METABOLISME KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL JANNAH
NIM : 2320612004
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
BAB III..................................................................................................................13
3.1. Glikolisis.............................................................................................13
3.4. Glikogenelisis......................................................................................21
3.5. Glikogenolisis.....................................................................................23
3.7. Glukoneogenesis.................................................................................27
BAB III..................................................................................................................29
KESIMPULAN......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
2
BAB 1
PANDAHULUAN
3
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus
halus. Hasil pencernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus. Glukosa
merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme
Karbohidrat. Rangkaian reaksi yang membentuk beberapa jalur , seperti glikolisis,
sintesis glikogen (glikogenesis), pemecahannya glikogen (glikogenolisis), HMP
Shunt, dan glukoneogenesis.
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang sangat penting. Sistem
pencernaan pada manusia melibatkan beberapa organ penting seperti mulut,
esofagus, lambung, hati, pankreas, kandung empedu, usus halus, dan usus besar.
Organ-organ tersebut memiliki peranan penting dalam mencerna berbagai zat
dalam makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diabsorpsi
oleh tubuh dan dapat mengasilkan energi.
Pencernaan karbohidrat dalam usus halus dilakukan dengan memecah pati
yang belum dicerna oleh amilase, sehingga sebelum masuk jejunum, pati hampir
seluruhnya diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Usus halus juga
menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida yang dilakukan oleh enzim-
enzim epitel usus halus, seperti enzim laktase, enzim sukrase, enzim maltase, dan
enzim isomaltase. Sehingga hasil akhir pencernaan karbohidrat yang diabsorpsi ke
dalam darah semuanya berupa monosakarida.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KARBOHIDRAT
5
sebagai penerus signal yang menentukan lokasi internal atau lintasan metabolik
molekul.
Nama karbohidrat (carbohydrate) diambil dari komponen penyusunnya yang
terdiri dari karbon, hidrogen dan “ate” yang berarti oksigen. Pada awalnya nama
karbohidrat digunakan untuk menunjukkan gula dan polimernya. Sekarang nama
karbohidrat lebih tepat digunakan untuk menggambarkan senyawa polihidroksi
aldehid atau keton atau senyawa yang dihasilkan dari hidrolisisnya. Umumnya
karbohidrat memiliki rumus empiris Cn(H2O)n dengan perbandingan C : H : O
adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh glukosa C6H12O6 yang juga dapat ditulis dengan
C6(H2O)6. Walaupun demikian beberapa karbohidrat memiliki nitrogen, fosfor dan
sulfur.
Karbohidrat digolongkan kedalam monosakarida, disakarida,
oligosakararidan dan polisakarida. Dalam banyak hal penggolongan untuk
oligosakarida dikelompokkan saja kedalam polisakarida. Kata sakarida berasal
dari kara Latin (sakkharon) yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana
terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton. Monosakarida
yang paling banyak terdapat di alam adalah Dglukosa dengan enam atom karbon.
1. MONOSAKARIDA
Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida dan sebagai unit
pembentuk disakarida, oligo dan polisakarida. Monosakarida memiliki gugus aldehid atau
keton dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida glukosa dan fruktosa
memiliki enam gugus hidroksil. Atom karbon tempat pengikatan gugus hidroksil disebut
sebagai pusat kiral.
Gambar 1. Monosakarida
6
2. DISAKARIDA
Disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa terdiri dari dua unit
monosakarida yang terbentuk melalui suatu ikatan yang disebut ikatan glikosida.
Pembentukan ikatan ini berlangsung dengan pembentukan asetal dari hemiasetal
(glukopiranosa) dan satu gugus hidroksil dari molekul gula yang kedua. Ikatan
glikosida ini mudah dihidrolisis oleh asam tetapi tidak oleh basa. Oleh karena itu
diskarida dapat dihidrolisis dengan mudah dengan memanaskannya dalam larutan
asam encer. Bentuk ikatan glikosida lainya terbentuk antara gula dengan atom N
(ikatan N-glikosil) yang ditemukan pada seluruh nukleotida.
3. OLIGOSAKARIDA ATAU POLISAKARIDA
Beberapa (sekitar 3-6) monosakarida bergabung menjadi satu, disebut
sebagai oligosakarida (oligo- artinya "sedikit"). Jika banyak monosakarida
bergabung menjadi satu, maka akan disebut sebagai polisakarida. Monosakarida
dapat bergabung membentuk satu rantai panjang, atau mungkin bercabang-
cabang. 2 jenis polisakarida yang paling dikenal adalah selulosa dan glikogen,
dua-duanya terdiri dari monomer glukosa.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Polisakarida
akan dipecah menjadi monomer-monomernya (fosforilase glikogen akan
membuang residu glukosa dari glikogen), sedangkan disakarida seperti laktosa
atau sukrosa akan dipecah menjadi 2 komponen monosakaridanya.
2.2. PENCERNAAN
7
Gambar 2. Pencernaan karbohidrat
8
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui
vena portae. Sebahagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai
glikogen, sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas
normal (80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh
karena fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki
pembuluh darah. Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan
tubuh, sebagian besar (2/3) akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam
hati sebagai glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas
(maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam bentuk glikogen ini telah
mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan
disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi
lemak. Jika dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak
jauh melebihi jumlah simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi,
mendapatkan enersi dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran
darah. Kadar gula darah akan diisi kembali dari cadangan glikogen yang ada di
dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih banyak lagi, timbunan lemak dari
jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak diubah ke dalam zat
antara yang dialirkan ke hati.
9
Gambar 3. Perubahan karbohidrat di dalam tubuh
Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan
glikogen yang telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah.
Peristiwa oksidasi glukosa di dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan
pada tahap-tahap itulah enersi dilepaskan sedikit demi sedikit, untuk dapat
digunakan selanjutnya.
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah
menjadi asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat
penting dalam metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih
lanjut dalam suatu proses pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini
dihasilkan CO2 dan H2O dan terlepas enersi dalam bentuk persenyawaan yang
mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin Triphosphate). ATP
ini mudah sekali melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP (Adenosin
Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat".
Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah
menuju ke hepar.
Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam pyruvat dan
selanjutnya menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan enersi. Hal ini
hanya terdapat di dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di
10
dalam otot terdapat juga glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa
dalam darah. Metabolisme karbohidrat selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga
diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-
pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang perananan penting. Insulin
akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan, merangsang perubahan
glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot. Hal ini terjadi
apabila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya apabila kadar glukosa
darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah akan
menaik kembali. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah lemak
atau protein menjadi glukosa.
Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar
suprarenal merupakan pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat.
Enzim sangat diperlukan pada proses-proses kimiawi metabolisme zat-zat
makanan. vitamin-vitamin sebagian dari enzim, secara tidak langsung
berpengaruh pada metabolisme karbohidrat ini. Tiamin (vitamin B1) diperlukan
dalam proses dekarboksilase karbohidrat. Kekurangan vitamin B1 akan
menyebabkan terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase, sehingga asam piruvat
dan asam laktat tertimbun di dalam tubuh.
2.3. METABOLISME
11
Kandungan energi Kandungan energi
nutrient nutrient
Katabolisme
Karbohidrat CO2
Lemak H2O
Protein
NH3
ADP ATP
Energi Kimia
+HPO42-
NADH
NAD- NADPH
NADP+
Molekul Prekursor
Makromolekul sel
Asam amino
Protein Anabolisme
Gula
Polisakarida
Asam-asam lemak
Asam Nukleat
Basa-basa Nitrogen
Gambar 4. Interaksi Katabolisme dengan Anabolisme melalui ATP, NADH
dan NADPH
12
2. ANABOLISME
Anabolisma, jalur biosintesis. Jaluar ini mempunyai proses kebalikannya.
Beberapa macam metabolit, terutama piruvat, asetil CoA dan senyawa
intermedier dalam siklus asam sitrat berfungsi sebagai senyawa awal untuk
biosintesis berbagai produk.
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu proses reaksi kimia pada karbohidrat khususnya
monosakarida yaitu glukosa yang akan dipecah dan dioksidasi dengan bantuan
enzim-enzim yang berperan pada proses glikolisis, sehingga menghasilkan 2 ATP,
2 Asam Piruvat, 2 NADH, dan 2H2O. Proses glikolisis ini termasuk proses
metabolisme yang menghasilkan energi.
Proses glikolisis terdiri dari 10 tahap reaksi untuk menghasilkan energi,
yaitu:
14
Fosforilasi glukosa merupakan proses penambahan gugus fosfat. Reaksi
ini dibantu oleh enzim heksokinase, yang berperan untuk memisahkan satu
kelompok fosfat dari ATP (Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke
glukosa, sehingga terbentuk menjadi glukosa 6-fosfat.
3.1.2 Produksi Fruktosa-6 Fosfat
15
Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Oleh karenaitu,
akan diubah menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose.
Jadi dalam totalitas, tahap keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua
molekul gliseraldehida fosfat.
16
Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan
relokasi dari atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam
rantai untuk karbon kedua dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat.
Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua
molekul asam piruvat dari reaksi enzim kinase piruvat pada dua molekul asam
phosphoenolpyruvic dihasilkan pada tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh
transfer dari atom fosfor dari asam phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP
(Adenosin trifosfat).
17
Adapun skema proses glikolisis secara keseluruhan, yaitu:
18
3.2 Siklus Krebs
19
Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.
20
1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi
ini dikatalisis enzim sitrat sintase.
2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO 2 dan dihasilkan
NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa
ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO 2 dan
dihasilkan NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A
sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat
berupah menjadi ATP.
6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase.
Pada reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase.
Pada tahap ini juga dihasilkan NADH.
Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3
NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi
dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan
menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3
ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.
21
Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.
Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.Jadi kesimpulannya adalah:
22
3.4 Glikogenesis
3.2.1 Tahap 1
3.2.2 Tahap 2
23
Pada tahap 3, glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini di katalisir oleh enzim
UDPGlc pirofosforilase.
3.2.4 Tahap 4
3.2.5 Tahap 5
24
3.5 Glikogenolisis
Dari reaksi diatas, dapat dilihat secara umum proses penguraian glikogen(n-
residu) menghasilkan glukosa-1- fosfat dan glikogen (n-1 residu). Untuk lebih
jelas, dapat dilihat pada skema alur penguraian glikogenolisis yang terjadi pada
glikogen:
25
Ikatan -1,4
Ikatan -1,6
Ikatan -1,4
Fosforilase
a b c z
d e f g h i j k l
transferase
z
a b c d e f g h i j k l
a b c d e f g h i j k l
26
3.6 Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt
Skema keseluruhan alur reaksi Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt, yaitu:
27
Ribulosa 5-fosfat kini berfungsi sebagai substrat bagi dua ennzim yang
berbeda. Ribulosa 5-fosfat 3-epimerase mengubah konfigurasi disekitar karbon 3
dari ribulosa 5 fosfat, dengan membentuk epimer xilulosa 5-pospat, yaitu senyawa
ketopentosa lainnya. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase mengubah ribulosa 5-fosfat
menjadi senyawa aldopentosa yang bersesuaian, yaitu ribosa 5-fosfat yang
merupakan precursor bagi residu ribosa yang diperlukan dalam sintesis nukleotida
dan asam nukleat.
Transketolase memindahkan unit dua-karbon yang terdiri atas karbon 1 dan
2 dari sebuah ketosa kepada atom karbon aldehid pada gula aldosa. Karena itu,
enzim ini mempengaruhi konversi gula pentosa menjadi aldosa dengan
berkurangnya dua karbon, dan sekaligus mengonversi gula aldosa menjadi ketosa
dengan bertambahnya dua atom karbon. Reaksi tersebut memerlukan vitamin B,
yaitu tiamin.
Jadi, enzim transketolase mengatalisis proses pemindahan unit dua karbon
dari xilulosa 5 fosfat kepada ribulosa 5 fosfat , yang menghasilkan ketosa
sedoheptulosa 7-fosfat tujuh karbon dan aldosa gliseraldehid 3-fosfat . kedua
produk ini kemudian memasuki reaksi lainnya yang dikenal sebagai reaksi
transaldolasi. Enzim transaldolasi memungkinkan pemindahan moietas
dihidroksiaseton tiga - karbon (karbon 1-3), dari ketosa sedoheptulosa 7-fosfat
kepada aldosa gliseraldehid 3-fosfat untuk membentuk ketosa fruktosa 6-fosfat
dan aldosa eritrosa 4-fosfat empat karbon.
Kemudian berlangsung reaksi selanjutnya yang sekali lagi melibatkan enzim
transketolase , dengan xilulosa 5-fosfat berfungsi sebagai donor glikoaldehid.
Pada keadaan ini, eritrosa 4-fosfat yang terbentuk di atas bertindak sebagai
akseptor , dan hasil reaksinya adalah fruktosa 6-fosfat serta gliseraldehid 3-fosfat.
3.7 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan glukosa yang berasal dari senyawa- senyawa non-karbohidrat.
Contoh senyawa non karbohidrat yang dapat diubah menadi glukosa melalui
28
proses glukoneogenesis yaitu, asam laktat, asam amino glukogenik, asam piruvat
dan α-gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak
tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika
lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Reaksi proses
glukoneogenesis dengan menggunakan prekusor berupa asam piruvat, sebagai
berikut:
3.3.1 Tahap 1
3.3.3 Tahap 3
29
30
BAB IV
KESIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32