Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT


HARGA PERUMAHAN DI KABUPATEN BULELENG

Bagus Sarjana1, Made Ary Meitriana2. I Wayan Suwendra3

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: bagussarjana@ymail.com1, ary.meitriana@yahoo.co.id2,


yc9eda@yahoo.co.id3

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat harga
perumahan di Kabupaten Buleleng dan faktor yang paling dominan mempengaruhi tingkat
harga perumahan di Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan menggunakan rancangan penelitian faktorial. Subjek penelitian ini adalah
developer yang bergerak di bidang properti yang ada di Kabupaten Buleleng dengan
jumlah 36 developer. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dianalisis menggunakan
analisis faktor berbantuan program SPSS 24.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga perumahan di Kabupaten Buleleng
adalah faktor keadaan perekonomian memiliki eigenvalue 1.195 dengan nilai varian
17.073%, faktor permintaan dan penawaran memiliki eigenvalue 1.024 dengan nilai varian
14.622%, faktor elastisitas permintaan memiliki eigenvalue 0.433 dengan nilai varian
6.180%, faktor persaingan memiliki eigenvalue 0.175 dengan nilai varian 2.495%, faktor
biaya memiliki eigenvalue 2.818 dengan nilai varian 40.262%, faktor tujuan perusahaan
memiliki eigenvalue 0.762 dengan nilai varian 10.882%, dan faktor pengawasan
pemerintah memiliki eigenvalue 0.594 dengan nilai varian 8.486%. Faktor yang paling
dominan mempengaruhi tingkat harga perumahan di Kabupaten Buleleng adalah faktor
biaya dengan varimax rotation sebesar 40.262%.

Kata kunci: tingkat harga perumahan, analisis faktor.

Abstract

The purpose of this research was to determine the factors that influence the level of
housing prices in Buleleng Regency and the most dominant factor influence the level of
housing prices in Buleleng Regency. This type of research was quantitative research with
factorial research design. The subject of this research were developer engaged in property
in Buleleng Regency with 36 developers. Data collection used questionnaire analyzed
using factor analysis supported by SPSS 24.0 for Windows program. The result of the
research shows that the factors that influence the level of housing prices in Buleleng
Regency were factors of the economy had eigenvalues 1,195 with variance value 17,073%,
demand and supply factors had eigenvalue 1,024 with variance value 14,622%, demand
elasticity factor had eigenvalue 0.433 with variance value 6.180%, factor competition had
eigenvalues 0.175 with variance value 2.495%, cost factor had eigenvalues 2,818 with
variance value 40,262%, company objective factors had eigenvalues 0.762 with variance
value 10.882%, and government supervision factors had eigenvalues 0.594 with variance
value 8.486%.

Keywords: level of housing prices, factor analysis.

