Anda di halaman 1dari 4

1.

EKONOMI SEBAGAI UKURAN PEMBANGUNAN

Indikator pembangunan ekonomi adalah ukuran atau acuan yang digunakan untuk menilai
keberhasilan suatu negara dalam pembangunan ekonomi. Dalam Indikator pembangunan ekonomi
mengacu pada kumpulan variabel atau ukuran yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis
kinerja ekonomi suatu negara, daerah, atau wilayah.

Indikator-indikator ini memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi, stabilitas, distribusi


pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan berbagai aspek penting lainnya yang terkait dengan
pembangunan ekonomi.

Berikut adalah beberapa indikator pembangunan ekonomi yang sering digunakan:

a. Pendapatan per kapita

Indikator ini mengukur rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap individu dalam suatu negara.
Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakat.

b. Struktur ekonomi

Indikator ini menggambarkan perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris
menjadi struktur ekonomi industri. Semakin majunya struktur ekonomi suatu negara, semakin baik
hasil pembangunan ekonomi yang dicapai.

c. Urbanisasi

Indikator ini mengukur persentase penduduk yang tinggal di kota. Semakin tinggi tingkat urbanisasi,
semakin baik tingkat pembangunan ekonomi suatu negara.

d. Angka tabungan

Indikator ini mengukur jumlah tabungan yang dimiliki oleh masyarakat. Semakin tinggi angka
tabungan, semakin baik tingkat pembangunan ekonomi suatu negara.

e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indikator ini menggambarkan kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, yang meliputi
pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kapita. Semakin tinggi IPM, semakin baik hasil
pembangunan ekonomi yang dicapai.
f. Inflasi

Indikator ini mengukur tingkat kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam suatu negara. Semakin
rendah tingkat inflasi, semakin baik tingkat pembangunan ekonomi suatu negara.

g. Indeks Kualitas Hidup (IKH)

Indikator ini mengukur kualitas hidup masyarakat suatu negara, yang meliputi pendidikan, kesehatan,
dan lingkungan hidup. Semakin tinggi IKH, semakin baik hasil pembangunan ekonomi yang dicapai.

Penggunaan actoror pembangunan ekonomi sangat penting untuk menilai keberhasilan suatu negara
dalam pembangunan ekonomi. Namun, actoror-indikator tersebut tidak dapat dipandang sebagai
satu-satunya ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi, karena masih banyak actor lain yang
mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara.

2. SISTEM EKONOMI TRADISIONAL

Sistem ekonomi tradisional merupakan tanggapan aktif manusia pendukung suatu kebudayaan
terhadap lingkungannya, dalam usaha memenuhi kebutuhannya sesuai dengan pola pelaksanaan yang
sifatnya tradisional.

Masyarakat yang menerapkan sistem ekonomi ini biasanya merupakan masyarakat yang belum
memiliki pembagian kerja, masih melakukan sistem barter. Produksi dan distribusi juga terbentuk
karena tradisi dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional :

1. Belum ada pembagian kerja/spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.

2. Menerapkan sistem barter dalam kegiatan perdagangan.

3. Jenis produksi ditentukan sesuai kebutuhan.

4. Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan.

5. Umumnya bertumpu pada sektor agraris.

6. Kegiatan ekonomi terikat pada adat istiadat.

7. Alat produksi masih sederhana.

8. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan telah melekat di tengah masyarakat.

9. Menjadikan kekayaan alam sebagai sumber penghidupan utama.

3. EKONOMI POLITIK
Ekonomi politik adalah suatu cabang ilmu sosial yang mana di dalamnya mempelajari dua bagian
disiplin ilmu, yaitu ilmu politik dan juga ilmu ekonomi. Jadi, ekonomi politik adalah ilmu pengetahuan
yang di dalamnya membicarakan kekayaan dan berkaitan dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh
manusia demi memenuhi hasrat dan keinginannya.

Bila dilihat dalam sudut pandang yang sempit, kebijakan ekonomi ini adalah suatu kajian terkait relasi
sosial, terutama relasi kekuasaan yang sama-sama membentuk distribusi, produksi, dan juga sumber
daya ataupun sumber daya komunikasi.

Konsep dasar dalam ekonomi politik meliputi:

a. Kekuasaan: Ekonomi politik mempertanyakan siapa yang memegang kekuasaan dalam suatu sistem
ekonomi dan bagaimana kekuasaan tersebut digunakan untuk mengatur sumber daya ekonomi.

b. Sistem ekonomi: Ekonomi politik mempelajari sistem ekonomi seperti kapitalisme, sosialisme, dan
ekonomi campuran, dan bagaimana sistem ini mempengaruhi distribusi sumber daya ekonomi.

c. Kebijakan publik: Ekonomi politik mempelajari pengaruh kebijakan publik, seperti pajak, subsidi,
regulasi, dan kebijakan moneter, pada ekonomi dan masyarakat.

d. Pasar: Ekonomi politik mempelajari bagaimana pasar bekerja, termasuk persaingan, harga, dan
penawaran dan permintaan, serta bagaimana pasar mempengaruhi kebijakan dan distribusi sumber
daya ekonomi.

e. Kelas sosial: Ekonomi politik mempertimbangkan peran kelas sosial dalam ekonomi dan bagaimana
distribusi sumber daya ekonomi mempengaruhi kesenjangan sosial dan ketidakadilan.

f. Pertumbuhan ekonomi: Ekonomi politik mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan ekonomi, seperti investasi, teknologi, dan pembangunan manusia, serta bagaimana
pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kebijakan dan distribusi sumber daya ekonomi.

g. Lingkungan: Ekonomi politik mempertimbangkan dampak ekonomi pada lingkungan dan bagaimana
kebijakan dapat mempromosikan pembangunan berkelanjutan.

Jenis Pendekatan Ekonomi Politik :

a. Pendekatan Pilihan Publik


Di dalam pendekatan publik terdapa penekanan pada anlisisnya yang tertuju pada aktor, yang mana
akan dianggap sebagai pelaku di dalam kegiatan politik dan ekonomi.

Pendekatan pilihan publik ini bisa digunakan agar bisa mempelajari perilaku dari aktor politik dan bisa
juga digunakan sebagai petunjuk dalam mengambil kebijakan publik yang lebih efektif.

Tapi karena sifatnya yang lebih longitudinal, yang merupakan suatu kebutuhan metode penelitian
dengan berdasarkan masa tertentu yang relatif lama. Maka akan mengakibatkan hasil yang diperoleh
dari berbagai model pilihan publim menjadi berbeda-beda dari suatu negara dengan negara lain.

b. Pendekatan Neo-Marxis

Pendekatan neo-marxis lebih menekankan pada anlisis secara menyeluruh atas pentingnya berbagai
aspek ekonomi makro dari kedua sistem, yakni sistem politik dan sistem ekonomi.

Pendekatan ini mempunyai model yang berusaha untuk membandingkan secara lebih langsung atau
eksplisit, contohnya seperti menyoroti beragam perbedaan antar negara, baik itu dalam sisi
perkembangan ekonomi, kesejahteraan, ataupun ketergantungan kelas sosial yang terjadi di
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai