Anda di halaman 1dari 12

FISIKA TERAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA


KONSTANTA PEGAS (M4)

Muhammad Reza Fahlifi (2210313031)


Unggul Arya (2210313032)
Aliyu Fikri (2210313033)

Kelas B Teknik Perkapalan

Dosen Pengampu:
Tatik Juwariyah, S.SI. M.Sc.

PROGRAM STRUDI TEKNIK PERKAPALAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka
benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada
umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang
bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda elastis. Contoh benda elastis adalah
karet ataupun pegas. Pegas merupakan gulungan lingkaran kawat, yang digulung sedemikian
rupa agar memiliki kelenturan. Pegas ini biasanya terbuat dari besi, tembaga dan
lainnya.Kelenturannya juga disebut dengan elastisitas pegas.

Jika pegas dikaitkan dengan sebuah beban yang memiliki massa kemudian pegas
digantung atau ditarik, pegas akan mengalami perpanjangan. Perpanj-angannya ini sebanding
dengan gaya yang bekerja pada pegas. Pada saat pegas ditarik atau di tekan (pada pegas
bekerja gaya F) pegas bertambah panjang atau mungkin bertambah pendek. Pegas tersebut
juga memberikan gaya perlawananterhadap gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan
gaya lenting pulih Besarnya gaya lenting pulih sama dengan gaya penyebabnya tetapi
arahnya belawanan dengan gaya penyebabnya. Sehingga hukum hooke juga disebut sebagai
keelastisan suatu benda. Bila pegas ditarik melebihi batasan tertentu maka benda itu tidak
akan elastis lagi.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menggunakan Hukum Hooke dan fenomena getaran untuk menentukan konstanta
(elastisitas) pegas
2. Mengetahui grafik hubungan F (gaya) dan

3.
4. Mengetahui grafik hubungan T2 dan Mbeban. Mbeban sebagai sumbu x grafik dan
T2 sebagai sumbu y grafik.
5. Menentukan n
DASAR TEORI

Secara umum pegas merupakan salah satu dari sekian banyak benda bersifat elastis.
Karena sifat elastisnya ini, pegas yang memiliki gaya tekan dan regang pun dapat kembali
pada bentuk awal setelah gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Gaya dasar pegas
memiliki banyak manfaat untuk berbagai kebutuhan harian. Dua contoh dasar manfaat pegas
adalah pada springbed dan shock breaker. Pada suatu kendaraan, pegas ini difungsikan untuk
meredam getaran yang terjadi pada roda akibat permukaan jalanan yang tidak merata.
Sedangkan, implementasi pegas pada springbed akan memberikan kenyamanan tersendiri
pada orang yang tidur di atas permukaannya (Mikarajuddin, 2008).

Dalam pelajaran pegas, ada yang dinamakan dengan hukum hooke. Hukum hooke ini
hanya bisa berlaku dari daerah elastis sampai batas titik hukum hooke, jika ada gaya yang
diaplikasikan pada suatu benda. Apabila suatu benda diberikan gaya tekanan dan mencapai
batas hukum hooked an sifat elastisnya, maka benda tersebut akan kembali seperti bentuk
dasarnya sebelum diberikan gaya.Adapun jika gaya pada benda terbilang sangat besar hingga
batas elastis terlewat, maka benda tersebut dapat dikatakan telah masuk pada daerah plastis.
Kondisi ini akan membuat benda tidak bisa kembali pada bentuk awal ketika gaya
dihilangkan.Begitu pula jika panjang benda ini diberikan gaya hingga mencapai titik patah,
maka ia tidak akanmenjadi elastis lagi namun patah. Dengan persamaan hukum hooke yaitu F
= k. ΔL…….

Jika dilihat dari persamaan tersebut, L (pertambahan panjang benda) akan bergantung
pada besarnya nilai gaya (F) yang diberikan, dimensi benda (k), dan materi penyusun pada
benda tersebut. Pertambahan panjang benda dapat berbeda apabila benda dibentuk dengan
materi yang berbeda pula.Hal tersebut berlaku meskipun pada praktiknya, gaya yang
diberikan adalah sama. Contoh sederhananya ada pada tulang dan besi (Giancoli, 2001).
Sebuah getaran atau yang sering disebut oscillation, dapat didefinisikan sebagai bentuk gerak
benda dengan banyak gejala.

