Oleh:
FAJRI WARDANA
034 2020 0091
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ir. Andi Muhammad Akbar, ST., MT., IPM.
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memeberi rahmat,
hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kantor Gabungan Dinas-Dinas
dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular di Kabupaten Luwu”.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
Shallalahu `Alaihi Wasallam, kepada para keluarga dan sahabatnya.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kantor pemerintahan yaitu merupakan tempat di laksanakannya
berbagai kegiatan pemerintahan baik administratif pemerintahan itu sendiri
maupun sebagai pusat pelayanan masyarakat. Menurut W. Gleen Howard dan
Edward Masonbrink (1963), kantor adalah pusat dari kegiatan administrasi
dan berfungsi sebagai suatu kamar kerja dan belajar, suatu ruang rapat, suatu
tempat perundingan, suatu pusat penerangan, suatu pusat pemberian layanan,
suatu ruang perjamuan dan seringkali sebagai lambang dari kedudukan. Suatu
kantor pemerintahan selalu dituntut agar dapat memberikan pelayanan yang
maksimal dan optimal baik pada para pelaku didalam bangunan tersebut
maupun bagi masyarakat yang dilayaninya. Sebagai kantor pemerintahan ada
persyaratan yang harus dapat dipenuhi (The Liang Gie, 1978:8). Kabupaten
adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah Provinsi, yang di
pimpin oleh seorang bupati. Jadi kantor gabungan dinas pemeritah daerah
merupakan bangunan yang di gunakan untuk pekerjaan administrasi dan
manejerial, serta merupakan pusat pelayanan dan pusat informasi dari
kegiatan sauatu organisasi, yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan aturan yang sesuai dengan undang-undang di wilayah Kabupaten
Luwu.
Instansi pemerintah adalah sebuah kolektif (Gabungan) dari unit
organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, meliputi Kementerian Koordinator/Kementerian
Negara/Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah kota, Pemerintah kabupaten serta lembaga-lembaga
3
pemerintahan yang menjalankan fungsi pemerintahan dengan menggunakan
APBN dan APBD. Adapun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Pemerintah Kabupaten Luwu. Terdapat ada 24 Dinas, 6 Badan, 2 Sekretariat,
1 Satuan Polisi Pamong Praja, 1 RSUD, 22 Kecamatan tersebar di Kabupaten
Luwu.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah memerlukan sarana
dan prasarana, yakni kantor yang representatif. Kantor Pemerintahan
merupakan wadah aktifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, tempat
wakil rakyat mengatur jalannya pemerintahan dan pembangunan di segala
sektor kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kantor
Pemerintahan memerlukan tuntutan khusus, yakni wadah yang berperan
sebagai simbol filosofis, fungsionl, dan teknis, serta fungsi keterbukaan
sebagai simbol wakil dari masyarakat suatu daerah. Pada setiap tahun
Pemerintah Daerah meningkatkan Kinerja dari masing-masing Instansi Dinas
Pemda dan perangkat Pemda lainnya. Meningkatnya aktivitas kantor dalam
pemerintahan daerah kabupaten luwu sehingga berpengaruh pada kebutuhan
ruang kantor Pemerintahan Kabuapten Luwu. Dari 24 Dinas di kabupaten
luwu sebanyak 6 Dinas tidak lagi Representatif kebutuhan ruangnya dengan
aktifitas dalam kantor. Instansi dinas yang masuk dalam 6 kategori tersebut
yaitu ; Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DUKCAPIL), Dinas Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi, dan Dinas Lingkungan Hidup.
Dalam perancangan kantor gabungan dinas-dinas pemerintah daerah
Kabupaten Luwu, yang mengoptimalkan pendekatan Arsitektur Neo-
Vernakular yaitu pembaharuan terhadap arsitektur yang berbentuk dari proses
yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, sikap, dan
kebudayaan ditempat asalnya. Dalam penerapan Arsitektur Neo-Vernakuar
pada kantor gabungan dinas pemerintah kabupaten luwu maka penerapan
4
konsep tema yang diangkat atas perilaku,sikap, dan kebudayaan daerah
Kabupaten Luwu. Arsitektur neo-vernakular tidak hanya menerapkan elemen-
elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik
seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan
dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim
lokal, material dan adat istiadat (Leon Krier, 1971).
