
selama kontraksi otot secara refleks merancu hasil penelitian dapat diminimalisir.
merangsang pusat pernapasan sehingga
meningkatkan ventilasi secara mendadak. DAFTAR RUJUKAN
2. Peningkatan suhu tubuh. Banyak dari energi Adiwinanto, W. 2008. Pengaruh Intervensi
yang dihasilkan selama kontraksi otot Olahraga di Sekolah terhadap Indeks
diubah menjadi panas. Mekanisme Massa Tubuh dan Tingkat Kesegaran
pengeluaran panas misalnya berkeringat Kardiorespirasi pada Remaja Obesitas.
sering tidak dapat mengimbangi Tesis. Program Pascasarjana Magister
peningkatan produksi panas yang menyertai Ilmu Biomedik dan Program Pendidikan
aktivitas fisik, sehingga suhu tubuh sering Dokter Spesialis I Ilmu Kesehatan Anak
mengalami sedikit peningkatan selama Fakultas Kedokteran Universitas
berolahraga. Karena peningkatan suhu tubuh Diponegoro. Yogyakarta.
merangsang ventilasi, maka produksi panas Afriwardi. 2011. Ilmu Kedokteran Olahraga.
terkait olahraga ini jelas berperan dalam Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
respons pernapasan terhadap olahraga. AIA. 2013. Survey Indeks Pola Hidup Sehat AIA
3. Pelepasan epinefrin. Hormon medulla Fokus Penemuan di Indonesia.
adrenal epinefrin juga merangsang ventilasi. Tangerang.
Kadar epinefrin dalam darah meningkat Alim, Abdul dan Rismayanthi Cerika. 2011.
selama olahraga sebagai respons terhadap Pengaruh Olahraga Terprogram
lepas-muatan sistem saraf simpatis yang terhadap Tekanan Darah dan Daya
menyertai peningkatan aktivitas fisik. Tahan Kardiorespirasi pada Atlet Pelatda
4. Impuls dari korteks serebri. Khususnya pada Sleman Cabang Tenis Lapangan. FIK
awal olahraga, daerah motorik korteks UNY. Yogyakarta.
serebri dipercayai merangsang secara Alvarez, J.C.B., Soto, V. M., dan Vera, J. G.
bersamaan neuron-neuron pernapasan 2008. Match Analysis and Heart Rate of
medulla dan mengaktifkan neuron-neuron Futsal Player During Competition.
motorik otot. Dengan cara ini, region Journal of Sports Sciences. 26 (1): 63 –
motorik otak mengaktifkan respons ventilasi 73.
dan sirkulasi untuk menunjang peningkatan Baharudin, A. 2009. Hubungan Kadar Timbal
aktivitas fisik yang akan dilakukannya. dengan Kadar Hemoglobin dalam Darah
Tabel 3 menunjukkan bahwa tekanan pada Petugas SPBU Kota Makassar.
parsial CO2 tidak berbeda secara bermakna Tesis tidak diterbitkan. Program Pasca
antara kelompok pemain futsal pagi dan futsal Sarjana. UNHAS. Makassar.
malam. Hal ini menandakan bahwa pengaruh Bhatti, R. dan Shaikh, D. M. 2007. The Effect of
olahraga futsal pagi maupun futsal malam relatif Exercise On Blood Parameters.
sama dalam menurunkan tekanan parsial CO 2 Physiology Journal. Vol. 3 (2).
secara signifikan. Dash, R. K. dan Bassingthwaighte, J.B. 2011.
Blood HbO2 and HbCO2 Dissociation
SIMPULAN DAN SARAN Curves at Varied O2, CO2, pH, 2,3-DPG
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat and Temperature Levels. National
disimpulkan bahwa: (1) tidak terjadi perubahan Institutes of Health Ann Biomed Eng. Vol.
tekanan parsial O2, baik pada kelompok pemain 38(4): 1683-1701.
futsal pagi maupun pada kelompok pemain Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-
futsal malam; (2) terjadi perubahan tekanan Undang RI No. 26 Tahun 2009 tentang
parsial CO2 yang signifikan, baik pada Kesehatan.
95
SPORTIVE. e-ISSN: 2597-7016 dan p-ISSN: 2595-4055

