PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia dilakukan secara bertahap dan berjenjang dari tingkat pusat
sampai ke tingkat yang paling bawah. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelaksana
pembangunan kesehatan yang jenjangnya berada di wilayah kecamatan sehingga kedudukannya sangat strategis
karena langsung berhadapan dengan masyarakat sebagai sasaran pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Karena itu pula Puskesmas beserta jaringannya (Puskesmas Pembantu dan Polindes) disebut sebagai ujung
tombak pelaksana pembangunan dan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Puskesmas Suela merupakan salah satu dari 29 Puskesmas yang berada di Kabupaten Lombok
Timur. Keberadaan Puskesmas Suela sebagai pemberi pelayanan kesehatan sangat dirasakan oleh masyarakat
hingga saat ini. Apalagi letak geografis yang cukup jauh dari ibukota Kabupaten Lombok Timur. Berbagai program
kegiatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun ada yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pada tahun 2016 Puskesmas Suela telah melakukan berbagai program dan kegiatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Untuk merangkum semua kegiatan tersebut dan sebagai bentuk pertanggung-
jawaban maka dipandang perlu untuk menyusun Laporan Kegiatan Puskesmas Suela. Dengan harapan semoga
Laporan ini dapat bermanfaat terutama sebagai bahan dalam menilai tingkat keberhasilan sekaligus sebagai acuan
untuk perencanaan pada tahun yang akan datang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Secara umum tujuan penyusunan laporan Kegiatan Puskesmas Suela ini untuk merangkum seluruh
kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2016 sekaligus sebagai bentuk pertanggung-jawaban selaku Unit
Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) dalam bidang kesehatan.
2. Tujuan Khusus :
a) Mengevaluasi tingkat keberhasilan Puskesmas dalam tahun berjalan (tahun 2016).
b) Sebagai dokumentasi kegiatan Puskesmas Suela
c) Sebagai pertanggung-jawaban kepada atasan/Dinas Kesehatan.
d) Sebagai bahan perencanaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
e) Dokumentasi bagi semua pihak yang berkepentingan.
f) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
A. Gambaran Umum
Puskesmas Suela merupakan Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Suela, tepatnya di desa
Suela. Adapun batas – batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Dari data Demografi di atas kita bisa menghitung rasio jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin.
Pada umumnya salah satu cara untuk menghitung rasio jumlah berdasarkan jenis kelamin adalah menggunakan
perhitungan membagi jumlah penduduk laki – laki dengan jumlah penduduk perempua kemudian mengalikannya
dengan 100 (seratus).
Berdasarkan data diatas bisa dihitung bahwa rasio penduduk di kecamatan suela yaitu 84,2, artinya
bahwa rasio jumlah penduduk laki – laki lebih sedikit, dimana dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 84
penduduk laki – laki.
N BAYI BALITA
REMAJA
DESA
BUFAS
BUMIL
BULIN
USILA
O
PUS
L P JML L P JML
Tabel 3 : Data Luas wilayah, Jumlah sebaran dan kepadatan penduduk per desa Puskesmas Suela Tahun 2016
Kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Suela tidak merata, desa terpadat adalah Desa
Ketangga dengan kepadatan 7,47 jiwa /Km2, sedangkan terendah adalah Desa Mekarsari dengan kepadatan
penduduk 0,57 jiwa/ Km2.
Sepanjang tahun 2016 dari 10 Polindes yang ada, ada 7 (Tujuh) polindes yang sudah memilikii
bangunan fisik berupa gedung tersendiri, sementara ada 3 (tiga) polindes yaitu Polindes Limbungan dan Iting
(Desa Perigi) dan polindes Puncak Jeringo yang belum memilki bangunan tersendiri yaitu masih disewakan dari
sumber pembiayaan ADD Desa setempat.
