Anda di halaman 1dari 19

KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG PERKAWINAN

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian | 2020 Kelompok 1


ANGGOTA

Berlian Noor Kirana (H0420017)


Muhammad Gilang Nur Alif (H0420052)
Nahtania Nur Syafa (H0420058)
Raulliano Bagus Aguiera (H0420072)
Yuhibbu Noor Hudan (H0420092)
PERKAWINAN

Perkawinan menurut UU No.1 Pasal 1 Tahun 1974 memiliki definisi


yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.
KEBIJAKAN

UNDANG-
UNDANG- UNDANG-
UNDANG
UNDANG NO.1 UNDANG NO.16
HUKUM
TAHUN 1974 TAHUN 2019
PERDATA
UU NO.1 TAHUN 1974
Undang-Undang No.1 Tahun 1974 membahas
tentang definisi perkawinan, syarat-syarat
perkawinan, pencegahan perkawinan,
perjanjian perkawinan, hak dan kewajiban
suami istri, harta benda perkawinan, hak dan
kewajiban antara orang tua dan anak,
kedudukan anak, perwalian, putusnya
perkawinan, hingga ketentuan lain seperti
asal-usul anak, perkawinan di luar Indonesia,
dan perkawinan campuran.
UU NO.1 TAHUN 1974

PENCEGAHAN PERKAWINAN PEMBATALAN PERKAWINAN


Pasal 22 mengatakan bahwa perkawinan dapat
Perkawinan dapat dicegah apabila dibatalkan, apabila para pihak tidak memenuhi
ada pihak yang tidak memenuhi syaratsyarat untuk melangsungkan perkawinan.
Pengaju pembatalan perkawinan sesuai Pasal 23
syarat-syarat untuk melangsungkan yaitu para keluarga dalam garis keturunan lurus
perkawinan dengan mengajukan keatas dari suami atau istri, suami atau isteri,
pertimbangan pencegahan ke pejabat yang berwenang hanya selama perkawinan
belum diputuskan, dan pejabat yang ditunjuk
Pengadilan daerah. tersebut ayat (2) Pasal 16.
PERJANJIAN PERKAWINAN

Perjanjian perkawinan penting dibuat untuk menghargai martabat


masing-masing pihak dan dibuat sebelum perkawinan atau selama
dalam ikatan perkawinan. Isi dari perjanjian pernikahan tergantung
pada pihak-pihak calon suami-istri, asal tidak bertentangan dengan
hukum, undang-undang, agama, dan kepatutan atau kesusilaan.
Perjanjian dalam pernikahan dapat berisikan hak dan kewajiban
suami-istri, serta harta benda dalam perkawinan.
UU NO.1 TAHUN 1974

Hak dan kewajiban antara orang tua dan anak,


serta kedudukan anak juga diatur dalam
kebijakan ini. Pada pembahasan ini berkaitan
dengan orang tua yang berkewajiban
memberikan hak kepada anak seperti
memelihara dan mendidik anak hingga dewasa
serta anak yang berkewajiban menghargai dan
menghormati orang tua.
UU NO.1 TAHUN 1974

Wali dapat ditunjuk oleh satu orang tua yang


menjalankan kekuasaan orang tua, sebelum ia
PERWALIAN meninggal, dengan surat wasiat atau dengan lisan di
hadapan 2 (dua) orang saksi (Pasal 51 ayat (1))

PUTUSNYA Pasal 38 pada UU tersebut mengatakan bahwa


PERKAWINAN perkawinan dapat putus karena kematian, perceraian
dan atas keputusan Pengadilan.
/PERCERAIAN
KETENTUAN LAIN
UU NO.1 TAHUN 1974

ASAL-USUL ANAK
Asal-usul anak dibuktikan dengan akte kelahiran yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang.

PERKAWINAN DI LUAR INDONESIA


Perkawinan yang dilangsungkan di luar Indonesia oleh antar WNI atau WNI dengan WNA

PERKAWINAN CAMPURAN
Perkawinan campuran pada Pasal 57 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perkawinan
campuran dalam Undang-undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia
tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia.
UU NO. 16 TAHUN 2019 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UU NO. 1 TAHUN 1974