Egger, Florian et al. 2014. Effects of Sodium Kinesiologi). Bagian Anatomi


Bicarbonate on High-Intensity Endurance Fakultas Kedokteran Universitas
Performance inCyclists: A Double-Blind, Diponegoro. Semarang.
Randomized Cross Over Trial. PLoS ONE Mutohir, T. C., Muhyi, M., dan
Vol. 9(12). Fenanlampir, A. 2011. Berkarakter
Ganong W.F. 2013. Buku Ajar Fisiologi
dengan Berolahraga Berolahraga
Kedokteran. Edisi 22. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. dengan Berkarakter. Sport Media.
Giriwijoyo, S.H.Y.S dan Sidik, D.K. 2012. Surabaya.
Ilmu Kesehatan Olahraga. Remaja Putra, B.Y.S. 2013. Tingkat Kecemasan Wasit
Sebelum, Selama, dan Sesudah
Rosdakarya. Bandung.
Memimpin Pertandingan. Universitas
Guyton A.C. dan J.E. Hall. 2014. Buku Ajar
Pendidikan Indonesia. Bandung.
Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Schroder, E.A. dan Esser, K.A. 2013.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Circadian Rhythms, Skeletal Muscle
Jakarta. Molecular Clocks and Exercise.
Irizarry, R., dan Reiss, A. 2009. Arterial and National Institutes of Health Public
Venous Blood Gases: Indications, Access Vol. 41 (4).
Interpretations and Clinical Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia dari
Applications. Southern Oregon Sel ke Sistem. Edisi 6. Penerbit Buku
Veterinary Specialty Center Medford. Kedokteran EGC. Jakarta.
Oregon. Shibasaki, K., T. Takaki, dan N. Yasuda.
Katch, V.L., et al. 2011. Essentials of Exercise
Effects of Repeated Bouts of Futsal
Physiology. Ed 4. USA: Lippincott,
Games with and Without
Williams & Wilkins, 407-435.
Kodrat, K.Y. 2009. Pengaruh Shift Kerja Carbohydrate–Electrolyte Ingestion
Terhadap Terjadinya Kelelahan pada on Urinary Electrolytes in Men.
Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT x Journal of Science and Medicine in
Labuhan Batu. Tesis. Program Sport Vol. 11 (55).
Pascasarjana Universitas Sumatra Sugiharto. 2000. Pembentukan Radikal
Utara. Medan. Bebas Oksigen dalam Aktivitas Fisik.
Kusmana, D. 2006. Olahraga untuk Orang Lab Jurnal Ilmu Keolahragaan dan
Sehat dan Penderita Penyakit Jantung Pendidikan Jasmani, 10(1): 22-32.
(Trias SOK & Senam 10 Menit). Penerbit Syuyuti, T. 2012. Perbedaan Kadar
Fakultas Kedokteran Universitas Hemoglobin pada Mahasiswa
Indonesia. Jakarta. Universitas Jenderal Soedirman yang
Mihardja, L. 2012. Sistem Energi dan Zat Melakukan Olahraga Futsal pada
Gizi yang Diperlukan pada Olahraga Pagi Hari dan Malam Hari. Skripsi.
Aerobik dan Anaerobik. Badan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Litbang Depkes RI. Jakarta. Kesehatan Universitas Jenderal
Moon, H. W., et al. 2016. Effects of Various Sudirman. Purwokerto.
Acute Hypoxic Conditions on Taqwin. 2012. Pengaruh Latihan pada
Metabolic Parameters and Cardiac Periode Persiapan Umum terhadap
Function During Exercise and Kadar Hemoglobin Atlet Kontingen
Recovery. SpringerPlus (2016) 5:1294. Bayangan PON XVIII KONI Sulawesi
Muliadin. 2009. Pengaruh Circuit Training Selatan. Tesis. Program Pascasarjana
Terhadap Nilai Kapasitas Vital Paru, Universitas Hasanuddin. Makassar.
Daya Tahan Otot dan Jumlah Eritrosit Tiopi, D.I. 2008. Pengaruh Senam Aerobik
Mahasiswa Keperawatan. Tesis. terhadap Kadar Hemoglobin pada
Program Pascasarjana Universitas Siswi SMA Negeri 1 Rengat. Tesis.
Hasanuddin. Makassar. Program Studi Biomedik Pasca
Muryono, S. 2010. Anatomi Fungsional Sarjana Universitas Andalas. Padang.
Sistem Lokomosi (Pengantar
96
Vol 3 No 2, Maret 2020

Waskiewicz, Zbigniew, et al. 2012. Acute


Metabolic Responses to A 24-H Ultra-
Marathon Race In Male Amateur
Runners. Eur J Appl Physiol Vol.
112:1679–1688.
Wiarto, G. 2013. Fisiologi dan Olahraga.
Edisi 1. Penerbit Graha Ilmu.
Yogyakarta.
World Heath Organization, 2010. Global
Recommendations on Physical Activity
for Health. Geneva, Switzerland :
WHO Press, 10.
Widiyanto. 2010. Latihan Fisik dan Laktat.
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Zavorsky, G.S., et al. 2005. Comparison of
Fingertip to Arterial Blood Samples at
Rest and During Exercise. Clinical
Journal Of Sport Medicine Vol. 15.

97

Anda mungkin juga menyukai