Tabel 5: Kondisi Fasilitas Sarana dan Prasarana Pada Puskesmas Suela Tahun 2016
KONDISI
NO SARANA/PRASARANA JUMLAH RUSAK RUSAK RUSAK
BAIK
RINGAN SEDANG BERAT
I Sarana Kesehatan
a. Puskesmas Pembantu 6 0 2 3 1
b.Polindes 10 10 0 0 0
f. Puskel Roda 4 0 0 0 0 0
g.Ambulance 1 1 0 0 0
h.Sepeda Motor 13 0 1 1 1
i. Genset 2 1 0 1 0
j. Ruang Nifas 1 1 0 0 0
k.Ruang IGD 1 1 0 0 0
2. Tenaga Kesehatan
Tabel 6: Jenis, Jumlah Kebutuhan dan Kekurangan Tenaga PNS Puskesmas Suela Tahun 2016.
1 Dokter Umum 1 2 1
2 Dokter Gigi 0 1 1
3 Sarjana Kesmas 0 3 3
4 Petugas Gizi 2 5 3
5 Sanitarian 6 5 -
6 Perawat 7 35 28
7 Bidan 4 23 19
8 Tenaga Laboratorium 1 2 1
Apoteker/Asisten
9 0 2 2
Farmasi
10 Cleaning servis 0 3 3
11 Tenaga administrasi / TU 1 8 7
12 Perawat Gigi 0 2 2
13 Jaga malam 0 2 2
14 Sopir 1 2 1
Jumlah 23 95 73
(Sumber : Data Ketenagaan Puskesmas Suela Tahun 2016)
Tabel 7: Jenis dan Jumlah Tenaga Job/Sukarela/PTT Puskesmas Suela Tahun 2016.
BAB III
KEGIATAN ADMINISTRATIF
Tabel 8: Sumber, Jumlah, Pemakaian dan Sisa Dana Puskesmas Suela Tahun 2016
C. Perencanaan
Kegiatan perencanaan (planning) merupakan tahap awal manajemen dalam administrasi sebuah
organisasi. Kegiatan perencanaan ini harus ada dan disusun secara baik sesuai dengan kondisi permasalahan
Tabel 9 : Jenis Kegiatan dan Indikator Program KIA - KB Puskesmas Suela Tahun 2016.
1 Pekan/bulan penimbangan anak balita Cakupan hasil penimbangan & status gizi 2 kali
2 Penimbangan anak balita di Posyandu Cakupan D/S, N/D, BGM & gizi buruk 12 kali
3 Distribusi kapsul Vit. A Cakupan Vit. A 2 kali
4 Penyuluhan kadarzi Cakupan kelompok keluaga sadar gizi 6 kali
5 Distribusi tablet Fe Cakupan Fe 12 kali
6 Pembentukan KP-ASI Cakupan AE 6 2 kali
7 Kampanye ASI eksklusif Cakupan AE 4/6 12 kali
8 Survey Garam Beryodium Cakupan konsumsi garam beryodium 2 kali
9 Pelatihan PMBA Jumlah Kader yang terlatih 8 kali
10 Pemberian PMT pemulihan dlm Cakupan PMT dan status gizi
penanganan kss GB 12 kali
Selain kegiatan – kegiatan pokok di atas, beberapa kegiatan penunjang usaha perbaikan gizi
masyarakat seperti : Pertemuan lintas program dan sektoral, pembinaan Posyandu, pelacakan dan penanganan
gizi buruk, pelatihan PMBA bagi kader, distribusi alat – alat dan media penyuluhan gizi.
Program imunisasi rutin bertujuan untuk mencegah penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), yaitu: penyakit hepatitis, TBC, campak, difteri, pertusis, tetanus dan polio. Puskesmas Suela
secara rutin dan berkala telah melakukan kegiatan imunisasi di setiap desa melalui kegiatan posyandu dan di
semua SD/MI melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
4) Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan ini merupakan tindakan sebagai rangkaian dari pelayanan medis. Dilakukan
pada unit – unit sarana kesehatan yaitu Puskesmas dan jaringannya (Pustu dan Polindes ), kadang juga dilakukan
di lapangan secara perorangan, kelompok atau massal melalui kegiatan Posyandu, Puskesmas Keliling dan
pengobatan massal. Program upaya pengobatan di Puskesmas Suela didasarkan atas jumlah kunjungan Rawat
Jalan maupun Rawat Inap serta jenis penyakit (10 jenis penyakit terbanyak). Kebutuhan dan pemakaian obat
dilaporkan secara rutin (bulanan atau setiap 2 bulan ) dengan menggunakan format LPLPO Puskesmas Suela.