Undang - undang 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU 1


Tahun 1974 tentang Perkawinan berlatar belakang dari Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia yang telah mengeluarkan Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 22/PUU-XV/2017
Salah satu pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam putusan
tersebut berisi tentang tidak membedakan hak-hak dasar atau
hak-hak konstitusional warga negara semata-mata berdasarkan
alasan jenis kelamin, maka pembedaan demikian jelas merupakan
diskriminasi.
UU No 16 tahun 2019 menyatakan bahwa perkawinan hanya
diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun,
dari yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 7 ayat (1)
bahwa Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai
umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai
umur 16 (enam belas) tahun.
Diharapkan dari kenaikan batas umur yang lebih tinggi dari 16
(enam belas) tahun bagi wanita untuk kawin akan mengakibatkan
laju kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan resiko kematian
ibu dan anak. Serta anak tumbuh kembang anak termasuk
pendampingan orang tua serta memberikan akses anak terhadap
pendidikan dapat optimal.
HUKUM PERKAWINAN
DALAM KUHP

PASAL 26 KUHP PASAL 27 KUHP

Perkawinan hanya dilihat KUHP sifatnya mutlak, artinya tidak


dapat disimpangi. Ketentuan tidak
sebagai keperdataan saja, yang
boleh dilanggar sehingga apabila
berarti perkawinan hanya sah dilanggar maka perkawinan kedua,
jika memenuhi syarat yang telah ketiga, seterusnya adalah batal
ditetapkan dalam KUHP. demi hukum dan tidak sah.
SYARAT PERKAWINAN
Pernikahan di Indonesia harus memenuhi sejumlah persyaratan yang mengacu pada
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaannya itu (Pasal 2 ayat (1)).
Seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh
mempunyai seorang suami (Pasal 3 ayat (1)).
Pengadilan, dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari seorang
apabila dikehendaki oleh pihak yang bersangkutan dan memenuhi ketentuan yang
berlaku (Pasal 3 sampai 5).
SYARAT PERKAWINAN
Adanya persetujuan kedua calon mempelai (Pasal 6 ayat (1)).
Adanya izin kedua orang tua/wali bagi calon mempelai yang belum berusia 21 tahun
(Pasal 6 ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan (6)).
Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun (Pasal 7 ayat (1)).
Antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita tidak dalam hubungan
darah/keluarga yang tidak boleh kawin (Pasal 8).
Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan pihak lain (Pasal 9).
Bagi suami isteri yang bercerai, lalu kawin lagi satu sama lain dan bercerai lagi untuk
kedua kalinya, agama dan kepercayaan mereka tidak melarang mereka untuk kawin
ketiga kalinya (Pasal 10).
Tidak berada dalam waktu tunggu bagi calon mempelai wanita yang janda (Pasal 11).
KASUS
PERKAWINAN
Kasus perkawinan terbanyak di
125

Indonesia yaitu mengenai pernikahan 100

dini. Pernikahan dini merupakan


pernikahan yang dilakukan oleh salah
75

satu pasangan yang memiliki usia di 50

bawah umur yang telah ditetapkan


25
oleh undang-undang.
0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5
CONTOH KASUS
Pernikahan dini di Daerah Istimewa Yogyakarta
Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, pada tahun
2020, terdapat sekitar 8.537 kasus pernikahan
anak di bawah umur di seluruh DIY. Salah satu
faktor terbesarnya yaitu perrgaulan bebas. Data
tersebut menunjukkan bahwa pernikahan dini
masih menjadi masalah yang cukup besar di DIY.
Pernikahan dini di Kalimantan Timur
Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (Kemen PPPA), pada tahun 2020, jumlah kasus
pernikahan anak di Kalimantan Timur sebanyak 2.487 kasus,
dengan rincian 1.341 kasus pernikahan di bawah usia 16 tahun dan
1.146 kasus pernikahan di usia 16-18 tahun. Angka tersebut
menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana pada
tahun 2019 terdapat 2.358 kasus pernikahan anak di Kalimantan
Timur.
Beberapa faktor yang memengaruhi tingginya angka pernikahan
dini di Kalimantan Timur antara lain adanya tekanan budaya,
terutama pada keluarga yang menganut adat suku Dayak di
pedalaman Kalimantan Timur, dimana pernikahan dianggap sebagai
bentuk penghormatan terhadap leluhur dan dianggap sebagai
bagian dari upaya menjaga keutuhan keluarga. Selain itu, faktor
ekonomi juga memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di
Kalimantan Timur, dimana keluarga miskin cenderung mengalami
kesulitan dalam membiayai pendidikan anak mereka sehingga
mereka memilih untuk menikahkan anak mereka pada usia yang
masih terbilang muda.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai