DALAM PENCEGAHAN PERKAWINAN DINI PIHAK BERKEWAJIBAN MENCEGAH PERKAWINAN DINI
1) Anak itu sendiri;
2) Kedua orang tua; 3) Keluarga; 4) Tetangga; 5) Masyarakat (tokoh masyarakat pimpinan promal informal); 6) Pemerintah (pengadilan) dll. BATAS USIA PERKAWINAN
Perkawinan hanya diizinkan apabila
pihak pria dan wanita telah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun. (Psl 7 ayat (1) UU No. 1 /1974, diubah UU No. 16 Tahun 2019) KETENTUAN DISPENSASI KAWIN Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria dan/atau orang tua pihak wanita dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup. Pemberian dispensasi oleh Pengadilan tersebut wajib mendengarkan pendapat kedua belah calon mempelai yang akan melangsungkan perkawinan.” (Psl 7 ayat (1) UU No. 16/2019) PENGERTIAN ISBAT NIKAH
Itsbat nikah adalah penetapan
pengadilan agama yang menetapkan bahwa suatu perkawinan di bawah tangan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan adalah sah. PENGERTIAN DISPENSASI KAWIN Dispensasi Kawin adalah suatu penetapan pengadilan yang berisi pemberian izin kepada pemohon untuk menikahkan kedua anaknya yang usianya belum memenuhi syarat melakukan perkawinan KETENTUAN ISBAT NIKAH (Pasal 7 KHI) 1) Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akta nikah yang dibuat oleh PPN. 2) Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama. Itsbat nikah yang dapat diajukan ke pengadilan agama terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan a.l. (e) perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974 4) Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah ialah suami atau istri, anak-anak mereka, wali nikah dan pihak yang berkepentingan dengan perkawinan itu. KETENTUAN DISPENSASI NIKAH Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun(Psl 7 ayat (1) UU No. 16/ 2019 Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria dan/atau orang tua pihak wanita dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup. Pasal 7 ayat (2) Pemberian dispensasi oleh Pengadilan tersebut wajib mendengarkan pendapat kedua belah calon mempelai yang akan melangsungkan perkawinan Pasal 7 ayat (2).” Pemberian dispensasi oleh Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), wajib mendengarkan pendapat keduabelah calon mempelai yang akan melangsungkan perkawinan (Pasal 7 ayat (3). Perma 5/2019 (Pedoman Mengadili Permohonan Dispensasi Kawin) Pasal 13 hakim mendengar: calon suami/istri; kedua orang tua anak dan kedua orang tua calon suami/istrinya; Pasal 14 hakim harus menigndentifikasi: tentang pengetahuan dan rencana perkawinan bagi anak; tentang kondisi psikologis, kesehatan dan kesiapan anak dalam melangsungkan perkawinan dan membentuk rumah tangga; tentang adanya paksaan psikis, fisik, seksual atau ekonomi terhadap: anak/keluarga untuk kawin/mengawinkan; meminta rekomendasi dari psikolog/dokter/pekerja sosial profesional/tenaga kesejahteraan sosial/Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)/komisi perlindungan anak Indonesia/daerah (KPAI/KPAD); Isbat Nikah Kedua Pemohon Di Bawah Umur Permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh para pemohon, di mana saat melangsungkan pernikahan para pemohon atau salah satu pemohon belum memenuhi batas minimal usia perkawinan yang ditentukan dalam perundang-undangan maka permohonan dimaksud ditolak. (Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama (buku II), Edisi Revisi Terakhir, KETENTUAN DIKABULKANNYA PERMOHONAN DK Pasal 13 yang mengharuskan hakim mendengar: - calon suami/istri; - kedua orang tua anak dan - kedua orang tua calon suami/istrinya; Pasal 14 mengharuskan hakim mengidentifikasi: - tentang pengetahuan dan rencana perkawinan bagi anak; - tentang kondisi psikologis, kesehatan dan kesiapan anak dalam melangsungkan perkawinan dan membentuk rumah tangga; - tentang adanya paksaan psikis, fisik, seksual atau ekonomi terhadap: anak/keluarga untuk kawin/mengawinkan; - meminta rekomendasi dari psikolog/dokter/pekerja sosial profesional/tenaga kesejahteraan sosial/Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)/komisi perlindungan anak Indonesia/daerah (KPAI/KPAD); Tujuan Larangan Perkawinan Dini Bahwa negara menjamin hak warga negara untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, menjamin hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi ...; Bahwa perkawinan pada usia anak menimbulkan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak dan akan menyebabkan tidak terpenuhinya hak dasar anak seperti hak atas perlindungan dari kekerasan, dan diskriminasi, hak sipil anak, hak kesehatan, hak pendidikan dan hak sosial anak. Perbanding Jumlah Putusan DK Angka putusan permohonan dispensasi kawin di Jawa Timur tahun 2018 (sebelum terbitnya UU No. 16 Tahun 2019): 3.098 perkara. Tahun 2019: 5.766 perkara. Tahun 2020: 10.302 perkara. Tahun 2022: 15.422 perkara. Dari angka yang diputus ini, terdapat: Dikabulkan: 15.095 ditolak: 56 tidak diterima: 59 dicabut: 178 gugur: 28 dicoret: 6 Total tidak dikabulkan = 327 (2%). Faktor Penyebab Tingginya Angka DK Faktor regulasi Kebijakan dalam hal ini ketentuan terkait batasan usia pengajuan dispensasi kawin, dapat menjadi pemicu kenaikan angka perkawinan anak. Dalam hal ini usia perkawinan anak wanita dijadikan sema dengan usia anak pria, tapi batas bawah usia dapat mengajukan dispensasi tidak diatur, sehingga membuat ruang lebih lebar dalam pengajuan permohonan dispensasi kawin. Faktor Politik Pemerintah kurang memperhatikan pengaruh teknologi informasi terhadap pendewasaan secara seksual anak-anak laki-laki dan perempuan. Faktor Sosial Budaya Masih adanya beban psikologis bagi sebagian masyarakat terhadap anak-anak mereka yang telah berusia dewasa (21 tahun) tapi belum menikah, sehingga ketika anak mereka ada kesempatan menikah meskipun belum mencapai usia perkawinan mereka tetap mengawinkan. SEKIAN, Trima kasih