Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

METABOLISME KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH :

MIFTAHUL JANNAH

NIM : 2320612004

BIOKIMIA DAN FISIOLOGI NUTRISI

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Maria Endo Mahata, MS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2023
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2

BAB III..................................................................................................................13

3.1. Glikolisis.............................................................................................13

3.2. Siklus Kreb..........................................................................................18

3.3. Transfer Elektron................................................................................20

3.4. Glikogenelisis......................................................................................21

3.5. Glikogenolisis.....................................................................................23

3.6. Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt..............................................25

3.7. Glukoneogenesis.................................................................................27

BAB III..................................................................................................................29

KESIMPULAN......................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

2
BAB 1

PANDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karbohidrat atau yang biasa disebut hidrat arang merupakan makanan


pokok bangsa Indonesia. Pada umumnya sumber karbohidrat dalam makanan
berasal dari beras, namun ada juga yang berasal dari sagu, ketela pohon atau
jagung. Di negara yang sudah maju, daging merupakan menu utama dari makanan
mereka. Karbohidrat dalam daging namanya glikogen.
Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak
jumlahnya di permukaan bumi ini. Polimer karbohidrat yang tidak larut
merupakan pelindung dan membentuk dinding sel bakteri; pada tumbuhan
senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan pada binatang berfungsi sebagai
jaringan ikat dan "cel coat". Fungsi utama dari metabolisme karbohidrat adalah
untuk menghasilkan energi dalam bentuk senyawa yang mengandung ikatan fosfat
bertenaga tinggi.

3
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus
halus. Hasil pencernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus. Glukosa
merupakan senyawa utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme
Karbohidrat. Rangkaian reaksi yang membentuk beberapa jalur , seperti glikolisis,
sintesis glikogen (glikogenesis), pemecahannya glikogen (glikogenolisis), HMP
Shunt, dan glukoneogenesis.
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang sangat penting. Sistem
pencernaan pada manusia melibatkan beberapa organ penting seperti mulut,
esofagus, lambung, hati, pankreas, kandung empedu, usus halus, dan usus besar.
Organ-organ tersebut memiliki peranan penting dalam mencerna berbagai zat
dalam makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diabsorpsi
oleh tubuh dan dapat mengasilkan energi.
Pencernaan karbohidrat dalam usus halus dilakukan dengan memecah pati
yang belum dicerna oleh amilase, sehingga sebelum masuk jejunum, pati hampir
seluruhnya diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Usus halus juga
menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida yang dilakukan oleh enzim-
enzim epitel usus halus, seperti enzim laktase, enzim sukrase, enzim maltase, dan
enzim isomaltase. Sehingga hasil akhir pencernaan karbohidrat yang diabsorpsi ke
dalam darah semuanya berupa monosakarida.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap


tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam
molekul selulosa dan produk tanaman lainnya melalui proses fotosintesis.
Karbohidrat memiliki peranan yang cukup beragam; di berbagai negara
karbohidrat adalah sebagai bahan makanan utama. Oksidasi karbohidrat
merupakan lintasan pembentukan energi yang utama pada sel-sel yang tidak
melakukan fotosintesis. Karbohidrat yang tidak larut air berfungsi sebagai
jaringan penunjang atau pembentuk struktur dinding sel tanaman, bakteri dan
jaringan penghubung. Polimer karbohidrat befungsi sebagai pelumas pada
sabungan tulang dan berperan sebagai senyawa perekat diantara sel. Polimer
karbohidrat komplek yang melekat pada molekul protein atau lemak berperan