Arsitektur Neo-Vernakular merupakan suatu paham dari aliran
Arsitektur Post- Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme
yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi
perkembangan teknologi industri.Neo berasal dari bahasa yunani dan di
gunakan sebagai fonim yang berarti baru. Sedangkan Vernakular, berasal dari
Vernacullus yang berarti local, pribumi. Jadi Neo-Vernakular berarti bahasa
setempat yang di ucapkan dengan cara baru. Arsitektur Neo-Vernakular
merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan
kaidah-kaidah normatif, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam
kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan
lingkungan. “Pada intinya arisitektur Neo-Vernakular merupakan perpaduan
antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19”.
Diharapkan dapat ditemui sebuah pembaharuan baru terhadap konsep
yang diterapkan pada gedung kantor gabungan dinas pemerintah Kabupaten
Luwu. Dapat memberi dampak yang baik dalam lingkup pemerintahan daerah
kabupaten Luwu dan juga pada masayarakat Kabupaten Luwu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyusun konsep perencanaan dan perancangan Kantor
Gabungan Dinas-Dinas dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular di
Kabupaten Luwu?
5
2. Bagaimana rancangan Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah Daerah di
Kabupaten Luwu dapat memaksimalkan ruang sesuai dengan aktivitas kantor
dan mencapai penerapan Arsitektur Neo-Vernakular ?
C. Tujuan
1. menyusun konsep perencanaan dan membuat desain Kantor Gabungan Dinas-
Dinas Pemerintah Daerah di Kabupaten Luwu dengan pendekatan Arsitektur
Neo-Vernakular yang memenuhi fasilitas dalam Pelayanan masyarakat dan
menunjang aktifitas kegiatan kantor.
2. Merancang desain Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah Daerah di
Kabupaten Luwu dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular.
2. Batasan Pembahasan
a. Fungsi utama kantor gabungan dinas-dinas pemerintah daerah untuk
pekerjaan administrasi dan manejerial, serta merupakan pusat pelayanan dan
pusat informasi dari kegiatan sauatu organisasi, yang memiliki kekuasaan
untuk membuat dan menerapkan aturan yang sesuai dengan undang-undang di
wilayah Kabupaten Luwu.
b. Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular dalam pengaplikasiannya dalam
bentuk bangunan, pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah
6
normatif, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat
serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan.
F. Sistematilka Pembahasan
Sistematika penyusunan laporan ini dijelaskan berdasarkan bab-bab antara
lain:
7
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan,
lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang tujuan pustaka berupa studi literature, studi kasus, dan
resume kasus studi bangunan.
BAB III : TINJAUAN KHUSUS
Menguraikan secara khusus lokasi perancangan dan analisis kebutuhan ruang
perancangan Kantor Gabungan Dinas-Dinas Pemerintahan Kabupaten Luwu
(Arsitektur Neo-Vernakular).
BAB IV : KONSEP PENDEKATAN DESAIN
Membahas tentang pendekatan desain, konsep perancangan yang terdiri dari
olah tapak, tata massa, kebutuhan dan besaran ruang, utilitas serta penerapan
konsep perancangan yang ada pada bangunan.
BAB V : TRANSFORMASI DESAIN
Bab ini membahas tentang transformasi desain Kantor Gabungan Dinas-Dinas
Pemerintahan Kabupaten Luwu
secara lengkap
BAB VI : HASIL DESAIN
Bab ini membahas tentang pengaplikasian desain pada perancangan Kantor
Gabungan Dinas-Dinas Pemerintahan Kabupaten Luwu secara lengkap.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
Sekretariat daerah merupakan unsur staf pemerintah daerah yang dipimpin
oleh sekretaris daerah yang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala daerah (Bupati).
b. Dinas Daerah
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh
seorang kepala dinas yang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala daerah melaluisekretaris daerah.
c. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga teknis daerah merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah yang
dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
14
iii. Open Plan, bentuk penataan open plan adalah bentuk penataan geometri yang
kaku, layout ruangan yang sangat luas, susunan ruang fleksibel menurut
kebutuhan pemakai, dan berdasarkan pembagian sub definisi dan ruang kerja.
Gambar II.3. Open Plan
16
• Pameran lukisan
7. Kantor Pemerintah
i. Kegiatan pelayanan terhadap masyarakat
• Pelayanan perijinan
• Pelayanan informasi
ii. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
• Penyuluhan untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat
iii. Kegiatan Koordinasi
• Koordinasi antara walikota dengan seluruh perangkat pemerintahan
• Koordinasi sekwilda beserta staffnya
iv. Kegiatan Komunikasi
• Hubungan antara para pejabat atau satuan pada tingkat jenjang organisasi
yang kurang lebih sederajat
• Karakter dari kegiatan ini adalah berupa perintah dan petunjuk secara
lisan maupun tertulis, berupa laporan lisan maupun tertulis, dilakukan
secara berkumpul maupun rapat berkala.
8. Menurut Martinez (1990) dan Quible (2001), ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan guna mendesain layout kantor yang efektif, antara
lain :
1) Menganalisis hubungan antara peralatan, informasi, dan pegawai dalam
arus kerja,
2) Mengondisikan arus kerja agar bergerak dalam bentuk garis lurus dan
meminimalisir kemungkinan terjadinya crisscossing dan backtracking,
3) Pegawai maupun tim kerja yang melakukan pekerjaan serupa harus
ditempatkan dalam area yang berdekatan,
4) Pegawai maupun divisi yang berhubungan dengan publik harus
ditempatkan berdekatan dengan pintu masuk Kantor,
17
5) Pegawai maupun tim kerja yang membutuhkan konsenterasi harus
ditempatkan di ruang kerja yang suasananya lebih tenang,
6) Alokasi ruang harus berdasarkan posisi, pekerjaan yang dilakukan, dan
peralatan khusus yang diperlukan masing-masing individu,
7) Furnitur dan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan,
8) Lorong harus nyaman dan lebaruntuk mengantisipasi pergerakan yang efisien
dari pekerja,
9) Perimbangan keamanan harus diberikan prioritas tinggi,
10) Area terbuka yang besar lebih efisien dibandingkan ruangan kecil yang
tertutup,
11) Provinsi yang tepat bagi pencahayaan, dekorasi, AC, kelembaban dan kontrol
suara,
12) Memperhatikan kebutuhan perluasan Kantor di masa datang,
13) Pekerjaan harus datang pada pegawai, bukan sebaliknya.
9. Arsitektur Neo-Vernakular
Menurut Tjok Pradya Putra (2014), Vernacular berasal dari bahasa
Yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru. Jadi Neo-Vernacular
berarti bahasa setempat yang diucapkan dengan cara baru, arsitektur Neo-
Vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik
fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosofi, tata ruang)
dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara
empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mengalami
pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa
mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Pembaharuan ini dapat
dilakukan dengan upaya eksplorasi yang tepat.
Arsitektur Neo-Vernacular adalah salah satu paham atau aliran yang
berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada
18
pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton
(bangunan berbentuk kotak-kotak). Ada enam aliran yang muncul pada era
Post Modern menurut Charles A. Jenck diantaranya, Historiscism, Straight
Revivalism, Neo-Vernakular, Contextualism, Methapor dan Post Modern
Space.
a) Deddi Erdinono (2011) menyatakan bahwa ada empat model pendekatan yang
harus diperhatikan terkait dengan bentuk dan makna dalam merancang dan
memodernisir bangunan tradisional dalam konteks kekini-an, yaitu
kecenderungan terjadinya perubahan- perubahan dengan paradigma, yaitu:
1) Bentuk dan maknanya tetap
2) Bentuk tetap dengan makna baru
3) Bentuk baru dengan makna tetap
4) Bentuk dan maknanya baru.
Perubahan paradigma yang akan tetap diterapkan pada bangunan yakni bentuk
baru dengan makna yang tetap. Pada pendekatan bentuk baru dengan makna
tetap, penampilan bentukan arsitektur Neo-Vernacular dapat menghadirkan
bentuk baru dalam pengertian unsur-unsur lama yang diperbaharu, jadi tidak
lepas sama sekali karena terjadi interpretasi baru terhadap bentuk lama yang
kemudian diberi makna yang lama untuk menghindari kejutan budaya (culture
Shock).
b) Ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular, Arsitektur Neo-Vernakular memiliki 10
(sepuluh) ciri-ciri (Deddi Erdiono,2011) sebagai berikut :
1) Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau populer.
2) Membangkitkan kembali kenangan historik.
3) Berkonteks urban.
4) Menerapkan kembali teknik ornamentasi.
19
5) Bersifat representasional (mewakili seluruhnya).
6) Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain).
7) Dihasilkan dari partisipasi.
8) Mencerminkan aspirasi umum.
9) Bersifat plural
10) Bersifat ekletik
Rumah adat Langkanae terdiri atas tiga bagian, ada kolong (sullu), ale
bola, dan palandoang/rakkeang (loteng). Bentuk rumah adat tradisional pada
umumnya adalah rumah panggung yang merupakan simbol budaya
masyarakat karena dianggap bahwa rumah panggung itu harus mempunyai
tiang-tiang utama yang disebut pim posi’ atau (posi bola). yang merupakan
kebudayaan Luwu dan setiap perbuatan yang kita lakukan harus mappisabbi’
(minta izin) pada pim posi’. Rumah adat Langkanae berbentuk persegi empat
yang mempunyai empat unsur yaitu tanah, api, air dan angin yang dari
keempat unsur ini harus seimbang tidak boleh saling terputus.
22
Timpa laja pada rumah adat langkanae. Ketika berada di daerah atau
halaman rumah adat Langkanae kita akan melihat ukiran kanji berada pada
lesplan/pinggiran dari rumah. Ukiran kanji sama maknanya dengan simbol
Luwu yang berada di logo Kedatuan Luwu.
23
orang menyebutnya Sulapa’Eppa atau jasat dari keempat unsur (tanah, api,
air, dan angin). Dan jika dibawa keaksara Lontara ini adalah huruf sa dan
dalam aksara arab dia alif. bala suji diartikan sebagai pagar yang suci. Jika
tuhan dalam bahasa Arab dimulai dari huruf alif, maka tuhan dalam aksara
Lontara dimulai dari huruf sa (sheuwa) atau orang biasanya menyebutkan
Dewata Seuwae.
Tangga (sapana) merupakan simbol rumah adat, tangga tidak boleh genap
harus ganjil yang bermakna hidup karena yang akan tinggal di rumah adalah
mahluk hidup. Kita sekarang adalah ganjil karena yang genap itu adalah
sempurna, manusia sempurna hanya jika mati/meninggal oleh sebab itu
karena kita dalam kehidupan semua dibuat dalam keadaan ganjil karena
kematian itu adalah genap artinya sempurna.
Dari pembangunan gedung-gedung pemerintahan di Kabupaten Luwu
banyak mengambil model atap dari Langkanae, pada bagian atap berbentuk
prisma dan memakai tutup bubungan (Timpa Laja) sebanyak 5 susun.
24
Gambar II.8. Kantor Bupatu Kabupaten Luwu
Sumber : (Google Maps Aslah Abdul) 2023
25
terutama pada daerah kota.
Seiring ditetapkannya UU RI Nomor 22 tahun 1999 kemudian ditindak
lanjuti dengan peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 tentang operasi
Perangkat Daerah, dimana otonomi daerah juga telah memberikan
kewenangan yang cukup luas kepada pemerintah kota dalam menentukan dan
menetapkan struktur organisasi perangkat daerah yang diinginkan yang
tentunya disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
Adapun organisasi perangkat daerah Kabupaten Luwu adalah sebagai
berikut:
a. Unsur pembantu pimpinan
1) Sekretariat Daerah
2) Sekretariat DPRD
b. Unsur pelaksana
1) Dinas daerah
2) Cabang dinas
3) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
4) Kelompok jabatan fungsional
c. Unsur penunjang
1) Lembaga Tenkis
2) BUMP
2. Macam Dan Jenis Kantor Dinas
Kantor dinas yang ada pada setiap daerah, dalam pengadaannya
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Dalam hal ini ditentukan oleh
potensi dan kebutuhan setiap daerah. Adapun dinas yang saat ini dibawahi
oleh pemerintah Kabupaten Luwu:
26
Tabel II.1 Jumlah Kantor dinas dan pegawai di tiap Instansi di Kabupaten
Luwu.
No Unit Kerja
. Jumlah
Pegawai
2. Dinas Kesehatan 75
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 78
4. Dinas Peumahan dan Kawasan Permukiman 87
5. Dinas Pemadam Kebakaran 89
6. Dinas Sosial 65
7. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi 50
8. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan 49
Perlindungan Anak
9. Dinas Ketahanan Pangan 50
10. Dinas Pertanian 70
11. Dinas Lingkungan Hidup 57
12. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 64
13. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 50
14. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga 70
Berencana
15. Dinas Perhubungan 68
16. Dinas Komunikasi, Informatika dan 49
Persandian
17. Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian 45
18. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan 40
Terpadu
27
Satu Pintu
19. Dinas Kepemudaan dan Olahraga 30
20. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 39
21. Dinas Perikanan 48
22. Dinas Pariwisata 35
23. Dinas Perdagangan 40
24. Dinas Pertanahan 50
(Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kab. Luwu tahun 2021)
3. Tugas dan Fungsi Dinas
Kantor dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dikepalai
oleh seorang kepala dinas dan bertanggung jawab kepada kepala daerah
setempat, memiliki tugas pokok sebagai berikut:
a. Melaksanakan sebagian unsur rumah tangga daerah dalam bidang yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Melaksanakan tugas pembantu yang diserahkan oleh kepala daerah
kepadanya Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, maka Dinas
secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Merumuskan kebijakan teknis pemberian bimbingan dalam bidang yang
menjadi tanggung jawabnya yang ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Melaksanakan sesuai dengan tugas pokoknya dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tugas dinas daerah menurut peraturan daerah nomor 8 tahun 2016 tentang
pembentukan dan susunan perangkat daerah.
1) Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
28
a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pendidikan;
b. pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang pendidikan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang pendidikan;
d. Pelaksanaan administrasi dinas urusan pemerintahan bidang pendidikan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
2) Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
Kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang Kesehatan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang
Kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi dinas urusan pemerintahan bidangKesehatan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3) Dinas Sosial
Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahanbidang sosial;
b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang sosial;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahanbidang sosial;
d. Pelaksanaan administrasi dinas urusan pemerintahan bidangsosial; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
29
C. Tinjauan Arsitektural Rancangan
Tinjauan arsitektural rancangan merupakan pedoman yang digunakan
dalam perancangan sebagai acuan standar arsitektural rancangan. Pada
perancangan kantor gabungan dinas-dinas Kabupaten Luwu, tinjauan
arsitektural rancangan sangat diperlukan dan harus terpenuhi agar
menghasikan kantor gabungan dinas-dinas Kabupaten Luwu. yang mampu
mengatasi kebutuhan ruang dari kedinasan yang perlu tercakup, nyaman dan
aman bagi pengguna serta lingkungan baik itu alam maupun sosial. Tinjauan
arsitektural rancangan pada kantor gabungan dinas-dinas yang nantinya akan
dibutuhkan dan digunakan, yaitu:
1. Ruang Kantor
Perancangan gedung pemerintahan terpadu di kabupaten Bone didalamnya