Benda yang diberikan getaran akan melakukan sebuah gerakan bolak-balik dan
melalui titik setimbang benda tersebut. Waktu yang dibutuhkan benda dalam melakukan
getaran gerak bolak-balik tersebut sering dikenal atau disebut dengan periode. Periode ini
dalam rumus dilambangkan dengan T. Satuan periodenya disebut dengan sekon (s),
sedangkan simpangan maksimumnya disebut amplitude (Tripler, 1998).
Ada beberapa jenis penyusunan pegas. Ada pegas yang disusun secara tunggal, dan
nada juga yang penyusunannya dilakukan secara seri/ pararel. Penyusunan pegas secara seri,
memiliki total penambahan panjang yang sama dengan jumlah pertambahan panjang pada
masing-masing pegas.Kondisi tersebut dapat digambarkan pada persamaan pertambahan total
x = x1 + x2. Adapun jika penyusunan pegas dilakukan secara pararel, maka pertambahan
panjang pegasnya sama. Persamaannya digambarkan seperti x1 = x2 = x3, maka diperoleh
juga perumusan kp = k1 + k2…..

Dalam hal ini, harus selalu diingat bahwa hukum hooke hanya diberlakukan pada
benda dengan sifat elastis dan tidak berlaku untuk bendabenda plastik. Menurut Hooke
sendiri, nilai regangan akan sebanding dengan tegangan yang mengikutinya. Regangan yang
dimaksud di sini adalah persentase perubahan dimensi. Sedangkan tegangan yang dimaksud
adalah gaya menegangkan per satuan luas penampang yang dikenai (Keenan, 1980).

Ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi tetapan pegas. Faktor pertama
bisa dilihat dari luas permukaan pegas. Jika luas permukaan pegas semakin besar nilainya,
maka nilai tetapannya juga akan semakin besar. Berlaku juga untuk kondisi sebaliknya.Faktor
kedua adalah mengenai suhu pegas. Jika suatu pegas memiliki suhu yang semakin tinggi,
maka nilai ketetapannya akan semakin kecil. Hal ini berlaku juga untuk kondisi sebaliknya.
Faktor ketiga adalah diameter pegas. Besar diameter pegas yang semakin besar, akan
mempengaruhi nilai ketetapan menjadi semakin kecil. Begitupun sebaliknya. Terakhir ada
faktor lilitan pegas. Jika jumlah lilitan yang ada pada pegas semakin banyak, maka nilai
ketetapannya juga akan semakin besar. Begitupun sebaliknya (Crowell, 2006)
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Statis dengan pegasnya
2. Keping Logam/Beban
3. Stopwatch
4. Neraca Ohauss
5. Ember logam

3.2 Tata Laksana Kerja


1. Timbanglah massa pegas, massa ember dan massa benda-benda kecil (keping-keping
beban) dengan neraca teknis
2. Gantungkan ember pada pegas dan amati kedudukan jarum penunjuk
3. Masukkan keping-keping beban ke dalam ember satu persatu ( 1 keping, 2 keping, 3
keping, 4 keping, 5 keping ). Setiap kali penambahan kepingkeping beban kedudukan
jarum penunjuk dicatat
4. Kemudian, ambillah keping-keping beban tersebut satu persatu sehingga tidak ada
keping beban di dalam ember (m beban,( m-1) beban,…., 0 beban) . Setiap kali
pengambilan keping-keping beban dari ember kedudukan jarum penunjuk dicatat.
5. Ulangi langkah no. 2,3 dan 4 tetapi sekarang ember digetarkan naik turun (ingat
getaran yang muncul haruslah selaras sederhana). Catat periode getaran T dengan cara
mencatat waktu untuk n getaran/ (p getaran). Banyaknya getaran ditentukan oleh
asisten.
3.3 Metode Analisa Data

Metode pada praktikum ini menggunakan pengamatan langsung dengan prinsip


Hukum Hooke; yaitu dengan cara pegas digantung pada statif dengan beban yang bervariasi
(bertambah dan berkurang), massa beban diukur berikut ember dan pegas, dan konstanta
pegas diketahui dengan menggunakan metode grafik. Untuk memperoleh nilai periode,
dilakukan praktikum ini dengan cara menarik pegas ke bawah sejauh kurang lebih 5 cm
kemudian dilepaskan, kemudian waktu yang diperlukan beban untuk melakukan 10 kali
getaran dihitung. Selanjutnya konstanta pegas dapat ditentukan menggunakan perhitungan
metode grafik. Pada percobaan osilasi pegas, pegas ditarik ke bawah tidak terlalu jauh
karena untuk mencegah beban yang dikaitkan pada pegas terlepas dari pegas, sehingga nilai
periode masih dapat ditentukan.