5
sebagai penerus signal yang menentukan lokasi internal atau lintasan metabolik
molekul.
Nama karbohidrat (carbohydrate) diambil dari komponen penyusunnya yang
terdiri dari karbon, hidrogen dan “ate” yang berarti oksigen. Pada awalnya nama
karbohidrat digunakan untuk menunjukkan gula dan polimernya. Sekarang nama
karbohidrat lebih tepat digunakan untuk menggambarkan senyawa polihidroksi
aldehid atau keton atau senyawa yang dihasilkan dari hidrolisisnya. Umumnya
karbohidrat memiliki rumus empiris Cn(H2O)n dengan perbandingan C : H : O
adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh glukosa C6H12O6 yang juga dapat ditulis dengan
C6(H2O)6. Walaupun demikian beberapa karbohidrat memiliki nitrogen, fosfor dan
sulfur.
Karbohidrat digolongkan kedalam monosakarida, disakarida,
oligosakararidan dan polisakarida. Dalam banyak hal penggolongan untuk
oligosakarida dikelompokkan saja kedalam polisakarida. Kata sakarida berasal
dari kara Latin (sakkharon) yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana
terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton. Monosakarida
yang paling banyak terdapat di alam adalah Dglukosa dengan enam atom karbon.
1. MONOSAKARIDA
Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida dan sebagai unit
pembentuk disakarida, oligo dan polisakarida. Monosakarida memiliki gugus aldehid atau
keton dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida glukosa dan fruktosa
memiliki enam gugus hidroksil. Atom karbon tempat pengikatan gugus hidroksil disebut
sebagai pusat kiral.

Gambar 1. Monosakarida

6
2. DISAKARIDA
Disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa terdiri dari dua unit
monosakarida yang terbentuk melalui suatu ikatan yang disebut ikatan glikosida.
Pembentukan ikatan ini berlangsung dengan pembentukan asetal dari hemiasetal
(glukopiranosa) dan satu gugus hidroksil dari molekul gula yang kedua. Ikatan
glikosida ini mudah dihidrolisis oleh asam tetapi tidak oleh basa. Oleh karena itu
diskarida dapat dihidrolisis dengan mudah dengan memanaskannya dalam larutan
asam encer. Bentuk ikatan glikosida lainya terbentuk antara gula dengan atom N
(ikatan N-glikosil) yang ditemukan pada seluruh nukleotida.
3. OLIGOSAKARIDA ATAU POLISAKARIDA
Beberapa (sekitar 3-6) monosakarida bergabung menjadi satu, disebut
sebagai oligosakarida (oligo- artinya "sedikit"). Jika banyak monosakarida
bergabung menjadi satu, maka akan disebut sebagai polisakarida. Monosakarida
dapat bergabung membentuk satu rantai panjang, atau mungkin bercabang-
cabang. 2 jenis polisakarida yang paling dikenal adalah selulosa dan glikogen,
dua-duanya terdiri dari monomer glukosa.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Polisakarida
akan dipecah menjadi monomer-monomernya (fosforilase glikogen akan
membuang residu glukosa dari glikogen), sedangkan disakarida seperti laktosa
atau sukrosa akan dipecah menjadi 2 komponen monosakaridanya.

2.2. PENCERNAAN

7
Gambar 2. Pencernaan karbohidrat

Pencernaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam


mulut; makanan dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga
jumlah permukaan makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencemaan.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung
enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai
panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih
sederhana maltosa. Sedangkan air ludah berguna untuk melicinkan makanan agar
lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicerna di dalam
mulut, oleh karena makanan sebentar saja berada di dalam rongga mulut. Oleh
karena itu sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar memberi kesempatan
lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut. Dengan proses mekanik,
makanan ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung.

8
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui
vena portae. Sebahagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai
glikogen, sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas
normal (80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh
karena fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki
pembuluh darah. Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan
tubuh, sebagian besar (2/3) akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam
hati sebagai glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas
(maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam bentuk glikogen ini telah
mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan
disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi
lemak. Jika dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak
jauh melebihi jumlah simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi,
mendapatkan enersi dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran
darah. Kadar gula darah akan diisi kembali dari cadangan glikogen yang ada di
dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih banyak lagi, timbunan lemak dari
jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak diubah ke dalam zat
antara yang dialirkan ke hati.

