Anda di halaman 1dari 5

Nama : Diah Nirmala

Nim : 30302200091
Mata kuliah : Hukum Perkawinan dan Waris Islam
Dosen pengampu : Prof.Dr.Anis Mashdurohatun,SH.,M.Hum
Tugas : Arti,syarat,mekanisme,contoh penolakan dan pengabulan
Dispensasi Nikah

Dispensasi nikah atau dispensasi kawin adalah pemberian izin kawin oleh pengadilan kepada
calon suami atau istri yang belum berusia 19 tahun untuk melangsungkan perkawinan.
Berdasarkan peraturan mahkamahagung republic Indonesia nomor 5 tahun 2019 tentang cara
permohonan dispensasi kawin,syarat dispensasi nikah adalah sebagai berikut:
 Calon suami atau istri belum berusia 19 tahun
 Ada alasan yang patut dan wajar untuk melangsungkan perkawinan sebelum usia 19
tahun
 Ada persetujuan dari orang tua
Berikut adalah persyaratan pengajuan dispensasi nikah:
1. Surat permohonan 3 rangkap dengan menggunakan kertas A4 dan file surat
permohonan disimpan dalam Flashdisk/cd
2. Fotokopi KTP pemohon
3. Fotokopi kartu keluarga pemohon
4. Fotokopi KTP/Akta kelahiran/Kartu Identitas Anak calon suami/istri anak pemohon
(bila ada)
5. Fotokopi ijazah terakhir/surat keterangan masih sekolah anak pemohon(yang
dimohonkan dispensasi)
6. Fotokopi kutipan akta nikah/duplikat akta nikah pemohon (bila ada)
7. Fotokopi dan asli surat penolakan/kurang persyaratan perkawinan dari kantor urusan
agama (terkait kurangnya syarat umum)
8. Fotokopi surat keterangan konsultasi Kesehatan jasmani dan Rohani dari klinik
bidan/puskemas/rumah sakit
9. Fotokopi surat keterangan kehamilan
10. Fotokopi surat keterangan penghasilan/slip gaji
11. Membayar panjar biaya perkara
Sistem,mekanisme dan prosedur
1. pihak pemohon datang ke PTSP bagian pendaftaran setelah mengambil antrian
pendaftaran
2. pihak membayar panjar biaya perkara pada Bank yang di tunjuk (ada di PTSP) setelah
mendapat perincian taksiran biaya dari petugas pendaftaran
3. pihak menyerahkan bukti pembayaran kepada petugas pendaftaran pada PTSP yang
dilengkapi dengan dokumen persyaratan
4. petugas pendaftaran (PTSP) meregister dan menyerahkan kembali satu rangkap surat
permohonan yang telah di beri nomor perkara kepada pihak
5. selanjutnya pihak menunggu panggilan dari jurusita-jurusita pengganti pengadilan
agama untuk dating pada hari persidangan yang telah di tentukan
Permohonan dispensasi kawin diajukan oleh:
 orang tua
 jika orang tua bercerai,tetap oleh kedua orang tua atau salah satu orang tua yang
memiliki kuasa asuh terhadap anak berdasar putusan pengadilan
 jika salah satu orang tua meninggal dunia atau tidak diketahui alamatnya,dispensasi
kawin di ajukan oleh salah satu orang tua
 wali anak jika kedua orang tua meninggal dunia atau di cabut kekuasaannya atau tidak
diketahui keberadaannya
 kuasa orang tua/wali jika orang tua/wali berhalangan
Dipensasi kawin diajukan kepada pengadilan yang berwenang dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. pengadilan sesuai dengan agama anak apabila terdapat perbedaan agama antara anak
dan orang tua
2. pengadilan yang sama sesuai domisili salah satu orang tua/wali calon suami atau istri
apabila calon suami dan istri berusia di bawah batas usia perkawinan

Pada hari sidang pertama,pemohon wajib menghadirkan:


a. anak yang dimintakan permohonan dispensasi kawin
b. calon suami/istri
c. orang tua/wali calon suami/istri.
Apabila pemohon tidak hadir,hakim menunda persidangan dan memanggil Kembali pemohon
secara sah dan patut.Namun jika pada hari siding kedua pemohon tidak hadir,maka
permohonan dispensasi kawin dinyatakan “GUGUR”
Apabila pada sidang hari pertama dan hari sidang kedua,pemohon tidak dapat menghadirkan
pihak-pihak tersebut diatas,maka hakim menunda persidangan dan memerintahkan pemohon
untuk menghadirkan pihak-pihak tersebut.Kehadiran pihak-pihak tersebut tidak harus pada
hari sidang yang sama.Akan tetapi,jika dalam hari sidang ketiga,pemohon tidak dapat
menghadirkan pihak-pihak tersebut,maka pemohon dispensasi kawin dinyatakan “TIDAK
DAPAT DI TERIMA”
Dalam persidangan,hakim harus memberikan nasihat kepada pemohon,anak,calon suami/istri
dan orang tua/wali calon suami/istri.Nasihat disampaikan untuk memastikan agar memahami
resiko perkawinan.Nasihat yang disampaikan oleh hakim dipertimbangkan dalam penetapan
dan apabila tidak memberikan nasihat mengakibatkan penetapan “batal demi hukum”
mempertimbangkan ketrangan:
a. anak yang di mintakan dispensasi kawin
b. calon suami/istri yang dimintakan dispensasi kawin
c. orang tua/wali anak yang dimohonkan dispensasi kawin
d. orang tua/wali calon suami/istri
Dalam pemeriksan di persidangan,hakim mengidentifikasi:
a. Anak yang diajukan dalam permohonan mengetahui dan menyetujui rencana
perkawinan
b. Kondisi psikologis,Kesehatan dan kesiapan anak untuk melangsungkan perkawinan
dan membangun kehiduppan rumah tangga
c. Paksaan psikis,fisik,seksual atau ekonomi terhadap anak dan/atau keluarga untuk
kawin atau mengawinkan anak
Saat memeriksa anak dimohonkan dispensasi kawin,hakim dapat mendengar keterangan anak
tanpa kehadiran orangtua,mendengar keterangan anak melalui pemeriksaan komunikasi
audiovisual jarak jauh di pengdilan setempat atau di tempat lain,menyarankan agar anak
didampingi pendamping meminta rekomendasi dari psikolog atau dokter/bidan,pekerja sosial
professional,tenaga kesejahteraan sosial,pusat pelayanan terpadu perlindungan Perempuan
dan anak ,komisi perlindungan anak Indonesia/daerah dan menghadirkan penerjemah/orang
yang biasa berkomunikasi dengan anak,dalam hal dibutuhkan
Pada pasal 17 Perma No.5 tahun 2019 disebutkan Hakim dalam penetapan permohonan
dispensasi kawin mempertimbangkan:
1. Perlindungan dan kepentingan terbaik anak dalam peraturan perundang-undangan dan
hukum tidak tertulis dalam bentuk nilai-nilai hukum,kearifan lokal dan rasa keadilan
yang hidup dalam masyrakat
2. Konvensi adan/atau perjanjian internasional terkait perlindungan anak
Terhadap penetapan dispensasi kawin hanya dapat diajukan Upaya hukum kasasi (bunyi pasal
19 Perma)
Hakim yang mengadili permohonan dispensasi kawin adalah hakim yang sudah memiliki
surat keputusan ketua MA sebagai hakim anak,mengikuti pelatihan dan atau bimbingan teknis
tentang Perempuan berhadapaan dengan hukum.atau bersertifikat sistem peradilan pidana
anak atau berpengalaman mengadili permohonan dispensasi kawin.jika tidak ada hakim
dengan persyaratan tersebut,setiap hakim dapat mengadili permohonan dispensasi kawin

Dasar dan pertimbangan hakim menerima permohonan dispensasi usia perkawinan


1.Dasarnya yaitu Qaidah fiqhiyah,qaidah fiqhiyah adalah “Hukum-hukum yang berkaitan
dengan asas hukum yang dibangun oleh syari’ serta tujuan -tujuan yang dimaksud dalam
pensyariatannya” atau “sebagai suatu jalan untuk mendapatkan kemaslahatan dan menolah
kerusakan
Hakim memakai dasar daidah fiqhiyah dalam penetapan dispensasi usia perkawinan yang
artinya,menghindari kerusakan/mafsadsah harus didahulukan daripada mempertahankan
kebaikan/maslahah.hakim memnadng menerima permohonan pemohon untuk
melangsungkan perkawinan anak pemohon, dikarenakan rata rata anak pemohon telah hamil
terdaduhulu sebelum ada perkawinan,jika hakim menolak akan menimbulkan resiko yang
berat terhadap anak yang dikandung oleh calon istri
2.Pasal 7 ayat 2 Undang-undang Nomor 16 tahun 2019
“dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur sebagaimana di maksudkan pada
ayat (1) orang tua pihak pria dan/atau orangtua pihak Wanita dapat meminta dispensasi
kepada pengadilan dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang
cukup”
Pertimbangan
Hakim memutuskan suatu perkara dilihat dari beberapa unsur yaitu kepastian
hukum,kemanfaatan,dan keadilan
Dasar dan pertimbangan hakim menolak permohonan dispensasi nikah
Dasar pasal 40 huruf (c) dengan pertimbangan karena calon istri anak pemohon berbeda
agama
Putusan atau penetapan yang tidak diterima, Yaitu:
1. Putusan atau penetapan yang menyatakan bahwa hakim “ tidak menerima gugatan
penggugat/permohonan pemohon tidak terima” karena gugatan/permohonan tidak memenuhi
syarat hukum baik secara formil maupun materiil.
2. Putusan atau penetapan yang tidak diterima menilai pokok perkara melainkan baru menilai
syarat-syarat gugata penggugat/ permohonan pemohon saja. Apabila syarat tidak terpenuhi
maka gugatan/permohonan pokok tidak dapat diperiksa.
Permohonan tidak diterima, yaitu pemohon tidak dapat membuktikan dalil-dalilnya,
permohonan dikabulkan pemohon dapat membuktikan dalil- dalilnya
Putusan/penetapan pengadilan yang diajukan oleh penggugat/pemohon tidak dapat diterima
karena ada alasan yang di benarkan oleh hukum alasan tersebut kemungkinan sebagai berikut:
1. Gugatan tidak berdasarkan hukum, artinya gugatan yang diajukan oleh penggugat harus
jelas dasar hukumnya dalam menuntut haknya. Jadi kalo tidak ada dasar hukumnya maka
gugatan tersebut tidak dapat diterima.
2. Penggugat tidak mempunyai kekuatan hukum secara langsung yang melekat pada diri
penggugat.
3. Surat gugatan kabur (obscure libel) artinya posita dan petitum dalam gugatan tidak saling
mendukung atau dalil gugatan kontradiksi, mungkin juga objek yang disengketakan tidak
jelas, dapat pula petitum tidak jelas atau tidak dirinci tentang apa yang diminta.
4. Gugatan premature adalah gugatan yang belum semestinya diajukan karena ketentuan
undang-undang belum terpenuhi misalnya hutang belum masanya untuk ditagih.
5. Gugatan nebis in aidem adalah gugatan yang diajuakan oleh penggugat sudah diputus oleh
pengadilan yang sama dengan obyek sengketa yang sama dan para pihak yang bersengketa
juga sama orangnya, obyek sengketa tersebut sudah diberi setatus oleh pengadilan yang
memutus sebelumnya.
6. Gugatan eror in persona adalah gugatan salah alamat.
7. Gugatan yang telah lampau adalah gugatan yang diajukan oleh penggugat
telah melampui waktu yang tgelah ditentukan undang-undang.
8. Gugatan dihentikan (aan hanging) adalah penghentian gugatan karena adanya perselisihan
kewenangan mengadili antara pengadilan agama dan pengadilan negeri
Solusi bagi pemohon dispensasi ditolak adalah Upaya hukum seperti melakukan perbaikan
permohonan dan kasasi

Anda mungkin juga menyukai