terdapat 23 kantor dinas atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Setiap
kantor memilki standar ruang kantor yang umum dan memilki standar ruang
yang sama. Setiap kantor dinas di Kabupaten Luwu yang akan digabung di
kantor gabungan dinas-dinas, terdapat standar raung yang sama, diantaranya:
01 0 03
2
Resepsionis • Tempat tunggu -25 orang (3
• Tempat lapor pegawai dan
22 tamu
-Luas: 100m2
R. Pertemuan • R.Pertemuan lapangan Luas: 156m2
30
• R.Pertemuan 1 kantor
Dinas
• R.Pertemuan
Antar Kantor Dinas
Lounge • Relaksasi -Luas: 100m2
• Pantry
Display -Luas: 100m2
R.Kepala Dinas • Tempat Kerja kepala 3 orang ( 1 Kepala
Dinas dinas
• Tempat RapatKecil dan 2 tamu)
-Luas: 14m2
AntarKepala Bidang
• Toilet Tempat duduk
tamu
R.Sekretaris dan • Tempat KepalaBidang -Luas:60m2
Sekretariat • Toilet
• Tempat Kepalaseksi
• Tempat Kepala seksi
• Tempat RapatKecil antar
Seksi
Tempat Tamu
R.Per Bidang • Tempat Kepala Bidang -Luas 50m2
• Toilet
• Tempat Kepalaseksi
• Tempat Kepalaseksi
• Tempat Rapat Kecil
antar Seksi
Tempat Tamu
Toilet • Toilet -Luas: 12m2
• Wastafel
01 02 03
Gudang • Tempat penyimpanan - Luas: 12m2
dokumen
• Tempat penyimpanan
peralatan kantor
Musholla • Musholla -Luas: 30m2
• Wudhu
Kantin • Pantry -Luas: 138m2
• Both makan
31
•Dapur
•Wastafel
•Tempat makn
R.Keamanan dan •Tempat pantauCCTV -Luas: 20m2
Informasi •Tempat SoundSystem
•Tempat informasi
R.Koordinator •Tempat KoordinatorUPT -Luas: 30m2
Lapangandan •Tempat Koordinator
Penyuluhan Lapangan
• toilet
Sumber: Survey kantor Dinas, 2021
2. Penangkal Petir
Penangkal Petir merupakan salah satu standar yang wajib ada pada kantor
terpadu. Bangunan kantor terpadu yang highrise dan cuaca Kabupaten Bone
yang ekstrem ketika memasuki musim hujan, mengharuskan adanya
penangkal petir pada bangunan tersebut agar tidak menimbulkan hal yang
tidak diinginkan seperti kebakaran akibat sambaranpetir.
Penangkal petir merupakan rangkaian alat-alat yang difungsikan untuk
menyalurkan sambaran petir yang akan mengenai bangunan langsung ke
tanah. Penangkal petir dianggap efektif karena mengurangi kerugian terkait
kebakaran dan kerusakan structural akibat sambaran petir.
Ada 3 bagian utama pada penangkal petir ;
a) Batang penangkal petir(konvensional, system radius, dan elektrostatik)
• Penangkal petir konvensional muatan listrik mempunyai sifat mudah
berkumpul akan memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik
yang ada di awan menuju ke batang tembaga yang runcing yang dipasang di
bagian puncak bangunan.
• Penangkal petir system radius, memiliki kelebihan yaitu memiliki kelebihan
yaitu memiliki cakupan wilayah proteksi terhadap petir yang jauh lebih luas.
Namun system ini harus memiliki system grounding yang bagus yang jauh
32
dibawah nilai resistansi 1 Ohm.
• Penangkal petir system elektronik: pengembangan dari konvensional, lebih
modern (lightning conductor).
b) Kabel konduktor murni penangkal petir
• Meneruskan aliran muatan listrik dari batang tembaga penangkal petir yang
bermuatan listrik menuju ke bawah tanah. Diameter jalinan kabel konduktor
sekitar 1 cm hingga 2 cm.
• Kabel konduktor penangkal petir tersebut dipasang pada dinding dibagian luar
bangunan dan sebaiknya dilapisi bahan isolasi untuk menuju kebawah tanah.
c) Tempat pembumian / pertahanan penangkal petir
• Tempat pembumian berfngsi untuk mengalirkan muatan listrik dari kabel
konduktor ke batang pembumian (grounding rod) yang tertanam di tanah.
Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis tembaga baja, dengan
diameter 1.5 cm dan panjang 1,8-3 m
33
D. Studi Preseden Berdasarkan Judul
1. Kantor Pemerintah Kabupaten Malang
Studi banding yang terkait dengan obyek adalah bangunan Kantor
Pemerintah Kabupaten Malang, yang berlokasi di Jl. Panji, Kepanjen.
