1. OTORITAS TRADISIONAL (DIPEROLEH DARI HUBUNGAN KELUARGA DENGAN PEMIMPIN
SEBELUMNYA) “Otoritas tradisonal diartikan sebagai legitimasi dalam basis keaslian dari kekuasaan yang mengontrol diwarisi dari masa lampau”. Kata kuncinya ialah diwarisi dimana sumber keabsahan wewenang suatu pemimpin berasal dari aturan-aturan lama dimana dalam aturan lama tersebut juga menjelaskan pimpinan mereka berasal dari orang yang memiliki hubungan erat dengan pemimpin sebelumnya (pewaris tahta). Dikarenakan berasal dari pewaris sebelumnya, otoritas ini takut melakukan perubahan dalam sistem pemerintahan (pada umumnya berdasarkan aturan-aturan turun temurun). Jika ada yang menentang pun, dalam otoritas ini pemimpin tetap akan menjadi pemenangnya 2. OTORITAS KHARISMATIK Tipe otoritas ini menjelaskan bahwa adanya kualitas diri yang dimiliki seseorang. Dalam otoritas ini tidak dikenal aturan, hierarki dan formalisme. Adanya daya tarik seperti memiliki sifat kepemimpinan. Seseorang tersebut dipercaya dan diangkat untuk menjadi pemimpin. Sehingga dalam otoritas ini, pemimpin harus bekerja keras untuk menunjukkan kepimipinannya agar memperkuat legitimasi kekuasaannya. Jadi masyarakat ataupun pengikut pada tipe ini tidak ada aturan yang mewajibkan mereka memberikan bantuan para pemimpinnya untuk mencapai tujuan namun sesuai kesadaran aja. Lalu tidak formalisme itu maksudnya lebih fleksibel, seperti yang dijelaskan sebelumnya yaitu jika mau bantu ya silahkan dan tidak ya tidak masalah. 3. OTORITAS LEGAL RASIONAL Otoritas legal-rasional selalu dikaitkan dengan birokrasi. Otoritas ini sumber legitimasinya ialah adanya hukum yang tertuang dalam peraturan, dimana peraturan dapat diubah secara rasional mengikuti keadaan saat itu dan adanya penerapan impersonal. Pada peraturan tersebut tertuang dengan jelas bagaimana sistematika pemilihan pemimpin dan jika terpilih maka pemimpin tersebut diterbitkan SK. Lalu, ketika menjalankan tugasnya pemimpin tersebut harus bersikap impersonal yang artinya memisahkan hal-hal pribadinya. Dalam pelaksanaan tugas juga terdapat peraturan-peraturan mengenai kewenangan pemimpin tersebut. Contoh : Presiden dapat mengangkat Menteri sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 17 UUD 1945 , 1. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. 2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Kemudian peraturannya tertuang pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72/P Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024. Nah jika dilihat, letak rasionalnya kan tentunya presiden membutuhkan anggota yang membantunya sehingga dia harus mengangkat para menteri agar proses pemerintahan dan pelayanan publik dapat berjalan langsung.