Anda di halaman 1dari 21

Modul

Ke:

12
AUDIT SEKTOR PUBLIK
PEMBUATAN DAFTAR TEMUAN

Sigit Mareta, SE., M.Ak


Fakultas : Program Studi:
Bisnis Dan Ilmu Sosial Akuntansi
TEORI PEMBUATAN DAFTAR
TEMUAN
Pengertian Temuan

• Temuan (Finding) dalam Laporan Audit


• Bentuk temuan merupakan kertas kerja auditor yang paling kritis.
Bagaimanapun juga, temuan merupakan hasil dari suatu audit. Bentuk
temuan mengkonsolidasikan semua informasi penting yang berkaitan
dengan suatu masalah audit tertentu berupa, misalnya, pengendalian
yang tidak berfungsi/bekerja, salah saji potensial dalam laporan
keuangan atau adanya ketidakefisienan yang menonjol.
• Dengan mendorong secara terus menerus kepada auditor untuk
memperhatikan dan mendokumentasikan secara hati-hati, bentuk
temuan (finding form) menjadikan jauh lebih mudah untuk memutuskan
apakah masalah-masalah tersebut harus dilaporkan dalam bentuk
tertulis, mendiskusikannya secara lisan atau tidak semuanya. Temuan-
temuan juga diperlukan untuk mendukung atau mencegah salah
pengertian kesimpulan yang diambil, dan rekomendasi dari auditor
internal. Apabila ada hal yang penting dan kritis, maka auditor harus
mempunyai waktu untuk mendokumentasikannya.
Pengertian Temuan

• Review Daftar Temuan


• Daftar temuan audit kemudian diproses melalui pengembangan kertas kerja dan
penyajian laporan. Baik pengembangan kertas kerja maupun penyajian laporan
mempunyai elemen-elemennya yang hendak dijelaskan di bawah ini. Berikut
gambar dari sistematika temuan audit.
Pengertian Temuan
• Elemen-Elemen Temuan
• Bentuk temuan paling efektif terdiri dari lima elemen
yang umum:
(1) Kondisi.

(2) Kriteria.

(3) Sebab.

(4) Akibat.

(5) Rekomendasi.
SISTEM PEMBUATAN DAFTAR
TEMUAN
• Sebelum membahas sistem pembuatan daftar temuan, perlu diketahui berbagai
jenis-jenis temuan audit. Berikut jenis-jenis temuan audit.

a. Temuan Menguntungkan atau


Temuan Positif.

b. Temuan yang Bersifat


Kekurangan atau Temuan Negatif.
• Komunikasi Temuan
• Temuan harus dikomunikasikan kepada pihak yang
diaudit untuk mendapatkan tanggapan. Tanggapan ini
dapat menjadikan hasil audit lebih objektif dan tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari. Hasil audit ini
akan disetujui kedua belah pihak dan memudahkan
penyelesaian tindak lanjutnya. Komunikasi
temuan/laporan ini, membutuhkan keahlian tersendiri,
agar sasaran audit tidak dikesampingkan dalam
pembahasan.
Berdasarkan Prioritas Permasalahan (Urgensi)

• Pembuatan daftar temuan berdasarkan prioritas


pemasalahan (urgensi) dibedakan menjadi dua, yaitu
temuan yang disebabkan faktor internal dan daftar
temuan yang disebabkan faktor eksternal. Temuan-
temuan yang disebabkan internal biasanya lebih mudah
untuk diselesaikan daripada temuan-temuan yang
disebabkan dari pihak eksternal. Sama halnya dengan
temuan yang bersifat minor akan lebih mudah
diselesaikan daripada temuan yang bersifat mayor.
Berdasarkan Unit Organisasi

• Dalam penyusunan daftar temuan berdasarkan


organisasi temuan-temuan auditor
dikelompokkan dan didaftar berdasarkan unit
organisasi. Pemeriksaan dilakukan per unit
organisasi.
Siklus Pembuatan Daftar Temuan
Temuan Keuangan

Temuan keuangan yang ditindak lanjuti oleh


auditor biasanya merupakan temuan keuangan
yang bersifat kekurangan atau negatif. Temuan
keuangan yang bersifat kekurangan tersebut
dapat berupa salah saji, sistem akuntansi yang
buruk atau aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai.
Temuan keuangan dihasilkan dari audit terhadap
laporan keuangan, dokumen dan catatan
akuntansi, dan aktivitas-aktivitas pada unit
keuangan organisasi sektor publik.
Temuan Kinerja