1 Inspeksi sanitasi RT (SAB, JAGA % Cakp. SAB, JAGA & SPAL 1 pkt
& SPAL)
3 Survei jentik DBD & Malaria ABJ Aedes Aegypti & 1 pkt
kepadatan jentik malaria
5 Demo CTPS & pemicuan STBM % Penambahan Jaga & SAB 1 pkt
& SPAL
Khusus kegiatan survei jentik di Puskesmas Suela masih sering ditemukan Rumah Tangga atau
bangunan kontainer yang positif jentik DBD, hal ini disebabkan karena masih kurangnya kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) oleh perorangan atau kelompok masyarakat sehingga memungkinkan untuk berkembang
biaknya nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor DBD. mobilisasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Suela cukup
tinggi akan memudahkan terjadinya penularan penyakit DBD atau malaria di masyarakat.
1 K1 100% 99,0 104,5 98,8 99,3 97,8 136,0 104,3 96,7 105,4
2 K4 100% 95,9 93,0 91,9 103,4 94,6 116,8 87,6 100,0 97,2
3 MKD 85% 154,6 146,5 139,8 118,2 81,5 168,0 139,8 50,0 134,4
4 Linakes 95% 96,8 88,0 87,0 92,2 77,0 105,9 84,4 86,2 90,0
5 KF3 95% 89,2 83,3 79,9 87,2 81,6 102,5 69,5 86,2 84,0
6 Anemia 38,1 26,1 21,1 31,8 12,0 19,2 15,5 13,3 23,0
7 KEK 16,5 11,5 15,5 19,6 20,7 26,4 5,0 26,7 16,1
8 Kn1 98% 100,0 94,3 93,8 97,0 85,4 112,5 89,0 96,3 95,9
9 Kn3 98% 94,3 92,9 91,0 96,2 82,9 109,8 92,4 92,6 94,4
10 Neo Komp 84% 98,5 61,5 101,1 95,2 32,5 131,0 59,8 148,1 85,5
11 K.bayi 4 94% 85,2 91,5 86,2 104,5 82,9 102,7 73,8 88,9 89,6
Berdasarkan Grafik di atas ada 3 (tiga) cakupan indikator program yang sudah mencapai target
atau lebih tinggi dari target. Misalnya K1 telah mencapai 105,4% > 5,4% dari target 100%, dan Maternal komplikasi
ditangani mencapai 134,4% lebih tinggi dari target 85 % yaitui sebesar 49,4%, sedangkan untuk Neonatus
komplikasi ditangani mencapai target sebesar 85,5% dari target yang ada yaitu 84% atau lebih tinggi 1,5%.
Sedangkan cakupan indikator yang masih belum mencapai target yaitu ada 6 (enam) indikator, yaitu
K4, Linakes, KF3, KN1, KN3 dan Kunjungan Bayi 4, hal ini disebabkan karena ada ibu hamil yang pada saat
penjaringan awal mereka pindah ke tempat lain atau ibu yang sudah melahirkan juga pindah ke tempat lain
sehingga tidak terdeteksi oleh bidan atau bidan desa.
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa jumlah kematian bayi dan balita secara keseluruhan
sebanyak 15 kasus yang terdistribusi di beberapa desa di wilayah PKM suela yaitu desa Sapit, Desa suntalangu,
Desa perigi, Desa mekarsari dan Desa suela. Sedangkan untuk desa Selaparang dan Jeringo tidak ada angka
kematian bayi dan balita. Sedangkan jika dilihat dari penyebab kematiannya prematur merupakan penyumbang
tertinggi angka kematian bayi dan balita yaitu sebesar 4 kasus, diikuti penyebab kematian tertinggi kedua yaitu
untuk kasus pneomonia, asfiksia dan IUFD yaitu sebanyak 2 kasus. Data lebih rincinya bisa dilihat di grafik 3
dibawah ini.
Dari 7 indikator yang ada hanya 2 indikator yang masih belum memenuhi target yaitu N/D yaitu
Kelangsungan penimbangan di posyandu dimana capaiannya adalah 60.2% dan cakupan ASI Ekslusif masih di
angka 48,4% masih kurang dari target yang ditetapkan.
Semua kejadian kasus gizi buruk di wilayah Puskesmas Suela semuanya sudah bisa ditangani atau
memenuhi target 100%. Untuk menekan angka gizi buruk tetap digalakkan kegiatan pemantauan kasus secara
rutin (survelan gizi buruk), penguatan tim penanggulangan gizi buruk tingkat kecamatan, koordinasi LP-LS,
pengadaan PMT penyuluhan/pemulihan, pendampingan kasus oleh kader, perawatan dan rujukan kasus.
Grafik 5. Data jumlah penemuan kasus gizi burukTahun 2016
Berdasarkan tabel di atas cakupan indikator Desa UCI berdasarkan kumulatif, Puskesmas Suela selama
tahun 2016 sudah semua desa mencapai target atau 100 %. Hal ini merupakan kontribusi dari semua pihak yang
terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi baik lintas program maupun lintas sektoral.
Sedangkan kegiatan lainnya seperti penemuan BTA + capaiannya baru …….% dari target 90 % hal ini
disebabkan karena masih adanya anggapan masyarakat bahwa penyakit TB adalah penyakit yang memalukan,
sehingga mereka tidak mau memeriksakan dirinya walaupun mereka mempunyai tanda tanda terkena penyakit
tersebut.Adapun upaya yang sudah dilakukan adalah dengan sosialisasi penyakit TB baik tingkat kecamatan
maupun tingkat desa juga melalui penyebaran informasi melalui media baik spanduk maupun leaflet. Hal ini
didukung oleh pendanaan dari Bantuan Oprasional Kesehatan (BOK).
D. Upaya Pengobatan
Tabel 18 : Hasil Cakupan Rawat Jalan & Rawat Inap Puskesmas Suela Tahun 2016
Cakupan tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga masih rendah dari sejumlah 210
RT yang disurvei hanya 114 yang ber-PHBS atau sekitar 54.28%. Rendahnya angka PHBS disebabkan banyaknya
kebiasaan merokok di dalam rumah, karena anak-anak yang memasuki usia remaja sudah mulai ikut merokok. Ini
disebabkan kesadaran anggota dalam rumah tangga yang masih kurang, sehingga perlu dilakukan pembinaan
yang intensif melalui kegiatan penyuluhan kesehatan perorangan melalui kunjungan rumah atau penyuluhan
kelompok di posyandu/dasa wisma dan lain-lain.
Dari 6 (enam) indikator tersebut yang sudah mencapai target hanya satu indikator yaitu hanya indikator
TTU yang terdaftar. Pada Grafik diatas terlihat bahwa cakupan JAGA masih kurang dari target yang ditetapkan
yaitu 76,7% dari target 100 %. Dari 8 Desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Suela baru ada 3 desa yang
sudah ODF (Open Defication Free) atau tidak buang air besar disembarang tempat, Desa yang sudah ODF yaitu
desa Sapit, Desa Suela dan Desa Suntalangu.
Dengan tidak tercapainya beberapa indikator diatas diharapkan untuk tahun berikutnya bisa dilakukan
upaya-upaya program yang bersifat inovatif dan insentif guna meningkatkan cakupan program. Karena dengan
harapan terjadinya peningkatan cakupan program bisa mengurangi angka penyakit menular seperti diare yang
selama ini menjadi permasalahan yang terus terjadi. Untuk menunjng keberhasilan diatas diperlukan dukungan
dan kerjasama lintas sektor terkait dan adanya pembiayaan dari dana BOK maupun dengan dana dana yang
lainnya.
Sedangkan cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu
cakupannya 85,7% dari target 95%. Dengan demikian perlu dilakukan penyebarluasan informasi (penyuluhan) dan
penggalangan partisipasi masyarakat tentang perlunya PSN melalui gerakan 3M. Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk mengakibatkan munculnya kasus demam berdarah dangue
(DBD) di wilayah Puskesmas Suela yang cukup signifikan. Untuk kasus DBD di tingkat Puskesmas tidak ada
Kegiatan unggulan yang sudah dan atau akan dilakukan yaitu penggalangan partisipasi masyarakat dan
Lintas sektoral melalui kegiatan orientasi/sosialisasi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) lima pilar
di setiap desa dan kegiatan pemicuan di setiap dusun. Pada tahun 2016 seluruh desa sudah dilakukan pertemuan
Untuk pelayanan lansia di samping dilakukan di dalam gedung puskesmas dan jaringannya juga di
lakukan pelayanan di luar gedung melalui kegiatan posyandu lansia di posyandu lansia. Pada tahun 2016
Puskesmas Suela memiliki 10 posyandu / karang lansia tersebar di 8 desa wilayah kerja.
Dari tabel diatas tergambar bahwa cakupan pelayanan lansia untuk 2 buah sudah memenuhi target , tapi
cakupan program secara keseluruhan wilayah belum memenuhi target yangseperti yang ditetapkan yaitu 100%
dari target 40% dari jumlah Populasi penduduk lansia di suatu wilayah, hal ini ditunjang oleh kerjasama lintas
program maupun lintas sekoral.disamping itu karena adanya dukungan sarana yang memadai.
3. Kesehatan Mata
Tabel 24: Hasil Cakupan Upaya Kesehatan Mata Puskesmas Suela Tahun 2016
Kunjung Bulan
No an Agt Sep Total
Indera Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Okt Nop Des
s t
Berdasarkan dari data tabel diatas dapat dirincikan lagi untuk kasus mata yang berkunjung ke puskesmas
Suela yaitu : kasus Katarak sebanyak 267 kasus atau 60.54%, Hardiolom sebanyak 84 kasus atau 19.05%,
Konjungtivitis 86 kasus atau 19.50%, dan kasus Refraksi serta Pterigium masing-masing ada 2 kasus atau sekitar
0.45%. Sedangkan untuk kasus penyakit telinga yang berkunjung ke Puskesmas suela adalah untuk penyakit Otitis
Media Akut dan Serumen.
4. Kesehatan Jiwa
Tabel 25: Hasil Cakupan Upaya Kesehatan Jiwa Puskesmas Suela Tahun 2016
5. Kesehatan Haji
Tabel 26: Hasil Cakupan Upaya Kesehatan Haji Puskesmas Suela Tahun 2016
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Kegiatan pelayanan dan program Puskesmas Suela beserta hasil dan pembahasannya telah
dipaparkan secara singkat. Cakupan program yang sudah baik agar dipertahankan dan bisa lebih
ditingkatkan lagi.
2. Beberapa jenis program cakupannya masih di bawah standar disebabkan karena keaktifan
programer yang kurang serta kondisi geografis dan faktor sosial masyarakat serta dukungan lintas
sektoral yang perlu terus ditingkatkan.
3. Faktor kompetensi tenaga pelaksana program sangat dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan, kegiatan program serta administrasi dalam pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan/pelayanan.
B. SARAN - SARAN
1. Penyusunan Laporan Profil Puskesmas Suela ini masih sederhana dan belum sempurna, karena itu
segala saran, kritik dan sumbangan pemikiran untuk penyempurnaan sangat kami harapkan.
2. Mengingat gedung Puskesmas Suela khususnya ruang program, rumah dinas dokter serta paramedis
dan beberapa Pustu dan Poskesdes kondisi bangunan fisiknya sudah cukup tua/belum ada
perbaikan, maka kiranya perlu ditingkatkan fasilitas sarana dan prasarana termasuk sumber daya
manusia atau ketenagaannya.
3. Perlu dilakukan pelatihan tambahan terutama bagi petugas (setiap programer) agar memahami
tanggung jawabnya perlu dilakukan pelatihan
4. Pendanaan baik yang bersumber dari Kapitasi, BOK dan JKN serta APBD I maupun APBD II untuk
tetap ditingkatkan sehingga bisa menunjang keberhasilan program yang ada.