356
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

PENDAHULUAN mempengaruhi perusahaan dalam


Sebutan/istilah mengenai harga untuk menetapkan tingkat harga untuk produknya
berbagai produk tidak selalu sama dan diantaranya kurva permintaan, dimana
dengan berbagai nama, Menurut Kotler dan kurva yang menunjukkan tingkat pembelian
Amstrong (2008) mendefinisikan harga pasar pada berbagai harga, kurva tersebut
adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas menjumlahkan reaksi berbagai individu
suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang memiliki kepekaan pasar yang
yang ditukarkan para pelanggan untuk beragam, faktor selanjutnya yaitu biaya,
memperoleh manfaat dari memiliki atau merupakan faktor penting dalam
menggunakan suatu produk atau jasa. menentukan tingkat harga minimal yang
Harga adalah unsur penting dalam sebuah harus ditetapkan agar perusahaan tidak
perusahaan dimana dengan adanya harga mengalami kerugian, faktor lainnya yaitu
maka perusahaan akan mendapatkan persaingan, dan faktor terakhir yaitu
income bagi keberlangsungan perusahaan. pelanggan.
Selain itu, harga juga merupakan alat yang Penjualan dalam bidang properti
nantinya dijadikan proses pertukaran seperti rumah, untuk menentukan tingkat
terhadap suatu barang atau jasa oleh harga maka perusahaan harus menghitung
konsumen. dengan cermat dan menentukan metode
Dalam kehidupan bisnis, Kotler dan penentuan tingkat harga yang tepat.
Armstrong (2012) mengemukakan, tingkat Perusahaan harus menentukan tingkat
harga adalah rate yaitu angka yang harga dengan sangat hati-hati dikarenakan
menunjukkan nilai, harga, kecepatan harga jual rumah selalu meningkat terus-
perkembangan, dan produksi bedasarkan menerus dan hampir tidak pernah turun
satuan ukur tertentu, biaya premi, asuransi dalam jangka waktu yang pendek maupun
ataupun beban biaya. Tinggi rendahnya panjang. Oleh karena itu untuk menjadi
tingkat harga selalu menjadi perhatian perusahaan yang unggul di bidang properti
utama para konsumen saat mereka ini, perusahaan tersebut harus mampu
mencari suatu produk. Sehingga harga mengadaptasi dan mengantisipasi setiap
yang ditawarkan menjadi bahan perubahan yang terjadi di dalam lingkungan
pertimbangan khusus, sebelum mereka yaitu dengan cara memberikan respon yang
memutuskan untuk membeli barang tepat. Respon yang dimaksud biasanya
maupun menggunakan suatu jasa. Dari hanya dapat dilakukan oleh suatu
kebiasaan para konsumen, strategi perusahaan yang mampu melihat faktor-
penetapan tingkat harga sangat faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
berpengaruh terhadap penjualan maupun naik turunnya daya jual dari suatu
pemasaran produk yang ditawarkan. Dalam perusahaan tersebut salah satu contohnya
menentukan tingkat harga, setiap ialah faktor-faktor dari penentuan tingkat
pengusaha memiliki strategi yang berbeda- harga tersebut.
beda. Hasil observasi awal yang peneliti
Menurut Swastha dan Irawan (2005) lakukan mengenai tingkat harga perumahan
penentuan tingkat harga tidak hanya di Kabupaten Buleleng, peneliti
ditentukan oleh perusahaan tetapi menemukan perusahaan properti, yaitu
konsumen pun juga ikut serta dalam Arjuna Properti yang berada di Kecamatan
penentuan harga, perusahaan menentukan Seririt menetapkan rumah tipe 34/75
harga jual dengan dipengaruhi beberapa dengan harga Rp 250.000.000/unit, yang
faktor yang berhubungan dengan keadaan merupakan wilayah yang jauh dari kota
ekonomi di wilayah tersebut, permintaan, Singaraja, begitu pula perusahaan properti
elastisitas permintaan, persaingan dengan yaitu Taman Wira Sambangan yang berada
perusahaan lain, biaya, tujuan perusahaan, di Kecamatan Sukasada menetapkan
kebijakan dari pemerintah. Dari sisi rumah tipe 36/84 dengan harga Rp
konsumen penentuan harga dipengaruhi 325.000.000/unit, sedangkan perusahaan
oleh penawaran suatu barang dari sebuah properti yaitu PT. Ambara Raja Properti
perusahaan. Selanjutnya Kotler (2002) yang berada di Kecamatan Buleleng
mengemukakan terdapat 4 faktor yang dimana wilayah tersebut merupakan

357
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

wilayah yang sangat dekat dengan kota jumlah 36 developer. Sampel adalah bagian
menetapkan rumah tipe 36/70 dengan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
harga Rp 141.000.000/unit. oleh populasi (Sugiyono, 2011). Apabila
Berdasarkan hasil observasi tersebut populasi kurang dari 100 orang, maka
dapat diidentifikasi masalah bahwa dengan sebaiknya semua dijadikan sebagai
tipe rumah yang relatif sama ternyata ada sasaran penelitian (Arikunto, 2009). Oleh
perbedaan harga perumahan yang cukup karena itu, penelitian ini merupakan
tinggi. Kemudian, dapat diidentifikasi penelitian populasi atau penelitian sampel
masalah lainnya bahwa perumahan yang jenuh, yang artinya semua populasi
lebih dekat dengan kota Singaraja dijadikan sebagai sampel penelitian.
harganya ditetapkan lebih murah daripada Populasi pada penelitian ini adalah
perumahan yang relatif lebih jauh dari kota developer yang bergerak di bidang properti
Singaraja. Dari permasalahan tersebut yang ada di Kabupaten Buleleng dengan
peneliti sementara menduga bahwa ada jumlah 36 developer sehingga sampel dari
faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini juga berjumlah 36 developer.
perbedaan tingkat harga perumahan di Jenis data yang digunakan dalam
Kabupaten Buleleng. Secara teoritis, penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
menurut pendapat Swastha dan Irawan data yang dapat dihitung. Dalam penelitian
(2005), ada 7 faktor yang mempengaruhi ini yang termasuk dalam data kuantitatif
tingkat harga, yaitu keadaan perekonomian, adalah data hasil jawaban kuesioner
permintaan dan penawaran, elastisitas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan, persaingan, biaya, tujuan tingkat harga perumahan di Kabupaten
perusahaan, dan pengawasan pemerintah. Buleleng. Sumber data yang digunakan
Faktor tersebut diduga sementara dapat adalah data primer. Data dikumpulkan
mempengaruhi harga perumahan, sehingga secara langsung dari responden yang
hal inilah yang menjadikan alasan peneliti diperoleh dengan cara memberikan daftar
untuk mengkaji faktor-faktor apa saja yang pertanyaan yang berupa kuesioner
mempengaruhi tingkat harga perumahan. mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Dengan demikian, penulis tertarik untuk tingkat harga perumahan di Kabupaten
melaksanakan penelitian dengan judul Buleleng. Metode pengumpulan data yang
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi digunakan dalam penelitian ini adalah
Tingkat Harga Perumahan di Kabupaten kuesioner. Kuesioner tersebut diberikan
Buleleng.” kepada para responden dan kemudian
diharapkan setiap masing-masing
METODE responden akan mengisinya dengan
Penelitian ini dilakukan untuk pendapat dan persepsi setiap individu
mengetahui faktor-faktor yang responden itu sendiri.
mempengaruhi tingkat harga perumahan di Kuesioner diberikan langsung kepada
Kabupaten Buleleng dan mengetahui faktor responden, kemudian responden memilih
yang dominan mempengaruhi tingkat harga salah satu dari alternatif jawaban yang telah
perumahan di Kabupaten Buleleng. tersedia. Kuesioner ditunjukan kepada
Penelitian ini menggunakan rancangan developer yang bergerak di bidang properti
penelitian faktorial. yang ada di Kabupaten Buleleng. Instrumen
Penelitian ini dilakukan pada penelitian digunakan berdasarkan konsep
developer yang bergerak di bidang properti dasar dari teori yang mendasari dari
yang ada di Kabupaten Buleleng. Populasi variabel-variabel penelitian. Instrumen
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-
obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan pertanyaan dikembangkan dari indikator
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan
peneliti untuk dipelajari dan kemudian pada indikator yang terdapat di dalam
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). jabaran variabel, maka dapat disusun dan
Populasi pada penelitian ini adalah dikembangkan menjadi instrumen penelitian
developer yang bergerak di bidang properti yang berupa kuesioner atau angket. Skala
yang ada di Kabupaten Buleleng dengan pengukuran yang digunakan adalah skala

358
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Likert dengan lima alternatif jawaban. pengawasan pemerintah 4 item dinyatakan


Variabel dalam penelitian yang telah valid. Hasil uji reliabilitas menunjukan
ditetapkan akan dijabarkan menjadi kuesioner keadaan perekonomian,
indikator, dan dari indikator ini kemudian permintaan dan penawaran, elastisitas
dijabarkan sebagai titik tolak untuk permintaan, persaingan, biaya, tujuan
menyusun item intrumen yang kemudian perusahaan, dan pengawasan pemerintah
diubah dalam beberapa pertanyaan yang memiliki Alpha Cronbach > 0,60 sehingga
selanjutnya dijawab oleh responden. kuesioner dinyatakan reliabel.
Kuesioner sebagai instrumen Sesuai dengan rumusan masalah,
pengumpulan data terlebih dahulu harus tujuan penelitian dan juga jenis data yang
diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. dikumpulkan, maka metode analisis data
Data yang didapat dari kuesioner adalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data ordinal. Agar dapat diuji, maka data model analisis faktor. Metode analisis faktor
tersebut diubah menjadi data interval merupakan metode yang digunakan untuk
melalui Method of Successive Interval mereduksi data atau meringkas dari
dengan bantuan program Microsoft Office variabel yang banyak diubah menjadi
Excel 2007. Untuk menguji tingkat validitas variabel yang jumlahnya lebih sedikit
dan reliabilitas instrumen penelitian akan (Sulianto, 2012). Analisis faktor digunakan
diujikan kepada 30 responden. Uji validitas untuk mereduksi dan meringkas dari
digunakan untuk mengukur valid tidaknya banyak variabel ke dalam satu atau
suatu kuesioner. Kuisioner dikatakan valid beberapa faktor, dengan menggunakan
apabila kuisioner mampu untuk program SPSS 24.0 for Windows. Dalam
mengungkapkan dengan pasti apa yang analisis faktor terdiri lima tahap, yaitu
akan diteliti. Pengujian validitas dalam sebagai berikut. Pertama, semua data yang
penelitian ini dilakukan dengan masuk dan diolahakan mengahasilkan
menggunakan korelasi Corrected Item-Total matrik korelasi. Matrik korelasi dapat
Correlation yang terdapat dalam program diidentifikasi variabel-variabel tertentu yang
SPSS 24.0 for Windows. Suatu pertanyaan tidak mempunyai korelasi dengan variabel
dikatakan valid jika rhitung > rtabel dan yang lain, sehingga dapat dikeluarkan dari
kuisioner dikatakan tidak valid apabila rhitung analisis. Untuk menguji ketepatan model
< rtabel. Reliabilitas menunjuk pada satu analisis faktor, maka dapat digunakan
pengertian bahwa suatu instrumen cukup Barlett’s test of Sphericity yang dipakai
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai untuk menguji bahwa variabel-variabel
alat pengumpulan data karena instrumen dalam sampel berkolerasi. Hasil Barlett’s
tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini test of Sphericity menunjukan apakah
pengujian reliabilitas instrumen dilakukan hubungan antara variabel-variabel
dengan membandingkan nilai Cronbach signifikan atau tidak. Statistik lain yang
Alpha yang diperoleh dari SPSS 24.0 for berguna adalah pengukuran kelayakan
Windows dengan batas nilai Crombach sampai Kaiser Meyer Olkin (KMO). Analisis
Alpha untuk mengukur instrumen yang faktor dianggap layak jika besaran KMO
reliabel. Pengujian statistik dengan nilainya minimal 0,50. Besaran ini
menggunakan teknik statistik Cronbach digunakan untuk mengukur derajat korelasi
Alpha instrumen dikatakan reliabel untuk antara variabel dengan Kriteria Mesure of
mengukur variabel apabila memiliki nilai Sampling Adequacy (MSA) ≥ 0,50. Kedua,
Cronbach Alpha lebih > 0,60. Hasil uji menentukan jumlah faktor. Variabel disusun
validitas pada kuesioner keadaan kembali berdasarkan pada korelasi hasil
perekonomian 5 item dinyatakan valid, langkah pada butir dua untuk menentukan
kuesioner permintaan dan penawaran 8 faktor yang diperlukan untuk mewakili data.
item dinyatakan valid, kuesioner elastisitas Untuk menntukan berapa faktor yang dapat
permintaan 4 item dinyatakan valid, diterima secara empiric dapat dilakukan
kuesioner persaingan 2 item dinyatakan berdasarkan besarnya eigenvalue setiap
valid, kuesioner biaya 5 item dinyatakan faktor yang muncul. Semakin besar
valid, kuesioner tujuan perusahaan 6 item eigenvalue setiap faktor, semakin
dinyatakan valid, dan kuesioner representatif faktor faktor tersebut untuk

359
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

mewakili sekelompok variabel. Faktor-faktor mengunakan bantuan alat hitung berupa


ini dipilih adalah faktor yang mempunyai program SPSS 24.0 for Windows.
eigenvalue sama dengan atau lebih dari Hipotesi konseptual akan dianalisis
satu. Ketiga, rotasi faktor. Hasil dengan menggunakan analais faktor
penyederhanaan faktor dalam marik faktor dengan langkah-langkah sebagai berikut.
memperlihatkan hubungan antara faktor Pertama, menguji matrik korelasi dengan
dengan variabel individu, tetapi dalam mengunakan Barlett’s Sphericity dengan
faktor-faktor tersebut terdapat banyak koefisien KMO yang telah tersedia dalam
variabel yang berkorelasi sehingga sulit SPSS 24.0 for Windows. Jika hasil
diinterpretasikan. Dengan menggunakn pengujian statistik Barlett’s Sphericity
rotasi faktor matrik, matrik faktor signifikan dan hasil perhitungan koefisien
ditranspormasikan ke dalam matrik yang KMO>0,5. maka persyaratan pengujian
lebih sederhana sehinga mudah untuk analisis faktor untuk menentukan faktor
diinterpretasikan. Dalam perilaku ini yang menjelaskan komponen utama yang
digunakan rotasi varimax. Keempat, memiliki parameter karakteristik terkecil
interprestasi faktor. Interprestasi faktor (eigenvalue). Kedua, untuk menetukan
dilakukan dengan mengelompokan variabel dimensi atau faktor kebrhasilan usaha yang
yang mempunyai faktor loading tinggi ke paling mendominasi pada faktor maka
dalam faktor tersebut. Untuk digunakan parameter koefisien varimax
menginterpretasikan hasil penelitian ini rotation dari dimensi atau faktor
faktor loading minimal 0.5. Variabel yang keberhasilan usaha yang paling mendekati
mempunyai faktor loading kurang dari 0,5 +1 atau mendekati -1.
dikeluarkan dari model. Kelima, mentukan
penetapan model. Tahap terahir dari HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis faktor adalam mengetahui apakah Berdasarkan hasil analisis data
model mampu menjelaskan dengan baik. menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
Fenomena yang ada perlu diuji dengan mempengaruhi tingkat harga perumahan di
teknik Princapal Component Analisis, yaitu Kabupaten Buleleng dapat dijelaskan oleh
dengan melihat jumlah residual antara persentase dari masing-masing faktor. Nilai
korelasi yang diamati dengan korelasi yang Total Variance Explained digunakan untuk
direproduksi, dalam penelitian ini, tuk mengetahui persentase dari faktor-faktor
mempermudah proses perhitungan dan yang dianalisis. Hasil analisis faktor
untuk mendapatka hasil perhitungan yang persentase dari masing-masing faktor dapat
akurat dalam analisis data, penelitian dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Total Variance Explained

Total Variance Explained


Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
Keadaan 1.195 17.073 17.073 1.195 17.073 17.073
perekonomian
Permintaan dan 1.024 14.622 31.695 1.024 14.622 31.695
penawaran
Elastisitas 0.433 6.180 37.875
permintaan
Persaingan 0.175 2.495 40.371
Biaya 2.818 40.262 80.633 2.818 40.262 71.957
Tujuan 0.762 10.882 91.514
perusahaan
Pengawasan 0.594 8.486 100.000
pemerintah
Extraction Method: Principal Component Analysis.

360
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 1 dapat pengawasan pemerintah memiliki


ditunjukkan bahwa faktor keadaan eigenvalue sebesar 0.594 dengan nilai
perekonomian memiliki eigenvalue sebesar varian sebesar 8.486%.
1.195 dengan nilai varian sebesar 17.073%, Faktor yang dapat menjelaskan
faktor permintaan dan penawaran memiliki tingkat harga perumahan dapat ditunjukkan
eigenvalue sebesar 1.024 dengan nilai dengan ekstraksi faktor. Ekstraksi faktor
varian sebesar 14.622%, faktor elastisitas dapat dijelaskan oleh total persentase dari
permintaan memiliki eigenvalue sebesar masing-masing faktor utama. Faktor-faktor
0.433 dengan nilai varian sebesar 6.180%, utama tersebut adalah biaya, keadaan
faktor persaingan memiliki eigenvalue perekonomian, serta permintaan dan
sebesar 0.175 dengan nilai varian sebesar penawaran yang memiliki eigenvalue > 1.
2.495%, faktor biaya memiliki eigenvalue Untuk mengetahui distribusi dimensi-
sebesar 2.818 dengan nilai varian sebesar dimensi yang belum dirotasi ke dalam faktor
40.262%, faktor tujuan perusahaan memiliki yang telah terbentuk, maka dapat dilihat
eigenvalue sebesar 0.762 dengan nilai pada Rotated Component Matrix seperti
varian sebesar 10.882%, dan faktor pada Tabel 2.