HASIL

4.1 PENIMBANGAN

Massa (gram)
Beban Ember Pegas
6, 7 gram 54, 2 gram 2, 9 gram
7, 3 gram 54, 2 gram 2, 9 gram
7, 2 gram 54, 2 gram 2, 9 gram
7, 5 gram 54, 2 gram 2, 9 gram
7, 8 gram 54, 2 gram 2, 9 gram

4.2 PEMBEBANAN

STATIS KEDUDUKAN JARUM


BEBAN Penambahan Pengurangan Rata-rata
0 0 0 0
M1 0, 6 0, 4 0, 5
M1 + M2 1, 2 1, 2 1, 2
M1 + M2 + M3 1, 8 1, 8 1, 8
M1 + M2 + M3 + M4 2, 4 2, 5 2, 45
M1 + M2 + M3 + M4 + M5 3, 1 3, 1 3, 1

DINAMIS PERIODE GETARAN


BEBAN Penambahan Pengurangan Rata-rata
0 0, 4 0, 41 0, 405
M1 0, 46 0, 44 0, 45
M1 + M2 0, 46 0, 46 0, 46
M1 + M2 + M3 0, 48 0, 48 0, 48
M1 + M2 + M3 + M4 0, 5 0, 49 0, 495
M1 + M2 + M3 + M4 + M5 0, 52 0, 52 0, 52

Dicari F dari beban, yaitu

1. M1 = 0,5 cm =0,005 m
2. M1 + M2 = 1,2 cm =0,012 m
3. M1 + M2 + M3 = 1,8 cm =0,018 m
4. M1 + M2 + M3 + M4 =2,45 cm =0,0245 m
5. M1 + M2 + M3 + M4 + M5 = 3,1 cm =0,031 m

Mencari F dengan rumus F = m . g

Beban 1 = 0,0067 x 9,8 = 0,06566

Beban 2 = 0,0073 x 9,8 = 0,07154

Beban 3 = 0,0072 x 9,8 = 0,07056

Beban 4 = 0,0075 x 9,8 = 0,0735

Beban 5 = 0,0078 x 9,8 = 0,07644

PEMBAHASAN

Pada percobaan praktikum M4 ini tentang keterangan gaya pegas ini menggunakan
hukum hooke, yang dengan cara melakukan percobaan ini menguntungkan pegas dengan
variasi keeping-keping bahan, lalu diukur panjang pegas, digantungkan ember pada pegas, di
lihat berapa perpanjang pertambahannya, lalu masukan keeping beban satu persatu, dengan
mencatat dan melihat berapa pertambahannya, lalu masukan keeping beban satu persatu,
dengan mencatat dan melihat berapa pertambahan pertambah panjang pegas. Setelah itu,
kurangkan beban satu persatu, dan lihat nilai pada mistar saat dikurangkan, setelah
mengambil nilai-nilai data, lalu data itu diolah/dihitung sesuai dengan pernyataan yang
dilampirkan.

GRAFIK PEMBEBANAN STATIS

X (cm)

3,1

2,45

1,8

1,2

0,5

F (N)

0,06566 0,07154 0,07056 0,0735 0,07644


2. Menghitung K dengan rumus
𝐹 = 𝐾. ∆𝓍

1. M1
0,06566
k = 0,006
= 10,94

2. M1 + M2
0,07154
k = 0,012
= 5,96

3. M1 + M2 + M3
0,07056
k =
0,018
= 3,92

4. M1 + M2 + M3 + M4
0,0735
k =
0,0245
=3

5. M1 + M2 + M3 + M4 + M5
0,07644
k =
0,031
= 2,46

10,94+5,96+3,92+3+2,46
Κ= = 5,26 N/m
5

 Mencari ∆𝑘

No k
𝑘2
1 10,94 119,68
2 5,96 35,52
3 3,92 15,37
4 3 9
5 2,46 6,05
Total 26,28 185,62
Dari hasil yang didapat dibuktikan K dapat benda berbeda-beda, seharusnya
nilai K itu sama, tetapi disini berbeda karena suhu lingkungan, rapat massa, lilitan
pegas yang ditarik ini (± 1 𝑐𝑚) hal ini agar mencegah beban lepas atau keluar dari
pegas, sehingga kita bisa menentukan priode.

Nilai K pada pegas scharusnya sama, tetapi di sini berbeda. Mungkin karena
faktor -faktor yang sudah discbutkan tadi bisa juga terjadi kelelahan yang dilakukan
pada percobaan ini, kesalahan dalam perhitungan, pengukuran pegas, gaya gesek
udara. Jadi dalam melakukan percobaan ini harus dilakukan dengan teliti.

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kedudukan jarum pada pembebanan statis memiliki jumlah waktu beban pada
penambahan dan pengurangan dengan waktu yang sama, sedangkan pada
dinamis memiliki perbedaan waktu beban pada pengurangan dan
penambahannya.
2. Semakin besar konstanta pegas, maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk
menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas
maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai