Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PEMBERIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

DAN TANPA KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP RASA TAKUT


PADA PENCABUTAN GIGI ANAK USIA 8 – 11 TAHUN

Dila Putri Andriana1, Wiworo Haryani2, Aryani Widayati3


1
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2,3
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jl. Kyai Mojo no. 56. Pingit, Yogyakarta
e-mail : dilaputri@gmail.com

ABSTRAK pengaruh yang bermakna. Ada pengaruh pemberian


komunikasi terapeutik dan tanpa komunikasi
Kebanyakan orang, bahkan mungkin kita sendiri, terapeutik terhadap rasa takut pada pencabutan gigi
menomorduakan kondisi kesehatan gigi. Salah satu anak usia 8–11 tahun.
perawatan gigi yang paling ditakuti oleh anak-anak
Kata Kunci : Pencabutan Gigi, Komunikasi Terapeutik
adalah pencabutan gigi. Untuk mengatasi hal itu maka
dan Rasa Takut.
sebelum dilakukan pencabutaan gigi, anak harus
sudah dipersiapkan mentalnya. Persepsi negatif anak
terhadap perawatan gigi dapat menimbulkan rasa ABSTRACT
takut yang dapat menyebabkan anak menolak Most people, perhaps even our own, subordinated
perawatan gigi. Timbulnya rasa takut pada anak dapat dental health condition. One of the most feared dental
merupakan hasil proses persepsi anak mengenai care by children is tooth extraction. To solve it, the
perwatan gigi melalui pengalaman mendengar cerita, before tooth extraction, the child must be ready
sehingga rasa takut ini sering menyebabkan anak mentally. Negative perceptions of the child's dental
menolak perawatan gigi. Hal ini dapat pula karena care can lead to a sense of fear that can cause children
pengalaman anak sebelum mendapatkan perawatan to refuse dental care. The emergence of a sense of
gigi atau berkunjung ke dokter gigi, pengaruh fear in children can be a result of the curing process of
lingkungan, pengaruh sikap orang tua atau the child's perception of teeth through experience to
keluarganya terhadap diri mereka. Dunia kesehatan hear the story, so this fear often cause children to
semakin mengutamakan adanya komunikasi dalam refuse dental care. It can also be due to the child's
metode penyembuhan yang dapat menunjang experience prior to getting dental care or a visit to the
kesembuhan para pasien. Penelitian ini bertujuan dentist, environmental influences, the influence of
untuk mengetahui pengaruh pemberian komunikasi parents' attitudes toward themselves or their families.
terapeutik dan tanpa komunikasi terapeutik terhadap Today's increasingly prioritize health communication
rasa takut pada pencabutan gigi anak usia 8–11 in healing methods that can support the recovery of
tahun. Penelitian ini merupakan penelitian Pra the patient. This study aimed to determine the effect of
eksperimen dengan rancangan Static Group therapeutic communication and therapeutic
Comparison . Penelitian dilakukan pada bulan Maret – communication without the fear of tooth extractions
Mei 2014. Lokasi penelitian di Klinik drg. Prabawati. children aged 8-11 years. This study is a Pre
Populasi penelitian adalah seluruh pasien anak yang experimental design with Static Group Comparison.
melakukan pencabutan gigi dengan kriteria umur 8 - The study was conducted in March - May 2014 in the
11 tahun, pasien pencabutan gigi, pasien baru Clinical Research Location drg. Prabawati. Study
maupun lama, dan gigi goyah derajat 2 dan 3. Tehnik population was all pediatric patients who do
pengambilan sampel dengan metode random extractions with 8-11 years of age criteria, tooth
sampling. Variabel pengaruh yaitu komunikasi extraction patients, new and old patients, and wobbly
terapeutik, variabel terpengaruh yaitu rasa takut anak. tooth 2nd and 3rd degree sampling technique with
Pengolahan dan analisis data menggunakan uji random sampling method. Variables that influence
Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney pengaruh therapeutic communication, variables affected the
pemberian komunikasi terapeutik dan tanpa child's fear. Processing and data analysis using the
komunikasi terapeutik terhadap rasa takut pada Mann-Whitney test. The Mann-Whitney test the effect
pencabutan gigi anak didapat nilai p = 0,037 < 0,05. of therapeutic communication and therapeutic
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian komunikasi communication without the fear of child tooth
terapeutik dan tanpa komunikasi terapeutik ada extractions obtained p-value = 0.037 <0.05. This

46 ISSN : 2338-963X
Dila Putri Andriana, dkk : Pengaruh Pemberian Komunikasi Terapeutik Dan Tanpa Komunikasi Terapeutik Terhadap Rasa Takut ...