9
Gambar 3. Perubahan karbohidrat di dalam tubuh
Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan
glikogen yang telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah.
Peristiwa oksidasi glukosa di dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan
pada tahap-tahap itulah enersi dilepaskan sedikit demi sedikit, untuk dapat
digunakan selanjutnya.
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah
menjadi asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat
penting dalam metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih
lanjut dalam suatu proses pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini
dihasilkan CO2 dan H2O dan terlepas enersi dalam bentuk persenyawaan yang
mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin Triphosphate). ATP
ini mudah sekali melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP (Adenosin
Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat".
Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah
menuju ke hepar.
Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam pyruvat dan
selanjutnya menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan enersi. Hal ini
hanya terdapat di dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di

10
dalam otot terdapat juga glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa
dalam darah. Metabolisme karbohidrat selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga
diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-
pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang perananan penting. Insulin
akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan, merangsang perubahan
glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot. Hal ini terjadi
apabila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya apabila kadar glukosa
darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah akan
menaik kembali. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah lemak
atau protein menjadi glukosa.
Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar
suprarenal merupakan pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat.
Enzim sangat diperlukan pada proses-proses kimiawi metabolisme zat-zat
makanan. vitamin-vitamin sebagian dari enzim, secara tidak langsung
berpengaruh pada metabolisme karbohidrat ini. Tiamin (vitamin B1) diperlukan
dalam proses dekarboksilase karbohidrat. Kekurangan vitamin B1 akan
menyebabkan terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase, sehingga asam piruvat
dan asam laktat tertimbun di dalam tubuh.

2.3. METABOLISME

Metabolisme adalah keseluruhan proses yang terjadi dalam makhluk hidup


yang membutuhkan dan memanfaatkan energi bebas untuk melaksanakan
berbagai macam fungsi. Organisma memperoleh energi tersebut melalui reaksi
eksergonik dari oksidasi nutrient untuk menjaga kestabilan hidup seperti:
melakukan kerja mekanik, transport senyawa aktif melawan gradient konsentrasi,
dan biosintesis senyawa kompleks.
Energi bebas yang diperoleh tersebut sering digunakan untuk mengkounter
reaksi endergonik melalui sintesis senyawa intermedier berenergi tingg adenosin
trifosfat (ATP). Disamping digunakan untuk oksidasi, nutrient juga diuraikan
dalam serangkaian reaksi menjadi senyawa intermedier umum yang merupakan
precursor senyawa biologi lain.

11
Kandungan energi Kandungan energi
nutrient nutrient
Katabolisme
Karbohidrat CO2

Lemak H2O

Protein
NH3

ADP ATP
Energi Kimia
+HPO42-
NADH

NAD- NADPH

NADP+
Molekul Prekursor
Makromolekul sel
Asam amino
Protein Anabolisme
Gula
Polisakarida
Asam-asam lemak
Asam Nukleat
Basa-basa Nitrogen
Gambar 4. Interaksi Katabolisme dengan Anabolisme melalui ATP, NADH
dan NADPH

Jalur metabolisme adalah serangkaian reaksi enzimatis yang berurutan yang


menghasilkan produk tertentu. Senyawa yang bereaksi, senyawa intermedier serta
produknya disebut dengan metabolit. Setiap reaksi dikatalisis oleh enzim berbeda.
Sejauh ini sudah lebih dari 2.000 enzim diketahui. Serangkaian reaksi yang
terdapat dalam metabolisma dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. KATABOLISME
Katabolisma, atau reaksi penguraian. Dalam katabolisma senyawa metabolit
kompleks diuraikan menjadi produk yang lebih sederhana dengan
membebaskan energi. Energi yang dibebaskan selama proses ini disimpan
dalam bentuk ATP dari ADP dan fosfat atau digunakan untuk mereduksi
NADP+ menjadi NADPH. Keduanya, ATP dan NADPH merupakan sumber
energi utama untuk digunakan dalam jalur anabolisma Karakteristik jalur
penguraian adalah mengubah berbagai senyawa (karbohidrat, lipid, protein)
menjadi senyawa intermedier umum.yang akan dimetabolisma lebih lanjut
dalam jalur oksidatif pusat yang mengubahnya menjadi beberapa produk
akhir.

12
2. ANABOLISME
Anabolisma, jalur biosintesis. Jaluar ini mempunyai proses kebalikannya.
Beberapa macam metabolit, terutama piruvat, asetil CoA dan senyawa
intermedier dalam siklus asam sitrat berfungsi sebagai senyawa awal untuk
biosintesis berbagai produk.

13
BAB III

PEMBAHASAN

Metabolisme karbohidrat merupakan suatu proses reaksi kimia melibatkan


karbohidrat yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, baik reaksi kimia
pemecahan karbohidrat (katabolisme) atau reaksi kimia pembentukan
(anabolisme). Adapun skema keseluruhan metabolisme karbohidrat yang terjadi di
dalam tubuh, meliputi:

3.1 Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu proses reaksi kimia pada karbohidrat khususnya
monosakarida yaitu glukosa yang akan dipecah dan dioksidasi dengan bantuan
enzim-enzim yang berperan pada proses glikolisis, sehingga menghasilkan 2 ATP,
2 Asam Piruvat, 2 NADH, dan 2H2O. Proses glikolisis ini termasuk proses
metabolisme yang menghasilkan energi.
Proses glikolisis terdiri dari 10 tahap reaksi untuk menghasilkan energi,
yaitu:

3.1.1 Fosforilasi Glukosa

14
Fosforilasi glukosa merupakan proses penambahan gugus fosfat. Reaksi
ini dibantu oleh enzim heksokinase, yang berperan untuk memisahkan satu
kelompok fosfat dari ATP (Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke
glukosa, sehingga terbentuk menjadi glukosa 6-fosfat.
3.1.2 Produksi Fruktosa-6 Fosfat

Proses produksi fruktosa 6-fosfat dibantu oleh enzim


phosphoglucoisomerase yang berfungsi untuk mengubah glukosa 6-fosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomer nya (Isomer adalah molekul yang
berbeda dengan rumus molekul yang sama tetapi susunan berbeda dari atom).

3.1.3 Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat

Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat dengan


penambahan kelompok fosfat. Konversi ini dibantu oleh enzim fosfofruktokinase
yang memanfaatkan satu molekul ATP dalam proses.

3.1.4 Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat

Aldolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat menjadi dua


molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula
yang terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton.

3.1.5 interkonversi Dua Glukosa

15
Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Oleh karenaitu,
akan diubah menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose.
Jadi dalam totalitas, tahap keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua
molekul gliseraldehida fosfat.

3.1.6 Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric

Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah


+
pembentukan NADH dari NAD (nicotinamide adenin dinukleotida) dengan
menggunakan enzim dehydrogenase fosfat triose dan kedua adalah penciptaan
1,3-diphoshoglyceric asam dari dua molekul gliseraldehida fosfat yang dihasilkan
pada tahap sebelumnya.
3.1.7 Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam

Tahap ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua


molekul 3-asam fosfogliserat dengan bantuan enzim phosphoglycerokinase pada
dua molekul produk 1,3-diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap
sebelumnya.
3.1.8 Relokasi Atom Fosfor

16
Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan
relokasi dari atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam
rantai untuk karbon kedua dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat.

3.1.9 Pembentukkan senyawa berenergi tinggi

Pada proses pembentukan energi tinggi, 2- asam fosfogliserat dibantu


dengan enzim enolase yang akan menghilangkan molekul air yang terdapat dalam
asam fosfogliserat untuk membentuk asam yang lain yang disebut asam
phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat
asam yang terbentuk pada tahap sebelumnya.

3.1.10 Pembentukan piruvat Asam & ATP

Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua
molekul asam piruvat dari reaksi enzim kinase piruvat pada dua molekul asam
phosphoenolpyruvic dihasilkan pada tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh
transfer dari atom fosfor dari asam phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP
(Adenosin trifosfat).

17
Adapun skema proses glikolisis secara keseluruhan, yaitu:

18
3.2 Siklus Krebs

19
Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.

20
1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi
ini dikatalisis enzim sitrat sintase.
2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO 2 dan dihasilkan
NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa
ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO 2 dan
dihasilkan NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A
sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat
berupah menjadi ATP.
6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase.
Pada reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase.
Pada tahap ini juga dihasilkan NADH.

Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3
NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi
dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan
menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.

Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3
ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.

3.3 Transfer Elektron

21
Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.

1. NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I.


Peristiwa ini membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari
matriks mitokondria menuju ruang antar membran. NADH yang telah
kehilangan elektron akan berubah menjadi NAD+.
2. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
3. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan
memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
4. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
5. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan
memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
6. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian
berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O.

Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.Jadi kesimpulannya adalah:

1. Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3


molekul ATP.
2. Sedangkan satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron akan
menghasilkan 2 molekul ATP.

22
3.4 Glikogenesis

Glikogenesis adalah proses sintesis glikogen dari glukosa. Glikogen


merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hati (sampai
6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih
besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga
sampai empat kali lebih banyak.

Sintesis glikogen memerlukan energi dalam bentuk UDP (Uridin Di Pospat)


yang merupakan sumber energi yang lebih cepat. Proses glikogenesis memerlukan
dua kerja enzim, yaitu glikogen sintetase dan enzim pembuat cabang glikogen..
Proses glikogenesis terdiri dari 5 tahap reaksi, yaitu:

3.2.1 Tahap 1

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim


terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase
sedangkan di hati oleh glukokinase.

3.2.2 Tahap 2

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan


bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami
fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversibel
yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
3.2.3 Tahap 3

23
Pada tahap 3, glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini di katalisir oleh enzim
UDPGlc pirofosforilase.

3.2.4 Tahap 4

Hidrolisis pirofosfat inorganik dengan dibantu oleh enzim pirofosfatase


inorganik
akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.

3.2.5 Tahap 5

Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan


glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa glikogen, sehingga membebaskan
uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul
glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk
memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer
protein yang dikenal sebagai glikogenin.

Adapun skema keseluruhan pada proses glikogenesis karbohidrat, yaitu:

24
3.5 Glikogenolisis

Glikogenolisis merupakan proses kimia penguraian glikogen menjadi


glukosa. Pada proses penguraian glikogen menjadai glukosa pada tahp
glikogenolisis ini dibantu dengan beberapa enzim, yaitu glikogen fosforilase yang
befungsi untuk memutuskan ikatan α-1,4 glikosidik pada glikogen, enzim
transferase yang befungsi untuk memindahkan 3 unit glukosa dari titik
percabangn ke cabang lain pada glikogen, sehingga membentuk rantai lurus, serta
enzim percabangan atau dikenal dengan debranching enzyme yang berperan untuk
memutuskan ikatan α-1,6 glikosidik pada glikogen. Berikut merupakan reaksi
dari proses glikogenolisis pada metabolisme karbohidrat:

Dari reaksi diatas, dapat dilihat secara umum proses penguraian glikogen(n-
residu) menghasilkan glukosa-1- fosfat dan glikogen (n-1 residu). Untuk lebih
jelas, dapat dilihat pada skema alur penguraian glikogenolisis yang terjadi pada
glikogen:

25
Ikatan -1,4

Ikatan -1,6

Ikatan -1,4
Fosforilase
a b c z

d e f g h i j k l
transferase
z

a b c d e f g h i j k l


a b c d e f g h i j k l

Pada gambar skema alur glikogenolisis diatas, tampak rantai dari


glikogen(n-residu) yang memiliki unit-unit glukosa sebagai penyusunnya. Pada
reaksi glikogenolisis, terjadi penguraian glikogen (n-residu) menjadi glukosa.
Proses ini diawali dengan reaksi pemutusan ikatan α-1,4 glikosidik pada glikogen
dengan bantuan enzim fosforilase. Enzim fosforilase ini merupakan enzim yang
berperan untuk memutuskan ikatan α-1,4 glikosidik pada glikogen, sehingga
dihasilkan glikogen yang hanya memiliki maksimal 4 unit glukosa dari titik
percabangan. Glikogen yang telah dihasilkan dari proses pemutusan ikatan α-1,4
glikosidik, kemudian dengan dibantu oleh enzim transferase yang berperan untuk
memindahkan 3 unit glukosa penyusun glikogen dari titik percabangan (a) ke
rantai cabang lain (b) pada glikogen, sehingga hanya tersisa 1 unit glukosa pada
rantai cabang (a). 1 unit glukosa yang terdapat pada rantai cabang yang memiliki
ikatan α-1,6 glikosidik dilepaskan dengan bantuan enzim percabangan, dalam hal
ini berupa α-1,6 glukosidase, sehingga terjadi pemutusan ikatan α-1,6 glikosidik
pada glikogen dan melepaskan 1 unit glukosa. Hasil reaksi glikogenolisis yang
didapatkan, yaitu berupa glikogen (n-1 residu) yang berantai lurus dan glukosa 1
fosfat. Glukosa 1 fosfat inilah yang kemudian masuk k jalur glikolisis dan
menghasilkan energi.

26
3.6 Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt

Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt merupakan salah satu dari


metabolisme jalur penguraian gula dalam metabolisme. HMP-Shunt disebut juga
jalur pentosa fosfat atau heksosa monofosfat. Jalur ini menghasilkan NADPH dan
ribosa di luar mitokondria. NADPH diperlukan untuk biosintesis; asam
lemak,kolesterol, dan steroid lain. Ribosa untuk biosintesis asam nukleat. Adapun
reaksi secara umm yang terjadi pada proses HMP-Shunt, sebagai berikut:

Skema keseluruhan alur reaksi Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt, yaitu:

Reaksi dehidrogenasi glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat terjadi lewat


pembentukan 6-fosfoglukonolakton yang dikatalisis oleh enzim glukosa-6-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung NADP. Hidrolisis 6-
fosfoglukonolakton dilaksanakan oleh enzim glukonolakton hidrolase.
Tahap oksidasi yang kedua dikatalisis oleh enzim 6-fosfoglukonat
dehidrogenase, yang juga memerlukan NADP+ sebagai akseptor hidrogen.
Dekarboksilase kemudian terjadi dengan pembentukan senyawa ketopentosa ,
yaitu ribulosa 5-fosfat.

27
Ribulosa 5-fosfat kini berfungsi sebagai substrat bagi dua ennzim yang
berbeda. Ribulosa 5-fosfat 3-epimerase mengubah konfigurasi disekitar karbon 3
dari ribulosa 5 fosfat, dengan membentuk epimer xilulosa 5-pospat, yaitu senyawa
ketopentosa lainnya. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase mengubah ribulosa 5-fosfat
menjadi senyawa aldopentosa yang bersesuaian, yaitu ribosa 5-fosfat yang
merupakan precursor bagi residu ribosa yang diperlukan dalam sintesis nukleotida
dan asam nukleat.
Transketolase memindahkan unit dua-karbon yang terdiri atas karbon 1 dan
2 dari sebuah ketosa kepada atom karbon aldehid pada gula aldosa. Karena itu,
enzim ini mempengaruhi konversi gula pentosa menjadi aldosa dengan
berkurangnya dua karbon, dan sekaligus mengonversi gula aldosa menjadi ketosa
dengan bertambahnya dua atom karbon. Reaksi tersebut memerlukan vitamin B,
yaitu tiamin.
Jadi, enzim transketolase mengatalisis proses pemindahan unit dua karbon
dari xilulosa 5 fosfat kepada ribulosa 5 fosfat , yang menghasilkan ketosa
sedoheptulosa 7-fosfat tujuh karbon dan aldosa gliseraldehid 3-fosfat . kedua
produk ini kemudian memasuki reaksi lainnya yang dikenal sebagai reaksi
transaldolasi. Enzim transaldolasi memungkinkan pemindahan moietas
dihidroksiaseton tiga - karbon (karbon 1-3), dari ketosa sedoheptulosa 7-fosfat
kepada aldosa gliseraldehid 3-fosfat untuk membentuk ketosa fruktosa 6-fosfat
dan aldosa eritrosa 4-fosfat empat karbon.
Kemudian berlangsung reaksi selanjutnya yang sekali lagi melibatkan enzim
transketolase , dengan xilulosa 5-fosfat berfungsi sebagai donor glikoaldehid.
Pada keadaan ini, eritrosa 4-fosfat yang terbentuk di atas bertindak sebagai
akseptor , dan hasil reaksinya adalah fruktosa 6-fosfat serta gliseraldehid 3-fosfat.

3.7 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan glukosa yang berasal dari senyawa- senyawa non-karbohidrat.
Contoh senyawa non karbohidrat yang dapat diubah menadi glukosa melalui

28
proses glukoneogenesis yaitu, asam laktat, asam amino glukogenik, asam piruvat
dan α-gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak
tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika
lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Reaksi proses
glukoneogenesis dengan menggunakan prekusor berupa asam piruvat, sebagai
berikut:

3.3.1 Tahap 1

Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam


aksalo asetat. Reaksi ini terjadi dikarenakan pada tahap glikolisis terdapat reaksi
yang bersifat irreversibel.
3.3.2 Tahap 2

Glukosa-6-fosfat dibentuk dari glukosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis


oleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase.

3.3.3 Tahap 3

Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis


glukosa-6-fosfatase.

Adapun skema reaksi secara keseluruhan pada proses glukoneogenesis, yaitu:

29
30
BAB IV
KESIMPULAN

1. Metabolisme karbohidrat merupakan proses reaksi kimia yang melibatkan


karbohidrat untuk menghasilkan energi yang sangat penting bagi makhluk
hidup.
2. Metabolisme karbohidrat terdiri dari 7 jenis proses:
a. Glikolisis
b. Siklus Kreb
c. Tranfer Elektron
d. Glikogenesis
e. Glikogenolisis
f. Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt
g. Glikoneogenesis
3. Proses glikolisis menghasilkan 2 ATP, 2 Asam Piruvat, 2 NADH, dan 2
H2O
4. Siklus krebs menghasilkan produk berupa NADH, FADH2, GTP atau ATP,
dan karbon dioksida (CO2).
5. Transpor elektron bertujuan untuk menghasilkan energi. Proses terjadinya
ada di krista, yaitu lipatan pada membran dalam mitokondriaProses
Glikogenesis menghasilkan Uridin Difosfat Gliserida dan Glikogen (n
residu)
6. Proses Glikogenolisis menghasilkan Glukosa -1-fosfat dan Gliogen (n-1
residu)
7. Proses Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt menghasilkan 2NADPH,
ribulosa 5-phosphate, 2H +, dan CO2.
8. Proses Glikoneogenesis menghasilkan Glukosa dan fosfat inoganik.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anna, P. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia


Henggu, K. U., & Nurdiansyah, Y. (2021). Review dari Metabolisme Karbohidrat,
Lipid, Protein, dan Asam Nukleat. QUIMICA: Jurnal Kimia Sains dan
Terapan, 3(2), 9-17.
Lehninger, A. L. 2000. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Maulana, M. 2008. Diabetes Melitus. Jogjakarta: Katahati
Moerdowo, R.M. 1989. Spektrum Diabetes Mellitus. Jakarta: Djambatan
Sediaoetama, A. D. 1989. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
Winarno, F. G. 1980. Kimia Pangan. Jakarta: Gramedia
Wirahadikusumah,M. 1985. Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat,dan
Lipid.Bandung: ITB

32

Anda mungkin juga menyukai