Tabel 2. Faktor yang Menjelaskan Tingkat Harga Perumahan di Kabupaten Buleleng


Variance Loading
Faktor Eigenvalues
Explained (%) Factor
Keadaan perekonomian 1.195 17.073 0.871
Permintaan dan penawaran 1.024 14.622 0.822
Elastisitas permintaan 0.433 6.180 0.733
Persaingan 0.175 2.495 0.543
Biaya 2.818 40.262 0.939
Tujuan perusahaan 0.762 10.882 0.846
Pengawasan pemerintah 0.594 8.486 0.774
Berdasarkan Tabel 2 ditunjukkan oleh 3 faktor yang terbentuk. Faktor biaya
bahwa faktor yang memiliki eigenvalue > 1 memiliki varianced explained 40.262%,
adalah faktor biaya, keadaan artinya faktor biaya mempengaruhi tingkat
perekonomian, serta permintaan dan harga perumahan sebesar 40.262%. Faktor
penawaran. Nilai varianced explained faktor keadaan perekonomian memiliki varianced
biaya sebesar 40.262%, keadaan explained 17.073%, artinya faktor keadaan
perekonomian sebesar 17.073%, perekonomian mempengaruhi tingkat harga
permintaan dan penawaran sebesar perumahan sebesar 17.073%. Faktor
14.622%. Total nilai varianced explained permintaan dan penawaran memiliki
dari ketiga faktor keseluruhan sebesar varianced explained 14.622%, artinya faktor
71.957%. Dengan demikian, 71.957% dari permintaan dan penawaran mempengaruhi
seluruh variabel yang ada dapat dijelaskan tingkat harga perumahan sebesar 14.622%.

Tabel 3. Rotated Component Matrix

Component
Faktor
1 2 3
Keadaan perekonomian -0.009 0.871 0.088
Permintaan dan penawaran -0.016 0.012 0.822
Elastisitas permintaan 0.236 0.118 0.733
Persaingan 0.495 0.543 -0.142
Biaya 0.939 0.050 0.165
Tujuan perusahaan 0.846 0.265 0.142
Pengawasan pemerintah 0.304 0.774 0.143

361
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Penentuan nama faktor yang telah dengan loading factor sebesar 0.871, faktor
terbentuk untuk masing-masing faktor pengawasan pemerintah (X7) dengan
bersifat subjektif, sebagian besar variabel loading factor sebesar 0.774, dan faktor
yang memiliki nilai loading factor tertinggi persaingan (X4) dengan loading factor
digunakan untuk memberi nama faktor. sebesar 0.543. Faktor 3 terbentuk dari
Untuk melihat nilai loading factor dapat faktor permintaan dan penawaran (X2)
dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan tabel 3 dengan loading factor sebesar 0.822 dan
dapat ditunjukkan bahwa faktor yang faktor elastisitas permintaan (X3) dengan
mempengaruhi tingkat harga perumahan loading factor sebesar 0.733.
dapat dikelompokan menjadi 3 faktor. Penentuan faktor yang paling
Faktor 1 terbentuk dari faktor biaya (X5) dominan mempengaruhi tingkat harga
dengan loading factor sebesar 0.939 dan perumahan menggunakan koefisien
faktor tujuan perusahaan (X6) dengan varimax. Secara lebih rinci hasil ringkasan
loading factor sebesar 0.846. Faktor 2 rotasi dari matriks faktor memuat nilai
terbentuk dari keadaan perekonomian (X1) varimax rotation dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Matriks Rotasi Hasil Anallisis Faktor


Dimensi atau Faktor yang Varimax Rotation (%)
Mempengaruhi Tingkat Harga (1) (2) (3)
Biaya 40.262 - -
Keadaan perekonomian - 17.073 -
Permintaan dan penawaran - - 14.622
Berdasarkan tabel 4 dapat ditunjukkan tingkat harga perumahan di Kabupaten
bahwa faktor yang paling dominan Buleleng dapat dilihat dari faktor biaya,
mempengaruhi tingkat harga perumahan di keadaan perekonomian, dan permintaan
Kabupaten Buleleng adalah faktor biaya dan penawaran.
dengan varimax rotation sebesar 40.262%. Faktor biaya, keadaan perekonomian,
Berdasarkan hasil analisis faktor serta permintaan dan penawaran
diperoleh bahwa faktor-faktor yang merupakan faktor yang dominan
mempengaruhi tingkat harga perumahan di mempengaruhi tingkat harga perumahan di
Kabupaten Buleleng adalah keadaan Kabupaten Buleleng. Faktor biaya paling
perekonomian, permintaan dan penawaran, dominan dibandingkan faktor yang lain.
elastisitas permintaan, persaingan, biaya, Faktor biaya berkaitan dengan reputasi
tujuan perusahaan, dan pengawasan pekerja, akses lokasi proyek, dan jenis
pemerintah. Hal ini sesuai dengan teori requirement alat yang digunakan dalam
yang dikemukakan oleh Swastha dan membangun rumah. Tingginya harga
Irawan (2005) bahwa ada 7 faktor yang perumahan dipengaruhi oleh pekerja yang
mempengaruhi tingkat harga, yaitu keadaan digunakan berasal dari kalangan
perekonomian, permintaan dan penawaran, profesional yang memiliki reputasi baik.
elastisitas permintaan, persaingan, biaya, Kemudian, mudahnya aksesibilitas serta
tujuan perusahaan, dan pengawasan mobilitas yang dimiliki lokasi proyek
pemerintah. Hasil penelitian ini didukung pembangunan rumah dapat meningkatkan
oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayah harga perumahan. Hal ini sesuai dengan
(2011), yang menyatakan bahwa faktor- pendapat Swastha dan Irawan (2005), yang
faktor yang mempengaruhi tingkat harga menyatakan bahwa salah satu faktor yang
antara lain keadaan perekonomian, mempengaruhi tingkat harga adalah faktor
permintaan dan penawaran, elastisitas biaya. Hasil penelitian ini didukung oleh
permintaan, persaingan, biaya, tujuan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi
perusahaan, dan pengawasan pemerintah. (2011), yang menyatakan bahwa
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perhitungan harga jual perumahan
faktor-faktor utama yang mempengaruhi didasarkan faktor biaya.

362
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Keadaan perekonomian merupakan oleh penelitian yang dilakukan oleh


faktor penting yang mempengaruhi tingkat Prasestya dan Sunaryo (2013), yang
harga perumahan di Kabupaten Buleleng. menyatakan bahwa harga dapat ditentukan
Hal ini disebabkan karena keadaan melalui permintaan dan penawaran yang
perekonomian berkaitan dengan tingkat ada pada sebuah kawasan.
inflasi, tingkat resesi, dan tingkat suku
bunga sangat mempengaruhi harga SIMPULAN DAN SARAN
perumahan. Tingginya tingkat inflasi setiap Simpulan
tahunnya menyebabkan tingkat harga Berdasarkan hasil analisis data dan
perumahan menjadi naik. Kemudian, pembahasan hasil penelitian maka dapat
tingginya tingkat resesi dalam penjualan ditarik simpulan sebagai berikut. Pertama,
perumahan dapat menyebabkan tingkat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
harga perumahan menjadi turun. harga perumahan di Kabupaten Buleleng
Selanjutnya, tingginya tingkat suku bunga adalah faktor keadaan perekonomian
cicilan kredit menyebabkan tingkat harga memiliki eigenvalue 1.195 dengan nilai
perumahan menjadi naik. Hal ini sesuai varian 17.073%, faktor permintaan dan
dengan pendapat Swastha dan Irawan penawaran memiliki eigenvalue 1.024
(2005), yang menyatakan bahwa salah satu dengan nilai varian 14.622%, faktor
faktor yang mempengaruhi tingkat harga elastisitas permintaan memiliki eigenvalue
adalah keadaan perekonomian. Hasil 0.433 dengan nilai varian 6.180%, faktor
penelitian ini didukung oleh penelitian yang persaingan memiliki eigenvalue 0.175
dilakukan oleh Kusuma (2017), yang dengan nilai varian 2.495%, faktor biaya
menyatakan bahwa faktor yang memiliki eigenvalue 2.818 dengan nilai
mempengaruhi penetapan harga jual varian 40.262%, faktor tujuan perusahaan
disesuaikan dengan kondisi ekonomi memiliki eigenvalue 0.762 dengan nilai
masyarakat, yaitu menyesuaikan dengan varian 10.882%, dan faktor pengawasan
daya beli masyarakat. pemerintah memiliki eigenvalue 0.594
Permintaan dan penawaran dengan nilai varian 8.486%.. Kedua, faktor
merupakan faktor penting yang yang paling dominan mempengaruhi tingkat
mempengaruhi tingkat harga perumahan di harga perumahan di Kabupaten Buleleng
Kabupaten Buleleng. Hal ini disebabkan adalah faktor biaya dengan varimax rotation
karena permintaan dan penawaran sebesar 40.262%.
berkaitan dengan tingkat pendapatan,
selera, jumlah penduduk, ekspektasi Saran
produsen atas harga barang tersebut di Berdasarkan simpulan diatas, maka
masa datang, dan jumlah perusahaan dapat dikemukakan beberapa saran
sejenis. Tingginya pendapatan per kapita sebagai berikut. Pertama, Bagi
dalam perekonomian daerah, kepuasan pengembang, mengingat bahwa biaya
masyarakat, dan kepadatan jumlah merupakan faktor yang paling dominan
penduduk di sekitar lokasi perumahan mempengaruhi tingkat harga perumahan di
dapat menyebabkan tingkat harga Kabupaten Buleleng, maka disarankan
perumahan menjadi naik. Kemudian, harga kepada pengembang untuk mengatur
perumahan dipengaruhi harapan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengembang terhadap harga rumah di membangun rumah tanpa mempengaruhi
masa yang akan datang untuk kualitas dan desain rumah agar disesuaikan
meningkatkan penawaran dan semakin untuk mengurangi biaya sehingga harga
banyak jumlah developer yang bersaing rumah terjangkau bagi konsumen.
pembangunan perumahan dapat Meskipun berusaha melakukan
meningkatkan harga perumahan. Hal ini pengurangan biaya demi menurunkan
sesuai dengan pendapat Swastha dan harga, mutu hasil pengerjaan rumah harus
Irawan (2005), yang menyatakan bahwa ditingkatkan dengan tidak mengurangi
salah satu faktor yang mempengaruhi fasilitas bangunan yang telah dianggap baik
tingkat harga adalah permintaan dan oleh konsumen. Hal ini jangan sampai
penawaran. Hasil penelitian ini didukung melalaikan apa yang telah baik, justru harus

363
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

semakin meningkatkan yang baik menjadi Suliyanto. 2012. Analisis Data Dalam
lebih baik. Kedua, Bagi peneliti lain yang Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia
mendalami mengenai faktor-faktor yang Indonesia.
mempengaruhi tingkat harga perumahan
Swastha, Basu dan Irawan. 2005.
diharapkan menggunakan faktor
Manajemen Pemasaran Modern, Edisi
tempat/lokasi guna keberlakuan temuan ini
Ketiga, Yogyakarta: Liberty.
secara lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hidayah, Siti Muflikhatul. 2011. Penentuan
Harga Jual Beli Dalam Ekonomi Islam.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen
Pemasaran, Jilid I, Edisi Indonesia,
Edisi Milenium, Edisi Kesepuluh.
Jakarta: PT. Prenhallindo.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008.
Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid I,
Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2012.
Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid I,
Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kusuma, RT. Sandra Novella. 2017.
Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah
Dalam Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Harga Jual Air Minum
di Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Cirebon. Skripsi. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN).
Prasestya, Nararya Adi dan PM. Broto
Sunaryo. 2013. Faktor Faktor yang
Mempengaruhi Harga Lahan di
Kawasan Banjarsari Kelurahan
Tembalang, Semarang. Jurnal Teknik
PWK, 2(2), 223-232.
Silalahi, Mellisa D.Y. 2011. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penetapan
Harga Jual Perumahan Pada PT
Putera Karyasindo Prakarsa. Tugas
Akhir. Program Studi Akuntansi,
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik
Negeri Batam.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

364

Anda mungkin juga menyukai