suggests that administration of therapeutic Berbagai macam metode pengobatan


communication, and without communication there baik pengobatan secara modern dan
therapeutic effect meaningful. There is the effect of
therapeutic communication and therapeutic
alternatif telah digunakan oleh para tenaga
communication without the fear of tooth extractions medis untuk mengobati para pasiennya.
children aged 8-11 years. Dunia Kesehatan semakin mengutamakan
K e y w o r d s : To o t h E x t r a c t i o n , T h e r a p e u t i c adanya komunikasi dalam metode
Communication and Fear. penyembuhan yang dapat menunjang
kesembuhan para pasien. Banyak metode
pengobatan dengan komunikasi terapeutik
PENDAHULUAN telah dipraktikan kepada masyarakat luas.
Kebanyakan orang, bahkan mungkin kita Peran komunikasi sangatlah penting dalam
sendiri, menomorduakan kondisi kesehatan proses pengobatan dan penyembuhan
gigi. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu pasien. Tenaga medis seperti dokter atau
penting, padahal manfaatnya sangat vital perawat harus bisa berkomunikasi dan
dalam menunjang kesehatan dan berinteraksi langsung dengan pasien dan
penampilan kita. Ini membuktikan kurangnya melayaninya baik dalam pengobatan fisik
kepedulian kita terhadap kesehatan gigi. maupun mental. Dokter atau perawat dituntut
Perawatan gigi memang relatif mahal untuk memiliki keterampilan berkomunikasi
biayanya. Namun perlu diingat bahwa gigi yang bagus agar dapat mempengaruhi dan
3
merupakan satu kesatuan dengan anggota berinteraksi lebih terbuka dengan pasien .
tubuh kita yang lain. Kerusaakan pada gigi Komunikasi terapeutik merupakan salah
dapat mempengaruhi kesehatan anggota satu teknik komunikasi yang digunakan
tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu dalam dunia kesehatan. Komunikasi
aktivitas sehari-hari 1. terapeutik adalah komunikasi yang
Salah satu perawatan gigi yang paling direncanakan secara sadar, bertujuan dan
ditakuti oleh anak-anak adalah pencabutan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
gigi dengan menggunakan anestesi injeksi. pasien. Ada 2 arti dalam istilah komunikasi
Untuk mengatasi hal itu maka sebelum yaitu secara luas dan secara sempit.
dilakukan pencabutaan gigi, anak harus Komunikasi secara luas adalah setiap
sudah dipersiapkan mentalnya. Persepsi bentuk tingkah laku seseorang baik verbal
negatif anak terhadap perawatan gigi dapat maupun nonverbal yang ditanggapi oleh
menimbulkan rasa takut yang dapat orang lain. Komunikasi secara sempit adalah
menyebabkan anak menolak perawatan gigi. sebagai pesan yang dikirimkan seseorang
Timbulnya rasa takut pada anak dapat kepada satu atau lebih penerima dengan
merupakan hasil proses persepsi anak maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah
4
mengenai perwatan gigi melalui pengalaman laku si penerima .
mendengar cerita, sehingga rasa takut ini Komunikasi memang sangat dibutuhkan
sering menyebabkan anak menolak dalam menunjang keberhasilan
perawatan gigi. Hal ini dapat pula karena penyembuhan pasien. Baik itu komunikasi
pengalaman anak sebelum mendapatkan secara verbal maupun non verbal. Tidak
perawatan gigi atau berkunjung ke dokter dapat dipungkiri lagi bahwa keberhasilan
gigi, pengaruh lingkungan, pengaruh sikap dalam proses penyembuhan pasien itu
orang tua atau keluarganya terhadap diri selain dengan menggunakan teknik
mereka 2. pengobatan medis harus ditunjang juga
dengan teknik berkomunikasi yang efektif.

ISSN : 2338-963X 47
JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 1, APRIL 2016

Dengan komunikasi terapeutik ini dapat selama masa penelitian yakni pada bulan
disadari bahwa perawatan medis dengan Maret – Mei 2014, dengan menggunakan
menggunakan obat – obatan bukanlah satu – teknik random sampling diambil sebanyak 30
satunya jalan untuk mencapai kesembuhan. anak.
Karena sesungguhnya manusia memiliki Variabel pengaruh adalah komunikasi
semua kebutuhan kimia yang diperlukan terapeutik sedangkan variabel
untuk bertahan hidup dan yang paling terpengaruhnya adalah rasa takut anak.
penting dalam proses penyembuhan Penelitian ini dilaksanakan di Klinik drg.
seseorang adalah pikiran yang sehat dan Prabawati yang beralamat di Jl. Prof. Sardjito
positif 5. Yogyakarta. Analisis data dalam penelitian ini
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggunakan uji Mann-Whitney untuk
mengetahui pengaruh pemberian mengetahui adanya pengaruh pemberian
komunikasi terapeutik dan tanpa komunikasi komunikasi terapeutik dan tanpa komunikasi
terapeutik terhadap rasa takut pada terapeutik terhadap rasa takut pada
pencabutan gigi anak usia 8–11 tahun. pencabutan gigi anak usia 8–11 tahun.