Perkantoran berlantai delapan beserta Kantor Bupati dibangun dalam satu
kawasan seluas ±4,5 hektare. Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang,
Romdhoni (2010): “Bangunan perkantoran didesain delapan lantai untuk
efisiensi lahan. Sekitar 40 persen di antaranya difungsikan sebagai ruang
terbuka hijau seperti taman dan fasilitas sosial lainnya”
34
Gambar II.11 Kantor pemerintahan Malang
Sumber: Search Google
36
Gambar II.13. Balai Kota Semarang
Sumber: https://www.sketchup.com
37
Sedangkan pelayanan pada masyarakat sepert pencetakan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-el) masih menggunakan Kantor lama.
38
Kabupaten kampar di bukit candika kota bangkinang, daerah ini merupakan
kompleks terpadu Kantor pemerintahan Kabupaten Kampar. kompleks Kantor
pemerintah secara langsung maupun tidak langsung meniru konsep Kantor
pemerintah di negara malaysia yang semua Kantor pemerintah di bangun di
dalam satu kompleks biar lebih mudah untuk segala urusan.
39
2. Kantor Bupati Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Pelalawan ini berasal dari sebagian wilayah Kabupaten
Kampar yang terdiri atas 4 (empat) Wilayah kecamatan, Yakni : kecamatan
Langgam, kecamatan Pangkal Kuras, kecamatan Bunut dan kecamatan Kuala
Kampar. (Bab II. Pasal 3 Tentang Pembentukan, Batas Wilayah dan Ibukota).
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 53 Tahun 1999,
Kabupaten Palalawan terdiri dari 4 (empat) kecamatan, namun setelah terbit
Surat Dirjen No.138/1775 Tanggal 21 Juni 1999 tentang pembentukan 9
(sembilan), yakni terdiri atas 4 kecamatan induk dan 5 kecamatan pembantu.
Kantor Bupati Kabupaten Pelalawan berlokasi di Jl. Sultan Syarif Hasyim,
Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Dilihat dari bentuk atapnya,
bangunan Kantor Bupati ini mengadopsi bentuk dari bangunan rumah adat
daerah setempat, yaitu rumah tradisional gadang.
40
Disamping itu, tata ruang disusun sedemikian rupa yang mengambarkan
hubungan kegiatan untuk memudahkan pencapaian kegiatan yang berorientasi
kepada kegiatan itu sendiri. Karena itu, maka modal ruang mengacu kepada
standar ukuran atau dimensi ruang dan struktur yang masih dilengkapi dengan
pencahayaan alami dan buatan serta penghawaan alami dan buatan. Bangunan
Kantor yang memiliki luas kurang lebih 12.100 meter persegi itu memiliki tiga
lantai dasar yakni lantaidasar, lantai satu dan lantai dua.
3. Kantor Gabungan Dinas Pemerintah Makassar
Lokasi Kantor Gabungan Dinas Pemerintah Kota Makassar di jalan Urup
sumoharjo No. 8 Makassar. Kantor gabungan dinas ini merupakan milik
pemerintah Kota Makassar, yang bertanggung jawab kepada wali kota. Kantor
ini memiliki bebrapa dinas dan kantor, antara lain sebagai berikut:
a. Dinas Pekerjaan Umum
b. Dinas Pendapatan Daerah
c. Dinas Tata Bangunan
d. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Keindahan
e. Kantor Pelayanan Perizinan
f. PD. Pasar Makassar Daya
g. Bank Sul-Sel Kantor Kas Maccini
Kantor Gabungan Dinas ini memilki lima unit bangunan yang ditempatkan
pada satu lokasi. Masing-masing bangunan tersebut berlantai dua dengan
pendekatan konsep rancangan mengacu pada arsitektur vernakular Makassar.
Semua unit bangunan di tempatkan mengelilingi lapangan upacara.
41
Gambar II.17/. Tampak Atas kantor Gabungan Dinas Kota Makassar
Sumber: Google Maps (2020)
42
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
45
peruntukkan untuk Pusat Kegiatan Lokal yang di singkat PKL adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten
/ Kota atau beberapa kecamatan. PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a berada di Kota / Kecamatan Belopa. Dalam perencanaan Kantor
Gabungan Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Luwu akan di pilih tapak di
Kota / Kecamatan Belopa, karena sesuai dengan peraturan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Luwu. Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah dalam
menyelenggarakan otonomi daerahnya, berhak mengatur sendiri urusan
pemerintahannya.