Sama halnya dengan proses audit keuangan,


dalam proses audit kinerja auditor juga
mendapatakan temuan-temuan tentang kinerja
teraudit baik yang bersifat kelebihan (positif)
maupun temuan yang bersifat kekurangan
(negatif). Temuan tersebut diperoleh dari
serangkaian proses pemeriksaan audit terhadap
aktivitas organisasi, pemanfaatan sumber daya
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi.
Teknik Pembuatan Daftar
Temuan
Pembuatan Daftar Inventarisasi Masalah

• Penyusunan Daftar
• Temuan tidak serta merta disusun dalam daftar
temuan, melainkan dalam penyusunan daftar
temuan ada prosedur yang harus dilakukan saat
menyusun daftar temuan. Berdasarkan kertas kerja
audit, tim audit atau auditor membuat daftar
temuan sementara.
• Pembahasan akhir daftar temuan sementara ditutup
dengan pembuatan berita acara hasil audit. Bila
klien menyetujui seluruh daftar temuan sementara,
maka lembar pernyataan persetujuan daftar temuan
sementara dijadikan dasar pembuatan berita acara
hasil audit.
Pembuatan Daftar Inventarisasi Masalah

• Berdasarkan Presentasi Matriks


• Daftar temuan dapat disajikan dalam bentuk
presentasi matriks daftar temuan. Presentasi
merupakan penyampaian pesan berupa ide atau
gagasan kepada khalayak atau sekelompok
orang secara langsung (tatap muka).
Pembuatan Daftar Inventarisasi Masalah

• Berdasarkan Presentasi Matriks


• Terdapat beberapa keuntungan penyajian daftar
temuan kepada pihak lain dengan teknik presentasi
matriks, yaitu:
• (1) Efisien, teknik presentasi dapat menghemat
waktu dibandingkan bila pesan disampaikan dalam
bentuk proposal tertulis.
• (2) Efektif, teknik presentasi memungkinkan umpan
balik dengan segera baik secara verbal maupun
nonverbal.
• (3) Memiliki pengaruh besar. Melalui komunikasi
lisan, presenter mempunyai peluang besar untuk
memengaruhi audiens.
Teknik Penemuan Akar Masalah

• Berdasarkan Presentasi Matriks


• Salah satu teknik penemuan akar masalah yang
hendak dikemukakan di sini adalah dengan
menggunakan diagram Ishikawa (sumber: Wikpedia
Online). Diagram Ishikawa sering juga disebut
sebagai diagram “sebab-akibat” atau diagram
“tulang ikan”. Diagram ini adalah sebuah alat grafis
yang digunakan untuk mengeksplorasi dan
menampilkan pendapat tentang komponen inti
suatu kondisi di dalam organisasi. Diagram ini juga
dapat menyusuri sumber-sumber penyebab atas
suatu masalah.
Teknik Penemuan Akar Masalah
• Berdasarkan Presentasi Matriks
• Berikut langkah-langkah penerapan diagram Ishikawa.
• (1) Tuliskan sebuah masalah utama yang ingin diteliti ke dalam kotak paling kanan.
• (2) Seluruh anggota tim diajak untuk mengemukakan dan menemukan semua sumber
permasalahan yang nyata maupun berpotensi muncul.
• (3) Temukan penyebab-penyebab utama untuk dimasukkan ke dalam “tulang besar” yang akan
dipasangkan ke dalam diagram.
• (4) Bentuklah beberapa kelompok diskusi yang jumlahnya sesuai dengan jumlah penyebab utama
yang ditemukan pada proses sebelumnya, karena nantinya setiap kelompok akan menyelidiki lebih
detail setiap penyebab utama tersebut.
• (5) Setiap kelompok mulai mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab dari masalah utama dalam
bagiannya, dan nantinya akan diletakkan sebagai “tulang kecil”.
• (6) Hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi ini adalah setiap variabel yang ditemukan haruslah
spesifik, terukur, dan dapat dikendalikan.
• (7) Pada akhirnya, setiap kelompok mempresentasikan kepada keseluruhan tim atas hal-hal yang
mereka dapatkan dalam diskusi, dan setiap temuan mereka dimasukkan ke dalam gambar besar dari
semua kelompok, sehingga terciptalah diagram Ishikawa yang utuh.
Terima Kasih
Sigit Mareta, SE., M.Ak

Anda mungkin juga menyukai