METODE HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini bersifat Pra Eksperimen, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan jenis pendekatan survei Cross ada pengaruh pemberian komunikasi
Sectional. Hal ini tidak berarti bahwa semua terapeutik dan tanpa komunikasi terapeutik
subyek penelitian diamati pada waktu yang terhadap rasa takut pada anak usia 8–11
sama 6. Eksperimen ini bertujuan untuk tahun.
mengetahui pengaruh pemberian Tabel 7. Hasil Analisis Uji Mann-Whitney
komunikasi terapeutik dan tanpa komunikasi Pengaruh Komunikasi Terapeutik
terapeutik terhadap rasa takut pada terhadap Rasa Takut pada Pencabutan
pencabutan gigi anak usia 8 – 11 tahun. Gigi Anak Usia 8 – 11 Tahun
Rancangan penelitian eksperimen ini
Mean Rank
adalah menggunakan rancangan “ Static Perlakuan Skor Persepsi Nilai
P Value
Group Comparison “Dalam rancangan Rasa Takut Hitung Z
penelitian ini kelompok eksperimen pada Anak
Tanpa
menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan Komunikasi 18,83
pengukuran atau observasi (O2). Hasil Terapeutik
2,091 0,037
observasi ini kemudian dikontrol atau Dengan
dibandingkan dengan hasil observasi pada Komunikasi 12,17
kelompok kontrol, yang tidak menerima Terapeutik
perlakuan. 7. Bentuk rancangan ini sebagai
berikut :
X O2 KESIMPULAN

Adanya pengaruh pemberian komunikasi


O2 terapeutik dan tanpa komunikasi terapeutik
Populasi dalam penelitian ini adalah terhadap rasa takut pada anak usia 8–11
seluruh pasien anak yang melakukan tahun.
pencabutan gigi di Klinik drg. Prabawati

48 ISSN : 2338-963X
Dila Putri Andriana, dkk : Pengaruh Pemberian Komunikasi Terapeutik Dan Tanpa Komunikasi Terapeutik Terhadap Rasa Takut ...

SARAN DAFTAR PUSTAKA


1. Bagi Masyarakat 1 Pratiwi,D. (2007). Gigi Sehat Merawat Gigi
Masyarakat tidak perlu takut untuk pergi Sehari – hari. Jakarta: PT Kompas Media
ke dokter gigi dan pencabutan gigi Nusantara
bukanlah suatu tindakan yang
2 Sulistiawati,Z.(2000). SKRIPSI.
menakutkan.
Perbedaan Persepsi Rasa Takut Anak
2. Bagi Jurusan Keperawatan Gigi (JKG)
Laki – Laki dan PerempuanUsia 8 – 11
Poltekes Jogjakarta
Tahun Terhadap Pencabutan Gigi di Klinik
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi
Kedokteran Gigi Anak FKG – UGM.
perlu mempraktikan komunikasi
terapeutik pada pasien dan menjalin 3 Karina,E,A. (2012). Komunikasi
komunikasi yang baik dengan pasien. Terapeutik Hypnodontia Dalam Peng-
3. Bagi Pembaca obatan Gigi dan Mulut. Padjadjaran:
Universitas Padjadjaran
Meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya menjaga kebersihan 4 Taufik,M dan Juliane. (2010). Komunikasi
gigi dan mulut Terapeutik dan Konseling daalam Praktek
Kebidanan. Jakarta: Salimba
UCAPAN TERIMAKASIH 5 Karina,E,A. (2012). Komunikasi
Terapeutik Hypnodontia Dalam Peng-
Naskah publikasi ini terwujud atas
obatan Gigi dan Mulut. Padjadjaran:
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari
Universitas Padjadjaran
berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu dan pada kesempatan ini 6 Notoatmodjo,S. (2005). Promosi
penulis menyampaikan terimakasih kepada : Kesehatan : Teori dan Aplikasinya.
1. Abidillah Mursyid, SKM, MS selaku Jakarta : Rineka Cipta
Direktur Politeknik Kesehatan Yogyakarta. 7 -------------------. (2010). Metode Penelitian
2. Siti Sulastri,S.SiT,.S.Pd,.M.Kes selaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
3. Dr.drg.Wiworo Haryani, M.Kes sebagai
pembimbing utama yang telah
memberikan banyak masukan dan
bimbingan.
4. Aryani Widayati, S.SiT selaku dosen
pembimbing pendamping yang telah
memberikan saran dan bimbingan.
5. drg. Hj. Sri Ediati, M.Kes selaku dosen
penguji yang banyak memberi masukan.
6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga
yang telah memberi doa, semangat, dan
motivasi kepada penulis.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah memberi
dorongan dan bantuan.

ISSN : 2338-963X 49

Anda mungkin juga menyukai